Sinamar Edisi 132

Page 16

17 Media Tradisional, Sarana Komunikasi Efektif

Sinamar

Media

Media Pemkab Lima Puluh Kota

Informasi Pelayanan Aparatur dan Publik

Edisi 132/XIII/Mei 2015

Oleh : Fachrurrazy*)

“

Beragamnya sarana komunikasi di tengah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, keberadaan media tradisional seperti pertunjukan rakyat emang layak mendapat perhatian dan sangat dimungkinkan dijaga kelestariannya.

“

I

ndonesia yang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau, 485 suku bangsa dan 583 bahasa daerah. Fakta ini membuat begitu beragamnya etnis, bahasa, adat istiadat, pola komunikasi maupun budaya lokal yang terdapat pada setiap suku bangsa tersebut. Dalam realitas sosial budaya yang beragam ini, ditemui berbagai media tradisional yang didukung oleh budaya dan suku bangsa masing-masing etnis. Media tradisional yang paling menonjol dan mudah dikenal adalah dalam bentuk media pertunjukan rakyat. Aktivitas komunikasi yang terjadi melalui media pertunjukan rakyat merupakan bentuk komunikasi langsung tatap muka. Bentuk komunikasi langsung melalui pertunjukan rakyat ditampilkan melalui pertunjukan/hiburan kesenian daerah yang sudah berlangsung dari waktu ke waktu dan merupakan bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat. Sebagai contoh misalnya dalam komunitas masyarakat Jawa ditemui Wayang Kulit, Kethoprak. Di Jawa Barat ditemui Wayang Golek, di Bali ada kesenian Tari Kecak, di Aceh ditemui Tarian Saman, di komunitas suku Batak ada kesenian Tortor, di Sumatera Barat ada Kesenian Randai, sijobang, dan di berbagai tempat lainnya, media pertunjukan rakyat ini perlu diperhatikan antara lain dikarenakan: (a) mengandung nilai budaya masyarakat berupa nilai kebersamaan dan nilai sejarah peristiwa atau tokoh; (b) oleh masyarakat lokal dipegang sebagai sekumpulan tata nilai atau petuah; (c) media tradisional ini lebih akrab dengan masyarakat; (d) disukai oleh kelompok masyarakat tertentu,sehingga efektif untuk menyampaikan pesan; (e) memberikan hiburan, menyampaikan pesan tanpa menggurui; (f) menampilkan kreativitas dari orangorang lokal sehingga mudah diterima.

Kajian Pengembangan lembaga Pertunjukan Rakyat Pertunjukan rakyat memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Pertunjukan rakyat (Pentura) memiliki akar yang sangat kuat dalam tradisi kebudayaan yang tersedia sekaligus dalam strategi komunikasi personal. “Melalui Media Pertunjukan Rakyat (MPR), penyebaran informasi justru akan semakin mudah diterima karena bisa me-

njangkau berbagai lapisan masyarakat tanpa terkecuali, diantaranya sarana hiburan, pendidikan, kontrol sosial, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya bangsa, pemeliharaan identitas dan orientasi budaya bangsa, serta sebagai sarana desiminasi informasi. Merujuk pada Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika RI Nomor : 08 /PER/ M.KOMINFO/6/2010 Tentang Pedoman Pengembangan Dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial, Bab II, bagian kesatu, pasal 2 ayat 1, maka Prinsip Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial –termasuk didalamnya lembaga Pertunjukan Rakyat, meliputi: a. sinergitas, yaitu saling melengkapi antara upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota serta semua pihak yang terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial; b. terstruktur, yaitu secara berjenjang dari pusat sampai ke daerah; c . terukur, yaitu hasil kegiatan pengembangan dan pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial dapat diukur tingkat keberhasilannya baik secara kuantitatif maupun kualitatif; d. terintegritasi, yaitu satu kesatuan penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial secara nasional; e. partisipatif, yaitu terdapat keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pengembangan dan pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial; f. berkelanjutan, yaitu kegiatan pengembangan danpemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan; dan g. kemitraan adanya kesetaraan dalam menjalin kerjasama yang saling menguntungkan berdasarkan keterbukaan dan kepercayaan.

