Sinamar edisi 82

Page 1

C M Y K

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011


2 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 Juli 2012 | No. 82/XI/2012

REDAKSI

REDAKSI Mari Saling Memaafkan TIDAK ada yang bisa menghambat perjalanan waktu, memang. Waktu, kata orang bijak, merupakan pisau bermata dua: berkah bagi yang bisa memanfaatkan, dan petaka bagi yang lalai dalam memaknai setiap detik perjalanan waktu. Tentu sangat tergantung dari sudut pandang masing-masing. Yang ingin dikatakan di sini adalah, di saat semua bayangan Ramadhan tahun lalu masih berkelabat dengan jelas di ingatan kita, eh, tidak terasa Ramadhan 1433 H sudah pula kita jalani beberapa hari. Seperti puasa-puasa sebelumnya, hari pertama jatuhnya Ramadhan 1433 Hijriyah juga dilaksanakan berbeda. Ada yang memulai puasa hari Jumat (20/7), selain juga ada yang memulai pada Sabtu (21/7). Terlepas dari perbedaan itu, hanya satu yang ingin disampaikan dalam konteks itu: selamat menjalani ibadah puasa Ramadhan. Bulan di mana segala dosa dijanjikan akan diampuni oleh Tuhan, maka pada saat bersamaan kita sudah barang tentu berkeinginan pula meningkatkan kualitas beribadah masing-masing individu muslim.

Selain juga terus berbuat yang terbaik untuk kepentingan sesama umat manusia dalam rangka apa yang disebut dengan hablul minannas. Makanya, bersempena dengan bulan suci Ramadhan 1433 H yang bertepatan dengan bulan Juli 2012 Masehi ini, kami dari jajaran pengelola Tabloid Sinamar dari seluruh bagian yang ada di media ini mengaturkan salam maaf yang sebesar-besarya kepada semua pihak, siapapun ia, dan di manapun ia berada. Kita semua memang dituntut mensucikan hati dan pikiran masing-masing sebelum dan setelah menjalani beberapa hari di bulan suci umat Islam itu. Kita memang harus menyambut dan menjalani bulan suci ini dengan hati yang juga suci. Satu hal lagi yang penting adalah memelihara sikap saling menghargai. Bagi yang tidak berpuasa, satu misal, diharapkan menghargai mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa. Bagaimana pun, sebagai manusia biasa, kami –para pengelola Tabloid Sinamar— juga dilekati berbagai kekurangan. Kami –termasuk juga Anda, para Pembaca— merupakan manusia yang dhoif, di mana kesalahan dan kekeliruan merupakan hal yang sangat sulit dielakkan, baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Hanya satu cara untuk menghapus semua itu: mari kita saling maaf-memaafkan.(e2)

TABLOID LUAK LIMO PULUH

Sinamar MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Penerbit : Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota | Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota | Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JAWAB : Kabag. Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad. S DEWAN REDAKSI : Muhamad. S (Ketua), Joni Indra, Wiradinanta.F, Mike Zaimy REDAKTUR PELAKSANA: Joni Indra REDAKTUR: Wiradinanta.F STAF REDAKSI: Herpatarmidi, Eliza, Mike Zaimy, Yossarika Syofyan REPORTER: Heri Ronaldo, Tesy Febrina FOTOGRAFER: Herpatarmidi SEKRETARIS : Iis Sugiarti DISTRIBUTOR: Zulfadli KONTRIBUTOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joni Indra, MIke Zaimy ALAMAT REDAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bupati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarilamak 26271 Web : www.limapuluhkotakab.go.id | Email : tabloid.sinamar@gmail.com PERCETAKAN : PT. Padang Graindo Mediatama (Isi diluar tanggungjawab percetakan)

Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.00 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional naskah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid.sinamar@gmail.com

ETALASE Rumah Tua Tan Malaka SALAH satu objek wisata sejarah yang tergolong menarik di Kabupaten Limapuluh Kota adalah rumah tua Tan Malaka, yang merupakan rumah kelahiran Tan Malaka. Rumah tua tersebut berupa bangunan Rumah Gadang dengan atap seng bergonjong lima dan dinding kayu, yang dibangun pada tahun 1936. Seperti diketahui, Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka yang lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, adalah Bapak Republik Indonesia, seorang aktivis pejuang kemerdekaan Indonesia, seorang pemimpin sosialis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal, dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.(e2)

TAJUK

Keterisolasian APA yang bisa dilakukan oleh warga yang bermukim di kawasan yang terisolasi secara fisik? Tidak banyak, memang. Hari-hari mereka seakan terkungkung dalam keterbatasan yang berkepanjangan, yang seakan tidak berkeseduhan. Tak berujung, dan tak berpangkal. Mereka seakan terjauh dari hingar-bingar dinamika kemajuan yang terjadi di luar. Cerita hidup mereka seakan hanya didominasi oleh kenestapaan, kesusahan, kesulitan, dan keterbatasan. Nikmat hidup di alam kemerdekaan belum sepenuhnya mereka rasakan. Keterkungkungan telah membuat mereka seolah berjarak dengan dunia baru, berikut dengan segala dinamika yang menyertainya. Belum lagi persoalan himpitan beban ekonomi yang tidak kunjung lepas dari badan. Betapa tidak, di saat mereka harus menebus dengan mahal barang-barang yang didatangkan dari luar karena diperhitungkan dengan upah angkut yang tinggi, pada saat bersamaan mereka malah harus menjual dengan harga murah aneka komoditas pertanian yang dengan susah-payah mereka hasilkan – lagi-lagi karena persoalan harus diperhitungkan dengan upah angkut (cost) yang tidak murah. Belum lagi interaksi sosial mereka yang terbatas dengan dunia luar, ditambah persoalan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerahnya yang seakan tidak bisa tergarap dengan optimal karena susahnya jalur transportasi. Akibatnya, potensi ekonomi yang ada seakan hanya menjadi “macan tidur”, yang entah kapan bangunnya, dan mungkin tidak akan pernah bangun selagi jalur transportasi belum tersedia dalam kondisi yang memadai. Syukur, Pemkab Limapuluh Kota di bawah duet Bupati dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo dan Wakil Bupati Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. memiliki program untuk membebaskan sejumlah kawasan dari keterisolasian secara fisik. Menurut Alis Marajo, pada periode kepemimpinannya akan memprioritaskan pembangunan kawasan-kawasan tertinggal. “Kecamatan Kapur IX, Bukit Barisan, Gunung Omeh, Lareh Sago Halaban dan Pangkalan Kotobaru secara fisik akan mendapat porsi ekstra dalam strategi pembangunan kita,” katanya. Sebagai bagian dari wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Limapuluh Kota, di manapun lokasinya dan seberat apapun kondisi geografis dan topografi wilayahnya, semua kawasan di daerah ini berhak mendapatkan kue pembangunan, termasuk kawasan-kawasan yang masih terkungkung dalam isolasi fisik. Bahkan, seyogianya perhatian untuk kawasan-kawasan seperti itu diberikan dengan porsi lebih. Tidak semata dalam rangka menerapkan prinsip pemerataan “kue” pembangunan, dalam realitasnya sejumlah kawasan yang terisolasi secara fisik di Kabupaten Limapuluh Kota ada di antaranya yang memiliki potensi ekonomi yang berlimpah. Bersebab keterbatasan sejumlah infrastruktur dasar selama ini, membuat potensipotensi ekonomi yang ada tidak bisa tergarap secara optimal. Kiranya langkah Pemkab Limapuluh Kota membebaskan sejumlah kawasan dari keterkungkungan isolasi fisik mendapat dukungan semua kalangan. Bukan saja dimaksudkan agar mereka yang bermukim di kawasan itu marasakan nikmat pembangunan secara adil, juga dalam upaya menggali potensi-potensi ekonomi yang ada guna diabdikan bagi upaya memajukan daerah dan mensejahterakan masyarakat.***

Rumah Tua Tan Malaka


Sinamar 3 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

Juli Juli-Agustus 2012 | No. 82/XI/2012 Edisi No. 69/X/2011

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

LAPORAN UTAMA

Memutus Mata Rantai Isolasi “Di saat suatu kawasan masih saja terisolasi secara fisik, maka pada saat itu pula masyarakat yang bermukim di kawasan itu akan sulit mengembangkan dirinya, termasuk mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerahnya.” Pembangunan Jalan

B

ERBATASAN langsung dengan provinsi tetangga, Riau, yang terus mengukuhkan dirinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan bagian Barat Indonesia; Kabupaten Limapuluh Kota seakan menyandang “beban mental” yang berat untuk bisa mengejar ketertinggalan dari daerah tetangga. Terutama ketertinggalan dalam pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang menjadi urat nadi perekonomian. Selain secara kualitatif dan kuantitatif kondisi jalan di daerah ini pada umumnya belum sampai pada tahap seperti yang menjadi harapan bersama, realitas lain yang tidak bisa dipungkiri adalah masih terdapatnya sejumlah kawasan di Kabupaten Limapuluh Kota yang terkungkung dalam isolasi fisik. “Kondisi sejumlah kawasan yang terisolasi secara fisik secara perlahan memang harus kita atasi,” ujar Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo. Dijelaskan, keterisolasian secara fisik akan membuat anggota masyarakat yang bermukim di kawasan itu kesulitan untuk membangun dan mengembangkan kegiatan perekonomiannya, selain juga kesulitan mengadakan interaksi sosial dengan dunia luar. Bupati Alis Marajo memberi ilustrasi tentang betapa beratnya beban yang harus disandang oleh anggota masyarakat yang kawasannya terisolasi secara fisik. Dijelaskan, di saat harus membeli dengan harga yang relatif mahal barang-barang yang didatangkan dari luar karena mesti diperhitungkan dengan upah angkut yang tinggi, pada saat bersamaan masyarakat di sana malah terpaksa menjual dengan harga murah aneka komoditas tani yang dihasilkan. Bupati Alis Marajo hendak menjelaskan bahwa di saat suatu kawasan masih saja terisolasi secara fisik, maka pada saat itu pula masyarakat yang bermukim di kawasan itu akan sulit mengembangkan dirinya, termasuk mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerahnya. “Mereka yang bermukim di kawasan terisolir senantiasa akan dihadapkan dengan berbagai keterbatasan,” ungkapnya. Makanya, menurut Bupati Alis Marajo, ia bersama wakilnya yang terpilih melalui pemilukada langsung tahun 2010, Drs. Asyirwan Yunus M.Si.; pada periode kepemimpinan mereka untuk rentang waktu 2010-2015 akan memprioritaskan pembangunan terhadap kawasan-kawasan tertinggal. “Kecamatan Kapur IX, Bukit Barisan, dan Pangkalan Kotobaru secara fisik akan mendapat porsi ekstra dalam strategi pembangunan kita,” katanya.

dihasilkan tidak mampu memberikan keuntungan lebih besar dalam membawa masyarakat menuju kemakmuran dan kesejahteraan,” ucap Alis. Bahkan, tambah Bupati Alis Marajo, untuk menunjang agenda yang sangat strategis ini secara kongkrit, pihaknya telah menuangkan dalam bentuk Misi Daerah tahun 20112015, yang terdiri dari sembilan butir. Yaitu mewujudkan lingkungan sosial yang smart (smart society), mewujudkan masyarakat yang cinta pendidikan, dan mewujudkan masyarakat dengan lingkungan yang sehat. Butir selanjutnya mewujudkan dinamisasi gerak pembangunan sektor agraris; mewujudkan pembangunan infrastruktur, penataan ruang dan lingkungan hidup; mewujudkan nagari yang berbasiskan adat dan syarak; mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis sektor riil; mewujudkan masyarakat yang demokratis, menghargai HAM, penegakan hukum yang berkeadilan dengan pengamalan Pancasila sebagai ideologi negara; dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. “Kami kira, kalau kita semua komit untuk menjalankan misi daerah ini, apa yang kita harapkan itu akan terealisasikan dengan sendirinya,” kata Bupati Alis Marajo. Makanya, menurut Alis Marajo, pihaknya membutuhkan dukungan dari semua pihak. “Mari kita tinggalkan sikap saling curiga dan saling menjatuhkan yang sempat terbentuk dalam proses pemilukada yang lalu,” katanya. Ditanya soal peran pembangunan di Kabupaten Limapuluh Kota ke depan, Bupati Alis Marajo mengaku menyadari sepenuhnya peran penting yang dimainkan kabupaten yang dipimpinnya, terutama dalam konteks membangun perekonomian Provinsi Sumatera Barat ke depan. “Kami sangat menyadari strategisnya peran pembangunan di Kabupaten Limapuluh Kota,” kata Bupati Alis Marajo dalam sebuah kesempatan, belum lama ini. Menurut Bupati Alis Marajo, membangun Kabupaten Limapuluh Kota tidak hanya berfaedah bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah ini saja, tapi juga memberi dampak luas bagi pembangunan perekonomian di Sumbar. Apalagi, posisi geografis Limapuluh Kota sebagai pintu gerbang masuk ke Provinsi Riau makin diuntungkan oleh pembangunan Jalan Layang Kelok 9, yang direncanakan pada November mendatang mulai dioperasikan. Selama ini arus barang dan jasa dari Sumbar ke Riau, atau sebaliknya, sering tersendat karena kemacetan di Kelok 9. Bila kelak jalan layang itu difungsikan, persoalan kemacaten akan teratasi dengan sendirinya. Agar pembangunan infrastruktur –termasuk ke kawasan yang selama ini terisolasi secara Dijelaskan Bupati Alis Marajo, program membebaskan sejumlah kawasan dari fisik— menghasilkan multiplier effect dan spil over effect, maka pembangunan keterisolasian secara fisik dimaksudkan dalam rangka mendukung program infrastruktur dilakukan seiring dengan konsep pengembangan pusat pertumbuhan daerah. pembangunan yang telah ditetapkan dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka “Dari konsep tata ruang wilayah yang sedang kita garap, maka yang menjadi pusat Panjang Daerah (RPJPD), dan kemudian dijabarkan dalam Rencana Pembangunan pertumbuhan ekonomi utama di Kabupaten Limapuluh Kota adalah Sarilamak. Hal ini sangat dimungkinkan, mengingat Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sarilamak sebagai ibukota kabupaten yang Kabupaten Limapuluh Kota. sekaligus menjadi pusat pemerintahan, “Dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan perekonomian, sosial dan pariwisata,” ulas pembangunan antarwilayah, maka dirasa perlu Alis Marajo. Diuraikan Alis Marajo, sekali perhatian besar terhadap wilayah pengembangan Sarilamak tentunya mulai kecamatan yang berjauhan dengan IKK dari penyelesaian infrastr uktur Sarilamak, yaitu Kecamatan Kapur IX, perkantoran yang telah dimulai sejak tahun Kecamatan Bukik Barisan, Lareh Sago Halaban 2006. Di samping menyiapkan Sarilamak dan Kecamatan Gunuang Omeh,” katanya. sebagai pusat pemerintahan, ekonomi dan “Ketiga Kecamatan tersebut juga memiliki budaya, maka beberapa wilayah potensi dan spesialis masing-masing,” tambah kecamatan perlu dikembangan sebagai Alis Marajo. Kemudian, untuk memacu pusat pertumbuhan baru. “Justru itulah, pembangunan dan hubungan lintas kabupaten, ketiga wilayah itu sudah diperlukan adanya maka beberapa ruas jalan pada lokasi-lokasi pembangunan jalan yang menghubungkan yang berbatasan dengan kabupaten di Bupati ,meninjau daerah di Galugua ketiga wilayah kecamatan ini, sehingga Sumatera Barat dan Provinsi Riau juga perlu aliran perekonomian antara ketiga wilayah dikembangan dan dibangun. “Sehingga, isolasi semakin besar dan lancar,” ulas Alis yang menyelimuti daerah tersebut segera terbuka dan perekonomian pada wilayah tertinggal tersebut dapat berkembang dengan baik,” terang Alis Marajo. Bupati Alis Marajo. Untuk menjaga keseimbangan pembangunan antar wilayah, maka perlu sekali Marajo menyadari bahwa masih banyak didaerah ini yang harus dibenahi, utamanya perhatian besar terhadap wilayah kecamatan yang berjauhan dengan IKK Sarilamak, pembangunan mendasar seperti reformasi birokrasi, ketahanan pangan, yaitu Kecamatan Kapur IX, Bukik Barisan, Lareh Sago Halaban dan Gunuang Omeh. penanggulangan kemiskinan, pengembangan kawasan strategis, pendidikan dan Alis Marajo menegaskan, kebijakan pemkab yang dipimpinnya, selain terfokus memacu kesehatan. “Di satu sisi kita boleh bangga dengan perkembangan struktur aspek pembangunan bagi daerah tertinggal, dan salah satu persoalan besar dan penting perekonomian daerah yang bercirikan agraris. Namun, struktur perekonomian agraris dalam kerangka reformasi dan perbaikan penyelenggaraan pemerintahan, maka pembenahan murni pada saat ini tidak bisa lagi terlalu diandalkan. Salah satu penyebabnya adalah birokrasi perlu pula dilakukan.(mamad) daya saing produk pertanian akan semakin melemah, disebabkan nilai tambah yang


