Radar Semarang
SABTU 19 MARET • TAHUN 2011
Sabu-Sabu Beredar di LP Kedungpane KEDUNGPANE—Lembaga Pema syarakatan (LP) ternyata bukan tempat yang baik untuk membina para napi. Buktinya, napi di LP justru bisa lelu asa berbuat sesuatu yang melanggar hukum. Salah satunya, mengonsumsi narkoba. Ini terjadi di LP Kelas 1 A Kedungpane Kota Semarang. Enam napi dinyatakan positif sebagai pengguna narkoba, berdasarkan hasil tes urine. Selain itu, juga ditemukan paket sabu-sabu (SS) seberat 2 gram di dalam ruang workshop Lapas Kedungpane. Hal itu terungkap saat Direktorat
Narkoba Polda Jateng merazia LP Kedungpane pada Kamis (17/3) malam. Penggerebekan dipimpin Direktur Narkoba Kombes, Drs Amrin Remico MM. Polisi juga mengamankan se orang napi yang diduga sebagai bandar narkoba bernama Jefry. Kecurigaan polisi karena Jefry me nyimpan 9 HP dan uang tunai Rp 6,5 juta. ”Kita masih mengembangkan, apakah kecurigaan kita benar atau tidak bahwa Saudara Jefry ini seba gai bandar narkoba,” terang Kombes Amrin Remico kepada wartawan, Jum’at (18/3) kemarin.
Meski begitu, pihaknya meyakini masih terjadi peredaran narkoba di dalam LP. Buktinya, 6 napi positif menggunakan narkoba saat dites urine di dalam LP. Juga temuan paket sabu 2 gram di ruang workshop LP. ”Dari hasil tes urine tersebut, ada enam napi kasus narkoba berinisial AR, AK, NG, WD, EP, dan HA yang positif menggunakan narkoba go longan I.” Baca Sabu-Sabu ... hal 4
BARANG BUKTI Direktur Narkoba Polda Jateng Kombes Drs Amrin Remico MM menunjukkan barang bukti berupa sabu 2 gram (foto kanan) dan sejumlah HP yang dipakai para napi LP Kedungpane.
Hal 4: Kepala LP Akan Dipangil Dewan
FOTO-FOTO TAH/JPNN
Selundupkan Narkoba di Dubur DUGAAN narkoba beredar di LP Ke dungpane sebenarnya bukan kasus baru. Pada Desember 2009 silam, misalnya, Badan Narkotika Kota (BNK) Semarang menemukan dua napi Kedungpane terin dikasi menggunakan narkoba, saat dila kukan operasi pemberantasan narkoba
di LP tersebut. Ketika itu, operasi pemberantasan narko ba dilakukan pada Senin (28/12/2009) malam pukul 21.00 hingga Selasa (29/12) dinihari. Operasi dilakukan oleh tim gabungan, terdiri atas petugas BNK Semarang, Baca Selundupkan ... hal 4
Narkoba di Dalam LP Kedungpane
2008: ◆◆ Napi pencurian ponsel, Tri Winanto, menye-
lundupkan obat psikotropika golongan tiga berupa Triple X usai menjalani persidangan di PN Semarang. Sebanyak 89 tablet Triple X disembunyikan di dubur Tri. ◆◆ Petugas LP menangkap dua pria yang akan menyelundupkan narkoba dengan cara menyembunyikan di dalam roti tawar. Keduanya Adi Saputro, 21, warga Kampung
Kalangsari, Kelurahan Bongsari, Semarang Barat; dan Erry S, 28, warga Semarang Barat. Kedua pria itu membawa 247 butir pil lexotan dan 450 butir trihex.
Desember 2009:
Maret 2011 ◆◆ Enam napi positif menggunakan narkoba
berdasarkan hasil tes urine dan satu napi dicurigai sebagai bandar saat dilakukan razia oleh Direktorat Polda Jateng
◆◆ Dua napi Kedungpane terindikasi menggu-
nakan narkoba, saat dilakukan operasi pemberantasan narkoba di LP tersebut oleh BNK Kota Semarang, anggota Dalmas dan Dokkes Polrestabes Semarang, serta Denpom.
