Sriwijaya Post Edisi Minggu, 19 Februari 2012

Page 14

14

SRIWIJAYA POST Minggu, 19 Februari 2012

Bahasa Cinta Ayah dan Anak ENJADI orangtua adalah peran yang penuh kebahagiaan, tapi penuh tanggung jawab. Peran yang tidak mudah ini juga sering berhadapan dengan kondisi yang dilematis. Apakah kita ingin menjadi orangtua yang otoriter atau permisif? Karena sebenarnya untuk membentuk karakter anak diperlukan keseimbangan ketegasan, disiplin, rendah hati, dan berpikiran positif. Semua ini bisa diwujudkan dengan komunikasi yang terbuka antara anak dengan orang tua. Kadang-kadang, komunikasi antara ayah dengan anak perempuan memiliki friksi tersendiri. Padahal ayah adalah karakter pria pertama yang dikenali anak perempuan. Bagaimana nantinya anak perempuan mendefinisikan pria, pembelajaran pertamanya didapat dari ayah. Pola interaksi yang terjadi antara ayah dengan anak perempuan ini akan membentuk anak perempuan kita menjadi perempuan

M

yang percaya diri, berkarakter, dan berani membuat pilihan terutama ketika tiba waktunya memilih pasangan hidup. Meski tak ada rumus baku untuk menciptakan hubungan ayah dengan anak perempuan yang harmonis, karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda, simak bahasa cinta yang bisa membuat anak perempuan kita memiliki karakter yang lebih matang. 1. Perlakukan anak perempuan kita sesuai dengan usianya, karena tak selamanya dia menjadi putri kecil kesayangan. Jika kita terus menganggapnya seperti anak kecil atau putri kecil, maka dia tidak akan pernah benarbenar menjadi pribadi yang matang. Biarkan anak perempuan kita tumbuh sesuai umurnya dan menghadapi segala tanggung jawab yang memang sudah harus diterima. Dengan demikian dia akan merasa dihargai dan menghargai dirinya sendiri. 2. Berbicaralah dengan terbuka, jangan hanya mendengarkan tapi coba-

lah mengerti apa yang diinginkannya. Jangan bicara dengan nada memerintah, karena bukan itu satusatunya cara membuat kita berwibawa. Lagipula gaya bicara yang keras atau dengan nada memerintah tidak akan membuat anak menyimpan pesan yang kita sampaikan dalam waktu lama, serta membuatnya tidak percaya diri. Sampaikan pendapat dengan tenang dan ajak mereka masuk dalam penjelasan rasional yang kita berikan. Sehingga mereka tidak merasa dihambat atau dilarang. 3. Biarkan anak perempuan kita menjadi pribadi yang mandiri. Pribadi yang memutuskan sesuatu berdasarkan kesadaran diri bukan karena impulsivitas semata. Ayah boleh saja memberikan opini, tapi bukan berarti memaksa anak agar mengikuti keinginannya. Karena tanpa disadari, ketika anak berani memilih maka dia akan berani bertanggung jawab atas pilihannya. 4. Ayah perlu menunjukkan bahwa ia selalu menghormati perempuan. Cara-

Anak Jadi Tukang Bully MARAKNYA aksi bullying di sekolah-sekolah, para orangtua mulai sibuk untuk mencari cara agar anak-anaknya tidak menjadi korban. Namun, sebenarnya yang juga penting untuk diingat adalah bagaimana mengajarkan anak supaya dia justru tidak jadi sang pelaku, alias tukang bully. Survei yang dilakukan oleh Rashmi Shetgiri, MD, FAAP, asisten profesor di bidang kesehatan anak, menemukan, hampir satu dari enam orang anak berusia 10-17 tahun menjadi pelaku tindak bullying di tahun 2007. Hasil riset yang dilakukan oleh pakar dari University of Texas Southwestern Medical Center dan Children’s

Medical Center, Dallas, ini juga mendapati hal lain yang menarik. Tercatat, sebanyak 23 persen anak melakukan tindakan bullying terhadap anak yang lebih muda pada tahun 2003, sementara di tahun 2007 angkanya melonjak hingga 35 persen. Ada beberapa faktor yang meningkatkan kecenderungan anak-anak untuk menjadi tukang bully. Tiga di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Anak-anak yang menjadi tukang bully cenderung memiliki orangtua yang sering memarahi mereka atau menganggap anaknya ser i n g mengganggu.

