Sinamar Edisi 110

Page 1

MEDIA PEMKAB LIMA PULUH KOTA Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Wujudkan Visi, Kembangkan Benih Ikan di Tempat Potensial Kakek Stroke, Sendirian di Pondok Tua Terpencil

12

15

ISSN 2303-2634

Email: tabloid.sinamar@gmail.com Website : http://www.limapuluhkotakab.go.id


Redaksi 2 REDAKSI TAJUK RENCANA

Meletakkan Sesuatu pada Tempatnya Oleh : Muhamad S *)

M

ENCUAT semacam “kegelisahan,” kenapa peran Ibrahim yang bergelar Tan Malaka yang begitu dominan dalam pentas sejarah perjuangan Indonesia menuju sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat sejauh ini belum juga diakui sebagai salah seorang pahlawan nasional? Kurang apa peran tokoh yang akrab disebut dengan Tan Malaka itu dibandingkan dengan St. Sjahrir, M. Yamin, Mhd. Hatta, dan lainnya? Padahal, bila merujuk sejarah, akan terbaca bahwa Tan Malaka adalah sosok yang benar-benar ingin memperjuangkan kemerdekaan: kemerdekaan sesungguhnya yang dirasakan oleh masing-masing individu. Dengan ide-ide radikalnya, ia memperjuangkan sebuah republik yang diinginkannya. Tapi sayang, gerakan kiri dan radikal sosok ini selalu disalahartikan oleh banyak orang, bahkan generasi muda saat ini hampir tidak mengenali siapa beliau. Tan Malaka seorang revolusioner yang dihujat dan dilupakan dalam sejarah perjuangan bangsanya sendiri. Antara lain, tuduhan menjadi penganut komunis, namun ia menentang Thesis Lenin akan hal memerangi Pan Islamisme dan berupaya mengajukan usulan kerjasama dengan gerakan Islam. Sosok ini juga mengeluarkan kata-kata dalam pidato di Kongres Komunis Internasional ke-4 di Moskow pada 1922: “Ketika menghadap Tuhan saya seorang muslim, tapi manakala berhadapan dengan manusia saya bukan seorang muslim.” Bukan hanya di luar, bahkan dari kalangan kerabat Tan Malaka juga mempertanyakan hal itu. Indra Ibnur Ika, kerabat Tan Malaka, pernah mempertanyakan, “Kenapa, ya, pemerintah belum mengakui kepahlawanan Ibrahim Tan Malaka?” katanya. Padahal, tambah Ibnur, Maret 1963 Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Kepres No. 53 Tahun 1963. Ibnur bertutur kondisi itu dimungkinkan oleh karena kurangnya pemahaman sejarah, yang membuat nama Tan Malaka seringkali ditutupi dan tidak diperkenalkan kepada generasi muda. Bahkan di Ibukota Republik ini tidak dijumpai nama jalan yang bernama “Tan Malaka.” Padahal kalau dipelajari dan diteliti lebih dalam, tidak ada alasan memusuhi Tan Malaka. Dialah yang mengagas republik ini untuk pertama kalinya, lewat bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesische (Menuju Republik Indonesia). Tanpa bermaksud menonjolkan ego kedaerahan (karena Tan Malaka dilahirkan di Pandam Gadang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota); mempertanyakan kembali peran Tan Malaka dalam pentas sejarah perjuangan bangsa, sehingga kemudian Tan Malaka belum diakui sebagai pahlawan nasional, tidak lebih mengandung satu maksud: ingin meletakkan segala sesuatunya itu pada tempatnya. Bahwa peran Tan Malaka cukup dominan dalam sejarah pembentukan republik, itu sebuah realitas sejarah. Bahwa dalam melakoni peran sebagai pejuang yang dimainkan Tan Malaka harus menempuh “jalan berbeda,” ini realitas lain yang tak bisa pula dinafikan. Tapi satu hal pasti, tujuan akhir perjuangan Tan Malaka tetap satu: berdirinya sebuah republik yang benar-benar merdeka, yang bernama Indonesia. Bagaimana pun juga kita memiliki keinginan yang sama, yaitu meletakkan sejarah sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Sejarah harus mengungkapkan kebenaran yang apa adanya, yang sejujurnya. Sebab, sejarah merupakan kaca pembanding, terutama bagi generasi muda yang masih akan menempuh perjalanan hidup yang panjang. Kita tak ingin generasi muda direcoki oleh sejarah yang salah, hanya karena terkait dengan kepentingan penguasa. Harapan kita hanya satu, yaitu pihak-pihak yang memiliki kompetensi tentang itu kembali menggali sejarah perjuangan Tan Malaka sampai ke titik yang terdalam, untuk kemudian mengungkapkan fakta yang sebenarnya, dimaksudkan agar segala sesuatu itu “memang berada di tempatnya.”*** *)Kabag Humas Setkab Limapuluh Kota/Pemimpin Redaksi Tabloid Sinamar

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Dari Redaksi

“Taubek Sagalo Latiah jo Ponek”

TIDAK ada yang lebih membahagiakan dan membanggakan kami, para pengelola Tabloid Sinamar, kecuali ketika produk kami berbentuk media massa cetak dari jenis tabloid ini mendapat reaksi positif dari berbagai kalangan, yaitu manakala produk ini kami lemparkan secara cumacuma ke tengah masyarakat. “Rasonya taubek sagalo raso latiah jo ponek,” kata Muhamad S., pemimpin umum/redaksi dan sekaligus penanggung jawab tabloid ini. Apapun reaksi yang diberikan para pembaca, termasuk yang melakukan kritik yang konstruktif alias membangun, menurut Muhamad, setidaknya memberi penggambaran bahwa tabloid ini memang berguna bagi masyarakat, terbukti diapresiasi dan dikritisi. Sebab, menurut Muhamad, tujuan awal penerbitan tabloid ini memang dimaksudkan untuk menjadi jembatan informasi dan komunikasi antara Pemkab Limapuluh Kota dengan masyarakat. Ada sejumlah policy, kejadian, peristiwa, informasi, dan lainnya yang terjadi di lingkup Pemkab Limapuluh Kota, yang terasa perlu untuk disebarluaskan, dengan maksud agar diketahui oleh semua komponen yang ada di daerah ini. Pada bagian lain, tambah mantan guru ini, ada sejumlah kejadian, peristiwa, termasuk juga keinginan dan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat, yang terasa perlu disikapi dan ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan di jajaran Pemkab Limapuluh Kota. Makanya, baik yang datang dari pemkab atau masyarakat, tersedia sebuah wadah yang bernama Tabloid Sinamar. Seberapa efektifkah keberadaan Tabloid Sinamar, terutama dalam menyandang fungsi dan beban yang dipikulnya? “Kita memang belum pernah mengadakan penelitian yang mendalam tentang itu,” tambah mantan Ketua PWI Luak Limopuluah dan Kepala Perwakilan Surat Kabar

Harian Padang Ekspres dan Sumbar Mandiri ini. Tapi, diingatkan Muhamad, menyusul sejumlah reaksi dari pembaca yang masuk ke redaksi, baik berbentuk surat, melalui email dan wadah lainnya, membuktikan bahwa Sinamar mendapat tempat di sementara kalangan di daerah ini. Sementara di bagian lain, sambung Muhamad, ia menjadi saksi bagaimana sejumlah petinggi di daerah ini, temasuk Bupati dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo dan Wakil Bupati Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si., menaruh perhatian tersendiri terhadap Sinamar. “Pak Bupati sering nanya, apa Sinamar sudah terbit?” kata Muhamad memberi contoh. Lain waktu Wabup Asyirwan Yunus memberi pujian atas liputan yang disajikan. Sikap kedua orang petinggi daerah itu, diartikan oleh Muhamad bahwa mereka menaruh atensi dan perhatian khusus terhadap Sinamar. “Sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan tabloid ini, yang juga bertanggung jawab untuk mendistribusikan ke titik-titik yang telah digariskan, kami tentu merasa bangga,” kata Muhamad yang juga Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setdakab Limapuluh Kota ini. Tapi diakui Muhamad, karena hanya sedikit di antara sejumlah tenaga pengelola Sinamar yang berlatar belakang sebagai jurnalis atau tamatan lembaga pendidikan ilmu komunikasi, maka kelemahan, kekurangan, dan ketidaksempurnaan diyakini sebagai sebuah keniscayaan yang sulit dielakkan. “Hanya itu kendala kami untuk bisa tampil seperti media-media komersial yang ada,” katanya. Belum lagi mengerjakan rutinitas kantor yang tak bisa dielakan. Tidak ada jalan lain, imbuh Muhamad, kritik dan saran yang membangun dari pembaca merupakan sesuatu yang senantiasa ditunggutunggu oleh para pengelola tabloid ini. “Kami berharap, kritik dan saran yang membangun itu secara perlahan tapi pasti akan mampu menutupi aneka kekurangan yang menyungkup kami selama ini,” sebutnya.***

Etalase

Wirid Yassinan Kelompok Yasinan (f.int)

KARENA adat Minangkabau berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, maka ada-bahkan mungkin tergolong banyakdi antara kebiasaan dan tradisi masyarakat adat Minangkabau yang berdasarkan kepada kebiasaan atau ajaran-ajaran yang diturunkan melalui Al-Qur ”an atau hadist Nabi Muhammad SAW. Antara lain, pengajian wirid Yassinan. Hampir di sejumlah nagari di Limapuluh Kota melestarikan kebiasaan yang bersumber dari ajaran agama ini. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh kelompok-kelompok pengajian, yang

lokasi penyelenggaraannya dilakukan secara bergiliran di rumah-rumah para anggota. Sudah menjadi semacam konvensi, kegiatan pengajian wirid Yassinan dilakukan pada petang Kamis malam Jumat. Dalam pengajian itu, biasanya surat Yassin yang dibacakan oleh anggota jemaah, dan diikuti oleh surat-surat lain, dihadiahkan kepada tuan rumah, baik yang masih hidup atau sudah meninggal dunia. Bagi tuan rumah, sebagai imbal jasa atas kesediaan peserta pengajian, biasanya menyediakan hidangan ala kadarnya. Kegiatan itu biasanya ditutup dengan doa bersama.(e2)

Sinamar

Penerbit : Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota I Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota I Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JA WAB : Kabag Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad.S DEWAN RE DAKSI : Muhamad.S (Ketua), Rino Putra, Joni Indra, Ronny Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik M.Nur REDAKTUR PELAKSANA : Rino Putra REDAKTUR : Joni Indra, Hendri Gunawan, Ronny M.Nur STAF REDAKSI : Herpatarmidi, Eliza, Gusmaria, Fitri Jufita Rahman REPORTER : Tesy Febrina, Nurfitri Rahmadani, FOTOGRAFER: Herpatarmidi, Yuridra Hasramogi, Erwin Suwanda SEKRETARIS : Gusmaria DISTRIBUTOR: Yuridra Hasramogi, Zulfadli. KONTRIBUTOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joy ALAMAT RE DAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bu pati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarila mak 26271 Web : www.limapuluhkota kab.go.id | Email : majalah.sinamar @ gmail.com PERCETAKAN : PT. Pekanbaru GRAFIKA (Isi diluar tanggungjawab percetakan). PERWAKILAN PEKAN BA RU : Rachpendi Sakti, Gonjong Limo Pekan Baru, Jl.Arifin Ahmad (Sebelah Universitas Terbuka) Pekan Baru. Media Pemkab Lima Puluh Kota

Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.000 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional nas kah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid .sinamar@gmail.com.


Opini 3 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Merokok Kemarin, Sekarang, dan Esok Oleh: ELFIZON,S.Pd.I *)

K

EBIASAAN merokok meningkat dengan pesat sejak berakhirnya perang dunia II,dimulai di negaranegara industri yang menyebarkan kebiasaan itu yang selanjutnya melanda negara-negara berkembang,terutama negara produsen tembakau yang masih memerlukan revenue yang besar dari komoditi tersebut. Tetapi,kendatipun di Indonesia rokok dan tembakau merupakan primadona di bidang non-migas saat ini,persepsi dunia mengenai masalah merokok sudah sangat berubah dalam dua dekade ini.memang banyak hal-hal dan kegiatan dalam proses perubahan itu yang masih belum diketahui oleh masyarakat kita. Semua lembaga kesehatan di seluruh dunia,khususnya yang bergerak di bidang penanggulangan kanker dan penyakit jantung,dengan tidak henti-hentinya dan tanpa kecuali memberikan peringatan kepada masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Melalui penelitian ilmiah di bidang klinis,epidemiologis dan laboratorium,semuanya menambah fakta-fakta,bahwa merokok adalah salah satu penyebab utama sejumlah penyakit gawat dan fatal,terutama penyakit jantung,kanker paru,bronkitis kronis dan efisema. Bukti-Bukti baru sama sekali tidak merubah konklusi dalam laporan yang diajukan yang berbunyi”penyakit-penyakit yang ada hubuganya dengan merokok demikian besar pentingnya sebagai penyebab cedera(disability)dan mati prematur di negaranegara berkembang,hingga pemberantasan merokok akan dapat memperbaiki kesehatan umum dan memperpanjang umur di negaranegara itu,lebih baik dari tiap usaha lin apapun dalam .bidang pencegahan penyakit”I. WHO melaporkan,bahwa dewasa ini sekitar 2 ½ juta kematian setahun disebabkan oleh penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok.Jumlah ini

adalah sama dengan jatuhnya 20 buah Jumbo-jet dengan 350 penumpang setiap hari sepanjang tahun. Kendala dan kemunduran +-80% dari kematian kanker paru : +-75% dari kematian bronkitis kronis,dan +-25% dari kematian penyakit jantung. Dengan memasuki era komunikasi dan globalisasi yang canggih dewasa ini,maka masyarakat dunia pada saatnya akan menyadari dampak-dampak negatif dari kebiasaan merokok bagi kesehatan dari kesejahteraan manusia,terlebih-lebih bagi pembinaan bangsa.Melalui kesadaran inilah terdapat kecendrungan di negaranegara maju dalam dua dekade ini,untuk mengurangi kebiasaan merokok itu. Di Kanada 5 ½ juta orang telah berhenti merokok,di Inggris 10 juta orang,dan di Amerika 40 juta perokok sudah memutuskan untuk tidak merokok .di antara negara-negara industri hanya jepang yang masih terlanda epidemi rokok,meskipun kebiasaan itu tidak sampai menjalar ke kaum wanitanya. Dalam komunikasi yang canggih itu,maka pengertian dan kesadaran negara-negara maju mengenai hidup sehat dengan udara bersih tanpa dikotori oleh asap rokok sudah mulai meningkat dalam ukuran ini asap rokok sudah merupakan”mode kuno atau masalah kemaren”,sedangkan kebutuhan manusia ialah udara yang bersih.menjadi jelaslah bahwa kebiasaan merokok tergantung pada tingkat intelektual dari sesuatu masyarakat. Kalau Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang maju dalam pengembangan masalah-masalah sosial yang penting,seperti K.B.,swa-sembada pangan dan lingkungan hidup,maka niscaya masalah dampak negatif dari rokok bagi kesehatan,kesejahteraan dan pembinaan bangsa,juga akan secepatnya disadarinya secara proposional. Dari segi-segi seperti diuraikan di atas masalah di negara kita perlu ditinjau,dalam

hubungan perhatian dunia yang makin meningkat,keprihatinan dunia mengenai masalah merokok terwujud dalam konperensi-konperensi iternasional yang diselenggarakan setiap 2-3 tahun. Mengurangi risiko merokok Kita sama-sama memaklumi,bahwa di negara kita tembakau dan rokok merupakan komoditi yang penting bagi pendapatan negara.namun demikian,hal itu kiranya tidak mengurangi kewajiban pemerintahan untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang bahayabahaya bagi kesehatan yang terkandung dalam kebiasaan merokok itu,disamping usaha untuk mengurangi akibat-akibat buruk bagi kesehatan yang dapat berpengaruh dan mengurangi daya kemampuan manusia pada umumnya. Oleh karena itu,dengan makin meningkatnya perhatian dan usaha dunia untuk menekan kebiasaan merokok yang dengan gigihnya dipelopori oleh WHO itu,maka ditambah dengan meningkatnya komunikasi antar bangsa yang canggih dewasa ini,masalah merokok di negara kita perlu dari segi-segi yang lebih mendalam dan lebih luas,terutama yang menyakut. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh bagi pembangun negara dan bangsa,mengarah pada suatu “kebudayaan merokok baru”. Promosi yang berlebihan Yang penting ialah agar masyarakat kita tidak terlalu kasip dalam mengadaptasi upaya global yang bertujuan untuk menanggulangi masalah merokok yang sudah jelas merupakan kebiasaan yang salah itu, terutama untuk tidak menimbulkan korbankorban yang tidak perlu.

Promosi rokok yang berlebihan dalam bentuk iklan-iklan raksasa,yang semuanya dipasang atas beban para konsumen sendiri merupakan hal-hal yang tidak perlu yang merupakan tantangan tentang konsep-konsep dunia mengenai kesehatan. Dalam era sadar-wisata dewasa ini masalah merokok juga dapat memberikan kesan yang buruk kepada wisatawan yang kebanyakan datang dari negara-negara yang memberlakukan norma-norma ketat,baik di bidang transportasi,hotel,tempat umum,dsb bahkan yang sudah terdapat di lingkungan negara-negara terdekat seperti Singapura,Hongkong dan Malaysia. Juga sudah menjadi norma,bahwa masalah merokok termasuk promosi dan iklan-iklanya dijauhkan dari bidang olahraga,seperti telah dilaksanakan di Olympic Games di Calgary (kanada),Seoul dan di SeaGames XV di Kuala-Lumpur,yang tidak memuat iklan rokok di arena-arena sportnya. Di Indonesia TVRI telah memberikan contoh yang baik dan dari semula melarang iklan rokok ,tanpa menyadari iklan rokok itu masuk secara gratis dan mencolok untuk waktu yang cukup lama di TV,Pada waktu pertandingan sepak bola,tinju dll.cabang Olahraga,karena terpampang di seluruh area sport.dari sudut ini Indonesia tidak akan mendapat giliran sebagai penyelenggara Olympic Games. Dari hal-hal diataslah menjadi jelas,bahwa masalah penanggulangan merokok di Indonesia memerlukan penelaahan dan pemikiran yang sedalamdalamnya dari pihak pemerintah dan masyarakat. *) Guru PAI SD.03 Sungai Beringin, Kec.Payakumbuh


4

Laporan Utama

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Tokoh Pahlawan yang Terlupakan? Oleh: Dodi Saputra Apakah sosok ini benarbenar diupayakan terhapus dari ingatan bangsa ini, dan dikaburkan cerita tentang dia dari sejarah? Entahlah. Tapi kalau demikian halnya, itu artinya Jas Merah yang digaungkan Soekarno bertolak belakang dengan keadaan bangsa ini.

