Sriwijaya Post Edisi, Minggu 8 Januari 2012

Page 18

20

SRIWIJAYA POST Minggu, 8 Januari 2012

Waspadai Hipertensi di Awal Kehamilan

KESEHATANKITA.INFO

Tips dan Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil Kesehatan sangat berharga.

Pasien DBD Dianjurkan Banyak Minum M E N U - kan, dan sembuh dari gejala timbulnya gejala itu virus- pat. Dengan demikian tranRUT data, sisa. Pada saat gejala awal nya masih hidup. Setelah sfusi trombosit tidak diperlukan. Selain itu, transfusi pada akhir muncul, lanjut dr Yuwono, itu, mereka akan mati. Demam berdarah juga trombosit mengundang ri1 9 7 0 - a n penderita harus minum sedan awal banyak-banyaknya untuk bisa meyebabkan penurun- siko cukup tinggi. Selain 1 9 8 0 - a n menggantikan cairan tubuh an jumlah trombosit dalam memerlukan biaya cukup penyakit sekaligus menjadi sumber darah. Penurunan trom- mahal, ada kemungkinan bosit ini biasanya terjadi pasien akan mengalami yang disebabkan virus den- energi baru. “Keluarga pasien tidak pada hari keempat sampai infeksi berbagai virus, tergue ini banyak menjangkiti kelima. Penu- utama bila (komponen) daanak-anak bahrunan ber- rah tidak melalui proses kan ditemukan VIRUS dengue sudah menyusup ke langsung sela- screening. Lama-lama pajuga bayi berudalam tubuh melalui gigitan nyamuk ma 3-4 hari. Na- sien pun bisa imun terhadap sia kurang dari mun, jumlah trombosit. Fungsi trombosit 1 tahun mengAedes aegypti, gejala demam trombosit akan di dalam tubuh sangat penalami jenis peberdarah pun segera muncul dan m e n i n g k a t ting, yakni menghentikan nyakit satu ini, akan dirasakan bagi penderita kembali setelah perdarahan akibat pecahnya sedangkan bayi pasien diberi pembuluh kapiler. Dan berumur kuDR DR YUWONO, M.BIOMED cairan dalam perdarahan ini hanya dialarang dari enam jumlah cukup. mi oleh penderita yang bulan umumDosen Fakultas Kedokteran Unsri Dan setelah mukosanya sudah terbuka. nya jarang tersembuh, jum- Umpamanya pada orang serang DBD. Namun, pada akhir dekade perlu terburu-buru panik, lah trombosit darah bisa yang mengalami tukak 1990-an orang dewasa pun apalagi langsung meme- normal kembali dengan ce- lambung. (sin) bisa terjangkiti. Penderita riksakan darah pasien tandewasa berusia 15-40 tahun pa referensi dokter. Sebaiknya, si penderita dipeini mencapai 30-40 persen. Dosen Fakultas Kedok- riksa demamnya, apakah teran Unsri, Dr dr Yuwono, penderita tidak dapat atau M.Biomed menilai, bila vi- tidak mau minum, dan terus dengue sudah menyu- rus menerus muntah, sup ke dalam tubuh melalui timbul gejala shock, timbul gigitan nyamuk Aedes ae- perdarahan,” katanya, segypti, gejala demam berda- raya menambahkan, jika rah pun segera muncul dan penderita tidak mau miakan dirasakan bagi pende- num, muntah, shock, dan rita. Gejala awalnya mirip ada pendarahan, maka penyakit lain sehingga dok- penderita perlu segera diter pun tak bisa memasti- bawa ke dokter. Dua Virus kannya. Namun, pada hari Ada dua virus penyebab sakit pertama dan ketiga, akan terjadi demam tinggi demam berdarah, yakni mendadak, tidak pilek atau dengue dan chikungunya. batuk, muka kemerahan, Namun virus dengue menlesu dan lemah, tidak nafsu jadi penyebab terpenting makan, mual dan muntah, demam berdarah. Makadapat disertai mencret, ke- nya, penyakit yang disebabjang, nyeri otot, pegal-pegal, kannya disebut demam serta nyeri perut. Memasu- berdarah dengue yang diseki hari ketiga dan kelima, rang virus ini adalah sel, kedemam turun tapi penderi- mungkinan sel trombosit. ta tetap lemah. Hari ke- Tapi, kemungkinannya bisa enam, merupakan fase pe- juga menyerang sel lain. nyembuhan, demam meng- Masa inkubasinya dua hilang, tidak ada perdarah- minggu. Begitu gejala DBD an baru, timbul nafsu ma- muncul, sampai tiga hari Demam berdarah merupakan penyakit yang menakutkan.