4 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 Juli 2012 | No. 82/XI/2012

LAPORAN UTAMA JARAK TEMPUH PANGKALAN DAN KAPUR IX DIPERSINGKAT

S

EBUAH tulisan di surat elektronik mengeluhkan tentang kondisi jalan di Nagari Gelugur, Kecamatan Kapur IX. Dipertanyakan di sana: kapan Gelugur akan nyaman dilalui kendaraan roda empat. Jawaban pertanyaan itu sepertinya sudah lama ada yang jawabannya hingga kini masih dinanti masyarakat terujung di Kabupaten Limapuluh Kota itu. Ditambahkan, Kalaupun sudah ada jalan, namun akses perhubungan itu hanya leluasa dilewati ketika musim kemarau. Bila musim hujan, bisa dipastikan nagari itu nyaris terisolasi dan hanya bisa ditempuh mobil double gardan seperti jenis Hartop atau Taff. Sebab, permukaan jalan ke nagari sentra produksi gambir di Kecamatan Kapur IX itu baru berupa pengerasan kerekel yang nyaris tinggal tanah.Tak heran, tambah surat elektronik yang sama, setiap kali Nenan dikunjungi pejabat, warga setempat tak pernah lupa berkeluh kesah dan berharap jalan ke nagarinya ditingkatkan. Melihat faktanya, persoalan memang kebutuhan yang amat sangat vital dan mendesak bagi nagari yang terdiri dari empat jorong yang didiami sekitar 4.000 jiwa penduduk. Kami betul-betul merasa kurang beruntung. Buat mencapai ibu Kecamatan Muaro Paiti yang hanya berjarak sekitar 36 km saja, kami harus membayar Rp80.000/orang pulang pergi.

“Kita juga memperoleh dana pemeliharaan jalan periodik dengan dana sebesar Rp2,4 miliar, yang akan digunakan untuk memelihara empat ruas jalan. Seperti, TaramGantiang, Cagar Alam-Sarasah Murai, keduanya berada di Kecamatan Harau. Disusul ruas Koto Baru-Bukik Apik serta Situjuh Ga-da-ng-batas kota. Lainnya peme-liharaan rutin jalan sepanjang 146,5 km dengan dana Rp2,9 miliar, ditambah pengadaan 1 unit truk pengangkut alat berat senilai Rp1,1 miliar,” terang Nasrul. Selain itu, Pemkab Limapuluh Kota melalui Dinas Pekerjaan Umum setempat tahun anggaran 2012 ini bakal melanjutkan pembangunan 3 unit jembatan yang terbengkalai pengerjaannya. Selain itu juga me­rehabilitasi 4 unit jembatan yang rusak. “Sekarang ini ke tujuh unit jembatan tersebut dalam proses pelelangan melalui LPSE atau tender elektronik,” ujar Kepala Dinas PU Lim­apuluh Kota, Yusdianto Yus­war melalui Kasi Jalan dan Jembatan, Inasrul. Tujuh unit jembatan itu adalah jembatan Taeh, Keca­matan Payakumbuh, sudah dua tahun terbengkalai diker­jakan dengan dana sebesar Rp600 juta. Kemudian jem­batan Bumbung Situjuh, memperoleh alokasi dana sebesar Rp1,3 miliar peker­jaan lanjutan. Sementara jembatan Lubuak Kilangan, Kecamatan Kapur IX yang juga ter­beng­kalai sebelumnya, akan diker­jakan lanjutannya dengan dana sebesar 1,5 miliar.Sedangkan 4 unit jem­batan yang direhab tahun ini yakni, jembatan Baruah Gu­nuang, Kecamatan Bukik Barisan dengan dana sebesar Rp1,54 miliar. Kondisi jem­batan tersebut, lantainya sudah banyak yang lapuk. Dikhawatirkan roboh ketika dilewati bus dan menimbulkan korban. Lainnya jembatan Tanjung Haro hubungan ke Rogeh Kecamatan Luak. Kondisinya terputus disapu galodo yang terjadi tahun 2009 lampau. Jembatan tersebut diper­kirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp 1 miliar. Selanjutnya jembatan Piobang dan jembatan Titian Kudo. Lantai dan kedudukan jembatan tersebut sudah mengkhawatirkan, keduanya berlokasi di Kecamatan Paya­kumbuh, dengan dana sebesar Rp1,55 Miliar.Dengan selesainya pem­bangunan jembatan ter­sebut nanti, sebagaimana dilansir Harian Haluan, diharapkan hubungan antar kecamatan, nagari dan desa semakin lancar, sehingga memudahkan masyarakat tani, pedagang membawa hasil pertanian mereka ke berbagai pasar di Sumbar maupun Propinsi Riau.

Tapi keluhan seperti itu agaknya akan segera menemukan jalan keluarnya. Masalahnya, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota berencana membuka jalan baru untuk mempersingkat jarak transportasi darat antara sejumlah kampung di Kecamatan Pangkalan Koto Baru dengan Kecamatan Kapur IX. Jalan baru itu diharapkan bisa menjadi solusi atas kepadatan arus lalu-lintas di jalan utama atau Jalan Sumbar-Riau.Sejauh ini Pemkab Limapuluh Kota setiap tahun terus beru­paya me­ningkatkan infras­truktur, dengan me­wujudkan ter­sedianya sarana dan prasarana jalan dan jembatan yang me­madai. me­ngem­bangkan eko­nomi masyarakat, yang di­maksudkan untuk menunjang pe­la­yanan publik guna membuka kawasan yang ber­potensi . Untuk tahun anggaran 2012 ini saja, satu misal, Pemkab Limapuluh Kota melalui Dinas PU setempat, utamanya Bidang Binamarga, menga­loka­sikan dana untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, termasuk Jalan Galugua Kecamatan Kapur IX pe­meliharaan periodik jalan, akan dikerjakan Tidak hanya di dalam kawasan melalui dana alokasi umum (DAU) dan dana Kabupaten Limapuluh Kota, upaya alokasi khusus (DAK) se­besar Rp22 miliar. membuka simpul-simpul jalan baru juga dilakukan di luar daerah. Lihat pada akhir tahun lalu di Desa Balung, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, dilakukan Kasi Jalan dan Jembatan Dinas PU setempat, Nasrul, menuturkan bahwa tahun ini penandatangan MoU (memorandum of understanding) antara Pemkab Kampar dengan ter­sedia dana untuk pembangunan jembatan sebanyak 7 paket senilai Rp8 miliar. Pemkab Limapuluh Kota tentang rencana pembangunan ruas jalan di batas KamparJembatan tersebut, selain melanjutkan pembangunan tiga jembatan terbengkalai, seperti Sumbar yang terletak di Desa Balung.Penandatanganan MoU itu langsung dilakukan jembatan Bumbung, Taeh dan Koto Lamo, juga penggantian jembatan lama Titian Kuda oleh Bupati Kampar Drs. H. Burhanuddin Husin MM dengan Bupati Limapuluh Kota II Koto Baru Sima­langgang. Pagu dananya sebesar Rp1,2 miliar. Kemudian, jembatan dr. Alis Marajo Datuk Sori Dirajo. Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya para Piobang, Kecamatan Payakumbuh, dengan dana Rp 880 juta, jembatan Tanjung Haro, pimpinan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dari kedua daerah, mantan Sekdakab Sikabu Kabu Padang Panjang-Rogeh, Keca-matan Luak sebesar Rp1,1 miliar. Jembatan Kampar Drs. H. Zulher MS, anggota DPRD Kampar H.Ujang Ilyas, Camat Pangkalan Baruah Gunung yang menghubungkan Nagari Koto Tangah, Kecamatan Bukik Barisan, Kota Baru, Camat XIII Koto Kampar, dan undangan lainnya. Bupati Burhanuddin juga bakal diperbaiki dengan pagu dana Rp1,54 miliar. Kesemuanya itu dalam proses menegaskan agar MoU itu ditindaklanjuti antara dinas teknis terkait antara Pemkab tender, ulasnya.Menurut dia, pembangunan infrastruktur jalan yang meman­faatkan Kampar dengan Pemkab Lima Puluh Kota, baik berkenaan dengan masalah anggaran DAU dikerjakan tahun ini sebanyak 6 paket, dengan alokasi dana Rp3,96 miliar. Yaitu, dan teknis dari rencana pembangunan ruas jalan tersebut. Ia juga mengajak Pemkab ruas Rogeh-Subaladuang, Kecamatan Luak Rp660 juta. Ruas Pekan Sinayan-Pekan Limapuluh Kota bersama-sama memperjuangkan di provinsi masing-masing agar jalan Rabaa Gadut, Kecamatan Lareh Sago Halaban, sebesar Rp440 juta. ini dapat menjadi jalan negara karena menghubungkan langsung dua provinsi bertetangga.Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Datuk Sori Marajo Selanjutnya, ruas Talago Gurun-Tigo Balai Kecamatan Harau, pagu dana Rp 440 juta. dalam sambutannya menyampaikan dukungannya atas program Pemkab Kampar untuk Ruas Suliki-Simpang Sungai Dadok (segmen Baruah Gunung-Aie Angek) lanjutan sebesar Rp880 juta. Selain itu dikerjakan juga ruas jalan Baliak Bukik-Sungai Pimping Kecamatan percepatan pembangunan Desa Balung sebagai awal pembangunan ke arah yang lebih baik, terutama terkait rencana pembangunan ruas jalan baru yang dimaksudkan untuk Pangkalan Koto Baru dengan dana Rp660 juta dan Sialang-Galugua (sekmen Galugua) membuka keterisoliran yang selama ini mengungkung Desa Balung. Muhammad S, se­panjang 1 km dengan pagu dana sebesar Rp880 juta.Dikatakannya, tahun ini juga ada dana untuk pembukaan jalan baru ruas Lubuak Tabuan-Lubuak Jantan Pangkalan Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Limapuh Kota, kepada Sinamar menjelaskan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai dari MoU itu adalah terbukanya jalur alternatif Koto Baru, sepanjang 6 km yang akan dikerjakan melalui TMMD (Ten­tara Manunggal yang menghubungkan Kampar dengan Sumbar. “Selama ini antara Kampar dengan Membangun Desa). Alokasi dananya sebesar Rp1,65 miliar. Pembukaan jalan tersebut sudah lama di­dam­bakan oleh masyarakat setempat. Selain untuk membuka kawasan Sumbar hanya dihubungkan oleh satu ruas jalan,” sebutnya. Repotnya kalau terjadi longsoran, praktis hubungan darat antara Kampar dengan Sumbar terputus.Tapi terisolir, juga untuk mengem­bang­kan ekonomi mereka,” ujarnya. diingatkan Muhammad, jalan alternatif merupakan program jangka panjang dari penandatanganan MoU tersebut. “Tentu saja untuk itu diharapkan dukungan dana dari Sementara itu, pembangunan infrastruktur jalan yang meng­guna­kan DAK, diantaranya provinsi dan pusat,” katanya. Sementara program jangka pendek adalah membuka pem­bangunan jalan laston Simpang Kapuak­Taeh Bukik, ruas Hulu Aie­Landai, Kecamatan Harau, Andaleh-Mungo Kecamatan Luak, Padang Ambacang-Labuah Silang keterisolasian Balung dengan membuka jalan sepanjang 8 km dari Balung ke Tanjung Pauh, di mana masing-masing 4 km menjadi tanggung jawab Pemkab Kampar dan Situjuah. Pagu dananya sebesar Rp4,8 miliar. Pemkab Limapuluh Kota.(evi endri)


Sinamar 5 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

EdisiJuli Juli-Agustus 69/X/2011 2012 | No.No. 82/XI/2012

PENDIDIKAN Fenomena “Menyerbu” Sekolah di Kota

Menunggu Lahirnya Sekolah Unggul “Jika memang ada upaya un­tuk mendirikan sekolah unggul, Komisi C DPRD Limapuluh Kota sa­­ngat mendukungnnya.”

D

EWI Puspita, seorang siswi tamatan sebuah SMP di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, bersikukuh melanjutkan pendidikannya ke sebuah SMA yang tergolong favorit di Kota Payakumbuh, bukan ke SMA Negeri Pangkalan. “Takut nanti susah masuk ke perguruan tinggi,” dalih Dewi, ketika ditanya keengganannya masuk ke SMA Negeri Pangkalan. Padahal, prestasi SMA Negeri Pangkalan tidaklah jelek-jelek amat. Yang lebih penting lagi, kalau Dewi memilih SMAN Pangkalan, orangtua yang membiayai pendidikannya tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Dewi bisa tetap bertempat tinggal di rumahnya, dan naik sepeda motor untuk pulangpergi ke sekolah. Beda kalau bersekolah di Payakumbuh, Dewi harus menyewa rumah, ditambah dengan keharusan membeli sejumlah perlengkapan lainnya. Saat pembahasan LPP APBD Kabupaten Limapuluh Kota tahun anggaran 2012 di ruang Komisi C DPRD Limapuluh Kota di Sarilamak, Senin (9/7), persoalan serupa juga mengemuka. Suara yang terpantau dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa banyaknya siswa yang berasal dari Limapuluh Ko­ta bersekolah di Kota Paya­kum­buh harus jadi perhatian dinas Pendidikan Kabu­paten Li­mapuluh Kota. Salah satunya, me­lalui upaya pemerataan pend­i­di­kan hingga ke kabupaten dengan men­dirikan sekolah unggul. Ketua Komisi C DPRD Lima­puluh Kota, Syukron, mengakui bahwa saat ini siswa-siswa pintar dari Limapuluh Kota mengejar bersekolah di Payakumbuh. Kondisi itu disebabkan tidak tersedianya sekol­ah unggul di kabupaten. “Hal itu memang menjadi salah satu per­so­alan yang dikemukakan oleh Ke­pala Dinas Pendidikan kabu­paten Li­ma­puluh Kota kepada Komisi C dalam pembahasan LPP APBD 2011,” ungkap Syukron. Ke depan, kata politisi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Li­ma­puluh Kota itu, perlu di­carikan so­lusi untuk bisa menyediakan se­ko­lah yang lebih baik di Lima­puluh Kota. “Jika memang ada upaya un­tuk mendirikan sekolah unggul, Ko­misi C DPRD Limapuluh Kota sangat mendukungnnya,” ujar Syukron. Diakui, tidak tersedianya sekolah unggul, merupakan se­buah ke­­kurangan dalam hal pem­ba­ngu­nan bidang pendidikan di Lima Puluh Kota. Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Ka­bu­­paten Limapauluh Kota, Desri, ber­­harap dalam waktu dekat pihaknya akan bisa mendirikan sekolah unggul de­ngan konsep boarding school atau se­kolah terpadu dengan asra­ma dan materi pembelajaran yang ekstra untuk menciptakan peserta di­dik berprestasi. “Program pembenahan pendi­di­kan di Limapuluh Kota kita ke­mu­kakan saat pembahasan LPP di ko­misi C DPRD Limapuluh Kota. Se­lain itu kami juga kemukakan sejumlah kendala yang dihadapi, salah satunya adalah ti­dak ter­sediannya sekolah ung­gulan di Li­mapuluh Kota” beber Desri. Soal banyaknya siswa kabu­pa­ten yang memilih sekolah di Payakumbuh, kata Desri, pihaknya ti­dak bisa membatasinya. Namun bisa dilakukan upaya untuk menciptakan sekolah yang akan men­jadi favorit bagi masyarakat di kabupaten.“DPRD sejauh ini mendukung pro­gram pendidikan dengan kon­sep boarding school. Sehingga mam­pu menampung siswa pintar dari kabupaten, seperti halnya yang ada di Padangpanjang. M u ­ d a h ­ mu­dahan pada tahun 2013 hal itu bisa terwujud. Se­mentara untuk penetapan lokasinya ada sejumlah lahan yang sudah disurvey, di antaranya di dekat SMPN 2 Taran tang, Kecamatan Proses belajar di sekolah Harau di atas la­han seluaa 2 hektare dan di de­kat GOR Singaharau,” terang Desri.

