
9 minute read
Gambar 5.1 Diagram Formulasi Isu Wilayah
Kawasan Perkotaan Jenawi terdiri dari tiga desa, yaitu Desa Balong, Desa Seloromo, dan sebagian Desa menjing. Adapun jumlah penduduk Kawasan Perkotaan Jenawi pada tahun 2020 mencapai 10.625 jiwa.

Advertisement
Gambar 4.1Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kawasan Perkotaan Jenawi Tahun 2010-2020
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kawasan Perkotaan Jenawi mengalami kenaikan dari tahun 2010 yang semula 7.245 jiwa menjadi 10.625 jiwa pada tahun 2020. Selanjutnya, kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Jenawi dianalisis menggunakan metode Kernell Densitypada tahun 2011 dan 2020 seperti yang tertera pada peta berikut:


Gambar 4.2Peta Kepadatan Penduduk Kawasan Perkotaan Jenawi Tahun 2011 Gambar 4.3Peta Kepadatan Penduduk Kawasan Perkotaan Jenawi Tahun 2020

Berdasarkan kedua peta di atas, dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Jenawi pada tahun 2011 berpusat di bagian timur sepanjang jalan kolektor yang menghubungkan Desa Balong, Desa Menjing, dan Desa Seloromo. Kemudian pada tahun 2020, terlihat kepadatan penduduk lebih menyebar merata di ketiga desa tersebut.
Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Fasilitas pendidikan dan kesehatan merupakan fasilitas yang ada di kawasan perkotaan, pada tahun 2021, Kawasan Perkotaan Jenawi memiliki 13 fasilitas Pendidikan yang terdiri dari 3 unit TK, 7 unit SMP, dan 1 unit SMK. Untuk fasilitas Kesehatan, terdapat 6 fasilitas Kesehatan yang terdiri dari 2 unit apotek, 1 unit puskesmas, 1 unit puskesmas pembantu, dan 2 unit poliklinik.
Fasilitas Pemerintah dan Pelayanan Umum Fasilitas pemerintah dan pelayanan umum yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jenawi terdiri dari 1 unit kantor camat, 3 unit kantor kepala desa, 1 unit kantor polisi, 1 unit kantor pos, dan 1 unit KUA.
Fasilitas Persampahan Fasilitas persampahan juga merupakan salah satu fasilitas yang ada di kawasan perkotaan. Kawasan Perkotaan Jenawi belum memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan hanya terdapat fasilitas persampahan berupa bak sampah sebanyak 20 unit.

Gambar 4.4Peta Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Jenawi
Kawasan Perkotaan Jenawi didominasi oleh penggunaan lahan non terbangun berupa perkebunan dengan persentase 43,6% atau seluas 496,5 ha yang merupakan perkebunan milik warga dan perkebunan PTPN dan hutan dengan persentase 31,9% atau 363,2 ha. Pada kawasan terbangun penggunaan lahan didominasi oleh pemukiman warga serta perdagangan dan jasa karena terdapat 2 pasar pada kawasan tersebut, yaitu Pasar Balong dan Pasar Seloromo. Luasan penggunaan lahan berdasarkan kategori dijelaskan pada tabel berikut:


Tabel 4.1Klasifikasi Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Jenawi
4.2.2.1 Bentuk Kota


Gambar 4.5Peta Bentuk Kota Kawasan Perkotaan Jenawi
Bentuk kota dapat diidentifikasi melalui kondisi lahan terbangun di kawasan perkotaan. Lahan terbangun ini menunjukkan adanya aktivitas masyarakat. Bentuk Perkotaan Jenawi berbentuk dispersed polycentric pada desa yaitu di Desa Balong dan Desa Seloromo. Bentuk kota seperti ini ditunjukkan dengan perumahan tumbuh secara organik mengikuti pola jaringan jalan dan topografi. Kawasan Perkotaan Jenawi dilalui oleh jalan jalan kolektor yang menghubungkan Balong-Sragen. Kegiatan masyarakat banyak yang berada dekat dengan jalan ini. Untuk lebih detailnya Kawasan Perkotaan Jenawi berbentuk bintang di Desa Balong dan 4.2.2.14.2.2.2Struktur Kota Struktur ruang perkotaan terbentuk dari kondisi fisik dan non fisik yang ada di kawasan perkotaan. Kondisi fisik yang membentuk struktur ruang adalah adanya jaringan jalan dan penggunaan lahan di kawasan perkotaan. Sedangkan dari kondisi non fisik, yang mempengaruhi struktur ruang adalah sistem aktivitas masyarakat
di kawasan perkotaan, berupa permukiman, pertanian, perdagangan dan jasa, industri.

