2016 12 02

Page 4

OPINI

4

TAJ

U K

Riau Pos JUMAT, 2 DESEMBER 2016

R E N CAN

A

Mengawal Keadilan SEMUA warga negara sama kedudukannya di mata hukum. Siapapun dia bila melanggar hukum akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Jika sampai hari ini demo masih terjadi terkait penegakkan hukum mungkin itu karena hukum diterapkan dengan cara berbeda antara satu orang dan lainnya. Ini jelas menimbulkan ketidakpuasan. Kalau hukum sudah diberlakukan berbeda artinya keadilan jelas tidak penting lagi. Jika hari ini, Jumat 2 Desember 2016, terjadi demo besar di Jakarta dan juga di penjuru tanah air lainnya adalah bukti bahwa keadilan tidak bisa ditekan begitu saja oleh kuasa dan uang. Hari ini ribuan massa turun ke jalan menuntut agar hukum ditegakkan sama terhadap siapa saja yang bersalah. Aksi demo ini memang superda-

mai. Namun bila semua upaya baik ini tidak juga membuka mata para penguasa bukan tidak mungkin suatu hal yang buruk akhirnya terjadi di bumi pertiwi ini. Semoga tidak. Tapi kita cemas melihat perkembangan lapangan. Sejak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ditetapkan sebagai tersangka yang bersangkutan tidak pernah ditahan. Sangat berbeda dengan kasus serupa yang pernah dialami oleh pelaku lain. Dalam hal penistaan agama begitu tersangka langsung ditahan. Tapi Ahok tidak. Ia tetap bebas ke mana-mana bahkan bisa membuat statement lagi yang bikin panas suasana. Ada anggapan bahwa itu karena Ahok dilindungi oleh penguasa, oleh pengusaha yang telah menanam budi baik pada terpilihnya penguasa saat ini. Aneka isu berkembang di media sosial (medsos). Semakin

liar dan tak terkendali. Kebencian akibat hukum pilih kasih memang menimbulkan dampak luar biasa. Ketika suara rakyat mulai dianggap sepi. Ketika kata demokrasi yang selalu diteriakkan dalam pemilu tapi dalam kenyataan dibuang. Bukan saja Ahok tidak ditahan tetapi juga aparat hukum berupaya secepat mungkin memproses kasus ini agar instansinya tidak menahan sang calon gubernur itu. Dalam waktu tak terlalu lama berkas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah diserahkan oleh penyidik Bareskrim Polri ke Kejaksaan Agung. Hal ini menyusul berkas perkara Ahok yang dinyatakan lengkap atau P21 terkait kasus dugaan penistaan agama. Ahok tiba di gedung Kejagung pada pukul 09.57 WIB dan keluar pada pukul 11.15

WIB. Kejaksaan Agung pun menyatakan tidak menahan Gubernur nonaktif DKI Jakarta tersebut. Kejagung pun mengelak harus menahan Ahok. Kata Kapuspenkum Kejagung sesuai SOP, bila penyidik tidak melakukan penahanan, maka Kejagung juga tidak menahan tersangka penista agama tersebut. Kejagung bahkan akan mempercepat proses kasus tersebut. Nantinya Ahok akan menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut). Pada 30 November, Kejaksaan Agung telah menyatakan bahwa perkara tersangka Ahok telah dinyatakan P21. Dengan begitu, berkas perkara asli penyidikan dari Bareskrim secara formal dan material telah memenuhi syarat untuk dibawa ke pengadilan. Namun semua ini belum memuaskan publik. Hukum

diterapkan dengan sangat berbeda antara Ahok dengan tersangka lain yang pernah mengalami kasus serupa. Demo hanya sarana untuk berkomunikasi dengan pemerintah agar aspirasi orang banyak bisa didengar. Agar pemerintah tidak menerapkan hukum secara berbeda di republik yang kita cintai ini. Dalam demokrasi suara rakyat adalah suara Tuhan. Jika kemudian mereka yang selalu mengagungkan demokrasi jadi alergi dengan semua upaya menegakkan keadilan ini maka bukanlah demokrat sejati. Bukanlah negarawan yang diharapkan. Wajar publik meminta Ahok ditahan demi hukum. Jika terus dibela maka cepat atau lambat akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Kita harus mengawal tegakknya keadilan meski itu harus lewat demo.***

Antara Doa dan Usaha (Membasmi Sikap Skeptis Umat)

