GERAKAN PASKAH HIJAU

Page 4

A. GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN HIDUP MASA PRAPASKAH 1. GERAKAN PEDULI SAMPAH a. Latar belakang Gerakan peduli sampah, dengan fokus pembentukan habitus menaruh dan memilah sampah, diambil karena fokus itulah yang dipilih Keuskupan Agung Jakarta sejak tahun 2006. Selain itu, perlu diingat bahwa sehari sebelum hari Rabu Abu 2012 adalah tanggal 21 Februari yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia sebagai hari peduli sampah nasional. Dalam hal ini, akan sangat bagus bahwa gerakan dalam Gereja Katolik dapat dikaitkan secara erat dengan gerakan yang ada dalam masyarakat. b. Gerakan pribadi Mewujudkan motto KAJ ”Taruh Sampah, Jadikan Berkah” dengan cara a) Membentuk habitus baru dengan tidak sembarangan membuang sampah, tetapi menaruh di tempat yang sudah disediakan, dan akan lebih baik lagi jika memilahnya sesuai dengan tempat sampah yang disediakan itu b) Menghemat sampah, khususnya styrofoam dan plastik (misalnya dengan membawa kantong/tas sendiri jika belanja) c) Jika membeli makanan dan minuman, dapat membawa botol minum /wadah sendiri dari rumah, hingga mengurangi limbah plastik dan styrofoam. c. ’Gerakan’ di lingkungan (atau di tingkat kelas untuk sebuah sekolah) a) Di tempat acara pertemuan lingkungan atau di depan kelas disediakan sampah terpilah dan ada ’peringatan’ secara berkesinambungan untuk itu b) Tuan rumah pertemuan lingkungan tidak menyediakan minuman dari air kemasan, melainkan dengan gelas, c) Dalam setiap pertemuan lingkungan peserta diminta membawa barang-barang bekas, dan tuan rumah menyediakan tempat/kotak cukup besar untuk menampungnya. Esok harinya barang bekas bisa dijual kepada pencari barang bekas dan hasil penjualan bisa dimasukkan ke kotak APP d) Mengumpulkan gelas plastik bekas air kemasan dari tempat lain, dan mencucinya, supaya nanti bisa dikumpulkan di paroki untuk ’penutup’ lilin-lilin kecil umat pada malam paskah supaya lelehan lilin tidak jatuh ke bangku dan lantai e) Memberi modal bor biopori dan teknik pemakaiannya, lalu menggerakkan OMK untuk membuat lubanglubang resapan biopori di halaman umat. Untuk setiap lubang biopori yang dibuat, OMK mendapat imbalan secukupnya supaya bisa masuk kas mereka untuk kegiatan Paskah f) Memberi pelatihan membuat kompos dari sampah organik, misalnya dengan metode takakura dan mini komposter e. ’Gerakan’ di gereja paroki/stasi (atau sekolah) a) Untuk yang sudah ada: mengecek apakah tempat sampah terpilah masih dalam kondisi bagus dan apakah stiker.petunjuknya membantu umat untuk menaruh dan memilah sampah b) Untuk yang belum ada: menyediakan tempat sampah terpilah yang cukup banyak di tempat-tempat strategis dengan stiker petunjuknya c) Menyediakan semacam depo atau tempat penampungan barang bekas/sampah anorganik (kertas, kaleng, elektronik dll) yang bisa dimanfaatkan lagi/didaur-ulang, atau kalau tidak bisa dijual dengan harga murah kepada pengepul dan hasilnya untuk tambahan dana kegiatan lingkungan hidup d) Menampung pengumpulan gelas plastik bekas air kemasan untuk penutup lilin-lilin umat pada malam paskah e) Membatasi penggunaan tas plastik di toko buku paroki dan kantin yang ada. Umat dihimbau membawa kantong/tas sendiri. Syukur-syukur paroki bisa berinisiatif untuk membuatnya dan ’menjualnya’ ke umat.

3


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.