Memprihatinkan Masalah lain bidang pendidikan di Kabupaten Limapuluh Kota adalah soal hasil UN (ujian nasional) tingkat SMP/MTS/MTI/Ponpes tahun ajaran 2011-2012 yang tergolong sangat memprihatinkan. Dari 91 sekolah yang ada pada kedua daerah –termasuk Kota Payakumbuh, hanya 10 sekolah yang berhasil mengantarkan siswanya 100 persen lulus ujian nasional. Kesepuluh sekolah itupun berada di Kota Paya­kum­buh, sedangkan di Limapuluh Kota tidak sa­tu­pun SMP/MTS/MTI/Pon­pes yang siswa­siswinya lulus ujian na­sional 100 persen. Bahkan ada se­kolah di Limapuluh Kota yang sis­wa­ siswinya tidak seorang pun lulus UN. Kepala Dinas Pen­didikan Desri melalui Kabid SMP/SMA Hidwan Reta dan Kasi Kurikulum Nasrul Arpi, mengakui tidak satupun SMP/MTS/Ponpes yang lulus 100 persen dalam ujian nasional. “Namun dibandingkan de­ngan tahun lalu,

prestasi Limapuluh Kota di tingkat Sumbar, sebenarnya naik dua digit. Tahun lalu, Limapuluh Kota berada pa­da peringkat 14, tahun ini su­dah peringkat 12. Mudah­ m­u­dahan, tahun depan lebih baik,” ujar Nasrul Arpi. Pemerhati pendidikan di Kota Payakumbuh dan Kabupa­ten Limapuluh Kota, Syaiful Rah­man, meminta kepada Di­nas Pendidikan kedua daerah agar menjadikan hasil Ujian Na­sional SMP/MTS/Ponpes pada ta­hun ini, sebagai cemeti untuk meningkatkan prestasi tahun men­datang. “Kita yakin, jajaran Dinas Pen­didikan kedua daerah, beser­ta kepala sekolah, guru, komite su­dah berupaya maksimal, “ ujarnya. Kondisi yang agak menggembirakan terjadi di jenjang pendidikan dasar, SD/MI. Seba­nyak 6.630 murid SD di Kabupaten Limapuluh Kota dinyatakan tamat pendidikan tahun aja­ran 2011/2012, dan hanya 29 murid lainnya yang dinyatakan gagal me­na­matkan pendidikan dasar tersebut. Kegagalan ke­29 murid itu bukan hanya dise­bab­kan me­reka tidak lulus ujian nasional, tetapi juga terjadi karena para murid itu meninggalkan bangku sekolah dan tidak mengikuti ujian nasional.

Pendaftaran siswa baru

Data yang diperoleh menyebutkan, awalnya jumlah murid SD dan MI yang tercatat sebagai peserta ujian nasional di Kabupaten Lima­puluh Kota tercatat sebanyak 6.659 orang, terdiri dari 6.595 murid SD dan 64 murid MI. Mereka tersebar pada 369 sekolah yang ada di 13 kecamatan di Limapuluh Kota. Meliputi, 23 SD/MI di Kecama­tan Gunuang Omeh, 31 SD di Bukit­barisan, 22 SD/MI di Suliki, 39 SD di Guguak, 20 SD di Mungka, 27 SD/Mi di Akabiluru, 29 SD di Paya­kumbuh, 22 SD di Luak, 34 SD di Lareh Sago Halaban, 23 SD/ MI di Situjuah Limo Nagari, 39 SD di Harau, 29 SD/MI di Pangkalan dan 31 SD di Kecamatan Kapur IX. Ketika ujian nasional SD/MI ber­langsung, sebanyak 26 murid SD/MI di Kecamatan Gunuang Omeh, Suliki, Guguak, Mungka, Akabiluru, Paya­kum­buh, Luak, Lareh Sago Hala­ban, Situjuah Limo Nagari, Harau, Pang­kalan dan Kapur IX tidak hadir. Se­hingga peserta ujian nasional di Ka­bupaten Limapuluh Kota tinggal 6.634 orang. “Dari jumlah tersebut, hanya 4 orang dinyatakan tidak lulus ujian nasional. Sedangkan 6.630 murid dinyatakan lulus lulus SD/MI dan berhak melanjutkan pen­didikan ke bangku SMP/MTS,” kata Kepala Dinas Pendidikan Limapuluh Kota Desri, didampingi Kabid Pen­didikan SD, Masril. Empat murid yang dinyatakan belum lulus SD/MI itu terdiri dari 1 murid SDN 03 Kurai, Kecamatan Suliki. Kemudian, 1 murid SDN 06 Situjuah Gadang, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, dan 2 murid dari MIS Keca­matan Gunuang Omeh. Berdasarkan hasil ujian nasional SD/MI di Kabupaten Limapuluh Kota, SDN 06 Batuampa, Kecamatan Aka­biluru memperoleh nilai tertinggi, dengan nilai rata­rata 28,04. Disusul, SDN 07 Baruahgunuang di Kecamatan Bukitbarisan dengan jumlah nilai rata-rata 27,85 dan SDN 02 Batubalang di Kecamatan Harau dengan nilai rata-rata 27,78. Sedangkan nilai ujian nasional pada SD/MI lainnya bervariatif. Jika berdasarkan kecamatan, maka SDN 01 Kototinggi memperoleh nilai ujian nasional tertinggi di Kecamatan Gu­nuang Omeh, SDN 07 Baruahgunuang memperoleh nilai tertinggi di Keca­matan Bukitbarisan, dan SDN 01 Tanjuangbungo memperoleh nilai tertinggi di Kecamatan Suliki. Kemudian, SDN 02 Simpang Sugiran memperoleh nilai tertinggi di Kecamatan Guguak, SDN 09 Mungka tertinggi di Mungka, SDN 06 Batu­hampa tertinggi di Aka­biluru, SDN 02 Koto Tangah Sima­langgang tertinggi di Kecamatan Payakumbuh, dan SDN 02 Mungo meraih nilai ujian tertinggi di Kecamatan Luak.(evi endri)

Nilai Tertinggi Hasil UN SD/MI No.: Sekolah rata 01 : SDN 06 Batuampa

: Kecamatan

: Akabiluru

02 : SDN 07 Baruahgunuang : Bukitbarisan

: Nilai Rata-

: 28,04 : 27,85


6 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 Juli 2012 | No. 82/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

AGROPOLITAN

Gubernur di HUT SPI ke-14:

Petani harus MemilikiTekad dan Kesungguhan “Sangat diharapkan melalui program yang telah ada para petani akan lebih dapat bersemangat dan memiliki tekad serta kesungguhan dalam berbuat dan berkarya untuk kesejahteraan hidup ke depan.”

Tanah tidak boleh mengisap petani. Namun, tanah digunakan untuk kemakmuran sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Masyarakat pe­tani harus mewujudkan trisakti; berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya,” kata Dilon. Pertemuan digelar serikat pe­tani Indonesia SPI) dalam bentuk seminar dan lokakarya itu, diharapkan Dilon, bisa melahirkan rekomendasi secara tepat untuk langkah maju pertanian. Ki­ta tunggu apa langkah-langkah yang mungkin dila­kukan me­lalui lokakarya yang dilakukan SPI terhadap persoalan tersebut,” pungkasnya. Pada bagian lain, parap petani memang terus berharap bisa berdaulat dan memiliki kekuatan secara mandiri untuk tetap bertahan dan meningkatkan kesejahteraan. Harapan itulah yang mendorong petani untuk tetap berjuang melawan para penghisap petani. Perampasan lahan petani sudah menjadi fenomena umum, bukan saja di Indonesia, namun di sejumlah belahan dunia lainnya, sehingga menyebabkan kelaparan bagi petani,” ungkap Henry Saragih. Menurut Henry, banyak dalih dan upaya yang dila­kukan untuk melakukan penghisapan terhadap petani, bahkan dengan atas nama alam tanah yang menjadi tempat petani menggantungkan hidupnya di perjual belikan de­ngan merugikan banyak petani. Tidak sejengkal tanah pun akan diserahkan kepada yang bukan petani,” ungkapnya seraya menegaskan perlu­nya perjuangan untuk kesejahteraan petani.Henry menyindir, program internasional yang gagal untuk membebaskan 50 persen penduduk dunia dari kelaparan. Sebab, menurutnya, saat ini ada peningkatan 1 miliar orang yang kelaparan. Sehingga petani berdaulatlah yang akan bisa merubah nasibnya untuk jadi lebih baik dan mem­perjua­ngkan ke­pentingannya dan anak cucunya. Hal serupa juga diserukan pimpinan La Via Campesina, Reinaldo Chingore. Warga negara Mozambiq itu, men­jelaskan bahwa petani harus berjuang bersama untuk mem­pertahan kedaulatan pangan dan melawan musuh-musuh petani yang mengambil tanah petani. Kita harus bersatu dan memperbaharui strategi serta memperbaiki kesalahan yang telah dibuat guna meng­hen­tikan perampasan tanah pe­tani di dunia,” ucapnya. Lebih jauh lagi disampaikannya, bahwa di dalam solusi palsu krisis iklim aliran mo­dal di abad 21 telah menghasilkan ekonomi hijau’ dan ekonomi biru’ yang artinya komodifikasi hutan, udara, laut dan bahkan s i k l u s kehidupan itu sendiri. N a m u n f a k t a te rse bu t, k a t a Reinaldo berujung p a d a perampasan hijau’ atau perampasan Pembukaan acara HUT SPI biru’ . “

(

(

Utusan Presiden Bidang Ke­masya­rakatan dan Pengen­tasan Kemiskinan HS Dilon dalam kesem­patan tersebut menya­takan men­dukung pro­gram pem­baharuan agra­ria, agar para petani dapat berusaha dan bekerja dengan tenang. Pemerintah mendukung dan membantu hak-hak petani me­lalui pelaksanaan pemba­haruan agraria. Dan saat ini kita amat mendukung pro­gram penanaman dengan pe­manfaatan pupuk organik untuk mensejahterakan pe­tani,” katanya. Dilon optimis, Sumbar mam­pu mewujudkan Trisaksi per­tanian, yakni terpenuhinya lahan yang cukup, hasil yang berlimpah dan membawa ke­sejah­teraan petani.

( “

(

Sedangkan bagi lahan yang memiliki kebutuhan air yang cukup kita telah membuat program pembangunan irigasi dan program cetak sawah baru untuk 2.000 hektar lahan,” katanya. Untuk anggaran APBD program pertanian yang mana sebelumnya hanya diambil 2 persen, sejak tahun 2011 telah mengalami peningkatan sebesar 6 persen dari APBD yang ada, dan ini merupakan jumlah yang terbesar dari Pemprov Sumbar. Dengan begitu, Pemprov Sumbar siap bersama-sama dengan para petani yang ada untuk berusaha memajukan usaha bidang pertanian dan menuju masyarakat tani yang sejahtera, mandiri serta merdeka,” kata Irwan. Pemprov Sumbar pun optimistis bidang pertanian Sumbar mampu mewujudkan Trisakti Pertanian, yaitu terpenuhinya lahan yang cukup, hasil yang berlimpah serta membawa kesejahteraan bagi para petani. Gubernur Irwan Prayitno juga menyampaikan, persoalan HGU hak guna usaha) dalam Pergub Sumbar. Dalam pergub itu ditegaskan, bagi HGU yang telah berakhir masanya, maka semuanya akan dikembalikan kepada masyarakat. Jadi tidak ada istilah untuk diperpanjang,” tandas mantan anggota DPR-RI dari PKS Partai Keadilan Sejahtera) ini.

Menurut Gubernur Irwan Prayitno, tercatat sekitar 21.000 hektar yang akan diberdayakan, untuk tanaman bibit akan disediakan secara gratis untuk pengembangan usaha perkebunan Sumbar, terutama bagi lahan yang kurang akan sumber air.

(

(

G

Menurut Dilon, tidak ma­sanya lagi investor/pengusaha men­jadikan petani sebagai bahan eks­ploitasi. Namun, tambah Dilon, kedua elemen ini harus bermitra, tanpa ada dirugikan satu sama lain. Langkah ini men­desak dilakukan sebagai lang­kah strategis meningkatkan kesejahteraan petani,” tandasnya.Sebenarnya dari dulu hingga kini petani tetap terjajah. Pada ma­sa feodalisme, petani me­nerima upah melalui penetapan sepihak pemilik modal atau tuan tanah. Kemudian pada zaman kolonial, petani dikuasai VOC dan dipaksa menanam tanaman eks­por sesuai kepentingan VOC,” ucap Dilon. Begitu juga zaman sekarang, pe­ngusaha dan pemilik modal se­cara leluasa menanamkan modalnya untuk sektor pertanian. Kondisi ini tetap menempatkan pe­tani di bawah penindasan dan penghisapan. Pasalnya, hu­bu­ngan antara pengusaha dan petani bukan hubungan kemitraan.

UBERNUR Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, para petani di Sumbar diharapkan tidak lagi perlu memperjuangkan hak dan keinginannya untuk kesejahteraan, karena Pemprov Sumbar telah menyalurkan berbagai program dan kegiatan untuk mensejahterakan 60 persen petani yang ada. Masalahnya sekarang tinggal bagaimana petani sendiri mau untuk bersungguhsungguh dalam mensejahterakan kehidupannya, walau tidak menutup mata bahwa tingkat kesejahteraan para petani masih belum memadai dan masih banyak yang terbilang masyarakat miskin,” kata Gubernur Irwan dalam acara peringatan HUT hari ulang tahun) ke-14 Serikat Petani Indonesia SPI) di Jorong Sibaladuang, Nagari Sungai Kamuyang, Kecamatan Luak, Minggu 15/7) siang. Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain utusan Presiden RI di bidang kemasyarakatan dan pengentasan kemiskinan HS. Dilon, Ketua SPI Pusat, utusan petani dari beberapa negara tetangga, Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, Ketua SPI Sumbar, Ketua La Via Campesina’ s Delegations, Kepala Dinas Pertanian Sumbar Ir. Djoni, serta SKPD di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota. Semuanya ikut memberikan sambutan dan dukungan atas perjuangan para petani tersebut. Sangat diharapkan melalui program yang telah ada para petani akan leb ih dap at be rse man ga t d an memiliki tekad serta kesungguhan dalam be rb uat d an be rka rya untuk kesejahteraan hidup ke depan,” ujar Irwan Prayitno. Dikatakan, sa at ini pe mpr ov Su mba r teng ah mencanangkan p r o g r a m pemanfaatkan lahanPenyambutan tamu acara HUT SPI lahan kosong dan terlantar.

