Sriwijaya Post Edisi Sabtu 01 Mei 2010

Page 4

4

SRIWIJAYA POST Sabtu, 1 Mei 2010

BRI Kucurkan Rp 13,73 T ■ Kredit Usaha Rakyat JAKARTA,SRIPO — PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sampai akhir Maret lalu telah merealisasikan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 13,73 triliun kepada lebih dari 2,52 juta nasabah di seluruh Indonesia. Direktur Operasional BRI Sarwono Sudarto dalam paparan kinerja BRI di Gedung BRI di Jakarta, Jumat (30/4) mengatakan, total outstanding KUR BRI per triwulan I-2010 mencapai Rp 5,3 triliun dengan jumlah

nasabah 1.168.404 orang. “Ketersediaan KUR sangat membantu masyarakat kecil terutama yang menginginkan kredit dalam nilai kecil,” kata Sarwono. BRI menetapkan suku bunga KUR 22 persen. Meski terbilang tinggi, Sarwono menilai suku bunga tersebut belum memberatkan masyarakat. “Selama ini tidak ada keluhan dari masyarakat (debitur) karena suku bunga ditawarkan masih wajar. Kalau tidak, pasti sudah ada yang na-

ngis ‘kan,” kilah Sarwono. Sarwono menegaskan, pihaknya bersedia menurunkan suku bunga KUR, namun berapa persentase penurunannya, dia tidak bersedia menjelaskan. Sarwono juga menilai wajar jika suku bunga KUR lebih tinggi dibandingkan suku bunga kredit lainnya seperti suku bunga kredit untuk sektor korporasi yang kini hanya berkisar 12-14 persen. “Dengan nilai pinjaman yang kecil, pembebanan pada biaya administrasi dan biaya transaksi menjadi mahal. Meski begitu, kami akan

Rupiah Dipertahankan Rp 9.000 ■ Cadangan Devisa 77 Miliar Dolar AS JAKARTA,SRIPO — Mengantisipasi keluhan eksportir yang khawatir bisnisnya bakal babak belur oleh penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS, Bank Indonesia (BI) menjanjikan akan menjaga kurs rupiah tetap stabil di level Rp 9.000 per dolar AS. Jika pun terjadi volatilitas, BI menjanjikan akan mempertahankan kenaikannya hanya tipis, yakni sedikit di atas Rp 9.000 per dolar AS. Sinyal itu disampaikan Pjs Gubernur BI Darmin Nasution saat ditemui wartawan di Gedung BI Jakarta, Jumat (30/4). “Anda lihat, (kurs) rupiah akan kita coba jaga pada level Rp 9.000 per dolar AS atau lebih sedikit lah,” ujar Darmin. Darmin menjelaskan, kebijakan itu sengaja diciptakan untuk memberikan ruang yang sedikit leluasa bagi pengusaha eksportir dan importir agar bisnisnya tetap berjalan tanpa mengalami guncangan. “Kita ingin nilai tukar bisa diterima semua, baik eksportir maupun importir. Bagi eksportir, nilai tukar pada level Rp 9.000 per dolar AS tidak menarik. Tetapi untuk kegiatan impor bagus,” aku Darmin.

Menguatnya nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan terakhir juga diakui Darmin tak lepas dari derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik (capital inflow), terutama di pasar modal yang kemudian memicu penguatan indeks harga saham di lantai bursa. Aliran dana asing itu selain mengerek penguatan rupiah, juga membuat cadangan devisa Pemerintah Indonesia yang tersimpan di BI meningkat. Data BI sampai 28 April lalu menyebutkan, total cadangan devisa pemerintah mencapai 7 miliar dolar AS atau naik sekitar 2 miliar dolar AS dibandingkan dua pekan sebelumnya. “(Kenaikan) Ini karena capital inflow, tapi ‘kan tidak semuanya kita beli. Jadi, itu menjadi cadangan devisa kalau kita beli. Kalau kalian kenal intervensi, itu berarti (dolar) tidak kita beli,” jelasnya. Diharapkan, hingga menjelang akhir tahun cadangan devisa Indonesia bisa mencapai 80 miliar dolar AS. Bergerak Stabil Pada perdagangan akhir pekan kemarin, rupiah di pasar uang spot antarbank di Jakarta diperdagangkan cukuo stabil. Rupiah ditransaksikan di kisaran Rp 9.012 sampai Rp 9.022 per dolar AS, tidak