Pengertian Seni Pertunjukan Dalam bahasa Inggris, seni pertunjukan dikenal dengan istilah perfomance art.Seni pertunjukan merupakan bentuk seni yang cukup kompleks karena merupakan gabungan antara berbagai bidang seni.Jika di perhatikan, sebuah pertunjukan kesenian seperti teater atau sendratari biasanya terdiri atas seni musik, dialog, kostum, panggung, pencahayaan, dan seni rias.Seni pertunjukan sangat menonjolkan manusia sebagai aktor atau aktrisnya. Seni pertunjukan dibagi dua yaitu seni pertunjukan tradisional dan seni pertunjukan modern atau yang muncul belakangan ini. Apabila dilihat dari perkembangannya akan terlihat bahwa seni pertunjukan tradisional kalah berkembang dengan seni pertunjukan modern. Apabila tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin seni pertunjukan tradisional tersebut akan hilang. Di dalam setiap pementasannya, beberapa bentuk kesenian tradisional selalu membawa misi yang ingin disampaikan kepada penonton.Misi atau pesan itu dapat bersifat sosial, politik, moral dan sebagainya.Sebenarnya dalam setiap pertunjukan seni tradisional ada beberapa nilai tertentu yang dikandungnya.Seni pertunjukan tradisional secara umum mempunyai empat fungsi, yaitu fungsi ritual, fungsi pendidikan sebagai media tuntunan, fungsi atau media penerangan atau kritik sosial dan fungsi hiburan atau tontonan. Untuk memenuhi fungsi ritual, seni pertunjukan yang ditampilkan biasanya m-

asih berpijak pada aturan-aturan tradisi.Sebagai media pendidikan, pertunjukan tradisional mentransformasikan nilai-nilai budaya yang ada dalam seni pertunjukan tradisional tersebut.Oleh karena itu, seorang seniman betul-betul dituntut untuk dapat berperan semaksimal mungkin atas peran yang dibawakannya. Seni pertunjukan tradisional ( sebenarnya sudah mengandung media pendidikan pada hakikat seni pertunjukan itu sendiri, dalam perwatakan tokoh-tokohnya dan juga dalam ceritanya. Misalnya pertentangan yang baik dan yang buruk akan dimenangkan yang baik, dan lain-lain.

Media Tradisional Media komunikasi tradisional yang sering disederhanakan dengan istilah media rakyat adalah komunikasi antar manusia yang dilakukan dengan menggunakan lambanglambang seperti bunyi-bunyian, gerak isyarat, seni visual dan pertunjukan rakyat . Kalaudalam masyarakat modern yang telah maju komunikasi antar manusia dilakukan mengunakanmedia dan hasil teknologi modern seperti surat kabar, radio, film, televisi dan alat-alat elektroniklainnya seperti internet, satelit, komputer dan sebagainya. Semua saluran komunikasi tersebut tetaplah dianggap sebagai media komunikasi hanya berbeda dalam sumber, sifat dan ruang lingkupnya antara media komunikasi tradisional dan media massa modern. Media rakyat digambarkan sebagai media yang murah, mudah, bersifatsederajat, dialogis, sesuai dan sah dari segi budaya, bersifat setempat, lentur, bersifat menghiburdan sekaligus memasyarat, dan sangat dipercaya oleh kalangan masyarakat pedesaan yang masih tradisional kehidupannya . Media komunikasi tradisional sendiri terdiri dari beberapa macam bentuk dan jenisnya antara lain adalah bentuk-bentuk folklore seperti cerita rakyat (mitos, legenda, dongeng), ungkapan rakyat (peribahasa, pepatah, pomeo), puisi rakyat, nyanyian rakyat, teater rakyat (Randai)dan alat-alat bunyian seperti kenthongan, gong, bedug, gendang, saluang rabab,Talempong, tabuik dan sebagainya. Semua media komunikasi tradisional tersebut hidup di antara mereka sendiri, bersumber dari budaya asli mereka, dan berguna sebagai sarana berinteraksi dalam satu kesempatan yang berbeda.Maka tidak jarang mereka saling mewariskan nilai-nilai perilaku bahkan juga nilai-nilai moral menggunakan media tersebut kepada anak keturunannya. Kebutuhan akan media komunikasi tradisional tersebut akan tetap hidup sesuai dengan kebutuhan pewarisan nilai yang mereka anggap dibutuhkan dalam kehidupan mereka sendiri yang tidak bersifat memaksa dan bercampur dengan nilai-nilai asing di luar budaya mereka. Di saat masyarakat belum mengenal media massa modern, peranan pemuka masyarakat,bentuk-bentuk komunikasi tradisional dan seni pertunjukan rakyat lainnya meruapakan mediakomunikasi utama. Akan tetapi setelah perkembangan komunikasi menjadi maju dan dapatdiakses oleh siapa saja termasuk masyarakat pedesaan yang bersifat tradisional, peranan komunikasi tradisional mulai berkurang pengaruhnya.Meskipun demikian media komunikasitradisional ini bukan menjadi tidak penting lagi karena di daerah-daerah pedesaan masih mendapat hati di masyarakat.

