Sinamar edisi 100

Page 1

MEDIA PEMKAB LIMA PULUH KOTA EDISI 100/TAHUN XII/16-31 AGUSTUSI 2013

:: INFORMASI PELAYANAN APARATUR DAN PUBLIK ::

Mari Saling Memaafkan

2

Peringatan HUT RI

15

ISSN 2303-2634

Website : http://www.limapuluhkotakab.go.id

Email: tabloid.sinamar@gmail.com


Redaksi 2 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

TAJUK RENCANA

Dari Redaksi Pelidung Tabloid Sinamar Alis Marajo bersalaman dengan jemaah Id dan sejumlah SKPD seusai salat Id di halaman Kantor Bupati.(f-humas)

Biasa-biasa Sajalah Sambut Lebaran Oleh : Muhamad S, S.Pd TRADISI memang sesuatu yang sangat sulit untuk diubah. Siapa atau kelompok masyarakat mana yang mampu membuat Idul Fitri atau Lebaran yang datang setiap tahun dalam penanggalan Hijriyah disambut dengan biasabiasa saja, sama dengan harihari biasa dalam kehidupan sehari-hari? Sesuatu yang naif, memang. Lebaran atau Idul Fitri dalam tradisi di tengah masyarakat sudah terlanjur diposisikan dengan segala yang sifatnya berlebih, baik itu dalam tata cara berpakaian, pola konsumsi, atau hal-hal lain. Segala kemampuan seakan dikerahkan untuk membuat kesan bahwa pada hari itu memang mampu tampil lebih dibandingkan dengan hari-hari yang biasa. Ironisnya, terkadang ada sementara kalangan di tengah masyarakat yang seakan rela “bernafas ke luar badan,” agar bisa tampil sebagaimana orang lain di hari baik bulan baik itu. Dengan cara berhutang atau menjual-menggadai barangbarang berharga, misalnya, hal itu terpaksa dilakukan karena kemampuan yang ada sebenarnya tidak memungkinkan untuk bisa berlebih dari biasanya. Pada satu sisi, kita bisa menerima sikap masyarakat seperti itu. Karena harus diakui, pada sebagian komunitas di tengah masyarakat kita – terutama di pedesaan—hanya pada saat Lebaranlah mereka menampakkan diri agak berlebih. Dan lagi, juga terasa tidak keliru kalau pada hari-hari tertentu masyarakat ikut berpartisipasi aktif memeriahkan hari besar keagamaan yang mereka yakini. Yang kemudian menjadi persoalan, janganlah segala sesuatu itu terasa dipaksakan. Jangan karena hendak mengejar posisi serba berlebih di hari Lebaran, lalu melakukan apa yang sebenarnya naif untuk diperbuat. Satu misal, menjual dan menggadai barang-barang berharga hanya untuk mendapatkan sejumlah kebutuhan yang diiginkan, padahal kebutuhan itu hanya bersifat “asesoris” semata. Karena, hidup sebenarnya tidak “berhenti”pada Lebaran saja. Begitu Lebaran usai, masih menanti hari-hari yang panjang. Kalau untuk

Muhamad S, S.Pd karena Lebaran terpaksa menjual atau menggadai barangbarang berharga, apalagi barang itu selama ini menjadi sumber ekonomi yang produktif, bagaimana nanti kehidupan yang panjang kalau Allah SWT mengizinkansetelah Lebaran. Memang, perlu akal sehat dan logika berpikir yang rasional dalam menghadapi kondisikondisi seperti itu. Kalau yang namanya tuntutan, dipastikan akan sederet panjang banyaknya. Tapi mungkinkah semua tuntutan akan dipenuhi justru di tengah begitu banyak keterbatasan untuk mencapainya. Agaknya, inilah yang membedakan manusia dengan hewan, yang dilengkapi akal untuk berpikir. Kita tentunya tidak menginginkan terjadi hal-hal yang tidak baik hanya karena ada di antara masyarakat kita yang seakan mau melakukan segala cara hanya untuk upaya pemenuhan kebutuhan Lebarannya. Misalnya, ada yang sampai bunuh diri, mencuri, dan sejenisnya hanya lantaran kemaruk dengan hawa nafsu untuk memenuhi aneka kebutuhan dalam menyambut Lebaran. Agama juga tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berhabis-habisan dalam menyambut Lebaran. Justru yang ditekankan ajaran agama adalah sikap kesederhanaan, sekaligus juga mempertinggi tingkat solidaritas. Bagi kalangan yang mampu, satu misal, jangan hanya asyik-masyuk mengurus kebutuhan sendiri, karena pada dasarnnya di harta kelompok itu ada hak-hak orang yang tidak berpunya.*** *) Kabag Humas dan Protokoler Setkab Limapuluh Kota / Pemimpin Redaksi Tabloid Sinamar

KETIKA fajar Idul Fitri 1434 Hijriyah memancar dari ufuk timur, maka saat itu kita baru saja melewati satu fase dalam kehidupan sebagai umat muslim, yaitu baru selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, sebagai sebuah kewajiban yang digariskan oleh agama kita, Islam. Puasa yang diwajibkan tiap bulan Ramadhan dalam penanggalang Hijriyah pada dasarnya merupakan rangkaian pembelajaran yang berharga bagi setiap muslim, baik itu dalam upaya mengendalikan hawa nafsu, melatih kepekaan sosial, toleran terhadap sesama, makin mampu membedakan mana yang hak kita dan mana pula hak orang lain, menjauhkan diri dari bergunjing dan membicarakan aib orang lain, dan berbagai latihan lainnya. Ketika fajar Idul Fitri datang, tidak ada lain yang terbaik yang harus kita lakukan kecuali saling meminta maaf terhadap sesama. Agama juga mengajarkan bahwa kalau merasa bersalah terhadap Allah SWT dilakukan dengan cara minta ampun kepada-Nya, sementara kalau merasa bersalah terhadap sesama manusia adalah dengan cara saling maaf-memaafkan di antara kita. Apalagi kami, sebagai pengelola Tabloid Sinamar, bukan tidak mungkin dalam keseharian dalam rangka menjalankan tugas-tugas rutin, pernah membuat di antara kita ada yang merasa tersinggung, baik oleh ucapan maupun perbuatan, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja. “Dari lubuk hati yang paling dalam, mohon kami dimaafkan,” kata Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Tabloid Sinamar, Muhamad S.

“Minal aidhin wal-faidhin, mohon maaf lahir dan batin,” katanya. Dengan saling memaafkan di antara sesama umat manusia, terlebih di antara dua individu yang mungkin pernah berbuat keliru, tambahnya.. Kita berharap dosa-dosa di antara sesama yang mungkin pernah ada selama ini, terampuni dan bersiap pula menjalani harihari setelah usai merayakan Idul Fitri 1434 H. Sebagai manusia biasa yang lemah dan dhoif, menurut Muhamad, kesalahan dan kekeliruan merupakan sesuatu yang melekat pada diri umat manusia, tidak terkecuali mereka yang mendedikasikan dirinya di Tabloid Sinamar. Misalnya dalam rangka memburu dan mewawancarai narasumber, termasuk juga mengedarkan tabloid ini ke tengah masyarakat, potensi untuk salah dan keliru itu tetap saja ada. Makanya, menurut mantan guru SMA dan pengawas sekolah itu, ia mewakili semua kerabat kerja Tabloid Sinamar dari semua devisi, memintakan maaf yang sebesar-besarnya kepada publik. Sementara di bagian lain, menurut Muhamad, pihaknya sudah memaafkan kesalahan semua orang, terutama yang berhubungan –baik langsung atau tidak langsung—dengan Tabloid Sinamar. Muhamad ingin, dalam memasuki dan menjalani Hari Raya Idul Fitri yang suci ini, tidak adalagi yang terasa mengganjal. Sama seperti yang diamanahkan oleh ajaran agama, Muhamad juga ingin menjadi manusia yang suci dari dosa-dosa padaa saat Hari Raya Idul Fitri. “Bukankah itu yang menjadi pencapaian tertinggi bagi setiap pribadi muslim,” tambah mantan Kepala UPT Pendidikan dan Pengawas TK/SD ini.(e2)

Etalase

Manjalang Mintuo SALAH satu tradisi di tengah komunitas masyarakat adat Luak Limo Puluah yang sarat dengan nilai reliji tiap Hari Raya Idul Fitri adalah manjalang mintuo. Yaitu, kegiatan anak dan minantu menyambangi kediaman orangtua/mertua untuk silaturahmi sambil saling maaf-memaafkan di hari baik bulan baik itu. Pada kegiatan ini, selain bersilaturahmi dan saling maaf-memaafkan, anak/ menantu juga datang dengan membawa sejumlah makanan yang enak-enak, yang biasa dipersiapkan

tiap menyambut Lebaran. Sesampai di rumah orangtua/mertua, setelah saling maaf-memaafkan, kemudian bercerita seperlunya, atau makan ala kadarnya; makanan hantaran tadi biasanya disalin si tuan rumah ke wadah lain. Kegiatan ini, selain dilakukan oleh anak/menantu yang menetap di kampung halaman, bagi anak/ menantu yang merantau, juga tidak pernah melupakan tradisi yang menunjukkan penghormatan yang tinggi terhadap orangtua/mertua itu. Ada yang mengatakan, kegiatan seperti itu hanya mungkin dilakukan selagi sang orangtua.mertua masih hidup. Makanya jarang yang melewatkan momen seperti ini. (e2)

Sinamar

Penerbit : Bagian Humas dan Proto koler Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota PELINDUNG : Bupati Lima Puluh Kota I Wakil Bupati Lima Puluh Kota PENASEHAT: Sekda Kab. Lima Puluh Kota I Asisten Adm. Umum Setda Kab. Lima Puluh Kota PENANGGUNG JA WAB : Kabag Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota PEMIMPIN REDAKSI : Muhamad.S DEWAN RE DAKSI : Muhamad.S (Ketua), Rino Putra, Joni Indra, Ronny Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik M.Nur REDAKTUR PELAKSANA : Rino Putra REDAKTUR : Joni Indra, Hendri Gunawan, Ronny M.Nur STAF REDAKSI : Herpatarmidi, Eliza, Gusmaria, Fitri Jufita Rahman REPORTER : Tesy Febrina, Nurfitri Rahmadani, Sudriati FOTOGRAFER: Herpatarmidi, Yuridra Hasramogi, Erwin Suwanda SEKRETARIS : Iis Sugi arti DISTRIBUTOR: Zulfadli KONTRIBU TOR: Wali Nagari, Camat, SKPD, Anggota Balai Wartawan Lima Puluh Kota TATA LETAK/ARTISTIK: Joy ALAMAT RE DAKSI : Bagian Humas dan Protokoler Setda Kab. Lima Puluh Kota Kantor Bu pati Lima Puluh Kota, Jl. Raya Negara Payakumbuh - Pekanbaru KM 10 Sarila mak 26271 Web : www.limapuluhkota kab.go.id | Email : majalah.sinamar @ gmail.com PERCETAKAN : PT. Pekanbaru GRAFIKA (Isi diluar tanggungjawab percetakan). PERWAKILAN PEKAN BA RU : Rachpendi Sakti, Gonjong Limo Pekan Baru, Jl.Arifin Ahmad (Sebelah Universitas Terbuka) Pekan Baru. Media Pemkab Lima Puluh Kota

Redaksi menerima tulisan, opini, foto dan surat pembaca yang diketik satu setengah spasi, panjang tulisan maksimal 2 halaman folio. Untuk tulisan dan opini panjang 5.00 karakter disertai foto penulis dan biodata. Redaksi berhak merubah redaksional nas kah yang dikirim, tanpa merubah maksud dan tujuan. Dikirim via email : tabloid .sinamar@gmail.com.


Laporan Utama 3 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

Jauhi Sifat Mau Menang Sendiri "Kita merasakan bahwa hidup ini sesungguhnya adalah dalam aturan Allah. Kita memilki rasa kepekaan terhadap nilai-nilai sosial yang akan melahirkan keceradasan sosial yang tidak mau mengzhalimi diri dan merugikan orang lain." Tim Sinamar

B

UPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengajak semua umat muslim di daerah ini untuk memanfaatkan momentum Idul Fitri 1434 Hijriyah dengan cara menjauhkan diri dari sifat-sifat evatuitisme, sifat-sifat mau menang sendiri yang kini semakin terlihat nyata pada generasi muda yang semakin jauh dari pangkal agama. "Mari kita hidupkan terus suasana harmonis dalam ruang lingkup demokrasi yang perlu kita junjung tinggi," kata Bupati Alis Marajo saat memberikan sambutan dalam shalat Idul Fitri 1434 H Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota yang dipusatkan di Kenagarian Sarilamak, Kecamatan Harau, Kamis (8/8). Shalat itu dihadiri ribuan umat muslim Kenagarian Sarilamak, Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Darman Sahladi, SE,MM, Kepala SKPD dan PNS di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota. "Insyaallah, dengan cara seperti itu kita akan menambah pengabdian diri kepada Allah SWT. Untuk itu mari kita sambut dari hati yang paling dalam, atas nama kami semua, bupati, wakil bupati, Ketua DPRD, SKPD, dalam rangka pelayanan publik, kalau seandainya belum memuaskan, dalam rangka pelayanan aparatur juga termasuk kok tasingguang dek ka naiak, kok talendo dek ka turun, mohon kami diberi maaf," katanya. Sementara khatib Shalat Id, Prof. DR. H. Asasriwarni, guru besar Hukum Islam dan Wakil Rektor IAIN Imam Bonjol Padang, dalam khutbahnya mengharap ibadah dan amaliah pada bulan Ramadhan, diharapkan dapat membentuk

jiwa yang suci. Jiwa karena telah memperoleh ampunan Allah, jiwa yang tegar dan penuh disiplin serta jiwa yang punya kepedulian terhadap kaum dhu'afa. "Kita merasakan bahwa hidup ini sesungguhnya adalah dalam aturan Allah. Kita memilki rasa kepekaan terhadap nilainilai sosial yang akan melahirkan keceradasan sosial yang tidak mau mengzhalimi diri dan merugikan orang lain. Seperti tindakan korupsi yang marak terjadi di negara ini, pergaulan bebas dan suatu kejadian yang memilukan dan memalukan yang terjadi di negara kita cintai ini," katanya. Dikatakan, belajar dari sejarah AlQur'an, sejak turunnya wahyu pertama 5 ayat surat Al- Alaq yang berisi perintah membaca, sebagai langkah awal untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sesudah itu wahyu yang turun selalu berkaisar tentang persoalan iman. Barulah 12 tahun kemudian, turun perintah mengerjakan shalat pada peristiwa Isra' Mi'raj, tepatnya satu tahun sebelum hijrah. Tiga tahun sesudah itu, yakni tahun ke-2 hijrah, turunlah perintah untuk menunaikan zakat, Tahun ke-3 H turun perintah puasa. "Proses turunnya AlQura'an yang seperti itu memberikan pelajaran dan pemahaman kepada kita bahwa pendidikan agama dan penguasaan ilmu pengetahuan merupakan syarat utama membangun kehidupan masyarakat yang damai, adil dan sejahtera. Adalah sangat naif mengharapkan terwujudnya masyarakat yang berbudaya religius dan sejahtera dengan etos kerja yang tinggi, tanpa di bekali dengan pendidikan agama dan penguasaan ilmu pengetahuan," jelasnya. Begitu pula dengan tingkat kepekaan dan kepedulian sosial terhadap kaum dhua'afa, akan lebih mudah muncul dari orang-orang yang berjiwa suci, yang melakasanakan nilai-nilai agama, secara tulus dan ikhlas dalam kehidupan seharihari. "Mari kita perhatikan, dari 42 ayat yang berisi perintah menunaikan zakat dalam al-Qur'an, 38 kali di antara selalu terkait dengan perintah menegakkan shalat. Artinya, orang-orang tidak melaksanakan ajaran agama dengan baik, sulit diharapkan memilki kepekaan dan kepedulian terhadap saudara-saudaranya

Jemaah shalat Id mendengarkan pidato Bupati Alis Marajo.(f-humas)

Prof. DR. H. Asasriwarni.

yang dhu'afa'. Padahal pola hidup individual, kikir, selalu berorientasi pada materi, tidak peduli terhadap lingkungan, sama halnya memakan hak orang yang Allah titipkan kepada kita. Sikap tersebut akhirnya akan merugikan diri sendiri, baik di dunia maupun akhirat kelak," sebutnya. "Semua yang kita harapkan tersebut, akan lebih mudah terwujud apabila kita semua, pemerintah, pemuka masyarakat dari seluruh unsur dan lapisan, baik secara formal maupun non formal, sampai kepada setiap orangtua di rumah tangga, memiliki kemauan kuat dan kerja keras, bekerjasama dan kompak memelihara nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua harus mempunyai jiwa pengorbanan dan komitmen yang kuat untuk memerangi setiap bentuk perbuatan munkar yang terjadi kehidupan dalam masyarakat," tandasnya. Ia juga mengajak semua pihak harus bersatu pada dalam memberantas segala bentuk penyakit masyarakat. Seperti judi, minum minuman keras, pergaulan bebas dan pornografi. Sebab semua itu adalah virus-virus yang akan menghancurkan tatanan moral dan akhlak serta ekonomi masyarakat kita. " Hal yang tidak kalah penting berkenaan dengan itu adalah, kita harus memberikan contoh tauladan yang baik, yang dimulai dari diri masing-masing. Suatu hal yang sia-sia, mengharapkan kehidupan masyarakat madani, apabila orangtua dan pemuka masyarakat masih melakukan perbuatan-perbuatan yang bertololak belakang dengan nilai-nilai agama," katanya mengingatkan. Dikatakan juga, jika dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan kaum Muslimin ingin kembali pada fitrahnya, maka semestinya kembali kepada fitrahnya, maka semestinya kembali kepada fitrah ini juga harus dipahami dengan kembali kepada fitrah adalah kembali kepada hukum dan aturan-aturan Allah dalam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Dengan kata lain, kembali kepada fitrah adalah kembali kepada syariah Allah, yaitu syariah Islam, untuk mengatur seluruh aspek kehidupan kita. Inilah fitrah manusia yang seutuhnya, dan inilah kunci kemenangan umat Islam dan terwujud negeri subur makmur, aman dan sentosa," bebernya lagi. Ia juga mengajak semua pihak membuka hati, dengan jiwa lapang untuk saling memaafkan kekeliruan saudara-saudara kita. "Diminta atau tidak diminta, memaafkan kesalahan orang jauh lebih bermanfaat bagi diri kita, dibanding dengan memelihara rasa dendam, sakit hati, fitnah, yang pada akhirnya

semua penyakit hati tersebut akan merusak jiwa kita sendiri," sebutnya. Dikatakan, ada dua hal yang harus diingat selalu, yaitu kesalahan kita kepada orang lain dan perbuatan baik orang kepada kita. Dan ada pula dua hal yang harus kita lupakan yaitu, perbuatan baik kita kepada orang lain, dan kesalahan orang kepada kita. "Secara psikologis perbuatan memaafkan, terutama orang terdekat dalam hidup kita, justru akan mendatangkan perasaan tentram. Terutama bagi yang benar-benar dengan tulus memaafkan kesalahan orang yang pernah merugikan atau melukai perasaannya," katanya. Malam Takbiran Sebelumnya, Rabu (7/8) malam, Bupati Alis Marajo membuka secara resmi gema malam takbiran di teras kantor bupati di Sarilamak. Tampak hadir Wakil Bupati Asyirwan Yunus, Sekdakab Yendri Thomas, Kapolres AKBP Cucuk Trihono,Wakapolres Heru, Ketua PKK Ny. Rismawati Alis Marajo, Kemenag Gusman Piliang, Camat Harau Decky Yusman, Polsek Harau Anita Setya Ningrum, dan Danramil Harau Herman. Dalam sambutannya, Bupati Alis Marajo mengatakan, setelah berhasil melaksanakan kewajiban berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, saatnya merayakan hari kemenangan dengan tidak lupa menunaikan kewajiban yang lain yaitu membayar zakat sebelum shalat Id, selain juga melaksanakan tradisi malam takbiran yang sudah diwarisi secara turun-temurun. "Suatu hal yang sangat menarik bagi masyarakat kita melihat keterampilan pemuda kita memukul tabuh dan diiringi dengan lagu-lagu Islami. Ini menjadi salah satu contoh bahwa Islam tidak kaku dan hanya terfokus kepada hal-hal yang serius saja. Generasi Islam khususnya remaja Islam pun dapat berkreasi terhadap keterampilannya. Ini membuktikan bahwa Islam adalah agama yang universal. membantah pandangan orang bahwa tradisi atau kesenian Islam hanya bagi orang tua saja," terangnya. Bupati juga mengingatkan bahwa yang terpenting yang harus dijaga adalah solidaritas antarumat beragama. "Kita harus melihat perbedaan ini sebagai harmoni. Syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat kepada kita semua, terutama pemerintahan pusat yang dapat menyatukan dan menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Kamis 8 Agustus 2013 sehingga kita dapat merayakan hari kemenangan ini secara bersama-sama. Mudah-mudahan di beri berkah oleh-Nya," sambung Alis Marajo.(mds/e2)