D

IA adalah seorang putera bangsa Indonesia yang hingga saat ini namanya masih fenomenal dan kontroversial. Siapa yang tidak mengenal sosok gerakan kiri Indonesia ini yang menganut paham Marxis, namun berjiwa nasionalis? Seorang tokoh pahlawan, yang sejauh ini status kepahlawanannya belum diakui oleh pemerintah. Padahal, Tan Malaka-nama yang dimaksud-adalah sosok yang benar-benar ingin memperjuangkan kemerdekaan: kemerdekaan sesungguhnya yang dirasakan oleh masing-masing individu bangsa ini. Dengan ide-ide radikalnya, ia memperjuangkan sebuah republik yang diinginkannya. Tapi sayang, gerakan kiri dan radikal sosok ini selalu disalahartikan oleh banyak orang, bahkan generasi muda saat ini hampir tidak mengenali siapa beliau. Salah seorang penulis yang menulis tentang sosok ini pernah mengatakan dalam sebuah diskusi di jejaring sosial. Zulhasril Nasir, penulis buku Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau, pernah menulis

sosok Tan Malaka di jejaring sosial dengan kalimat seperti ini, “Ia bukan komunis tetapi nasionalis tulen, bahkan Buya M. Abidin menyebut beliau sebagai seorang ulama.” Dialah Verguisd en Vergeten, Tan Malaka, De linkse Beweging en Indonesische Revolutien 1945 -1949 (Dihujat dan Dilupakan, Tan Malaka, Gerakan Kiri Indonesia dan Revolusi Indonesia 1945 – 2949), yang ditulis oleh Sejarawan Belanda “Harry A Poeze” yang meneliti sosok beliau. Seorang revolusioner yang dihujat dengan tuduhan-tuduhan dan dilupakan dalam sejarah perjuangan bangsanya sendiri. Tuduhan menjadi seorang penganut komunis, namun sosok ini menentang Thesis Lenin akan hal memerangi Pan Islamisme dan berupaya mengajukan usulan kerjasama dengan gerakan Islam. Sosok ini juga mengeluarkan kata-kata dalam pidato di Kongres Komunis Internasional ke-4 di Moskow pada 1922: “Ketika menghadap Tuhan saya seorang muslim, tapi manakala berhadapan dengan manusia saya bukan seorang muslim.” Sebuah pernyataan dari seorang muslim di tengah penganut paham komunis dunia. Dan menjadi sebuah pertimbangan untuk berpikir tentang sosok ini. Dilupakan, ketika Soekarno pernah berkata bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya atau yang biasa kita bersama dengar dengan Jas Merah. Apakah sosok ini ada tercatat ke dalam catatan sejarah kemerdekaan Indonesia? Bahkan sejumlah generasi muda masih bertanya-tanya tentang siapa sosok ini. Sebuah pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah nama Tan Malaka berikut sepak terjang kepahlawanannya di pentas nasional sudah benar-benar diupayakan terhapus dari ingatan bangsa ini, dan dikaburkan cerita tentang dia dari sejarah? Entahlah. Tapi kalau memang demikian halnya, itu artinya Jas Merah

yang digaungkan Soekarno bertolak belakang dengan keadaan bangsa saat ini. Bukan hanya di luar, bahkan dari kalangan kerabat Tan Malaka juga mempertanyakan hal itu. Indra Ibnur Ika, kerabat Tan Malaka, pernah mempertanyakan, “Kenapa, ya, pemerintah belum mengakui kepahlawanan Ibrahim Tan Malaka?” katanya. Padahal, tambah Ibnur, Maret 1963 Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Kepres No. 53 Tahun 1963. “Beliau berhak mendapat penghargaan seperti dalam setiap peringatan pahlawanpahlawan bangsa,” ujarnya. Ibnur bertutur kondisi itu dimungkinkan oleh karena kurangnya pemahaman sejarah, yang membuat nama Tan Malaka seringkali ditutupi dan tidak diperkenalkan kepada generasi muda. Bahkan di Ibukota Republik ini tidak dijumpai nama jalan yang bernama “Tan Malaka.” Padahal kalau dipelajari dan diteliti lebih dalam, tidak ada alasan untuk memusuhi nama Tan Malaka. Bukankah yang mengagas republik ini untuk pertama kalinya adalah Almarhum Tan Malaka dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesische (Menuju Republik Indonesia) yang diterbitkannya pada 1925. Keluarga Terpandang Dilahirkan di Pandam Gadang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota; tokoh yang bernama lengkap Ibrahim Datuak Tan Malaka ini terlahir dari keluarga terpandang, yaitu pegawai pertanian Hindia Belanda, dan merupakan keturunan raja dari kelarasan Bungo Setangkai. Sehingga Ibrahim kecil menerima gelar adat sejalan dengan garis matriakat, yaitu Datuak Tan Malaka pada tahun 1913. Belakangan orang lebih mengenal Ibrahim sebagai Tan Malaka. Tan Malaka berlatar belakang pendidikan di Sekolah Rendah. Karena kepandaiannya, Tan Malaka oleh gurugurunya dimasukkan ke Sekolah Guru Pribumi atau Inlandsce Kweekschool voor onderwijzers, yang merupakan satu-satunya sekolah lanjutan di Sumatera yang berada di Bukittinggi. Tan Malaka berhasil menamatkan pendidikannya di sekolah itu pada tahun 1918. Tan Malaka juga memiliki kemampuan di bidang ilmu agama dan keterampilan pencak silat. Ilmu agama dan keterampilan pencak silat diperoleh dari pendidikan yang diperoleh di surau. Pada zaman dahulu, surau di Minangkabau berfungsi selain sebagai tempat mengaji kitab Al-Qur ’an, juga sebagai tempat berlatih silat. Pada 1913, perjalan pendidikan Tan Malaka berlanjut ke sekolah lanjutan ke Belanda. Berlanjutnya pendidikan Tan Malaka ini berkat dari bantuan guru Tan Malaka yang berkebangsaan Belanda yaitu G.H Horensma ketika menempuh pendidikan Sekolah Guru pribumi di Bukittinggi. Ketertarikan G.H Horensma yang dituturkan oleh keluarga gurunya tersebut karena Tan Malaka seorang anak yang berotak tajam, cerdas, perangainya sopan, lincah, riang dan tekun. Tan Malaka juga memiliki sifat pemberani dan keras hati, di mana Tan Malaka kecil sering mendapat hukuman dari Ibunya karena bandel dan suka berkelahi. Pada 1913 merupakan awal Tan Malaka memulai perjalannya ke perantauan, saat ia berumur 16 tahun. Ia mengawali perjalanannya di negeri orang adalah untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah pelatihan guru (Rijkskweekschool) di Haarlem Belanda. Di sana, Tan Malaka merupakan seorang anak yang rajin membaca buku dan membeli buku tentang Revolusi Perancis dan Revolusi Industri. Juga buku tentang Sosialisme dan Revolusi Rusia (1917). Bukubuku itu kemudian membangunkan kesa-

daran politik Tan Malaka, dan membangkitkan pemahaman tentang hubungan antara kapitalisme, imperialisme dan penindasan kelas. Pada tahun 1919 dia menawarkan diri untuk berangkat ke Sumatera Timur. Pada Januari 1920, Tan Malaka menjadi guru untuk Maskapai Senembah, sebuah perusahaan Belanda- Swiss di perkebunan tembakau yang mendirikan sekolah untuk anak-anak kuli. Keyakinan politiknya semakin mendalam. Dan Tan Malaka menjadi seorang komunis yang sadar. Ia menulis risalah pertamanya tentang sebuah uraian kolot komunisme yang berjudul Parlemen atau Uni Soviet di Tanjung Morawa, perkebunan Deli yang menegaskan akan semenjak hukum pemerintahan ini berlaku, pengetahuan tentang hukum ini oleh rakyat telah hilang. Dalam masa sekarang, risalah Tan Malaka ini kembali terjadi, di mana pemerintah sebagai wakil rakyat hanya memiliki hukum sendiri, sedangkan hak-hak rakyat diabaikan begitu saja. Di sinilah pandangan-pandangan komunis Tan Malaka semakin tajam, di mana sebagai pengalaman sebagai orang dewasa Tan Malaka berada di tengahtengah kolonialisme yang tajam. Dari sinilah dimulai pemberontakan Tan Malaka akan ketidakadilan, salah satunya dalam bentuk menggerakkan aksi-aksi buruh. Pada 23 Februari 1921, Tan Malaka memutuskan pergi ke Jawa karena sudah mulai tidak betah dan mulai dicurigai sebagai penggerak aksi buruh. Pergerakan Tan Malaka selama di Jawa, membuat Tan Malaka akhirnya ditangkap pada tanggal 13 Februari 1922, dan dibuang di Belanda. Di dalam masa pembuangannya di Belanda, Tan Malaka berusaha untuk mencari suara akan tindakan Belanda di Hindia Belanda serta mempengaruhi partai politik di Belanda untuk kemerdekaan Indonesia dengan cara mencalonkan diri sebagai calon ketiga Partai Komunis Belanda. Perjalanan perjuangan selanjutnya adalah ketika Tan Malaka berpidato di Sidang IV Komunis Internasional di Moskow. Pada saat itu ia berupaya menguatkan kembali gagasan persatuan Pan Islamisme dan Komunisme yang ditentang oleh Comitern Moskow yang menilai Pan Islamisme sebagai bentuk baru imperialisme. Egaliter Minangkabau jelas tampak pada dirinya ketika berada di Moskow, saat Tan Malaka tunduk pada prinsip yang dimufakati bersama, tetapi tidak bisa menundukan diri kepada seseorang Stalin. Pada usia 26 tahun, Tan Malaka mendapatkan jabatan dalam pergerakan Komunis Asia Tenggara sebagai Agen Komunis untuk Asia Tenggara dalam suatu rapat komite Pelaksana Komunis Internasional, Juni 1923. Atas persetujuan Comitern tahun 1923, Tan Malaka pindah ke Kanton, Cina. Dan ketika Konfrensi Pan Pacific diangkat sebagai Kepala Buruh Angkutan. Setahun kemudian, tahun 1924, buku Tan Malaka tentang Indonesia untuk


5

Laporan Utama

comitern yang menggambarkan politik dan ekonomi Indonesia diterbitkan di Rusia. Di sana dia menulis Semangat Muda, yang berisi tentang zaman Komunisme, keadaan Indonesia, Program, Organisasi, Revolusi. Dan tulisannya yang terkenal adalah Naar De Republiek Indonesia (Menuju Indonesia Merdeka), sebuah karya tulis yang ditulis 20 tahun sebelum Indonesia Merdeka, mendahului Soekarno Hatta. Naar Republiek Indonesia diterbitkan pada Desember 1925 di Kanton China setelah Tan Malaka melakukan pelarian dari Manila. Semasa di Manila dia bekerja di sebuah surat kabar berbahasa Inggris, dan di Manila Tan Malaka pernah tertangkap dan dipenjarakan. Pada 1926, Tan Malaka pergi ke Singapura dalam keadaan bimbang di mana Muso dan Alimin, pemimpin PKI di Tanah Air, menolak pandangan Tan Malaka sehingga terjadilah pemberontakan di Banten/Batavia dan Silungkang pada masa 1926-1927. Kecewa dengan pemberontakan PKI, Tan Malaka pergi ke Bangkok dan mendirikan Partai Rakyat Indonesia (PARI) pada Juni 1927. Perjalanan Tan Malaka semakin panjang. Pada 1927 ia kembali ke Philipina dan tertangkap lagi di Manila. Setelah bebas dengan bantuan mahasiswa dan anggota parlemen Philipina, Tan Malaka disuruh oleh hakim pergi ke Amoy (Xianmen), kemudian ke Shanghai (1929). September 1932 Tan Malaka ke Hongkong, kemudian ke Amoy kembali setelah bebas dari tahanan polisi Hongkong. Kemudian perjalanan Tan Malaka berlanjut ke Rangoon dan kembali ke Singapura dengan rentang waktu 6 tahun berada di Singapura. Singapura menjadi perjalanan akhir di rantau. Dan pada akhirnya tahun 1942 Tan Malaka kembali ke Tanah Air yaitu ke Jakarta. Dan pada tahun ini juga Tan Malaka menulis sebuah buku yaitu Materialisme, Dialektika dan Logika atau

disingkat Madilog, di mana ajaran Tan Malaka bertumpu dalam tulisan ini. Setelah berada di Tanah Air Perjuangan Tan Malaka tidak berhenti. Hingga maut menjemput Tan Malaka pada tanggal 19 Februari 1949.

RUMAH Tan Malaka.

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Sampai kini, kematian Tan Malaka masih misteri. Belum diketahu siapa yang membunuh Tan Malaka, apa motif pembunuhan Tan Malaka, dan tempat beliau dikuburkan pun masih menjadi misteri hingga saat ini . Namun, akhir-akhir

ini titik terang kuburan Tan Malaka sepertinya sudah mengalami titik terang. Di mana penelitian sebuah makam di Kediri telah melalui proses pengujian DNA. Dan saat ini sedang menunggu hasil dari tes tersebut.***


6 Laporan Utama Rumah Tua Tan Malaka

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Oleh: Saiful Guci “Kami berharap sangat kepada pemerintah untuk memberikan bantuan untuk pemugaran rumah tua ini yang merupakan aset sejarah, bukan saja untuk Limapuluh Kota bahkan untuk Indonesia.”

P

ADA 14 Januari 2014 , kami berlima Pelmi Di Ranah Tacinto , Jonny Indra SSos MSi, Ghio Vani Debrian Soares dan Asro Sikumbang Minangkabau, sengaja singgah ke tempat kelahiran sang pemikir yang terkenal dengan karya Madilog-nya itu. Sebuah rumah tua di pelosok Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh. Sayangnya pada kesempatan ini kami tidak dapat masuk kedalam rumah karena terkunci oleh ahli waris. Bangunan rumah tua bergaya arsitektur tradisional Minangkabau itu tampak menyendiri dari permukiman penduduk lainnya. Dinding depannya terbuat dari papan, sedangkan dinding sampingnya terdiri dari anyaman bambu. Atapnya mempunyai lima buah gonjong, yang menjadi salah satu ciri khas rumah gadang di Luhak Limopuluah yang disebut dengan rumah gadang rajo babandiang. Sejumlah petak sawah diselingi pohonpohon kelapa menghampar di depannya, dan tidak jauh dari rumah terlihat sebuah mesjid yang juga tegak menyendiri. Di tempat itulah Tan Malaka menghabiskan masa kecilnya, sebelum akhirnya hijrah ke Bukittinggi dan melanglang buana ke berbagai negara. Di waktu masih berdinas pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olah Raga, saya pernah masuk ke dalamnya. Terlihat rumah tua Tan Malaka ini tidak terawat. Saat menjejakkan kaki di atas lantai ruangan pertama rumah gadang itu, terlihat sebuah potret usang berukuran besar yang menggantung di dinding. Foto hitam-putih berbingkai kayu itu memperlihatkan seorang lelaki gagah Dialah Ibrahim yang bergelar Datuak Tan Malaka. Sesampainya di bagian dalam ruangan rumah, ada lebih banyak lagi foto Tan Malaka yang dipajang. Foto-foto tersebut menampilkan sosok pahlawan itu dalam berbagai pose. Di salah satu sisi ruangan, terdapat etalase berisi buku-buku yang berhubungan dengan tokoh legendaris itu. Ada Madilog, Dari Penjara ke Penjara, serta beberapa karya dari akademisi seperti Harry A Poeze, Asvi Warman Adam, Mestika Zed, dan masih banyak lagi. Di bagian ujung rumah gadang tersusun bermacam-macam perabot. Beberapa di antaranya berupa tempat tidur kuno

bergaya klasik, sederet talempong (alat musik tradisional khas Minangkabau), dan sofa ala kadarnya. Bagian dinding ruangan ini terdapat pula ranji silsilah pemegang gelar sako Tan Malaka dari generasi pertama sampai sekarang. Perlu diketahui, bahwa gelar Tan Malaka adalah gelar Raja dari kelarasan Bungo Satangkai yakni Datuk Tan Malaka. Dengan kata lain, nama “Tan Malaka” yang masyhur itu sebenarnya adalah gelar adat Raja Bungo Satangkai yang melekat pada diri Ibrahim, nama kecil pejuang kemerdekaan tersebut. Salah satu keluarga ahli waris Rumah Tua Tan Malaka, Indra Ibnur Ikatama, mengatakan rumah Tan Malaka terakhir kali dihuni pada 1998. Tujuh tahun berikutnya, keluarga besar pemegang sako Tan Malaka akhirnya memutuskan untuk menjadikan rumah ini sebagai museum kecil yang dibuka untuk umum. Meski kini menyandang status sebagai museum, kondisi rumah tua Tan Malaka ini bisa dibilang tak terawat. “Sayangnya, sampai sekarang tempat ini seakan-akan luput dari perhatian pemerintah untuk memugarnya, sementara kami berharap sangat kepada pemerintah untuk memberikan bantuan untuk pemugaran rumah tua ini yang merupakan aset sejarah, bukan saja untuk Limapuluh Kota bahkan untuk Indonesia,” kata Indra. Indra mengisahkan, Almarhum lahir di Nagari Pandam Gadang Suliki pada tanggal 2 Juni 1897 dari pasangan Rasad suku Caniago dengan Sinah yang bersuku Simabua. Ibrahim Datuak Tan Malaka adalah Rajo di Bungo Satangkai generasi ke-4. Di mana Rajo Bungo Satangkai di wilayah Suliki Pertama adalah Amat Datuk Tan Malaka, kedua Makli Datuak Tan Malaka, Ketiga Abu Tahir Datuak tan Malaka dan generasi ke-4 baru Ibrahim Datuak Tan Malaka,” tukuk Indra. Tan Malaka mendiami rumah ini sampai ia menamatkan pendidikan sekolah rendahnya di Suliki pada 1908. Masa kecil sang penggagas republik itu tak jauh berbeda dengan anak-anak di zamannya. “Kegiatan sehari-hari diisi dengan menimba ilmu agama di surau, bermain dengan teman-teman sebaya, juga belajar pencak silat,” paparnya. Setamatnya dari Kweekschool (Sekolah Raja) Bukittinggi pada 1913, pendiri Partai Murba ini melanjutkan pendidikannya ke Rijks Kweekschool di Haarlem Belanda. Sejak itu, Tan Malaka hampir tak pernah lagi pulang ke Pandam Gadang, kampung halamannya.Lebih dari separuh hidup Tan Malaka dihabiskan dengan merantau. Kepulangan Tan Malaka yang pertama terjadi sekitar 1942-1945. Ia yang kala itu menjadi buronan Jepang, melakukan penyamaran hingga berhasil sampai ke Payakumbuh. Tan Malaka lalu menyempatkan diri ke Pandam Gadang

buat menjenguk ibundanya yang kala itu sudah berusia renta. Beberapa waktu berikutnya, Tan Malaka datang lagi ke rumah ini bersama Prijono, yang di kemudian hari menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 1959-1966. Harry A Poeze, peneliti Belanda yang mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk menggali fakta sejarah seputar Tan Malaka, pernah mengemukakan niatnya untuk memugar rumah tua ini dengan biaya pribadinya. Anehnya, kata Indra, rencana itu ditolak oleh pemerintah. Alasan mereka, hal itu dapat dinilai sebagai bentuk intervensi pihak asing terhadap penggalian sejarah Indonesia. “Sampai sekarang,kenapa ya, pemerintah belum mengakui kepahlawanan Ibrahim Tan Malaka, padahal Pada bulan Maret 1963 Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Kepres No. 53 Tahun 1963, dan beliau berhak mendapat penghargaan seperti dalam setiap peringatan pahlawanpahlawan bangsa,” ujar Indra. “Ditambahkannya, karena kurangnya

pemahaman sejarah, nama Tan Malaka seringkali ditutupi dan tidak diperkenalkan kepada generasi muda.Padahal kalau dipelajari dan diteliti lebih dalam, tidak ada alasan untuk memusuhi nama Tan Malaka. Bukankah yang mengagas Republik ini untuk pertama kalinya adalah almarhum Tan Malaka sendiri, dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesische (Menuju Republik Indonesia) pada tahun 1925,” lanjut Indra. “Kami pihak keluarga Tan Malaka meminta pemerintah Indonesia untuk memindahkan sisa-sisa jasad yang diyakini sebagai pahlawan nasional Tan Malaka di sebuah pemakaman umum di Kabupaten Kediri, Jatim, ke TMP (taman makam pahlawa) Kalibata, Jakarta. Karena, pemakaman ulang jasad Tan Malaka ke TMP Kalibata merupakan bentuk pengakuan negara secara resmi terhadap pahlawan nasionalnya, “ paparnya kembali. Bagaimanapun juga kita harus menghargai jasa para pahlawan, dengan selalu membaca perjuangannya.*** *Penulis: saifulguci@yahoo.co.id. Pulutan, Sabtu 1 Februari 2014


Aparatur 7 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Hasil Pengolahan Seleksi Tenaga Honorer Kategori-2 (TH K-2) No

No Test

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82

540311000018 540311000054 540311000072 540312000089 540312000098 540312000107 540312000116 540312000125 540312000134 540312000143 540312001574 540342004925 540312001378 540312000223 540312000276 540312000089 540343005796 540342005556 540313003307 540312001352 540322003414 540341004303 540341004125 540312002134 540312001112 540322003698 540312000543 540312000569 540342004525 540342005432 540312001467 540312000952 540312001752 540312000934 540342004472 540312001156 540342005636 540312000872 540312000178 540313003298 540312000925 540312000187 540313002836 540342004489 540313002898 540312000232 540322003814 540312002472 540312000818 540312002756 540312002649 540312001858 540312001076 540312001005 540342005592 540341004072 540312001876 540342005192 540312001129 540313002952 540322003894 540322003583 540313002943 540312002338 540313003049 540312002552 540312002054 540313003289 540342004676 540313003014 540312000463 540322003449 540322003778 540322003529 540313003263 540313002872 540322003796 540312002712 540312001743 540342004463 540312001458 540312000329

Nama AMRIS NURLELA YULITA ASNIBAR SYAFRI HASANULHUSNA ROSNIMAR ISNEL ZUL EFENDI YARMAINIS ANADIANA ANDRI FAHMI ANITA FITRIA ARLISMAN ASMI DEWITA ASNIBAR AYU APRININGSIH BAYU ESA PUTRA