Korsleting, Pabrik Olahan Makanan Ludes Terbakar DITUTUP KAIN Videotron di Jalan Pahlawan akhirnya disegel Satpol PP Kota Semarang karena pe ngelolanya menunggak pajak hingga Rp 1,2 miliar.
TUGU—Sebuah pabrik ma kanan olahan PT Indomina Cipta Agung di Jalan Tugu In dustri 1/11 Kawasan Industri Wijayakusuma, Jumat (18/3) siang, pukul 13.00, terbakar. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Dugaan sementa ra, api berasal dari korsleting panel listrik di sebelah selatan pabrik, yang berdekatan de ngan bagian dapur. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Informasi yang dihimpun koran ini menyebut, awalnya muncul percikan api di panel listrik. Tak berselang lama, li dah api menyambar sejumlah barang di dalam pabrik, tak jauh dari mesin. Indra Ari, satpam PT Sandang Asia Maju yang tak jauh dari lokasi kebakaran menuturkan, asap mulai terlihat sekitar pukul 12.45, kemudian mem besar pukul 13.00. Baca Korsleting ... hal 4
ADITYO DWI/RADAR SEMARANG
Videotron Bermasalah Akhirnya Disegel BALAI KOTA—Reklame videotron di Jalan Pahlawan akhirnya disegel petugas satpol PP Kota Semarang dan Dinas Penerangan Jalan serta Pengelolaan Reklame (PJPR). Penyegelan dilakukan menyusul kisruh pembayaran retribusi senilai Rp 1,2 miliar.
Pemkot mengklaim PT Zentha Hitawasana selaku penanggung jawab videotron menunggak pembayaran retribusi dan pajak. Sebaliknya, PT Zentha mengklaim telah membayar ke Pemkot. Penyegelan juga dilakukan karena PT
Zentha tidak memenuhi surat peringatan keempat yang dilayangkan pada 14 Maret lalu. Surat peringatan berisi permintaan Pemkot agar PT Zentha segera melunasi tunggakan Rp 1,2 miliar. Penyegelan dilakukan dengan menu
tup videotron menggunakan spanduk bertuliskan reklame bermasalah di bagian depan dan belakang. Petugas juga melingkarkan pita kuning satpol PP di seputaran videotron. Baca Videotron ... hal 4
HARI INI
Pengusaha Keluhkan Sumbangan
Gubernuran
BALAI KOTA—Para pelaku usaha di kawasan Jalan Tapak Tugurejo, Jumat (18/3) kemarin, mendatangi Balai Kota. Mereka mengeluhkan pungutan yang dilakukan beberapa lembaga, yakni LPMK dan BKM di Tugurejo. Kemarin, mereka menemui staf ahli wali kota bidang ekonomi, Tri Supriyanto. Seorang perwakilan pengusaha, Tjondro, mengaku keberatan dengan
DINHUBKOMINFO Jateng berjanji menindak tegas oknum petugas yang melakukan pungli di jembatan timbang (JT). Untuk meminimalisasi tindakan tersebut, Dinhubkominfo mengkaji pemasangan kamera CCTV di JT. Hal 3.
Warak Ngendog golek roti lan gado-gado tekan Kuba, rak kelingan tuku neng Boyolali.. napi Kedungpane nganggo narkoba, sing pasti aman lan terkendali..
keberadaan penarikan sumbangan melalui proposal. Dalam proposal, lanjut Tjondro, mereka meminta da na untuk memperbaiki jalan sepan jang kurang lebih 2 kilometer. Proposal pengajuan bantuan yang ditujukan ke sejumlah perusahaan ditandatangani ketua LPMK dan BKM. Juga, diketahui Camat Tugu Bambang Kunhantiyo dan Lurah Tugurejo Rozikhah, sebagai pejabat
wilayah yang mengetahui. “Mereka mengancam, jika permo honan itu tidak dipenuhi, maka warga akan memblokir akses masuk ke perusahaan. Kami diberi waktu sampai dengan 1 April untuk mem bayar sumbangan tersebut,” ujarnya. Selain terkesan ada pemaksaan yang disertai ancaman, materi proposal juga dinilai janggal.