4

Laporan Utama

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus2013

Lebaran, Momen untuk Saling Mengunjungi dan Memaafkan “Berbagai macam jenis hiburan yang datang belakangan sebagai produk dari kemajuan di bidang iptek, yang sudah mampu dihantarkan langsung ke rumah-rumah penduduk, sejauh ini belum mampu membuat sepi aneka kegiatan bernuansa hiburan yang diadakan dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Raya Idul Fitri.” ADA nuansa agak berbeda Idul Fitri 1434 Hijriyah tahun ini dibandingkan dengan Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya, yaitu penetapan tanggal 1 Syawal yang dinyatakan bersamaan antara pemerintah dengan sejumlah organisasi keagamaan yang tergolong besar di negeri ini, yaitu sama-sama jatuh pada Kamis (8/8). “Syukurlah, tahun ini tidak lagi terjadi perbedaan,” kata Amriansyah, 49, pemuka masyarakat Kenagarian Sarilamak, Kecamatan Harau, menanggapi keputusan MenteriAgama tentang tanggal jatuhnya 1 Syawal 1434 Hijriyah. “Ada enaknya, yaitu antara penganut aliran kepercayaan yang berbeda bisa samasama merayakan hari besar keagamaan tersebut,” tambahAmriansyah. Terlepas dari persoalan sama atau tidaknya penetapan tanggal 1 Syawal yang merupakan Hari Raya Idul Fitri, satu hal yang pasti adalah: inilah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam sejagad, termasuk di Kabupaten Limapuluh Kota, sebuah wilayah administratif pemerintahan kabupaten yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. “Momen untuk melepaskan hasrat selera yang terpendam,” kata Umar di Mungka. Boleh jadi karena keterbatasan kemampuan ekonomi, tidak semua warga daerah ini yang tiap saat dapat menikmati hidangan lezat dengan menu yang agak mahal. Pada saat Lebaran, di mana hampir setiap rumah penduduk menggelar doa syukuranmenyambutIdulFitri,makasemua warga apakah terhitung masih famili atau bukan memiliki kesempatan yang sama mencicipi hidangan dengan menu yang agak lebih dibandingkan dengan hari biasa. Dan sudah menjadi rahasia umum pula, kendati keluarga berekonomi lemah, sebisanya di hari baik bulan baik itu memasak masakan yang agak berbeda, boleh jadi karena memaksakan kemampuan sehingga bisa mendapatkan uang untuk itu, atau bisa juga karena pemberian dari pihak lain. “Rasanya ada yang kurang kalau di hari Lebaran kita tak bisa memasak makanan yang enak-enak untuk anakanak,” tutur seorang warga.

Momen Hari Raya Idul Fitri juga dimanfaatkan oleh masyarakat muslim daerah ini sebagai kesempatan untuk saling bersilaturahmi. Kalau pada hari biasa hampir semua anggota masyarakat asyik-masyuk dengan kesibukan mereka masing-masing, maka pada Hari Raya Idul Fitri hampir semua warga menyediakan waktu untuk mengunjungi dan dikunjungi, sebagai bagian dari silaturahmi. “Saling bersilaturahmi di Hari Raya Idul Fitri sudah merupakan tradisi di sini, yang sudah diwarisi secara turuntemurun,” ujar A.F. Datuk Padukak, pemuka masyarakat Kenagarian Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Kendati zaman terus mengalami perubahan, seiring kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), menurut Padukak, tapi tradisi yang dinilai luhur itu masih tetap bertahan sampai saat ini. Dijelaskan Padukak, pada Hari Raya Idul Fitri itu anak-anak yang pergi merantau akan pulang kampung hanya untuk menjenguk sambil meminta maaf kepada kedua orangtuanya yang masih hidup. Begitu pun anak-anak yang berada di kampung, memanfaatkan momen tersebut dengan meminta maaf kepada kedua orangtuanya, yang biasa dilakukan setelah usai melaksanakan shalat Idul Fitri. Para kemenakan pun, baik yang berada di kampung halaman maupun perantauan, memanfatkan momen tersebut dengan mendatangi mamak-mamak mereka. Selain untuk bersilaturahmi dan saling berbagi cerita, kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk meminta maaf pada sang mamak. Bagi yang dikaranuai rezeki kebih, biasanya memanfaatkan kesempatan itu untuk memberi sesuatu kepada sang mamak. Tidak hanya itu, menurut Padukak, momen Idul Fitri juga dimanfaatkan para menantu untuk menjenguk mertuanya. Selain bersilaturahmi dan saling memanfaatkan, kesempatan itu juga dimanfaatkan para menantu untuk memberikan aneka makanan buat sang mertua. “Kegiatan yang disebut dengan manjalang mintuo ini merupakan sebuah ajaran adat yang memiliki makna filosofi yang tinggi,” kata Padukak. Sarat Makna Hari Raya Idul Fitri memang momen yang sarat makna bagi komunitas masyarakat muslim di daerah ini. Untuk lebih mensyiarkan ajaran agama Islam ke tengah masyarakat, misalnya, hampir di setiap nagari menggelar kegiatan MTQ (musabaqah tilawatil Al-Qur’an), baik antarsesama warga sekampung atau dengan mendatangkan qori/qoriah dari luar. Namanya saja lomba MTQ, tapi sejatinya kegiatan tersebut merupakan pesta anak nagari yang dimeriahkan dengan aneka kegiatan penunjang lainnya. Sebutlah misalnya panjat batang pinang, lomba pacu

terompa, lomba menggigit uang logam di dalam buah limau, lomba pacu karung, selaju sampan, cerdas-cermat keagamaan, lomba pidato, dan aneka kegiatan penunjang lainnya. Kendati aneka lomba yang digelar terus berulang dari tahun ke tahun, boleh dikatakan tidak ada yang bosan untuk melihatnya karena pada saat itu hampir semua warga nagari keluar rumah untuk menyaksikannya. Dengan mengenakan pakaian yang serba baru, warga merasa ada yang kurang kalau tidak sempat melihat secara langsung aneka kegiatan yang dimaksudkan untuk memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. “Berbagai macam jenis hiburan yang datang belakangan sebagai produk dari kemajuan di bidang iptek, yang sudah mampu dihantarkan langsung ke rumahrumah penduduk, sejauh ini belum mampu membuat sepi aneka kegiatan bernuansa hiburan yang diadakan dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Raya Idul Fitri,” kata Dt. Sibijayo, tokoh masyarakat Kenagarian Limbanang. Pemandangan lain setiap Hari Raya Idul Fitri di semua nagari dalam wilayah Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu arus deras para perantau dari berbagai daerah dan negara mudik atau pulang ke kampung mereka masing-masing. Baik yang tergolong gagal apalagi yang berhasil, mereka rata-rata menerapkan filosofi tak ado kayu, janjang pun

dikapiang; asal bisa pulang kampung di hari baik bulan baik itu. Idul Fitri bagi sebagian besar perantau memang dinilai memiliki “kesaktian” tersendiri. “Sepertinya kita sangat ketinggalan dan teramat miskin bila pada Hari Raya Idul Fitri tidak pulang ke kampung,” ujar seorang perantau Limapuluh Kota . “Perasaan kita itu entah serasa di mana kala gema takbir berkumandang, sementara kita masih tetap berada di rantau orang,” timpal yang lain. “Serasa badan sudah terbuang di negeri orang.” Tapi sejumlah tokoh masyarakat di daerah ini mengharapkan agar kepulangan perantau ke kampung halamannya tiap Lebaran mendatangkan nilai tambah tersendiri, setidakya bagi kampung mereka masing-masing. “Jangan sampai pulang kampung hanya sekadar untuk malagak saja, sementara di kampung banyak sebenarnya persoalan yang juga membutuhkan uluran tangan para perantau,” kata seorang tokoh masyarakat. Ya, di tengah persoalan berat yang dihadapi sejumlah masyarakat, terutama sejak anjloknya harga jual sejumlah komoditas yang selama ini menjadi andalan perekonomian warga; sinerjitas dengan masyarakat perantau mutlak sangat diperlukan. “Kalau pun tidak mungkin menuntaskan semua persoalan, setidaknya bisa meminimlisir masalah-masalah yang ada,” tambah pemuka masyarakat itu.***

PANJAT PINANG- Salah satu lomba tahunan , dalam rangka memeriahkan hari raya Idul Fitri dan HUT-RI bagi anak-anak di kenagarian Balai Talang, dan Kenagarian lainnya di Kabupaten Lima Puluh Kota. (f/gun)


5

Sinamar

Laporan Utama

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

BERPOSE- Bupati Alis Marajo dan Wakil Bupati Asyirwan Yunus bersama penanggung jawab dan petugas Pos Pelayanan Lebaran 2013 Polres Limapuluh Kota, di Kelok-9 , jalan negara Sumbar-Riau, Senin (5/8) lalu. (f/mad)

D

ALAM rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1434 H/ 2013 M, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota menggelar takbiran di halaman kantor bupati setempat di Sarilamak, Kecamatan Harau, Rabu (7/8). Begitu pula shalat Idul Fitri, juga di tempat yang sama, Kamis (8/8). Untuk shalat Idul Fitri, khatibnya adalah Prof. DR. H.Asasriwarni MH, guru besar hukum Islam IAIN Imam Bonjol Padang dam imamnya adalah Syamsurijal. Hal tersebut sesuai dengan isi surat undangan Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo nomor 400/236/ Kesra-LK/2013 tertanggal 26 Juli 2013.Takbiran dan shalat Idul Fitri bersama tersebut diharapkan dapat meningkatkan hubungan silaturahmi antar pejabat di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota dengan masyarakat. Sebab, pesertanya bukan saja dari pegawai lingkungan Pemkab, namun juga diharapkan diramaikan masyarakat daerah setempat. "Kita meminta masyarakat ikut meramaikan takbiran dan mengikuti shalat Idul Fitri bersama di halaman kantor Bupati ini," ujar Sekda Kabupaten Limapuluh Kota H.Yendri Thomas,SE,MM kepada Sinamar. Sementara di bagian lain, jajaran Mapolres Limapuluh Kota pada Senin (29/9) di aula Mapolres, mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Operasi Ketupat 2013. Rapat dipimpin Kapolres AKBP Cucuk Trihono, yang dihadiri seluruh kepala kesatuan Polres Limapuluh Kota, Dinas Perhubungan Limapuluh Kota, DPRD, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Muspida setempat lainnya. Dalam Rakor itu Kapolres mengungkapkan, seluruh Kesatuan

dan Polsek yang ada di wilayah hukum Polres Limapuluh Kota, juga pihak terkait diharapkan mampu bersinergi dalam Operasi Ketupat 2013. "Kita tingkatkan pengamanan dan pelayanan bagi pemudik," ujarnya. Polres Limapuluh Kota menyediakan beberapa pos pengamanan dan pengamatan di titik rawan kemacetan. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Limapuluh Kota, Rasdison kepada Sinamar mengatakan bahwa sekaitan dengan rencana membuka Jalan Layang Kelok 9, pihaknya masih menunggu informasi dari propinsi, hingga saat ini belum dapat konfirmasi dari dinas propinsi terkait dengan itu. Namun berdasarkan pengalaman tahun lalu jalan layang tersebut dibuka pada H7 dan H+7 Lebaran. Menurut Rasdison, lonjakan pemudik diperkirakan mulai Senin (2/ 8) sampai tujuh hari setelah lebaran nanti. Untuk pengamanan jalur mudik tiga pos pengamanan di titik yang dinilai cukup rawan dengan menempatkan tim gabungan. "Pemkab Limapuluh Kota, melalui Dinas Perhubungan, menghimbau kepada pemudik agar tidak menggunakan sepeda motor untuk jarak jauh, karena sepeda motor kendaraan untuk jarak dekat," ujarnya. Di bagian lain, hasil pantauan Sabtu (27/7), Jembatan II Jalan Layang Kelok 9 di Kecamatan Harau, sejak beberapa hari belakangan tampak sudah mulai dimanfaatkan. Kendati masih dalam tahap pekerjaan fisik, tapi jembatan yang terletak di bagian bawah Jembatan I sudah dimanfaatkan para pemakai jalan. Terlihat sejumlah kendaraan sudah tampak bebas

melewati jembatan itu, kendati di beberapa titik dari jembatan tersebut masih tampak sejumlah pekerja sedang bekerja. Baik yang datang dari arah Padang menuju Pekanbaru, maupun sebaliknya, diberi keleluasaan untuk melewati jembatan layang itu. " Benar-benar asyik," kata Jilano,

41, seorang pemakai jalan. Dikatakan, selain terbebas dari kemacetan karena ruas jalan sebelumnya tergolong sempit, berlubang, dan bergelombang; melewati jembatan tersebut juga disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah. "Saya kepingin lagi ke sini," kata Jilano yang mengaku dari Rengat, Kabupaten Inhu (Indragiri Hulu) itu.(hendri gunawan)

BANTUAN – Wakil Bupati Asyirwan Yunus menyerahkan bantuan pangan berupa supermi, roti kaleng dan minuman pada petugas Pos Pelayanan Lebaran 2013 Polres Limapuluh Kota di Kelok-9 ketika meninjau pos tersebut, Senin (5/8) lalu. (f/mad)


6

Sinamar

Politika

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

 Silaturahmi Bupati-KPU

Belum Ada Caleg dari Wali Nagari Sampaikan Surat Pemberhentiannya “Sesuai keterangan KPU, para Caleg dari wali nagari belum ada yang menyampaikan surat pemberhentiannya. Karena menurut KPU surat itu harus masuk sampai tanggal 1 Agustus, tentunya ini perlu diberitahukan kepada seluruh caleg bersangkutan.” BUPATI Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo mengharapkan Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Limapuluh Kota terlaksana dengan aman, tertib dan lancar. Yang tidak kalah pemtingnya lagi, menurut Bupati, diharapkan seluruh masyarakat menggunakan hak pilihnya. “Kita berharap penyelenggaraan Pemilu 2014 di daerah ini berjalan suksesnya. Untuk itu, kita akan bekerjasama dan senantiasa koordinasi dengan KPU,” ungkap Alis dalam acara silaturahmi dan koordinasi dengan komisioner KPU kabupaten setempat di ruang rapat Bupati, belum lama ini. Agar semua warga mendapatkan hak pilihnya, Alis memerintahkan Badan Kesbang dan Politik segera membuat edaran ke tengah masyarakat untuk melihat pengumuman Daftar Pemilih Sementara (DPS). Bagi warga yang belum terdaftar dihimbau untuk segera melaporkannya kepada pihak

Komisioner KPU Kabupaten Lima Puluh Kota berfoto bersama Bupati Alis Marajo dan sejumlah kepala SKPD terkait usai bersilaturahmi dan berkoordinasi di ruang rapat Bupati, belum lama ini. (gun)

terkait.

Menyoal persyaratan wali nagari yang menjadi caleg (calon anggota legislatif), Bupati Alis Marajo mengingatkan agar para mantan wali nagari itu segera menyampaikan surat pembertiannya kepada KPU. Sebab, surat pemberhentian wali nagari tersebut sudah harus diterima KPU paling lambat 1 Agustus mendatang. “Sesuai keterangan KPU, para Caleg dari wali nagari belum

Komisioner KPU Kabupaten Lima Puluh Kota bersilaturahmi sekaligus berkoordinasi dengan Bupati Alis Marajo di ruang rapat Bupati, belum lama ini. (gun)

ada yang menyampaikan surat pemberhentiannya. Karena menurut KPU surat itu harus masuk sampai tanggal 1 Agustus, tentunya ini perlu diberitahukan kepada seluruh caleg bersangkutan,” tutur Alis. Sedangkan bagi calon lainnya yang terlibat kegiatan pemerintah seperti BKM, kredit mikro, PNPM dan lainnya, dihimbau untuk segera mundur. Sebab ini dikhawatirkan bisa menjadi masalah dalam pemeriksaan BPK. Sebelumnya Ketua KPU Kabupaten Limapuluh Kota Ismet Aljannata dalam paparannya juga mengharapkan kerjasama yang baik dengan Pemkab Limapuluh Kota demi suksesnya Pemilu legislatif 2014. Dikatakan, saat ini KPU tengah melakukan penyusunan perbaikan Daftar Calon Sementara (DCS) untuk menjadi Daftar Calon Tetap (DCT) hingga tanggal 22 Agustus depan. Begitu pula DPS, juga masih dalam proses perbaikan dan hasil perbaikannya akan diumumkan tanggal 16 Agustus. Jumlah DPS tersebut sebanyak 273.394 orang dan caleg mencapai 400 orang lebih. Menurut Ismet, untuk suksesnya pelaksanaan Pemilu mendatang ia benar-benar berharap kerjasama yang baik dengan Pemkab Limapuluh Kota. Termasuk untuk penambahan pegawai pada sekretariat KPU yang kini hanya berjumlah 16 orang PNS dan 6

orang outsorcing.”Dengan pegawai sebanyak itu, kita khawatir akan kelabakan terlebih di saat sibuk. Untuk itu kami mengharapkan adanya tambahan pegawai,” kata Ismet. Selain mengunakan hak pilih sebagai salah satu hak bagi warga negara yang telah memenuhi syarat untuk itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya lagi adalah menggunakan hak pilih secara benar, yang diharapkan akan menghasilkan berupa wakil rakyat yang berkualitas di lembaga-lembaga legislatif. Hal senada juga senantiasa diingatkan Wakil Bupati Limapuluh Kota. Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si.Dalam beberapa kesempatan, Wabup Asyirwan mengajak masyarakat agar benar-benar mengenal calon legislatif yang akan mewakili mereka di parlemen. “Kita tentunya bisa melihat dengan jelas, siapa yang menu-rut kita paling pantas mewakili dan berfikir untuk kepentingan masyarakatnya. Sebenarnya untuk bisa duduk sebagai wakil rakyat di dewan, tidak perlu harus mengeluarkan uang banyak,” ucap Wabup. Mengingat tahun ini adalah tahun politik, wabup juga mengingatkan agar masyarakat jangan bersikap fanatisme berlebihan yang dapat mengundang perpecahan di tengah masyarakat.(gun)


Infrastruktur 7 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

 Bupati Alis Marajo:

Hanya 10 Persen Jalan yang Tertangani “Kita sengaja datang ke tengah masyarakat tak hanya sekedar bersilaturahmi, namun juga untuk menampung aspirasi masyarakat sekaligus mengetahui di mana kelalaian dan kekurangan pemerintah selama ini.” INILAH salah satu persoalan klasik yang dihadapi oleh Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu keterbatasan anggaran di APBD pada setiap tahun anggaran, yang membuat hampir semua program kegiatan tidak bisa dilakukan secara maksimal. Termasuk juga dalam bidang pembangunan

Bupati Alis Marajo saat di Koto Tangah.(f-humas) SEBELUMNYA, dalam kesempatan dan tempat berbeda, Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. juga menerangkan hal yang sama. Senada dengan Bupati Alis Marajo, menurut Asyirwan, terkait dengan pembangunan infra-struk-tur jalan, salah satu kelemahan mendasar daerah ini adalah keterbatasan dana di APBD tiap tahun anggaran untuk menangani persoalan tersebut. Wabup Asyirwan lalu merujuk APBD Limapuluh Kota posisi tahun terahir yang hanya Rp800 miliar. Masalahnya, sebut Wabup, dari yang Rp800 miliar itu, yang hanya bisa diman-faatkan sekitar Rp240 juta saja. “Nah, coba bayangkan, bisa apa yang kita lakukan untuk menangani persoalan di bidang infrastruktur dengan ketersediaan anggaran sebesar itu?’ katanya. Padahal di bidang infrastruktur jalan, menurut Wabup Asyirwan, Kabupaten Limapuluh Kota memiliki jalan ribuan kilometer. “Jika dibanguan keseluruhanya akan membutuhkan anggaran triliunan rupiah,” kata Asyirwan. “Sehingga perlu bersabar dan tidak boleh pesimistis dengan upaya pem-ba-ngunan yang bisa dilakukan dengan semangat kebersamaan,” jelasnya Wabup mengatakan bahwa Pemkab Limapuluh Kota terus melakukan berbagai

infrastruktur dari jenis jalan. Menurut Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo, ari sekitar 1.225 km panjang jalan yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota saat ini, baru sekira 10 persen saja yang tertangani oleh pemerintah daerah. Sebuah capaian yang tergolong rendah, memang. “Ini terjadi karena minimnya ketersediaan anggaran daerah,” kata Bupati Alis menjelaskan penyebabnya. Usai berbuka puasa bersama di Mushala Nurul Huda Jorong Koto Tangah, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Bukik Barisan, Sabtu (26/7), Bupati Alis Marajo berharap masyarakat memahami kondisi pemerintah daerah, yang antara lain dihadapkan dengan keterbatasan dalam pembangunan dan perawatan jalan. “Padahal kita tahu masyarakat sangat

membutuhkannya,” ujar Alis. Tidak dipungkiri, selama ini pemerintah senantiasa melakukan musyawarah pembangunan mulai dari tingkat nagari hingga kabupaten. Namun terkadang realisasinya bukan yang diusulkan. Hal ini perlu dijelaskan kepada masyarakat agar mereka mengetahui apa penyebabnya sehingga masyarakat tidak berprasangka. “Kita sengaja datang ke tengah masyarakat tak hanya sekedar bersilaturahmi, namun juga untuk menampung aspirasi masyarakat sekaligus mengetahui di mana kelalaian dan kekurangan pemerintah selama ini. Tak kalah pentingnya juga buat menjelaskan kepada masyarakat tentang apa kendala pemerintah dalam mewujudkan harapan pembangunan,” papar Alis. “Kita juga menghimbau masyarakat agar jangan sampai apatis,” ungkapnya. hendri gunawan

Mohon Bersabar Tunggu Terealisasinya Aspirasi

kegiatan pembangunan yang telah diprogramkan, dimaksudkan untuk memacu ketertinggalan daerah dan mempercepat upaya-upaya mensejahterakan masyarakat. “Diakui saat ini memang banyak yang perlu diperbaiki, terutama infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi masih menjadi prioritas,” kata Wabup Asyirwan ketika mengadakan safari Ramadhan ke Nagari Koto Tangah, Kecamatan Bukik Barisan, belum lama ini. Tim diterima di Masjid As Sakinah, yang disambut pengurus masjid Wan Muchtar Dt. Muncak, tokoh masyarakat beserta Wali Nagari Koto Tangah, Zul Erfan. Jadi, tambah Wabup Asyirwan, diharapkan kepada masyarakat Limapuluh Kota untuk bersabar karena dengan keterbatasan dana. “Butuh kesabaran dalam menyalurkan aspirasi, dan juga kebutuhan akan perbaikan dan peningkatan jalan-jalan kabupaten dan ruas jalan lingkungan lebih baik serta lancar menjadi masalah yang besar pada saat ini,” imbuh Wabup kata Asyirwan Yunus. Sementara Kepala Dinas PU (Pekerjaan Umum) Kabupaten Limapuluh Kota Ir. Edward mengatakan, masalah jalan dan jembatan dari Nagari Suliki sampai Nagari Banja Laweh sekarang sedang tahap diperbaiki, yang diharapkan Desember mendatang akan bisa diselesaikan pekerjaan fisiknya.

“Jadi di harapkan kepada masyarakat untuk bersabar,” pungkas Edward. Di kesempatan lain, bertempat di aula Kantor Kementerian Agama Limapuluh Kota, diselengarakan buka puasa bersama yang dihadiri Wabup Asyirwan, pejabat struktural dan fungsional di lingkungan kerja Kemenag Limapuluh Kota, pensiunan PNS (pegawai negeri sipil) dan undangan lainya. Drs. H. Gusman Pilinag MM, Kakan Kemenag Limapuluh Kota, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan momentum strategis bagi keluarga besar Kemenag Limapuluh Kota dalam merajuk hubungan silaturahmi di antara kita semua, karena semua yang hadir berbaur tanpa melihat status kepegawaian dalam kenikmatan berbuka puasa yang tidak dapat kita lukiskan dengan kata-kata. Gusman juga menjelaskan, ,kegiatan buka bersama ini bukanlah kegiatan rutin yang kita kerjakan setiap tahunya, jauh dari itu kegiatan buka bersama ini adalah simbol kekeluargaan yang telah mendarah dangin di lembaga yang kita cintai ini. “Mudahmudahan melalui kegiatan startegis ini dapat membawa perubahan bagi pribadi dan etos kerja lembaga kita,” kata Gusman. Sementara Wabup

Asyirwan dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga serta rasa cinta atas kiprah Kemenag dalam satu dekade terakhir. “Sebagai wakil kepala daerah, saya merasakan banyak bantuan dari keluarga besar Kemanag dalam merealisasikan Visi dan Misi pemerintah daerah,” katanya. Oleh sebab itu, menurut Wabup, besar harapan agar ke depannya sinergisitas yang telah terbangungselama ini dapat kita tingkatkan dan kita jaga bersama dalam menjawab tantangan pembangaun luak nan bungsu ini. Lebih dalam Wakil bupati yang juga Presidium KAHMI Kabupaten Limapuluh Kota ini berharap, mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan tarbiyah dalam membentuk pribadi yang taqwa. “Saya menyakini pribadi-pribadi taqwa yang lahir dari latihan di bulan puasa ini akan menjadi bagian terpenting sebagai Sumber Daya Manusia yang handal dalam melanjutkan pembanguan bangsa ini,” pungkas Putera Pangkalan itu. Tampak hadir pada acara buka bersama tersebut, antara lain para pejabat eselon IV didampingi istri, para kepala KUA (kantor urusan agama), para kepala madrasah dan KAUR TU baik negeri maupun swasta, penghulu, penyuluh dan pegawai fungsional umum di lingkungan Kemenag Kabupaten Limapuluh Kota. (ogi)


8 Sorot Perhatian Negara terhadap Panti Asuhan Masih Kurang "Panti asuhan adalah wujud kepedulian masyarakat kepada masa depan bangsa dan negara. Ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat Sumatera Barat sangat peduli dengan masa depan Indonesia." MUHAMMAD Rahmad menilai, panti asuhan memiliki peran yang sangat penting serta andil yang sangat besar dalam upaya ikut membangun SDM (sumber daya manusia) Indonesia yang berkualitas. "Tanpa panti asuhan, jutaan anak Indonesia atau ribuan anak di Sumatera Barat akan putus sekolah," kata Rahmad. Rahmad mengatakan hal itu dalam acara buka puasa bersama anak-anak yatim dan terlantar di Panti Asuhan Bustanul Ulum Situjuah Banda Dalam, Kecamatan Sitjuah Limo Nagari, bersama Keluarga Besar KAHMI KabupatenLimapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, Sabtu (27/7). "Jika putus sekolah, masa depan sulit diukir. Mereka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan masa depan, masa depan Indonesia dan masa depan Sumbar," tambahnya. "Karena itu, kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada panti asuhan," ungkap Rahmad. Tapi seperti kendala umum yang dihadapi panti asuhan lainnya, Panti Asuhan Bustanul Ulum juga menghadapi masalah pendanaan. Perhatian negara kepada panti asuhan masih sangat kurang. Pengurus panti kesulitan dalam mencukupi kebutuhan dasar untuk

anak-anak sekolah seperti buku-buku, baju sekolah, dan honor guru. Masyarakat sudah sangat membantu, tapi bantuan negara kepada panti belum dirasakan. Lebih lanjut ia menegaskan, keuangan pemda kabupaten dan propinsi juga masih sangat terbatas dan jelas belum mampu membina seluruh panti yang ada di Sumbar. Tapi keuangan negara yang dimiliki oleh kementerian-kementerian terkait di Jakarta, sangat cukup untuk membina keberadaan panti asuhan. "Panti asuhan adalah wujud kepedulian masyarakat kepada masa depan bangsa dan negara. Ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat Sumatera Barat sangat peduli dengan masa depan Indonesia. Kepedulian masyarakat Sumbar itu tidak hanya ditunjukkan sekarang, tapi telah ditunjukkan sejak masa perjuangan dahulu. Mulai dari Tuanku Imam Bonjol, Bung Hatta, Agus Salim, Sutan Syahrir, Moh. Yamin dan lain-lain," ungkapnya. Dijelaskan, Sumbar memiliki saham yang sangat besar dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanpa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumbar misalnya, NKRI tidak akan pernah berdiri. Dan masyarakat Sumbar, khususnya masyarakat Situjuah adalah pelaku sejarah PDRI. "Kepedulian masyarakat Situjuah kepada Indonesia tidak hanya dibuktikan saat PDRI, tapi kepedulian itu terus sampai sekarang," tegas Tokoh Muda Sumbar yang sebelumnya menjadi penulis pidato Presiden SBY ini. Hadir pula dalam acara tersebut Pemkab Limapuluh Kota dan tokoh-

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

tokoh masyarakat, ninik-mamak, alim ulama se-Kecamatan Situjuah Limo Nagari. Di sisi lain, Panti Asuhan Bustanul Ulum adalah salah satu panti asuhan dari ratusan panti asuhan di Sumatera Barat. Panti Asuhan ini didirikan pada 1995 oleh Drs Makmur (alm) bersama tokoh-tokoh masyarakat Nagari Situjuah Banda Dalam Kab. Limapuluh Kota, karena prihatin melihat makin banyaknya jumlah anak terlantar dan anak yatim yang putus sekolah. Saat ini, Panti Asuhan Bustanul Ulum membina sebanyak 25 anak yatim dan anak terlantar yang berasal dari Padang, Solok, Tanah Datar, Agam, Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota sendiri. Pendidikan yang dilaksanakan di panti ini disamping pendidikan sekolah,

juga pendidikan agama. Dalam acara buka bersama tersebut, Muhammad Rahmad menghimbau pemerintah pusat agar pembinaan kepada panti asuhan masuk ke dalam program prioritas utama nasional. Menurutnya, pemerintah pusat belum berhasil dalam pembangunan nasional jika pembinaan panti asuhan hanya diserahkan kepada pemerintah propinsi atau kabupaten/kota yang kemampuan keuangan sangat terbatas. "Pemerintah pusat tidak arif dan bijak jika pembinaan panti asuhan hanya diserahkan pula kepada swadaya masyarakat. Panti asuhan adalah partner pemerintah dalam mengatasi jumlah anak terlantar dan putus sekolah," ungkap salah satu calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI) pada Pemilu 2014 mendatang.(bayu)

Muhammad Rahmad

Lingkungan Hidup

Kondisi Hutan Makin Mencemaskan REALITAS ini agaknya perlu menjadi perhatian semua pihak, yaitu tingkat kerusakan hutan alam di Kabupaten Limapuluh Kota sudah sampai pada titik mencemaskan. Repotnya, aksi pembalakan liar (illegal logging) yag diduga menjadi biang penyebabnya,

sejauh ini belum juga tertangani secara komprehensif. Jajaran Dishut (Dinas Kehutanan) Kabupaten Limapuluh Kota malah menyatakan, hingga akhir 2012 hutan Limapuluh Kota dalam kondisi kritis dan belum pernah dilakukan penanganan. Tak

hanya Dinas Kehutanan, berdasarkan laporan banyak masyarakat, sudah tidak sedikit yang mengaku kerap menyaksikan aksi perambahan hutan utamanya di daerah pinggiran Kecamatan. Seperti di dua kecamatan yang sebagian wilayahnya memiliki kawasan hutan, yakni Kecamatan Harau serta Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Ironisnya, kendati banyak dilaporkan warga yang mengatahui aksi ilegal ini, upaya pencegahan atau penanggulangan terkait pembabatan hutan oleh dinas terkait dinilai masih belum maksimal. "Jelas, kita prihatin dengan aksi pembabatan hutan di Kecamatan Harau ini. Seperti di Kawasan Landai, Ulu Aia. Sampai kini, aksi penebangan masih banyak terjadi di kawasan itu. Pelakunya yang kita ketahui, kebanyakan oknum warga," sebut beberapa warga Ulu Aia yang meminta namanya tak dituliskan. Menurut warga, begitu ditebangi, para pelaku biasanya

langsung mengolah kayu di lokasi, hingga mengangkut kayu-kayu hutan itu ke luar menggunakan truk. Aktivitas liar ini, disebut-sebut kerap terpantau masyarakat setempat. Biasanya, pendistribusian kayu dilakukan selepas Maghrib. "Kayu-kayu yang berisikan 5 sampai 6 kubik/truk itu, dijual ke sejumlah sawmill di Kota Payakumbuh, serta dibeli penadah asal kota serta kabupaten lain di Sumbar dan Riau. Tentunya dengan harga tinggi," tambah warga. Tak hanya warga di Ulu Aia, aksi serupa juga kerap dilaporkan masyarakat, warga Kenagarian di Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Hal ini bahkan diakui Kapolsek Pangkalan Iptu Ricky Pranata Vifaldi kepada Sinamar. Menurut perwira muda ini berbagai laporan terkait aksi dugaan pembabatan hutan ke Polsek, sudah langsung ditanggapi anggotanya. "Buktinya, kurun dua bulan ini (April-Mei 2013), kita sudah berhasil melakukan dua kali penangkapan terkait aksi ini," tutur Kapolsek.(aking)


9

Sinamar

Pendidikan

"Kalau masyarakat secara bersama-sama mau menyediakan lahan, kami dari pemerintah berusaha mewujudkan impian masyarakat untuk mendirikan SMA ini. Yang terpenting, ada lahannya serta dukungan penuh dari masyarakat." Masyarakat yang berada di nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, sangat membutuhkan Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk itu mereka meminta kepada pasangan Bupati Alis Marajo-

Drs.H.Asyirwan Yunus,M.Si

AsyirwanYunus untuk mendirikan sebuah gedung SMA di daerah yang dikenal dengan seribu menhir itu. Halitudikemukakanmasyarakatnagari Maek, ketika Pasangan Bupati AlismarajoAsyirwanYunusmengunjungidaerahtersebut secaramendadak,Sabtu(27/8)malamlalu. Saking begitu pentingnya keberadaan SMAN di Maek, Kecamatan Bukik Barisan, seorang warga di sana mengilustrasikan bahwa bila anaknya menjejak bangku sekolah menengah atas itu, sama halnya harus rela melepas si anak untuk pergi merantau. "Bahkan bisa berbulan-bulan kita tidak bertemu dengan si anak," katanya. Bisa dimaklumi, memang, karena jarak nagari itu ke lokasi SMA terdekat lumayan jauh, ditambah kondisi infrastruktur di beberapa tempat belum sebagaimana yang diharapkan. Makanya, menurut warga yang lain, bila ada anaknya yang harus masuk SMA, berarti si orangtua harus menyediakan biaya ekstra: ya untuk biaya pendidikan anak, juga biaya untuk bermukim di lokasi pemukiman baru. Kondisi demikian tentu saja menimbulkan implikasi yang tidak ringan, terutama dalam soal pembiayaan. Syukursyukur kalau orangtua si anak berasal dari kalangan keluarga yang mampu. Cerita akan menjadi lain kalau orangtua si anak memiiki kemampuan ekonomi yang sangat terbatas. "Bisa-bisa terancam kelanjutan pendidikannya," kata si w a r g a , yang diamini warga Maek

Mungka Juga Berharap SMTA "Sekarang belum ada satupun SMA atau SMK yang berdiri di kecamatan Mungka ini. Umumnya, anak lulusan SMP disini, harus ke daerah lain untuk bersekolah, bahkan dengan jarak tempuh yang lumayan jauh seperti di Kecamatan Guguak, Suliki dan Payakumbuh."

Desri, S.Pd, M.Pd

UPAYA memacu kualitas SDM (sumber daya manusia) di Kabupaten Limapuluh Kota melalui lembaga pendidikan formal dihadapkan dengan sejumlah keterbatasan. Antara lain, kurangnya lembaga pendidikan tingkat SMTA yang memaksa anak murid mengeluarkan cost yang lebih tinggi untuk dapat bersekolah di jenjang pendidikan tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota Desri S.Pd. M.Pd. mengakui realitas tersebut. Dikatakan Desri, sejumlah kecamatan di daerah ini mendesak didirikan lembaga pendidikan SMTA, baik karena pertimbangan geografis maupun karena banyaknya lulusan SMTP di kecamatan itu yang tiap tahun melanjutkan ke SMTA. "Jawaban terhadap masalah itu mungkin hanya bisa dilakukan bertahap," ungkap Desri. Lihatlah di Kecamatan

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

tambahwargalainnya. "Dahulu pernah Makanya, dijanjikan untuk masyarakat setempat mendirikan SMA, tapi s a n g a t sampai sekarang belum mengharapkan juga terealisasi. Selama kepada pasangan anak-anak kami terpaksa Bupati Alis Marajo sekolah keluar dari nagari dengan Wakil Bupati Maek ini dengan jarak Asyirwan Yunus yang begitu jauh," ujar Eri, untuk mendirikan warga nagari Maek ketika sebuah SMA di menyampaikan aspirasi daerah yang dikenal kepada Bupati Limapuluh dengan seribu menhir Kota Alismarajo. itu. Hal itu Masyarakat juga dikemukakan mengakui, selama ini, tak masyarakat Nagari ada satupun SMA di nagari Maek ketika Bupati Maek. Untuk, masyarakat Alis Marajo bersama setempat meminta kepada wakilnya Asyirwan pasangan AlismarajoYunus mengunjungi daerah tersebut dr.Alis Marajo Dt.Sori Marajo AsyirwanYunusmendirikan satu SMA, agar anak-anak mereka bisa secara mendadak, belum lama ini. "Dahulu pernah dijanjikan untuk melanjutkan sekolah dikampung sendiri. "Kalau ada sekolah SMA disini, mendirikan SMA di sini, tapi sampai sekarang belum juga terealisasi," ujar Eri, pasti anak-anak kami tidak perlu pergi saah seorang warga Nagari Maek, ketika menempuh jarak yang begitu jauh untuk menyampaikan aspirasi kepada Bupati menuntut ilmu. Bahkan, karena tidak ada Limapuluh Kota Alis Marajo. Selama ini SMA dan perekonomian juga rendah, anak-anak kami terpaksa sekolah keluar terpaksa anak-anak kami yang tidak dari nagari Maek ini dengan jarak yang melanjutkan sekolahnya, hanya bisa begitu jauh," tambah Eri dalam sesi dialog menamatkan sampai SMP saja," tambah wargalainnya. dengan kedua pimpinan daerah itu. Bupati Alismarajo juga terharu Masyarakat juga mengakui, selama ini tak ada satupun SMA di nagari keluhan serta aspirasi yang disampaikan Maek. Untuk, masyarakat setempat masyarakat, terutama tentang pendidikan meminta kepada pasangan Alismarajo- ini. Ia pun akan berupaya semaksimal Asyirwan Yunus mendirikan satu SMA, mungkin, bakal mewujudkan impian agar anak-anak mereka bisa melanjutkan masyarakat di negeri seribu menhir tersebut. "Kalau masyarakat secara bersama-sama sekolah dikampung sendiri. "KalauadasekolahSMAdisini,pasti mau menyediakan lahan, kami dari anak-anak kami tidak perlu pergi menempuh pemerintah berusaha mewujudkan impian jarak yang begitu jauh untuk menuntut ilmu. masyarakat untuk mendirikan SMA ini. Bahkan, karena tidak ada SMA dan Yang terpenting, ada lahannya serta perekonomian juga rendah, terpaksa anak- dukungan penuh dari masyarakat,"ujar anakkamiyangtidakmelanjutkansekolahnya, pasangan Bupati Limapuluh Kota hanya bisa menamatkan sampai SMP saja," Aslimarajo-Asyirwan Yunus. (dde) lainnya.