M

PALEMBANG, SRIPO —Sebuah studi baru menemukan, perempuan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) pada tahap awal kehamilan lebih mungkin untuk memiliki bayi dengan cacat lahir, terlepas dari pengaruh apakah dia mengonsumsi obat-obat antihipertensi atau tidak. Temuan ini memperlihatkan bahwa hipertensi sebagai penyebab utama yang mendasari bayi lahir cacat, sedangkan penggunaan obat antihipertensi pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah jenis obat antihipertensi yang sering diresepkan untuk mengatasi hipertensi. Obat tersebut memiliki efek toksik (racun) terhadap janin pada trimester kedua atau ketiga. Tetapi, bagaimana efek obat itu mempengaruhi janin pada trimester pertama masih belum diketahui dengan jelas. Dr De Kun Li dari Kaiser Foundation Research Institute di California AS melakukan riset untuk melihat apakah ada hubungan antara penggunaan ACE inhibitor dengan risiko cacat lahir selama trimester pertama. Mereka mempelajari data 465.754 pasangan ibu dan

bayi di daerah Kaiser Permanente Northern California antara tahun 1995-2008. Hasil analisis menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan ACE inhibitor di trimester pertama lebih cenderung memiliki bayi dengan beberapa bentuk cacat lahir dibandingkan dengan perempuan yang tidak memiliki hipertensi atau tidak pernah menggunakan segala bentuk obat antihipertensi. Namun, risiko tinggi serupa ditemukan di antara wanita yang menggunakan obat antihipertensi lain dan mereka dengan hipertensi tetapi tidak mengonsumsi obat antihipertensi. “Temuan kami menunjukkan bahwa hipertensi sebagai penyebab utama bayi lahir cacat. Sedangkan penggunaan obat antihipertensi pada trimester pertama akan meningkatkan risiko cacat lahir pada anak,” para peneliti menyimpulkan. Picu Stroke Sebuah riset terbaru menunjukkan bahwa orang yang memiliki hipertensi memiliki risiko 55 persen lebih tinggi terserang stroke ketimbang orang dengan tekanan darah normal. Temuan ini berdasarkan kesimpulan para ahli di University of California, San

Diego School of Medicine yang dipublikasikan dalam Journal Neurology. Prehipertensi adalah istilah klinis yang dibuat oleh para ahli untuk menggambarkan pasien dengan tekanan darah tinggi, tetapi masih dianggap dalam batas normal. Disebut prehipertensi bila tekanan darah antara 120/80 mmHg sampai dengan 140/90 mmHg. Peneliti mengemukakan bahwa masih sedikit masyarakat yang mengetahui tentang ancaman kesehatan yang ditimbulkan dari prehipertensi. “Para ahli beralasan secara umum, semakin tinggi tekanan darah makin besar risiko kematian dan terkena penyakit, “ kata Bruce Ovbiagele, MD, profesor bidang ilmu neurology, UC San Diego School of Medicine. Namun Ovbiagele mengatakan, belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa orang dengan prehipertensi berisiko terkena stroke. “Kami memutuskan mengkompilasi semua studi yang dipublikasikan dalam literatur ilmiah dan menggunakan teknik statistik untuk mencari tahu apakah memang ada risiko lebih tinggi kejadian stroke pada orang dengan prehipertensi,” jelasnya. (sin)

