14 RESENSI
No 145 Tahun XV Trimingguan | Edisi November 2015
Resep Sukses Kuliah dari Anak FISIP
Oleh Yola Savitri
dari buku berjudul “Sukses Kuliah Ala Anak Fisip” ini. Buku yang ditulis oleh empat kontributor ini bukan sekadar buku motivasi membosankan seperti kebanyakan. Misalnya pada bab selanjutnya pembaca diajak menjelajahi bagian lebih ilmiah. Penjelasan mengenai esai yang dikemas dalam “Academic Writing Techniques”. Penjelasan tentang definisi dan karakteristik, format penulisan, prosedur penulisan, serta tips menulis esai dan makalah dipaparkan secara lengkap dan mendetail. Dan bada bab membahas “UTS dan UAS ala Anak Kuliahan”. Dengan penulisan yang ringan pembaca akan memahami esensi menghadapi UTS dan UAS dengan baik alias memahami kejujuran. “Where Will I go After Study?” sesuai judulnya, pada bab ini membahas seputar rencana usai gelar sarjana didapat.
Judul : Sukses Kuliah Ala Anak FISIP Penulis : Budi Kurniawan PenerbiT : Aura Publishing Jumlah halaman: x + 104 hlm
Dilengkapi juga dengan beberapa kutipan terkait dengan topik yang menginspirasi dari tokoh-tokoh terkenal. Bab ini juga menjadi wadah informasi bagi scholarship hunters karena di dalamnya dijelaskan mengenai beberapa beasiswa dalam dan luar negeri yang menjanjikan berikut persyaratan serta catatan pengalaman mendapatkan beasiswa pascasarjana ke Australia yang ditulis oleh penulis utama buku ini. Seperti menjadi bonus bagi pembaca, pada bab lima diberikan dua contoh maha-
siswa FISIP berprestasi dengan dua karakteristik dan bidang keilmuan, pengalaman serta keahlian yang bertolak belakang. Persamaan antara keduanya adalah mereka dianggap layak untuk menginspirasi pembaca. Penulis utama, Budi Kurniawan yang merupakan Kepala Laboratorium Politik Lokal dan Otonomi Daerah FISIP Unila serta dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila telah menyusun buku ini dengan apik dan runut sehingga pembaca dapat memahami isi buku
serta perpindahan bab dengan baik. Namun, hadirnya empat penulis lain yang menjadi kontributor dalam buku ini, membuat kualitas tulisan tidak sama, cenderung naik turun. Beberapa kesalahan pengetikan pun ditemukan pada bab pertama membuat pembaca sedikit terganggu. Meskipun berembel-embel “anak FISIP” buku ini sangatlah layak dan pas untuk dibaca oleh mahasiswa lintas jurusan karena informasi yang terdapat di dalamnya tidak melulu dikhususkan bagi mahasiswa FISIP. =
tetap pake, karena emang lagi trend dan saya suka modelnya,” ujar mahasiswi FKIP Bimbingan Konseling ’14 ini. Kesan tak etis dan kurang sopan pun diungkapkan Anang Gawiduta (FKIP Pend. Jasmani Kesehatan dan Rekreasi ’14 ). Menurutnya rok pensil dengan belahan, apalagi yang terlampau tinggi dinilai kurang pantas dikenakan wanita terutama seorang calon tenaga pendidik. Dosen FKIP Bimbingan Konseling Unila yang juga lulusan Psikologi Universitas
