Sriwijaya Post Edisi Selasa 31 Mei 2011

Page 14

14

SRIWIJAYA POST Selasa, 31 Mei 2011

Banyuasin, Musirawas, Lubuklinggau

Agro Wisata Jadi Sarang Macan ■ Made Center Terbengkalai ■ Di Desa Mekar Jaya Keluang SEKAYU, SRIPO - Made Center, kawasan agro wisata dengan luas sekitar 30 hektare di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang diproyeksikan untuk menjadi lahan percontohan di Desa Mekar Jaya (A6) Kecamatan Keluang, kini kondisinya terbengkalai. Areal yang digarap untuk lahan percontohan sejak Tahun 2007 itu berubah menjadi semak belukar berpagar, yang konon dihuni macan liar. Pantauan Sripo Minggu (29/5), lahan yang terletak di pinggir jalan Sekayu-Sungai Lilin ini tak ubahnya seperti semak belukar. Di tengah lahan berdiri beberapa bangunan kokoh dengan keramik mengkilat. Sepertinya sebuah perumahan staf dan aula yang tidak terawat. Rumput liar tumbuh subur di halaman

aula, sementara sebagian lantainya becek menghijau karena lumut bekas rembesan air yang bocor saat turun hujan. Sepi dan tidak ada aktivitas sebagai upaya mewujudkan kawasan ini menjadi agro wisata yang dicitacitakan sebelumnya. Pintu pagar yang terbuka sebagian, juga sudah dinaiki rumput liar yang menjalar. Menurut warga setempat, beberapa tahun terakhir tempat ini kerap digunakan anak-anak sekitar untuk bermain. Namun, karena melihat ada macan yang sering keliaran di sana, anakanak pun meninggalkan tempat itu. “Sebenarnya tempat itu tidak boleh sembarang orang masuk. Tapi karena sudah lama tidak diurus, anak-anak sering main ke sana. Belakangan kami sering lihat ada macan,

SRIPO/EKO ADIASAPUTRA

TERBENGKALAI — Made Center, kawasan dengan luas lahan sekitar 30 hektare di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terbengkalai. Foto diabadikan Minggu (29/5).

jadi takut dan tidak berani lagi anak-anak ke sana,” kata Sulimin (46). Hal senada dikatakan, Riyan (34) warga lainnya. Menurutnya, kawasan ini merupakan lahan garapan Pemkab Muba sewaktu dipimpin Alex Noerdin. Namun sejak Alex menjabat Gubernur Sumsel, areal untuk agro wisata itu tinggal nama saja Beberapa bangunan sebagai fasilitas di lahan tersebut terbengkalai. “Lahan seluas ini tidak mudah mengelolanya, butuh biaya besar,” katanya. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Muba, DR Hasbi ketika dikonfirmasi, mengatakan Madi Center ini berada dalam pengelolaan Bapeda Muba sejak empat tahun lalu. Untuk realisasi di lapangan, ditunjuk beberapa dinas terkait mengurusnya, antara lain, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, dan Dinas Perikanan. “Kita dari Dinas Pertanian dan Peternakan kebagian 10 hektare untuk dikelola. Sudah kita tanami sayur dan buah-buahan. Alhamdulillah sudah menghasilkan. Untuk yang lainnya saya tidak tahu,” ujar Hasbi seraya menambahkan, areal ini dikelola sejak tahun 2007 tercipta atas kerja sama dengan Instititut Pertanian Bogor (IPB) dengan tujuan menjadi percontohan sekaligus agro wisata untuk Kabupaten Muba. (mg1)

Air Irigasi Meluber ke Jalan MUSIRAWAS, SRIPO - Pengendara yang melewati jalan di Desa Tanahperiuk Kecamatan Muarabeliti menjadi terganggu dengan adanya genangan air di sepanjang jalan tersebut. Melewati ruas jalan itu, warga terpaksa hati-hati dan berjalan pelan, karena selain di beberapa titik tergenang air, jalanan juga berlubang sehingga pengendara tak bisa memacu kendaraannya dengan cepat. Genangan air yang terdapat di jalan Desa Tanahperiuk tersebut, disebabkan melubernya saluran irigasi

yang berada di sisi jalan. Jalan tersebut merupakan penghubung menuju Desa Airsatan, Desa Satanindahjaya, Desa Kampung Bali dan sekitarnya, serta bisa juga sebagai jalan penghubung menuju Kecamatan Tugumulyo. “Jalan ini menjadi langganan tergenang air antara lain disebabkan karena ada oknum pengusaha kolam ikan air deras yang memasang tanggul di saluran irigasi yang berada di sisi jalan. Akibatnya, air saluran lebih tinggi dari jalan, sehingga airnya melimpah,”

SRIPO/AHMAD FAROZI

MELUAP —Poros jalan Simpang Satan, tepatnya di Desa Tanahperiuk Kecamatan Muarabeliti, tergenang air yang berasal dari meluapnya saluran irigasi.