Gambar 4.6Peta Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Jenawi Tahun 2021
Struktur Kawasan Perkotaan Jenawi adalah multiple nuclei dengan pusat perkotaan menyebar menjadi dua titik dan berada di sepanjang jalan kolektor. Pusat perkotaan berada di Desa Balong dan Sub-Pusat pelayanan berada di Desa Seloromo. Pusat-pusat perkotaan terdiri dari pusat perdagangan dan jasa, Pendidikan, dan pelayanan umum.

Perumahan di tiga desa Kawasan Perkotaan Jenawi yang terdiri dari Desa Balong, Desa Seloromo, dan sebagian Desa Menjing ini memiliki karakteristik yang hampir sama. Berikut ini merupakan peta persebaran lahan terbangun di Kawasan Perkotaan Jenawi.


Gambar 4.7Peta Sebaran Lahan Terbangun Kawasan Perkotaan Jenari Tahun 2020
Berdasarkan peta di atas, dapat dilihat bahwa digitasi dengan warna kuning merupakan lahan terbangun dengan peruntukan sebagai hunian di Kawasan Perkotaan Jenawi. Total unit rumah yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jenawi pada tahun 2020 yaitu sebanyak 1835 unit. Desa Balong memiliki kondisi permukiman yang cenderung memusat di sekitar pasar dan terminal. Kondisi topografi yang beragam dimana Desa Balong diapit oleh bukit-bukti yang tidak memungkinkan untuk peruntukan hunian sehingga perumahan cenderung memusat pada daerah topografi datar. Total rumah yang terdapat di Desa Balong pada tahun 2020 sejunlah 530 unit rumah. Perumahan di Desa Seloromo cenderung tersebar, hal ini dikarenakan topografi di Desa Seloromo cenderung datar jika dibandingkan dengan Desa Balong. Total rumah yang terdapat di Desa Seloromo yaitu sejumlah 1.178 unit rumah. Selanjutnya, adalah sebagian Desa Menjing yang masuk kedalam Kawasan Perkotaan Jenawi Eksisting yaitu daerah di sepanjang jalan kolektor dengan jumlah total 127 unit rumah.
Tempat aktivitas di Kawasan Perkotaan Jenawi berupa sarana perdagangan dan jasa. Adapun fasilitas perdagangan dan jasa yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jenawi pada tahun 2020 terdiri dari 2 pasar, 58 unit toko/warung kelontong, 28 unit warung/kedai makan, dan 2 unit bank. Berdasarkan letaknya, sebagian besar tempat aktivitas berada pada jalan kolektor sehingga dapat mempermudah aksesibilitas masyarakat yang akan menuju ke tempat-tempat aktivitas.
Kawasan Perkotaan Jenawi dilewati oleh jalan kolektor dan jalan lingkungan. Kedua jenis jalan ini memiliki kondisi jalan yang naik dan turun karena mengikuti kontur yang ada di Kawasan Perkotaan Jenawi. Berikut merupakan peta jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jenawi:

Gambar 4.8Peta Sistem Jaringan Jalan kawasan Perkotaan Jenawi

Kawasan Perkotaan Jenawi dilewati oleh jalan kolektor yang melewati Desa Seloromo, Desa Menjing, Desa Balong, dan batas Desa Sidomukti dari Kecamatan Ngargoyoso menuju Kabupaten Sragen. Sementara untuk jalan lingkungan, sudah menjangkau semua desa di Kawasan Perkotaan Jenawi. Jaringan jalan yang melintas ini memiliki kondisi yang cukup membahayakan karena minimnya lampu penerangan jalan dan terdapat beberapa titik kerusakan jalan. Adapun kerusakan jalan ringan yang berada di Kawasan Perkotaan Jenawi adalah ruas Jalan Jenawi-Seloromo dengan presentasi 78,95% rusak ringan dan Jalan Balong-Lempong dengan presentasi 6,25% rusak ringan. Sistem jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jenawi juga didukung oleh keberadaan Terminal Balong sebagai sarana yang mewadahi transportasi publik di Kawasan Perkotaan Jenawi. Saat ini, Terminal Balong hanya memiliki satu rute bus, yakni Balong – Pasar Bunder Sragen dengan 16 armada bus dan fasilitas terminal yang kurang terawat.
Kawasan Perkotaan Jenawi memiliki potensi tempat rekreasi yang terdiri dari tempat wisata alam maupun peninggalan sejarah, seperti Air TerjunJumog Teak, Air Terjung Grenjengan, Air Terjun Dung Aron, dan Monumen RRI. Tempat rekreasi perkotaan tersebar di Desa Balong dan Seloromo dengan kondisi aksesibilitas yang buruk.

