Pengendalian dan Penanggulangan Hama Penyakit ikan

Page 1

Pengendalian dan Penanggulangan Hama Penyakit Ikan

Oleh :

ROMI NOVRIADI, S.Pd.Kim, M.Sc BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT BATAM E-mail : Romi_bbl@yahoo.co.id


Pendahuluan ♦ Potensi perikanan sangat besar: • budidaya laut: 10 juta ha • budidaya udang: 4 juta ha • budidaya air tawar: 55 juta ha ♦ Lingkungan & Penyakit merupakan kendala utama. Kerugian akibat serangan penyakit: 1. Lernaea cyprinacea 2. Penyakit borok ikan mas (EUS) 3. Bercak putih pada udang (WSSV) 4. Koi herpesvirus (KHV)

: 1970 = $ 740.000 : 1980-1983 = $ 100.000/th : 1990-kini = $ 300.000/th : 2002-kini = $10.000.000

 Sistem managemen kesehatan ikan


Pemahaman Umum Berbagai penyakit baik yang bersifat cepat menyebar ataupun tidak terdapat pada makhluk akuatik Pathogen

Uji laboratorium sangatlah penting untuk melakukan diagnosa penyakit ikan dengan tepat Data penyebaran penyakit Infeksius terutama penyakit eksotik sangatlah penting. Hasil analisa negatif dapat sama pentingnya dengan hasil positif

Lingk.

Inang Penyakit

Konsep Dasar Interaksi yang terjadi antara inang, patogen dan lingkungan pada akhirnya akan menimbulkan penyakit

Kondisi Ikan yang bersifat pembawa penyakit tersembunyi : 1. Virus, bakteri, protozoa, metazoa 2. Secara klinis normal 3. Tantangan diagnosa 4. Dampak dari serangan penyakit


Hubungan ikan, patogen dan lingkungan diatas juga dapat digambarkan menggunakan persamaan semi kuantitatif sebagai berikut: D = H + P + S2 Dimana : D adalah Penyakit yang muncul H adalah Host / Inang / Ikan P adalah Pathogen S 2 adalah Stress yang disebabkan Faktor Lingkungan


HAMA DAN PENYAKIT IKAN Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa, membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara bertahap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa),


PENYAKIT IKAN Penyakit adalah terganggunya kesehatan ikan yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang dapat mematikan ikan.


Gejala Umum Ikan Sakit :   

 

  

Suka menyendiri Produksi lendir berlebihan Menggosok-gosokkan badan ke jaring/ dinding dan dasar bak Nafsu makan menurun Warna tubuh berubah menjadi lebih gelap (gejala ikan yang stress) Gerakan renang tidak beraturan, melayang, berlindung dibalik suatu objek, berputar dan akhirnya hilang keseimbangan Kemerahan di sekitar mulut, tutup insang, pangkal sirip atau permukaan kulit Luka pada permukaan tubuh Anatomi (bentuk tubuh) tidak normal Pertumbuhan lambat


Dampak Infeksi Penyakit :   

Nilai konversi pakan (FCR) tinggi Warna berubah Kerdil/tumbuh lambat dan perlu waktu pemeliharaan yang lama Apabila penyebab penyakit belum dapat diatasi, akan terjadi kematian


Penularan Penyakit Vertikal : ditransfer oleh induk ke anak melalui sperma atau telur Horizontal : melalui air, pakan alami /pakan segar/pakan buatan, organisme lain yang terdapat dalam media pemeliharaan


PENYAKIT

INFEKSI

NON INFEKSI

1) BAKTERI

1) BERHUBUNGAN DG PAKAN

2) VIRUS

2) BERHUBUNGAN DG KUALITAS AIR/ LINGKUNGAN

3) FUNGI 4) PARASIT

3) KELAINAN GENETIK & TUMOR


Penyakit Non Infeksi Akibat Mal Nutrisi


Akibat Kesalahan Penanganan (Penyakit Non-Infeksi)


Akibat Lingkungan / Kualitas Air yang buruk (Penyakit Non-Infeksi)


Beberapa Kasus Kematian Ikan Akibat Lingkungan Yang Buruk Kematian ikan di Batu Licin (Tahun 2006) 2. Kematian ikan di Selat Los-Senggarang, akibat dampak penambangan bauksit (Tahun 2009) 1.


