004.KerisTumbalWilayuda

Page 35

Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Keris Tumbal Wilayuda

ini saya pasti akan dapat mencari Anjarsari dan menemukan keris Tumbal Wilayuda serta membekuk bangsat-bangsat pencuri itu!". "Kalau kau berkata begitu, baiklah". Wirja Pranata akhirnya mengalah. Maka sesudah itu Wiro Sableng dan Sultan Hasanuddinpun berlalu dengan cepat. Ketika hari pagi kedua orang itu masih juga belum berhasil meneemui jejak pencuri yang mereka cari. Dengan perasaan lesu mereka sampai ke sebuah kota bernama Parangwilis. Seperti Asoka maka Parangwilis adalah juga sebuah kota dagang yang besar. Bau makanan yang harum menghambur keluar dari sebuah warung nasi. Kedua orang inipun masuklah ke dalam warung tersebut. Karena rambutnya yang gondrong dan potongan tubuh yang kekar dari Wiro Sableng serta tampang yang gagah dari Sultan Hasanuddin maka kedua orang ini tentu saja menarik perhatian isi warung. Tapi tanpa acuh Wiro dan Sultan terus saja menyantap makanan mereka. Mendadak suasana dalam warung nasi itu menjadi sunyi hening laksana dipekuburan! Wiro Sableng dan Sultan segera merasakan perubahan ini. Sultan putar kepala memandang berkeliling sedang Wiro Sableng putar bola matanya memandang cepat ke beberapa jurus. Dari pintu muka warung masuk seorang berpakaian kotor compang camping dan bertambal-tambal. Dari pintu belakang dua orang lagi, kemudian dari jendela di samping kiri kanan masing-masing dua orang lainnya! Muka-muka mereka rata-rata menunjukkan kebengisan, rambut kusut masai, kumis serta janggut kasar meranggas! Beberapa orang tamu yang sedang makan dalam warung, melihat gelagat yang tidak baik ini segera jauhkan diri ke pojok. Sultan dan Pendekar 212 karena merasa tidak ada sangkut paut apa-apa dengan kesepuluh manusia itu tanpa ambil perduli terus menyantap hidangan mereka. Tiba-tiba salah seorang yang datang dari pintu depan hantamkan tangan kananya ke muka. Angin deras melanda meja makan di hadapan Wiro serta Sutan. Meja kayu yang besar dan berat itu tak ampun lagi mental melabrak dinding warung. Piring serta gelas di atasnya berpelantingan pecah! Namun di saat itu pula baik Pendekar 212 maupun Sultan telah melompat ke samping dan berdiri saling memunggungi ! Serentak dengan itu maka sepuluh manusia yang berpakaian compang-camping sudah mengurung keduanya dengan rapat. "Berhari-hari dicari baru kini kutemui!,� kata laki-laki yang tadi melabrak meja dengan pukulannya yang hebat. "Kalian siapa?,� tanya Sultan sambil bersiap sedia menjaga segala kemungkinan. Di belakang di dengarnya Wiro Sableng mulai bersiul-siul seenaknya.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.