Mungka, satu misal, sejumlah masyarakat setempat mengaku sangat mengharapkan adanya satu SMTA (sekolah menengah tingkat) atas di kawasan yang dikenal penghasil telur ayam ras itu. Selama ini, di Kecamatan Mungka belum ada satupun sekolah menengah atas ataupun sekolah kejuruan yang nantinya dapat meningkatkan dunia pendidikan. "Sekarang belum ada satupun SMA atau SMK yang berdiri di kecamatan Mungka ini. Umumnya, anak lulusan SMP disini, harus ke daerah lain untuk bersekolah, bahkan dengan jarak tempuh yang lumayan jauh seperti di Kecamatan Guguak, Suliki dan Payakumbuh," tutur Ret Fianda, tokoh masyarakat Mungka sekaligus kepala UPTP Mungka. "Masyarakat sangat mengharapkan berdirinya satu SMA ataupun SMK. Hal itu didukung dengan adanya 3 SMP dikecaamatan tersebut seperti SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 3 Mungka," ujarnya. Dikatakan, seluruh lulusan siswa dari 3 sekolah menengah pertama,

harus pergi ke daerah lain untuk melanjutkan pendidikan. "Apabila disini ada SMA, pasti dapat menimbulkan dampak positif, seperti beban orang tua mereka dapat terbantu," katanya. Desri, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, mengaku sangat mendukung berdirinya SMA di Kecamatan Mungka. Oleh karena itu, ia berharap adanya partisipasi masyarakat setempat untuk terwujudnya sekolah menengah atas dikawasan tersebut. Terutama masyarakat harus berpartisipasi dalam penyediaan lahan. Katanya, selama ini untuk pembangunan sekolah di kecamatan itu sangat terkendala dengan tidak adanya lahan yang bisa dijadikan untuk pembanguna sekolah. "Partisipasi masyarakat sangat diharapkan. Selama ini, kita sangat terkendala ketersediaan lahan, apabila sudah ada lahan masyarakat yang siap diserahkan ke pemerintah, kita siap merealisasikan SMA atau SMK di kecamatan Mungka," ungkapnya.(dde)


Gema Ramadhan 10 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

 Safari Ramadhan Gubernur Sumbar:

Perkokoh Keimanan dalam Hadapi Tantangan Zaman “Pekerjaan yang dilandasi ketaqwaan akan menjadi terasa mudah dan menuai hasil yang lebih baik.Ketaqwaan membuat kita lebih sabar dalam menjalani hidup dan setiap pekerjaan akan membuahkan hasil yang baik.”

D

ALAM menghadapi tantangan zaman yang makin berat, seiring dengan kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) di berbagai sisi kehidupan, apa yang harus dilakukan agar setiap anggota masyarakat tidak Irwan Prayitno

terseret oleh berbagai perbuatan yang mungkin saja bertententan dengan nilainilai yang dianut selam ini? Dalam pandangan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, salah satu langkah strategis dalam menghadapi kondisi demikian adalah dengan memperkokoh keimanan dan ketaqwaan. Setiap, menurut Gubernur Irwan, pekerjaan yang dilandasi ketaqwaan akan menjadi terasa mudah dan menuai hasil yang lebih baik.”Ketaqwaan membuat kita lebih sabar dalam menjalani hidup dan setiap pekerjaan akan membuahkan hasil yang baik,” katanya. Gubenur Irwan mengatakan hal tersebut ketika memberi ceramah dalam rangkaian perjalanan safari Ramadhan 1434 H di Masjid Baabunnurul Simalanggang Koto Tangah, Kecamatan Payakumbuh,

Kamis (25/7). Dalam kesempatan yang sma, Gubernur Irwan Prayitno sekaligus membuka secara resmi kegiatan pesantren Ramadhan di lingkungan masjid tersebut. Dalam kesempatan itu, terkait permintaan masyarakat agar Pemerintah Provinsi Sumbar membantu Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di masjid tersebut, Irwan mendelegasikannya kepada Biro Bina Sosial untuk diakomodir dalam APBD. Masyarakat melalui pengurus diminta untuk mengajukan proposal sebagai persyaratan untuk mengakomodirnya dalam penyusunan anggaran. Sementara untuk kepentingan fisik masjid, Irwan menyerahkan bantuan uang sebesar Rp10 juta bersumber dari APBD ditambah 42 buah Al-Qur’an dan 28 AlQur’an Tafsir.(mds)

 Pengukuhan Pengurus PWRI

Yang Diharapkan Pengabdian dan Pengorbanan yang Ikhlas

M

EMASUKI usianya yang ke 51tahun, organisasi PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) sudah saatnya untuk melakukan suatu evaluasi. Terutama dalam memperkuat solidaritas dan soliditas yang lebih besar. Apalagi PWRI merupakan organisasi kemasyarakatan khusus, yang keanggotaannya orang tertentu dan merupakan wadah tunggal dari para pensiunanPNS (pegawai negeri sipil), pejabat negara, pensiunan BUMN/D, perangkat desa. Hal itu dikatakanPengurus Besar PWRI Pengurus Daerah PWRI Provinsi Sumatera Barat Drs.H.Rusdi Lubis,M.Sisaat mengukuhkan kepengurusan PWRI Kabupaten Lima Puluh Kota periode 2013-2018 di pendopo rumah dinas Bupati di Payakumbuh, Rabu(24/7). Dikatakan, dengan visi Terwujudnya Organisasi Skala Nasional yang Kuat dan Mandiri sebagai Wadah Tunggal bagi Seluruh Wredatama, serta meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarga, organisasi ini diharapkan bisa lebih banyak berbuat ke depan, baik untuk kepentingan organisasi, daerah dan juga masyarakat. Untuk mewujudkan visi organisasi PWRI tersebut, mantan pamong senior Provinsi Sumatera Barat itu memintapara pengurus terpilih lebih meningkatkan kinerjanya. Ia menyadari bahwa menjadi pengurus organisai ini tidak menjanjikan keuntungan materil, melainkan hanya pengabdian dan pengorbanan yang ikhlas.. Pengurus PWRI Lima Puluh Kota

periode 2013-2018 yang dikukuhkan itu, memiliki susunan sebagai berikut, Pembina Bupati Lima Puluh Kota, Wakil Pembina Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Penasehat dr.Alis Marajo Dt. Sori Marajo, Saidan Dt.Rajo Sulaeman,BA dan H.Dasril Rasyid,SH. Pengurus harian, yaitu Ketua H.Dartius Dt.Kuniang Pengulu Mudo, Wakil Ketua I Drs.H.Safrul, Wakil Ketua II H.Djarimis Dt.Mangkuto Marajo, Wakil Ketua III Hj.Kasni Nurni, Sekretaris Azwin,S.Sos, Wakil Sekretaris Musdar Darwis,BA Dt.Pangulu Kayo, Bendahara H.ZA Dt.Tun Patiah dan Wakil Bendahara Safni,B. Ketua Bidang Usaha H.Khairul,SH, Bidang Sosial Syarial Yusuf,SE, Bidang Kertawredatama Hj.Zulbaidah.

Pembacaan sumpah/janji pengurus KWRI Kabupaten Limapuluh Kota.(f/her) Dalam kesempatan itu Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo berharap PWRI ke depan lebih maksimal lagi melaksanakan program dan kegiatan organisasi ini dalam upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan membantu pemerintah dalm mensejahterakan masyarakat. (her)

Susunan Pengurus PWRI Lima Puluh KotaPeriode 2013-2018 Pembina

: Bupati Lima Puluh Kota Wakil Pembina : Wakil Bupati Lima Puluh Kota Penasehat : dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo - Saidan Dt.Rajo Sulaeman,BA - H.Dasril Rasyid,SH. Pengurus Harian: Ketua

Pelantikan pengurus KWRI Limapuluh Kota.(f-humas)

: H.Dartius Dt.Kuniang Pengulu Mudo Wakil Ketua I : Drs.H.Safrul Wakil Ketua II : H.Djarimis Dt.Mangkuto Marajo Wakil Ketua III : Hj.Kasni Nurni Sekretaris : Azwin S.Sos Wakil Sekretaris : Musdar Darwis,BA Dt.Pangulu Kayo Bendahara : H.ZA Dt.Tun Patiah Wakil Bendahara : Safni B. Kabid Usaha : H.Khairul SH Kabid : Syarial Yusuf,SE, Kabid Kertawredatama: Hj. Zulbaidah


Muhibah 11 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

 Muhibah ke Kawasan Timur:

Sudah Mau Lebaran, Bupati Masih Sambangi Masyarakat

Survey rencana pembangunan jalan lingkung, ketika melakukan safari Ramadhan di Pangkalan.(f/mad)

Tradisi mengunjungi masyarakat secara mendadak sudah biasa dilakukan Bupati Alis Marajo tiap mendatangi masyarakatnya, dimaksudkan agar masyarakat tak sampai repot melakukan persiapan yang berlebihan. MAU melihat keharmonisan hubungan antara bupati dengan wakilnya? Datanglah ke Kabupaten Limapuluh Kota di Provinsi Sumatera Barat. Di saat banyak antara kepala daerah dengan wakilnya terlibat perseteruan, di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Riau itu hubungan antara bupati dengan wakilnya malah terkesan bertambah “mesra.” Setelah secara bersama turun dalam tim Safari Ramadhan Kabupaten Limapuluh Kota ke Kenagarian Maek, Kecamatan Bukik Barisan, belum lama ini; dari Sabtu sampai Senin (3-5//8) lalu Bupati Limapuluh Kota dr. Alis Marajo Dt. Sori Marajo dengan Wakil Bupati Drs. H. Asyirwan Yunus M.Si. melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru. Kunjungan ke sejumlah kenagarian di kawasan bagian timur Kabupaten Limapuluh Kota itu justru dilakukan hanya terpaut beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1434 H. “Untuk yang namanya perjalanan mengunjungi masyarakat, saya melihat Pak Bupati tak berpantang apapun untuk melakukannya,” komentar seorang pejabat di lingkup Pemkab Limapuluh Kota. “Beliau itu tergolong amuah,” tambahnya. Merujuk jadwal, pada Sabtu (3/ 8) Bupati dan Wakil Bupati mendatangi Kenagarian Lubuk Alai di Kecamatan Kapur IX, dan selanjutnya pada Minggu (4/8) mendatangi Sialang, masih di kecamatan yang sama. Usai mengunjungi sejumlah kenagarian di Kecamatan Kapur IX, kemudian pada Senin (5/8), Bupati dan Wakil Bupati beserta rombongan mengunjungi Kenagarian Pangkalan di Kecamatan

Pangkalan Kotobaru. Di Kenagarian Pangkalan, Bupati Alis marajo dan Wabup Asyirwan beserta rombongan berbuka puasa bersama dengan masyarakat kenagarian yang dikunjungi tersebut. Kunjungan kerja yang disebut dengan nama kunjungan muhibah (menjalin persaudaraan) tersebut dilakukan dengan kesan mendadak sehingga tidak merepotkan masyarakat yang dikunjungi. Tradisi seperti ini sudah biasa dilakukan Bupati Alis Marajo tiap mendatangi masyarakatnya, dimaksudkan agar masyarakat tak sampai repot melakukan persiapan yang berlebihan. Maka, apa yang terlihat dalam setiap kunjungan kerja Bupati Alis Marajo menjadi semacam pemandangan yang tidak biasa, dan mungkin juga terkesan janggal. Kalau sejumlah pejabat negara lainnya dibalut oleh aturan protokoler yang ketat, Bupati Alis Marajo terkesan agak mengabaikan hal itu, mungkin dikarenakan pertimbangan ia tidak mau berjarak dengan masyarakat yang dipimpinnya. Lihatlah saat mendatangi perkampungan warga selama Ramadhan tahun ini, baik dalam kegiatan yang bertajuk safari Ramadhan atau tidak; Bupati Alis Marajo terkadang berbuka puasa di rumah warga bersama anggota masyarakat lainnya; atau shalat Isya dan Tarawih bersama masyarakat di kenagarian yang ia datangi. Lalu, setelah kegiatan pokok, seperti biasa, Bupati membuka sesi dialog dengan masyarakat. Membawa Ulama Kembali ke soal muhibah ke Kecamatan Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru, selain Bupati dan Wabup juga tampak ikut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Edwar, Kepala Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Khalid; Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Resdison, Kabag Humas dan Protokoler Muhammad S dan sejumlah nama yang mewakili SKPD (satuan kerja perangkat daerah) lainnya. Tidak hanya kalangan pejabat atau pemangku kepentingan di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota, tim khusus Bupati dan Wabup tersebut juga membawa ulama sebagai penceramah Ramadhan,yaitunya ustad Khairunas, Penilik Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten

Limapuluh Kota. Dalam ceramah singkatnya Ustad menjelaskan tentang pentingnya bersilaturrahim, mengunjungi saudara, dan saling memaafkan. Arti muhibah, menurut Ustad Khairunnas, adalah kasih sayang, dengah penuh rasa cinta, dan penuh persaudaraan. “Sehingga kunjungan muhibah maksudnya adalah kunjungan untuk menyalin kasih sayang, menjalin rasa cinta dan menjalin persaudaraan,” papar sang Ustad. Sementara Bupati Alis Marajo dalam ceramahnya di Masjid Istiqamah Kenagarian Lubuk Alai menjelaskan maksud kedatangan Tim Khusus Pemkab Limapuluh Kota tersebut. Dikatakan, kedatangannya bersama wakil bupati dan sejumlah SKPD bukan sebagai tim Ramadhan, tetapi adalah keinginan pribadi dirinya bersama Wabup Asyirwan Yunus untuk mengunjungi para dunsanak di kenagarian itu. “Kami nan datangko bukanlah tim Ramadhan,” kata Bupati Alis Marajo membuka sambutannya. Dijelaskan Alis Marajo, kalau tim Ramadan turun dilengkapi dengan SK (surat keputusan) dan menyerahkan bantuan pemerintah daerah untuk masjid yang didatangi. “Sedangkan kami turun tidak pakai SK, dan juga sewaktu hari libur, dan tidak membawa bantuan pemerintah daerah,” terangnya. “Kedatangan kami adalah kehendak dari saya dan Pak Asyirwan Yunus, dalam rangka mencari dan manyonguk dunsanak, menjalin silaturahim di luar tim Ramadhan. Karena tidak bisa datang sebelum masuk Ramadan atau waktu balimau dulu, makonyo kami datang kamari hari kini,” tambah Bupati Limapuluh Kota yang sedang menjalani periode kedua kebupatiannya di daerah itu. “Kok lai dapek hendaknyo naiak kito ka rumah dunsanak. Makanya kami berbuka puasa di rumah dunsanak. Kini kami datang, karena baru dapek waktu libur, untuk manamui dunsanak dan saudara-saudari nan di siko,” ungkap Alis Marajo, sambil berharap masyarakat

Lubuk Alai menerima kedatangan mereka dengan lapang hati, dengan penuh rasa suka-cita demi makin memperkuat kebersamaan antara pemimpin dengan masyarakat yang dipimpinnya. Dalam kesempatan itu Bupati juga menjelaskan keberadaan Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pemerintahan Nagari. Dkatakan, pengertian pemerintah adalah melayani masyarakat dengan aturan dan melayani aparatur juga dengan aturan atau kebijakan. “Bukan dengan kehendak pribadi, atau kemauan atau suko-suko Bupati atau wakil bupati saja,” terang Bupati Alis Marajo dan Asyirwan Yunus. “Kalau aturannya salah, kita perbaiki. Perlu kita pahami ada dua pejabat di pemerintahan nagari kita, yakni pejabat publik dicalonkan oleh partai politik, dipilih oleh publik atau masyarakat, yaitu bupati dan wakil bupati. Makanya bupati dan wakil bupati boleh berpolitik. Sedangkan pejabat pemerintah itu bergaji, seperti Sekda, Kepala SKPD beserta staf PNS, tidak boleh berpolitik. Tidak boleh dikendalikan oleh partai politik,” tandasnya. “Selanjutnya, wali nagari dan Bamus adalah pejabat publik. Sesuai aturan, kalau ingin masuk ke partai politik, mau jadi calon legislatif (caleg), maka harus mengundurkan diri terlebih dahulu sebagai walinagari atau bamus. Kepala jorong tidak boleh pakai stempel. Kepala jorong adalah perpanjangan tangan dan diangkat oleh wali kenagarian. Tidak ada istilah wali jorong pada kita, tetapi yang ada hanya kepala jorong . Kalau kepala jorong ingin berstempel, stempelnya adalah wali kenagarian, jadi jorong bertindak atas nama wali kenagarian,” jelas Bupati. Selain ke Kecamatan Kapur IX dan Pangkalan, Bupati dan wakil bupati juga melakukan kunjungan muhibah ke kenagarian Koto Tangah dan Maek, di Kecamatan Bukik Barisan, Jorong Harau, Kecamatan Harau, serta sejumlah kenagarian lainnya di Kecamatan Situjuh Limo Nagari, Akabiluru dan Lareh Sago Halaban.(mamad)

Bupati Alis Marajo dan Wabup AsyirwanYunus ketika melakukan kunjungan muhibah , berbuka puasa bersama tokoh masyarakat Pangkalan di rumah Dt.Padukak . (f/wery)


Sinamar

12 Iklan

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

Pemerintahan Kabupaten Limapuluh Kota Mengucapkan

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia

“Mari Kita Jaga Stabilitas Politik dan Pertumbuhan Ekonomi Kita Guna Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat�

Ttd, Alis Marajo Bupati

Asyirwan Yunus Wakil Bupati

Darman Sahladi,SE,MM Syafaruddin Dt.Bandaro Rajo,SH drh.Harmen Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

13 Iklan

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

Keluarga Besar Tabloid Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Mengucapkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H Minal Aidhin wal-Faidhin Mohon Maaf Lahir dan Batin

Muhamad S, S,Pd Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab


14 REDAKSI Kisah

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

ď Ž Secuil Kisah & Kenangan Menjadi Bupati (4)

