Public Summary Diamond Raya Timber

Page 28

Penatausahaan Hasil Hutan dan Identifikasi Pengelolaan tata usaha hasil hutan dilakukan dengan tujuan untuk memantau pelaksanaan pemungutan hasil hutan yang dilakukan agar sesuai dengan rencana, jika terjadi penyimpangan akan mudah untuk melacaknya sehingga dapat diketahui penyebab penyimpangan dan usaha mengatasinya. Tata usaha hasil hutan meliputi aspek-aspek kegiatan yang menyangkut : 1. Laporan Hasil Cruising (LHC) (SOP-PC-02) 2. Laporan Hasil Penebangan (LHP) (SOP-TU-05)

3. SKSKB (Surat Keterangan Sah Kayu Bulat), DKB (Daftar Kayu Bulat), LMKB (Laporan Mutasi Kayu Bulat) (SOP-TU-05) 4. SI-PUHH online (SOP-TU-05) 5. Statistik Produksi dan pengarsipannya Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan no. P.8/Menhut-II/2009 Pasal 55, dimana pemegang IUPHHK-HA yang mempunyai 3 AAC sekurang-kurangnya 60.000 m per tahun wajib melaksanakan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SI-PUHH) online, maka PT. DRT mengimplementasikan SI-PUHH online dalam penatausahaan kayunya. Penandaan kayu dalam sistem ini berupa barcode yang dipasang pada bontos kayu dan dapat dibaca dengan menggunakan Handheld Remote Capture (HRC). Dokumen online dalam sistem ini adalah LHP, DKB dan SKSKB. Dengan penerapan SI-PUHH online, PT. DRT berwenang untuk menerbitkan SKSKB secara self-assessment.

PEMANTAUAN Berdasarkan Prinsip ke-8 FSC dan Standar LEI, pemantauan dan evaluasi merupakan hal yang penting dan tak terelakkan dalam mencapai Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL). Pemantauan meliputi evaluasi kondisi hutan, pemanenan hasil hutan, lacak balak (CoC), dan pengelolaan kegiatan yang berdampak pada aspek lingkungan dan sosial. Frekuensi dan intensitas pemantauan ditentukan berdasarkan skala dan intensitas kegiatan pengusahaan hutan dan kompleksitas dampak terhadap lingkungan. Prosedur pemantauan harus bersifat konsisten dan dapat diulang setiap saat oleh siapa pun juga sehingga perubahan apapun dapat diketahui. Hasil pemantauan merupakan umpan balik bagi revisi Management Plan lebih lanjut. Dalam implementasi pemantauan dan evaluasi, sebagaimana pada kegiatan manajemen lain, harus ada Standard Operation Procedure (SOP) yang mudah untuk diterapkan dan selalu diawasi kesesuaiannya. Bentuk pemantauan di PT. DRT dibedakan menjadi 3 kategori yaitu pemantauan strategis, pemantauan operasional, dan asesmen internal. Pemantauan strategis meliputi kegiatan atau program pemantauan, penelitian dan pengumpulan data yang berskala jangka panjang, bersifat strategis meliputi sumberdaya hutan, lingkungan, serta sosial maupuan manajemen yang ada. Pemantauan strategis dilakukan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik sumberdaya alam yang dikelola, dampak kegiatan serta aspek sosial termasuk perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya yang pada intinya upaya mempertahankan atau memelihara keutuhan hutan dan lingkungannya. Pemantauan Sumber Daya Hutan PT. DRT memiliki sistem formal untuk mengawasi areal konsesi, mengevaluasi dan memantau perlindungan dan pertumbuhan sumberdaya hutan (gambut dan mangrove). Sistem patroli di hutan mangrove dan hutan rawa gambut terhadap penebangan liar dan perambahan oleh masyarakat lokal dilakukan karyawan PT. DRT berdasarkan prosedur dalam SOP-PH-10. Sistem untuk memantau kerusakan tegakan tinggal yang disebabkan oleh kegiatan pemanenan dan untuk memantau pertumbuhan hutan setelah penebangan, PT. DRT telah membuat PSP (SOP-PL-07) sejak tahun 2001. Sampai dengan tahun 2009, PT. DRT telah membuat lebih dari 68 plot pemantauan. Pemantauan dan Evaluasi Aspek Produksi PT. DRT telah menetapkan program dan prosedur untuk memantau seluruh aspek kritis produksi yang mencakup:


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.