berbeda jauh dari posisi penutupan hari sebelumnya di kisaran Rp 9.017 sampai Rp 9.027 per dolar AS. Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak cenderung lamban dan dalam kisaran sempit. Analis valas Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah menilai, rupiah masih berpeluang menguat. Namun, pergerakannya tertahan karena adanya intervensi BI ke pasar yang menghendaki rupiah terkendali di kisaran 9.000 per dolar AS. Pekan depan rupiah diprediksi masih berpeluang menguat lagi karena aliran dana asing yang masuk ke pasar Indonesia masih deras, terbukti dari menguatnya harga sejumlah saham-saham di Bursa Efek Indonesia dengan indeks yang pada penutupan kemarin mencapai rekor baru di level 2.971. “Kalau nilai rupiah terapresiasi seperti sekarang yang diuntungkan adalah importir, tapi bagi eksportir merugikan,” ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari. (Persda Network/aco/fin/ant)

mencari cara untuk menurunkan bunga KUR,” janji Sarwono. Selama ini KUR BRI dilayani melalui 5.000-an kantor unit sekitar 6.600 gerai BRI di seluruh Indonesia. Kredit Naik Sarwono juga memaparkan, secara umum penyaluran kredit BRI saat ini tumbuh cukup siginifikan. Bahkan, Sarwono mengklaim banknya berada pada urutan teratas dalam penyaluran kredit di antara industri perbankan nasional. Sampai akhir triwulan I-2010 BRI berhasil meningkatkan portofolio kredit Rp 43,73 triliun menjadi Rp 208,96 triliun atau tumbuh sebesar 26,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 165,32 triliun. Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross masih terjaga pada level 4,1 persen. Menurut Sarwono, pertumbuhan kredit yang baik tak lepas dari fokus pembiayaan BRI selama ini

SRIPO/ZAINI

Gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Palembang di Jalan Kapten A Rivai Palembang

yang menyalurkan minimal 80 persen kredit ke sektor usaha mikro-kecil dan menengah (UMKM).

Gadai Syariah Prospektif ANAK usaha Bank BRI Tbk, BRI Syariah menargetkan bisa meraup Rp 200 miliar sepanjang tahun ini dari penyaluran produk gadai syariah. Sampai akhir Maret lalu, total outstanding gadai emas BRI Syariah mencapai Rp 100 miliar yang digarap melalui 40 cabang BRI Syariah. Direktur Bisnis BRI Syariah Ari Purwandono mengatakan, prospek poduk gadai syariah ke depan sangat bagus, terbukti dengan perolehan nilai transaksi Rp 10 juta per nasabah. “Segmen gadai syariah berbeda dengan pegadaian.Yang jelas produk hukum kita membolehkan,” ujar Ari pada diskusi Asia Pacific Conference and Exhibition (Apconex) 2010 di Jakarta, Jumat (30/4). Prospek bisnis gadai syariah juga ditopang oleh kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyimpan kekayaannya pada emas. Selain itu juga karena faktor emas sebagai instrumen investasi yang tidak terpengaruh oleh dampak inflasi. Harga emas pun tak mudah diintervensi pemerintah karena mengikuti harga internasional. Dia menjelaskan, produk gadai syariah BRI Syariah mengacu pada cetak biru Bank BRI yakni pembiayaan pada nasabah di mikro-kecil. “Ke depan kami melihat prospeknya masih bagus. Tahun kemarin kita awali dengan membuka gerai di Jawa dan sekarang sudah mulai masuk ke Sumatera dan beberapa daerah lain,” jelas Ari. (aco)

Total aset BRI naik 21,74 persen dari Rp 250,14 triliun pada triwulan I-2009 menjadi Rp 303,84 triliun pada

triwulan I-2010. Sementara, laba bersih naik 25,14 persen dari periode sebelumnya. (Persda Network/aco)

PERBAIKAN

H Fahrurrozy Bey, SH

H Fachrurrozi Syarkowi

Dalam berita Gelar Pengobatan Gratis di halaman 4 Sripo edisi Jumat (29/4) terjadi kesalahan penempatan foto Manajer Bina Lingkungan PT Pusri H Fahrurrozy Bey, SH. Foto yang terpasang Prof H Fachrurrozi Syarkowi.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.