518.000 Orang Jadi Relawan DALAM analisanya peneliti telah mengidentifikasi 12 studi yang berkaitan dengan prehipertensi. Empat berasal dari Amerika Serikat, lima dari Jepang, dua dari China dan satu dari India. Gabungan studi melibatkan lebih dari 518.000 relawan, dengan kejadian stroke yang didokumentasikan. Hasilnya diketahui prevalensi dari prehipertensi berkisar antara 25-46 persen. “Orang-orang yang prehipertensi dalam penelitian berada pada risiko 55 persen lebih tinggi mengalami stroke di masa depan daripada orang tanpa prehipertensi,” kata peneliti Ovbiagele. Menurutnya, hasil ini tanpa memandang jenis kelamin, ras-etnis, jenis

tekanan darah (sistolik atau diastolik) atau jenis stroke (iskemik atau hemoragik). Ovbiagele dan rekan mengatakan, dengan adanya temuan tersebut diharapkan dapat mendorong orang dengan prehipertensi untuk mengubah perilaku dan gaya hidup yang cenderung tidak sehat. “Orang muda dan setengah baya harus memeriksa tekanan darah secara teratur. Jika jatuh ke dalam kisaran yang lebih tinggi prehipertensi, mereka harus mengambil langkah-langkah spesifik untuk memodifikasi gaya hidup mereka, seperti mengurangi asupan garam dan mempertahankan berat badan normal,” tandasnya. (sin/Kc)

DETIK.COM

Hati-Hati Pakai Obat Tetes TERKADANG dengan mudahnya seseorang meneteskan cairan ke dalam mata pada saat mata merasa perih akibat terlalu lama berada di layar monitor komputer, perih akibat sinar matahari, kemasukan debu atau benda asing (kelilipan) sehingga mata mengalami apa yang namanya infeksi dan iritasi. Menurut dokter spesialis mata RSMH Palembang, dr Anang Tribowo, SPM mengatakan, kedua mata bisa mengalami gangguan akibat benda dari asing yang masuk. Salah satu gejalanya berupa mata memerah yang menjadi tanda adanya infeksi, bisa juga hanya gangguan mata ringan, misalnya iritasi ringan. Gangguan mata dianggap ringan bila tidak mengganggu penglihatan. “Gangguan mata ringan

hanya mengenai mata bagian putihnya saja. Jika kelopak mata bagian dalam ikut memerah, biasanya sebagai awal adanya infeksi,” katanya. Mata yang terkena infeksi, biasa diikuti belekan, apalagi, bila gangguan ini juga menurunkan kualitas penglihatan, yaitu menjadi buram. “Semua penyakit mata yang membuat penglihatan buram, bisa dianggap serius, karena fungsi utama mata untuk melihat,” ungkap Anang. Hasil survei dari banyak pasien, lanjut Anang, sebelum ke dokter mata, biasanya masyarakat suka mengobati matanya dengan membeli obat tetes mata yang dijual secara bebas. “Obat tetes mata sering dianggap lebih baik karena langsung bekerja di sasaran dan terus terserap,” katanya.

Air Mata Buatan Pemakaian dan pemilihan tetes mata harus hati-hati. Belum tentu yang dijual di pasaran cocok karena komposisi tetes mata merek yang satu dengan lainnya berbeda-beda, tergantung fungsi bahkan jenis gangguan pada mata. Selain tetes mata ringan yang sekadar berfungsi menghilangkan mata merah karena iritasi ringan, ada pula yang mengandung antibiotik, antibiotik campur steroid dan berfungsi mengurangi glukoma, yaitu tekanan mata yang meningkat. Menurut catatan IDI Sumsel, di pasaran saat ini tersedia obat ringan berupa air mata buatan. berfungsi membasahi mata kering atau perih, atau mata lelah akibat terlalu lama di depan komputer atau berada di ruangan ber-AC.

Ditengah maraknya penjualan obat tetes mata, dr Anang tidak menganjurkan pemakaian tetes mata yang mengandung steroid tanpa rekomendasi dokter. “Banyak yang tidak mengetahui kenapa matanya merah. Jika merah karena penyakit tertentu memang harus pakai steroid tetapi kalau tidak, steroid akan membuat infeksi makin parah,” katanya. Steroid sendiri merupakan zat antialergi dan antiradang. Tetes mata yang mengandung steroid memang biasa dipakai untuk menyembuhkan radang. “Namun pemberian steroid pada kasus infeksi kuman, virus, atau jamur, justru akan membuat efek lebih berat dan membahayakan. Kuman akan lebih cepat berkembang,” ujar Anang. (sin)

IST

obat tetes mata


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.