BETNI SRIWATI BETRI SUSANTI BETRIS IMELDA

BUDI BUJANG RUSNI CENDRAWATI CITRA MIMI ARTI DARNA SRI HERLINA

DASMAWATI DASRI YULIA DASRIL DEDET DEDI DARMADI

DEFI FARIANTI DEKI DIRGA DELFI SUSANTI

DELIHARTATI DENI RUSMEIZAL DEOSI NOVIZA

DEPINARIANTI DERWISAN DESI HERLIZA DESI MERY DESKAMRI DESMAYANTI DESNAWATI DESRA ELY DESTIMURNI DEWI ANDRIANI

DEWIFITRIYULIANTI DEWIRA DIAN SUSTIA DIANA OKTA YULIA DIRA WAHYUNI DONI ADMORA

DONRIZAL DWI ARISTIANTI

EDISON EDVI SUSANTI EFRI YANTI EFRIDA YATI EFRIYENTI EGI FITRIA EKA LESTARI ELFA SYAFRI ELFITA ROZA ELIA FATMAWIDA

ELIA NORA ELIA ROZA ELSI PENATRA ELVAYULIDANENGSI ELVY NOSVIA ELYWARTI EMILDA YORINA ENDANGKRISNAWATI

ENDRAWATI ENIDARTI ENTISMA ERAWATI ERIEN ASTARI ERLINA ERLINA ERLINDA NINGSIH

ERMA YUNUS

No 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164

No Test 540313002854 540322003547 540322003654 540322003423 540341004187 540342005476 540312000685 540342005272 540322003538 540312001174 540312001236 540322003903 540312001067 540322003574 540323003912 540343005778 540312000978 540313003396 540313003254 540342004756 540313003218 540312002623 540341004063 540312002765 540312001449 540312000792 540312002507 540312002605 540312000107 540313003227 540322003689 540322003716 540312000285 540313003067 540322003849 540313002827 540313003236 540312000783 540312000214 540342004623 540313003378 540342004427 540312002534 540312001592 540342005663 540322003787 540312002187 540322003743 540312001565 540313003094 540312002667 540341003956 540312002312 540342004454 540312000125 540322003618 540341003965 540312001636 540313002978 540312002569 540322003645 540313003058 540312002747 540312001796 540312001832 540342004418 540322003663 540312002685 540312002614 540312001725 540342005014 540312001609 540342005156 540312001805 540322003609 540313003272 540312001307 540312001974 540312000596 540312000587 540322003512 540342004596

Nama ERNES ERNI ELYTA ERNI EMLY EVA NURLENA FAIZAL FATMA LIRA FENI GUSMINA FERA GUSTI FERI ANTONI FERONA ENDILLA

FETRI YENTI FIFI SUMANTI FIRMAN ADEK FITHRATURRAHMAH

FITRI SUSANTI FITRI YANTI FITRI YESI FITRIA AINI FITRIA ANDRIANI FITRIA ISMARENTI

FITRIA NINGSIH FITRIA RESI GAFRIAL HAFSYAH KURNIA HALIMAH NURHASNAH HARIS MAIKO PUTRA

HARRY SATRIA HARSEN AIDA HASANUL HUSNA HASNA FITRIANI HELA SUSMIRA ROZA

HELNILAWATI HENDRI HENDRI HENDRI HENDRIATI HERLINDA EKA PITRI

HERNIWATI HILMA HIRZAMEL HUZAIMA IDELWATI ILMA YENI IMESRA FEBRINA INDRA MAHA MULYA

INTAN PERMANA INTESRIANI IRA IRMA SUSANTI IRNAWATI IRWANDI IRWAS ISMAIL YUSRI ISNA RISNA ISNEL ITRA HAYATI JASMAN JON NIZAR KARIYATI KASMINARTI KELIFA YANTI LAILA SOFIA LASTRI WULANDARI

LEFNI AFRIZA LEMYARNI LEMZAR LENI ANGGRAINI LENI MUTIARA LESTARI EKA PUTRI LIA RISDA LILI ERNAWATI LINDA YARNI LIRA MAYANTI LISMAIZA LIZA FITRIA LIZA OKTAVIA LOLITA ANGGRAINI

MAHROZA MAIDAWATI MAIRA MARDEWATI MARIA NENGSI

No 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246

No Test 540322003565 540312002489 540312000516 540342004445 540312001929 540312000658 540312001894 540312002774 540312002152 540312000312 540312002063 540342005654 540312002196 540322003458 540312000854 540312002738 540312001023 540312002445 540313003165 540312000614 540312001716 540312002009 540313003085 540341003947 540312000205 540313002818 540312000525 540313002889 540312001298 540312001058 540342005689 540312002703 540312001885 540312001823 540312001423 540312002116 540342005627 540312002027 540312002303 540342005645 540313002907 540312000409 540312002392 540323003938 540311000054 540341004054 540313003112 540312001627 540312002267 540322003876 540312000249 540322003503 540312001343 540312002498 540312001094 540342005174 540322003752 540343005734 540322003627 540312001965 540312002658 540312002178 540313003174 540342004614 540323003929 540322003432 540322003405 540342004667 540313003387 540312000667 540312001849 540312000649 540312002258 540313002969 540322003485 540312002098 540313003325 540312001778 540312001325 540312000116 540342004498 540322003832

Nama MARIANIS MARNI MASRAWATI HASIBUAN

MEIYULIS Y MELDA MELDA YOSI MELIA ULVA MELSI RAHAYU MERAWATI MESRAWATI MIMIK HASNAH MIMING ALBER FRANSISKO

MINCE APRIANI MIRA RIANTI MISDIARTI MUAMMAR KHAZAPI

MUHAMAD AKMAL MUHAMMAD ARIEF

MULTIA EVARINA MULYATI MURFALENI MUSNI FAISAL NADRIA ANDESTA NARSALI NASRIZON NEL IRIAN NELFIA ELMIDA NELFIA HERAYENTI NELI INDRAYANI NELI ZURIATI NELVAWATI NENENG NENI PUTRIANIS NEPI SRIWAHYUNI AMRI

NETTY HERAWATI NINI SOFIA NOFITA LESTARI NOFRIZUL NOLA FITRIA NOVIA ERLINDA NOVIA TIRANA NOVIANTI NOVIKA SOFIA NOVRIDA SUSIANTI

NURLELA NURTUNSAL OSNITA PRIMA NINGSIH RAHMABETI YUSRA

RAHMI FADLIA RAMADA RASYIDAH RENA SUSANTI RENGKI JAMIRAL PUTRA

RENI JUITA RENNY SYAHIRMA RENTI RENCENI RESMITA YENTI RIA SYAFRINA RIAWATI RIDHO ILAHI RINA MARDIAN RINA SUSIANTI RINA WISRA RINA YULIFA RINI RINI CYNTHIA DEWI

RINI KARNOVA RINI SILFIA RINTI ARIAN RIRI YUNIATI RISMA HAYATI RISMAWATI RITA ARWENSI RITA ASTUTI ROPI SEPTIA RIZA ROSLAINI ROSMIMI ROSNELI ROSNIMAR ROSWITA SANDRA WIDYA

No 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326

No Test 540312002214 540341003983 540312000809 540312001218 540312002223 540322003885 540312001903 540312002276 540342004978 540312000605 540322003707 540342005129 540313003032 540342004507 540322003734 540342004712 540312002427 540342005067 540312000098 540341004258 540341004169 540312002383 540312000347 540312000152 540322003556 540312002543 540312000489 540313003005 540313002987 540312001334 540342005032 540313003183 540313003192 540342004774 540312001556 540312002347 540312002125 540312002783 540312000907 540313003209 540313003138 540322003769 540312002249 540312002516 540322003725 540343005707 540312000143 540312000374 540313002996 540343005698 540312001538 540313002845 540322003636 540312002596 540312000498 540322003858 540312001103 540312001183 540342005485 540312001672 540342004543 540312002409 540312001707 540312000969 540313003103 540322003494 540312002285 540312002587 540311000072 540312002329 540312002525 540322003592 540312001814 540312000169 540322003805 540312000134 540322003467 540342004649 540312001494 540312002205

Nama SANDRA YADI SAPRIZAL SASRA LENIDA SEPRITA NINGSIH SILSIA FIRMAYANTI

SILVIA FITRI SILWI ALENTORA SISKA RAMADONA FITRA

SRI KEMALA DEWI SRI SETIANI SRI WAHYUNI SRI WAHYUNI SRI YATI SUMARNO SUSI GUSTIANORA SUSI YANDRA SUSRI RAHMA YUDA

SYAFNITA SYAFRI SYAFRIMON SYAFRIZAL SYAPRIADI TANJUL FUAD TAUFIK DERMITA TINA SINTIA ULUL AMRI UPITA GUSNA USLI FACHRI USNIRIDA VERA FITRIA VERA RENDANI VIVI SUSIANTI VULMEN EVIDA WADNELIS WEWET ANGGRAINI WIDYAPUTRIPURNAMASARI

WILDA SUSANTI WINDA SUMARNI WIRDAWATI WIRMA TETI WIRNA TATI WISKE DEWI WIZNI MERWITA YANCE LARASARI YANCE SUCI NENGSIH

YANNILAS PUTRI YARMAINIS YARNIWATI YARSIVA YELVI SYAM YENI DARWITA YENI YUSMAN YENITA ERIANTI YENNI MARLINA YENTI DELVITA.S YESI MURINA YESI YANA YESI YENITA YESSI FATMAYENTI YESSI SYLVIA PUTRI

YOHANIS YOMES ALEX CANDRA

YONA LIDYA YOSI GUSNAWATI YULHAIDA YULIA BETRI YULIA PUSPITA SARI

YULIANA YULITA YULNETI YUMNA AMINI YUSNA ANWAR YUSNA HENDRIWATI

YUSNIHAR YUTRI KUMALA DEWI

ZUL EFENDI ZULFAROZA ZULLUTHFI ZULNITA AMELIA ZURIATI

http://cpns.menpan.go.id/


8

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Pemberitahuan

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Batas Usia Pensiun PNS Oleh : H.Yendri Tomas,SE,MM *) Berkenaan dengan telah ditetapkan dan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, sambil menunggu Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil, Badan Kepegawaian Negara telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor : K.26-30/V.7-3/99 tanggal 17 Januari 2014 tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam Pasal 87 ayat (1) huruf c dan Pasal 90 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ditentukan bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena mancapai batas usia pensiun, yaitu : a.58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; b.60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi ; dan c.Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi pejabat fungsional. 2.Dalam Pasal 131 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ditentukan bahwa pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan Pegawai Negeri Sipil dilakukan penyetaraan : a.Jabatan eselon I.a Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; b.Jabatan eselon I.a dan eselon I.b setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; c.Jabatan Eselon II setara dengan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama; d.Jabatan eselon III setara dengan Jabatan Administrator; e.Jabatan eselon IV setara dengan Jabatan Pengawas; dan f.Jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan Jabatan Pelaksana.

H.Yendri Tomas,SE,MM

3.Berdasarkan ketentuan tersebut , pada saat mulai berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ( 15 Januari 2014 ) maka : a.Batas Usia Pensiun Pejabat Pimpinan Tinggi Utama, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama ( sebelumnya dikenal sebagai Pejabat Struktural eselon I dan eselon II ) adalah 60 (enam puluh) tahun tanpa melalui mekanisme perpanjangan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. b.Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, dan Pimpina Tinggi Pratama ( sebelumnya dikenal sebagai Pejabat struktural eselon I dan eselon II ) belum berusia 60 (enam puluh) tahun tetapi keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil telah ditetapkan karena mencapai batas usia pensiun 56 (lima puluh enam) tahun atau lebih dan pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan seterusnya, berlaku ketentuan sebagai berikut : 1)apabila tidak diberhentikan dari jabatannya, maka batas usia pensiunnya 60 (enam puluh) tahun; 2)apabila telah diberhentikan dari jabatannya, maka batas usia pensiunnya 58 (lima puluh delapan) tahun; 3)apabila telah diberhentikan dari jabatannya dan usianya lebih dari 58 (lima puluh delapan) tahun, maka diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai akhir bulanpemberhentian dari jabatannya. c.Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 1) dan angka 2) telah diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil karena mencapai Batas Usia Pensiun 56 (lima puluh enam) tahun atau lebih dan pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan seterusnya, berlaku ketentuan sebagai berikut : 1)Apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan baik yang sudah diterima maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan dan masih bersedia melaksanakan tugas, maka keputusan pemberhentian dan kenaikan pangkat pengabdiannya (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) ditinjau kembali; 2)apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan, baik yang sudah diterima maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan tetapi tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, maka mengajukan surat pernyataan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian, dan keputusan pemberhentian serta pemberian kenaikan pangkat pengabdiannya yang sudah ditetapkan (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) tetap berlaku. d.Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang sebelumnya menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, dan Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya dikenal sebagai jabatan struktural eselon I dan eselon II) dan sedang menjalani masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun telah berusia 58 (lima puluh delapan) tahun atau lebih, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil terhitung mulai akhir bulan berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan. 2. apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun belum berusia 58 (lima puluh delapan) tahun dan yang bersangkutan masih bersedia melaksanakan tugas, maka ditugaskan kembali dengan ketentuan tidak berhak lagi mengajukan masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun pada saat akan mencapai batas usia pensiun 58 (lima puluh delapan) tahun. 3. Apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun belum berusia 58 (lima puluh delapan) tahun, dan tidak bersedia melaksanakan tugas kembali, maka yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian. Keputusan pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. e.Batas usia pensiun Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, dan Pejabat Pelaksana (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III kebawah dan fungsional umum) adalah 58 (lima puluh delapan) Tahun. f.Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas dan Jabatan Pelaksana (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III ke bawah dan jabatan fungsional umum) belum berusia 56 (lima puluh), tetapi keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil telah ditetapkan karena mencapai batas usia pensiun 56 (lima puluh enam) tahun dan pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung akhir Januari 2014 dan seterusnya, berlaku ketentuan sebagai berikut : 1)apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan baik yang sudah diterima maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan dan masih bersedia melaksanakan tugas, maka keputusan pemberhentian dan kenaikan pangkat pengabdiannya (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) ditinjau kembali; dan 2)apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan, baik yang sudah diterima oleh yang bersangkutan tetapi tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, maka mengajukan surat pernyataan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian, dan keputusan pemberhentian serta pemberian kenaikan pangkat pengabdiannya yang sudah ditetapkan (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) tetap berlaku. g.Dalam hal terdapat Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas dan Pejabat Pelaksana (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural eselon III ke bawah dan jabatan fungsional umum) sedang menjalani masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun, maka berlaku ketentuan sebagai berikut : 1)apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun dan masih bersedia melaksanakan tugas, maka ditugaskan kembali dengan ketentuan tidak berhak lagi mengajukan masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun pada saat akan mencapai batas usia pensiun 58 (lima puluh delapan) tahun. 2)apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun dan tidak bersedia melaksanakan tugas kembali, maka yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian. Keputusan pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. h. Batas Usia Pensiun bagi pejabat fungsional yang tidak ada perpanjangan batas usia pensiunnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. i. Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sementara dari jabatan negeri karena ditahan oleh pihak berwajib karena menjadi tersangka tindak pidana dan belum berusia 56 (lima puluh enam) tahun pada Desember 2013, maka batas usia pensiunnya 58 (lima puluh delapan) tahun. j. Dalam hal terdapat Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dari jabatan organik karena diangkat sebagai Pejabat Negara atau Kepala Desa, dan belum berusia 56 (lima puluh enam) tahun pada Desember 2013, maka batas usia pensiunnya adalah 58 (lima puluh delapan) tahun. k. Batas Usia Pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan lain yang ditentukan Undang-Undang (antara lain Guru, Dosen, Jaksa, dan Panitera), dinyatakan tetap berlaku. Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian dan ditindak lanjuti sebagaimana mestinya, terima kasih. *) Sekda Kabupaten Limapuluh Kota


9

Sinamar

Pemerintahan

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

KEPUTUSAN BUPATI LIMA PULUH KOTA TENTANG PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL ESELON III DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA NOMOR : 821/145/BKD-LK/2014 TANGGAL : 5 FEBRUARI 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

JABATAN BARU

NAMA Widya Putra, S.Sos Zulkifli, S.Pd, MM Karespi, S.Ag Drs. Aimel Nazra, M.Si Dr. Rahmawati Dra. Yurmizar, APT, MPH M.Ali Firdaus,S.Sos Arius Ali, S.Pd Nasrul Arpi, SPd Guspendi,S.Pd Masril, S.Sos, M. Pd Orlanda. ST Deswandi Yuhendri, ST Afrizal.M, SST Endri Mulyadi, ST Triana Yovieanny, SE, SS, M.Si Yusnadri, S.Sos Ferry Yanto, S.Sos, M.S.E, M.Ec Yandri Elfira, S.Si, MSi

Kepala Bagian Pemerintahan Nagari Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Kepala Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Darwis Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabid Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kabid Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan Kabid Anak Usia Dini, Non Formal, Informal pada Dinas Pendidikan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana pada Dinas Pendidikan Kabid Sarana Prasarana & Pengembangan SDM pada Dinas Keb, Par, Pemuda & Olah Raga

Kabid Bina Marga pada pada Dinas Pekerjaan Umum Pj. Kabid Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum Kabid Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman Pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabid Perencanaan pada dinas Pekerjaan Umum Kabid Perencanaan, Pendataan dan Penetapan Pada DPPKAD Kabid Penagihan dan Evaluasi Pada DPPKAD KabidPerlindungandanKonservasidanSumberDayaAlampadaBLH Kabid Pengendalian Lingkungan Hidup pada BLH

NO 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

NAMA Ir.M.Fakhrizal Aneta Budi Putra, AP, Msi M. Nurhasdi, SE Usman, S.Pd, M.Pd Lysa Anggreini,ST Ir. Em Nofri, MH Dian Permatati, ST, M.SE, Msc Des Putra, SKM Hendri Yoni, S.Sos Hanif. SH Noviardi Darlis, SH Drs. Rakiman Afrizal, S.Sos, Msi Afdal, S.Sos Adrian Wahyudi, SH, MH Erizal, S.ST M. Ali Akbar, SKM drg. Dina Yulia dr. Erva Yora Witra Porsepwandi, S.Pi Susy Letrini, S.Pi

JABATAN BARU Kabid Pengawasan Lingkungan Hidup pada BLH Kabid Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat pada BPM Kabid Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat pada BPM Kabid Sosial Budaya, SDA & Teknologi Tepat guna pada BPM Kabid Sosial Budaya & Pemerintahan pada Bappeda Kabid Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah Pada Bappeda KabidStatistikPengendalian&KerjasamaPembangunanpadaBappeda Sekretaris Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Darwis Sekretaris Unit Satpol PP Kabid Penegakan Perundang - Undangan Daerah Pada Satpol PP KabidKetertibanUmumdanKetentramanMasyarakatPadaSatpolPP Kabid Sumber Daya Aparatur Pada Satpol PP Kabid Perlindungan Masyarakat pada Satpol PP KabidBimbingan,Bantuan&JaminanSosialpadaDinasSosnakertrans Kabid Ideologi dan wawasan Kebangsaan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah KabidSaranaPrasarana&LogistikpadaRumahSakitUmumDaerah Kabid Pelayanan Penunjang dan Promosi Rumah Sakit pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Darwis KabidPelayananMedisdanKeperawatanPadaRumahSakitUmum Kabid Penataan, Pengawasan & Pengend. Perikanan pada Dinas Perikanan

Kabid Budidaya pada Dinas Perikanan

KEPUTUSAN BUPATI LIMA PULUH KOTA TENTANG PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL ESELON IV DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA NOMOR : 821/145/BKD-LK/2014 TANGGAL: 5 FEBRUARI 2014 JABATAN BARU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63

Nuzul Firman, SIP, Msi Marzuki, S.sos, M.Si Melia Hanggina, SSTP Lisa Hedrina, S.IP Syukri Anda, SH Srimin Fitrini, SE Indra Syamsualis, S.Sos Muhammad Ranggi Taruna, S.STP Mira Ningsih, ST Rio Hariyanto, ST Muasril, ST, M.Si Wahyu Marmora Samry, SH Maradona, SH Kimiawan Hari, ST Bobby Irwanto, SE Wildayati, S.Sos Purnama Muharman, SST Muhammad Rafi Azka, S.Kom Alimasni. N, SPd, M.Pd Jon Andesta Joni Damon, S.Pd Dra. Rosmini Khatmi Thamrin, S.Sos Yetty Deswita, ST, M.Si Rozalina,S.Pd Yusnedi, SPd Syukraldi Arlen, S.Pd Mustafa L, S.Pd Dewi Elfina, S.Pd Zulikardi Yulizar, S.Pd Antoni, S.Pd Muhammad Irhan, ST Inasrul, ST Yung Kundang, AMd Alfiandri, A.Md Oka Prasetya Lubis, ST Rosember Salman, ST Rahmi,SST Asrul Syah, ST Yudia Hendra, ST Hanafi, A.Md Maria Andesti, S.Pi Nur Afni Fiazia, S.Pt Wirman Hendry Nofaldi, A., Md Mulyanis, ST Azhar,AMd Ibnu Mardhatillah, S.ST Marjoni Jamalis, ST Muslim Gunawati, S. sos Wiwing Nofri, SE Masmed,S.Sos Mesriza Novira, SE Ermanto Refmaitra Zurianda Nova Liza, SE Maiyendra, SE Fitri Yana F, S.Kom Jonny Abdullah, SE