Visi, Meningkatkan Kualitas Kemakmuran Alis Marajo

Banyak hal-hal yang berkembang, memang, karena otonomi tidak tertutup kemungkinan ada trend permodialisme. Memang dirasakan pada saat itu putera daerah belum terperhatikan selama ini. ANGKA ini kita lihat dari aspek dana APBD yang diperuntukkan bagi 70 nagari, dengan mengalokasikan dana kurang lebih Rp10 miliar. Tanpa terasa, dengan pasokan dana DAUN (dana alokasi umum nagari) untuk masing-masing nagari, terasa bahwa nagari-nagari lebih bergairah, walaupun wali nagari pada saat itu para pemangku jabatan wali nagari masih berstatus Plt. (pelaksana tugas). Ditambah dengan BPAN (badan perwakilan anak nagari) yang ada di masingmasing nagari, sebagaimana diamanatkan oleh Perda Sumbar, maka di

sinilah peranan kita membentuk organisasi fungsional yang ada di nagari seperti pemuda, ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama, ulama nagari, dan lainnya. BPAN mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pemerintahan nagari. Hal ini berjalan lancar, tapi kondisi dana yang terbatas kadang-kadang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas-tugas BPAN. Di bidang pendidikan, misalnya, pada saat itu kita bikin orientasinya yang mengacu pada rencana strategi kita. Tapi penetapan strategi inilah yang membuat alot, karena pada saat ini kalimat renstra (rencana strategi) itu "baru" bagi para aparatur kita. Jadi ada renstra, rencana aksi, dan ada rencana strategis. Rencana strategis inilah kita tetapkan yang berisi visi dan misi. Visi kita pada saat itu tetap, yaitu bagaimana upaya meningkatkan kualitas kemakmuran dalam adat basandi syarak dalam rentang waktu 2000-2005. Kemudian dilakukan pendekatan-pendekatan dengan para perantau yang menyangkut dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Semuanya bergerak dinamis dengan

peranan DPRD sangat kuat karena laporan-laporan pertanggungjawaban ada yang diterima dan ada yang tidak diterima. Inilah kondisi yang membuat dinamika perkembangan berjalan dengan baik. Di bagian lain, penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dilakukan dengan otonomi, sehingga pada saat itu saya dan teman-teman mampu membuat soal-soal ujian untuk seleksi CPNS. Banyak hal-hal yang berkembang, memang, karena otonomi tidak tertutup kemungkinan ada trend permodialisme. Memang dirasakan pada saat itu, putera daerah belum terperhatikan selama ini. Tapi itu bukanlah berarti unsur kesengajaan oleh pemerintah terdahulu, tapi sistem rekrutmen yang memang diatur oleh pemerintah provinsi. Kita

menyadari hal itu, makanya secara bertahap kita mencoba memperhatikan semangat yang timbul di kalangan masyarakat kita. Perjuangan untuk mendesak DAU memang menjadi hal alot sekali. Alhamdulillah kita mampu melakukan pendekatan-pendekatan dengan baik. PAD kita yang sangat kecil pada saat itu memang menjadi bagian strategis bagi kita dengan APBD yang Rp300 miliar, PAD (pendapatan asli daerah) hanya mendekati Rp10-12 miliar. PDRB kita juga masih kecil, dan karena penduduk Limapuluh Kota medekati 100-150.000, makanya kita lakukan secara linear. Yang menarik adalah semangat anak muda kita. Karena saya juga mempunyai hobi sepak bola, maka kita berusaha melakukan rekrutmen para olah raga sepakbola. Pada perdaperda kita berusaha sepak bola ini maju, sehingga ada upaya pada saat itu mem-PTT-kan. Jadi penerimaan PTT pada saat itu sangat berarti sekali dalam rangka rekrutmen olahragawan kita. Kemudian di dalam masyarakat tumbuh kehendak untuk membangun nagari masingmasing dari parantau. (bersambung pada edisi selanjutnya)


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

REDAKSI 15 Hut RI

SALAMI : Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menyalami para penghuni Lapas Anak Tanjung Pati dalam acara penyerahan remisi di aula Lapas Anak Tanjung Pati. (hendri gunawan)

ď Ž Peringatan HUT RI

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

REMISI : Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menyerahkan remisi bagi narapidana di Lapas Anak Tanjung Pati dan Cabang Rutan Suliki usai upacara HUT RI ke 68, Sabtu (17/8). (hendri gunawan)

Upacara Berlangsung Khidmat, Resepsi Meriah

UPACARA peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 68 di GOR Singa Harau berlangsung khidmat Bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo. Sementara komandan upacara Lettu Inf. A Suntoro dari Yonif 131/Brs dan pembacaan teks proklamasi oleh Ketua DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota Darman Sahladi. Sedangkan penggerek bendera antara lain Debby Dafri dan Dio Leo Wanda dari SMA N 1 Payakumbuh, serta pembawa bendera Wirdatul Aini dari SMA N 1 Suliki. Dalam rangkaian HUT RI itu Bupati juga menyerahkan remisi umum bagi 30 orang narapidana (napi) di Lapas Anak Tanjung Pati dan 19 orang napi Cabang Rutan Suliki. Besarnya remisi itu pada napi Lapas Anak Tanjung Pati selama 1 sampai 6 bulan dan bagi napi Cabang Rutan Suliki sebesar 1 sampai 5 bulan. Dalam sambutan Menteri Hukum dan HAM RI yang dibacakan Bupati Alis Marajo mengajak mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang mempertaruhkan harta, jiwa dan raga demi kemerdekaan. Kemerdekaan itu bukan hanya sebuah kata, melainkan simbol kebebasan untuk bersikap baik sebagai individu maupun sebagai sebuah bangsa. Lebih jauh dipaparkan, lembaga pemasyarakatan merupakan tempat pembinaan untuk membentuk napi dan anak didik pemasyarakatan. Namun tidak dipungkiri hingga kini pemasyarakatan masih menjadi sorotan publik karena penyalahgunaan HP, peredaran narkoba, pungutan liar serta gangguan keamanan dan ketertiban. Pada pelaksanaan penurunan bendera di sore harinya, yang bertindak sebagai inspektur upacara adalah Wakil Bupati Asyirwan Yunus dan komanda upacaranya Ipda. Al Achyar dari Polres Lima Puluh Kota. Sementara pada malam harinya dilanjutkan dengan acara resepsi di aula kantor Bupati di Sarilamak. Acara dihadiri Bupati, Wakil Bupati serta para

pejabat Pemkab serta Muspida setempat. Resepsi dimeriahkan dengan berbagai atraksi yang antara lain kesenian talempong pacik dan tari Minang. Serahkan Piagam Dalam rangkaian acara tersebut Bupati Alis Marajo juga menyerahkan piagam penghargaan bagi pemenang lomba penyuluh dan kelembagaan petani berprestasi kabupaten setempat tahun 2013. Untuk kategori Penyuluh Pertanian teladan peringkat 1 diraih Adranengsih, A.Md yang sehariharinya PPL di BP3K Suliki, disusul juara 2 dan 3 oleh Fera Yumarti, S.P dan Anta Armen, S.Pt. Sedangkan untuk Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian direbut Yosef Rizal, SP disusul Asniwarti dan Meinina Roza, S.Pt. Untuk kategori Penyuluh Swadaya dimenangkan Halim Antoni, Erianto Dt. Simulia dan Heri Nizwar,ZA. Selain itu Bupati juga menyerahkan piagam bagi BP3K model berprestasi, UP-FMA, kelompok tani dan Gapoktan berprestasi.

Masih dalam rangkaian HUT RI, sebelum Bupati juga menyerahkan penghargaan dan tabanas bagi pegawai teladan Pemerintah Kabupaten setempat golongan I dan II masingasingnya direbut Pitnorita disusul Syawaldi dan Fitriani Uskar. Sedangkan juara I untuk golongan III diambil Susy Letrini, S.Pi dan golongan IV bagi Ir. Tristianto. Dalam sambutannya Alis pada intinya mengatakan perlunya menjaga stabilitas politik, kemanan dan ketertiban. Tanpa itu niscaya pembangunan ekonomi masyarakat tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik, dengan begitu kesejahteraan masyarakat juga tidak akan terwujud. Lebih jauh Alis juga mengakui hingga kini masih banyak kekurangan Pemkab Lima Puluh Kota yang perlu diperbaiki. Selain itu Bupati juga tidak membantah masih adanya aspirasi masyarakat yang belum terakomodir. Dalam kesempatan itu Bupati mengakui pelaksanaan perayaan HUT RI Kabupaten Lima Puluh Kota kali ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

"Kita mengapresiasi pelaksanaan rangkaian peringatan HUT RI tahun ini lebih bagus dari tahun lalu," ungkap Alis. Panitia pelaksana peringatan HUT RI ke 68 yang juga Kabid. Pemuda pada Dinas Budparpora Kabupaten Lima Puluh Kota Anhar, S.KM yang dihubungi di sela acara menyebut, semua rangkaian acara itu telah dipersiapkan sejak jauh hari sebelumnya oleh semua pihak yang terlibat. Sebelumnya Ketua DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota Darman Sahladi dalam paparannya senada mengajak semua pihak menjaga stabilitas ekonomi dan politik guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Apalagi kini tahun politik yang berpotensi meningkatnya suhu politik. Selain itu Darman juga mengatakan perlunya meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat. Cinta tanah air itu bukan hanya faktor pertahanan dan keamanan, tapi juga dari sisi ekonomi seperti mencintai produk dalam negeri. (hendri gunawan)

PIAGAM : Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menyerahkan piagam penghargaan kategori Penyuluh Pertanian teladan peringkat 1 kepada Adranengsih, A.Md. (hendri gunawan)


16 Pariwisata

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

BAKAJANG : Sampan hias bakajang merupakan tradisi nenek moyang yang sudah ada sejak ratusan tahun lampau sebagai sarana silaturahmi bagi masyarakat Kenagarian Gunuang Malintang. (hendri gunawan)

ď Ž Ribuan Warga Menonton Ritual Bakajang di Gunung Malintang

WAKIL Bupati Asyirwan Yunus berupa Bakajang menjadi iven ditingkat nasional.. LIMA unit kapal pesiar mewah kembali hadir di Batang Maek Kenagarian Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan. Mengetahui kehadiran kapal berukuran kecil itu, ribuan warga dari berbagai kenagarian di Kabupaten Lima Puluh Kota ini seketika tumpah ruah di sungai tersebut. Semenjak kepemimpinan pasangan Bupati Limapuluh Kota, Alismarajo-Asyirwan Yunus, sejumlah tradisi adat di nagari kembali diangkat ke masyarakat luas. Dahulunya, sejumlah tradisi sekaligus alek adat yang diadakan anak nagari hanya dimanfaatkan masyarakat yang ada dinagari setempat. Namun,semenjak beberapa tahun terakhir ini, sejumlah tradisi nagari bisa dirasakan masyarakat dari berbagai daerah, khususnya masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota. Buktinya saja, tradisi Potang Balimau untuk menyambut bulan suci Ramadhan dari alek anak nagari Pangkalan Koto Baru serta tradisi Bakajang dari alek anak nagari di Jorong Baliak Bukik Nagari Gunuang Malintang Kecamatan Pangkalan Kotobaru Kabupaten Limapuluh Kota dalam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri. Kedua tradisi anak nagari tersebut, baik Potang Balimau ataupun Bakajang sendiri, sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu serta telah berusia berabad-abad lamanya, tetapi baru beberapa tahun

terakhir ini diangkat ke tengah tengah masyarakat.Bakajang merupakan lomba yang dilakukan 4 hari setelah lebaran Idul Fitri dengan menghiasi sampan (kajang) sedemikian rupa. Setelah sampan terlihat begitu unik, ada seperti kapal pesiar serta berbagai bentuk lainnya, sampan-sampan dengan ukuran panjang mencapai 20 meter itu, didorong pemuda ke dalam sungai dan selanjutnya diperlombakan untuk mengarungi sungai Batang Maek. Bakajang, begitu sebutan alek yang menghadirkan perahu-perahu hias itu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi nenek moyang yang sudah ada sejak ratusan tahun lampau itu kembali digelar sebagai sarana silaturahmi bagi masyarakat nagari setempat. Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Drs.H. Asyirwan Yunus , M.Si yang menutup alek nagari Bakajang beberapa hari lalu mengakui terus berupaya menjadikan Bakajang tersebut ivent berskala Nasional. Bahkan, beberapa waktu lalu pemerintah kabupaten Limapuluh Kota melalui dinas pariwisata pemuda dan olahraga telah beberapa kali mempresentasikan Bakajang tersebut di Kementrian Pariwisata. "Pemerintah daerah tengah berupaya mengurus dan mempersiapkan usulan agar ivent budaya di Kabupaten Limapuluh Kota, baik Potang Balimau ataupun Bakajang menjadi ivent Nasional.

Ini merupakan budaya kita, yang harus dilestarikan dan disamping itu, kita ikut bangga, tiap adanya iven seperti ini, selalu diramaikan pengunjung yang datang dari berbagai daerah,"kata Asyirwan Yunus. Wakil Bupati Limapuluh Kota , Asyirwan Yunus mengatakan, agar tradisi ini tidak hilang Pemkab Lima Puluh Kota telah mengeluarkan buku kecil agar bisa dibaca dan diketahui generasi muda. Selain itu, pihaknya juga akan memperjuangkan alek ini agar bisa menjadi agenda wisata Nasional. "Memang sudah sepantasnya Bakajang ini menjadi perhatian pemerintah seperti acara Potang Balimau Pangkalan. Sebenarnya, Bakajang ini satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan Potang Balimau," ujar nya. Pada akhir sambutannya, Wabup menyerahkan bantuan Pemkab Limapuluh Kota kepada panitia sebesar Rp 10 juta. Pada acara bakajang itu tampil lima unit sampan hias yang antara lain dari Koto Lamo hasil karya anak kemenakan Dt. Bandaro, dari Batu Balang hasil kreasi anak kemenakan Dt. Sati, sampan Bencah Lumpur buatan anak kemenakan Dt. Panduko Rajo dan kajang Koto Mesjid karya anak kemenakan Dt. Gindo Marajo serta sampan Baliak Bukik milik anak kemenakan Dt. Panduko Rajo. Tokoh masyarakat Gunuang Malintang Badur Dt. Bandaro dalam sambutannya pada puncak acara Bakajang, Kamis (15/8) memaparkan, ajang ini sudah ada sejak ratusan tahun silam dan selalu dilaksanakan tiap tahun. Bakajang merupakan sarana yang menghubungkan silaturahmi salah satunya kesempatan bagi Niniak Mamak mengunjungi kemenakannya. "Bakajang ini mempunyai arti menyambung silaturahmi antara anak nagari, niniak mamak, alim ulama dan pemerintah. Zaman dulu, satu-satunya sarana bagi seorang Mamak untuk mengunjungi kemenakannya hanyalah melalui jalur sungai dengan menggunakan Kajang atau sampan ," terang Dt. Bandaro. Sedangkan tujuannya antara lain untuak mempererat persatuan, melestarikan adat dan budaya nagari, membangkitkan kreatifitas anak nagari dan juga sebagai sarana menyampaikan informasi tentang adat, agama, poeraturan dan informasi lainnya ke tengah masyarakat. Alek yang dilaksanakan dalam

rangka mempererat silaturrahmi itu selalu menampilkan sampan hias yang dibuat oleh anak kemenakan di Gunuang Malintang hingga menjadi sebuah kapal pesiar mewah yang disebut dengan Kajang yang dibuat dari kayu. Kapal hias ini biasa sudah dimulai sejak pertangahan bulan puasa dan diturunkan ke Sungai Batang Maek pada hari pertama alek. Biasanya, alek ini berlangsung hingga lima hari secara berturut-turut usai lebaran Idul Fitri. Keunikan acara Bakajang ini tidak hanya dinikmati ribuan warga Gunuang Malintang dan sekitarnya, namun juga dikunjungi warga luar Kecamatan Pangkalan bahkan dari daerah tetangga seperti Kota Payakumbuh dan para perantau. "Kami berharap perayaan alek masyarakat nagari ini tahun berikutnya bisa menjadi alek atau agenda wisata Nasional. Untuk itu kami memohon bantuan dari Pemkab Lima Puluh Kota," pinta Dt. Bandaro. Menjawab wartawan, Dt. Bandaro mengatakan untuk membuat satu unit sampan hias tersebut menghabiskan biaya hingga Rp15 juta per kapal. . "Sampan atau masyarakat setempat menyebutnya dengan kajang. Sampan tersebut dihias sedemikian rupa dengan menggunakan papan triplek dan diberi warna menarik, selanjutnya sampan yang telah menyerupai kapal pesiar, diperlombakan di sungai Batang Maek. Untuk menghiasi kapal, diperlukan waktu sebulan dengan biaya hampir sekitar Rp15 juta perkapal," ujar Dt Bandaro tokoh masyarakat Nagari Gunuang Malintang. Dt Bandaro yang juga panitia Bakajang menuturkan, Bakajang merupakan ajang sillaturahmi antara anak dan kemenakan, perantau dan masyarakat lainnya ketika lebaran datang. Tahun ini, Bakajang diikuti 5 dari 8 jorong yang ada di Nagari Gunuang Malintang." Tiap tahun, alek Bakajang ini selalu ramai di datangi pengunjung, tak hanya dari Nagari Manggilang tetapi dari berbagai daerah, bahkan dari luar Sumbar ikut menyaksikan Bakajang ini. Untuk itu, kita hapat kepada pemerintah, agar Bakajang ini bisa menjadi wisata tahunan nasional di Kabupaten Limapuluh Kota, "ungkap Dt Bandaro. Selain menggelar sampan hias, acara juga dimeriahkan dengan lomba memanjat batang pinang bergomok dan pacu sampan. (gun)


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

17 Pariwisata

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

ď Ž Panorama Batu Kuciang:

Bupati Alis Marajo bersama Kabag Humas dan Protokol Muhamad S dan ajudan. (f/gun) KABUPATEN Limapuluh Kota memang tidak mengandung potensi SDA (sumber daya alam) yang mampu mendatangkan uang berlimpah, sebagaimana halnya potensi migas (minyak dan gas bumi) yang dikandung bumi Provinsi Riau. Tapi eksotika alam Limapuluh Kota seakan "pecahan surga" yang tercampak ke muka bumi. Lihatlah, satu misal, Panorama Batu Kuciang yang terletak di wilayah Kenagarian Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dari dari objek wisata Aia Sonsang Taeh Bukik dan objek lainnya di Bonsu Resort. Siapapun yang datang ke lokasi ini, bisa dipastikan akan takjub dengan pemandangan alam yang menyuguhkan indahnya perbukitan dan hamparan persawahan Padang Pinang Kenagarian Sungai Antuan dan kawasan Jorong Silaok dan Lubuak Lintang. Suasana akan semakin menyenangkan ketika keheningan diwarnai hembusan udara pegunungan yang begitu sejuk. Lokasi yang hanya berjarak sekitar 5 km dari Mungka itu sangat mudah dijangkau. Sebab, akses jalanya sudah beraspal mulus dan senantiasa ramai dikunjungi warga sekitar dan petani yang lalu lalang. Selain itu di panorama ini juga mudah mendapatkan minum dan panganan sekedar pengganjal perut yang ada di kedai-kedai kecil yang dijuga menyediakan gazebo-gazebo sederhana di bibir jurang Batu Kuciang. Keberadaan panorama ini jelas menjadi pelengkap objek wisata Bonsu Resort. Artinya dikawasan Gunung Bunsu tak hanya ada paralayang, Aia Sonsang, Benteng Tuan Ku Nan Garang dan lainnya. Konon kabarnya, nama Batu Kuciang itu diambil dari sebuah batu besar mirip kucing yang ada di puncak

perbukitan kaki Gunuang Bungsu tersebut. Posisi panorama ini berada di jalur jalan Mungka-Taeh Bukik. Keindahan lokasi ini mulai dinikmati dan membawa berkah bagi warga sekitar sejak jalan ke lokasi itu diaspal beberapa waktu lampau. "Selama ini, objek wisata Batu Kuciang hanya dikenal masyarakat yang berada di Kecamatan Mungka, serta keindahan panorama alam di sana hanya dimanfaatkan masyarakarat setempat. Dengan keindahan alamnya ini, objek wisata Batu Kuciang sangat berpotensi sebagai tujuan wisata di Kabupaten Limapuluh Kota," ujar Alismarajo, Bupati Limapuluh Kota ketika mengunjungi objek wisata Batu Kuciang, Rabu (14/8). "Dengan adanya saran penunjang wisata di Batu Kuciang seperti adanya warung makan dan minum, kita yakin dapat objek wisata ini dapat berkembang. Begitupun dengan akses jalan untuk menuju ke lokasi wisata,dahulu jalan tersebut masih tergolong parah tetapi beberapa waktu lalu, akses jalan tersebut telah selesai dilakukan pengaspalan. Disamping untuk akses ke lokasi wisata, pengaspalan jalan juga bermanfaat untuk menunjang perekonomian masyarakat setempat," tambah Alis Marajo. Menurut warga setempat,

terbentuknya objek wisata panorama alam Batu Kuciang, awalnya bermula dengan terbentuknya perbukitan yang menyerupai kucing yang sedang tidur, bahkan di kawasan perbukitan yang berupa batuan besar itu, memiliki panorama yang sangat indah serta hawa yang sangat sejuk. Karena itu,

masyarakat setempat memberi nama kawasan tersebut dengan panorama alam Batu Kuciang. Adanya objek wisata panorama a l a m Batu Kuciang tersebut, diyakini bakal menambah daftar objek wisata di Kabupaten Limapuluh Kota, sekaligus pelengkap pariwisata yang ada di sepanjang kawasan Gunung bungsu, seperti objek wisata Aia Sonsang di Taeh Bukik, Objek wisata Bonsu Resort dengan paralayangnya serta objek wisata Benteng Tuan Ku Nan Garang. ***

s)

a g.(f-Hum n i c u B u at AMA B PANOR


Nagari 18 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

ď Ž Rencana Pembangunan Bandara

Harapkan Percepat Buka Keterbelakangan "Bandara yang direncanakan ini akan banyak manfaatnya untuk peningkatan dan pengembangan wisata di Payakumbuh, Lima Puluh Kota, Agam, Tanah Datar, Bukittinggi, Pasaman dan Padangpanjang." RENCANA pembangunan bandara (bandar udara) di Luak Limopuluah, buah kerja sama antara Pemkab Lima Puluh Kota dengan Pemko Payakumbuh, sepertinya semakin menapak maju saja. Setelah dibicarakan dengan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Selasa (2/7) lalu, langkah selanjutnya membahas soal calon lokasi. Konon, calon lokasinya pun sudah bisa dikatakan final. "Untuk membangun Bandara Luak Limopuluah, saat ini Pemko Payakumbuh dan Pemkab Lima Puluh Kota telah memperoleh hibah tanah seluas 300 hektare dari tokoh perantau Luak Limopuluah yang juga pengusaha nasional Emil Abbas. Tanah itu berada di Kubang Balambak, Kenagarian Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota," kata Wali Kota Payakumbuh, Riza Pahlevi. Untuk mewujudkan rencana besar tersebut, Riza juga mengaku telah menemui sejumlah pihak berkompeten seperti Kepala Otoritas Bandara Internasional Soekarno-Hatta Adi Kanrio Dayanun dan pejabat Kementerian Perhubungan di Jakarta, beberapa waktu lampau. "Kepala Otoritas Bandara Internasional Soekarno-Hatta sangat antusias, bahkan tidak sabar menunggu realisasi pembangunan Bandara Luak Limopuluah di Kubang Balambak tersebut. Karenanya, kami berharap Pemprov Sumbar mendukung sinergitas yang sudah kami lakukan ini, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan ke Kubangbalambak, seluas 30 meter," kata Riza. Sementara, Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo menyebut, pembangunan Bandara Luak Limopuluah itu merupakan keinginan warga yang layak diwujudkan. Dengan adanya Bandara tersebut, sejumlah kenagarian di kawasan calon lokasi bandara yang masih terkebelakang akan cepat terbuka. "Bandara ini akan banyak manfaatnya untuk peningkatan dan pengembangan wisata di Payakumbuh, Limapuluh Kota, Agam, Tanah Datar, Bukittinggi, Pasaman dan Padangpanjang," ujar Alis. Makanya, Alis minta dukungan Pemprov Sumbar dalam mensupport rencana besar itu sesuai dengan aturan perundangan berlaku. Bandara yang akan dibangun itu nantinya bukan hanya berfungsi sebagai bandara umum atau komersial, tapi merupakan bandara alternatif, terutama untuk

mitigasi bencana, terutama jika terjadi bencana tsunami di daerah pantai barat wilayah Sumatera Barat. Sementara itu Wakil Bupati Lima Puluh Kota Asyirwan Yunus yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, belum lama ini, seusai Walikota Payakumbuh Riza Pahlevi menyampaikan penjelasannya tentang pembangunan bandara di Kubang Balambak di hadapan Sidang DPRD sekaitan kesiapan Limapuluh Kota, menegaskan, Pemkab saat ini tengah menjajaki dan mem-pelajari aturan MoU antar kabupaten kota. Menurut Asyirwan, kerjasama tiga pemerintahan yakni Pemkab LimaPluh Kota, Pemprov Sumbar dan Pemko Payakumbuh, kemungkinan tidak akan terjadi. Namun yang akan bekerjasama membentuk kesepakatan rencana pembangunan bandara berupa Mou yang dimungkinkan adalah daerah bertetangga yakni Pemkab Limapuluh Kota dengan Pemko Payakumbuh. Ketika ditanyakan sampai dimana persiapan untuk proses lanjutan pembangunan bandara tersebut, Asyirwan menjelaskan, saat ini pemkab masih menunggu penyerahan hibah lahan sebagai calon lokasi bandara seluas 300 hektar dari pemiliknya ke Pemkab Lima Puluh Kota. Sedangkan peninjauan lahan untuk rencana pembangunan bandara sudah pernah dilakukan bupati dan walikota. Tidak Salah Ketika rencana pembangunan bandara mencuat ke permukaan, beragam pendapat pun mengemuka. Anggota Komite II DPD RI Sumbar Afrizal mengatakan tidak salah jika sebuah daerah ingin membangun bandara. Namun masalahnya pembangunan

bandara di Luak Limopuluah masih belum mendesak atau belum menjadi prioritas. "Demi kepentingan investasi, kita mendukung saja sepenuhnya pembangunan bandara itu. Namun demikian, hendaknya pembangunan yang dilakukan berdasarkan skala prioritas. Pembangunan bandara apakah memang sudah termasuk skala prioritas? Saya rasa, belum," ujar Afrizal. Dikatakan, justru yang lebih prioritas saat ini adalah pembangunan infrastruktur jalan untuk mempercepat akses dari

ersama Bupati b ) n a d ta o umas Walik lalu.(f.h a p a r e beb

Gub

mbar R ernur Su

Payakumbuh ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM). "Saat ini jarak akses dari Payakumbuh ke BIM sekitar 140 menit. Harusnya yang dilakukan adalah upaya mempersingkat jarak tempuh ke BIM tersebut, bukan membangun bandara baru," katanya. Ditambahkan Afrizal, jika ada investor yang membiayai pastinya

Walikota dan Bupati berposes di calon bandara Kubang Balambak.(f.humas)

melakukan feasibility study atau uji kelayakan terlebih dahulu. "Kalau dilakukan uji kelayakan, rasanya hasilnya juga tidak memungkinkan dibangun bandara. Karenanya mustahil juga kalau ada investor yang menanamkan modalnya," tuturnya. Pada tempat terpisah mantan anggota DPRD Lima Puluh Kota, Nasrul Rasyid, mengatakan dalam era global ini banyak persoalan yang memerlukan pemikiran serius kepala daerah, dimaksudkan agar

apat Ko

ordin

ara di asi band

gubernu

ran,

lebih fokus memajukan ekonomi masyarakat melalui potensi yang dimiliki daerah. Contoh kecilnya, potensi lahan danau buatan yang dinilai mampu untuk usaha perikanan jaring apung, yang sejauh ini belum terpikirkan. Menurut Buya -panggilan akrab Nasrul Rasyid pihak Dinas Perikanan Lima Puluh Kota memperkirakan di areal itubisa dijejali dengan jaring apung sebanyak seribu unit, namun sejauh ini belum terlihat upaya kearah itu. Padahal, usaha tersebut akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. "Begitu juga usaha penggemukan sapi potong, pasarannya sudah jelas sebagian ke RPH (rumah potong hewan) Payakumbuh, mengapa potensi itu tidak dimaksimalkan. Begitu juga dengan lebih membangkitkan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah, yang jumlahnya cukup banyak," ulas unsur pengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Lima Puluh Kota itu. Lebih jauh diungkapkan Nasrul, jika segala sektor diberdayakan, pasar tradisional diperbaiki, pasar ikan konsumsi dan benih ikan diprioritaskan, peternak unggas mulai dari ayam ras petelur, ayam pedaging, puyuh maupun ternak ayam bukan ras diperhatikan dengan serius, bukan tidak mungkin, bakal meningkatkan sektor ekonomi daerah dengan cepat, yang akhirnya bermuara ke pada kesejahteraan masyarakat. (e2/dari berbagai sumber)


Nagari 19 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

ď Ž Nagari Mungka

Usaha Peternakan Ayam Butuh Regulasi Khusus

HENDRA Triwarman, mantan Wali Nagari Mungka, Kecamatan Mungka, menulis di blognya: Pesatnya usaha peternakan ayam dan perikanan telah meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Mungka. Banyak masyarakat yang menumpangkan hidupnya dari suksesnya usaha ini. Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin ketat pelaku usaha ini telah bergeser menjadi usaha milik sebagian kecil kelompok orang. Ia menambahkan: Sampai era 1990-an usaha ini masih usaha rakyat, tetapi memasuki tahun 2000-an usaha ini telah menjadi usaha sekelompok orang. Kelompok kapital yang mempunyai modal besar dan mempunyai akses kuat ke lembaga keuangan perbankan. Arah perkembangan seperti ini berakibat buruk terhadap situasi dan kondisi sosial dimasyarakat. Kesenjangan sosial terjadi dan kemiskinan akhirnya menjadi masalah. Hendra yang kini menjadi caleg (calon anggota legislatif) untuk DPRD Kabupaten Limapuluh Kota periode 2014-2019, mengingatkan: Sebelum itu menjadi konflik sosial secara bertahap, pemerintahan nagari mencoba membuat tata ruang, sehingga dampak buruk tersebut bisa diminimalisasi. Pembangunan dan perkembangan usaha peternakan diarahkan pada satu tempat jauh dari pemukiman. Tapi Hendra sendiri mengakui: Hal ini tidak begitu sukses memang, sebab usaha ini awalnya tumbuh sebagai usaha raknyat dan sudah menjadi kebiasaan usaha peternakan ayam berada di sekitar tempat tinggal. Untuk usaha peternakan skala besar pemerintahan nagari bisa mengarahkan pada satu lokasi jauh dari pemukiman masyarakat. Kebijakan ini bisa menjadi penawar dari masalah sosial yang diakibatkan oleh berkembangnya usaha peternakan ayam. Terlepas dari berbagai persoalan dan ekses yang ditimbulkan,

Mungka, daerah sentral telur. (f/int)

tapi satu hal yang harus diakui adalah bahwa Mungka sejauh ini masih mampu mengokohkan dirinya sebagai nagari sentral ayam petelur di Sumatera Barat, yang pasarnya tidak terbatas di lingkup

sebagai penghasil telur ayam terbesar. Maka di Limapuluh Kota, telur ayam paling banyak

/int) ungka (f M K K P ggerak Tim Pen Kabupaten Limapuluh Kota dan Sumbar saja, bahkan sampai menjangkau sejumlah daerah tetangga, terutama Provinsi Riau. Makanya, berkunjung ke Nagari Mungka, geliat ekonomi kerakyatan benar-benar tampak dan terlihat jelas. Hampir setiap rumah tangga punya usaha sendiri. Bila tidak betenak ayam, setidaknya beternak sapi. Bila tidak beternak sapi, beternak ikan atau beternak puyuh. Kalaupun tidak beternak, warganya sibuk bertani, berkebun gambir atau industri rumah tangga lainnya. Khusus untuk usaha peternakan ayam petelur, populasi ayam yang dipelihara warga Mungka tidak tanggung-tanggung banyaknya, mencapai 2 juta ekor. "Kalau di Sumbar, Limapuluh Kota dikenal

dihasilkan dari nagari kami," ujar Wali Nagari Mungka Zainal Rajab. Kendati populasi ayam petelur di Nagari Mungka mencapai 2 juta ekor, namun jumlah warga yang beternak jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Dahulu, populasi 2 juta ekor itu, dikembangkan oleh 300 peternak. Kalau sekarang, 2 juta ekor itu dipelihara oleh 30 peternak," ujar Zainal Rajab, sambil menambahkan, usaha ternak ayam petelur di Mungka secara makro memang meningkatkan ekonomi masyarakat. Tapi secara mikro masih butuh penelitian lebih dalam. Ia menyebut, agar usaha peternakan ayam petelur di Mungka lebih bergairah dan peran serta masyarakat lebih tampak, diperlukan regulasi khusus tentang revitalisasi peternakan. "Regulasi itulah yang kita harapkan, dapat dibuat oleh instansi terkait," papar Zainal. Dari Kata "Membongkar" Nagari Mungka memiliki luas 15 kilometer persegi. Penduduknya pada tahun 2012 mencapai 8.800 jiwa. Mereka tersebar pada 5 jorong. Masingmasing jorong, dipimpin seorang kepala jorong yang membantu tugas-tugas Zainal Rajab sebagai wali nagari atau pemimpin tertinggi bidang pemerintahan. Nagari Mungka memiliki 6 lembaga PAUD, 6 TK, 6 SD dan 1 SMP, untuk mendukung program wajib belajar 9 tahun. Sedangkan untuk sarana ibadah, Mungka memiliki 5 masjid dan 16 surau atau mushalla. Sementara pada bidang kesehatan, terdapat 7 Posyandu, 5 Poskesri, 1 Polindes, dan 1 Puskesmas Pembantu. Merujuk sejarah, mula-mula

yang datang membuka Nagari Mungka adalah seorang tua niniak keturunan Niniak Nan Barampek dari Luak Limo Puluah. Niniak yang turun ke Mungka bernama DT. Siri Maharajo. Pada kurun waktu tertentu orang-orang cikal masyarakat nagari yang kemudian bernama Nagari Mungka sudah berkembang biak, tetapi belum terstruktur dalam sebuah sistem pemerintahan. Setelah itu turun lagi seorang raja yang asal usulnya juga dari Pariangan, Padang Panjang, yang bernama Gadui dan istrinya Siti Jamilah. Masa Gadui dan Siti Jamilah inilah terbentuk sistem pemerintahan raja yang dirajai oleh Gadui sendiri yang ditunjuk oleh masyarakat yang ditemuinya di perjalanan berdasarkan demokrasi. Gadui dan Siti Jamilah turun dari bukit Konduang di kaki Gunuang Bonsu, turun ke Rambek Pondam (Rambek) , dan ke Timur Batang Sinamar dan menyeberang di Koto Tuo,dan menetap di suatu koto bernama Koto Rajo. Sedangkan koto yang pertama yang ditempati adalah Lubuak Nan Tuo di Koto Tuo dan Koto Rajo tempat Rajo Gadui menetap, dan sekarang kotokoto ini masih tetap utuh, akhirnya disekitar daerah tersebut berkembang menjadi tigakoto lagi, yaitu Koto Anyir, Koto Kociak, dan Koto Alam. Nama Mungka berasal dari kata maungkar (membongkar) tiga batang kayu untuk perumahan penduduk arah ke Mungka, tepatnya di lapangan bola kaki yang sekarang ini, yang tetap bernama Lapangan Bola Kaki Kayu Nan Tigo, yang mana kayu ini sangat besar sehingga seluruh masyarakat nagari disuruh untuk membongkarnya. Setelah perkembangan penduduk , akhirnya dua Koto yang dibaruah yaitu Koto Kundur dan Koto Tingga, mulai ramai dihuni oleh penduduk.dan selanjutnya untuk berusaha di lapangan pertanian gambir orang tua-tua di Mungka membuka suatu koto yaitu Koto tinggi Kubang Balambak. Akhirnya lagi di daerah sebelah mudik dibuka lagi Koto Suatu nagari yang bernama Koto Baru Bungo Setangkai. Maka, genaplah mungka menjadi sembilan koto, lima koto di hilir dan dua koto di baruah. Cerita tentang Rajo Gadui kemudian berakhir di Mungka seiring kepindahanya ke Kapur Sembilan dan terus ke daerah Kampar, meninggalkan Datuak Siri Maharajo yang kemudian bernama Dt. Siri Marajo saja. Datuak Siri Marajo kemudian membentuk pemerintahan nagari yang bernama Kelarasan di Nagari Mungka. Nagari Talang Maur, Nagari Mungka, Nagari Simpang Kapuak, Nagari Jopang Manganti, dan Nagari Sungai Antuan.(fajar/e2)


20 Kaba Rantau

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

Kompak Dukung Yahir Duduk di DPRD Siak "Kita ingin ada di antara perantau Limapuluh Kota yang berpotensi itu untuk maju menjadi caleg di Pemilu Legislatif mendatang, dimaksudkan agar ada wakil kami di DPRD Kota Pekanbaru." DARI 40 anggota DPRD Kabupaten Siak periode sedang berjalan, 2009-2014, tidak satupun yang merupakan putera Siak asal Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh. Kebanyakan yang menyandang predikat legislator Siak itu dari etnis lain seperti Jawa, Batak, selain juga putera asli Kabupaten Siak. Realitas itu pulalah yang mendorong Gonjong Limo -organisasi kekeluargaan perantau Lima Puluh Kota dan Payakumbuh-untuk merapatkan barisan, terutama dimaksudkan untuk menghadapi Pemilu Legislatif 2014 mendatang. Mereka

bertekad, dari 40 anggota DPRD Siak periode 2014-2019 mendatang, minimal satu di antaranya merupakan warga Siak asal Lima Puluh Kota dan Payakumbuh. Lihatlah, putra-putri Luak Limopuluah yang merantau di Perawang, Kabupaten Siak, selain rajin menggelar pertemuan rutin, merekajuga sepakat untuk menyatukan suara dalam menghadapi Pemilu 2014 mendatang dengan mengusung 1 calon anggota DPRD Siak. Calon yang diusung itu bernama Yahir Chaniago. Dia akan maju dari Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto yang sedang naik daun di Indonesia. Salah seorang perantau Luak Limopuluah di Perawang bernama Arius Zarni, mengajak warga Gonjong Limo di Perawang, agar tetap solid mendukung Yahir. Permintaan itu disampaikan Yahir, dalam Grup Facebook Gonjong Limo Siak. Yahir menulis," Kesolidan G5 Perawang sadang diuji. Manjalang PILEG-ko, seolah2 G5 pocah. Indak kompak. Ado

nan 'maraso' jadi anak tiri, dilupokan, diabaikan, ditinggakan, dipabiakan, dicuekin, masa bodo, dll nan sabanso itu. Manangguak diayie koruah. Itulah politik nan diciptakan dek urang lain supayo awak badorai corai borai urang lain basorak sorai.. Anehnyo, awak pun maaminkan pulo bahkan soto pulo manyebarkan carito nan ndak tau kebenarannyo. Nauzubillah... Mungkin pandapek kito iyo babeda, tapi perbedaan itu kanlah dimusyawarahkan atau diduduakkan supayo ado satu kato sapakat. Kalau iyo kito nak maangkek marwah luak 50 koto disiko ndak ado kato lain Kesepakatan tu yo harus kito laksanakan! Isi kesepakatan : 1. Yahir caleg diusung dari G5 2. Seluruh anggota G5 jo urang awak nan berasal dari luak 50 koto adolah Tim Pemenangan Yahir. Nah, dunsanak G5 kok iyolah salah jalan molah kito babaliak kapangka. Kalau batanyo kito, batanyolah ka nan patuk. Mari kito ambiak nan tacicie kito kumpuekan sado nan taserak baliak. Mari kito junjuang marwah luak 50 koto jo Gonjong Limo persatuan kito," demikian ditulis Arius Zarni, seperti dilansir payakumbuhnews.