Jangan Eksploitasi Petani

)

Tidak hanya menghadiri HUT ke-14 SPI, Utusan Presiden Bidang Ke­masya­rakatan In ve stasi dan Pengentasan Kemiskinan HS Dilon juga hadir dalam pe­nutupan Konferensi itu, tidak lain adalah perampasan terhadap wilayah masyarakat adat, Petani Se­dunia di Jorong Subaladuang, Na­g­ari Sungaikamuyang, pada hari yang petani, nelayan, penggembala dan komunitas lokal lainnya. Negara dan sama. Saat itu Dilon mene­kankan pen­tingnya dibuat aturan khusus me­ngatur elit-elit memainkan peran pada proses peram­pasan ini atas nama tata cara hubungan ke­mitraan petani dan investor. keuntungan pribadi dan mereka juga bekerjasama dengan perusahaanperusahaan transnasional,” terangnya.( mamad


TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA 69/X/2011 Edisi Juli-Agustus No.

Sinamar MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

SOROT

L

7

Juli 2012 | No. 82/XI/2012

Soal Batas Sumbar-Riau di Nagari Ampalu Harus Sesuai Permendagri “Penyelesaiannya harus sesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2006, yaitu penetapan tapal batas harus diselesaikan dengan penetapan yang melibatkan kedua provinsi dan de­ngan penetapan oleh pe­me­rintah pusat.”

Dari kantor DPRD Kabupaten Limapuluh Kota di Sarilamak diperoleh informasi bahwa adanya persoalan batas wilayah antara Sumbar dengan Riau di Nagari Ampalu akan dikroscek DPRD Limapuluh Kota ke provinsi sehingga kebenaran adanya wilayah Sumbar yang dicaplok Provinsi Riau akan ada kejelasannya. “Jika memang begitu kon­disinya, tentunya sebuah ma­sukan bagi kita di DPRD Lima­puluh Kota dalam melakukan pembahasan soal perda Ren­cana Tata Ruang Wilayah (RT­RW). Informasi dari masyarakat tersebut akan dikros­cek ke provinsi sehingga persoalan tapal batas menjadi jelas,” ungkap Ketua DPRD Lima­pu­luh Kota, Darman Syahladi. IRWAN PRAYITNO

ALIS MARAJO

DARMAN SAHLADI

P

ERBATASAN antardua wilayah administrasi pemerintahan yang berbeda kembali terjadi, kali ini antara Sumbar dengan Riau. Perbatasan kedua daerah di Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, dengan Lipekkain, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, diduga telah mencaplok ulayat Nagari Ampalu sejauh sekitar 20 kilometer. Dikhawatirkan lahan milik masyarakat akan di­miliki Provinsi Riau. Camat La­reh Sago Halaban, Yatmiko, menginformasikan dengan mengutip informasi masyarakat di Nagari Ampalu, yang menyatakan batas wilayah yang sudah dibuat saat ini sudah terlalu maju, sebab dulunya tanah ulayat Nagari Ampalu berada sekitar 20 kilometer ke­ dalam hutan sebelum daerah Lipekkain. Permasalahan ini, kata Yat­miko, bu­­kan lagi per­masalahan Pemkab Lima puluh Kota dengan daerah tetangganya, Kabupaten Kampar; namun masalah Provinsi Riau dengan Provinsi Sumbar. “Sehingga pe­nye­lesaiannya harus sesuai de­ngan Per­mendagri Nomor 1 Tahun 2006, yaitu pe­netapan tapal batas ha­rus di­­­se­lesaikan dengan pene­tapan yang me­­libatkan kedua provinsi dan de­ngan penetapan oleh pe­me­rintah pusat,” tambahnya. “Sesuai dengan cerita mas­yarakat sejak lama, tapal batas an­tara Riau dengan Ampalu tidak seperti tapal batas saat ini yang hanya 3-4 kilometer dari Nagari Ampalu. Namun batas tersebut 20 kilometer kedalam,” ucapnya. Perbatasan wilayah administratif memang tidak berkai­tan dengan batas ulayat. Namun, kata Yatmiko, ke­mungkinan pembangunan akan di­la­kukan Provinsi Riau tentunya akan sangat terbuka. Sehingga di­khawatirkan masyarakat akan ke­hilangan tanah ulayatnya dan la­han yang telah diolahnya sejak lama. “Jika Provinsi Riau telah mene­tapkan tapal batas wilayah tanpa ke­sepakatan daerah tentunya sudah bertentangan dengan aturan. Sebab, sesuai Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 penetapan batas wi­layah provinsi merupakan kewe­na­ngan pemerintah pusat dan melibatkan kedua daerah,” terang Jatmiko. Pemeritah Provinsi Sumbar me­nurut Yatmiko, harus me­ngi­rim­kan surat kepada Ke­men­trian Da­lam Negeri apakah itu da­lam ben­tuk gugatan atau sema­camnya un­tuk menetapkan tapal batas ter­sebut. Sehingga batas kedua pro­vinsi tidak lagi menjadi per­masa­lahan. Ketika ditanya adanya eks­ploi­tasi hutan di kawasan terse­but oleh mas­yarakat Riau, Yatmiko mem­bantah. Sebab, menurutnya, masya­rakat telah melarang untuk mel­a­kukan eksploitasi sehing­ga saat ini tidak ada lagi. “Jika akan di­adakan ekspedisi tapal batas wi­layah Limapuluh Kota, kita sa­ngat mendukung sekali untuk melihat bat­as wilayah kita,” pungkasnya.

Wali Nagari Ampalu Mo­cha­mad Hilmi, menyebutkan, pembuatan tapal batas tersebut bahkan menggunakan tenaga kerja dari Ampalu sen­diri. Namun tidak diberita­hukan untuk apa pancang beton tersebut didirikan. Kondisi itu juga dibe­nar­kan oleh Camat Lareh Sago Ha­laban, Jatmiko. Menurut­nya, perbatasan tersebut harus dijelaskan duduk persoalan­nya. “Ini adalah kewenangan provinsi untuk mem­berita­hu­kan pusat atau kementrian dalam negeri,” ujarnya.

Butuh Pemahaman Sementara, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno berpendapat lain. Menurut Gubernur Irwan, persoalan tapal ba­tas antara Provinsi Riau dengan Provinsi Sumatera Barat yang be­rada tepat di Nagari Ampalu bu­tuh upaya pemahaman lebih du­lu oleh niniak mamak se­hing­­g­a kejelasannya nanti bisa di­­sampaikan kepada peme­rin­tah daerah kabupaten dan pro­vinsi. Sebab, menurut Gubernur Irwan Prayitno, tidak ada tanah ulayat masyarakat Am­palu yang di caplok Riau. Tegasnya, menurut Irwan, per­soalan tapal antara Ampalu dengan Lipekkain tersebut sebenarnya tidak ada. “Semua batasnya sudah jelas, dan tidak ada tanah ulayat mas­ya­rakat Ampalu yang dicaplok Pro­vinsi Riau,” tandasnya. “Sudah ada kesepakan kita ti­dak ada tanah ulayat ma­s­ya­rakat yang dicaplok Riau,” ung­kap Irwan Prayitno. Bupati Li­mapuluh Kota Alis Marajo Dt. Sori Marajo mem­berikan arahan agar dilaku­kan pemahaman dan penelitian ber­sama oleh niniak mamak, jika memang benar kondisinya de­mikian, dari situ akan di ja­dikan pijakan untuk mencari so­lusinya. “Yang lebih tahu persis dengan ulayatnya tentu niniak ma­mak, sehingga perlu dila­kukan pemahaman dan penelitiannya. Da­ri situlah nantinya bisa dica­ri­k­an solusi terhadap per­soalan ter­sebut,” ucap Alis Marajo. Ketika ditanya soal apakah pe­r­lu dilakukan tindakan admi­nis­tratif secara formal melalui pro­vinsi untuk disampaikan ke­pada Kementerian Dalam Ne­geri soal tapal batas antarprovinsi ter­sebut, Alis berpendapat, jika bisa diselesaikan secara damai un­tuk apa dikirim surat.”Kita lihat dululah perma­sa­la­hannya, jika bisa dise­lesai­kan se­cara damai tentunya kita be­lum harus mengirim surat ke Men­dagri,” ucapnya. Dibenarkan Bupati Alis Marajo bahwa per­soalan tapal batas nantinya juga akan berpengaruh terhadap Pe­­­r­aturan Daerah tentang Ren­ca­na Tata Ruang Wilayah (RTRW) ka­bupaten Limapuluh Kota. Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Dar­man Syahladi, sebelumnya me­nyam­paikan bahwa meski perda RT­RW tidak bisa diubah dalam jang­­ka waktu lima tahun, na­mun persoalan tapal batas nan­ti­nya bisa ditolerir dalam perda RTRW untuk dilaku­kan­perubahan jika terjadi perubahan.(evi endri)

Anggota Komisi B DPRD Li­ma­puluh Kota, Yakubis, sebagaimana dikutip Padang Ekspres, meny­e­butkan tapal batas wilayah ter­sebut sangat pen­ting untuk dije­laskan. Sehingga ti­dak terjadi permasalahan kemudian hari. “Kita mendorong pemerintah Provinsi untuk menyelesaikan persoalan kejelasan tapal batas tersebut,” ungkapnya. Begitu juga Aktifis Forum Peduli Luak Limopuluah, Yudilfan Habib, sangat berharap ketegasan dari pemerintah untuk memperjelas batah wilayah administratif di masing-masing daerah, terutama yang berbatasan dengan provinsi tetangga. Kejelasan tersebut sangat pen­ting sehingga masyarakat di wi­l­ayah perbatasan juga menda­pat­k­an kejelasan batas wilayah me­reka. “Ja­ngan sampai masyarakat di­ru­gi­kan dengan tapal batas yang belum jelas, seperti yang dialami warga Nagari Ampalu yang tentunya sejak lama memiliki ulayat mereka sendiri,” tukasnya.

Fly Over kelok 9 menjembatani antara Kabupaten Lima Puluh Kotra dan Provinsi Riau (f/her)


8 Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

No. 69/X/2011 JuliEdisi 2012Juli-Agustus | No. 82/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

LIPUTAN KHUSUS

Menristek Dukung Potang Balimau Masuk dalam Kalender Nasional “Kalau bisa usul, tolong bukukan dulu potang balimau. Biar nanti kita perjuangkan bersama-sama.”

Tradisi Potang Balimau yang merupakan kebanggaan anak nagari Pangkalan Kab. Lima Puluh Kota, dihadiri menristek Gusti Muhammad Hatta, Anggota DPR RI Azwir Dainy Tara (f/her)

G

USTI Muhammad Hatta, Menristek (Menteri Riset dan Teknologi) di KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) Jilid II, menyatakan dukungannya kalau kegiatan tahunan berupa potang balimau di Pangkalan yang digelar sehari sebelum puasa Ramadhan, masuk ke dalam agenda tahunan nasional. Usulan masyarakat menjadikan potang balimau masuk agenda nasional, dirasa Menteri Gusti sebagai sebuah usulan yang tidak berlebihan. “Apalagi lokasinya jelas. Tiap tahun digelar. Tinggal peningkatan statusnya saja,” katanya. “Atas nama pribadi dan kedinasan, saya mendukung,” ucap Gusti yang hadir bersama istri dalam acara potang balimau yang diikuti ribuan warga setempat, Kamis (19/7). Sebelumnya, panitia pelaksana dan Pemkab Limapuluh Kota menjadwalkan, potang balimau di Pangkalan akan dihadiri empat menteri KIB II. Tapi, karena ada kesibukan lain, hanya Menteri Gusti yang datang. Selain Menteri Riset, juga hadir Direktur Promosi Pariwisata dalam Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, M Farid Moertolo dan perwakilan Kementrian Lingkungan Hidup. Tiga menteri lainnya yang berhalangan hadir yaitu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Mari Elka Pangestu, Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR. Balthasar Kambuaya MBA dan Menteri Pemuda dan Olah raga, DR Andi Malaranggeng, M.Si. Permintaan menjadikan potang balimau di Pangkalan masuk agenda nasional disampaikan oleh tokoh masyarakat Pangkalan, Mukhlis Hasan dan Wakil Bupati Asyirwan Yunus. “Pada 2013 nanti, mestinya potang balimau masuk kalender nasional,” sebut Wabup. Dia menambahkan, dari tahun ke tahun, masyarakat Pangkalan Koto Baru khususnya dan warga Limapuluh Kota umumnya, punya harapan besar kepada pemerintah pusat memperjuangkan tradisi potang balimau menjadi agenda dan kalender tahunan. “Kalau hanya digelar dalam konteks lokal, bisa-bisa potang balimau luluh digerus zaman,” sambung Wabup dan Mukhlis Hasan. Sebelum diusulkan masuk ke dalam kalender tahunan nasional, Pemkab Limapuluh Kota terlebih dahulu diminta Menteri Riset untuk membukukan tradisi potang balimau. “Kalau bisa usul, tolong bukukan dulu potang balimau. Biar nanti kita perjuangkan bersama-sama,” sambung Gusti, menyapa rekannya Azwir Dainy Tara, wakil rakyat asal Sumatra Barat di DPR. Permintaan Menteri Riset kepada pemkab segera membukukan tradisi potang balimau, dimaksud agar tidak terjadi salah penafsiran. “Bisa jadi masih banyak masyarakat Pangkalan paham, kenapa potang balimau dilengkapi arak-arakan perahu dan sampan. Ke depan, kita tidak tahu, apakah generasi muda mengerti atau tidak. Makanya lebih baik dibukukan dulu,” kata Gusti. Dalam momentum potang balimau, anggota DPR Azwir Dainy Tara berperanan banyak menyukseskan acara. Selain Azwir, hadir pula istri dan anak-anaknya. Lautan manusia Seperti tahun-tahun sebelumnya, ritual potang balimau di Pangkalan dibanjiri oleh lautan manusia, yang tumpah ruah ke Sungai Batang Maek yang melintasi Nagari Pangkalan. Tidak hanya masyarakat Pangkalan dan Limapuluh Kota, juga warga dari daerah lain di Sumatra Barat, bahkan dari Riau serta Kepulauan Riau. Hebatnya, potang balimau di Pangkalan juga diramaikan perantau daerah setempat. Perantau mengaku, pulang kampung saat potang balimau, nyaris wajib ketimbang pulang kampung di hari Lebaran. Pada prosesi potang balimau itu, Menteri Riset dan Teknologi berkesempatan menyiramkan air yang dicampur bunga tujuh rupa kepada dua bocah. Siraman air itu merupakan wujud balimau jelang memasuki bulan suci Ramadhan. Rombongan menteri dan pejabat daerah, diminta panitia menaiki bimbau (sampan potang balimau-red) jelang dihanyutkan. Bimbau merupakan simbol sampan yang digunakan saudagar Pangkalan pada 1900-an. Saat itu, beberapa rombongan saudagar Pangkalan baru pulang dari Kalimantan. Selama berniaga ke sana, perantau mendapatkan banyak rezeki. Ketika pulang kampung, mereka membawa oleh-oleh dua mimbar masjid.

Tokoh masyarakat Pangkalan Koto Baru, Mukhlis Hasan, mengakui satu dari dua mimbar disumbangkan saudagar untuk Masjid Raya Pangkalan Koto Baru. Sementara mimbar yang satu lagi disumbangkan untuk Masjid Raya di Pekanbaru. Sampai sekarang, lebih saparoh masyarakat Pangkalan, merantau ke Pekanbaru. “Tradisi potang balimau dan bimbau tidak luput dari cerita leluhur tentang saudagar Pangkalan dahulu,” kata Mukhlis.