Pj. Kasubbag Koordinasi Antar Lembaga & Perangkat Daerah Bagian Adm. Pemerintahan Umum

Kasubbag Pertanahan Bagian Adm. Pemerintahan Umum Kasubbag Administrasi dan Aparatur Pemerintahan Nagari Kasubag Tata Laksana Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi Kasubbag Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Nagari Kasubag Analisis Jabatan dan Reformasi Birokrasi KasubagKelembagaanpadaBagianOrganisasidanReformasiBirokrasi Kasubag Keuangan dan Aset Pemerintahan Nagari Kasi Sarana Komunikasi dan Informatika pada Dishubkominfo Kasubbag Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Kasubbag Kebijakan Pelaksanaan Pembangunan daerah Kasubbag Bantuan Hukum dan HAM Kasubbag Peraturan Perundang - Undangan Kasubbag Koordinasi Pengadaan dan Bina Jasa Konstruksi Pada Bagian Minbang

Kasubbag Pengembangan Usaha dan Kerjasama Kasubbag Umum dan Kepegawaian Pada Unit Satpol PP Kasubbag Koordinasi Pembangunan SDM Kasubbag Perlindungan Sosial KasubagKepegawaiandanSertifikasiPendidikpadaDinasPendidikan Pj. Kasubbag Keuangan dan Pelaporan pada Dinas Pendidikan KasiKurikulumdanPeningkatanMutuDikdaspadaDinasPendidikan KasiPendidikdanTenagaKependidikandikmenpadaDinasPendidikan Kasi Sarana dan Prasarana Dikmen pada Dinas Pendidikan Kasi Data dan Program pada Dinas Pendidikan Kasi Pengembangan Pendidikan Menengah Kasi Sarana dan Prasarana Dikdas pada Dinas Pendidikan KasiPendidikdanTenagaKependidikanDikdaspadaDinasPendidikan Kasi Pengembangan Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kasi PAUD pada Dinas Pendidikan KasiPendidikdanTenagaKependidikanPAUDNIpadaDinasPendidikan Pj. Kasi Pendidikan Masyarakat pada Dinas Pendidikan KasiKurikulumdanPeningkatanMutuDikmenpadaDinasPendidikan Pj. Kasi Perumahan dan Pemukiman Kasi Perencanaan Bidang Pekerjaan Umum pada Dinas Pekerjaan Umum

Kasi Pembangunan Jalan & Jembatan pada Dinas Pekerjaan Umum KasiPemeliharaanJalan&JembatanKabupatenpadaDinasPekerjaanUmum Pj. Kasi Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan Pedesaan/ Nagari Pada Dinas Pekerjaan Umum Kasi Mineral dan batubara pada Dinas Kehutanan & Pertambangan Kasi Perencanaan Bidang Tata Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum Kasi Perencanaan Bidang Perumahan pada Dinas Pekerjaan Umum Kasi Tata Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum Kasi Pembangunan Jaringan Irigasi pada Dinas Pekerjaan Umum Pj. Kasubag Umum & Kepegawaian pada Dinas Pekerjaan Umum Kasi Teknologi Budidaya pada Dinas perikanan KasiKelembagaandanKetenagakerjaanperikananadaDinasperikanan Kasi Penelitian dan Pengembangan Perikanan Pada Dinas Perikanan KasiOperasidanPemeliharaanJaringanIrigasipadaDinasPekerjaanUmum KasiPerizinan pada Dinas Pekerjaan Umum Kasi Rekonstruksi Pada BPBD KasiPengusahaanNonLogam&BatuanpadaDinasKehutanan&Pertambangan Kasi Pengembangan Jaringan Air Munum/Air Bersih pada Dinas Pekerjaan Umum

Kasi Konservasi Sungai dan Rawa Kasi Penyehatan Lingkungan pada Dinas Pekerjaan Umum Kasubbag Program dan Pelaporan Pada DPPKAD Kasi Perencanaan dan Penetapan Pada DPPKAD Kasi Pendataan Pajak Pada DPPKAD Kasi Pendataan Retribusi Daerah Pada DPPKAD Kasi Penagihan Pajak Pada DPPKAD Kasi Penagihan Retribusi Pada DPPKAD Kasi Inventaris dan Pembukuan Pada DPPKAD Kasi Penyusunan Anggaran Pada DPPKAD Kasi Dana Perimbangan Pada DPPKAD Kasi Verifikasi dan Pembukuan Pada DPPKAD

NO 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127

NAMA Wenny Indra Putri,Bac Hefi Suswita MHD. Iqbal, M.S.E Alimul Akbar S.Sos Sri Endang Harimurti, SKM Herry Yasman, S.Kp A. Fachrurrozi, SKM Fitri Rahmah, SKM Roza Leswirna, SKM, M.K.M Devi Susana. SKM Aldesra, SKM Andre Rachman, SKM Irwan Faizal, SKM Refdal Rita Zahara, S.Sos Yuhendri, S.Kom Susy Herlinda Spt,Msi Edmil, S.Sos Yadesman Dt. Gindo Nan Putiah Golmi Irwandi, SP Erafles. S.Sos Adiwarman, SP, S.sos, MM Afniyetti Ilda Subul Huriati, S.AP Rostianiwati, SE Hayatul Khairi, S.STP Lainis, S.Sos Madya Surawan, SE Ahmad Fauzi Taufanis DT.Badur Harmita Yandri, SH Aida Helmia, BA Magdalena, A.Md Noviarsyam Widya Lestari, S.Si Fatma Novita, ST M.Syafar Mausyar, SKM Safridal,AMK Dr. Yulva Roza Ns. Detrindawati, S.Kep Amra Julita, A.Md.Keb dr. Niki Yunandah H Amalia Yulanda, Ners Rahma Wirna, S.Sos Wifrianto, SH Yalbaku Jevino, S.STP Zuryeti, SH Delfis Azwar, SH Efrizon Aswilda, S.Sos H. Naspen Emi Sasmita,S.Sos Nusa Putra Gusti Arienti, SH Mukni Zulhan, S.Sos Yasni, SH Pinta Nida, S.Sos Rifki Satria, ST Askenona Murti Eka Lestari, SE Irma Esi Yanti, SKM Rospik, A.Md

JABATAN BARU Kasi Pengelolaan Pinjaman dan BUMD Pada DPPKAD Kasi Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pada DPPKAD Kasubag Keuangan Pada Dinas Kesehatan Kasubbag Keuangan Pada Dinas Perikanan Kasubbag Umum dan Kepegawaian pada Dinas Kesehatan KasipelayananKesehatanDasar,RujukandanAkreditasiKesehatan KasiPengendaliandanPemberantasanPenyakitpada DinasKesehatan Kasi Gizi Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kasi Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kasi Perencanaan, Pendayagunaan Tenaga Kesehatan dan Diklat pada Dinas Kesehatan

Kasi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kasi Promosi Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kasi Jaminan Kesehatan pada Dinas Kesehatan KasubbagUmumdanKepegawaianPadaBadanLingkunganHidup PJ. Kasubag Keuangan Pada Badan Lingkungan Hidup Kasubag Program dan Pelaporan Pada Badan Lingkungan Hidup Kasubid Pengkajian Dampak Lingkungan Pada Badan Lingkungan Hidup Kasubid Peningkatan Kapasitas Lingkungan Pada Badan Lingkungan Hidup

Kasubid Pengawasan dan Penataan Hukum Lingkungan Hidup Kasubid Pembinaan dan Penataan Lingkungan Hidup Kasubid Perlindungan Sumber Daya Alam Kasubid Konservasi Sumber Daya Air dan Keanekaragaman Hayati Kasubbag Umum dan Kepegawaian pada Badan Pemberdayaan Masyarakat

Kasubag Keuangan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat KasubagProgramdanPelaporanpadaBadanPemberdayaanMasyarakat Pj.KasubidKelembagaan&MasyarakatpadaBadanPemberdayaanMasyarakat

KasubagKetahananMasyarakatpadaBadanPemberdayaanMasyarakat Kasubag Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Kasubid Pengentasan Kemiskinan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat KasubidPengembanganSDA&TeknologiTepatGunapadaBadanPemberdayaanMasyarakat Kasubid Sosial Budaya Masyarakat pada Badan Pemberdayaan Masyarakat

Kasi Pembinaan Pengawasan dan Penyuluhan pada Unit Satpol PP Kasi Pengembangan Kelembagaan Sosial dan Kemitraan pada Dinas Sosial

Kasubag Keuangan pada Bappeda Kasubid Sosial dan Budaya Pada Bappeda Kasubid Sarana dan Prasarana Pada Bappeda KasubidPerencanaanWilayahdanLingkunganHidupPadaBappeda Kasi Logistik Pada RSUD Achmad Darwis Kasubbag Umum dan Kepegawaian Pada RSUD Achmad Darwis KasubbagPerencanaandanPelaporanPadaRSUDAchmadDarwis Kasi Pelayanan Penunjang Pada RSUD Achmad Darwis Kasi Promosi dan Pengembangan Rumah Sakit Pada RSUD Achmad Darwis

Kasi Pelayanan Medis Pada RSUD Achmad Darwis Kasi Pelayanan Keperawatan Pada RSUD Achmad Darwis Pj. Kasubag Program pada Unit Satpol PP Kasi Penyelidikan dan Penyidikan pada Unit Satpol PP Kasi Operasi Dan Pengendalian pada Unit Satpol PP Kasi Kerjasama pada Unit Satpol PP Kasi Pelatihan Dasar pada Unit Satpol PP Kasi Teknis fungsional pada Unit Satpol PP Kasi Satuan Linmas pada Unit Satpol PP Kasi Bina Potensi Masyarakat pada Unit Satpol PP KasiPenanggulanganKorbanTindakkekerasandanorangterlantar Kasi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Kasi Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja KasiKelembagaandanPerizinanpadaDinasKoperasi,UMKM,Perindag KasiPerlindunganKonsumenpadaDinasKoperasi,UMKM,Perindag Kasi Pencegahan Pencemaran Lingkungan pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindag Kasubbag Umum dan Kepegawaian pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kasi Rehabilitasi Pada BPBD Kasubid Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Kasubid Keluarga Berencana pada Badan Pemberdayaan Perempuan

Kasubid Perlindungan Perempuan dan Anak Kasubid Pengarusutamaan Gender


Walinagari 10 REDAKSI

 Bupati Alis Marajo:

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

MUSRENBANG RKPD Kecamatan Pangkalan Kotobaru (f.gun).

Wali Nagari Dilarang Berpolitik Praktis “Saya merasa perlu seringsering mengingatkan hal itu karena terkait dengan pesta demokrasi sekali lima tahunan yaitu Pemilu Legislatif 2014 yang hanya terpaut beberapa bulan lagi.”

K

ENDATI sama-sama dipilih secara langsung oleh masyarakat yang memiliki hak pilih melalui sebuah proses politik yang telah digariskan oleh undang-undang, tapi tetap ada yang membedakan antara wali nagari dengan jabatan-jabatan politis lainnya di negeri ini seperti presiden, gubernur, dan bupati/wali kota. Apakah itu? “Wali nagari dilarang terlibat dalam kegiatan politik praktis, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung,” kata Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo ketika menutup musrenbang

(musyawarah rencana pembangunan) Kecamatan Pangkalan Koto Baru di Nagari Pangkalan, Kamis (13/2). Nagari dalam tata administrasi pemerintahan merupakan satu unit pemerintahan khas Sumatera Barat, yang merupakan perwujudan kesatuan hukum adat. Sementara pada bagian lain, menurut Bupati Alis Marajo, presiden, gubernur, maupun bupati/wali kota dibenarkan oleh undang-undang untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan politik praktis. Bahkan dalam prakteknya, tambah mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, baik presiden, gubernur atau bupati/ wali kota memegang jabatan sebagai ketua di organisasi politik. Garisan yang harus dipatuhi oleh para wali nagari itu, sambung Bupati Alis Marajo, juga berlaku untuk para PNS (pegawai negeri sipil) di semua tingkat dan unit pemerintahan yang ada. “Saya merasa perlu sering-sering mengingatkan hal itu karena terkait dengan pesta demokrasi sekali lima tahunan yaitu Pemilu Legislatif

2014 yang hanya terpaut beberapa bulan lagi,” sambungnya. Masih terkait Pemilu Legislatif 2014, Bupati juga merasa perlu mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan. Dikatakan, kendati pilihan politik di antara anggota masyarakat yang memiliki hak pilih berbeda, tapi jangan sampai perbedaan pilihan politik tersebut sampai merusak tatanan hidup bermasyarakat, bahkan merusak hidup badunsanak yang telah terbina selama ini. “Kita tidak ingin perbedaan pilihan membuat kita terpecah,” ingat bupati. Terkait dengan musrenbang kecamatan, Bupati meminta para pesertanya agar senantiasa menyampaikan keinginankeinginan masyarakat di nagarinya. Namun tidak dipungkiri tak semua keinginan itu terakomodir di dalam APBD. “Masyarakat perlu mengetahui bahwa tidak semua keinginan itu bisa terpenuhi karena keterbatasan dana, keterbatasan prioritas, keterbatasan uji coba tentang

layak dan mampu dijabarkan dengan dana yang memadai,” papar Bupati. Sebelumnya, Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Limapuluh Kota Ir. Novyan Burano dalam sambutannya meminta semua pihak, termasuk masyarakat, untuk mengubah pola pikirnya tentang pembangunan. Sebab, membangun itu bukan hanya dalam bentuk kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan non-fisik seperti pelatihan-pelatihan. Selain mengubah pola pikir tentang pembangunan, menurut Novyan, masyarakat juga diajak mengubah pola pikirnya tentang produksi pertanian yang mempunyai nilai tambah. Dalam konteks persoalan ini, ia menunjuk contoh komoditas gambir. Dikatakan, daerah ini jelas-jelas penghasil gambir terbesar di dunia, namun kenyataannya dunia internasional hanya mengenal negara India sebagai produsen komoditi ekspor tersebut. “Ini tentu harus menjadi perhatian berbagai pihak di Lima Puluh Kota,” tutur Novyan. (gun/ronny)

Wabup Minta Wali Nagari Jaga Amanah Masyarakat WAKIL Bupati (Wabup) Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. meminta wali nagari yang dipilih secara langsung oleh msyarakat melalui proses politik untuk dapat melaksanakan amanah dan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dengan sebaik-baiknya. Dalam pemahaman Wabup Asyirwan, amanah memiliki perspektif yang cukup luas, karena bukan semata pertanggungjawaban kepada masyarakat yang telah memberikan hak pilih, tapi juga mengandung muatan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. “Ini yang harus menjadi perhatian,” kata Wabup ketika menghadiri pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Monfriadi sebagai Wali Nagari Batu Payung, Kecamatan Lareh Sago Halaban. Dalam kegiatan yang dipusatkan di halaman kantor Wali Nagari Batu Payung, Kamis (13/2), yang antara lain dihadiri Ketua DPRD Limapuluh Kota Darman Sahladi, pada bagian lain Wabup mengatakan bahwa sesuai Visi Kabupaten Limapuluh Kota yang mempunyai 3 kata kunci (yaitu kebersamaan, kemakmuran dan kesejahteraan), “Itu artinya, kita secara

bersama-sama mencapai kemakmuran dan menuju kesejahteraan,” katanya. Ia juga meminta kepada wali nagari terpilih agar dapat memahami UU NO.02 tahun 2013 tentang Pemerintahan Nagari sehingga bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Di samping itu Wabup juga mengharapkan wali nagari yang baru untuk bisa berkerjasama dan tidak lupa untuk berkoordinasi dengan camat sehingga pemerintahan di nagari bisa berjalan dengan lancar. “Jangan sia-siakan kepercayaan masyarakat,” ucapnya. Monfriadi sebagai Wali Nagari batu Payung terpilih dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih atas amanah yang telah dipercayakan kepadanya dan mengharapkan dukungan dari masyarakat untuk menjalankannya. “Semua akan sia-sia tanpa dukungan dari masyarakat semua, makanya mari kita bersama-sama berbenah kearah yang lebih baik demi kemajuan nagari ini,” ajak Monfriadi. Salah seorang tokoh masyarakat berharap wali nagari terpilih jangan ragu melangkah dalam membangun Nagari Batu Payung ke arah yang lebih baik. Sebab,

WABUP Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si memberikan ucapan selamat kepada Walinagari Batu Payuang yang baru dikukuhkan. (f-erwin)

menurut tokoh masyarakat dimaksud, Batu Payung memerlukan langkah-langkah besar untuk bisa berubah dari kondisi yang ada sekarang. “Seluruh elemen masyarakat Nagari Batu Payuang akan mendukung langkah-langkah wali nagari terpilih,” ujarnya. Acara pengambilan sumpah dan serah terima jabatan dari Pjs. Wali Nagari

Ardian kepada wali nagari terpilih Monfiadi untuk periode 2013-2019 dilakukan oleh Camat Lareh Sago Halaban Drs. Muftil Wahyudi, dan serah terima Ketua TP-PKK Nagari Batu Payuang dari ketua lama Pariswati kepada ketua baru Rafika Putri dilakukan oleh Ketua TP-PKK Kecamatan Lareh Sago Halaban Ny.Muftil Wahyudi. (joy/ogi)


REDAKSI 11 Kebersamaan

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Galang Kekuatan, Solusi Anggaran Terbatas dan Banyaknya Tuntutan “Kegiatan pembangunan tanpa regulasi bisa mengundang terjadinya penyimpangan atau tindak pidana korupsi. Semua kegiatan harus didasarkan pada aturan-aturan yang telah disusun.”

K

ENDATI menyandang status sebagai sebuah kabupaten tertua di Provinsi Sumatera Barat, toh anggaran daerah ini melalui APBD dari tahun ke tahun tidaklah tergolong besar. Bagaimana memenuhi tuntutan pembangunan yang eskalasinya justru terus menunjukkan kecenderungan peningkatan? “Salah satu solusinya adalah dengan menggalang kekuatan semua komponen dan elemen di tengah masyarakat untuk bersama-sama ambil bagian dalam membangun daerah,” kata Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo dalam sebuah kesempatan, belum lama ini. “Gerak pembangunan tidak mungkin terhenti hanya karena dihadapkan dengan keterbatasan anggaran,” sebutnya. Dikatakan Bupati, di saat keterbatasan anggaran daerah melalui APBD setiap tahun, sementara di bagian lain tuntutan pembangunan dan kebutuhan daerah serta masyarakat justru bertambah semakin banyak maka salah satu solusinya adalah dengan menggalang kekuatan semua komponen dan elemen di tengah masyarakat untuk bersama-sama ambil bagian dalam membangun daerah. “Pembangunan pada hakikatnya adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat,” tambah Bupati. Berdasarkan filosofi di atas, ditambahkan Bupati, memang sangat diharapkan masyarakat ikut ambil bagian secara aktif dalam proses pembangunan, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan anggota masyarakat yang bersangkutan. “Para perantau juga kita

harapkan ikut ambil bagian,” ia menambahkan. Makanya, Bupati Alis Marajo mengajak semua pihak di daerah ini, terutama para kepala SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dan staf PNS (pegawai negeri sipil) di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota, untuk menjaga kebersamaan, persatuan, dan kekompakan dalam upaya membangun daerah. “Rujukan kita adalah Visi RPJMD Kabupaten Limapuluh Kota, yakni mewujudkan Kebersamaan, Kemakmuran dan Kesejahteraan di Kabupaten Limapuluh Kota dalam Nuansa Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam wilayah NKRI,” katanya. Menyoal skala prioritas daerah, Bupati Alis Marajo kembali mengingatkan bahwa pembangunan di daerah ini didasarkan pada enam skala prioritas, yang meliputi reformasi birokrasi, ketahanan pangan, pengembangan kawasan-kawasan strategis, pengentasan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan. “Inilah yang menjadi rujukan kita dalam menggerakkan roda pembangunan,” katanya. Dijelaskan Bupati, enam skala prioritas tersebut disusun berdasarkan pada kebutuhan dan tuntutan daerah serta kebutuhan masyarakat, selain juga dengan mempertimbangkan ketersediaan dana daerah, baik melalui APBD maupun sumber-sumber lainnya. “Kalau keanam skala prioritas itu berhasil kita selesaikan dengan baik, berarti kita telah melakukan lompatan jauh ke depan,” sebutnya. Pada bagian lain Bupati Alis Marajo kembali mengingatkan tentang pentingnya setiap unit pemerintahan untuk digerakkan berdasarkan regulasi yang ada. “Kegiatan pembangunan tanpa regulasi bisa mengundang terjadinya penyimpangan atau tindak pidana korupsi,” tambah mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota itu. Karenanya, menurut Bupati, di Kabupaten Limapuluh Kota diigatkan agar tidak ada kegiatan tanpa regulasi atau aturan. ”Semua kegiatan harus didasarkan pada aturan-aturan yang telah disusun,” tandasnya. “Pemerintah yang bersih dan

MARI Kita Galang Kekuatan melalui kebersamaan untuk membangun nagari (f.mus).

berwibawa seperti yang termuat di dalam misi daerah ini, jelas perlu regulasi-regulasi yang dikeluarkan,” ujar Alis. Diakuinya, selama ini sempat timbul kesan di Kabupaten Limapuluh Kota sangat banyak aturan yang dibuat. Hal itu juga sampai menimbulkan kritik dari beberapa pihak termasuk dari propinsi. “Tapi, akhirnya semua itu dapat diterima semua pihak,” katanya. Sebab, menurut Bupati, temuan-temuan pemeriksanaan beberapa tahun sebe-

lumnya di daerah ini disebabkan salah aturan dan juga karena tidak melaksanakan aturan yang ada. Ia mencontohkan saat pemkab memberangkatkan sejumlah anggota masyarakat menjalankan ibadah umroh. “Tapi aturan pergi umroh tersebut tidak ada sehingga menjadi temuan BPK.,” katanya. Jadi, sambung Bupati lagi, setiap kegiatan harus ada regulasi atau aturan. “Begitu juga setiap kegiatan wali nagari harus ada aturan terlebih dahulu,” ingat Alis. (mus/gun)

BUPATI Alis Marajo bergotong royong bersama masyarakat(f.mus).


