Stasiun +39 M

Page 1

Stasiun +39 M

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta

Setiyo Bardono 2014


Kata Pengantar

Selamat naik kereta, puisiku. Periksa kembali suku kata, barangkali ada salah ketik atau ketinggalan. Hati-hati melangkah. Semoga selamat sampai tujuan. Depok, 15 Oktober 2014

Stasiun +39 M


Ucapan Terima Kasih

Terima kasih teruntuk semua penumpang kereta yang - peduli pada penumpang prioritas - tidak merusak fasilitas umum - menjaga kebersihan - tidak merokok di tempat umum. - peka penuh peduli Depok, 15 Oktober 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


“Kota tanpa kereta, bagai hidup tanpa celana.�

Stasiun +39 M


1

Tiket Kosong

Selembar tiket kosong keluar dari mulut loket. tak tertera waktu dan tujuan keberangkatan. “Tentukan sendiri arah dan tujuan hidupmu,� penjaga malam menjawab riuh pertanyaan.

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


2

Rahim Kereta II

Melihat rahimnya disesaki gelak kurawa, pandawa membisu dalam penyamaran abadi. Stasiun Depok Lama, 17 April 2008

Stasiun +39 M


3

Kereta Lungsuran Rel Warisan

Terseok menyusuri rel warisan penjajah, kereta lungsuran mencumbui anyir darah. Depok-Gondangdia, 30 Maret 2010

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


4

Pepes Tahu

Ketidaktahuan menyuburkan jamur di bangku tunggu. Keingintahuan mengendapkan ampas serapah di lantai keretaku. Keringat sewangi kemangi mencumbu cabai merah bibirmu. Kebersamaan merangkum serpihan duka dalam dekapan bumbu. 2011

Stasiun +39 M


5

Panjang Rel Kereta

Sepanjang apakah rel kereta? Sepanjang sejarah perjalanan bangsa yang perlahan rapuh dalam lusuh ingatan. 2013

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


6

Roda Kerinduan

Berapa jumlah roda dalam satu rangkaian kereta? Sebanyak roda kerinduan yang berderak menjemput cintamu. 2013

Stasiun +39 M


7

Kursi Kereta

Deretan kursi kereta duduk berhadapan menekuri sepenggal ruang yang dipenuhi riuh perdebatan dan pergulatan tajam tentang siapa yang lebih layak mengisi kosong. Deretan kursi kereta duduk berhadapan menekuri sepenggal ruang dengan pertanyaan yang bergemuruh di rongga dada: masih tersisakah ruang untuk sepercik cinta? Thamrin, 27 September 2010

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


8

Sumpah Masinis Muda

Di hari sumpah pemuda, masinis lantang berkata: “Beri saya 10 kereta. Saya akan mengguncang dunia, sebab kereta adalah tulang punggung kota.� 28 Oktober 2010

Stasiun +39 M


9

Kereta Malam

Dalam lorong yang mengigilkan tubuh Celana pendek berkibar dihembus angin malam Siapa yang lupa mengangkat jemuran? Kesadaran mengering di jenjang kakimu, mengundang seribu kerling di resah puisiku. KRLEko Cikini - Depok, 27 April 2009

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


10

Stasiun Kenangan

Kenangan indah menjelma stasiun tua tak terawat. Aku tak berani singgah, walau senyummu menggoda langkah. 2011

Stasiun +39 M


11

RELigi 1

Kereta melaju terkantuk di Ramadhan pertama, semalaman tangis bocah menguncang perutnya. Sementara di gubuk reot pinggiran rel kereta, Sang Ibu sibuk menanak batu dan airmata. Depok, Ramadhan 1, 1432 H

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


12

RELigi 2

Sebatang pohon tersungkur sujud di atas rel kereta, batu-batu tasbih berhamburan mengamini rintih doa. Kereta termenung mengingat lumuran dosa, ditelusurinya jalur salah dengan linangan airmata. Depok, Ramadhan 2, 1432 H