Penyakit Infeksi Penyakit Infeksi

Penyakit Parasitik

Penyakit Bakterial

Penyakit Virus

Penyakit Jamur


A. PENYAKIT PARASITIK 

      

Parasit : organisme yang hidup pada organisme lain dan mendapat keuntungan dari hasil simbiosenya sedangkan inang dirugikan Jumlah dan jenisnya sangat banyak Dalam jumlah sedikit masih bisa ditoleransi Mempengaruhi kondisi fisiologis ikan Patogenitas masing-masing parasit berbeda-beda tergantung host nya Umumnya memiliki siklus hidup langsung tanpa ada inang perantara Menimbulkan dampak langsung atau tidak langsung terhadap hewan budidaya Perlu melakukan kontrol


Cara penularan penyakit parasitik : ďƒź

ďƒź

ďƒź

ďƒź

Melalui air, yaitu apabila kita menggunakan air yang telah tercemar oleh bibit penyakit maupun parasit, maka biasanya ikan yang dipelihara akan segera terserang penyakit atau parasit tersebut. Melalui kontak atau gesekan secara langsung dengan ikan yang terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan-ikan yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika padat penebaran terlalu tinggi. Melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya peralatan yang digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan disterilkan dahulu untuk membunuh penyakit atau parasit. Terbawa oleh ikan, makan atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembang dengan pesat dikolam yang baru. Pemindahan ikan, makanan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar .


Ciri-ciri ikan terserang parasit        

 

Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan. Nafsu makan mulai berkurang Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air. Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba. Selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat). Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor. Di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas. Sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja. Insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan. Bagian isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh.


Pembagian Penyakit Parasitik

PROTOZOA Trichodina sp Cryptocaryon Irritans . Amyloodinium ocellatum . Uronema sp Insang)

Penyakit Parasit

Ektoparasit

TREMATODA : 1. Benedenia sp 2. Neobenedenia 3. Diplectanum sp 4. Haliotrema sp

ISOPODA / CRUSTACEA : 1. Rhexanella sp 2. Caligus sp

(Kulit dan Insang)

( Kulit )

Endoparasit

NEMATODA :

1. Philometra sp 2. Anisakis (Organ dalam)

CESTODA : Tetrarhynchidea (Jaringan Penggantung Usus, organ – dalam, Otot daging

PROTOZOA (Microsporadia) (otot dan organ Dalam, permuKaan organ Dalam (Kista)


Diplectanum sp

Benedenia sp.

Trichodina sp.


Caligus sp

Kista Microsporidia

Cryptocaryon sp


Philometra pd kerapu sunu Koleksi Isti Koesharyani


Isopoda / Crustacea  

Rhexanella sp. Caligus sp. Rhexanella sp

Hirudinae (lintah) Zeylanicobdella

sp.

Rhexanella sp.


Penanganan / pengobatan : Trichodina sp. Cryptocaryon sp. Amyloodinium sp.

formalin 25-30 ppm (selama dua hari) + aerasi kuat) copper sulfat 0,5 ppm ; formalin 25 ppm (5-7 hari) 1,25 ppm copper sulfat (7-10 hari); formalin 250 ppm 1 jam (tergantung ukuran ikan + aerasi kuat)

Cacing insang / Diplectanum sp formalin 30 ppm 1-2 hari (aerasi kuat) Benedenia sp

air tawar (5-10 menit, tergantung jenis dan ukuran ikan), H2O2 150 ppm (30 menit)


‌ lanjutan

ď Ž ď Ž

Rhexanella sp Caligus sp

Endoparasit :

Diambil satu persatu perendaman air tawar (5-10 menit) tergantung kondisi ikan belum ada penanggulangan, diperhatikan kondisi dan gizi pakan


B. PENYAKIT BAKTERIAL : 

Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5 – 10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan. Di lingkungan budidaya biasanya melayang bebas di air, menempel pada jaring, tumbuhan dan binatang air serta partikel-partikel di air. Tidak semua bakteri menyebabkan penyakit. Bakteri bersifat oportunistik dan menyebabkan penyakit bila ikan lemah, cara pembudidayaan dan kondisi lingkungan yang kurang baik dimana bahan organik melimpah, perubahan suhu yang cepat.