12

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Laporan Khusus

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

“Pembangunan perikanan ini juga dititik beratkan pada penataan, pengawasan dan pengendalian perikanan melalui pengelolaan dan pemanfaatan perairan umum daratan seperti sungai, waduk dan genangan melalui kegiatan lubuk larangan yang dikelola nagari,”

U

NTUK mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan sebagaimana termuat di dalam visi Kabupaten Lima Puluh Kota,Dinas Perikanan setempat mengembangkan dan merevitalisasi serta menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Hal itu disampaikan Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo dalam apel gabungan aparatur Pemkab setempat di halaman kantor Bupati, Senin (17/2). “Penerapan CPIB dan CBIB itu kita laksanakan di kecamatan yang memiliki potensi perikanan seperti Lareh Sago Halaban dan Kapur IX,” ujar Bupati. Konsep lain pembangunan perikanan tersebut adalah mengembangkan usaha perikanan melalui bantuan, perizinan, fasilitasi sarana dan prasarana perikanan. Selain itu mengembangkan pemasaran ikan konsumsi dan olahan serta benih melalui pengembangan pasar tradisional dan los pasar ikan serta pengembangan pasar benih ikan. “Pembangunan perikanan ini juga dititik beratkan pada penataan, pengawasan dan pengendalian perikanan melalui pengelolaan dan pemanfaatan perairan umum daratan seperti sungai, waduk dan genangan melalui kegiatan lubuk larangan yang dikelola nagari,” papar bupati. Lebih jauh Alis berharap untuk menjadikan sektor perikanan sebagai salah satu prioritas pengembangan ekonomi kerakyatan di daerah ini. Ia mengatakan kelak perikanan harus menjadi primadona dari sektor riil kehidupan masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota. “Saya memiliki misi yang khusus terhadap perikanan ini. Saya menginginkan bagaimana dinas perikanan di daerah ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Llima Puluh Kota,” tuturnya. Menurut Alis potensi sektor ini sangat menjanjikan dan diyakini mampu memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong dan menggerakkan ekonomi kerakyatan. Pada bagian lain ia juga memaparkan sejumlah prestasi daerah ini di bidang perikanan yang antara lain juara 3 nasional tahun 2013 yang diraih kelompok perikanan Tangguak Rapek Nagari Andaleh. Selain itu, juara 1 nasional tahun 2012 yang di rebut Pokmaswas Lubuk Larangan Sosa Nagari Koto Bangun Kecamatan Kapur IX serta pretasi tahun-tahun sebelumnya. Pada kesempatan apel gabungan itu bupati juga menyerahkan penghargaan dan tropy kepada juara lomba perikanan unit pembenihan ikan rakyat, lomba kelompok pembesar ikan dan lomba kelompok masyarakat pengawas lubuk larangan. Berikut penyerahan penghargaan dan tropy juara 3 lomba masak serba ikan tingkat Propinsi Sumatera Barat yang diterima oleh Ketua Tim Penggerak PKK dan Forikan Kabupaten Lima Puluh Kota Rismawati Alis Marajo serta penyerahan penghargaan bagi sejumlah kelompok penerima manfaat prohgram Dinas Perikanan. (gun)

SERAHKAN – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menyerahkan penghargaan dan tropy kepada para juara lomba perikanan tingkat kabupaten setempat serta juara tingkat Propinsi Sumbar dan para penerima manfaat program Dinas Perikanan tahun 2013 pada apel gabungan di kantor bupati setempat, Senin (17/2). (hendri gunawan)

BERFOTO – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo berfoto besama dengan para juara lomba perikanan tingkat kabupaten setempat serta juara tingkat Propinsi Sumbar dan para penerima manfaat program Dinas Perikanan tahun 2013 usai pada apel gabungan di kantor bupati itu, Senin (17/2). (hendri gunawan)


13

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Society

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

ASET - Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo meninjau Sarasah Tanggo yang sangat berpotensi untuk pengairan pertanian dan perikanan. Untuk mengantisipasi munculnya berbagai masalah terkait dengan aset di daerah ini, bupati meminta seluruh aset dan infrastruktur tersebut teradministrasi dengan baik. (hendri gunawan)

DIALOG – Kegiatan turun ke lapangan senantiasa menjadi kesempatan berdialog dan mengumpulkan aspirasi masyarakat bagi Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo. Setidak hal yang sama juga dilakukan bupati saat singgah sejenak di sebuah kedai di Kenagarian Gurun baru-baru ini. (hendri gunawan)

PERTANIAN – Pembangunan ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota masih didominasi sektor pertanian. Tampak dalam foto indahnya hamparan sawah di salah satu kenagarian di daerah ini. (hendri gunawan)

TINJAU – Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo meninjau jalan kabupaten yang butuh perhatian serius daerah. Salahsatunya jalur ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bukik Kuyang yang sekaligus pendukung kawasan cagar budaya Batu Munjuang dan wisata sejarah Tuan Ku Nan Garang belum lama ini. (hendri gunawan)

MINAT - Musium Tan Malaka di Jorong Kampuang Patai Nagari Pandam Gadang Kecamatan Gunuang Omeh cukup terpelihara dengan baik. Namun, minat pengunjung terutama dari kalangan siswa masih minim. (Hanafi)

Wabup Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus senantiasa dekat dengan masyarakat. Setiap kali turun ke lapangan, Pak Wabup begitu ia akrab disapa selalu menyempatkan diri berdialog dengan warga yang dijumpainya. (Hendri gunawan)


14

Sinamar

Kuliner

Bila sebelumnya kerupuk yang dihasilkannya relatif keras dan kurang laku dijual, kini jauh lebih rapuh dan disukai pembeli. Meski mulai dikenal warga, namun hingga beberapa tahun berjalan pemasaran produk makanan itu masih saja sebatas kedaikedai di kampungnya.

K

ALAU suatu jenis usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, dengan menerapkan keseriusan tingkat tinggi, siapa membantah tidak akan bisa menghasilkan sesuatu yang menggembirakan seperti yang diharapkan? Banyak realitas yang telah membuktikan tentang hal itu, memang. Lihatlah Kardi Yanti, 46, suatu misal. Berangkat dari usaha jualan keripik ubi kayu secara kecil-kecilan, kini Yanti tergolong sudah mampu mencapai keberhasilan melalui usaha yang ditekuninya. Tidak hanya buat menghidupi keluarganya, usaha warga Jorong Padang Kandi, Kenagarian VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, itu juga sanggup membuka lapangan pekerjaan bagi sejumlah warga tetangganya. Jualan semula hanya buat mengolah ubi yang tumbuh di pekarangannya dengan harga cuma Rp100 per bungkus, kini Yanti-begitu panggilan akrabnya-mampu memproduksi sekitar 2 ton kerupuk ganepo setiap bulannya. Begitu pula pasar yang semula hanya di kedai-kedai kecil di sekitar rumahnya, sekarang s u d a h

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

merambah ke berbagai daerah dan propinsi hingga luar negeri. “Pada awalnya saya membuat dan menjual keripik itu hanya karena alasan tidak mau produksi ubi yang saya tanam tidak berharga dan terbuang begitu saja. Meski hanya Rp100/bungkus, tapi hasilnya mampu menambah uang belanja dapur,” ungkap Yanti memulai kisahnya. Usaha yang semula tak lebih dari upaya memanfaatkan hasil tanaman ubinya yang tidak ada pembeli, tidak disangka kini ia mampu memproduksi dalam jumlah besar dan menampung ratusan kilogram produksi kerupuk ganepo yang dihasilkan dari enam dapur milik para tetangganya. Menurut ibu empat anak yang juga nenek dari dua cucu itu, membuat kerupuk ubi kayu ini sudah ditekuninya sejak tahun 1990 silam. Awalnya ia hanya memproduksi keripik ubi biasa karena alasan waktu itu produk pertanian pangan tersebut nyaris tidak berharga sehingga banyak ubi patut panen dibiarkan membusuk begitu saja di dalam tanah. Merasa usaha kerupuk ubi itu cukup menjanjikan tambahan belanja dapurnya, selang beberapa bulan berikutnya isteri Ediwarman (56 tahun) ini tertarik untuk mengembangkannya dengan membuat kerupuk ganepo. Tertarik dengan pengalaman salah seorang familinya yang pernah membuat ganepo yang sangat rapuh di Kota Dumai Propinsi Riau beberapa tahun sebelumnya, Yanti langsung memutuskan membuat ganepo dengan bahan baku ubi yang sama. Bila sebelumnya kerupuk yang dihasilkannya relatif keras dan kurang laku dijual, kini jauh lebih rapuh dan disukai pembeli. Meski mulai dikenal warga, namun hingga beberapa tahun berjalan pemasaran produk makanan itu masih saja sebatas kedai-kedai di kampungnya. Yanti baru berhasil menembus pasar di luar daerah pada tahun 1997 ketika ia menjual produksi ganeponya di kedai rendang Yolanda Kota Payakumbuh. “Ganepo saya baru diketahui pedagang asal Kota Bukittinggi di kedai Yolanda. Tertarik dengan rasa ganepo itu, pedagang tersebut mencoba menjualnya ke Pekanbaru dan ternyata cukup laku keras,” tutur Yanti. Sejak itu pedagang tersebut dan pedagang lainnya mulai berebut memasarkan kerupuk Yanti. Tak hanya di berbagai daerah dan kota di Propinsi Sumatera Barat dan Riau, ganepo Yanti juga sudah memiliki pasar tetap hingga ke Jakarta, Surabaya dan Bandung. Bahkan sejak tahun 2000 ganepo ini mampu menembus pasar luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. “Untuk Malaysia biasanya

dikirim sekali sebulan,” tuturnya. Habiskan Ubi 3 Ton Bicara jumlah produksi, industri rumah tangga yang memiliki nama rubik Ganepo Yanti itu rata-rata memproduksi sekitar 1 ton berat masak setiap dua minggu. Harga setiap kilogramnya berkisar Rp20.000 sampai Rp25.000. Untuk memproduksi genepo sebanyak 1 ton itu, Yanti menghabiskan ubi yang lebih dikenal dengan nama Ubi Dumai tersebut sebanyak 3 ton dengan harga beli rata-rata Rp3.300/kg. Selain memproduksi sendiri di dapurnya dengan enam orang tenaga kerja, Yanti juga senantiasa menampung produksi dari enam dapur perajin lainnya yang kemudian dibumbui dan dibungkusnya dengan merek Rubik Ganepo Yanti. Hal itu dilakukan Yanti karena para perajin lainnya belum memiliki pasar sendiri. Kendati sudah puluhan tahun berproduksi, industri rumah tangga itu hingga kini masih memakai peralatan tradisional seperti pisau potong manual dan memasak dengan bahan bakar kayu. “Penerapan teknologi baru untuk kemasan. Selain packing, saya juga sudah memiliki merek, izin dari Dinas Kesehatan, POM dan sertifikat halal dari MUI,” tutur pengusaha kecil yang sering mendapatkan kesempatan pelatihanpelatihan dari jajaran terkait di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota ini. Bicara keuntungan, Yanti menyebut untuk kondisi sekarang dengan mengolah bahan baku sebanyak 100 kg ia hanya bisa mendapatkan laba sekitar Rp40 ribu. Keuntungan itu lebih rendah dari waktuwaktu sebelumnya karena harga bahan baku ubi yang kini mencapai Rp3.300 jauh meningkat dari harga ubi sebelumnya hanya rata-rata hanya Rp2 ribu/kg. Selain ubi, harga plastik kemasan juga mengalami peningkatan hingga membuat biaya produksi lebih tinggi. Persoalan lain yang tak jarang dihadapi produsen kerupuk ini adalah ketersediaan bahan baku. Lantaran harga ubi beberapa waktu lalu anjlok hingga Rp600/ kg membuat petani menjadi enggan mengusahakan kembali tanaman tersebut. Buntutnya, kini para perajin kesulitan mendapatkan bahan baku ubi. Kalaupun ada, kadang harganya cenderung meroket. Yanti tidak sendirian, ternyata. Selain dia juga ada sekitar 50 keluarga lainnya di Padang Kandi yang juga menekuni usaha kerupuk ganepo. Untuk bisa lebih berkembang, para perajin tersebut sangat berharap bantuan pihak perintah kabupaten untuk mencarikan pasar yang lebih luas, jangan hanya bersandar dengan pasar-pasar yang sudah ada selama ini. (hendri gunawan)


15

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Sorot REDAKSI

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

WABUP Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si menyerahkan bantuan pada warga penderita lumpuh akibat stroke, yang diterima oleh anak tunggalnya. (f-ivan)

KENESTAPAAN nasib seperti hanya milik Kabir, pria tua yang sudah berusia sekitar 69 tahun. Sudahlah tidak bisa berbuat banyak akibat penyakit yang dideritanya, Kakek Kabir terpaksa tinggal sendirian di pondok kayu sangat sederhana, jauh dari pemukiman warga di kawasan ladang dan perkebunan di kaki Gunung Sago. Akibat penyakit stroke, tangan dan kaki Kabir melemah sejak sekitar tiga tahun belakangan ini. Nah, dalam kondisi fisik yang tidak sehat itu, Kabir tinggal sendirian di pondok kayu di tengah perkebunan jagung, singkong dan pepohonan cengkeh di ujung batas ladang dan kebun warga di Kutanjung, Jorong Sikabukabu, Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro Padang Panjang,Kecamatan Luak. Ditemani Ketua Pemuda jorong, Rudi Anwar, terlihat kakek tua bernama Kabir itu duduk di atas batu pipih yang sengaja dijadikan sebagai tempat duduknya sedang berjemur sinar matahari pagi, berharap kesembuhan. Namun tidak cukup sinar matahari saja tentunya, sebab stroke butuh pengobatan intensif.

Wabup Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si berbincang dengan Kabir (69), warga Jorong Sikabu-kabu penderita stroke. (f-ivan)

Orang tua yang dikenal warga sebagai pekerja keras dan suka membantu sesama di kala mudanya dulu itu, kini harus menderita sendiri tinggal di pondok kayu usang tanpa dilengkapi sanitasi yang cukup. Jangankan bak mandi atau tempat kakus, air saja harus dijemput oleh anak satu-satunya bernama, Askar,35, ke sumber air yang cukup jauh dari pondoknya. Meskipun pondok anaknya hanya berjarak sekitar 100 meter saja dari tempat sang ayah, namun kondisinya yang juga telah berkeluarga dan harus berusaha untuk memenuhi hidupnya sebagai buruh tani, membuat waktu untuk Kabir yang menderita penyakit tidak bisa sepenuhnya. Di pondok kayu sederhana berukuran sekitar 5 X 3 meter berlantai kayu tanpa listrik sebagai penerangan, itulah penyakit harus dihada n g n y a sendiri. M e s k i berada cukup jauh ditengahtengah lad a n g y a n g

berbatasan langsung dengan hutan gunung dan belum dijangkau aliran listrik, beruntung akses jalan sudah lebih baik yang dibangun melalui program PPIP (Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan). “Ayah terpaksa saya mandikan didepan pondok ini saja dengan menjemput air ke sumber air di lembah perbukitan itu,” ungkap anaknya, Askar sambil menunjukkan letak arah sumber air. Di kawasan kebun pertanian yang berbatasan langsung dengan hutan gunung Sago, Kabir terpencil sendirian. Sehingga satu-satunya yang diandalkan untuk membantu adalah anak dan menantunya saja. Ironisnya saat ingin buang air besar, Kabir harus berupaya sendiri mencari tempat didalam rimbunnya pepohonan. Berjalan dengan upaya keras menguras kemampuannya merangkak perlahan menuju kedalam semak-semak untuk buang hajat. “Seharusnya memang ada bak mandi atau wc untuk bapak, namun biaya untuk mengalirkan air dari sumber yang cukup jauh, diluar kemampuan kami,”tambah Askar yang mengeluhkan kebutuhan untuk ayahnya. Sementara untuk kebutuhan pengobatan, hingga saat ini Askar yang hanya buruh tani juga sangat kesulitan. Sebab biaya untuk pengobatannya harus dikeluarkan uang sebanyak Rp40 ribu setiap harinya melalui seorang tenaga medis keliling yang dipercayainya. “Penghasilan kami dari buruh tani hanya Rp50 ribu, hanya saja tambahannya dari hasil produksi gula merah. Namun tetap sangat tidak mencukupi bagi kami,”tambah Askar. Lidahnya yang kelu akibat penyakit yang diderita, membuat Kabir hanya bisa menatap hampa menunggu sang pencipta menjemputnya. Sebab sudah terlalu banyak biaya yang harus dikeluarkan sang anak untuk biaya pengobatannya. Sementara sumber ekonomi yang diandalkan oleh sang anak hanya dari peras keringat sebagai buruh tani. (arfidel ilham)


16

Adat & Pariwisata

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

 Gando Baralek Gadang

Alis: Ini Bukti Bahwa Adat Kita masih Ada

"Sako adat tidak mungkin diberikan kepada sembarangan orang. Sebaliknya harus diwarisi menurut tali darah, abih batali darah batali adat, abih batali adat batali budi, abih batali budi batali ameh jo perak."

A

PA arti acara baralek gadang dengan agenda malewakan gelar adat bagi 16 niniak mamak di Gando, Kenagarian Piobang, Kecamatan Payakumbuh, di mata dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, terutama dalam kapasitasnya sebagai Ketua LKAAM (Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) Kabupaten Limapuluh Kota? “(Alek gadang) ini membuktikan kepada masyarakat dan dunia luar bahwa adat kita masih ada,” kata Alis Marajo yang juga Bupati Limapuluh Kota saat menghadiri kegiatan malewakan gala adat bagi 16 niniak mamak Gando yang dipusatkan di Balai Adat Gando, Senin (10/2). “Pemerintah daerah menyatakan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap niniak mamak Gando yang telah dilewakan memangku sako,” ujar Alis. Dikatakan oleh mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota itu, sako harus diwarisi secara turun-temurun. “Sako adat tidak mungkin diberikan kepada sembarangan orang,” katanya, mengingatkan. “Sebaliknya harus diwarisi menurut tali darah, abih batali darah batali adat, abih batali adat batali budi, abih batali budi batali ameh jo perak,” tambah Alis Marajo. Lebih lanjut dipaparkan oleh Alis Marajo, Kerapatan Adat Nagari mempunyai fungsi sebagai organisasi niniak mamak. Sementara limbago adat sudah lama tidak difungsikan, sejak Belanda merngubah kalimat adat yang berbunyi kamanakan saparentah mamak, mamak saparentah jo pangulu, pangulu saparentah jo mufakat, mufakat saparentah jo kato nan bana. “Belanda menggantinya dengan sebutan kamanakan saparentah mamak, mamak saparentah pangulu, pangulu saparentah mufakat, sehingga pucuk adat dan kaompek suku telah menjadi eksekutor,” katanya.