Stasiun +39 M


13

RELigi 3

Kereta bukan ular dengan mata menyimpan bara dendam, tapi mengapa batu-batu selalu berhamburan merajam. Apakah kereta lebih hina dari seorang pezina, hingga tak henti siksa mendera tubuh letihnya? Depok, Ramadhan 3, 1432 H

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


14

Isi Saldo

Bibir menempel di sebidang kening, mengalirkan daya ke sekujur hening. Depok Baru, 24/09/13

Stasiun +39 M


15

Taping

Jemari lembut menyentuh punggung tangan, mengantar langkah melewati pintu keberangkatan. Depok, 25/09/2013

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


16

Putung Rokok

Di pot-pot tanpa tetumbuhan, penumpang menanam putung-putung rokok. “Hidup hanya sekedar mampir merokok dan naik kereta,� katanya dengan suara batuk nyaring mengetuk dada. Depokbaru, 4/10/2013

Stasiun +39 M


17

Multi Trip

Jika kau rindu aku, sentuhlah pintu hatiku. Akan kutakar seberapa besar saldo cinta mengendap di hatimu. Semoga telah cukup waktu bagimu, mengisi sepi dengan luapan rindu. Depok Baru, 25 Oktober 2013

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


18

Perjalanan

Dalam perjalanan tetaplah terjaga, seperti telepon genggam yang tak pernah kau tidurkan, siaga menggetarkan panggilan. Depok, 13/08/14

Stasiun +39 M


19

Genangan Airmata

Peron stasiun tergenang air hujan. Bukan! itu genangan airmata yang mengantar sepatu-sepatu menuju ibukota. 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


20

Meja Pelayanan

Setelah semalam begadang, petir mendatangi meja pelayanan. “Kereta datang pukul berapa?� tanya petir sambil mengucek mata. Meja pelayanan mendadak pucat tak bisa menjawab Stasiun Depok, 25 Februari 2014

Stasiun +39 M


21

Modifikasi Cuaca

Ular besi takut memasuki kota. Ia mendengar berton garam ditaburkan ke angkasa untuk merekayasa cuaca. Serupa taburan garam di pintu rumah, mengusir ular agar tak singgah. Stasiun Depok, 15 Januari 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


22

Menuju Tidur

Meninggalkan stasiun, beranjak menuju peraduan. Kereta cemas membuka tutup daun pintu. Sementara bocah-bocah tak sabar menunggu kelanjutan kisah. 2014

Stasiun +39 M


23

Cuaca Buruk

Tak juga diberangkatkan, kereta mendatangi meja pelayanan. “Kapan saya boleh jalan?� Tunggu dulu, kata meja pelayanan, saya tak bisa melepasmu dalam ketidakpastian cuaca. 2013

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


24

Genangan Hujan

Deras hujan menyeret sampah dan keruh comberan mendatangi stasiun. Sebelum turun dari langit, bidadari membisiki hujan, “Naik saja kereta agar kamu cepat sampai ke kota.� Sayang kereta tak kunjung datang, genangan hujan pun pulang mencari empang.

Stasiun +39 M


25

Banjir Ibukota

Di stasiun tepi kota, kereta termangu. Di peron ibukota, tanpa membeli tiket, banjir berbondong-bondong menunggu. 2013

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


26

Perlintasan Sebidang

Dadamu, perlintasan sebidang. Palang sudah diturunkan. Aku tak boleh menerjang. Depok, 16 Desember 2013

Stasiun +39 M


27

Surat Keterlambatan

Karena telat, kereta mendatangi kepala stasiun. “Saya mau minta surat keterlambatan untuk ditunjukkan pada penumpang. Depok 27 Februari 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


28

Sepenuh Hati

Jika engkau ular besi, tetaplah menjadi ular besi yang bekerja sepenuh hati melayani. Jangan terlalu sibuk memikirkan mimpi menjadi naga api atau rajawali. Depok, 4 juli 2014

Stasiun +39 M


29

Banjir Menuju Ibukota

Menyusuri sungai terlalu lama. Air ingin lekas membanjiri ibukota. Mereka menggenangi peron stasiun Bogor, menunggu kereta jurusan Jakarta Kota. Depok, 18 Januari 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