IST

2. Anak-anak dengan masalah emosional, problem pada perkembangan, maupun masalah perilaku memiliki kemungkinan besar menjadi tukang bully. 3. Anak-anak yang memiliki ibu dengan tingkat kesehatan mental dan jiwa yang kurang baik, juga berpotensi besar menjadi tukang bully. Menurut Dr Shetgiri, hal yang dapat mencegah seorang anak menjadi tukang bully adalah komunikasi yang baik dan positif antara orangtua dan anaknya. Dari hasil risetnya, terlihat bahwa orangtua yang selalu meluangkan waktu untuk bicara dan berbagi cerita dengan anaknya memiliki peluang sangat kecil u n t u k membesarkan a n a k y a n g jadi tuk a n g b u l l y. (mg4/ KC)

IST

nya, dengan memperlakukan isteri, ibu, atau saudara perempuannya dengan hormat. Dengan begitu anak perempuan kita akan memilih pendamping yang memang menghargai perempuan, tidak sekadar cinta buta. 5. Jangan segan untuk mengekspresikan cinta

pada anak perempuan. Merasakan cinta yang tulus dari ayah, akan membuat anak perempuan merasa aman dan percaya pada kita sebagai orangtua serta teman. Ini yang kemudian secara alami membentuk interaksi yang hangat antara ayah dan anak perempuan.

6. Ajari anak perempuan kita akan prinsip diri. Kita tidak akan bisa 24 jam penuh mendampingi anak perempuan kita, maka bekali mereka dengan prinsip diri yang kuat. Dengan begitu, mereka tidak akan mudah diperdaya oleh iming-iming teman-temannya. Anak perempuan kita pun semakin

menjadi perempuan yang matang dengan prinsip hidup yang kuat. Di saat anak kita memiliki konsep dan interaksi hubungan yang baik dengan ayahnya, ini akan ditularkan pada anak-anaknya kelak. Inilah warisan yang akan selalu berharga sepanjang generasi. (mg4/KC)

Gizi Bikin Janin Tumbuh Cerdas SIAPA yang tak ingin memiliki anak yang cerdas? Hanya karena Anda tidak tamat kuliah karena memilih untuk bekerja, misalnya, tidak berarti Anda tidak bisa mempunyai anak yang pintar. Yang penting, anak mendapat stimulasi yang baik sejak masih di dalam kandungan. Menurut dr Tri Yuniarti, SpOG, spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Yadika, Jakarta, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, antara lain: 1. Genetik Salah satu faktor yang menjadi penentu kecerdasan janin adalah faktor genetik dari orangtua. “Orangtua yang pintar biasanya akan memiliki anak yang cerdas, karena genetik memiliki kontribusi yang paling besar dalam pengaruh kecerdasan janin,” ungkap Tri dalam talkshow “Rahasia Ibu Hamil Sehat & Janin Sehat dan Cerdas” yang diadakan Tabloid Nakita, beberapa waktu lalu. 2. Kecukupan gizi Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah gizi yang cukup selama masa kehamilan. “Kesadaran o-

IST

rangtua akan pentingnya asupan gizi yang cukup sangat berpengaruh pada perkembangan otak anak, dan membuat anak menjadi cerdas,” tukasnya. Asupan yang sangat berpengaruh untuk kecerdasan anak adalah asam folat, omega-3, dan berbagai vitamin lainnya. Kebutuhan gizi ini bisa diperoleh dari bahan makanan seperti kacang-kacangan, buah, dan sayur. Asupan ini sangat diperlukan terutama pada tri-

mester pertama, karena saat inilah perkembangan otak anak terjadi. Sayangnya, meski sudah banyak menyantap makanan sehat ini, kadang-kadang ibu masih kekurangan vitamin dan mineral yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan rusaknya zat-zat gizi tersebut akibat kesalahan dalam pengolahan makanan. “Sebagai alternatifnya, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi suplemen yang mengandung AHA dan DHA,” ujarnya.

3. Stimulasi musik Banyak yang meyakini, musik bisa membantu merangsang kecerdasan anak. Anda tidak harus membatasi diri dengan mendengarkan musik klasik saja. Semua jenis musik ternyata bisa digunakan untuk menstimulasi kecerdasan anak, dan bisa dilakukan sejak masa kehamilan 24 minggu. “Stimulasi musik bisa membuat anak memiliki daya ingat yang lebih baik ketika dewasa,” tukasnya. (mg4/KC)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.