1. Isu Antara 1 “Minat akan pendidikan dan pola pikir masyarakat yang mempengaruhi kualitas SDM”
Isu antara ini didasarkan atas potensi dan masalah berikut:


Tabel 5.1Potensi dan Masalah Isu Antara 1
2. Isu Antara 2 “Kurangnya nilai tambah pada sektor ekonomi sekunder dan tersier” Isu antara ini didasarkan atas potensi dan masalah berikut:

Tabel 5.2Potensi dan Masalah Isu Antara 2
3. Isu Antara 3 “Kebutuhan fasilitas pendukung INTANPARI yang belum terpenuhi” Isu antara ini didasarkan atas potensi dan masalah berikut:


Tabel 5.3Potensi dan Masalah Isu Antara 3
4. Isu Antara 4 “Kebocoran pemasaran dan distribusi hasil komoditas” Isu antara ini didasarkan atas potensi dan masalah berikut:

Tabel 5.4Potensi dan Masalah Isu Antara 4
Berikut merupakan diagram formulasi isu wilayah di Jenaka:


Gambar 5.1Diagram Formulasi Isu Wilayah
Berdasarkan diagram isu antara di atas, didapatkan isu utama berupa “Lemahnya Peran dan Kedudukan Jenaka sebagai Wilayah INTANPARI di Kabupaten Karanganyar Bagian Timur”. Adapun isu utama ini muncul untuk mengeneralisir berbagai potensi dan masalah yang ada di Wilayah Jenaka.
Berikut merupakan permasalahan di Kawasan Perkotaan Jenawi ditinjau dari beberapa aspek: a) Sistem Mobilitas Terdapat beberapa permasalahan dalam sistem mobilitas di Kawasan
Perkotaan Jenawi, diantaranya yaitu sejak awal pembangunan terminal hingga saat ini, Terminal Balong hanya memiliki 1 rute terminal. Selain itu, Terminal Balong hanya memiliki 10 dari 23 fasilitas umum dan penunjang dasar terminal. Terminal ini juga tidak memiliki jadwal keberangkatan bus yang tetap dan tidak memiliki halte pemberhentian bus. Lalu, luasan Terminal Balong tidak sesuai dengan kebutuhan ruangnya, yakni pada kondisi eksisting hanya memiliki luas sebesar 1.000 m2. Kemudian, terminal ini memiliki 16 bus dengan usia kendaraan yang sudah tua, dan sebesar 90% masyarakat cenderung melakukan pergerakan menggunakan kendaraan pribadi.
b) Sistem Aktivitas
Pada elemen suka (rekreasi dan ruang terbuka), terdapat sarana kebudayaan dan rekreasi yang belum dapat mengembangkan wisata yang ada dilihat dari potensi fisik alamnya. Dilihat dari kondisi eksistingnya, tempat wisata yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jenawi masih belum memenuhi indikator dalam suatu wisata, antara lain attractions, accessibility, amenities, available packages, activites, dan ancillary services. Hal ini dapat dilihat dari kondisi jalan yang berlubang, fasilitas pada tempat wisata yang tidak terawat, dan sebagainya. Selain wisata dan rekreasi, fasilitas untuk pertemuan warga masih belum tersedia pada tiap desa, fasilitas ini hanya ditemukan di Desa Balong, yang berupa balai pertemuan dimana balai ini dikhususkan untuk mengadakan pertemuan warga dengan kondisi yang cukup luas.
Selanjutnya pada elemen karya (tempat bekerja), terdapat permasalahan pada jumlah dan kualitas sarana perdagangan dan jasa berupa pasar, toko/warung, dan warung makan. Dilihat dari jumlahnya, masih terdapat kekurangan unit warung makan yang ada di Kawasan Perkotaan Jenawi. Dari segi kualitas, kondisi pasar di Kawasan Perkotaan Jenawi belum memenuhi standar sehingga diperlukan peningkatan dan pengembangan dari fungsi pasar untuk mendukung dan mengembangkan aktivitas perekonomian di Kawasan Perkotaan Jenawi. Selain itu, sebagian besar masyarakat masih bekerja pada sektor pertanian, perkebunan, dan sebagian lainnya merupakan buruh lepas dan pekerja tidak tetap sehingga pendapatan rata-rata yang diperoleh masih berada di bawah standar minimal kabupaten (<Rp2.000.000)
Kemudian dari elemen marga (pola pergerakan dan moda transportasi), kondisi jaringan jalan kolektor, lokal, dan lingkungan yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jenawi masih kurang baik dan belum dilengkapi dengan lampu penerangan jalan. Lalu keberadaan Terminal Balong cenderung lebih melayani pelayanan angkutan barang dari dan menuju Sragen. Selain itu, ditemukan permasalahan berupa kurangnya ruang parkir untuk tempat pemberhentian bus dan masih terdapat kerusakan Jalan Raya Sragen – Balong sebesar 70% karena banyaknya truk pengangkut air yang melintas.
Elemen selanjutnya, yakni wisma (hunian), didapatkan bahwa permukiman memiliki gap yang negatif karena terdapat permukiman yang masih berada di kemiringan lahan >15% serta belum terdapat pengembang perumahan di Kawasan Perkotaan Jenawi.