Penyebab Penyakit Bakterial    

Stres karena kepadatan, mutu pakan dan kondisi air kurang baik Luka akibat infeksi parasit Polusi bahan organik dan sirkulasi air kurang memadai Luka fisik selama pengangkutan


Gejala Klinis Ikan Terserang Bakterial         

Gerakan ikan lemah Produksi lendir berkurang setelah ikan yang terinfeksi mengeluarkan lendir yang berlebihan Timbul pendarahan dan nekrosa pada tempat infeksi Luka (ulcer) pada tempat infeksi Beberapa bakteri menyebabkan rontok pada insang dan sirip Timbul Ascites (semacam benjolan) Bengkak pada perut dan mengeluarkan cairan kuning darah (dropsy) Mata menonjol (exophthalmos) Beberapa bakteri dapat menghasilkan “tubercle” atau “granuloma” pada bagian tubuh yang terinfeksi


Penyakit bakterial Umum pada ikan laut : Penyakit Bakteri Umum

Vibriosis

Streptococcosis

Busuk Sirip ( Fin Rot)


Vibriosis

 

Disebabkan oleh bakteri genus Vibrio. Bakteri ini biasanya muncul sebagai patogen sekunder yang timbul akibat infeksi primer oleh protozoa. Bakteri penyebabnya adalah Vibrio sp. dan penyakitnya disebut Vibriosis. Gejala : Luka di permukaan tubuh, kemerahan disekitar anus, kerusakan sirip, mata putih dan mata menonjol, Ikan yang terifeksi secara kronis umumnya menunjukkan insang sangat pucat dan luka borok yang dalam pada otot Treatment : acriflavine 5 – 7 ppm 1 jam, oxolinic acid 20 mg/ kg



Streptococcosis   

Agen : Streptococcus sp Pada Kakap Putih Streptococcus iniae Gejala : berenang tidak normal, tubuh menjadi gelap, satu atau kedua mata menonjol, kornea mata menjadi putih, pendarahan pada tutup insang Infeksi Streptococcus sp dapat dicegah dengan meghindari pemberian pakan yang berlebihan, kepadatan tinggi serta sterss penanganan. Treatmen : Erytromycin dosis 25-50 mg/kg berat ikan selama 5 – 7 hari atau oxolinic acid dicampur pakan dengan dosis 20 mg/kg ikan.



FINROT  

 

Agen: Flexibacter maritimus GK : sirip busuk/rontok, ekor buntung, kematian jaringan kulit (berwarna kuning), Awal penyakit terlihat pada ujung sirip berwarna abu abu sirip erosi dan disertai haemorhagi. Infeksi yang parah akan menyebabkan sirip menjadi hilang, kemungkinan akan berlanjut sampai ke otot badan Tranmisi via air Jaga kualitas air Treatment : ACriflavine 5 – 7 ppm, 1 jam.


C. PENYAKIT VIRAL


Viral Nervous Necrosis (VNN) = VER Penyebab: Nodavirus RNA icosahedral 25-30 nm Ikan rentan: ikan laut (kerapu) Penyebaran: Asia dan pasifik Organ target: sistem syaraf, mata dan otak Tingkat Kematian : 80-100%


Gejala klinis: • terutama menyerang benih – ikan kecil kurang 20 g • merusak sistem syaraf  berenang abnormal, muter-muter, membalik • Limpa membesar


VER = Viral Encephalopathy and Retinopathy ďƒ secara histopatologi terjadi kerusakan pada otak dan retina mata


.. lanjutan 2. Iridovirus (Sleepy Grouper Disease)  terutama menginfeksi ikan ukuran fingerling besar  Gejala : Ikan berenang di permukaan / berdiam diri di dasar ikan seperti ‘tidur’, Anemia berat  Perdarahan pada hati, pembengkakan limpa dan ginjal  Di Indonesia tahun 2000 pada Kerapu Lumpur di Sumatera Utara (mort >80%)


Pencegahan  

 

Seleksi induk bebas VNN dengan PCR Mensucihamakan bak dan alat-alat untuk pembenihan Pemeriksaan larva yang baru menetas dengan PCR Meningkatkan air masuk Pemberian antibiotik  

Larva 1 ppm Pembesaran 1 gram/kg pakan


ď Ž

ď Ž ď Ž

Membuang ikan yang sakit dari bak pemeliharaan Mengurangi stres selama pengangkutan Kepadatan rendah

