BKS1 suling emas bagian 1

Page 7

laki yang berdiri di depan jendela murid ku-lun-pai. Kedua lengannya yang kuat bergerak, dalam segebrakan saja si Tinggi Besar berhasil mencekik leher orang itu. "Hayo mengaku, siapa kau dan...uuhhh!" Tubuh yang tinggi besar itu seketika menjadi lemas dan kepalanya miring, lalu ia roboh tak berkutik lagi di depan laki-laki setengah tua yang jangkung itu ! "Apa yang kau lakukan ? Penjahat...!" Sebatang golok menyambar dengan hebatnya membentuk sinar melengkung seperti pelangi. Kiranya pemuda yang memiliki Ilmu Golok Pelangi di Awan Biru telah turun tangan melihat ada orang merobohkan temannya yang tinggi besar. Memang indah gerakannya, gulungan sinar goloknya seperti gerakan pita dan selendang para bidadari sedang menari-nari. Namun, dengan mudah bayangan itu menyelinap di antara gulungan sinar golok dan belum juga empat jurus Si Pemuda menyerang, ia sudah roboh pula terkena tamparan pada lehernya roboh untuk selamanya karena nyawanya melayang. Dengan gerakan tenang namun cepat sekali, si Bayangan Maut itu menuju ke kamar yang lain. Namun belum sempat ia membuka jendela, empat orang pemuda yang lain sudah berlari datang dan mengepungnya. Mereka lalu berlari ke belakang dan segera mengepung si Bayangan Maut ketika melihat betapa dua orang temannya sudah menggeletak pula tak bernyawa. "Kalian harus mampus semua...!" Bayangan itu mendengus, tubuhnya bergerak secara aneh sekali, menyelinap diantara sambaran empat buah senjata para pengurungnya. Hebat memang kepandaian bayangan maut ini. Empat orang pemuda yang mengeroyoknya bukanlah pemuda-pemuda sembarangan. Mereka itu sudah terdidik dalam ilmu silat yang cukup tinggi, setingkat dengan anak murid Kun-lun-pai dan dengan si Tinggi Besar atau si Golok Pelangi. Namun menghadapi bayangan maut ini, mereka tak mampu berbuat banyak. Lawan mereka yang mereka keroyok ini seakan-akan hanya bayangan kosong tak mungkin dapat tersinggung senjata mereka. Tiba-tiba bayangan itu terkekeh dan...setelah terdengar suara "plak-plak-plakplak !"empat kali, empat orang pemuda itupun roboh, terpukul pada leher mereka dan tewas seketika ! Setelah membunuh tujuh orang pemuda itu, bayangan ini berdiri dengan kaki terpentang lebar, mendongakkan mukanya ke atas sambil tertawa. "Ha ha hah ! Alangkah lucunya ! Orang-orang macam ini mengharapkan seorang dewi seperti dia ! Ha ha hah !" Kemudian, melihat suara ribut-ribut dari pengurus penginapan yang agaknya terjaga, sekali meloncat ia sudah berada di atas genteng, lalu bagaikan gerakan seekor kucing, ia


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.