“Pucuk adat dan kaompek suku menentukan pilihan siapa yang menjadi pengulu. Sementara menurut adat, tagak pangulu sakato kaum, ado barih jo balabeh. Bukan sepakat kaum, tetapi sakato kaum. Ini harus disikapi LKAAM untuk mambaliakan siriah ka gagangnya dan pinang ka tampuknyo,” ungkap Alis. Sebelumnya, Gubernur diwakili staf ahli Rahmad Syahni dalam sambutannya mengatakan Sumatera Barat memiliki potensi sumberdaya kultural yang kaya, unik dan bernilai tinggi. Potensi ini terpelihara secara turun-temurun dan telah berkembang di tengah masyarakat yang agamis. “Namun tidak dipungkiri, perkembangan global secara langsung maupun tak langsung telah mendorong terjadinya pendangkalan nilai-nilai kearifan lokal di tengah masyarakat, ditandai dengan semakin tipisnya pemahaman generasi muda terhadap terhadap nilai adat dan agama,” papar Rahmad. Hal ini, ucap Rahmad, harus menjadi perhatian semua pihak termasuk para penghulu yang menjadi suluah bendang dalam nagari dan sebagai panutan masyarakat. Upacara adat yang sakral itu ditandai

WABUP Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si meninjau danau yang terletak di Jorong Kubang Bungkuak Nagari Situjuah Batua. (f-werry)

Ada Potensi Wisata yang Belum Tergali di Kubang Bungkuak DIYAKINI, di antara sejumlah objek atau iven kepariwisataan yang sudah dikenal di Kabupaten Limapuluh Kota, daerah ini masih menyimpan potensi sektor kepariwisataan yang tergali. Antara lain,

potensi pariwisata berupa danau di Jorong Kubang Bungkuak, Nagari Situjuh Batua, Kecamatan Situjuh Limo Nagari. Di kawasan yang terletak di kaki Gunung Sago itu ternyata mempunyai

dengan pemukulan gong oleh niniak mamak ompek suku, dilanjutkan dengan pemasangan deta oleh pucuk adat dan penyisipan keris oleh ompek suku. Acara yang melibatkan seluruh komponen ma-

sebuah danau yang posisinya terletak lebih kurang 2 km dari pemukiman penduduk setempat. Danau yang kala di pagi hari diselimuti kabut itu dinilai sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata alam, karena selain berhawa sejuk khas pegunungan, pemandangannya juga sangat indah. Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si. yang mengunjungi lokasi tersebut, Jumat (14/ 2), berdecak kagum akan keindahannya. “Lokasi ini sangat indah dan masih alami, layak dijadikan salah satu destinasi wisata di Limapuluh Kota,” tutur Asyirwan. “Nanti kita akan membawa SKPD terkait untuk dapat bersama-sama mengonsep kedepannya kawasan ini mau diapakan,” tandasnya. Amri, salah seorang warga setempat, mengakui potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh daerahnya. Ia menyatakan sangat mendukung kalau pemerintah melalui instansi terkait atau investor yang berminat mengembangkan potensi itu menjadi objek wisata. Amri yakin, kalau kawasan itu dikelola secara profesional akan mengundang datangnya wisatawan untuk berkunjung ke sana. “Kalau nantinya tempat ini dijadikan objek wisata, tentunya bisa menunjang perekonomian masyarakat setempat yang umumnya bertanam cabe, coklat dan banyak lagi yang lainnya,” ungkap Amri. Dengan kata lain, kalau selama ini masyarakat di sana hanya tergantung dengan sektor pertanian, kalau danau

syarakat itu ikut dihadiri Ketua DPRD Limapuluh Kota Darman Sahladi dan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Dorodjatun Kuntjoro Jakti. (gun)

itu sudah dikelola diharapkan menjadi sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat. Dasril, pemuka masyarakat setempat, juga mengharapkan rencana ini bisa ditindaklanjuti oleh jajaran terkait. Syukursyukur kalau ada investor yang tertarik menanamkan modalnya di sana. “Lokasi ini tidak kalah indahnya dengan objek wisata yang lain yang sudah dikenal selama ini,” katanya setengah berpromosi. “Tapi karena tidak dikelola, ya,tidak menghasilkan apa-apa,” tambahnya. Wali Jorong Kubang Bungkuak Agusman Dt. Sinago menyatakan memberikan apresiasi positif dengan rencana tersebut dan juga berterimakasih atas kesediaan Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si yang mengunjungi daerahnya belum lama ini. “Terimakasihkepada Pak Wabup yang telah berkunjung ke jorong ini, semoga apa-apa yang telah kita rencanakan hari ini ke depannya bisa terwujud,” ucap Agusman. Setentang wacana sementara pihak yang berencana mengembangkan danau di kawasan itu menjadi objek wisata, Agusman menyatakan akan memberi dukungan yang diperlukan. “Kalau kurang dengan telapak tangan, dengan niru kami tampungkan,” katanya berfilosofi. Ia berharap, kalau danau itu dikembangkan menjadi objek wisata, diharapkan akan menjadi sumber ekonomi alternatif bagi warga di sana. (joy/ogi)


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

17 Kaba Rantau

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

 Kiprah Putera Limapuluh Kota di Rantau

Giliran Anto Rachman Membidik Kursi DPD RI Anto Rachman menyatakan bahwa dirinya maju menjadi calon anggota DPD RI bukan untuk kepentingan politik keluarga, sebab dirinya maju karena adanya instruksi pimpinan pusat Pemuda Pancasila (PP), agar para ketua PP di provinsi menjadi calon DPD RI.

M

ENYUSUL setelah Arsjadjuliandi Rachman alias Andi Rachman menduduki kursi Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019, berpasangan dengan H. Annas Maamun untuk posisi Gubernur Riau; putera Riau asal Kenagarian Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, lainnya juga seakan tidak mau ketinggalan. Antara lain adalah Arsadianto Rachman atau yang lebih dikenal dengan Anto Rachman. Pada Pemilu Legislatif 2014 ini Anto juga menyatakan ikut maju ke arena pertarungan dengan membidik kursi DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI periode 2014-2019. Anto membidik satu kursi senator yang berkantor di kawasan Senayan Jakarta itu tercatat berasal dari Dapil (Daerah Pemilihan) Provinsi Riau. Sebagaimana diketahui, Andi Rachman yang tidak lain adalah adik kandung dari Anto Rachman, setelah dinyatakan menang di ajang Pilgub (Pemilihan Gubernur) Riau 2013, dilantik dan diambil sumpah jabatannya sebagai Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019 dalam suatu sidang paripurna istimewa DPRD Riau di Pekanbaru, Rabu (19/2). Pelantikan itu dilakukan oleh Mendagri atas nama Presiden RI. Sukses mengantarkan Andi menduduki

kursi orang nomor dua di Provinsi Riau, fokus perhatian warga Riau asal Kenagarian Pangkalan saat ini tertuju ke ajang Pemilu Legislatif 2014. Sebab, dalam ajang pesta politik sekali lima tahunan itu, sejumlah putera Riau asal Pangkalan menyatakan ikut maju bertarung, baik untuk kursi DPD RI, DPRD Riau, maupun DPRD kabupaten/kota se-Provinsi Riau. Untuk kursi DPD RI 2014-2019 saja, satu misal, selain nama Anto Rachman yang telah dinyatakan lulus untuk maju bertarung, juga ada nama putera Riau asal Pangkalan lainnya hyang juga ikut di ajang serupa. Yaitu, Iwa Sirwani Bibra. Juga berasal dari Kenagarian Pangkalan, langkah Iwa membidik kursi DPD RI setelah dalam lima tahun periode berjalan mengabdikan diri sebagai anggota DPRD Riau dar Fraksi Partai Golkar (Golongan Karya). Anto Rachman disebut-sebut memiliki peluang yang cukup besar untuk merebut kursi DPD RI. Di Riau, siapa yang tidak mengenal sosok Anto Rachman? Dipercaya sebagai Ketua MPW PP (Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila) Provinsi Riau, praktis membuat Arsadianto Rachman sebagai figur yang pantas diperhitungkan di daerah ini. Apalagi sebelumnya Anto Rachman-begitu ia akrab dipanggil-juga sudah mengabdi di berbagai organisasi, misalnya PSPS. Di tangan Anto-begitu ia akrab disapakiprah PP di daerah ini tampak lebih menonjol di berbagai bidang pembangunan. PP perlahan tapi pasti juga sudah mulai meninggalkan sejumlah stigma negatif yang selama ini melekat di dirinya. PP juga sudah mulai dikenal sebagai ormas yang mampu menyelami aneka kebutuhan masyarakat, termasuk kalangan bawah. Apa kata Anto Rachman soal PP saat ini? Dikatakan, ormas PP kini telah berubah seiring dengan perjalanan waktu. “Selama

ini Pemuda Pancasila selalu distigmakan sebagai kumpulan para preman, namun kini di dalam organisasi itu juga terdapat para intelektual, pejabat dan kelompok yang ingin perubahan ke arah yang lebih baik,” kata Anto Rachman dalam sebuah kesempatan. “Kita dari dulu telah distigmakan sebagai kumpulan preman. Namun waktu berjalan, artinya saat ini PP ini tidak saja diisi oleh para preman, tapi juga ada intelektual, ada juga pejabat, sehingga tidak bisa digeneralisir dan dipukul rata sebagai kumpulan preman. Jika dikatakan di PP ada preman, itu betul, tapi disitu juga ada yang lainnya,” katanya. Sebagai bukti, lanjutnya, sampai hari ini tidak ada yang namanya anggota Pemuda Pancasila di Riau yang terlibat dalam persoalan hukum di masyarakat. Dia bahkan memastikan akan memberi tindakan tegas terhadap anggotanya yang melakukan tindakan di luar ketentuan yang telah ditetapkan. Sebaliknya, Anto Rachman, kalau ada keluarga Pemuda Pancasila yang terkait hukum atau tindakan kriminal, maka pegurus Pemuda Pancasila berkewajiban memberi bantuan hukum, terlepas dari benar salahnya anggota tersebut.”Itulah komitmen pengurus besar PP terhadap keluarga besar PP,” katanya. Tidak kurang, Jamal Abdillah yang mantan Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis menilai bahwa kendati baru pertama kalu bertemu dengan Anto, tapi ia sudah berani menilai Anto Rachman sebagai sebuah legenda pergerakan organisasi PP di Riau. “Sejak muda saya selalu mendengar nama Bang Anto Rachman ini di Pekanbaru sangat terkenal sekali. Sekaranglah saya baru bisa berjumpa dengan beliau, dan selama ini beliau adalah salah satu sosok yang dikenal luas banyak kalangan di Riau, bukan hanya

Pekanbaru”, katanya. Belakangan terbetik kabar bahwa dalam menghadapi ajang Pemilu Legislatf 2014, Anto Rachman menyatakan diri ikut bertarung dengan membidik kursi anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI dari Daerah Pemilihan Provinsi Riau. Apa yang mendasari Anto untuk ikut maju bertarung guna memperebutkan kursi sebagai senator yang berkantor di kawasan Senayan Jakarta itu? Menurut Anto, dirinya menjadi calon anggota DPD bukan untuk kepentingan politik keluarga, sebab dirinya maju karena adanya instruksi pimpinan pusat Pemuda Pancasila (PP), agar para ketua PP di Provinsi menjadi calon DPD. Hal itu disampaikannya menanggapi tudingan tentang beberapa orang keluarganya maju menjadi calon anggota legisilatif dan eksekutif pada pemilu kada gubernur dan wakil gubernur Riau tahun 2013 serta pemilu tahun 2014. “Prinsipnya saya tidak berniat maju menjadi calon, namun karena adanya instruksi tersebut maka dituruti, dan secar kebetulan saya menjadi ketua di Riau,” ujarnya. Dijelaskan, instruksi DPP PP tersebut agar PP isa mewarnai DPD, sebab jika semua provinsi bisa menempatkan seorang kader menjadi anggota DPD yang jumlahnya mencapai yang mencapai 33 provinsi atau 1/3 dari total anggota DPD.***


Profil Nagari 18 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

BUPATI Kunjungi Nagari Baruah Gunuang

Baruah Gunuang, Nagari Dingin di Bukik Barisan “Untuk bisa lebih maju, Nagari Baruah Gunuang sepertinya butuh pembenahan di berbagai bidang, terutama infrastruktur seperti jalan, jembatan dan irigasi. Tanpa irigasi yang memadai, sepertinya sulit bagi masyarakat yang mayoritas petani bisa hidup lebih mapan.”

B

ILA suatu ketika Anda bertandang ke Kota Payakumbuh, dan mendapat pertanyaan dari awak kendaraan angkutan umum dengan pertanyaan, “Ka Bogor, ndak?” jangan salah persepsi dengan menganggap bahwa awak angkutan umum itu mengajak Anda pergi ke Bogor, sebuah kota di Provinsi Jawa Barat sana. Bogor yang ia maksud tidak lain adalah akronim dari Baruah Gunuang, sebuah nagari yang termasuk ke dalam wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan Bukik Barisan. Hampir mirip ketika dibuatkan akronimnya, tapi juga ada kemiripan lain di antara kedua tempat yang terletak sangat berjauhan —yaitu satu di Pulau Sumatera dan satu di Pulau Jawa itu, yaitu sama-sama berhawa dingin. Lihatlah, satu misal, ketika jarum jam sudah menunjukan pukul 10.30 WIB, namun Nagari Baruah Gunuang masih diselimuti oleh kabut tebal. Hawa dingin masih terasa menusuk sum-sum tulang. Coba bandingkan saat Anda menetap di kawasan manapun di Provinsi Riau, baik di daratan maupun di laut, azab ini yang selalu menyiksa: disergap hawa panas yang amat sangat, bahkan terkadang dengan suhu mencapai 38 derajat Celcius. Jangankan pukul 10.30 WIB, bahkan sampai pukul 02.00 WIB dinihari hawa panas menyergap di mana-mana, yang terasa sangat mengganggu untuk melakukan aktivitas, apalagi bagi aktivitas di luar ruangan. Boleh jadi, hawa dingin yang dinikmati di Baruah Gunuang dimungkinkan oleh kondisi hutannya yang masih terpelihara, yang bertolak belakang dengan kondisi hutan di Riau. Kendati udara masih terasa dingin, tapi tidak menghalangi kegiatan para anak nagari di sana untuk beraktifitas di lahanlahan pertanian yang ada, baik pertanian tanam pangan, pertanian tanaman keras dan lainnya. Sebab, selama ini memang

sektor itulah yang menjadi andalan untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat, yang didukung oleh potensi SDA (suber daya alam) yang cukup. Kondisi cuaca di kawasan nagari yang berada di ujung Kabupaten Limapuluh Kota ini sepertinya tak jauh berbeda dengan kawasan puncak Bogor di Provinsi Jawa Barat sana. “Inilah Baruah Gunuang. Kalau orang yang tidak biasa di sini, bisa saja pukul 12 siang masih merasa dingin,” ungkap Wali Nagari setempat Ciswarman (47) mengawali percakapannya dengan Sinamar, baru-baru ini. Dari Kata Bara Nagari Baruah Gunuang terletak di wilayah bukit barisan di Kecamatan Bukik Barisan dengan ketinggian 700 s/d 900 di atas permukaan laut (dpl). Nagari ini memiliki luas wilayah sekitar 15 Km bujursangkar, di mana di sebelah baratnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasaman dan bagian selatan dengan Nagari Sungai, Naniang Kecamatan Gunuang Omeh, serta bagian timur dan barat dengan Nagari Maek dan Koto Tinggi. Secara geografis, nagari ini berada di kawasan perbukitan yang juga didominasi dengan persawahan dan perkebunan terbuka. Pepohonan masih cukup banyak tumbuh di wilayah ini, yang memungkinkan hawa di sana terasa cukup dingin, terutama pada saat malam dan pagi hari. Layangkankah pandangan ke sekeliling kampung, masih tampak jejeran batang kayu yang menjulang tinggi. Secara administratif pemerintahan, nagari ini terdiri dari sembilan jorong, yang masing-masingnya bernama Jorong Baruah Gunuang I, Baruah Gunuang II, Kubu Baru, Tobek Godang, Pauah, Banda Raik, Padang Tongah, Bukik Kambuik dan Bigau. Terletak ekitar 50 km sebelah barat IKK (ibu kota kabupaten) Sarilamak di Kecamatan Harau, untuk menjangkau Baruah Gunuang butuh waktu tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Menurut Ciswarman, saat ini Baruah Gunuang dihuni oleh sekitar 4.995 jiwa yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani dengan jumlah mencapai 2.139 orang dan buruh tani sekitar 55 orang. Selain pertanian tanaman pangan, masyarakat juga mengelola sejumlah komoditas tani lainnya seperti teh, karet, kakao, dan sebagainya. Sebagian

masyarakat juga mengelola usaha di subsektor perikanan. Untuk potensi luas areal persawahan di nagari ini mencapai 485 hektar dengan lokasi terluas di Jorong Baruah Gunuang II dengan luasan berkisar 280 hektar. Menurut cerita yang turun-temurun dari nenek moyangnya, nama Baruah Gunuang berasal dari kata bara. Konon pada suatu ketika nagari yang dikelilingi oleh perbukitan atau pegunungan itu terbakar dan bara-nya mengalir sampai ke nagari ini sehingga tempat tersebut dinamai dengan Baroh Gunuang, yang kemudian seiring perjalanan waktu diganti dengan nama Baruah Gunuang. Dikatakan Ciswarman, nagari ini pertama kali dipimpin oleh wali nagari Dt. Rajo Pangulu, namun tidak diketahui kapan periodenya. Sedangkan wali nagari berikutnya bergelar Dt. Sindo Marajo dan tahun 1945 sampai 1954 dipimpin

Ciswarman

oleh Kailani Dt. Umbuik. Sementara sebelum Ciswarman terpilih menjadi wali nagari periode 2013 s/d 2019. Untuk bisa lebih maju, nagari sepertinya butuh pembernahan di berbagai bidang, terutama infrastruktur seperti jalan, jembatan dan irigasi. Tanpa irigasi yang memadai, sepertinya sulit bagi masyarakat yang mayoritas petani bisa hidup lebih mapan. Hal itu setidaknya juga terungkap di dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) yang baru saja dilaksanakan di nagari setempat. Masyarakatnya sangat menunggu pembenahan infrastruktur jalan dan irigasi. Dengan adanya jalan yang layak diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Begitu juga pembenahan irigasi diyakini masyarakat nagari itu mampu meningkatkan produksi pertaniannya terutama padi sawah. “Nagari kami sangat butuh jalan yang layak tempuh seperti jalan untuk usaha tani serta irigasi buat mengairi sawah penduduk,” ucap wali nagari yang sebelumnya staf di Kantor Camat Bukik Barisan tersebut. (hendri gunawan)


19 REDAKSI Humaniora

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Sudahlah Lumpuh, Terpaksa Pula Biayai 3 Anak yang juga Lumpuh “Saya sudah instruksikan Dinas Sosial, segera kucurkan bantuan kursi roda. Dinas Kesehatan juga saya perintahkan, cek kondisi ibu Nurleli dan tiga anak-anaknya. Kalau bisa diobati, tolong lakukan sebaik mungkin.”