Untuk KJA : Beli benih yang bebas dari VNN


D. PENYAKIT JAMUR (FUNGI) Ciri Umum Jamur :      

Eukariotik, nonmotil, nonklorofil, uni atau multiseluler Memiliki nukleus, mitokondria, 70s dan 80s ribosom Plasma membran mengandung ergosterol Dinding sel tersusun atas kitin, glukan, mannans dan polisakarida Ukurannya lebih besar dari bakteri Membutuhkan nutrisi yang sederhana


Jamur Ichtyophoniasis 

  

 

Disebabkan oleh Ichthyphonus hoferi (sinonim Ichthyosporidium hoferi) Bentuk bulat atau oval Interseluler dalam organ host Endemik di daerah subtropis (range suhu 3-20oC, suhu optimum 10oC) Menyerang ikan air tawar dan air laut Ditularkan secara oral (spora yang tertelan)


Daur hidup Plasmodia (0,2-2 mm)hyphae coenocytic (lebar 7-15 µm)jamur berfilamen (lebar 2-3 µm)spora (clamydospora)endoc onidia (∅1,4-4 µm)

Spora Ichthyphonus


Gejala klinis (internal)            

Hyphae tidak tampak dari luar Dapat menyerang sampai 70% dari populasi Ada luka kelabu sampai putih pada organ Organ atropi Adanya nodul kecil yang merupakan kista pada organ, terutama hepar Pembengkakanorgan berbentuk granul, permukaan organ yang demikian nampak kasar Hepatomegaly Sirosis jaringan Lesi karena nekrosis Hiperpigmentasi pada kulit Ascite formation Pembengkakan bagian perut


Ichthyoponiasis Kista


Ichthyphonus hoferi Kista Pada otot


Pengendalian ď Ž

ď Ž ď Ž

Tidak menggunakan ikan yang terinfeksi sebagai pakan Memusnahkan ikan terinfeksi Disinfeksi dengan pengapuran, klorin (200 mg/l), MG(2900 mg/l)


I S I N I F E t a D z n a r u p m a c u a t a : f i � t k s a i s k u d “tekni yang terdiri dari zat o r p i d n a d n a k n i a s a a i l d u e m r o f i d n a g Suatu s k n i a a y d a a p w e a k b n m a e k p i s t a a z k i l n p a a i g d k u t n u aktif den a p n u a r g n n a e i d k i a m y e n d k e u s d s o r a p m e u a k i t d a / a n a d sert a y n n , a t i g k n a u y k n g e n i p l a a i s d o e n g m a i u d a , t n a a / h n a g da e c n e p , n a t a b o . g n n e a l p i p k m u t a t n n a k i a b tujuan u r e p a t r e s i s k u d o r p peningkatan


Tujuan Penggunaan: -PENGOBATAN PENYAKIT -PENCEGAHAN PENYAKIT -PENINGKATAN PRODUKSI -PERBAIKAN TAMPILAN -DIAGNOSA -PEMBANTU PROSESING



-Senyawa Kimia -Bahan Alami -Mikroorganisme -Bagian Mikro Organisme -Cairan Tubuh


-Vaksin

-Antibiotik

-Antisera

-Anthelmintik

-Antigen

-Antiparasit

-Toxoid

-Vitamin ,

-Diagnostik -dsb

mineral -Diagnostik -dsb


- Obat ikan harus aman, berkhasiat dan terjamin mutunya - Pemberian harus sesuai dengan aturan dan tata cara penggunaaanya


KONSEP PENGGUNAAN OBAT IKAN YANG BAIK - Diagnosa - Pemeriksaan kondisi target/ lingkungan - Pertimbangan keamanan, efektifitas dan profit

Obat ikan yang bermutu

Pemberian obat yang sesuai dengan aturan dan tatacara penggunaannya

aan : n u g g n e P Tujuanobatan penyakiitt - Peng gahan penyakksi - Pencegkatan produ n - Penin aikan tampilaa - Perb antu Diagnos g -Pemb ntu prosesin - Pemba

bat o s i n an je mlah h i l i m Pe : Ju erval s i s o -D Int nya Lama n beria m e p e -Rut rosedur -P

: Monitoring as ifit t k e f e r o t a -Indik atan b o g n e P l i s - Ha gan) n u k g n i L (Target +


Ikan Lingkungan Konsumen Pekerja Tubuh Organ/Tissue

Patogen Lingk/Media

Min. Req. Added Value


OBAT YANG BERMUTU

Obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya serta telah diuji mutunya dan dinyatakan memenuhi persyaratan yang berlaku bagi obat tersebut.