Turun-temurun Ritual potang balimau di Pangkalan merupakan merupakan tradisi turun temurun untuk mensucikan diri bagi anak nagari yang bermukim di sepanjang aliran Batang Maek, yang melitasi Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota—sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Riau. Tradisi yang dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan ini dilaksanakan sesudah shalat Zhuhur. Selain untuk mensucikan diri, sekaligus sebagai tempat bersilaturrahmi antar anak nagari di kampung halaman maupun dari perantauan. Setelah selesai, pada sore harinya para pengunjung pulang ke rumah masing-masing untuk mandi balimau dengan ramuan khusus yang dipersiapkan putri-putri Pangkalan. Tradisi ini, walau dilingkari sejumput kontraversi (terutama soal adanya fatwa sebagian ulama yang menyebut haram), tapi tetap saja diyakini masyarakat memiliki banyak makna. Salah satu maknanya adalah sebagai ajang silaturahmi dan menjelang ibadah puasa dilakukan. Selain itu, juga ada yang meyakini tradisi potang balimau dengan dilengkapi bimbau alias sampan hias, sebagai upaya mengenang kembali sejarah kejayaan para saudagar dari Pangkalan Koto Baru. Konon kabarnya, sekitar tahun 1800-an, manusia-manusia yang tinggal di sekitar Pangkalan Koto Baru sudah termasyhur sebagai saudagar sukses. Bahkan ada yang berniaga sampai ke Sambas, Kalimantan Barat. Tatkala berniaga ke Sambas, saudagar-saudagar dari Pangkalan Koto baru, sebagaimana diceritakan Arfel Muchtar, seorang alim-ulama dan cerdik pandai dari Pangkalan, membeli dua buah mimbar masjid. Satu mimbar dibawa ke kampung halaman guna membangun masjid di kawasan bernama Muaro. Sedangkan satu lainnya, diarak ke Masjid Raya Pasar Bawah Pekanbaru, tempat di mana saudagar asal Pangkalan banyak bermukim. “Waktu para saudagar membawa mimbar dari Sambas menuju Pangkalan, dengan melewati Nagari Taratakbuluah. Masyarakat Pangkalan yang sibuk membangun masjid sedang bersiap-siap menyambut ibadah puasa. Makanya, begitu mendangar ada dua buah mimbar dibawa, mereka langsung berduyunduyun menantinya di pinggir Batang Maek,” papar Arfel Muchtar. Untuk mengenang sejarah panjang itulah, menurut Arfel Muchtar, warga Pangkalan Koto baru selalu menggelar potang balimau, dengan membuat sampan hias berbentuk mimbar ataupun kubah masjid. Apakah cerita yang hanya beredar dari mulut ke mulut tersebut dianggap benar atau tidak? Ini bukanlah persoalan penting bagi warga Pangkalan Koto Baru. Bagi mereka, apapun penafsiran orang soal potang balimau, yang jelas tradisi potang balimau menjelang Ramadhan adalah hari membahagiakan bagi mereka.(mamad/mhike)


Sinamar 9 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

2012 | No.No. 82/XI/2012 EdisiJuli Juli-Agustus 69/X/2011

C M Y K

GALERI RAMADHAN

Buka puasa bersama di rumah dinas Bupati di LabuhBasilang (f/her)

Drs. Asyirwan Yunus, M.Si menyerahkan bantuan safari ramadhan di Jorong Koto Tinggi Maek (f/her)

Wakil Bupati Drs. Asyirwan Yunus, M.Si safari ramadhan di Koto Alam Pangkalan (f/joi)

Wakil Bupati Drs. Asyirwan Yunus, M.Si safari ramadhan di Sungai Rimbang Kec. Suliki (f/her)

Penyerahan piala pemenang MTQ Tk. Remaja di Koto Loweh oleh Datok Malaysia (f/her)

Bupati Alis Marajo mengadakan safari ramadhan di Jorong Sei Lansek Nagari Situjuah Tungka (f/joi)

Wakil Bupati Drs. Asyirwan Yunus, M.Si safari ramadhan di Sungai Antuan Kec. Mungka (f/her)

Tim safari ramadhan Prop. Sumbar memberikan bantuan di Tanjuang Kaliang Kec. Luak (f/joi)

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa .....

Wakil Bupati, Drs. Asyirwan Yunus, M.Si safari ramadhan di Bukik Tapuang Taeh Bukik (f/joi)

Wakil Bupati Drs. Asyirwan Yunus, M.Si safari ramadhan di Jr. Mongan Nagari Galugua Kec. Kapur IX (f/her)

Wakil Bupati Drs. Asyirwan Yunus, M.Si safari ramadhan di Masjid Muslimin Koto Baru Kec. Mungka (f/her)

Bupati Alis Marajo mengadakan safari ramadhan di Sialang Kec. Kapur IX (f/joi)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

10

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi2012 Juli-Agustus No. 69/X/2011 Juli | No. 82/XI/2012

HUMANIORA Nasib Nestapa Pekerja di Saw-mill

Jangankan Putus Sekolah, Putus Makan Saja Sering Untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sudah kewalahan, apalagi menjangkau jenis kebutuhan lain di luar itu. Misalnya tentang kelanjutan pendidikan anak-anak. “Tidak lagi terpikir sejauh itu.”

S

EJAK beberapa waktu belakangan ini pemerintah tengah giat melakukan upaya pemberantasan illegal logging (pembalakan liar). Sebuah langkah dan upaya yang positif, memang, terutama dimaksudkan untuk mengerem laju kerusakan hutan dan lingkungan hidup. Tapi ada juga pihak yang merasa “dikorbankan” oleh kebijakan itu. Bagi sebagian anggota masyarakat kalangan bawah, misalnya, belum banyak yang mengetahui tentang batasan illegal logging itu. Boleh jadi karena kurangnya sosialisasi dari pihak terkait yang mereka terima, membuat mereka sering bertanya-tanya tentang itu. Persoalannya, karena ada di antara mereka yang langkahnya terhambat untuk mencari nafkah (baca: mencari nafkah, bukan untuk kaya) karena kebijakan itu. Makanya tidak berlebilan bila ada yang mempertanyakan, apakah mengolah kayu hasil hutan masyarakat tempatan juga dapat digolongkan illegal logging? Atau, apakah mengolah kayu akasia dan mahang termasuk kegiatan illegal logging? Terlepas dari perdebatan soal itu, ada baiknya secara langsung dilihat bagaimana kondisi kehidupan para pekerja saw-mill, yaitu mereka yang menggantungkan nafkahnya dengan menjadi buruh di saw-mill yang ada. Lihatlah, keringat mengucur deras di tubuh yang hitam legam seorang pria yang tengah asyik bekerja di sebuah saw-mill yang berlokasi di sebuah nagari dalam Kabupaten Limapuluh Kota. Sorot mata lelaki itu seakan tidak lepas dari gergaji mesin yang membelah kayu-kayu bulat menjadi beberapa lembar kayu, sementara kedua tangannya tampak cekatan untuk memilah-milah kayu. Debu-debu serbuk kayu dibiarkan beterbangan menerpa muka pekerja itu di meja operator. Ia terkesan tidak peduli dengan itu. Dengan tidak mengenal lelah, pria tersebut berdiri berjam-jam bersama empat pekerja lainnya hanya untuk upah yang hanya kadang cukup untuk makan saja. Kayu bulat panjang dua meter dari jenis akasia atau mahang tersebut diolah menjadi palet sebagai bahan pembuat meubel. Khaidir, 45, salah seorang pekerja operator saw-mill, mengatakan bahwa upah per kubik yang didapatnya dari bekerja kadangkala tidaklah cukup untuk makan, karena sulitnya kayu diperoleh saw-mill, walaupun itu dari jenis kayu akasia atau mahang. Bapak empat anak ini mengaku, kadang hampir satu minggu kayu olahan tidak ada, karena musim hujan sehingga kayu sulit dikeluarkan dari hutan atau ladang masyarakat. Parahnya lagi, menurut Khaidir, terkadang aparat mengadakan razia ke saw-mill saw-mill yang ada. Yang tidak dimengerti oleh Khaidir, kenapa saw-mill saw-mill kecil yang hanya membuat kayu palet sebagai bahan dasar pembuatan meubel ikut juga dirazia? Padahal kayu yang diolah kebanyakan dari jenis akasia atau mahang. Yang memicu kekhawatiran Khaidir adalah, kalau aparat menggelar razia, itu artinya pekerjaan rutin Khaidir cs akan terancam. “Kalau saya tidak bekerja, harus makan dengan apa?” ujarnya, mempertanyakan. Sedangkan rutin saja ia bekerja saban hari, hasilnya belum tentu mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Bagaimana pula kalau pekerjaan sempat terputus, misalnya karena saw-mill tempat bekerja dirazia aparat? Solusi yang sering ditempuh Khaidir adalah dengan cara bekerja serabutan. Itupun tidak gampang untuk mendapatkannya. Khaidir yang tidak tamat SD itu mengaku, bekerja di bidang perkayuan sebagai operator saw-mill merupakan satu-satunya keterampilan yang ia miliki untuk menyambung hidup. Sudah puluhan tahun pekerjaan itu dilakoni Khaidir. Makanya, ketika saw-mill tempat Khaidir kekurangan stok kayu karena dirazia petugas atau oleh sebab-sebab lain, ia disergap kebingungan yang amat sangat, tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang. Khaidir menampik omongan orang di luaran yang menyebut bahwa bekerja di bidang perkayuan mendatangkan banyak uang. “Saya membantahnya, terutama bila dialamatkan kepada kami sebagai pekerja,” tambahnya. Kalau tidak percaya, menurut

Saw-Mill

Khaidir, ia mengajak melihat kondisi mereka di tempat kerja atau keadaan rumah tempat tinggal mereka.

Saw-Mill

“Bisa dikatakan gubuk,” kata Khaidir, menggambarkan kondisi rumah yang ia tempati bersama isteri dan anak-anaknya. Mungkin bagi sebagian orang terdengar “mentereng” bekerja di saw-mill, dihubungkan dengan uang yang bisa banyak didapat. Tapi lagi-lagi Khaidir membantah anggapan itu. Tak percaya? Coba dengar lagi pengakuan Khaidir. Menurut Khaidir, kadangkala setelah pulang ke rumah dari tempat bekerja, ia menemukan sang isteri tidak memasak apa-apa. “Bukan isteri saya malas, tapi yang akan dimasak itu benar yang tidak ada.” Kali ini suara Khaidir terdengar tersekat. Apa akal? Jalan yang sering ditempuh Khaidir bila dihadapkan dengan kondisi seperti itu adalah dengan mendatangi bosnya, yaitu pemilik saw-mill tempat ia bekerja guna mendapatkan utang buat membeli sejumlah bahan kebutuhan pokok. Yang parahnya, si bos juga sedang tidak punya uang untuk dipinjamkan. Langkah pamungkas yang sering ditempuh Khaidir adalah dengan jalan berutang di warung-warung terdekat. Untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sudah kewalahan, apalagi untuk menjangkau jenis kebutuhan lain di luar itu. Misalnya tentang kelanjutan pendidikan anak-anaknya. “Tidak lagi terpikir sejauh itu,” ujar Khaidir. Makanya, anak sulung Khaidir terpaksa direnggutkan dari bangku pendidikan di tingkat SD lantaran Khaidir tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk meneruskannya ke jenjang yang lebih tinggi. “Saya tahu pendidikan itu penting, terutama dimaksudkan untuk memperbaiki nasib anak-anak agar kelak kondisinya tidak seperti saya,” beber Khaidir. Sejenak matanya menerawang, entah sedang memikirkan apa. Tapi karena desakan keadaan, menurut Khaidir, ia tidak lagi bisa melakukan langkah terbaik untuk masa depan anak-anaknya. Ia membahasakan dengan kalimat: “Jangan ‘kan putus sekolah, putus makan saja sering kami alami.” Badri, 18, seorang remaja putus sekolah dari jenjang SLTP, mengaku bahwa ia terpaksa bekerja di saw-mill dekat rumahnya karena orangtuanya tidak mampu untuk membiayai kelanjutan pendidikannya. Ia terpaksa bekerja di saw-mill sebagai tenaga pemilah kayu dengan upah yang sangat kecil. Keinginannya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi hanya tinggal di anganangan saja karena mahalnya biaya bersekolah saat ini. Dikatakan Badri, sebelum bekerja sebagai tenaga pemilah kayu, dia bekerja sebagai pengangkut serbut gergaji selama satu tahun. Selama empat tahun bekerja di saw-mill, hasil yang diperolehnya hanya sekadar pengisi perut saja. Sama dengan Khaidir, Badri mengaku kondisi sulit bekerja di saw-mill terutama sangat dirasakan ketika kayu yang akan diolah sedang tidak ada. Dihadapkan kondisi seperti itu, Badri juga terpaksa bekerja serabutan. Badri menjelaskan, dalam setiap pengoperasian saw-mill, banyak pihak yang menggantungkan nafkahnya dari sana, mulai yang bekerja untuk penebangan kayu, pelansiran kayu ke atas mobil, supir pembawa kayu, para pekerja sawmill yang mengolah kayu, dan terakhir sampai kepada para tukang yang mengolah kayu tersebut jadi perabot atau bahan-bahan keperluan lainnya yang berbahan baku kayu. “Banyak nafkah manusia yang tergantun dari kayu,” sebut Badri. Sementara pada sisi lain mereka dihadapkan kenyataan seperti tempat bekerjanya sering dirazia petugas. “Saya juga tidak tahu batasan illegal logging itu?” ujarnya mempertanyakan. “Kami yang hanya mengolah akasia dan mahang panjang dua meter saja sering dirazia, sementara perusahaan besar dengan modal kuat dan mengantongi izin terkesan dibiarkan saja meluluhlantakkan hutan,” katanya.(evi endri)


Sinamar 11 TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

2012 | No. 82/XI/2012 Edisi Juli Juli-Agustus No. 69/X/2011

KESEHATAN Kiat Sehat di Bulan Ramadhan

2. Dilanjutkan dengan proses pemulihan kondisi menuju keseimbangan baru pada 10 hari kedua. Dalam fase ini bau badan dan bau mulut mulai sedikit berkurang. 3. Kemudian dimantapkan dalam kondisi keseimbangan pada 10 hari ketiga. Pada kondisi ini tubuh manusia sudah sama dengan air keruh yang baru selesai disaring. Sudah jernih.