S

OAL betapa beratnya mendayung biduk kehidupan di tengah kondisi fisik yang sedang lumpuh, tanyalah ke Nurleli, 60. Coba bayangkan: sudahlah kondisi fisik lumpuh, eh, terpaksa pula harus banting tulang saban hari untuk mencari nafkah buat menghidupi ketiga anaknya yang juga mengalami kelumpuhan. Padahal, apa bedanya Nurleli dengan ibu-ibu lainnya, yang ingin melihat anakanaknya tumbuh secara wajar, mendapat asupan gizi yang cukup, dan mengenyam bangku pendidikan yang layak. Tapi apa hendak dikata. Janda miskin yang berasal dari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, itu harus menjadikan semua keinginan itu sebagai mimpi yang terasa sulit untuk menjadi kenyataan. Harapan ibu dari Daswir (30), Warnis (26), dan Riok (15) ini terasa sulit menjadi kenyataan terhitung sejak sekitar tiga tahun terakhir. Yaitu, sejak Nurleli tidak mampu lagi melakoni sejumlah pekerjaan yang selama ini menjadi andalannya untuk menghidupi keluarga. Sebelum jatuh lumpuh, hari-hari Nurleli disibukan oleh kegiatan memanjat upah ke sawah dan ladang orang, atau sekadar mencari kayu bakar ke tengah hutan dan memungut siput ke bandar air. Ya, kini Nurleli menderita kelumpuhan pula. Kakinya tidak dapat lagi digerakan, kecuali harus merangkak . Ia bermukim bersama ketiga anaknya di gubuk peninggalan mendiang suaminya yang mungil dan reot, yang membuat Nurleli dan

anak-anaknya seakan ‘terasing’ dengan dunia luar. “Saya tidak tahu harus mengadu kepada siapa lagi, kecuali kepada Allah SWT,” kata Nurleli, lirih. Ditemui Wakil Bupati Limapuluh Kota Asyrwan Yunus, Rabu (12/2), Nurleli bercerita amat panjang. “Kalau kami sekeluarga mengalami lumpuh dan tidak bisa datang ke TPS menggunakan hak pilih, apakah kami tidak layak diberi bantuan Pak Wabup?,” tanya Nurleli dengan polosnya. Matanya berkaca-kaca. Dadanya serasa remuk. “Kata siapa tidak layak, Buk?” Pertanyaan tersebut, mengalir dari mulut Wabup Asyirwan. “Kata saya dan anakanak yang merasakannya. Kami tidak pernah dapat bantuan, Pak. Beras miskin, juga sedikit kami terima. Tetangga kami yang berkecukupan saja dan masih sehat secara fisik mendapat bantuan rehab rumah. Sementara kami... ?” tanya Nurleli dengan suara terbata-bata. Hati Nurleli sudah perih benar. Dia merasa, semenjak belasan tahun silam, terutama tiga tahun terakhir, pemerintah daerah dan pemerintah nagari tidak berpihak kepada kehidupannya. Jangankan memikirkan biaya pengobatan anak-anaknya yang menderita lumpuh, urusan beras miskin saja Nurleli mengaku harus repot mengurusnya. Setelah itu, tahun 2013, keluarga Nurleli yang mengajukan permohonan agar mendapatkan bantuan rehabilitasi rumah dari Kementerian Perumahan Rakyat, berupa bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS). Tapi permohonan bantuan itu ditolak mentah-mentah oleh pemerintah. Alasannya pun terkesan sederhana, yaitu karena Nurleli tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP). “Bagaimana saya mau urus KTP, sementara untuk mencari makan dan berjalan saja saya harus merangkak, Pak,” cerita Nurleli. Dia menangis dan memeluk Wakil Bupati erat-erat. “Ambo mintak tolong, Pak. bantulah kami,” kantong air matanya pecah. Dia melulung. Saat itu, Wabup tampak merunduk. Asyirwan menatap bola mata Nurleli

WABUP bantu keluarga Nurleli di Ampalu.

dalam-dalam. “Saya minta Pak Wali Nagari dan Pak Camat Lareh Sago Halaban, tolong fasilitasi dan prioritaskan seluruh adminstrasi kependudukan dan kebutuhan ibu ini,” tegas Asyrwan kepada Wali Nagari Ampalu, Munasri Datuak Pangulu Kayo, menitip keluarga Nurleli. Tidak sampai di sana, Asyrwan juga memastikan, dalam waktu dekat, tanpa anggaran Kementrian Perumahan Rakyat tersebut, pihaknya akan membangunkan rumah yang layak bagi Nurleli dan tiga anak-anaknya yang mengalami kelumpuhan seumur hidup itu. “Saya pastikan, dalam waktu dekat rumah ini harus sudah bagus,” aku Asyirwan Yunus. Didampingi Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nasriyanto, Kabid Banjamsos Afdal, Camat Lareh Sago Halaban, Muftil Wahyudi dan sejumlah tokoh masyarakat, Wabup yang datang saat itu, langsung menurunkan bantuan peralatan rumah tangga dan kebutuhan makanan sehari-hari bagi keluarga Nurleli. Bantuan diambil langsung oleh Wabup dari dalam bus Dinas Sosial. “Bantuan seperti ini, layak dan harus diberikan kepada masyarakat seperti beliau ini. Jangan sampai, bantuan numpuknya di dalam truk. Saya tidak ingin mendengar lagi, nantinya ada NurleliNurleli lain di Limapuluh Kota. Jadi, baik Wali Nagari, Camat maupun seluruh SKPD terkait, saya minta tidak menutup-nutupi data dan dan temuan kemiskinan di nagarinagari,” warning Asyrwan Yunus. Dalam kunjungan itu, Asyrwan selain sedih, juga tampak marah benar dengan penderitaan keluarga Nurleli. “Saya mohon maaf, Buk, karena keterlamabatan informasi dari rekan-rekan saya di Pemkab dan Pemerintahan Nagari, saya baru tahu keadaan ibu seperti ini. Sekali lagi, saya mohon maaf atas nama Pemkab,” ujar mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara itu. Dalam kesempatan bersamaan, Asyrwan menyebutkan, akan memperbaiki rumah Nurleli dengan dana hibah dan bantuan sosial yang akan dikerjakan bersama seluruh SKPD dan masyarakat. “Alhamdulillah, Pemkab punya program

gerakan pembangunan gotong royong (gerbang gor). Dalam waktu dekat, Gerbang Gor kita lakukan di rumah ibu Nurleli,” aku Asyrwan Yunus. Wabup juga mengaku, akan berusaha mencarikan kursi roda bagi Nurleli dan tiga orang anaknya. “Saya sudah instruksikan Dinas Sosial, segera kucurkan bantuan kursi roda. Dinas Kesehatan juga saya perintahkan, cek kondisi ibu Nurleli dan tiga anak-anaknya. Kalau bisa diobati, tolong lakukan sebaik mungkin,” demikian Wabup Asyirwan. Sangat Lega Menanggapi solusi bantuan yang di utarakan Wabup, Walinagari Munasri merasa sangat lega dan sangat berterima kasih. Bahkan Walinagari juga akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengajak warga ikut membantu pembangunan rumah bagi keluarga miskin yang mengalami kelumpuhan itu. “Kita akan persiapkan lebih awal pak, nanti sebelum dialksanakan gerbang gor kami akan melakukan pengerjaannya bersama tukang yang ada untuk membangun kerangkanya dan akan mulai memasok material ke toko bangunan sesuai dengan kebutuhan dengan batas anggaran sekitar Rp10 juta sesuai instruksi pak Wabup,” sebut M.Munasri. Sementara Ibu Nureli bersama anakanaknya, juga mengaku sangat berterimakasih dan terlihat jelas gurat wajah haru saat menerima bantuan dan mendengar akan mendapatkan bantuan rehab rumah itu.”Onde nak, alhamdullah,”ungkap Nureli singkat seakan habis kata-kata menahan haru. Tanggapan responsif yang ditunjukkan Wabup, mendapat apresiasi positif warga masyarakat, pemuda dan tokoh masyarakat. Sebab warga menilai memang seharusnya warga yang dalam kondisi lemahlah yang seharusnya dibantu.”Ini memang seharusnya mendapatkan bantuan, artinya memang benar-benar membutuhkan,”sebut salah seorang tokoh Muda Jorong Mangunai, Yovi yang ikut hadir menyaksikan penyerahan bantuan bersama rombongan Wakil Bupati. (fdl/muhammad bv)


20

Ekbis & Koperasi

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Harga Gambir Naik Tipis, Karet Menukik Tajam

Petani gambir (f.dok).

Harga yang sudah menyentuh angka Rp20.000 seperti yang terjadi di dua belakangan, masih sangat jauh dari harga ideal. Yaitu harga komoditas itu dikaitkan dengan pergerakan harga barang-barang kebutuhan pokok di pasaran.

S

EPERTINYA ada “hadiah hiburan” bagi para petani gambir. Setelah sekitar tiga tahun belakangan harga komoditas itu dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, tapi sejak dua pekan belakangan terlihat kecenderungan terjadinya kenaikan harga, walaupun hanya tipis. Di bagian lain, harga karet malah menukik tajam. Informasi yang diterima Tabloid Sinamar di nagari-nagari sentra produksi gambir menyebutkan, sejak dua pekan belakangan harga komoditas itu sedikit menunjukkan perbaikan. Kalau sebelumnya harga gambir hampir tak pernah menyentuh harga Rp17.000/kg di tingkat pedagang pengumpul, tapi belakangan harga penjualan sudah menyentuh angka antara Rp19.000 sampai Rp20.000/kg. Kendati kenaikan harga yang terjadi hanya beberapa perak saja, tapi cukup membuat gairah para petani gambir bangkit lagi. “Sepertinya ada harapan,” kata Kenek, 43, petani gambir di Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX. Ia berharap, pergerakan harga yang cenderung menunjukkan gejala perbaikan sejak dua pekan belakangan terus menunjukkan gelagat menggembirakan sampai mencapai titik harga yang diinginkan para petani. Menurut pengakuan sejumlah petani, walau nilai jual Rp20.000/kg masih jauh dari angka penjualan ideal, tapi pergerakan harga yang cenderung terus membaik

memunculkan lagi harapan yang sudah cukup lama terbenam. “Kami memang berharap harga gambir membaik lagi, karena itulah satu-satunya komoditi tani yang menjadi andalan kami dari generasi ke generasi,” sebut Muslim, 51, petani gambir di Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Memang, di sejumlah nagari di kawasan timur Kabupaten Limapuluh Kota tersebut, terlalu banyak harapan masyarakat yang disandarkan pada gambir. Begitu harga gambir membaik, maka sontak membuat kondisi perekonomian masyarakat Kecamatan Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru menjadi bergairah. Pusat-pusat perdagangan terdekat banyak diserbu konsumen asal dua kecamatan itu. Sebaliknya, begitu harga gambir jatuh, seperti yang terjadi di tiga tahun belakangan, perekonomian masyarakat menjadi lesu. Ladang gambir yang selama ini dijadikan sebagai tumpuan harapan dibiarkan merimba. Pasar kecamatan, apalagi pasar kabupaten, menjadi tidak terjenguk lagi. Banyak di antara masyarakat yang terpaksa melakoni pekerjaan yang selama ini tak pernah disentuh sama sekali hanya demi mempertahankan kelangsungan hidup. Makanya, begitu harga gambir menunjukkan kecenderungan meningkat, para petani menyambutnya dengan penuh suka cita. Tapi, seperti diakui sejumlah petani gambir, harga yang sudah menyentuh angka Rp20.000 seperti yang terjadi di dua belakangan, masih sangat jauh dari harga ideal. Yaitu harga komoditas itu dikaitkan dengan pergerakan harga barang-barang kebutuhan pokok di pasaran. Dalam kalkulasi kasar petani, harga ideal untuk gambir adalah setara dengan 2,5 gantang beras. Kalau harga beras di pasaran belakangan ini mencapai Rp15.000/kg, maka harga ideal untuk gambir setara dengan Rp40.000/kg. Artinya, harga yang berlaku sekarang baru

Penderes karet (f.int) separoh dari harga ideal. “Tapi lumayan jugalah, daripada harganya hana bergerak antara Rp15.000 sampai Rp16.000/kg,” ujar seorang pedagang pengumpul gambir. Seorang petani gambir di Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Adum Dt.Rajo Garang (34), yang memiliki 6 hektar ladang gambir,dengan 2 kampaannya, merasa sangat terpukul dengan masih rendahnya harga gambir. Bapak dua orang anak itu telah mempunyai ladang gambir di Bukik Batu Bumi sejak sepuluh tahun lalu. Pengakuannya, sampai saat ini katanya, harga gambir di gudang atau toke bernama Sami masih sekitar Rp 20.000/ kg. Sedangkan gambirrnya itu, dikampo dua kali setahun, dengan memanfaatkan petani pengampo dengan jasanya 50 persen dari hasil gambirnya. “Kami sangat berharap harga gambir itu normal, setidaknya 30 ribu-40 ribu rupiah per kg, sehingga baru kami bergairah untuk mempertahankan ladang gambir,”ujarnya. Selanjutnya, dia berharap kepada Pemkab Limapuluh Kota untuk mengelola atau menampung langsung gambir yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota ini, sehingga harga bisa bertahan, dan untuk harga ekspor ke India juga ditetapkan oleh Pemkab Limapuluh Kota. “Kami siap mengikuti aturan yang dibuat oleh pemerintah kabupaten, untuk mencetak gambir murni, tanpa harus mencapur

dengan unsur-unsur lain,”janjinya. Di saat harga gambir menunjukkan kecenderunga membaik, realitas sebaliknya justru terjadi pada harga karet alam. Kalau sebelumnya harga karet mencapai Rp7.000/kg, belakanga menukik tajam menjadi Rp5.000/kg. Karena sebagian besar petani tidak memiliki areal perkebunan karet yang luas, maka tingkat harga sebanyak itu membuat para petani tidak bisa menyandarkan perekonomian keluarganya kepada tanaman karet. Maklum, penguasaan areal perkebunan karet masyarakat di daerah ini relatif rendah, yang menyebabkan angka produksi juga tinggi. “Paling banter hasil produksi sebidang kebun karet hanya 10 kg/hari,” ungkap petani. Dikalkulasikan dengan harga jual karet di tingkat pedagang pengumpul yang hanya Rp5.000/kg, berarti tingkat penghasilan yang diraup petani karet hanya Rp50.000/ hari menderes. Ironisnya, memetik hasil karet yang dilakukan melalui penyadapan tidak bisa dilakukan setiap hari. Ada kendala alam yang menghadang, baik ketika hujan turun berkepanjangan atau saat musim kemarau, yang memaksa petani harus mengatur interval penderesan. Makanya, seperti diakui sejumlah petani, terlalu riskan menyandarkan perekonomian keluarga hanya dari tanaman karet. (e2)

Ada Koperasi yang Berhasil Bukukan SHU Rp447 Juta SIAPA bilang koperasi tidak mampu bersaing dengan pelaku ekonomi lain seperti swasta dan BMUN/BUMD? Lihatlah sebuah koperasi di Kecamatan Payakumbuh, satu misal. Dalam tahun buku 2013, bayangkan, koperasi itu mampu mencatatkan SHU (sisa hasil usaha) sebesar Rp447 juta. Dalam RAT (rapat anggota tahunan) koperasi itu yang dipusatkan di Jorong Kubu Gadang, Nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Sabtu (15/2), Kepala Koperasi Kecamatan Paya-

kumbuh Abdul Ghani melaporkan bahwa pada RAT kali ini diikuti sebanyak 295 orang anggota yang berasal dari guru SD dan TK. Juga yang berasal dari Kecamatan Akabiluru karena koperasinya tergabung dengan Kecamatan Payakumbuh. “Koperasi kita ini mempunyai aset sebesar Rp8 miliar dengan SHU tahun buku 2013 sebesar Rp. 447.000.000, “ lapor Abdul Ghani. Dalam kesempatan itu Abdul Ghani menjelaskan bahwa selain berencana membuka sejumlah unit

usaha baru sesuai kemampuan modal dan potensi yang ada, untuk tahun 2014 koperasi itu akan diajukan sebagai koperasi terbaik dan berprestasi di Kabupaten Limapuluh Kota. Dalam RAT yang dihadiri Camat Payakumbuh Fidria Falla, AP, M.Si dan Kepala UPT Kecamatan Akabiluru Abdul Ghani yang juga selaku Ketua Koperasi Kecamatan Payakumbuh, Wakil Bupati Asyirwan Yunus mengharapkan kedepan harus mengubah bagaimana koperasi tidak cuma sekedar tempat

simpan pinjam, tetapi harus lebih dikembangkan lagi fungsinya. “Diharapkan nantinya koperasi bisa juga ikut andil dalam membangun sekolah unggul, mendirikan rumah sakit bersalin dan banyak lagi yang lainnya,” ujarAsyirwan. “Kata kunci keberhasilan koperasi adalah kebersamaan, keterbukaan, transparansi antara pengurus dengan anggota, “ katanya. “Kita berharap pada RAT kali ini bisa memperbaiki berbagai kelemahan yang ada di koperasi ini,” tambah Asyirwan. (joy/ogi)


21 OLahraga

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

Ka bu pa ten uh , cab an g- Pa ya ku mb a, mi sal ny a ten tu tid ak ai mp Sa li. da me ak ay seb an ya k 29 ba ny olahraga yang baru yang ikut Dh arm asr er di Porprov XIII ini. pe rta ma , ka tan ya , cabang u keleng ma di ap si ek sta ter pre i ng a ya bag ny a atl et ot a as, umbang 52 em cab an g ola hr ag Ko ta Pa da ng , gu da ng provinsi, KONI Limapuluh K rov XI I ta ma sih ad a meny rp Ko Po h ta ulu Up ko ap eribu nn Lim aku Ru NI KO berprestasi, sel SK ter ba ik, len gk ap punya potensi luar biasa. ng an ma nif est be lum ya ng Tahun 2012. i, jel as su da h sia p de hr ag a ya ng lag n ak tua ny ba n sih asa Ma em . ng ke san ola ba sa g ca uru an ma ng ri pe sacab da ke n Ma da Mulai da n telah dan akan ar ini mestinya atl et ua sai pe rta ru ng an cabor yang ternyata rumah Porprov Sumb me ng ke i . jik a pa ya i, nn sam jad unggulannya atletik yang ata a t jab da li. Bis be rla nju s ha bis ma sa saj a, pe reb uta n me ta ma sih be rge rak . i panggil para ha ru asr ay a. ali a ed ny kam n m Ha aka ak a, ny ger ba “Se Ko h arm meraih ola hr ag a ini . Dh akan soal dukungan anggaran, Lim ap uluka ak an dip erm alu ka n di pe ng ur us cab an g ma an g ditany cab a rap be be lum bis a pe lan , be Sampai cabang-cabang , ini Da lam bu lan lain. NI Lim ap ulu h Ko ta ng KO da , kan et) sk a saj (ba ng si ya itu uluh rba akan bergaung, Limap lah ola hr ag a sep ert i Pe a akan habis me nja wa b pa sti . “A da !” ap ulu h olahraga yang baru ka, Ma Ini ny Lim a. ua saj NI ked ng ); KO da ng tua PRSI (rena Kota “bagak” di kan tidak jaw ab an Ke apuluh ngurusan dan renang uja r Ko ta, H Da vis Em ha . Se me nta ra, pa me o ya ng ha ru s dih ind ari . Se ETIKA Kabupaten Lim tuan masa pe sih ,” an ma g ur us , Limapuluh olahraga yan di ad a ma sa ke pe ng tidaknya, jika bersegera tak an po NI banyak cabang Kota dipercaya menja KO a. n rn me pu ku do sem at an lih rng me me Po n ha era me be lum ter da ta de rumah penyelenggaraa ins i Davis Em Kota. eta k Ko ta bis a seg an dan lawan. h Ko ta, sel ak u pe nc a Pr ov apuluh ing ulu nd rag Lim ap rta ah pe Ol Lim si n ten ka ta, Ko (Pe a h ag ov hr ulu pr ju, di luar Ka nto r KO NI Lim ap Komplek ke un gg ula n di cab an g ola sem be r 201 2, Berkaca ke daerah ma rat ya ng di as an Su mn ar) XI I pa da De mpu menoem dep n ut ha Ba rai sud i Jaw a , de ng an ma yang berada di gu s Su mb ar, sep ert ah PON XIX tahun buh, sam- bo lav oli para atlet daerah ini me ng ge m- Kantor Bupati di Payakum tra da n pu tri sek ali rum n pu ng tua ya las di ke asi nja . est me tas pr . tifi n ak pu rna ng reh ka ata ata n be rh asi l pai hari ini masih lenga int i KO NI me sti ny a su da h be rsi ap sem da lam 20 16 me nd ata ng , me rek a ter ny bir ak an de ng an cat ya ng aa n n ng ur us iag pe as ps ata a, ku em sia g ke saj ke a pin ai ny ta ke nil pe Ha 52 a k komando Ad ga an pu ny a i me reb ut seb an ya g ola hr ag a. Limapuluh Kota di bawah an pe r- me ng ha da pi ale k ke ba ng sih ter ko mp ute ris asi . Pe nu lis sen dir uk ma lis da ri be rba ga i cab an runggu. lak a nu me Jik pe P a. us KT ny ter i , sti ab fotokop pe Da vis Em ha da era h ini . Me b, Belum lagi perak dan ast ika n terkejut, seb ng , ive n n data dan akurasi. ur -un du r ma ka dip al dan pu n ad a di KO NI Jab ar. Se ba nd diu ga hra Se pte mb er me nd ata ng dipu- siapa ola g tim gg an tin u cab ter sat n tuk ah aka un ta sal an Ko Ba hk ala h r, ya uluh um terdapat Limap da ri pr est asi ter ba ik di pe nu lis ad N XVIII di Riau, tahun serupa kembali digela armasraya. ur, sampai hari ini bel Dh h kontingen PO satkan di Kabupaten pe rta nyaa n cat engurusan dalam dokumen KO- ter jau XII I Dh arm asr ay a. ov . Ya ng ser ing me nja di ad ala h, ap a- kep PABBSI (Angkat Berat dan Bina- Po rpr u pe mb ina 2012 lalu t, sel ur uh . n Da vis Em ha , sel ak Da lam wa ktu de ka ulu ah di era seg ba gi ba ny ak ka lan ga akan kembali NI a) pu n seb en arn ya tel ah ha bis ini ri ha , op un Lim tek g ak yan Lu ga di rag itu 2 hra ola mo ni- pe ran tau kah prestasi di 201 lka n sa tugas 2013 lalu. n be sar ini ga ga s dib en tuk ny a tim ray a ak an dik um pu ta. ter ula ng ? Pe rta ny aa awab, sebab ma Lim ap ulu h Ko ta, su kse s me ng - me ng da n ev alu asi . Ku nc iny a, Dh arm ass Ko h ulu ap Lim dij vinsi 2012 tor ing n anggil, ole h KO NI menjadi berat untuk ap ulu h Ko ta gelar Pekan Olahraga Pro paten dan memang harus tiap cabor dip ga n Me ng him pu n gu na me ng him pu Lim ini ri ha i pa an II sam bu XI ter ka ke h ai ole rov i int at rp ku lih dim Po dia ter si, di ya ng sol ida lalu. Ini t itu , du ku ng an an be lum ad a pe rsi ap an kil Gubernur dik on ga yang akan kota lainnya. Bahkan Wa tunjuknya ke sia pa n. Te ntu saj a, di saa ser ta me nd ata ng . “S ek ali gu s, kit a ak k di setiap cabang olahra itu. kan ab ega an set jaw ah ert g sim mp un Ka gg me slim tan an Mu n ntu hi H meminta ba pe lak s- dis era dipertandingkan di ive Ko ta di po sis i a Nasional saa t dit an ya ka n ten tan g ai oleh ba ntu an pe ng an gg ara n. pr est asi Lim ap ulu h tar Ketua Komite Olahrag etu en dik Seb g . ak yan tid XII aa H Davis Emha ov jik Lim a, rpr kas ten Po ny ng pa ya an pu bu ha ,” ana Ba Ka -up ya ng runner Yunus itu. Indonesia (KONI) n et, wa atl yir a As t ad H h ap ulu h Ko ta. saa ti da pa Lim ha su i Bu NI Em sk kil KO pu luh Ko ta, H Da vis wab bahwa Wa KO NI Lim ap ulu h Ko ta pu ny a lag i, meke daerah lain. Sebab, Kota di Ka nto r nja hputra) dari cabang terbang ditanyakan hal ini, me an , Ko ta (doddy sya i seg era me m- potensi luar biasa. Mulai ng me rai h Pa da ng , Ka bu pa ten Pa sam kin ta Ko h ulu ap Lim Ta ha pa n un gg ula nn ya atl eti k ya pe rsi ap an . pe rta jam