Ketika Guru SMK 7 Semarang Cemas dengan Nasib 41 Siswanya di Jepang
Panik Tak Bisa Tidur, Diminta Absen via Facebook Bencana gempa, tsunami, dan meledaknya reaktor nuklir di Jepang membuat guru-guru SMKN 7 Semarang panik dan cemas. Sebab, hingga kini, masih ada 41 siswa dan alumni SMK 7 yang berada di Jepang.
cah nggambus
SILAKAN BERKOMENTAR Tarif RSUD Kota Semarang sudah dinaik kan. Rakyat kecil paling dirugikan terkait kebijakan ini. Hidup susah, mengobati rasa sakit juga makin susah. Silakan kirim SMS komentar Anda ke nomor 085.740.73.5555. Tiga SMS terpilih akan mendapat voucher pulsa dari Indosat. (*) +6285741301710 Tarif RSUD boleh saja naik, wong pegawainya saja juga minta naik gaji. Tapi apa fasilitas dan pelayanannya sudah dibilang baik? Jauh dari harapan masyarakat... redaktur ISKANDAR • grafis DHANI
Baca Pengusaha ... hal 4
ADITYO DWI/RADAR SEMARANG
PEKAT—Asap pekat membumbung tinggi dari lokasi kebakaran PT Indomina Cipta Agung di Jalan Tugu Industri 1/11 Kawasan Industri Wijayakusuma, Jumat (18/3) siang, pukul 13.00, terbakar.
BUDI SETYAWAN
BUDI SETYAWAN/RADAR SEMARANG
MERASA BERTANGGUNG JAWAB—Guru-guru SMK 7 Semarang yang cemas pada nasib anak didiknya di Jepang pascagempa dan tsunami.
SUTIKNO, seorang guru se kaligus Kabid Humas SMK 7 menunjukkan raut wajah cemas. Bersama dua guru lainnya, Sugi hartono (Kepala BKK SMKN 7) dan stafnya Komarinyanto, me reka tengah berkumpul, membin
cangkan nasib 41 siswa dan alumni sekolah itu yang hingga kini masih berada di Jepang. Seperti diketahui, SMK 7 Se marang bersama PT Japan Indo nesia Economy Centre (JIEAC) sejak 2007 lalu menjalin kerja sama. Karenanya, hampir tiap tahun, SMK 7 selalu mengirim kan tenaga kerja untuk dikirim ke Jepang. Ada 41 siswa dan alumni SMK 7 hingga sekarang masih berada di Jepang pascagempa dan tsunami. Sutikno mengatakan, pihaknya harus mengetahui di mana, dan kerja apa para alumninya. “Sebelum maupun sesudah berangkat, kami selalu kroscek dengan PT JIEAC keadaan mu rid kami.” Sutikno bersama dua kolega
nya yang bertanggung jawab atas pengiriman tersebut, selalu berkomunikasi dengan murid, baik melalui ponsel maupun situs jejaring sosial. Namun saat gempa dan tsunami ter jadi, komunikasi antar-mereka terputus. “Saat lihat pemberitaan ada gempa dan tsunami, saya lang sung kontak PT JIEC. Tapi di sana belum ada jawaban. Saya kontak siswa, tapi semua nomor tidak bisa saya hubungi,” terang Sugihartono. Saking paniknya, antar-guru juga saling telepon dan SMS menanyakan kabar siswa-siswi dan alumni mereka. “Karena saking bingungnya, kami bertiga ini kontek-kontekan via HP terus. Baca Panik ... hal 4
e-mail: editor@radarsemarang.com