Oleh: dr. H. Prima Nofeki Syahrir MM

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakatuh, EGALA puji bagi Allah Tuhan sekalian alam, Salawat dan Salam teruntuk hanya kepada Rasulullah Muhammad Salallahu alaihi wasallam, uswatun hasanah bagi umat manusia. Semua orang yang beriman diwajibkan berpuasa sesuai perintah Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 183, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”, dilanjutkan dengan ayat 184, yang artinya: “ (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan [114], maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Sesuai dengan Al Quran Surat Al Baqarah 183, maka kalau kita merasa beriman laksanakan saja puasa. Kemudian kita punya keyakinan bahwa puasa itu lebih baik daripada tidak berpuasa. Nah, bagaimana hal tersebut bisa dijelaskan? Mari kita lihat kalimat penutup dari Surat Al Baqarah ayat 184 tersebut berbunyi ; Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Kalimat ini sungguh menggelitik untuk dicermati. Allah telah memberi kalimat yang merangsang kita untuk mencari, apa betul yang menyebabkan puasa itu lebih baik dibanding tidak berpuasa. Kita mesti tahu caranya dan paham ilmunya. Tidak sekadar ikut-ikutan berpuasa. Tujuan utama kita berpuasa adalah agar diri kita lebih terkendali, lebih “controlable”, atau dalam istilah agamanya lebih bertakwa. Sarana yang dipakai adalah dengan menciptakan kondisi “lapar dan haus”, plus beberapa pantangan yang harus ditaati dengan pemahaman dan keikhlasan. Kenapa untuk melatih kontrol diri itu kita mesti melalui proses lapar dan haus? Untuk menjawab ini kita perlu meninjau dari beberapa aspek sebagai berikut : 1. Lapar dan haus adalah sebuah proses yang membawa kesehatan kita mencapai kondisi yang seimbang kembali, setelah selama 11 bulan dibebani metabolisme yang cendrung berlebihan (dimensi fisik). 2. Lapar dan haus adalah kondisi kritis manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang bisa digunakan untuk melatih pengendalian diri. Artinya kita melatih keteguhan jiwa dalam suasana kritis (dimensi psikis). 3. Lapar dan haus juga dugunakan untuk mengingatkan kita tentang kondisi orang-orang yang terpinggirkan dan kurang beruntung (dimensi sosial). 4. Lapar dan haus menyebabkan kita teringat terus bahwa kita sedang dalam kondisi “melatih” meningkatkan kualitas ketakwaan kita yang berujung pada penyerahan diri secara total kepada Allah, Sang Pencipta Yang Maha Agung (dimensi spiritual). Salah satu hikmah puasa di bulan Ramadhan adalah bulan pensucian. Pensucian disini bukan hanya pensucian rohani, tetapi juga pensucian jasmani. Pensucian rohani sudah jelas bagi kita karena selama melaksanakan puasa, semua yang berkaitan dengan nafsu akan ditahan, dan menahan nafsu akan menyehatkan rohani. Pensucian jasmani berarti: 1. Mengeluarkan racun-racun dan bahan kimia buatan yang selama ini terlanjur masuk ke dalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada 10 hari pertama. Dalam proses ini bau badan dan bau mulut kita agak berlebihan karena hawa yang keluar adalah racun-racun yang sedang dibongkar. Proses pengeluaran racun-racun dari tubuh kita disebut proses detoksifikasi. Berbagai penelitian oleh para ahli telah membuktikan bahwa puasa adalah cara yang paling efektif mengluarkan racun-racun penyebab penyakit. Dengan berpuasa seseorang akan membatasi masuknya makanan dan minuman ke dalam tubuhnya dan dengan sendirinya juga akan membatasi masuknya racun-racun, sementara pengeluaran zat sisa berlangsung melebihi normal melalui buang air besar, keringat, pernafasan, dan air seni.

S

Bagi yang memahami hal ini pasti akan menyambut bulan Ramadhan dengan antusias, karena sudah terbayang olehnya bahwa setelah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan nanti dia Insya Allah akan sehat lahir batin. Namun tentu saja tidak sesederhana itu mencapai tubuh yang lebih sehat di akhir puasa Ramadhan. Kunci sehatnya ternyata ada di ilmu berbuka dan ilmu makan sahur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut : 1.

Rasulullah Muhammad SAW berbuka puasa dengan sebutir korma atau segelas air putih. Bagi kita, kalau tidak ada korma bisa diganti dengan buah-buahan segar, karena penelitian membuktikan bahwa buahbuahan bersifat mengembalikan energi yang mulai berkurang selama menahan di siang hari, sedangkan air putih bersifat membersihkan dan mensucikan. 2. Menjelang Shalat Magrib makanlah bermacam buah-buahan terutama yang banyak mengandung air seperti; jeruk, semangka, saus, pepaya, dan lain-lain. 3. Kalau masih lapar makanlah nasi dengan sayur setelah Shalat Magrib, jangan lupa kunyah sampai lumat sebelum ditelan, dan berhentilah sebelum kenyang. Kalau terlalu kenyang kita akan mengantuk sehingga tidak bisa konsentrasi mendengarkan Hikmah Ramadhan dari para Ustadz kita. 4. Setelah Shalat tarawih makanlah lauk pauk seperti ikan, daging, telur, atau ayam bersama sayuran hijau. 5. Bangun tidur untuk sahur makanlah lauk-pauk dengan sayur atau kuah sayur. 6. Kira-kira setengah jam sebelum imsyak, makanlah nasi dengan sayur, dengan porsi sayur lebih banyak daripada nasi. Penting untuk diingat bahwa makan sahur tidak perlu sekenyang-kenyangnya, tetapi yang paling penting adalah bahwa makanan itu betul-betul dikunyah sampai lumat sebelum ditelan. Kalau makanan sudah lumat baru ditelan, rasa kenyang akan bertahan lama dan Insya Allah tidak akan merasa lapar selama menahan di siang hari. 7. Usahakan minum yang banyak setelah makan, terutama setelah makan sahur. Apakah boleh makan kolak, konji, cindua, atau pabukoan lain waktu berbuka puasa seperti yang biasa dilakukan selama ini? Tidak ada yang melarang selagi yang dimakan itu adalah makanan yang halal. Tetapi untuk mendapatkan kesehatan yang optimal makanan tersebut tidak dianjurkan, karena tergolong makanan berat. Lambung yang kosong akan terkejut kalau langsung diisi dengan makanan yang berat sehingga bisa menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti sakit maag, kembung, mencret, dan lain-lain. Kebiasaan lain yang mungkin perlu kita tinggalkan adalah makan sekenyang-kenyangnya waktu berbuka puasa. Kebiasaan itu bukan kebiasaan yang sehat, karena kalau lambung penuh oleh makanan, asam lambung tidak bisa sepenuhnya melumuri makanan tersebut, akibatnya proses pencernaan bisa terganggu dan mengakibatkan timbulnya penyakit. Rasulullahpun menyuruh kita berhenti sebelum kenyang. Kenapa Rasulullah menyuruh kita berhenti sebelum kenyang? Disamping alasan di atas, suruhan Rasulullah ini juga mempunyai hikmah bagi kesehatan rohani kita, karena kita mesti menahan nafsu ketika sedang enakenaknya makan. Nafsu yang tidak terkendali dalam bentuk apapun selalu berakibat buruk bagi kita. Sedangkan nafsu yang terkendali selalu mendatangkan manfaat bagi semua sisi kehidupan kita. Seseorang yang mempunyai kemampuan mengendalikan nafsunya tentunya akan meningkat ketakwaannya dan selamat dunia dan akhirat. Bila Umat Muslim mampu melaksanakan ritual puasa dengan benar, maka secara fisik Insya Allah dapat menyembuhkan penyakit asma, pileks, flu, bronkhitis; asam urat tinggi, rematik; kanker stadium dini; susah tidur, depresi, stress; tekanan darah tinggi, kholesterol tinggi; penyakit jantung koroner, sumbatan pembuluh darah; obesitas, diabetes melitus; sariawan, maag, nyeri lambung; migren, sakit kepala, demam; penyakit-penyakit kulit; ketergantungan obat, alkohol, narkoba. Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga dengan sedikit pengetahuan ini ibadah puasa kita lebih bermanfaat bagi kesehatan kita lahir batin dibanding puasa-puasa sebelumnya. Amin Wabillahi taufiqwalhidayah, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

12

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 Juli 2012 | No. 82/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

ADAT Sambungan........

Peranan Ninik Mamak Peranan Ninik Mamak Dalam Kaitan Fungsi Mamak

A

dagium adat pada awalnya berbunyi “kamanakan saparentah jo mamak,

mamak saparentah jo penghulu, penghulu saparentah jo mufakat, mufakat saparentah jo kato nan bana”, arti saparentah adalah satu pemahaman

dan satu kesimpulan sehingga hubungan pemikiran antara kemanakan, mamak, penghulu

dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo

dan mufakat adalah bersifat horizontal egaliter. Berarti memang kesepakatan

Ketua LKAAM Kab. Lima Puluh Kota

musyawarahlah yang menjadi pegangan dalam setiap pengambilan keputusan dalam pelaksanaan adat minangkabau, ninik mamak adalah sebutan lain untuk panggilan penghulu. Berdasarkan makna adagium tadi maka fungsi ninik mamak adalah pemegang kesepakatan antar mamak-mamak tungganai, dalam artian sekarang maka nink mamak yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting oleh mamak-mamak tungganai kaum akan dapat berfungsi menyalurkan pendapat untuk pembangunan nagari sehingga fungsi pelayanan public akan berjalan dengan baik. Dalam kaitan fungsi yang demikian maka ninik mamak dapat berfungsi layaknya sebagai seorang lembang perwakilan, fungsi mamak diminangkabau disebutkan dalam adagium adat “ Kok siang ka nan caliak-caliakan, kok malam kamandanga-dangakan”. Dalam artian sekarang tentu fungsi mamak terhadap kemenakan adalah untuk melakukan pendidikan terhadap kemenakan sehingga kemenakan sebagai suatu objek didik dapat mewarisi nilai-nilai yang baik, sebagaimana kita pahami dewasa ini bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang bersifat induksi atau imbas dari seseorang kepada orang lain sehingga orang lain dapat mencontoh, berarti tugas ninik mamak dan mamak terhadap kemenakan adalah memberikan motivasi dan inovasi. Berarti ninik mamak berfungsi sebagai motivator atau penggerak dalam pelaksanaan pembangunan / pemerintahan nagari dalam sektor pembangunan non fisik sebagai moderator.

Hasil pengelolaannya biasanya dicadangkan oleh kaum perempuan yang tertua dalam pasukuan, payuang dan paruik. Pendayagunaannnya diperuntukan antara lain sebagai bantuan sosial (lumbung sitangka lapa) atau cadangan untuk kepentingan anak kemenakan (lembaga sitinjau lauik) atau untuk pelaksanaan adat istiadat (lumbung sibayau-bayau) kalau hal dimaksud adalah sawah/ladang padi. Setiap suku biasanya memiliki nan data, nan baraia, guguak dan lereng serta tanjuang (yang berair untuk sawah dan kolam, nan lereng untuk kebun, tanjung untuk peninjauan, guguak untuk berkebun), fungsi ini adalah fungsi tata ruang dalam nagari oleh karena itu dalam zaman kemajuan sekarang ninik mamak dapat berperan dalam menyusun tata ruang pelaksanaan-pelaksanaan pembangunan dinagari. Sebagai contoh dinagari-nagari yang masih memiliki tanah ulayat ninik mamak dinagari tersebut akan dapat dimanfaaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan anak kemenakan, disetiap nagari memiliki sumber air (kapalo aia)dan biasanya kapalo aia(hulu air) itu menjadi ulayat ninik mamak, maka peranan ninik mamak juga dapat difungsikan sebagai lembaga pengatur penggunaan sumber daya air

Peranan Ninik Mamak dalam Meningkatkan Kesejahteraan Kaumnya Kaum dalam system kekerabatan minangkabau diartikan sebagai “paruik” didalam paruik biasanya hubungan itu satu keluarga dengfan keluarga lainnya mempunyai

untuk kepentingan kehidupan masyarakat di nagari tersebut. Sehingga dengan demikian ninik mamak dapat juga berfungsi untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat suatu nagari.

hubungan general secara matrilineal, peranan “urang simando” sangat menentukan dalam sebuah keluarga. Peranan ninik mamak atau mamak dalam manjadi urang sumando memang suatu hal yang menarik bagi ninik mamak/mamak, urang sumando diartikan sebagai sesuatu yang diharapkan dapat meningkatkan martabat kaumnya antara lain disebutkan kalau hendak memperoleh urang sumando yang mempunyai martabat disebutkan “tak ado kayu, janjangpun dikapiang” kalau tak ado ameh bungkahpun diasah, artinya bagaimanapun harus diusahakan kemenakan yang perempuan mendapat jodoh yang baik sehingga keturunannya nanti akan memiliki martabat yang tinggi dipandang oleh masyarakat dalam suatu nagari. Kalau hal ini dapat dijalankan dengan sukses, maka ninik mamak akan mempersiapkan segala sesuatu menurut kemampuannnya disumbangkan atau dihibahkan untuk kepentingan hidup keluarga kemenakannya, jadi kesimpulannya ninik mamak juga berperan untuk memotivasi tumbuhnya keluarga yang bahagia yang dikaitkan falsafah adat minangkabau adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

Ninik Mamak ditinjau dari Kepemimpinan Kolegial Adagium adat yang menyatakan “penghulu nan babudi, manti nan baraka, dubalang nan tahu alue jo patuik, mualim nan ba ulemu”. Konsep “budi” adalah nilai moral yang luhur yang selalu tercermin dari sikap seseorang kalau sudah diangkat menjadi seorang penghulu sehingga tercermin dalam sikap pengambilan keputusan yang bersifat moderat dan akomodatif . Hal ini sebagaimana tertuang dalam adagium adat; “manabang tak rabah, mancancang tak runtuh, makan tak abih”, selalu berpedoman kepada yang elok, elok pemahamannya bagi orang minangkabau adalah “lamak dek awak katuju dek urang, awak mandapek urang indak kahilangan” artinya setiap keputusan yang diambil tidak merugikan pihak-pihak lain. Pertimbangan untuk mengambil keputusan selalu mengamalkan akal (kecerdasan emosional), ulemu (rasio) dan sesuai dengan alur dan patut (sistem dan status kedudukan) adagium adat ; “bao batali jo aka budi, ditimbagkan

Peranan Ninik Mamak Dalam Pemberdayaan Potensi Pusako Pusako merupakan harta benda yang masih bersigfat komunial, artinya belum dimili secara pribadi adakalanya disebut dengan urutan pusako tinggi, ganggak ba untuak tanah/sawah/kolam yang bersifat pusako tinggi hasil pengelolaannya pada kekuasaannya dilaksanakan oleh adik/kemenakan yang perempuan dan urang sumando sebagai pimpinan pengelolaannya.

mungkin jo patuik, pareso dibao naiak, raso dibao turun”, maka peranan manti (urang yang cerdas berpendidikan ) mualim (urang yang berilmu pengetahuan) dan dubalang (urang yang tahu tentang sistem keorganisasian) tidak dapat lepas satu sama lain, inilah yang disebut dengan kepemimpinan kolegial.


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi Juli-Agustus No. 82/XI/2012 69/X/2011 Juli 2012 | No.

13

HUKUM & KRIMINALITAS

Bupati Minta Usut Tuntas Tewasnya Penjaga Sekolah “Untuk jelas dan terungkapnya kasus tersebut, maka Pak Bupati berharap kepada pihak penyidik untuk dapat mengusutnya sampai tuntas.”

B

UPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo menaruh perhatian besar terhadap kasus tewasnya Yuslinar, 56, dan berharap kepada pihak penyidik di jajaran Mapolres Kabupaten Limapuluh Kota untuk mengusut tuntas kasus tewasnya warga Nagari Baruh Gunung, Kecamatan Bukik Barisan, itu.

Tidak hanya Syafril, se­jum­lah warga di Bukik­kam­buik juga tidak percaya, Yus­linar ya­ng baik hati, akan me­ninggal de­ngan kondisi tragis. Apalagi, se­belum kejadian, Yuslinar ma­sih sempat pergi ke sawah. Ketika, pekerjaan­nya digantikan oleh sang sua­mi, baru Yuslinar pulang ke rumah mereka. “Indak ma­nyangko kami doh,” ujar warga.

Hal itu ditegaskan Bupati melalui juru bicaranya Muhamad S, S.Pd, setelah menerima laporan tertulis dari Wali Nagari Baruh Gunung, Adriminora, yang diketahui Camat Bukik Barisan, Kamis (12/7). Berdasarkan laporan Alis Marajo wali nagari, dikatakan Muhamad, mayat Yuslinar ditemukan dalam kondisi mengeluarkan darah di telinga dan hidung, pada hari Sabtu (7/7) sekitar jam 14.00 WIB.