K

KETUA Koni Limapuluh Kota Davis Emha -Tengah Bertopi - Semangat Kemenangan Limapuluh Kota


22 REDAKSI Budaya

 Dulu Bergema Hingga ke Nagari Tetangga

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

KENANGAN - Tengkong Godang Balai Talang tinggal jadi panjangan. Alat komunikasi tradisonal ini dimusiumkan sejak beberapa tahun belakangan karena kondisinya sudah mulai rusak, bukan karena bunyinya kalah saing dari sirine. (hendri gunawan)

Tengkong Godang Tinggal Pajangan T

ENGKONG Godang (kentongan raksasa), begitu masyarakat menyebutnya. Puluhan tahun silam bunyinya senantiasa bergema hingga ke sejumlah jorong dan kenagarian tetangga. Namun seiring waktu dan perkembangan zaman, cerita kehebatan kentongan ini tinggal cerita. Tengkong Godang tak lagi berfungsi dan kini tinggal jadi pajangan di samping Masjid Nurul Fallah Jorong Balai Talang Kenagarian Guguak VIII Koto. Dulu, setiap kali datang waktu shalat Tengkong Godang tak pernah lupa ditabuh. Begitu juga ketika waktu berbuka puasa datang, Tengkong Godang selalu berdentang kuat. Selain itu. alat komunikasi unik ini juga senantiasa dipukul dan bergema memberitahukan berita kematian, bencana dan berbagai pesan-pesan lainnya ke tengah masyarakat. Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat Amri Anas (66 tahun), Tengkong yang berukuran panjang sekitar 4,7 meter dengan diameter sekira 1,2 meter itu diduga menjadi kentongan tua yang terbesar di Sumatera Barat bahkan di Indonesia. “Saking besarnya ukuran tengkong itu, waktu kecil dulu saya sering masuk ke dalam lubangnya untuk bersembunyi saat main kucingan-kucingan,” kenang Amri. Dikisahkan, Tengkong Godang sudah ada sejak tahun 1940-an. Alat komunikasi tradisonal itu di buat oleh almarhum Abbas salahseorang tukang bangunan yang juga guru mengaji dan khatib sekaligus iman di Masjid Nurul Fallah Balai Talang. Tengkong itu di buat dari batang Nangka besar yang ada di pinggang Gunuang Bonsu Nagari Taeh Bukik Kecamatan Payakumbuh yang berjarak sekitar 10 km dari Balai Talang. Berbekal kemauan dan tekat ingin memberikan sesuatu yang berarti bagi masyarakat kampung halamannya, Abbas muda nekat menyusuri rimba Gunuang Bonsu selama beberapa hari hingga menemukan sebantang pohon Nangka yang terbaik dan terbesar.

Hanya dengan peralatan sederhana seperti kampak, parang dan pahat, Abbas mulai menebang dan melobangi pohon Nangka itu hingga akhirnya menjadi kentongan. Untuk menyiapkan ketongan itu Abbas menghabiskan waktu hingga 5 bulan bekerja dan meninggalkan keluarganya menginap di tengah hutan Gunuang Bonsu tersebut. Lima bulan siap bukan berarti pekerjaan Abbas sudah selesai. Malah sebaliknya, pekerjaan berat masih menunggu. Untuk mengangkut Tengkong itu dari pinggang gunung hingga ke pinggir jalan kampung Kenagarian Taeh Bukik Abbas dibantu puluhan warga Balai Talang masih harus menghabiskan waktu berhari-hari. “Saking besar dan beratnya, Tengkong itu terpaksa di gelindingkan oleh puluhan pria dewasa dari pinggang Gunung Bonsu hingga ke jalan kampung. Untuk mencapai Balai Talang, kentongan itu diangkut dengan dengan pedati yang ditarik kerbau besar yang juga dibantu oleh puluhan orang,” ungkap Amri. Tengkong Godang benar-benar menjadi benda sangat berharga bagi masyarakat Balai Talang tempo lalu. Apapun pesan yang akan disampaikan seketika akan menyebar hingga ke sejumlah jorong dan nagari tetangga. Sebab, bunyi kentongan ini bisa bergema hingga ke Jorong Guguak dan Limbanang Kecamatan Suliki yang berjarak sekitar 5 km dari Balai Talang. Untuk memberitahukan waktu shalat dan berbuka puasa, Tengkong akan dipukul berulang kali dengan tempo biasa. Sedangkan untuk memberitahukan adanya bencana akan dipukul berulangulang kali

dengan tempo sangat cepat. Khusus untuk berita kematian, Tengkong akan dipukul sebanyak 10 kali untuk wilayah Dusun Padang Koto Gaek dan sebanyak 8 kali untuk dusun lainnya di jorong tersebut. “Tengkong itu hanya akan mengeluarkan bunyi keras kalau dipukul dengan sangat kuat oleh orang dewasa yang bertenaga besar. Setiap berita atau pesan mempunyai bunyi yang berbeda.

AMRI ANAS

Bunyi Tengkong untuk berita kematian berbeda dengan pemberitahuan bencana dan waktu shalat,” papar Amri. Namun, di akhir tahun 1980-an Tengkong Godang terpaksa dimusiumkan. Penyebabnya bukan karena alat ini kalah saing dengan teknologi sirine, tapi karena kondisinya yang sudah mulai rusak. “Tengkong itu terpaksa diistirahatkan karena kondisinya sudah mulai pecahpecah. Kalau soal bunyi, Tengkong Godang tak kalah keras dari sirine. Jadi Tengkong ini dimusiumkan bukan karena kalah dari bunyi sirine, tapi karena sudah rusak,” ucap Yasrizal salah seorang perangkat Nagari Guguak VIII Koto di tempat terpisah meyakinkan. (hendri gunawan)


23

Infrastruktur REDAKSI & Religi

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

PPIP, Mencari Solusi dari Sejumlah Masalah “Kita patut menyatakan bersyukur dengan adanya program PPIP ini, mudahmudahan perlahan tapi pasti ke depannya pembangunan yang ada di Limapuluh Kota bisa tuntas kita kerjakan.”

S

AMA dengan sebagian besar nagari di Provinsi Sumatera Barat, sejumlah nagari di Kabupaten Limapuluh Kota juga masih dihadapkan dengan sejumlah persoalan. Misalnya, angka kemiskinan yang masih tinggi, yang berkorelasi dengan ketiadaan sejumlah infrastruktur dasar sepeti jalan, jembatan, listrik, dan lainnya. “PPIP hadir untuk mencoba menjawab persoalan-persoalan yang ada di tengah masyarakat,” kata Wakil Bupati (Wabup) Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. ketika meresmikan pemakaian jalan yang dibangun melalui program PPIP (Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan) di Jorong Suliki Pasar, Nagari Suliki, Kecamatan Suliki, Kamis (13/2). Turut hadir Camat Suliki Harman, Amd, Muspika Suliki, Wali Nagari Suliki Sabri dan tokoh masyarakat. Dijelaskan Wabup, PPIP merupakan program berbasis pemberdayaan masyarakat di bawah payung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd). Tujuannya antara lain untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan, baik secara individu maupun kelompok, sehingga mampu memecahkan berbagai masalah terkait kemiskinan dan ketinggalan yang ada di nagari. Salah satu yang merasakan dampak langsung dari pembangunan melalui PPIP ini adalah Jorong Suliki Pasar Nagari Suliki Kecamatan Suliki. Di mana pemakaiannya diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si, Kamis (13/2). Turut hadir Camat Suliki Harman, Amd, Muspika Suliki, Wali Nagari Suliki Sabri dan tokoh masyarakat. Asyirwan dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar masyarakat Jorong Suliki Pasar dapat memelihara dan

Pengguntingan pita peresmian jalan PPIP Jorong Suliki Pasar oleh Wabup Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si. (f-erwin) merawat infrastruktur yang telah dibangun ini. “Kita patut bersyukur dengan adanya program PPIP ini, mudah-mudahan perlahan tapi pasti ke depannya pembangunan yang ada di Limapuluh Kota bisa tuntas kita kerjakan,” imbuh Asyirwan. “Dengan adanya dana membangun mungkin terasa mudah tapi yang sulit adalah memeliharanya,jadi diharapkan kesadaran kita semua untuk bisa bersama-sama menjaganya,” kata Wabup. Wali Nagari Suliki Sabri juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah atas bantuan yang telah diberikan. “Dengan

semangat kebersamaan kita wujudkan persatuan dan kesatuan di Jorong Suliki Pasar ini, tinggal bagaimana kita semua mau merawat agar jalan ini tidak cepat rusak,” ingat Sabri. Ia uga mengharapkan jalan ini nantinya bisa bermanfaat oleh masyarakat Jorong Suliki Pasar dalam menjalankan aktivitas mereka sehari-hari. Erina Nora selaku Ketua Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) Suliki Jaya melaporkan bahwa panjang jalan yang dibangun adalah 800 meter dengan lebar 1,5 meter dan membutuhkan waktu pengerjaan selama 2 bulan. “Kami cukup banyak

Menjadikan Bencana sebagai Momentum Perbaikan Akhlak

Wabup Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si membuka MTQ Tingkat Kecamatan Guguak di Nagari Sungai Talang. (f-ogi)

B

ENCANA demi bencana datang silih berganti melanda negeri ini. Mulai dari banjir, gunung meletus, gempa bumi, kabut asap, dan lainnya. Apa yang bisa dipetik dari sana? “Jadikanlah serangkaian bencana itu sebagai momentum untuk memperbaiki akhlak,” kata Wakil Bupati (Wabup) Limapuluh Kota, Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si.

Wabup Asyirwan mengatakan hal itu ketika membuka MTQ (Musabaqah Tilawatil Al-Qur’an) Tingkat Kecamatan Guguk yang dipusatkan di lapangan bola kaki Nagari Sungai Talang, Sabtu (15/2). Tampak hadir Kepala Kantor Kementerian Agama Limapuluh Kota Drs.H.Gusman Piliang, M.Ag, Camat Guguak Drs.Yuhendri, Muspika Guguak, Wali Nagari Sungai Talang Mulyadi, tokoh

masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat Sungai Talang. “Menyusul dengan begitu banyaknya bencana alam yang terjadi di manamana, maka diharapkan dengan momentum pelaksanaan MTQ ini mampu mengingatkan kita semua untuk memperbaiki akhlak,” katanya “Semua yang telah terjadi harusnya mampu memberi pemahaman dan paradigma

menemui berbagai macam kendala teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya tapi dengan semangat goto royong yang tinggi dari masyarakat Jorong Suliki Pasar serta dengan dukungan Pemerintah Daerah kami mampu merampungkannya”, ujar Nora. “Ke depannya kami berharap agar pembangunan seperti ini akan tetap berkelanjutan di Jorong Suliki Pasar,” pungkasnya. Acara peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Wabup Asyirwan didampingi Camat, Muspika, Wali Nagari, tokoh masyarakat dan disaksikan ratusan masyarakat Jorong Suliki Pasar. (joy/ogi) baru bahwa hidup ini tanpa agama akan menjadi hidup yang sia-sia,” tutur Wabup Asyirwan. Wabup yang juga Ketua LPTQ Limapuluh Kota itu juga mengatakan, AlQur ’an merupakan satu-satunya pedoman umat muslim dalam mengarungi kehidupan ini. “Selain untuk dimusabaqahkan dan untuk diperlombakan, yang lebih penting lagi bagaimana ajaran dan nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya mampu kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya. Kepala Kankemenag Drs.H.Gusman Piliang, M.Ag dalam sambutannya mengatakan pelaksanaan MTQ di Nagari Sungai Talang adalah MtQ paling meriah yang pernah dihadirinya. “Sejak pertama kali pindah dari Pasaman ke Limapuluh Kota pada tahun 2007 dan sejak saya menjadi Kepala Kantor Kemenag, kegiatan MTQ disini merupakan yang paling meriah dihadiri oleh ratusan masyarakatnya”, ujar Gusman. Sebelumnya Walinagari Sungai Talang Mulyadi menyampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi semua masyarakat dalam mengangkat acara ini . “Apapun acaranya asalkan dengan persatuan dan kesatuan pasti terasa ringan, jangan kan kegiatan tingkat kecamatan, kegiatan tingkat Kabupatenpun akan sanggup kita laksanakan,” tegas Mulyadi. Adapun jenis lomba adalah Tilawah Taman Kanak-kanak, Tilawah Anak-anak, Tilawah Remaja, Tashfis 1 Juz Tilawah, Tasfish 1 Juz Non Tilawah, Tartil Dasar, Tartil Menengah, Tartil Umum, Musabaqah Fahmil Qur’an, Cerdas Cermat, Musabaqah Sahmil Qur’an, Khotbah Jum’at, Azan, Khat Naskah, Bintang Kasidah, Kisah Rasul dan Asmaul Husna. (joy/ogi).


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Siap Dukung Kepala Daerah yang Komit dengan Rakyat

24

Sosok

“Di tengah keterbatasan anggaran daerah melalui APBD setiap tahun, ditambah potensi SDA yang tidak seberapa; daerah ini memerlukan figur pasangan kepala daerah yang memiliki itikad baik dan political will yang kuat untuk memajukan daerah, dan terlebih berupaya maksimal meningkatkan

D

I kawasan timur Kabupaten Limapuluh Kota, tepatnya di Kecamatan Kapur IX, siapa yang tidak kenal dengan Editiawarman? Lebih populer dengan sebutan Edi Sialang, pria yang kini berusia sekitar 47 tahun itu merupakan sosok yang memiliki perhatian lebih dari cukup untuk tanah kelahirannya. Lihatlah bila di hari baik bulan baik, misalnya saat mau Lebaran Idul Fitri atau akan memasuki bulan suci Ramadhan, pasti ada saja zakat dari Edi Sialang dengan jumlah yang lumayan besar untuk warga yang tidak mampu di Kapur IX, terutama di Kenagarian Sialang. Zakat itu bisa berupa beras, uang, pakaian, atau terkadang kain sarung untuk kepentingan beribadah bagi yang menerima. Padahal, dalam keseharian Edi Sialang mencari nafkah di Ujung Batu, Kabupaten Rohul (Rokan Hulu), Provinsi Riau. Dalam sepak terjangnya di tanah rantau itu, Edi Sialang tergolong sebagai pengusaha sukses yang telah memiliki sejumlah unit usaha. Laba dari sejumlah usahanya itu yang ia keluarkan dari tahun ke tahun, untuk kemudian ia jadikan zakat untuk warga tanah kelahirannya. Kenapa Edi Sialang lebih memilih

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 110/XII/28 Februari 2014

berzakat di Sialang atau Kapur IX, menurut pengakuan Edi, penyebabnya tidak lain karena memang di tanah leluhurnya itu masih banyak anggota masyarakat yang masih memerlukan bantuan. Terlebih sejak nilai jual komoditas unggulan kawasan itu, yaitu gambir, anjlok terhitung sejak sekitar tiga tahun belakangan, banyak perekonomian anggota masyarakat yang menjadi terpuruk karenanya. Atau, kalau ada warga kampung halamannya yang membuat hajatan untuk kepentingan bersama, misalnya khatam Al-Qur ’an atau sejenisnya, panitia biasanya juga mendatangi Edi Salang di Ujung Batu untuk meminta bantuan dana. Dan biasanya pula, panitia yang langsung mendatangi Edi itu tidak pulang dengan tangan kosong, melainkan ada hasil yang bisa dipersembahkan untuk kepentingan bersama. Tapi Edi Sialang mengakui, semua itu sama sekali bukan dimaksudkan untuk membanggakan diri, sekadar untuk mengatakan bahwa ia telah berhasil di tanah rantau, melainkan

semata keinginan yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk menolong mereka yang benar-benar menbutuhkan. “Sebab, saya juga merasakan betapa tidak enak hidupnya dalam kondisi serba kekurangan,” katanya. Dalam konteks pembangunan daerah, Edi Sialang punya pandangan tersendiri. Sejak jauh-jauh hari Edi Sialang telah meneriakan secara lantang bahwa ia dipastikan akan tetap berada di barisan paling depan pasangan kepala daerah yang komit memajukan Kabupaten Limapuluh Kota dan berusaha mensejahterakan rakyat. “Kalau tidak ada kayu, jenjang pun akan saya keping untuk itu,” katanya. Edi mengaku tidak akan pernah mempersoalkan asal-usul pasangan kepala daerah, bupati dan wakil bupati, maupun di bawah partai apa pasangan pemimpin itu bernaung. “Asal mereka komit memajukan daerah, sebisanya saya bersama masyarakat lainnya akan ikut memberi kontribusi,” katanya. “Tentu saja kontribusi yang bisa diberikan sebatas kemampuan yang kami miliki,” katanya. Sebab, dalam pandangan Edi Sialang, di tengah keterbatasan anggaran daerah melalui APBD setiap tahun, ditambah potensi SDA (sumber daya alam) Limapuluh Kota yang tidak seberapa; daerah ini memerlukan figur pasangan kepala daerah yang memiliki itikad baik dan political will yang kuat untuk memajukan daerah, dan terlebih berupaya maksimal meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. Ia membandingkan dengan sejumlah kabupaten/ kota di Provinsi Riau,

yang didukung APBD yang besar dari tahun ke tahun sebagai imbas dari DBH migas (dana bagi hasil minyak dan gas bumi). Dikatakan, dengan ketersediaan anggaran daerah yang lebih dari cukup dari tahun ke tahun di sebagian besar kabupaten/kota di Riau, memungkinkan daerah itu melakukan percepatan pembangunan di berbagai bidang. “Kalau kita di Limapuluh Kota anggarannya ‘kan sangat terbatas, sementara tuntutan pembangunan dari tahun ke tahun justru volume dan intensitasnya terus meningkat,” kata Edi Sialang. Dengan kata lain, tambah Edi Sialang, sangat tipis kemungkinan kepala daerah dan wakilnya di Limapuluh Kota melakukan percepatan pembangunan kalau hanya semata bersandar dari APBD. “Makanya, selain memerlukan figur pasangan kepala daerah yang punya komitmen kuat untuk daerah dan masyarakat, Kabupaten Limapuluh Kota juga memerlukan pasangan kepala daerah yang piawai mencari sumber-sumber dana alternatif untuk kepentingan daerah,” katanya, sambil menambahkan pasangan Bupati Alis Mrajo dan Wakil Bupati Asyirwan Yunus yang kini memimpin Limapuluh Kota dinilai telah melakukan lebih dari yang diharapkan. “Terus terang, kita memberi apresiasi terhadap duet pasangan kepala daerah di Limapuluh Kota saat ini yang sangat dekat dengan masyarakat, dan mampu mendeteksi denyut nadi masyarakat yang dipimpinnya,” kata Edi Sialang. Tapi diingatkan, kepemimpinan pasangan itu tetap tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan kalau tidak mendapat dukungan yang luas dari masyarakat Limapuluh Kota. (e2)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.