30

Menanti Kereta Terakhir

Menekuri senja usia, tanpa kehadiran tawa kanak-kanak. Sepi terasa begitu tanak. Stasiun Pasar Minggu, 27 Agt 2014

Stasiun +39 M


31

Mulutmu Keretamu

Jagalah mulut kita, seperti pintu kereta. Ada masa kapan terbuka, Ada waktunya tertutup sempurna. KRL Commuter Line, 29 Agustus 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


32

Kursi Prioritas

Dimanakah kursi prioritas harus ditempatkan? “Di lubuk hatimu,� jawab ibu. Depok, Oktober 2014

Stasiun +39 M


33

Kursi Kereta

Setiap malam, selepas kereta menjalankan tugas, tempat duduk tak pernah bisa tidur nyenyak. Ia resah mengapa keberadaannya selalu menjadi perdebatan dan diperebutkan. Kadang terpikir untuk melarikan diri, biar esok pagi penumpang bengong karena kereta kosong melompong. Namun, ada belenggu kuat yang mengikat kaki. Ah, mungkin ia ditempatkan untuk menguji: sejauh mana manusia bisa berbagi dan peduli. Depok, Oktober 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


34

Berdirilah Nak

Nak, salah satu peristiwa yang membahagiakan ibu adalah saat pertama engkau bisa berdiri untuk pertama kali. “Hebat, anakku sudah bisa berdiri.� Engkau terkekeh senang. Ibu gembira tak terkira sampai menetes airmata. Karena itu, jangan sampai kursi kereta melenakan perjalananmu. Jika ada yang lemah, “Berdirilah Nak. Bahagiakan ibumu.� Depok, Oktober 2014

Stasiun +39 M


35

Minimarket di Stasiun

Sebelum bepergian, orang-orang mendatangi minimarket, membeli makanan dan minuman untuk bekal di perjalanan. Sekarang gilirannya pergi. Minimarket tak perlu repot belanja. Namun, ia harus mengemas berkardus alasan sebelum meninggalkan stasiun. Kereta semakin dekat, minimarket harus lekas berangkat. Stasiun berbisik pelan, “Begitulah Nak, betapa tipis batas sedih dan gembira.� Depok, 6 Oktober 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


36

Rasa Menunggu

Saat singgah sejenak di stasiun itu, kereta ingin sekali ditraktir penumpang minum cappucino sambil kaki bergoyang, menyeruput nikmatnya rasa menunggu. Sebab aku belum bisa berjanji datang tepat waktu. Depok, 1 Oktober 2014

Stasiun +39 M


37

Hamil Muda

Pergi kerja dengan perut hamil muda, kereta merasakan desakan luar biasa. Stasiun masih sepelemparan batu, belum saatnya pembukaan pintu. Rahimnya seketika dihajar nyeri, tak terasa darah perlahan membasahi. Depok, Oktober 2014

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


38

Imaji Pintu Kereta

Ijinkan aku menuntaskan airmata, sebelum kau jejali puluhan tanya. Depok, 23 September 2014

Stasiun +39 M


39

Kereta Terakhir

Kapan kereta terakhir tiba? Tak seorangpun tahu, jawab penjaga. Siapkan saja tiket dan tunggullah dengan takwa. Cawang 25 April 2012

39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


Stasiun +39 M


Kabin Penulis

Setiyo Bardono. Seorang TRAINer (penumpang kereta) kelahiran kelahiran Purworejo, 15 Oktober. Bermukim di Depok, Jawa Barat. Aktif di Paguyuban Sastra Rabu Malam (Pasar Malam) dan Komunitas KRL-Mania. Puisi dan cerpen karyanya tersebar di beberapa media massa dan buku antologi bersama.

Antologi puisi tunggal karyanya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013).

Foto oleh M. Lutvi d’Kasyaf

Kontak Penulis email : setiakata@yahoo.com, setiakata@gmail.com facebook: setiyo bardono website: www.setyakreta.blogspot.com 39 Catatan Minim(alis) Penumpang Kereta


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.