Sriwijaya Post Edisi Jumat 27 Mei 2011

Page 10

10

SRIWIJAYA POST Jumat, 27 Mei 2011

Sudahkah Anda Menangis Hari Ini ? “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS al-Israa’ ayat 109) URAT al-Israa’ ayat 109 ini berangkaian dengan beberapa hal. Pada ayat sebelumnya berkaitan dengan keunggulan al-Quran vis-a-vis orang-orang kafir. Sedangkan dua ayat terakhir setelah ayat 109 ini menjelaskan sifat orang-orang musyrik dan sifat-sifat ke-sempurnaan Allah SWT. Menurut Ibnu Abbas, ayat ini turun sebelum hijrah dan karena itu dinamakan ayat makiyah. Surat ini disebut juga surat Bani Israil karena pada awal surat dan dan menjelang akhir surat, Allah SWT menceritakan tentang sepak terjang keturunan Israil. Kata al-Israa’ sendiri berkaitan dengan peristiwa perjalanan Nabi SAW dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha di Palestina. Para ulama tafsir secara bulat memahami ayat di atas pada tema besar ketaatan seorang hamba. Ibnu Katsir misalnya, menyatakan bahwa mereka yang menyungkur sambil menangis adalah orang-orang yang merendahkan diri di hadapan Allah dengan keimanan yang paripurna. Selain itu, mereka menyatakan otentisitas al-Quran bersifat mutlak dan tidak ada makhluk yang kuasa menandinginya. Tentang “mereka yang bertambah khusyuk”, bagi Ibnu Katsir, adalah mereka yang senantiasa beriman dan ada dalam keselamatan akidah yang lurus. Jadi, semakin khusyu’ seseorang maka ia kian ditambahkan hidayah dan

S

ketakwaan oleh Allah SWT. Mustafa al-Maraghi berpendapat bahwa mereka yang menyungkurkan dagu sambil menangis tak lain karena ekspresi takut kepada Allah SWT ketika mendengarkan bacaan al-Quran. Pendapat al-Maraghi ini selaras dengan firmanNya: “Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS Maryam 58). Kedua, bagi al-Maraghi, hikmah dan pelajaran yang bertebaran dalam al-Quran menambah khusyu’ dan khudhu’ (merendahkan diri) dalam menjalankan perintah Allah SWT. Inilah kiranya keutamaan menangis bagi orang-orang yang bertakwa. Bersumber dari Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yakni mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tidak tidur karena berjaga-jaga di jalan Allah.” (HR Tirmidzi). Dalam kesempatan lain Nabi SAW mengatakan, “Tak akan masuk neraka seorang lakilaki yang menangis karena takut kepada Allah SWT.” (HR Muslim dan an-Nasa’i). Bahkan dikemukakan manusia yang akan mendapat perlindungan pada hari kiamat adalah, “seorang laki-laki yang berzikir kepada Allah seorang diri sambil bercucuran air matanya.” (HR Bukhari dan Muslim). Secara psikologis, menangis merupakan reaksi

Dr SyamsulYakin, MA Dosen Universitas Indonesia

emosional yang memiliki beragam motif dan motivasi. Dari sudut pandang ini, makna tangisan juga menjadi berbeda-beda. Tetapi yang pasti, tangisan seperti juga ketawa, adalah ekspresi alami yang terjadi pada diri manusia. Dua hal itu (ketawa dan menangis) selalu terjadi bergantian (atau mungkin bersamaan). Hanna Djumhana Bastaman, seorang psikolog Muslim pernah menyatakan bahwa pengalaman manusia sangat banyak ragamnya, tetapi sejatinya berkisar antara ketawa dan menangis. Pernyataan psikologis ini didukung oleh al-Quran: “Dan sesungguhnya Dia-lah yang menjadikan manusia ketawa dan meneteskan air mata.” (QS al-Najm 43). Menangis sebenarnya sudah dilakukan manusia sejak masih bayi. Tangisan bayi ini, dari perspektif psikologi Islam, bisa dimaknai: l Pertama, ketakutan akan amanah (kepercayaan atau titipan) dan perjanjian dengan Allah SWT serta bagaimana melaksanakan dan mempertanggung-jawabkannya. l Kedua, sebaliknya, menangis bagi bayi menunjukkan kegembiraan yang mendalam, karena ia tergolong makhluk yang diberi kesempatan untuk melaksanakan amanah Allah SWT. Dalam tatapan sejarah,