Dari Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau, juga mengemuka harapan yang sama. Syafriadi, 53, warga asal Kabupaten Lima Puluh Kota yang sudah lama merantau ke Kota Pekanbaru, juga berharap pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang ada warga Riau asal Kabupaten Lima Puluh Kota yang duduk di DPRD Kota Pekanbaru periode 2014-2019. "Setahu saya, dalam periode sedang berjalan, 2009-2014, tidak ada warga Pekanbaru asal Kabupaten Limapuluh Kota yang dipercaya duduk di DPRD Kota Pekanbaru," kata Syafriadi kepada Sinamar. Kondisi ini, tambahnya, selain tidak mendatangkan kebanggaan moral bagi warga Pekanbaru asal Lima Puluh Kota, juga bila ada di antara warga sekampung yang mendapat kesulian, lambat dapat pertolongan. Syafriadi yang sehari-hari berjualan barang harian di Pasar Kodim Pekanbaru itu menilai bahwa pada dasarnya banyak warga Pekanbaru asal Lima Puluh Kota yang berpotensi, yang bergerak di berbagai bidang. "Kita ingin ada di antara mereka yang berpotensi itu untuk maju menjadi caleg di Pemilu Legislatif mendatang, dimaksudkan agar ada wakil kami di DPRD Kota Pekanbaru," sambungnnya lagi.(e2)

ď Ž Pilgub Riau 2013

AJANG Pilgub (Pemilihan Gubernur) Riau 2013, yang dimaksudkan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur Riau 2013, antara lain diikuti oleh dua orang putera Riau asal Kenagarian Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota. Karena maju sekali-dua, ada yang mencemaskan dukungan menjadi terbelah. A Dt. Rajo Melayu, tokoh masyarakat Nagari Pangkalan, menyayangkan kenapa dalam ajang yang cukup bergengsi itu tidak hanya diikuti oleh satu putera Pangkalan saja. "Kalau cuma satu nama yang maju, hampir dipastikan dukungan akan menjadi bulat," katanya. Berbeda dengan kondisi sekarang yang

diikuti dua calon, "Saya mencemaskan dukungan akan menjadi terbelah," ia menambahkan. Dua nama putera Riau asal Pangkalan yang sudah ditetapkan KPU sebagai calon di ajang Pilgub Riau 2013 itu, antara lain adalah Drs. H. Herman Abdullah MM yang membidik kursi Gubernur Riau periode 20132018, berpasangan dengan Agus Widayat. Agus Widayat saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Dumai. Pasangan ini didukung sejumlah parpol, dengan motor penggerakknya adalah Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya). Herman Abdullah adalah mantan Wali Kota Pekanbaru yang menjabat selama dua periode berturut-turut. Sebelum dipercaya menjadi orang pertama di Kota Pekanbaru, Herman sempat menduduki sejumlah posisi strategis di lingkungan Pemko Pekanbaru. Dalam

Drs. H. Herman Abdullah MM

kapasitasnya sebagai putera Pangkalan, di tengah kesibukannya Herman masih menyempatkan pulang kampung di momen-momen tertentu. Satu nama lagi yang maju di ajang serupa adalah Arsjadjuliandi Rachman, atau yang akrab dipanggil dengan Andi Rachman. Andi membidik kursi Wakil Gubernur Riau periode 2013-2018, berpasangan dengan H. Annas Maamun yang saat ini menjabat sebagai Bupati Rohil (Rokan Hilir). Pasangan kombinasi politisi dan pengusaha ini diusung oleh Partai Golkar (Golongan Karya) yang memiliki kekuatan 15 kursi di DPRD Riau. Sawir, 47, warga Pangkalan yang merantau ke Pekanbaru, juga mengaku bingung kenapa yang maju sekali-dua. "Kita yang akan sulit dalam menentukan pilihan," kata Sawir. Padahal, menurut Sawir, jauh sebelum ajang Pilgub Riau 2013

digelar, ia pernah menerima informasi soal kesepakatan untuk hanya memajukan satu nama di ajang Pilgub Riau 2013, baik untuk posisi calon gubernur maupun wakil gubernur. "Tapi belakangan tak tahunya malah maju sekali-dua," ia menambahkan. Padahal, menurut Sawir, selain berasal dari nagari yang sama (Pangkalan), antara Herman Abdullah dengan Andi Rachman masih terbilang berkerabat dekat. "Kalau seperti ini realitas politik yang ada, kita seakan dituntut memilih yang terbaik di antara yang baik," kata Sawir tanpa menjelaskan maksudnya.(e2)

Andi Rachman


21

Gema Ramadhan

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

ď Ž Peringati HUT RI

generasi sekarang. Sebab, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi sangat jarang anak muda yang mengenal permainan lama tersebut. Apalagi

Taeh Bukik- Memperingati hari raya Idul Fitri 1434 H dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 68, Remaja Surau Tuanku Nan Elok Jorong Bukik Tapuang Kenagarian Taeh Bukik Kecamatan Payakumbuh menggelar berbagai perlombaan permainan tradisional Tukak Lele. Tujuannya untuk memperkenalkan kembali permainan tempo dulu itu kepada generasi sekarang. "Kita sengaja memilih permainan masa lalu seperti Tukak Lele dan permainan lama lainnya karena warisan nenek moyang itu semakin ditelan zaman dan tidak dikenal oleh generasi muda saat ini," ungkap panitia acara yang juga Ketua Remaja Surau Tuanku Nan Elok Jorong Bukik Tapuang Nanang Putra kepada Sinamar di Bukik Tapuang, belum lama ini. Dikatakan, berbagai permainan yang populer sebelum tahun 1980-an itu diharapkan kembali dikenal oleh

dewasa ini generasi sekarang semakin dimanjakan oleh teknologi canggih hingga anak-anak lebih cenderung bermain dengan teknologi seperti video game yang membuat anak terkadang kurang bersosialisasi dengan orang lain. Beda dengan permainan tradisional yang umumnya melibatkan banyak orang yang memberikan berbagai dampak positif terhadap anak seperti pengetahuan, keterampilan dan sikap anak. Selain itu, permainan warisan nenek moyang tersebut juga mempunyai muatan pengembangan moral, nilai agama, sosial dan lainnya. "Tidak dipungkiri, zaman

dulunya banyak permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak anak di Nagari Taeh Bukik. Namun, kini permainan warisan leluhur itu sudah mulai ditinggalkan anak anak sekarang karena mereka lebih suka bermain game komputer," sela Sinta pengurus lainnya. Tukak lele merupakan permainan memukul potongan kayu sepanjang satu jengkal dengan tongkat kayu sepanjang lebih kurang 50 cm. Potongan kayu kecil itu diletakan dalam subuah lobang kecil dengan posisi miring dan separoh bagian kayu berada di luar lobang. Potongan kayu itu kemudian dipukul dengan tongkat hingga melambung tinggi. Sebelum jatuh ke tanah, potongan kayu itu harus dipukul sebanyak-banyaknya hingga terlempar jauh dari lobangnya. Bila potongan hanya dipukul satu kali, maka jarak lemparannya diukur dengan menggunakan tongkat, sedangkan jika sempat dipukul dua kali maka jaraknya diukur dengan potongan kayu kecil dan bila pemainnya berhasil memukul tiga kali maka ukuran hitungan lemparan menggunakan anak korek api. Khusus bagi yang berhasil memukul potongan kayu sampai empat kali, maka ia langsung tampil sebagai pemenang. Tukak Lele ini juga dikenal di kenagarian lain di Kabupaten Lima

Puluh Kota, namun dengan nama sedikit berbeda. Kalau di Taeh Bukik bernama Tukak Lele, maka di Kenagarian Harau biasanya disebut permainan Tapak Leman dan di Kenagarian Guguak VIII Koto bernama Pantak Lele dan ditempat lainnya ada yang menyebutnya Patok Lele. "Permainan ini jelas tidak mudah, melainkan menuntut keahlian khusus dan ketekunan berlatih," ujar Nanang. Acara yang terbilang langka itu ikut menjadi perhatian Bupati Lima Puluh Kota Alis Marajo. Tak heran Bupati langsung mengunjungi lokasi permainan tempo lalu itu dan mencobanya. Menurut Alis, ini merupakan salah satu upaya melestarikan permainan tradisional daerah. Acara yang digelar Remaja Surau Tuanku Nan Elok Jorong Bukik Tapuang itu diharapkan dapat memperkenalkan permainan tradisional tersebut kepada generasi sekarang. "Tak kalah pentingnya, permainan tradisional ini juga dapat mengajarkan anak-anak berfikir kreatif. Selain itu mengajarkan untuk bersikap sportif dan lainnya," ujar Alis. Selain pertandingan Tukak Lele, peringatan Idul Fitri dan Hut RI itu juga dimeriahkan dengan pertandingan cerdas cermat, permainan galah, engrang, memanjat batang pinang dan lainnya guna memperebutkan tropy dan hadiah tabanas. (hendri gunawan)

Perantau Balai Talang Gelar KIM Berhadiah Sapi Balai Talang,-Menyambut hari raya Idul Fitri 1434 H, masyarakat dan perantau Jorong Balai Talang Nagari Guguak VIII Koto Kecamatan Guguak menggelar acara hallal bil hallal dan hiburan hingga membagikan batuan ternak sapi bagi warga miskin. Berbagai rangkaian acara hiburan dan kegiatan sosial itu diperkirakan menghabiskan biaya hingga Rp50 juta. Ketua Ikatan Keluarga Balai Talang dan Sekitarnya (IKBS) Yusrial yang ditemui disela acara permainan Kim di lapangan sepak bola Panurunan Lobah Jorong Balai Talang, Minggu (11/8) malam menyebut, rangkaian acara itu pada intinya bertujuan mempererat silaturahmi antar masyarakat dan perantau. Rangkaian acara itu dimulai dari pelaksanaan shalad Id, makan bersama dengan memotong sapi, lomba memanjat batang pinang bergomok, pacu belut, tarik tambang dan perlombaan lainnya hingga permainan Kim. Khusus pada acara Kim, hadiah utamanya berupa ternak sapi serta puluhan hadiah lainnya berupa peralatan elektronik.

"Seperti tahun sebelumnya, tahun ini kita kembali menggelar Kim dengan hadiah utama ternak sapi. Hadiah utama ini hanya diperuntukan bagi keluarga miskin. Sedangkan bagi masyarakat ekonomi menengah hanya mendapatkan kesempatan memperoleh puluhan hadiah lainnya berupa peralatan elektronik. Total hadiah berbagai perlombaan tersebut berkisar Rp15 juta," ujar Yusrial. Selain itu, lanjut Yusrial, para perantau dan masyarakat di kampung juga menyalurkan dana sosial sebesar Rp6,5 juta bagi keluarga kurang mampu, serta dana sewa tanah lapangan sepak bola yang baru terkumpul sebesar Rp40 juta dari jumlah sewa sebesar Rp65 juta. "Kami berharap acara silaturahmi sekaligus kegiatan sosial ini menjadi agenda tahunan bagi perantau dan masyarakat Balai Talang. Tujuannya jelas untuk memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan antar masyarakat," harap perantau Jakarta itu.

MENYAMBUT hari raya Idul Fitri 1434 H, warga dan perantau Balai Talang menggelar berbagai atraksi dan perlombaan seperti memanjat batang pinang, tarik tambang, Kim berhadiah ternak sapi dan perlombaan lainnya. (f/gun)

Pada bagian lain Ketua PHBI Balai Talang Z Dt. Batang senada mengungkapkan, acara hallal bil hallal secara besar-besaran tersebut pada intinya bertujuan merekat persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat Balai Talang yang selama ini terkesan agak renggang. Untuk merekat persatuan seluruh masyarakat di jorong ini, pelaksanaan shalat Id sengaja dilaksanakan pada satu lokasi di lapangan sepak bola Panurunan Lobah. "Tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan shalat Id terbagi di dua

tempat. Sekarang dan selanjutnya masyarakat bertekat melaksanakannya di satu lokasi di lapangan sepak bola. Ini merupakan sejarah baru bagi masyarakat Balai Talang yang belakangan terkesan agak pecah," papar Dt. Batang. Puncak acara menyambut lebaran Idul Fitri yang dipusatkan di lapangan Panurunan Lobah itu dipadati oleh sekitar 5 ribu orang asal Balai Talang dan warga jorong tetangga lainnya. Pada acara Kim itu ternak sapi berhasil dibawa pulang oleh Epi (46) warga Balai Talang. (gun)


Varia 22 REDAKSI Suayan Juara Umum MTQ Akabiluru SUAYAN - Kafilah dari Jorong Suayan-tinggi, Nagari Suayan, meraih gelar juara umum Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kecamatan Akabiluru yang ber-langsung di Masjid Raya Pila-dang, Nagari Koto Tangah Batu Ampa, sejak Minggu (28/7) hingga Selasa (30/7) malam. Kafilah dari Suayan jadi juara umum setelah meraih medali emas atau juara pertama untuk cabang Musabaqah Syah-ril Qur’-an (MSQ), Pemilihan Dai Cilik (Pildacil) dan Khotbah Jumat. Kemudian juara kedua untuk cabang lomba Asmaul Husna dan juara ketiga untuk cabang Khotbah Jumat. Sedangkan peringkat kedua MTQ se-Akabiluru diperoleh kafilah Masjid Baitun Naim, Jorong Subarangparik, Nagari Koto Tangah Batu Ampa. Kha-filah dari perbatasan Limapuluh Kota dengan Tanahdatar itu unggul di cabang MTQ dan meraih juara ketiga untuk ca-ba-ng MSQ serta Asmaul Husnah. Sementara, pemenang lain dalam MTQ tingkat Kecamatan Akabiluru itu adalah Masjid Jami’ Batuhampar (juara I lom-ba Asmal Husna), Masjid Al-furqon Pila-dang (juara II cabang MSQ), Masjid Suhada Durian Gadang (juara II MTQ dan Pil-dacil), serta Masjid Nurul Iman Piladang (juara III MTQ dan pildacil). MTQ tingkat Kecamatan Akabiluru digelar oleh generasi muda Piladang untuk memeriahkan Nuzul AlQur’an 1434 H Diikuti ratusan qori-qoriah, MTQ itu menghadirkan tiga dewan hakim, yaitu Muhamad Sawari, Nasrullah dan Y Dt Rajo Nan Koto. Penutupannya juga dihadiri tokoh perantau Luak Limo-pu-luah yang juga calon anggota DPR-RI dari PKS Haji Catur Virgo. (fajar)

Warga Keluhkan Debit Air KOTO ALAM – Masyarakat Desa Simpang Tigo dan Koto Tangah, Kenagarian Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, mengeluhkan menyusutnya debit air pamsimas yang masuk melalui pipa-pipa ke rumah penduduk. “Sejak beberapa pekan belakangan sudah jauh menyusut,” kata Yon, 41, warga Koto Tangah. Terutama pada siang hari, sambung Yon, air yang bersumber dari pamsimas dipastikan tidak masuk lagi ke rumahnya. “Paling masuknya tengah malam, itu pun dengan debit yang tidak seberapa,” tambahnya. Beruntung Yon membangun bak penampung di rumahnya sehingga kalau air tidak masuk agak 1-2 hari, masih ada stok air yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan. Ada yang menduga, menyusutnya debit air pamsimas di kedua jorong itu antara lain dipicu musim kemarau sejak beberapa waktu belakangan. Kondisi makin diperparah oleh kondisi hutan di bak penampungan utama yang sudah banyak yang gundul menyusul aksi penebangan kayu secara ilegal (illegal logging) yang dilakukan oleh sejumlah penduduk setempat. (e2)

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

SARILAMAK - Sebanyak 420 orang mustahiq miskin menerima zakat komsumtif dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Limapuluh Kota. Selain itu, sebelumnya Baznas juga telah menyalurkan beasiswa, bantuan usaha produktif, biaya berobat dan bencana alam. Bupati diwakali Sekdakab Limapuluh Kota H. Yendri Tomas, SE, MM dalam sambutannya sebelum menyerahkan secara simbolis zakat itu di aula kantor bupati setempat, R a b u (31/7),

mengakui Baznas Limapuluh Kota sejak tahun 2004 sudah banyak menyalurkan zakat bagi masyarakat. “Kita mengapresiasi Baznas yang telah mengelola zakat dengan baik. Kita berharap zakat ini dimanfaatkan untuk hal yang benar-benar dibutuhkan,” ujar Yendri. Sebelumnya, Ketua Baznas Kabupaten Lima Puluh Kota H Jayusman, S.Pd, M.M.Pd Dt. MS Junjungan dalam laporannya menyebutkan, para penerima zakat konsuntif ini bukan saja dari masyarakat umum yang tersebar di berbagai nagari, namun juga berasal dari pegawai honorer, pegawai tidak tetap dan tenaga harian lepas di lingkungan Pemkab Limapuluh Kota. Masing-masingnya menerima sebesar Rp500 ribu. “Tahun sekarang kita mempunyai target Rp2 miliar, namun dana

yang masuk baru sekitar Rp1,6 miliar. Angka ini masih jauh dibawah potensi zakat mal atau zakat harta PNS (pegawai negeri sipil) di Kabupaten Limapuluh Kota yang mencapai kisaran Rp6,7 miliar, belum termasuk zakat dana sertifikasi guru-guru,” ungkap Jayusman. Tahun lampau, Basnaz berhasil menyalurkan zakat bagi sekitar 3.000 warga miskin dengan nilai keseluruhan berkisar Rp1,1 miliar dalam bentuk beasiswa bagi murid SD sampai mahasiswa, bantuan berobat, usaha produktif, bencana alam dan bantuan konsuntif. Disamping menyerahkan zakat mal dari Baznas, dalam kesempatan itu Yendri dan Muspida juga menyerahkan langsung zakatnya serta zakat dari Bupati Alis Marajo, Wakil Bupati Asyirwan Yunus dan Ketua DPRD Darman Sahladi masing-masingnya sebesar Rp2 juta, serta zakat Ketua Baznas Jayusman dan salah seorang anggota Baznas masing-masingnya sebanyak Rp5 juta.(gun)

Sekda Limapuluh Kota H.Yendri Tomas,SE,MM (f/gun)