“Sampai sekarang, siapa yang membunuh ibu saya be­lum diketahui. Yang jelas, kami pi­hak keluarga, sudah dipe­riksa polisi secara ber­gantian. Ta­di, ayah saya kembali dipe­rik­sa di Polsek Suliki,” ucap Wan­di Nofrizal, anak Yuslinar. Wandi sendiri masih nam­pak terpukul dengan kepergian Yus­linar. Mesti sudah punya is­tri dan anak, tapi kasih­sa­yang sang ibu tetap tidak ter­gan­tikan. Apalagi, Wandi me­ru­pakan anak tunggal dari h­a­sil pernikahan Yuslinar de­ngan Syaf­ril, 56.

Melihat kondisi yang demikian, tambah Muhamad, maka diperkirakan wanita yang sehari-hari juga berprofesi sebagai penjaga Sekolah Dasar (SD) Negeri 04 Baruahgunuang tersebut merupakan korban penganiayaan. “Untuk jelas dan terungkapnya kasus tersebut, maka Pak Bupati berharap kepada pihak penyidik untuk dapat mengusutnya sampai tuntas,” tegas Muhamad. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kasus pem­bu­nu­han ini terjadi di Jorong Bukik­kam­buik, Nagari Baruah­gu­nuang, Kecamatan Bukit­ba­ri­san, Kabupaten Limapuluh Kota. Seorang ibu rumah tang­ga bernama Yuslinar, 56, dite­mukan tewas bersimbah darah di halaman rumahnya, Sabtu (7/7) siang. Perempuan ber­anak satu itu ditemukan tewas pertamakali oleh suaminya Syafril, 56, yang baru pulang dari sawah. “Saat ditemukan, Yuslinar dalam kondisi bersimbah da­rah. Ada luka robek seperti ter­kena hantaman benda tumpul pada bagian kepala, tepatnya di belakang kelopak telinga sebelah kiri,” kata Kapolres Lim­a­puluh Kota AKBP Par­tomo Iriananto melalui Ka­pol­­sek Suliki Iptu Ricky Pranata Vivaldi kepada wartawan, Mi­ng­gu (8/7). Begitu melihat istrinya bersimbah, Syafril langsung berteriak meminta tolong. Teriakan Syafril, seakan men­cabik keheningan warga di Jo­rong Bukikkambuik, Nagari Baruahgunuang. Warga yang berada jauh dari Kota Pa­ya­kumubuh, apalagi dari ibukota Ka­bupaten Limapuluh Kota di Sarilamak, Harau itu pun, berbondong menuju rumah pasangan suami-istri Syafril dan Yuslinar. Tidak lama berselang, po­lisi yang dihubungi perangkat Na­gari Baruahgunuang datang ke tempat kejadian. Polisi sempat meminta keterangan awal kepada Syafril. Menurut Syafril, sebelum mendapati Yuslinar dalam kondisi tewas, dia sedang berada di sawah. Sedangkan Yuslinar tinggal sendirian di rumah. Ketika Syafril pulang dari sawah untuk makan siang, dia kaget bukan kepalang, saat melihat Yuslinar tertelungkup di atas tanah. Di kepala Yus­linar, darah segar mengalir dengan deras. Sekujur tubuh Syafril menjadi ngilu. Dia tidak menyangka akan ke­hilangan sang istri begitu cepat. “Entah siapa yang tega berbuat seperti ini kepada isteri saya,” ujarnya.

Diduga Dibunuh Sejauh ini, polisi menduga Yuslinar yang sehari-hari berjualan di SDN 04 Nagari Baruah­gu­nuang, Bukitbarisan, Kabu­pa­ten Limapuluh Kota, itu meru­pa­kan korban pem­bunuhan. Sia­pa pembunuh Yuslinar? Polisi, se­bagaimana disam­paikan Ka­pol­res Limapuluh Kota AKBP Par­tomo Iriananto melalui Ka­polsek Suliki Iptu Ricky Pra­nata, masih menyelidiki.

Wandi menceritakan, sebagaimana dikutip Padang Ekspres, be­be­rapa jam sebelum ibunya me­ning­gal duniai, dia bersama ayah­nya, Syafril, pergi memetik ceng­keh ke kebun mereka. “Sebe­lum ibu me­ninggal, kami se­dang me­me­tik cengkeh,” ujar Wandi yang berperawakan te­nang. Selama memetik cengkeh, baik Wandi maupun Syafril, ti­dak memiliki firasat buruk. Ma­l­ahan, ayah dan anak itu, te­tap bersemangat memetik buah cengkeh yang harganya se­ring turun­naik. Ketika wak­tu shalat Zuhur akan masuk, ba­ru Syafrial memilih duluan pu­lang, karena menunaikan pe­rintah wajib ummat Islam tersebut sambil istirahat siang. “Sampai di rumah, ayah saya melihat pintu sudah ter­bu­ka dan seluruh isi rumah be­rantakan. Tapi ayah tidak cu­riga sedikitpun. Beliau se­gara am­bil wudhu, ke­mudian sha­lat. Sehabis sha­lat, ayah baru ingat sama ibu. Beliau me­mang­gil­manggil nama ibu,” cerita Wandi. Lantaran istri yang dipang­gil tidak menyahut, Syafrial ke­mudian mencari ke luar ru­mah. Alangkah terkejutnya Syafrial melihat istri tercinta su­dah tak bernyawa. “Ayah me­lihat ibu tergeletak ber­sim­bah daerah di dalam ban­dar, de­kat rumah kami. Saya tak sang­g­up mem­ba­yangkannya,” imbuh Wandi berlinang air mata. “Begitu me­lihat ibu sudah tidak ber­nyawa, Ayah berusaha mengangkat je­nazah ibu, tapi dia tidak kuat. Ayah kemudian memanggil Mak Izam (tetangga dan ke­luar­­ga mereka). Bersama Mak Izam, ayah akhirnya dapat mengangkat jasad ibu,” ujar Wandi. Wandi sendiri baru tahu ibu­nya meninggal saat se­orang warga berteriak­ teriak memanggil namanya di kebun. “Saat itu saya sedang berada di atas pohon cengkeh. Tiba-tiba tetangga memanggil saya. Dan mengatakan kalau ibu sudah tiada. Saya langsung turun dan berlari menuju rumah. Hati saya sakit menyaksikkan kon­disi ibu,” tuturnya. Sampai kini, Wandi ber­sama keluarga, masih be­lum tahu siapa pelaku pem­bunu­han ibunya. “Saya juga tidak ta­hu, kenapa ibu dibunuh? Se­tahu saya, ibu tidak punya mu­suh. Sekarang, kami hanya bisa menunggu hasil peme­rik­sa­an polisi,” ujar Wan­di sambil me­nerima warga yang takziah ke rumahnya.(dadang esmana)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

14

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 Juli 2012 | No. 82/XI/2012

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

INFRASTRUKTUR Jalan Layang Kelok 9

Sayang, Belum Bisa untuk Mudik Lebaran Tahun Ini

M

enteri Djoko Kirmanto berharap, pembangunan fly over Kelok 9 hendaknya dijadikan sebagai sarana penunjang bagi pemerintah daerah untuk menggaet investor, baik lokal maupun asing. PERNAH santer beredar kabar bahwa Jalan Layang (fly over) Kelok 9 yang berokasi di Ulu Air, Kanagarian Air Putih, Kecamatan Harau, bakal bisa dianfaatkan dalam Lebaran tahun ini. Sejumlah perantau asal Sumbar di Provinsi mengaku banyak yang menunggu kesempatan itu, dan membayangkan betapa asyiknya melewati jalan layang yang melingkar-lingkar bak ular itu. Tapi, keinginan seperti itu tampaknya harus dipendam dulu untuk sementara waktu karena penyelesaian pembangunan fisik jembatan itu akhirnya dipending sampai tahun 2013. Kepastian penundaan peresmian megaproyek tersebut disampaikan Menteri PU (Pekerjaan Umum) Djoko Kirmanto saat melakukan melakukan kunjungan kerja ke Kelok 9, Kamis (21/6). Menurut Menteri Djoko, peresmian baru dapat dilaksanakan setelah seluruh tahapan pekerjaan –termasuk finishing—selesai dilakukan. “Berkemungkinan besar (peresmian Jembatan Layang Kelok 9 dipending hingga tahun 2013,” kata Djoko seperti dikutip Singgalang. Djoko tidak menutup kemungkinan jembatan layan itu akan langsung diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Yang jelas, kita tunggu dulu penuntasan pengerjaannya, termasuk menanti masa sanggahan,” kata Djoko, yang didampingi Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo dan Wali Kota Payakumbuh Josrizal Zain. Menteri Djoko berharap, pembangunan fly over Kelok 9 hendaknya dijadikan sebagai sarana penunjang bagi pemerintah daerah untuk menggaet investor, baik lokal maupun asing. “Jembatan layang ini akan menjadi cikal-bakal bagi investor untuk menanamkan modalnya,” kata Menteri Djoko. Molornya peresmian Jembatan Layang Kelok 9 selama beberapa bulan juga dise­bab­kan belum sem­purnanya pe­nger­jaaan tahap 2A berupa pem­bangunan 2 unit jembatan dan jalan, serta banyaknya tender yang diwarnai dengan sang­gahan. “Seharusnya, Desember 2012 ini proyek fly over Kelok Se­m­bilan sudah selesai. Na­mun karena ada tender-tender dan sanggahan yang sekarang ba-nyak sanggah-menyanggah, yakita harapkan awal 2013 lah paling lambat, proyek ini su­dah selesai,” kata Djoko. Menurut Djoko, di luar persoalan sanggahan tender, tidak ada kendala ber­arti da­lam penyelesaian proyek fly over Kelok sembilan. “Kontrak siap, uang ada. Kita tinggal me­lakukan penyelesaian saja. Se­karang, menunggu waktu san­g­gahan,” kata alumni Tek­nil Sipil UGM ini. Sementara menunggu sang­­­gahan, Djoko meminta Ke­pala Balai Besar Pelak­sa­naan Jalan Nasional II Padang, Ke­pa­la Satker Satker Pelak­sa­naan Ja­lan Nasional Wilayah I Su­matera Barat, dan Pejabat Pem­buat Komitmen, agar te­tap mengejar penyelesaian pem­­­ba­ngunan tahap 2 A. “Mes­­k­i wak­tu kita hilang, sa­m­bil me­nung­gu sanggahan, pe­nyelesaian ha­rus tetap dikejar,” tegas Djoko. Sebelum meninggalkan K­e­lok Sembilan, sebagaimana dilansir Harian Padang Ekspres, Menteri Djoko sempat me­­ninggalkan pesan di buku ta­­mu. Menteri kelahiran Peng­ging, Jawa Tengah, 5 Juli 1943 yang menamatkan pasca­sar­jana di Land and Water Development, IHE-Delft, Belanda itu menulis, “Proyek ini men-jadi kebanggaan kita kita ber­sama, kerjakan dengan baik, te­pat waktu, tepat biaya dan te­pat kualitas”. Ihwal Jalan Layang Kelok 9 belum bisa dimanfaatkan untuk mudik Lebaran tahun ini juga dibenarkan Ketua Komisi III DPRD Sumbar, HM Nurnas, dikarenakan ada pekerjaan tahap II jembatan yang masih sedang berlangsung dan diperkirakan baru bisa selesai pada akhir 2012. “Ya belum mungkin untuk dilewati jalan layang Kelok Sembilan itu, arus mudik nanti masih menggunakan ruas yang lama,” sebut Nurnas. Menurut data, jalan layang Kelok Sembilan didesain dan dirancang awal pada saat Sumbar dipimpin oleh Zainal Bakar, lalu Gamawan Fauzi, terus Marlis Rahman dan sekarang Gubernur Irwan Prayitno. “Baru satu jembatan yang selesai, tinggal pengerjaan jembatan tahap II,” sebut Nurnas. Kepala Dinas Prasarana dan Sarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar, Suprapto, memperkirakan pengerjaan tahap II jembatan layang Kelok Sembilan itu selesai akhir 2012.

Fly Over Kelok Sembilan

“Pembangunan jembatan penghubung Kelok Sembilan dua tahap, tahap pertama sepanjang 720 meter sudah selesai dikerjakan, saat ini sedang dikerjakan jembatan tahap II sepanjang 250 meter dengan dana Rp538 miliar. Diperkirakan selesai akhir tahun ini,” sebut Suprapto. Jembatan dengan pondasi jalan layang itu, jika selesai menjadi jembatan terpanjang di Sumatera. Pondasinya berkekuatan gempa di atas sembilan skala richter. “Untuk mudik lebaran tahun ini belum bisa dilewati, masih memakai badan jalan lama,” sebut Suprapto. Selain jembatan tahap satu, pihak kontraktor juga telah menyelesaikan empat kilometer jalan penghubung. Untuk tahap dua, juga dibangun jalan penghubung sepanjang satu kilometer. HM. Nurnas menginginkan, peresmian ruas jalan layang Kelok Sembilan ini dapat diresmikan langsung oleh Presiden SBY. “Ini bukan harapan saya pribadi, tapi harapan seluruh rakyat Sumbar dan Riau,” ujar Nurnas. Sementara wakil rakyat Sumbar lainnya, Bachtul menyebutkan, finalisasi ruas jalan layang Kelok Sembilan jika telah bisa dilewati akan menghemat waktu tempuh dan hemat BBM. “Ruas jalan layang Kelok Sembilan baru memungkinkan waktu tempuh Padang-Pekanbaru lebih cepat dari ruas sebelumnya,” sebut Bachtul.