Media Pertunjukan Rakyat Masyarakat pedesaan dimana sebagianbesar mereka adalah masyarakat tra-

disional terdapat berbagai media sosial sebagai sarana yang efektif untuk berinteraksi di antara mereka sendiri. Media ini telah sejak lama tumbuh dan berkembang bersama masyarakat dan menjadi media sosialisasi nilai-nilai antar warga masyarakat, bahkan dari generasi ke generasi. Media ini dikenal sebagai media rakyat.Media rakyat menggunakan komunikasi tatap muka dalam bentuk komunikasi antar personal maupun komunikasi kelompok. Disini proses keterlibatan anggota menjadi sangat penting, baik sebagai pemain maupun penontonnya. Mereka bisa saling memberikan tanggapan secara langsung atas isi pesan yang disampaikan dalam pertunjukan yang ditampilkan. Hal ini dapat digolongkan sebagai proses komunikasi interaktif yang biasa terjadi di kehidupan masyarakat tradisional. Karena warga masyarakat pedesaan masih menyukai dan membutuhkan seni budaya atau seni pertunjukan tradisional yang mereka punyai sebagai sebuah bentuk hiburan, maka media ini juga menjadi sarana yang sangat tepat digunakan sebagai media pendidikan tentang kebencanaan.Isi pesan pendidikan tentang kebencanaan dapat disisipkan secara implisit dan kreatif di dalamdialog-dialog atau lakon-lakon yang ditampilkan dalam seni pertunjukan tersebut. Dalam komunikasi tradisional dipedesaan, penggunaan seni pertunjukan rakyat sebagai media komunikasi mempunyai potensibesar untuk mencapai rakyat banyak, terutama sekali karena media tersebut memiliki daya tarikyang sangat kuat dan berakar di tengah-tengah masyarakat. Seni pertunjukan rakyat merupakanalat komunikasi yang sudah lama digunakan di suatu tempat (bersifat lokal), yaitu sebelum kebudayaannya tersentuh oleh teknologi modern dan sampai sekarang masih digunakan di daerahitu. Media ini akrab dengan massa khalayak, kaya akan variasi, dengan segala kelebihannya memeiliki potensi yang dimiliki oleh pertunjukan rakyat dan sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan, apalagi ketika dikhususkan pada persoalan yang harus dipahami oleh semua anggota masyarakat.Secara umum ada dua seni pertunjukan rakyat di antara beragam jenis dan bentuk seni pertunjukan rakyat yang ada di daerah yang dapat digunakan sebagai media pendidikan dan media komunikasi informasi untuk masyarakat tradisional di daerah. Media Tradisional atau seni pertunjukan rakyat merupakan suatu bentuk atau jenis kesenian tradisional yang hidup dan berkembang didalam masyarakat. Biasanya, karena ada dialog didalam ceritanya, maka ia cukup komunikatif untuk dititipi (istilahnya diseminasi) pesan-pesan. Contohnya berbagai seni tutur seperti dongeng, kisah, pantun, sijobang, tupai janjang atau juga yang berbentuk teater seperti Randai, dul muluk, bangsawan, seni pewayangan, ketoprak, ludruk, mamanda, dsb nya. Seni pertunjukan rakyat sebenarnya banyak sekali jenisnya. Memang ada yang sudah mati suri, hidup enggan mati tak mau. Tapi banyak juga yang masih bertahan tertatih tatih menunggu perhatian kita, karena betapapun ia adalah warisan seni budaya bangsa kita, yang sewajarnya dilestarikan*** *) Fachrurrazy adalah Kasubag Dokumentasi dan Multimedia Bagian Humas Setdakab Lima Puluh Kota


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.