Perantau Usulkan Nama Jalan VII KOTO TALAGO – Para perantau Tujuh Koto Talago, Kecamatan Guguk, yang ada di Jakarta mengu-sulkan agar nama besar tokoh agama Syekh Abbas Abdullah dan Syekh Abdul Wahid diabadikan sebagai nama jalan utama di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota. Usulan itu akan disampaikan dalam waktu dekat kepada Bupati Kabupaten Limapuluh Kota. ‘’Ya minimal jalan sepan-jang Padang Jopang sampai Lampasi, Payakumbuh, bisa diberi nama Syekh Abbas Abdulah. Sedangkan nana Syekh Abdul Wahid bisa dijadikan nama jalan di daerah Tujuh Koto Talago,’’ kata Ketua Pemuda Ikatan Warga Djorong Koto Kociak (IWDK) Jakarta, Yon W Anwar. Upaya pemberian nama jalan itu dilakukan untuk mengenang perjuangan dan

kejadian nasional PDRI di Kenagarian Tujuah Koto Talago. Kedua tokoh agama ini dinilai sangat berperan semasa melawan penjajah. Bahkan Ir Soekarno (man-tan presiden) pun sangat mengenal kedua tokoh itu. “Ir. Soekarno pernah datang menemui Syeikh Abbas Ab-dullah di Perguruan Darul Funun El Abbasiyah Padang Jopang, tahun 1943 untuk meminta petuah dan ber-diskusi. Bahkan Syeikh Abbas Abdullah juga diangkat oleh Majelis Tinggi Islam (MTI) sebagai panglima/Imam Jihad untuk melawan penjajah di Minangkabau,” kata Ketua Pemuda Tujuah Koto, Putra Satria Very. Sekolah Darul Funun di Baruah Puncak Bakuang – Padang Jopang didirikan oleh Syekh Abbas Abdullah dan Syekh Mustafa Abdullah pada tahun 1927. Dan

Perantau Jangan Hanya Pulang Malagak

Tugu Sakido Mura.(f-humas)

KOTO ALAM – Sejumlah warga Kenagarian Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, mengharapkan agar para perantau asal kenagarian tersebut yang pulang berlebaran tahun ini mampu memberi kontribusi berart bagi kepentingan nagari dan masyarakatnya. “Para perantau seyogianya jangan hanya pulang untuk malagak,” keluh seorang warga. Dikatakan, menyusul anjloknya nilai jual sejumlah komoditas –terutama karet dan gambir— tani yang selama ini menjadi andalan perekonomian masyarakat setempat, sebagian besar masyarakat pun dihadapkan dengan

pada tahun 1906 Syekh Abdul Wahid As-Sholihi yang sering disebut sebagai Baliau Tobek Godang mendirikan Madrasah Tar-biyah Islamiyah Tobek Go-dang. Institusi pendidikan Islam, Darul Funun dan Madrasah Tarbiyah ini telah banyak melahirkan cerdik pandai dan tersebar di berba-gai daerah di Indonesia, bah-kan sampai ke negeri Malaysia. Syekh Abbas sudah lama meninggal dunia dan PDRI pun sudah selesai melak-sanakan tugasnya menyela-matkan NKRI. ‘’Tidak terba-yangkan apa jadinya NKRI tanpa PDRI. Tokoh dan pe-risitiwa penting ini harus tetap hidup dalam sanubari kita dan dalam hati sanubari generasi muda Tujuah Koto Talago,” kata Yon W. Anwar. (h/dp) kondisi yang amat sulit. Selain pembangunan yang bersumber dari partisipasi aktif masyarakat tergolong stagnan, bidang-bidang lain pun ikut menjadi terancam. Antara lain, pendidikan sejumlah anak nagari itu yang dicemaskan akan putus di tengah jalan lantaran orangtua mereka sedang dihadapkan dengan kondisi perekonomian yang amat berat. “Seyogianya para perantau Koto Alam yang pulang kampung berlebaran tahun ini ikut mencari solusi dari sejumlah persoalan yang tengah dihadapi masyarakat, terutama di bidang pendidikan,” kata warga yang enggan ditulis namanya itu. (e2)


Varia 23 REDAKSI

Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus 2013

Berharap Jadi Sentra Keladi SITUJUAH - Pada Ramadhan yang ke-22 hari Rabu Wakil Bupati Limapuluh Kota Drs.H.Asyirwan Yunus, M.Si mengunjungi Nagari Situjuah Ladang Laweh, tepatnya ke Jorong Bawah di Mesjid Akhdar. Ini merupakan kunjungan kedua kalinya Wabup Asyirwan ke Keagarian Situjuah Ladang Laweh setelah sebelumnya mengunjungi Jorong Kociak. Wali Kenagarian Situjuah

LUBUAK BATINGKOK Rombongan Tim Safari Ramadhan (TSR) Wakil Bupati LimaPuluh Kota Asyirwan Yunus disambut jamaah tarwih, Wali Nagari, Wali Jorong beserta tokoh masyarakat, tepatnya di Mushalla Al Ikhlas Jorong Tigo Balai Nagari Lubuak Batingkok. Dalam acara ini turut hadir Kepala Inspektorat Kasman Kasim, Kadis Koperindag Yunire Yunirman, Edi, SH dari PU, Sekcam Harau, Danramil Harau dan Khairunnas dari Kemenag. Wabup dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Limapuluh Kota terus melakukan pembangunan. Diakui,

meminta semua instansi yang terkait sesegera mungkin menindaklanjuti hal tersebut. Pada kesempatan yang sama Asyirwan juga berharap Nagari Situjuah Ladang Laweh dimasa mendatang bisa menjadi sentra pengembangan keladi di Kabupaten Limapuluh Kota, dimana pada saat ini telah ada 6 kelompok tani yang terbentuk di Nagari ini. “Menyamakan persepsi masyarakat dan pemerintahan, bagaimana aparatur pemerintahan terhadap warga dan bagaimana warga terhadap pemerintahan, itu semuanya harus ada aturan. Jangan

Ladang Laweh atas nama masyarakat mengucapkan terima kasih atas kunjungan tim safari Ramadhan ke jorong mereka dan tak lupa menyampaikan keluhan-keluhan mereka secara langsung kepada Asyirwan. Di antaranya masalah jalan, honor guru MDA dan garin masjid serta masalah pengurusan akte kelahiran. Wabup Asyirwan Yunus secara tuntas menjawab semua keluhan-keluhan tersebut dan

saat ini memang banyak yang perlu diperbaiki, terutama infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi yang masih menjadi prioritas. “Jadi diharapkan kepada warga Limapuluh Kota untuk bersabar karena kita dihadapkan dengan keterbatasan dana,” ungkap Asyirwan Yunus dihadapan jamaah tarwih Mushalla Al Ikhlas. Sebagaimana harapan dari masyarakat Jorong Tigo Balai melalui Wali Nagarinya Dt. Pangulu Bosa mengatakan masalah jalan dari Lubuak Batingkok ke Tigo Balai dan dari Gurun ke Tigo Balai perlu sekali untuk diperbaiki karena termasuk dalam

kawasan IKK. “Kalau masalah e-KTP perlu ditegaskan ke masyarakat Jorong Tigo Balai bahwasanya sampai Desember masih bisa diurus,” pungkas Dt. Pangulu Bosa. Kepala Bidang di Pekerjaan Umum Edi SH mengatakan, masalah jalan dari Lubuak Batingkok ke Tigo Balai dan dari Gurun ke Tigo Balai sudah dalam perencanaan, insyaallah pada tahun 2014 akan segera terealisasi. Pada kesempatan itu Wakil Bupati Asyirwan Yunus juga menyerahkan bantuan untuk Mesjid Al Ikhlas berupa tiga gulung tikar sholat kepada pengurus Mushalla Al Ikhlas (ogi)

Maek Genjot Infrastruktur MAEK – Pembangunan infrastruktur di Kenagarian Maek, Kecamatan Bukik Barisan, sejak tiga tahun belakangan mengalami kemajuan pesat. Dulu, untuk bisa sampai ke nagari terkenal dengan peninggalan sejarah berupa ribuan menhir itu, harus ekstra berhati-hati dan begitu sedikit ekstrim. Kenapa tidak, agar sampai ke nagari Maek, harus melewati jalan tanah, berlobang dan turunan yang begitu curam, apalagi jurang-jurang dalam yang terdapat disepanjang dibibir jalan menuju daerah tersebut. Tetapi, semenjak 3 tahun

terakhir ini, kecemasan masya-rakat yang hendak menuju ke Nagari Maek, tak lagi dirasa-kan. Bahkan, pedagang dari berbagai daerah, hampir setiap hari memasuki nagari Maek tanpa rasa takut seperti dahu-lu-dahulunya. Hal itu disebabkan, jalan tanah yang dahulu merupakan akses transportasi utama masyarakat nagari Maek telah berubah total. Seluruh jalan utama menuju Maek sekaligus salah satu daerah tertua di Indonesia itu, telah dilakukan pengaspalan oleh pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota.

Bupati Alis Marajo bersama wabupAsyirwan Yunus dan SKPD ketika berkunjung ke Taman Menhir Maek (f/dadang)

ada jarak antara pemimpin dengan yang di pimpinnya,” kata Asyirwan Yunus. Mantan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara itu juga berharap semua masyarakat di jorong ini bisa menjaga kekompakan dan memelihara silaturahim dengan sesamanya. “Jangan sampai antar sesama penduduk disini terpecah belah karena hal yang sepele,” pungkas Wabup Asyirwan, yang kemudian memberikan sumbangan untuk acara MTQ berupa uang dan tropi serta tidak lupa tiga helai tikar permadani untuk masjid setempat. (ogi)

Sehingga, akses trans-por-tasi masyarakat setempat, semenjak beberapa tahun terakhir ini, diakui masyarakat sudah mulai lancar. “Kami berterimakasih kepada Bapak Bupati Alis Marajo dan Wabup Asyir-wan Yunus yang telah mela-kukan peruba-han di nagari kami. Mudah-mudahan, pemba-ngunan jalan ini, terus dilakukan sehingga Nagari Maek bisa lebih maju dari daerah lainnya,” ujar Riloman, Pls Wali Nagari Maek. Sementara Bupati Alis Marajo menuturkan, dari puluhan kilometer jalan utama menuju Nagari Maek, hanya tinggal 5 kilometer lagi yang belum dilakukan pengas-palan. Tetapi mereka bertekad, hingga akhir jabatan pada tahun 2015 nanti, seluruh jalan utama menuju ke Nagari Maek yang selama ini dilekuh-kan masyarakat, bakal dilakukan pengaspalan. “Nagari Maek, merupakan daerah tertua kita. Untuk itu, pemkab Kabupaten Limapuluh Kota, bakal memperbaiki akses jalan ini secara bertahab. Dan nantinya, masyarakat akan lebih nyaman sampai ke Nag-ari Maek,” ujarnya. (dadang)

Edi, SH

Siagakan Petugas di Kelok 9 HARAU – Jajaran Mapolres Limapuuh Kota terlihat sudah me-nyiagakan sejumlah personel dari berbagai satuan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi di jalan layang Kelok 9, Kecamatan Harau. Mulai dari keamanan lalu lintas hingga antisipasi terjadinya tindak kriminal di kawasan itu. “Personel lalu lintas siaga sela-ma 24 jam nonstop di Kelok Sem-bilan. Begitu juga satuan lainya seperti Reserse Kriminal di bawah Komando Kasat Reskrim Bapak AKP Russirwan dan Sabhara di bawah Komando Bapak AKP, I Made Reje tentunya,” kata Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Cucuk Trihono melalui Kasat Lantas Polres Limapuluh Kota, AKP Agus-tober. Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kelok Sembilan, Rina Ko-mala Sari memastikan kepada wartawan bahwa penerangan jalan di sepanjang fly over Kelok 9 akan dihidupkan sepanjang malam sejak pukul 18.00 hingga pukul 06.00 WIB.”Penerangan jalan umum akan dinyalakan sejak pukul 18.00 hingga pukul 06.00 WIB pagi,” ungkap Rina Komala Sari. (pe)


Sinamar Media Pemkab Lima Puluh Kota

24

Sosok

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 100/Tahun XII/16 - 31 Agustus2013

 Letkol Inf. Dec. Jerry Simanungkalit

"Mulai hari ini, kita hilangkan kesan angker di sini. Saya menyatakan akan membuka akses seluasnya kepada suluruh masyarakat. Datanglah ke sini, semisal untuk latihan bola voli, atau olah raga lainnya.” PERNAHKAH Anda memasuki wilayah Yonif 131 Braja Sakti (BS) di Kota Payakumbuh, tempat sejumlah prajurit TNI bermarkas? Ada perbedaan mendasar yang ditemui saat memasuki “kawasan hijau” itu, terutama bila mencoba membandingkan antara kondisi yang ditemui sekarang dengan dahulu. Dulu, yaitu dulu sekali, kesan pertama yang dirasakan saat memasuki kawasan tersebut –terutama oleh kalangan masyarakat sipil— adalah angker, dan seakan “berjarak” dengan masyarakat lingkungannya. Tiap anggota masyarakat yang ingin bertamu ke sana, satu misal, mesti melalui sejumlah prosedur standar yang telah digariskan, dan semua prosedur itu mesti dijalani dengan sangat ketat. Tapi, seiring dengan perjalanan waktu, kesan angker tersebut perlahan mulai mencair. Terutama sejak Yonif 131 Braja Sakti Payakumbuh dipimpin oleh Letkol Inf Dec Jerry Simanungkalit, jajaran itu seakan makin membukakan diri dengan masyarakat. Terkesan, perwira menengah TNI tersebut ingin membuka diri terhadap siapa saja, baik secara personal maupun secara kesatuan. Inilah keunggulan lain dari Letkol Jerry, yang di mana pun bertugas senantiasa menjunjung tinggi pengabdian yang baik terhadap negara dan bangsa. Agaknya, keharusan pengabdian itu sudah mendarah daging pada perwira menengah TNI ini satu ini. Baginya, kedekatan dengan masyarakat itu sangat perlu terus dibina. Tujuannya, agar prajurit Yonif 131 BS menyatu dengan rakyat. Kesan pertama mengenal Letkol Jerry, antara lain, ia orangnya enak diajak bicara, termasuk mudah bergaul dengan semua kalangan. Ia juga dikenal cekatan, punya dedikasi, disiplin tinggi serta tegas ucapan maupun tindakan.

Bukti keterbukaan Letkol Jerry dengan semua kalangan, yaitu saat Sinamar mendatangi markasnya, belum lama ini. Bayangkan, di tengah kesibukannya bersama ratusan prajurit disana, ia masih meluangkan waktu untuk bertemu. Lengkap disuguhkan aneka hidangan. Pokoknya, surpraise alias kejutan buat tetamu datang. Jadi, siapapun tamu datang, haqqul yakin akan kerasan di Markas Yonif 131 Braja Sakti Kodam I Bukit Barisan tersebut. Ruang kerja itu berukuran 12x6 meter. Beberapa lemari, dan peralatan lainnya berdiri rapi. Beberapa foto Danyon sebelumnya jelas terpajang di dinding sebelah atas. Tidak ketinggalan foto-foto kegiatan prajurit Yonif 131 Braja Sakti yang tengah berlatih. Mesti kesannya jauh dari mewah, namun suasana di kantor Komandan Yonif 131 BS sangat mengasyikkan. "Beginilah keadaannya kantor saya, mudahmudahan bisa kerasan disini," kata Letkol Jerry Simanungkalit membuka percakapan. Lelaki tegap dengan dua melati di pundak ini, tampak akrab dengan bawahannya. Keakraban jelas terlihat bersama Wadanyon Mayor Inf Ari Nugroho, dan ajudan mereka. "Sudah berapa kali masuk ke sini," tanya Ayah satu putri ini membuka hening kala itu. "Saya yakin, pasti jarang ke sini karena kesan angker selama ini Yonif 131 BS ini," sambungnya lagi. Sepertinya pertanyaan yang diajukan Danyonif 131 BS itu tak perlu jawaban. Justru yang memberi jawaban terhadap pertanyaan itu adalah Letkol Jerry sendiri, dengan mengatakan: "Mulai hari ini, kita hilangkan kesan angker di sini,” katanya. “Saya menyatakan akan membuka akses seluasnya kepada suluruh masyarakat. Datanglah ke sini, semisal untuk latihan bola voli, atau olah raga lainya," ajak Ayanda dari Deby Sarah Oktavia, yang masih berusia sekitar enam tahun, itu. Siapa Letkol Jerry? Dilahirkan dari ayah yang bekerja di PT CPI (Caltex Pacific Indonesia) –kini: PT Chavron Pacific Indonesia—Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau; maka praktis hari-hari di masa kecilnya lebih banyak dihabiskan di kota minyak itu.

Termasuk menamatkan jenjang pendidikan SMTA, ia selesaikan di SMA Cendana Rumbai pada tahun 1992. Setamat dari sana, Jerry mendaftar masuk Akmil melalui Korem Wira Bima 031 Pekanbaru. "Sayang, ketika itu saya belum beruntung. Yah, saya tidak lulus jadi tentara,” kenangnya. Setahun kemudian, ia mencoba kembali mendaftar yaitu tahun 1993 juga melalui Korem Wira Bima 031 Pekanbaru. "Waktu itu saya dinyatakan lulus," tukas suami tercinta Sonya Siahaan (34) ini mengisahkan segala pengalaman hidupnya. Lantas, setelah tiga tahun menimba ilmu ketentaraan di Akmil, pada tahun 1996 perwira menengah yang baru beberapa bulan di Yonif 131 BS Payakumbuh itu ditempatkan di Divisi II Kostrad Batalyon Inf Linud 503 / MK Mojosari, Jawa Timur. "Dari sana, saya kemudian dipindahkan ke Brigif (Brigade Infantri ) Linud 18 TRS, Jabung, Malang masih di Jawa Timur," tambahnya. Pada 2006 ia kembali di pindahkan ke Kodam XVII Cendrawasih, Papua. Empat tahun di Papua, ia "pulang kampung",dipindahkan ke Korem 031 Wira Bima, Pekanbaru. "Benar, tahun 2010 saya pulang kampung dengan posisi sebagai Kepala Seksi Logistik. Akhirnya, tahun 2012 saya kembali pindah lagi ke Yonif 131 Braja Sakti di Payakumbuh ini sampai sekarang," pungkasnya. Tapi, baru beberapa bulan memimpin Yonif 131 BS, dirinya membuat perubahan signifikan. Antara lain, "Kita jadikan markas Yonif ini terbuka untuk masyarakat menggelar kegiatan. Memang

ada beberapa lokasi yang masyarakat tidak dibenarkan kesana, semisal gudang senjata serta tempat vital lainnya. Silahkan, masyarakat yang mau berolahraga disini. Pintu terbuka lebar. Saat ini sudah banyak masyarakat disekitar sini yang berolahraga di komplek kita ini. Artinya, kita benarbenar membuka diri sekarang," bebernya. Menyoal tugas rutin, Letkol Jerry mengatakan bahwa pihaknya lebih menitikberatkan pada pembinaan satuan. Antara lain dengan cara meningkatkan kemampuan prajurit, terkait kwalitas profesionalitas prajurit itu sendiri. Kemudian juga termasuk keluarga prajurit. Selain itu, manunggal dengan masyarakat, dengan harapan para prajurit semakin profesional dan dicintai oleh rakyat. "Khusus untuk di dalam lingkungan Yonif, kita senantiasa mengadakan pembinaan teritorial, di samping terus meningkatkan profesionalitas prajurit kita disini. Untuk rakyat kita juga berupaya menggalang kemanunggalan, antara lain dengan cara berbaur di tengah-tengah rakyat. Yang jelas kami berupaya agar rakyat betul-betul menyatu dengan prajurit di sini," katanya. Letkol Jerry juga mengharapkan agar hubungan prajurit TNI dengan para wartawan lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu, pihaknya menghimbau prajurit Yonif 131 BS untuk tidak macam-macam dengan wartawan. "Kita himbau, agar prajurit tidak macam-macam dengan wartawan. Wartawan adalah mitra kita, jadi, mari kita galang persatuan dan kesatuan di Luak Limopuluah ini,” imbaunya. medisulhendi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.