Butuh Kerja Sama Sementara itu, Yuhelmi, pria kelahiran Padang, 45 tahun yang lalu ini bekerja sama dengan Fakhruziance, ST, 33, dan dipercaya sebagai quantity dan pengawas proyek pembangunan Kelok 9 dan telah bekerja penuh di Ulu Aia sejak April lalu. Mereka memperkirakan pada 30 November mendatang pembangunan Jalan Layang Kelok 9 ini akan tuntas, dan telah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun ada beberapa himbauan tim pengawas proyek itu kepada masyarakat Ulu aia dan sekitarnya. Di antaranya, diharapkan kerja sama masyarakat untuk tidak mengambil bahan galian ataupun sisa proyek yang tersisa saat dilakukan pengerjaan oleh pihak rekanan. Namun dianjurkan untuk mengambil bahan-bahan sisa tersebut pada disporsal area (Area pembuangan akhir pengerjaan proyek) yang telah disediakan pihak rekanan. “Namun, apabila sudah diambil oleh masyarakat, dilarang keras kepada masyarakat untuk meletakkannya di pinggir-pinggir jalan karena akan menghambat jalur kendaraan yang akan melintasi daerah tersebut,” kata Yance, yang diamani oleh Helmi. Yance dan Helmi pada saat berkunjung ke Kantor Bupati Limapuluh Kota di Sarilamak juga meminta bantuan Kabag Humas dan Protokoler Muhamad S. S.Pd agar membantu kelancaran pembangunan Kelok 9 dengan menyebarluaskan beberapa himbauan kepada masyarakat untuk tidak terlalu mendekati kawasan pembangunan dengan tidak membangun rumah-rumah ataupun warung-warung dadakan di daerah tersebut karena sangat berbahaya bagi masyarakat atau mengganggu pekerjaan yang sedang dilaksanakan pihak rekanan. Perihal adanya bangunan liar yang ada tersebut, petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Barat ini juga mengharapkan kerja sama dari Dinas Kehutanan dan ESDM dan Satpol PP untuk segera mengantisipasinya agar tidak akan menjadi bumerang di kemudian hari, pintanya. Menutup pertemuan siang itu, pihak proyek pembangunan Layang Layang Kelok 9 ini menekankan bahwa himbauan ini semata-mata untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan serta kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, baik bagi pekerja proyek maupun bagi masyarakat sekitar. (mhike zaimy)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi No. 69/X/2011 Juli Juli-Agustus 2012 | No. 82/XI/2012

15

SEKILAS INFO Raih 2 Penghargaan Koperasi SARILAMAK - Peringatan Hari Koperasi 2012 Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota dilaksanakan dalam sebuah upacara bendera yang dipusatkan di Pasar Sarilamak, Senin (16/7), yang dipimpin Bupati yang diwakili Sekdakab Resman Kamars. Acara itu dihadiri ratusan anggota gerakan koperasi se-Kabupaten Limapuluh Kota. Sekdakab Resman Kamars dalam kesempatan itu mengatakan, dalam peringatan Hari Koperasi tahun ini Limapuluh Kota kembali mengukir prestasi nasional. Bahkan dua penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM berhasil diraih sehingga Limapuluh Kota menerima penghar­gaan Bhakti Koperasi dan UKM. Kedua penghargaan tersebut, yaitu KSP Talago II Tanjuang Jati sebagai koperasi terbaik nasional dan Abdul Gani sebagai tokoh Koperasi Limapuluh Kota. Menurut Resman, Limapuluh Kota berupaya terus menjaga komitmen dan per­hatian sungguh-sungguh dalam mem-bina dan menumbuhkem­a­ng­kan perkoperasian. Perhatian ya­ng sama juga diberikan kepada UMKM agar berkembang dan ko­koh dalam menghadapi persaingan ke­tat di era global dan desen­tralisasi. ”Koperasi dan UKM merupakan salah satu pilar ekonomi dan me­miliki posisi sama dengan badan usaha lainnya,” katanya.(herpa)

Pencanangan Pemilu 2014 SARILAMAK - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Rabu 9 April 2014 sebagai hari pemungutan suara. Penetapan hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu Legislatif (Pemilu anggota DPR, DPD, DPRD) tahun 2014 telah tertuang dalam Keputusan KPU Nomor 111/Kpts/KPU/ Tahun 2012.Saah satu rangkaian kegiatan penting dari tahapan Pemilu adalah sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan peningkatan partisipasi masyarakat. Menyadari akan hal itu, KPU Limapuluh Kota telah memulai penyelenggaraan pemilu dengan menggelar sosialiasi kepada pemilih pemula, siswa SMA sederajat. Gelaran itu dihelat selama dua hari, akhir pekan lalu di aula Kantor Bupati Sarilamak. Bahkan dalam kesempatan itu dihadirkan secara langsung Ketua KPU Pusat Husni Kamil Malik. Kegiatan sosialisasi tersebut mengundang KPU kabupaten/kota se-Sumbar, LSM, partai politik yang lolos parliament threeshold (PT) dan pelajar. Sekretaris KPU Kabupaten Limapuluh Kota, H Irfan mengatakan KPU memiliki kepentingan agar tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu tetap tinggi dengan cara menyelenggarakan berbagai program peningkatan peran serta masyarakat dalam pemilu.(mus)

Resmi Ditutup, PL II Madya Prajabatan Tahun Akademik SARILAMAK – Sekdakab Limapuluh Kota Drs. Resman M.Pd. MH menutup secara resmi PL (praktek lapangan) II Madya Prajabatan tahun akademik 20112012 Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sumatera Barat, dengan bertindak sebagai inspektur upacara di halaman Kantor Bupati Sarilamak, Senin (16/7). Resman mengharapkan para praja dapat memahami kelembagaan, tugas pokok dan fungsi hubungan antar kelembagaan organisasi pemerintahan, administrasi pemerintahan dan pelayanan umum di kecamatan dan memperoleh pengalaman ikut terlibat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan. “Para praja diharapkan dapat memahami struktur organisasi dan proses penatausahaan keuangan yang penting dapat dipergunakan dalam proses penatausahaan keuangan kecamatan,” tambahnya. Pelaksanaan PL II II berlangsung selama 21 hari, mulai dari 25 Juni 2012 sampai 16 Juli 2012. Lokasi PL II dilaksanakan pada sembilan kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota, meliputi Guguak, Mungka, Suliki, Payakumbuh, Luak, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, Harau dan Gunuang Omeh. Para madya praja juga diperbantukan pada 49 nagari di tiap-tiap kecamatan lokasi praktek. (herpa)

79 Wali Nagari Studi Banding SARILAMAK - Se­­­b­anyak 79 orang wali nagari dari 13 kecamatan di Ka­bupa­ten Limapuluh Kota mengi­kuti stu­­di banding untuk mem­pe­la­jari mekanisme pemu­ngutan Pa­­­jak Bumi dan Bangunan (PBB) yang akan diserahkan pu­­sat untuk menjadi kewe­na­ngan daerah pada tahun 2014 men­datang. “Studi banding ini kita laku­kan untuk melihat meka­nisme pe­mungutan PBB yang nan­ti­nya akan menjadi kewenagan dae­rah, Yogyakarta merupakan dae­rah yang telah menerapkan sis­tem tersebut,” ucap Sekre­taris Daerah Kabupaten Lima­pu­luh Kota, Resman Kamar, Ka­mis (12/7). Meski tidak terjadi peru­bahan yang signifikan dalam hal pemungutan, namun yang pas­ti PBB akan masuk ke dalam kas dae­rah tidak lagi pusat, ketika ke­we­nagan tersebut berpindah.(ike)

UP FMA Batu Payuang Optimistis BATUPAYUNG - Unit Pengelolaan Farmer Managed Agriculture (UP-FMA) Nagari Batupayuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, optimistis menjadi wakil Sumbar untuk UP FMA berprestasi tingkat nasional. Pasal­nya, dari aspek ekonomi, teknis dan sosial dinilai sudah terpenuhi dengan baik.

Museum PDRI akan Diperbaiki PADANG JOPANG – “Pe­me­rin­tah telah menye­diakan dana sebesar Rp200 miliar untuk membangun mo­numen dan mem­perbaiki museum PDRI di Kabupaten Limapuluh Kota,” kata Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt.Sori Marajo saat memperingati 63 tahun Perundingan Padang Jopang, Jumat (6/7). Pada kesempatan itu, salah seorang pejuang PDRI yang masih hidup, Is­mael Hassan, mencoba me­ngingat kembali perjuangan yang dilakukan saat mela­wan penjajahan Belanda. Dengan umur terbilang cukup tua, 86 tahun, Ismael Hassan masih lancar men­ceritakan pengalaman saat peristiwa PDRI dan Perun­dingan Padang Jopang yang terjadi 63 tahun yang lalu. Dikatakan, Perang PDRI merupakan suatu rang­kaian sejarah nasional Re­publik Indonesia yang terjadi di Sumatera Barat, untuk merebut dan mem­per­tahan­kan kemerdekaan dari ta­ngan para penjajah. Tahun ini, 63 tahun Perun­dingan Padang Jo­pang. Serang­kaian perundingan yang ter­jadi di rumah Ibu Jawahir, Jorong Padang Jopang, Nagari Koto Talago, Kabupaten Li­ma­­puluh Kota, pada 6­8 Juli 1949 silam. Dilakukan oleh tokoh pah­lawan PDRI, sepeti Mr. Sja­frud­din Prawiranegara sebagai Ketua PDRI se­kaligus Ketua Delegasi Pe­run­dingan Padang Jopang beserta Mohammad Natsir. Beranggotakan Dr. Johan­nes leimena, Dr. Abdul Halim, Agus Yaman, Ismael Hassan, Anwar Z.A, RM Danutbroto.(wira)

Sekretaris UP FMA Ba­tupayuang, Dewi, mengatakan bahwa dari sisi ekonomi pembe­la­jaran yang saat ini digiatkan pada pengolahan ubi jalar sudah mampu menaikan harga dengan pe­ngolahan. “Seacara teknis pengemasan yang dipe­lajari untuk meningkatkan produksi dan pe­ngolahan, kita juga dikagumi tim penilai. Se­lain itu dari as­pek sosial juga sudah mampu kita tonjolkan, se­bab banyak orang yang bisa kita ajak untuk be­lajar mengolah hasil perta­nian untuk mening­katkan nilai jual,” terang­nya. Wakil Bupati Limapuluh Kota Asyirwan Yunus menyampaikan dukunganya untuk UP FMA Batupayuang ke tingkat nasional. Meski masih ada pesaing lainnya dari Ka­bu­paten Pesisir Selatan dan Padang Paria­man, UP FMA Batu Payuang harus mampu menjadi yang terbaik. “Kita mendorong UP FMA untuk bisa meraih prestasi nasional dan terus me­la­kukan upaya­upaya untuk melangkah maju di bidang ekonomi pertanian,” harapnya.(her)

Buah Durian Tak Terlalu Lebat PANGKALAN – Di saat harga gambir dan karet belum juga kunjung membaik, nasib para petani di beberapa nagari dalam Kecamatan Pangkalan Koto Baru makin dipersulit oleh buah durian yang tidak terlalu lebat tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Tahun ini sepertinya kita tak bia berharap dari buah durian,” kata Bakar, petani di Nagari Manggilang. Padahal, buah durian merupakan salah satu alternatif mata pencarian yang cukup menjanjikan bagi anggota masyarakat setempat. Baik dengan cara mencari buah durian ke hutan-hutan yang ada maupun dengan menjadi pedagang buah durian di sisi jalan negara yang melintasi kecamatan itu, masyarakat bisa menjadikan kegiatan itu sebagai sumber ekonomi untuk mengasapi dapur mereka. “Minimal Rp100.000/hari bisa dikantongi,” sebut Bakar. Pantauan Sinamar di sepanjang ruas jalan negara yang melintasi Kecamatan Pangkalan Koto Baru, belum lama ini, jumlah lapak atau pedagang buah durian yang menjajakan dagangannya jauh menyusut dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Akibat buah durian yang tidak lebat itu, membuat harga buah durian juga relatif mahal, rata-rata Rp10.000/buah. Bedadi musim panen raya, harga durian sampai jatuh Rp3.000/buah.(e2)


Sinamar TABLOID LUAK LIMO PULUH KOTA

16

MEDIA ASPIRASI ANAK NAGARI

Edisi Juli-Agustus No. 69/X/2011 1-15 Juli 2012 | No. 82/XI/2012

PROFIL

H. Editiawarman Peduli Sesama, Selalu Sisihkan Harta Buat Warga yang Butuh Hampir bisa dipastikan, penyerahan bantuan itu terlepas dari muatan politis, dan semata hanya membantu anggota masyarakat yang membutuhkannya.

Wakil Bupati Asyirwan Yunus bersama H.Edi saat acara penyerahan bantuan

T

C M Y K

IDAK satu jalan ke Roma, memang. Dan tak satu pula cara untuk berbagi dengan sesama, terutama bagi yang membutuhkannya. H. Editiawarman yang akrab dipanggil dengan Haji Edi, seorang perantau Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX, yang tergolong sukses di negeri orang, punya cara tersendiri untuk membagi kelebihan rezekinya. Memasuki bulan Ramadhan tahun ini, yang menurut istilah orang kampung merupakan hari baik dan bulan baik, Haji Edi yang didampingi isterinya Hj Rosmawati dan anakanaknya mudik ke kampung halamannya di Sialang. Pada Senin (9/7) lalu, pemilik Rumah Sakit Awal Bros di Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, itu membagi-bagikan 2.200 paket bantuan kepada masyarakat dan tokoh masyarakat setempat. Hampir bisa dipastikan, penyerahan bantuan itu terlepas dari muatan politis, dan semata hanya membantu anggota masyarakat yang membutuhkannya. Masalahnya, bukan kali ini saja keluarga H. Edi berbagi bantuan kepada warga sekampungnya. Tambahan lagi, H. Edi juga sedang tidak terlibat dalam politik praktis. Tidak ikut pemilukada di suatu daerah tertentu, misalnya. Juga tidak akan terjun sebagai caleg (calon anggota legislatif) di Pemilu Legislatif 2014 mendatang. Menurut informasi yang diterima, hampir tiap bulan keluarga H. Edi membuktikan kepeduliannya kepada orang sekampung dengannya. “Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali berkumpul bersama-sama, dan bertemu dengan orang kampung,” kata H. Edi Berkumpul bersama dan bertemu dengan warga sekampung, menurut H, Edi, punya nilai kepuasan tersendiri yang tidak bisa diukur dengan materi. Di hadapan Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. yang hadir dalam acara tersebut bersama sejumlah anggota rombongan yang menyertainya, H. Edi yang juga punya show room sepeda motor di Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu, dan di luar negeri seperti di Malaysia ini, menjelaskan bahwa kegiatan seperti itu semata dimaksudkan dalam rangka silaturrahmi dengan masyarakat Sialang. “Hanya sekadar kegiatan amaliah,” demikian H. Edi membahasakan. “Ini merupakan perbuatan lillahi ta’ala yang ikhlas bagi diri dan keluarga saya sebagai bukti kepedulian terhadap masyarakat Sialang, Kami menilai, harta hanya untuk di dunia, tidak akan dapat dibawa mati. Makanya, kekayaan itu bagi kami, bukan hanya buat diri dan keluarga. Tetapi, dengan kekayaanlah kami dapat berbagi dengan sesama. Dengan kekayaanlah kami bisa membantu yang membutuhkan,terutama yang berada di kampung halaman. Bantuan ini bukan bantuan sosial, bukan pula bantuan bernuansa politis, hanya karena Allah taala, sekedar perbuatan ibadah atau amaliah “ ungkapnya. Maklum, Haji Edi banyak menghabiskan waktunya di perantauan.

Malahan keluarga besarnya tinggal di Ujungbatu, Rokan Hulu. Seorang anak H. Edi saat ini tercatat sebagai anggota DPRD di sana.Didampingi isteri tercinta Hj Rosmawati dan anak-anaknya —H. Eko Hendra, Ronaldo, H. Tri Boyke, Intan Ramadhani dan Rendy Novran— H. dalam kesempatan itu mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang sudah datang dalam acara silaturrahmi tersebut. “Saya ucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak sehingga acara ini bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan,” katanya. Bagi-bagi paket bantuan berjenis kain sarung dan nasi bungkus ini berjalan dengan tertib dan berjalan lancar. Terlihat masyarakat setempat datang berduyun-duyun ke lokasi kegiatan. Mereka dengan sabar dan tertib mengiantri sebelum datang giliran untuk menerima bantuan. “Gadang bana artinya bantuan sarupo iko bagi kami,” ujar seorang warga, yang mengaku bahwa bantuan seperti itu sangat besar artinya bagi dia di tengah kondisi perekonomian yang sangat berat belakangan ini. Karena akan memasuki bulan suci Ramadhan 1433 H, H. Edi mewakili seluruh keluarga besarnya meminta maaf lahir batin kepada masyarakat Nagari Sialang. “Tolong kami diberi maaf,” katanya, Sebagai manusia biasa, menurut H. Edi, ia juga tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan. Sementara kesalahan dan kekhilafan warga Nagari Sialang, menurut H. Edi, telah terlebih dahulu ia maafkan.Sementara Wakil Bupati Limapuluh Kota Asyirwan Yunus atas nama Pemkab Limapuluh Kota mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar H. Edi. Wabup juga mengaku dukungan perantau sangat membantu pertumbuhan kampung halaman. “Kami di jajaran Pemkab Limapuluh Kota memiliki banyak keterbatasan untuk memajukan Limapuluh Kota dan mensejahterakan masyarakatnya,” kata Asyirwan. Menu ru t Asyirwan, selain H. Ed i, terca ta t masih

masih banyak perantau a s a l Limapuluh Kota yang sukses di rantau orang. Hanya saja, tambah H.Editiawarman Wabup, belum diperdayakan dan belum diikutsertakan dalam pembangunan. “Ke depan peran serta perantau harus dilibatkan. Banyak perantau kita yang sudah sukses. Dengan kebersamaan kita mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan.” kata Asyirwan. (mamad)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.