warisan menangis sangat sering kita dengar pada manusia dewasa, yakni dari Nabi SAW beserta para sahabatnya. Misalnya, bersumber dari Abdullah bin al-Syikhir berkata: “Saya datang kepada Rasulullah SAW, sedangkan beliau sedang salat, maka terdengarlah isak-tangis beliau yang bergemuruh di dalam dadanya, bagaikan suara air mendidih dalam bejana.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi). Bersumber dari Abu Dzar al-Ghifari, Rasulullah SAW bersabda: “Kalau salah seorang di antara kamu sanggup menangis, jangan tahan tangisan itu. Kalau tidak mampu menangis, rasakan di dalam hatimu seluruh penderitaan itu. Berusahalah untuk menangis. Karena hati yang keras dan tidak bisa menangis dijauhkan dari Allah SWT.” Bersumber dari Anas ra, Nabi SAW mengingatkan, “Andaikan kamu mengetahui seperti apa yang aku ketahui, niscaya kamu semua akan sedikit sekali tertawa dan lebih banyak menangis.” Kemudian Anas ra berkata: “Seketika itu pula para sahabat menutup muka masing-masing sambil menangis terisak-isak.” (HR Bukhari dan Muslim). Suatu hari, Rasulullah SAW menghampiri Umar bin al-Khattab yang sedang menangis, kemudian beliau bertanya, “Mengapa kamu menangis wahai putera al-Khattab. Dengan muka tersedu-sedu aku menjawab: Wahai Nabi Allah, bagaimana

aku tidak menangis melihat keadaan kamu yang sangat menyedihkan ini dan tikar yang memberi bekas kepadamu! Jauh sekali dengan apa yang dinikmati oleh kaisar dan raja-raja di sana. Sedangkan kamu, wahai Rasulullah SAW hanya memiliki ini. Rasulullah pun bersabda, wahai putera al-Khattab, maukah kamu sekiranya akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka? Aku menjawab: Sudah tentu aku mau.” (HR Bukhari dari Umar bin al-Khattab). Bukan cuma Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya saja yang seringkali bercucuran air mata, menangis. Diketahui Nabi Musa as juga dikenal sebagai pribadi yang gampang menangis. Bersumber dari Malik bin Sha’sha’ah, diriwayatkan bahwa dalam peristiwa Isra dan Mikraj, tepatnya di langit keenam, Nabi SAW bertemu Nabi Musa as dalam keadaan menangis. Kemudian dikatakan, “Apakah yang menyebabkan kamu menangis? Musa as menjawab”: Wahai Tuhanku, Engkau telah mengutus pemuda ini (Muhammad SAW) setelah aku, tetapi umatnya paling ramai memasuki surga dibandingkan dengan umatku.” (HR Bukhari). Kembali pada ayat tentang “tangisan yang berbuah khusyu’”, al-Maraghi menulis bahwa sesungguhnya orang yang diberi ilmu tetapi tidak membuatnya menangis bisa dikatakan ilmunya tidak bermanfaat baginya. Ada hubungan erat antara menangis dengan khusyu’, khusyu’ dengan berilmu dan orang yang berilmu dengan menangis. Kalau begitu, jangan malu menangis! Sudahkah anda menangis hari ini?