MUTU OBAT IKAN BERHUBUNGAN ERAT DENGAN :

-Mutu Bahan Zat Aktif dan Zat Pembawa -Cara Pembuatan (GMP) -Cara Penyimpanan dan Transportasi -Pengawasan Mutu -Tata cara penggunaan


A. PERENDAMAN CELUP MANDI (SHORT BATH) RENDAM B. ORAL (SELAGI IKAN MASIH MAU MAKAN) JUMLAH OBAT RELATIF LEBIH SEDIKIT EFEK NEGATIF KE LINGKUNGAN – KECIL DAPAT DIAPLIKASIKAN UNTUK KJA C. APLIKASI LANGSUNG INJEKSI, OLES, POWDER/BEDAK


Contoh obat ikan illegal di lapangan: 1 FISH SEPTIK

11 SUPER PRO FISH-P

2 FISH POWER

12 TOP FISH-P

3 SUPER QOBIE

13 PACIFIC PRO-TECH SUPER

4 SUPER - ICH

14 PACIFIC PRO-TECH EXTRA STRONG

5 FISH STABILIZER

15 NUTRI FISH

6 D-BIO MAX

16 HOLICO BIONIC

7 GRO FISH

17 SHRIMP HEALTH

8 OCEAN FREE (ERBAL Treatment)

18 BIO - ON

9 SUPER PH - UP

19 GREEN CANOPY (Hormon Organik)

10 FISH JENONK

20 GREEN CANOPY (Suplemen Organik) 21 PRE VITA - FISH-P


OBAT OBAT YANG DILARANG :         

Chloramphenicol Nitrofuran (termasuk Furazolidone) Ronidozol Dapson Cholichicin Chlorpromazon Chloroform Dimetildazol Metronidazol


PENCEGAHAH PENYAKIT 1.

2. 3.

4.

Menggunakan benih yang bebas penyakit (parasit, bakteri, virus) Mempertahankan kualitas air tetap baik Mencegah menyebarnya organisme penyebab penyakit dari bak pemeliharaan yang satu ke bak pemeliharaan yang lain. Pada saat benih datang, lakukan tindakan : ď Ž penyortiran, apabila ada ikan yang luka segera pisahkan dan lakukan perendaman dengan air tawar atau antiseptik ď Ž karantina, apabila ikan yang menunjukkan gejala sakit


5.

Selama masa pemeliharaan :  Selalu memonitor kesehatan ikan dan lingkungan/kualitas air.  Menggunakan padat tebar yang sesuai ukuran ikan karena kepadatan yang tinggi ikan mudah terserang penyakit, stress.  Melakukan grading secara rutin untuk menghindari kanibalisme dan kompetisi pakan.  Pemberian pakan yang cukup, baik mutu, ukuran maupun jumlahnya, baik berupa pellet maupun ikan rucah. Pemberian ikan rucah sebaiknya ditambah vitamin serta mineral mix.  Melakukan manajemen penggantian jaring secara rutin  Melakukan manajemen penggantian air yang baik apabila ikan dipelihara dalam bak/tambak  mengurangi penanganan yang kasar


6. Tidak membuang sampah/limbah organik di sekitar lokasi budidaya 7. Melakukan pemindahan KJA secara periodik. Sisa pakan dan kotoran ikan dalam jangka waktu tertentu akan menumpuk di dasar perairan akibat kegiatan budidaya sehingga dapat menjadi sumber pencemar dan penyakit. KJA disarankan untuk digeser ke tempat lain walaupun dalam satu kawasan budidaya setiap 3-4 tahun sekali. 8. Penambahan vitamin C/multivitamin, imunostimulan, probiotik pada pakan, serta penggunaan vaksin. Hal ini dilakukan guna memberikan daya tahan dan daya kekebalan pada ikan agar terhindar dari penyakit. 9. Penerapan bio-security


Kunci dari semua itu adalah : BIOSECURITY




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.