Gadjah Mada (UGM), Diah Utaminingsih memaparkan bahwa cara berpakaian seseorang merupakan cerminan rasa percaya diri (self confidence) pemakainya. Menurutnya, ketika seseorang memiliki kepercayaan diri terhadap apa yang ia kenakan, maka rasa nyaman akan timbul dengan sendirinya. “Sebenarnya sah-sah saja untuk seseorang menggunakan rok span model pensil, selama ia merasa nyaman,” ungkapnya. Perasaan ingin diakui menjadi faktor pendorong mengapa seseorang ingin mengenakan sesuatu yang sedang trendy. Seseorang tersebut berharap dapat menunjukkan eksistensinya di dalam suatu kelompok tertentu. Yang perlu menjadi perhatian bagi penggemar rok pensil adalah bagaimana semestinya menempatkan diri dengan pakaian tersebut. Menurutnya, keadaan psikologi bagi seseorang yang melihat memang berbeda, tergantung persepsi dan gender. Sehingga dampak yang ditimbulkan pun berbeda. =
Repro
M
enjadi mahasiswa sejatinya mampu bertahan dengan pijakan kakinya sendiri pada masa-masa sulit selama kuliah. Mahasiswa dituntut agar bisa melakukan banyak hal dan berpikir kritis terhadap kondisi sosial-ekonomi di sekitarnya. Mahasiswa dihadapkan pada sebuah laboratorium peradaban sebelum menghadapi realita kehidupan. Mengenali potensi diri menjadi salah satu bekal utama mahasiswa untuk dapat memaksimalkan hasil penelitian di laboratorium peradaban tersebut tanpa mengabaikan masalah dalam meraih mimpi dan mengatasinya dengan cerdik. “Mahasiswa Pemimpi” begitulah buku ini dibuka, percikan semangat coba penulis hadirkan lewat bab pertama atau disebut sebagai bab pencerahan diri sebelum bergumul menuju bagian-bagian lain
LIFESTYLE
TRENDY DAN EKSIS
S
alah satu item yang lekat dengan wanita adalah rok. Menggunakan rok merupakan cara jitu agar tampilan terlihat feminim. Rok juga serasi dipadupadankan dengan kemeja, kaos, maupun sweater. Banyak model rok yang sedang trend sepanjang tahun ini, salah satunya rok pensil (Pencil Skirt). Modelnya lurus dan ketat, cenderung memperlihatkan bentuk tubuh penggunanya. Beberapa jenis rok pensil bahkan dilengkapi belahan di belakang, memberikan kesan seksi nan elegan. Penggemarnya mulai dari perempuan tak berhijab hingga yang berhijab. Melita Fisilia Olani (FKIP Bahasa Inggris ’14) salah satunya, mahasiswi berhijab ini gemar mengenakan rok termasuk model pensil. “Rok pensil dengan belahan menurut saya lucu aja. Lagian menyesuaikan badan saya yang kecil. Rok model pensil juga membuat saya lebih percaya diri,” ujarnya. Menjadi mahasiswi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendi-
dengan Rok Pensil
dikan (FKIP) Unila memang mengharuskannya memakai rok saat berkuliah. Meski awalnya hanya ikut-ikutan, akhirnya ia mulai mengisi lemarinya dengan beberapa koleksi rok berbagai warna dan motif sejak semester pertama. Berbeda dengan Melita, Lisa Fatmala (FKIP Bimbingan Konseling ’14) mengaku jarang menggunakan rok pensil meski ia memilikinya. Ia lebih nyaman memakai rok pendek. “Saya lebih sering pakai rok pendek, tapi saya punya beberapa rok model pensil, dan menurut saya kalau dipake terlihat lebih keren,” tuturnya. Menurut Nanda Sekar Anggita, rok pensil dengan belahan di bagian belakang memudahkannya saat sedang berjalan dan mampu memberikan kesan seksi dibanding dengan rok biasa. Model rok pensil memang sedang marak digunakan. Na-
mun kesan seksi yang melekat menimbulkan cibiran bagi pemakainya, termasuk Nanda. “Pernah sih dikomentarin sama temen-temen. Bahkan pernah diejek mirip mbak-mbak penjaga bioskop. K a d a n g m e r a s a risih s i h tapi saya
Foto Luvita Willya Hendri
Oleh Ariz Nisrina