ujar Ghufron, Kepala Desa Airsatan Kecamatan Muarabeliti, Senin (30/5). Disebutkan, selaian disebabkan pengusaha kolam memasang tanggul di saluran irigasi, air saluran itu meluap bisa juga karena disebabkan endapan lumpur yang ada di saluran tersebut sudah tebal. Sehingga, saat debit air di saluran besar, maka bisa meluber ke jalan. Dikatakan, melubernya air saluran irigasi ke jalan, juga memengaruhi penurunan debit air untuk mengairi sawah petani. “Karena air di saluran sebagian tumpah ke jalan, maka debit air untuk mengairi sawah petani, terutama yang berada di ujung saluran juga berkurang,” katanya. Ditambahkan, dari informasi yang ada, jalan tersebut akan direhabilitasi oleh pemerintah, dimana tahun ini akan ada pembebasan lahan. Jalan tersebut akan diperlebar jadi 16 meter, dengan panjang sekitar empat kilometer. “Rehabilitasi jalan ini, mulai dari Simpang Satan atau Desa Tanahpeiuk, sampai ke simpang pesantren Desa Airsatan Kecamatan Muarabeliti,” tambahnya. (zie)

SRIPO/EKO ADIASAPUTRO

JAMBAN — Puluhan jamban mengapung di Sungai Musi, Sekayu. Kondisi ini cukup ironis, mengingat Muba sudah enam kali meraih Piala Adipura berturut-turut.

Sungai Musi Dipenuhi Jamban SEKAYU, SRIPO - Sungai Musi yang membelah Kota Sekayu, Ibukota Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dipenuhi oleh jamban yang berbaris di tepi sungai. Kondisi ini tentu sangat miris, karena Kota Sekayu salah satu kota yang meraih Piala Adipura hingga enam kali berturut-turut. Pantauan Sripo, Senin (30/5), di balik kesuksesan Muba sebagai kabupaten yang kerap meraih penghargaan, masih me-

miliki masalah dalam hal fasilitas dan sanitasi. Sebagian besar warga yang tinggal di pinggiran Sungai Musi, masih bebas buang hajat di aliran sungai melalui rakit terapung. Menurut warga, kondisi ini sudah berlangsung sejak nenek moyang mereka dulu, dan belum ada upaya pemerintah mencarikan solusi mengganti jamban terapung ini. Ditambah dengan kebiasaan warga yang sudah mengakar sejak lama, menjadikan

pinggiran sungai penuh dengan bong-bong yang tidak tertata rapi. Hal ini tidak hanya menjadi persoalan di tengah warga yang tinggal di bagian hilir. Tapi juga cukup mengganggu pemandangan saat melintas di jembatan musi atau yang lebih dikenal dengan simpang JM. “Sebelum saya lahir, kebiasaan buang air (hajat) di Sungai Musi ini sudah ada. Jadi ini bonus bagi kami yang tinggal di pinggir sungai, jadi tidak perlu bikin

WC lagi, dan biayanya juga tidak murah,” kata Ruslan Muhayyan (46), warga di pinggir Sungai Musi. Hal senada dikatakan Beti (34). Menurutnya sanitasi yang memprihatinkan ini sudah diakui menjadi bagian nasib mereka yang dirasa kurang beruntung. Terlebih dia dan keluarganya hingga kini masih tinggal di bangunan yang disebutnya sebagai gubuk. (mg1)

Tegur Masyarakat dengan OSM ■ SMA Methodis 4 Juara Umum BANYUASIN,SRIPO - Pengendara kendaraan yang selama ini selalu mengabaikan tertib berlalulintas di jalan raya, seperti tidak memakai helm standar, tidak memasang kaca spion, tidak menghidupkan lampu utama pada siang hari, atau tidak memiliki surat kendaraan, diharap segera merubah sikap tersebut. “Selain melanggar UU No.22 Tahun 2009 tentang lalulintas dan angkutan jalan, kondisi itu juga membahayakan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan raya,” kata Kapolres Banyuasin, AKBP Drs Ahmad Zaenudin melalui Kasat Lantas AKP Andi Supriadi SH SIk kepada Sripo, di sela-sela pemberian trofi dan piagam kepada pemenang pekan lomba bidang lalulintas di Polres Banyuasin, Senin (30/5). Diterangkan Andi, untuk memberikan penerangan dan penyuluhan tertib berlalulintas kepada masya-

rakat, pihaknya menggelar Operasi Simpatik Musi (OSM) 2011 mulai 1-20 Juni. Dalam OSM ini pihaknya juga akan membangun partnership building Satlantas Polres Banyuasin melalui beberapa kegiatan seperti polsanak, PKS Pramuka Saka. Sebagai gambaran, kasus Lakalantas di Kabupaten Banyuasin tahun ini cukup tinggi mencapai 79 kasus dengan 41 di antaranya meninggal sia-sia, 46 luka berat dan 70 luka ringan dengan kerugian material RP 392.200.000. “Bulan Mei ini saja sudah 15 kasus lakalantas, meninggal dunia 11 orang, luka berat 10 orang dan luka ringan 13 orang dengan kerugian material Rp 120 juta lebih,” katanya. Sementara itu keluar se-

bagai juara umum Pekan Lomba Bidang Lalulintas dan berhak mewakili Satlantas Polres Banyuasin

dalam lomba tingkat Polda Ssumsel yakni SMA Methodis 4 Talangkelapa. (udn)

SRIPO/SYAIFUDDIN

TROPI — Tim penilai lomba Pekan Lalulintas Ditlantas Polda Sumsel memberikan tropi dan piagam kepada pemenang lomba yang digelar Satlantas Polres Banyuasin, Senin (30/5).


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.