Khotib Sholat Jumat 27 Mei 2011 (23 Jumadil Akhir 1432 H) 1. Masjid Agung, Jl SMBadarudin II Plg .......... H..Abd Majid Dahlan 2. Masjid Raya Taqwa, Jl Telaga .......................... DR. Hatta Dahlan 3. Masjid As-Sa’adah Mapolda, Jl Sudirman ...... Drs.H. Mursyidi,GA 4. Masjid Kiai Muara Ogan, Kertapati Plg ............ H.A.Syafei yunus 5. Masjid As-Saadah ,Tl Ratu KM 5 ...................... M.Abduh M.Pd.I 6. Masjid Nurul Aisyah, Komp Poligon ..................... Susanto. S.Ag 7. Masjid Hibatul Haqqi Jl. Peltu Tulus Yahya ...... H.M. Teguh Hasan 8. Masjid Baitussalim, Komp Griya Damai Indah ....... Drs. Zulhendri 9. Masjid Al- Muhajirin Kelapa Indah KM 8 ........ Alam Sorang. S.Ag 10. Masjid Al-Jihad, Jl Ariodillah Rt 31 KM 4 ......... H.Syarief Husen 11. Masjid Al Mukhlisin, Jl Inspektur Marzuki ... .Ir.H.M.Yerizam. MT 12. Masjid Hidayattullah, Jl Sai Sahang ............ Drs. M. Aiman Fikri 13. Masjid AL- Muklish I Siring Agung Pakjo ........ A.Latief Rahman 14. Masjid Majmussalam Jl Wahid Hasim Plg .. H. Novrizal Nawawi 15. Masjid Baitul Maghfiroh Asrama Haji Plg ..... HZainal Bahri Bey 16. Masjid Yayasan Nurul Imam ...................... M. Hasyim Zam Zam 17. Masjid Yayasan Assadah Jl.DE. Panjaitan Drs. H. Ayik Ali Idrus 18. Masjid Yayasan Peribatan Islam AL Amin .............. Bakri Idham 19. Masjid Baitul Rahman Silaberanti ..................... Salni Fajar.MHI 20. Masjid Besar Jamiatul Islamiyah Kec IT I ..... A. Karim Amrullah 21. Masjid As- Salam Siring Agung IB I ................. H.Taufik Hasnuri 22. Masjid Baiturrahman Perum Bukit Sejahtera H..Mas’ud Zakaria 23. Masjid Islamiyah RSS Srijaya Plg .................... Muhammad Nur 24. Masjid Al -Jamiah Jl. Cempaka Putih ..... .........Tarmizi Al- Hafiz 25 Masjid As- Sayyidah Yayasan IBA Plg .. ...... Saim Marhadam 26. Masjid AL- Mutaqin Jl. Jaya Indah ................... H.Arwandy. S.Ag 27. MasjidMuslim Jln.Sekip Lebak Rejo ..................... M.Iqbal Romli 28. Masjid Nurul Huda Pertamina .............................. KH. Ilyaa Rifai 29. Masjid Ukhuwah Jl. Bambang Utoyo .......................... Hipni MD 30. Masjid Al- Hijrah Jl. Wahid Hasyim ...................... A.Wahab Idris 31. Masjid Hidayahtussolihin Jl.Ki H.Asyik .................... Kgs Sofyan 32. Masjid Nurul Fadilah Jl. Sutan Syahrir ................. Ghalib Senawi 34. Masjid Nurul Huda PT Pertamina .................... Dencik A. Hamid 35. Masjid Al- Jihad Komplek Pemda Punti Kayu .. Drs. Darul Kutni 36 Masjid Al-Falah Kampus ................................................ A. Hipni 37 Masjid Al-Muhammadiyah Ki Ge Ing Suro ... HM. Rusli Naning 38. Masjid Al-Fatah Jl Amphibi ............................ H.Nurdin Mansyur 39. Masjid Baitul Mukminin .................................. Kms. Badaruddin 40. Masjid Al-IkhsanSosial Km 6 ........................ H. Sarifullah S.Ag 41. Masjid Al-Ikhlas Kasnariansyah ................. Drs. H. Ishak Safar 42 Masjid Jamiatul Mukminin Jl Ogan Bukit .......... HA. Harim Subki Sumber: Kanwil Kementrian AgamaSumsel


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.