S

EBAHAGIAN orang ada yang berputus asa dari cita-citanya, sebab katanya semua usaha telah dilakukan dan dikerjakan, namun impian tak pernah terwujud dan menjadi kenyataan. Ada juga orang yang selalu berangan-angan, menunggu turunnya hujan rezeki dari langit, menghitung-hitung rezeki laksana menghitung butiran pasir di pantai, sementarapun tauhidnya masih dipertanyakan. Entah karena malas bekerja atau karena sifatnya menyia-yiakan waktu terlewat begitu saja, betulkah demikian. Manusia yang memiliki sifat apatis, yang suka berputus asa merekalah sebenarnya yang tidak menyadari sepenuhnya adanya Tuhan yaitu Allah SWT dalam setiap sudut ruang kehidupanya. Kemudian terlalu mengandalkan usaha tangannya sendiri dan tak pernah meresapi ajaran agama dalam jiwanya maka terkesan jauh dan gersang menapaki kehidupan ini. Adapun manusia yang suka berkerja keras, namun senantiasa melalaikan Tuhannya dan melupakan pertolongan-Nya serta bantuan-Nya, mereka itulah orang-orang yang sombong, tidak pernah mau sujud dan patuh serta tunduk kepada Allah SWT senantiasa merasa kuat dan berkuasa. Sikap putus asa dan atau sikap masa bodoh terhadap Allah SWT, bukan merupakan sikap etis yang ditampilkan seorang muslim di hadapan-Nya. Sikap ini hanyalah ekspresi ketidakpercayaan akan Allah SWT dan kebanggan terhadap diri sendiri yang tidak pantas dimiliki oleh seorang hamba ciptaan-Nya. Seorang yang beriman seharusnya mau bekerja keras dan berdoa serta mengembalikan segala hasil usahanya pada Allah SWT, sehingga jika usaha yang dilakukanya tampak belum membuahkan hasil yang gemilang, maka ia tidak kenal dengan sifat putus asa, dan jika ia memperoleh hasil yang maksimal dia tidak sombong dan lupa pada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Alquran: ‘‘Dan apabila hamba hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada Ku’’ (QS. al-Baqarah 186). Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda: ”Sesungguhnya hamba itu tidak luput dari doa yang dipanjatkannya salah satu dari tiga hal, adakalanya dosa yang diampuni baginya, adakala kebaikan yang disegerakan (ijabah doanya) baginya (di dunia) dan adakala kebaikan yang disimpan untuknya (HR. At Tarmizi). Di samping itu seseorang tidak perlu putus asa karena kerjanya tampak belum zahir hasilnya. Sebab kerja yang lama tidak selamanya sukses. Berhasil dalam pandangan syariat seperti Nabi Nuh AS yang berdakwah selama seribu tahun siang dan malam, namun hanya mendapatkan sejumlah delapan puluh

Masrizal Al Husyaini Dosen LB Agama Islam DIII&PJK FEUnri

tiga pengikut, sebagaimana digambarkan dalam Alquran Allah SWT berfirman: ‘‘Dia berkata (Nabi Nuh AS): Tuhanku, sesungguhnya aku telah meyeru kaumku malam dan siang maka seruanku itu tidaklah menambah mereka kecuali lari dan sesunguhnya setiap kali aku menyeru (berdakwah) mereka agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari mereka ke dalam telinga mereka dan mereka menutup bajunya dan mereka tetap bersikeras dan mereka menyombongkan diri dengan amat sangat ’’.(QS. an-Nuh ayat 5-7). Kembali ke persoalan Nabi Nuh As, kemudian kita lontarkan pertanyaan, apakah beliau dapat dikatakan tidak sukses? Maka jawabanya; sukses. Meskipun pengikut beliau hanya puluhan orang, namun beliau dikatakan sukses oleh Allah SWT dan dijadikan Allah SWT sebagai ulul azmi, serta contoh bagi orang orang yang beriman. Karena Allah SWT selalu memandang pada usaha dan kerja keras yang dilakukan seseorang, bukan kerja malas dan serampangan. Allah SWT tidak melihat hasil, sebab jika Allah SWT mau, Ia mampu membuat semua manusia beriman dan tunduk pada-Nya tanpa didakwah oleh para Nabi nabi dan Rasul serta para ulama-ulamanya, seperti para malaikat-Nya yang tidak pernah ingkar. Akan tetapi Allah SWT menilai keimanan, kesungguhan dan keteguhan jiwa seorang dan keinginan hati hamba-Nya untuk berbuat baik dan bekerja keras. Oleh karena itu kesungguhan, keteguhan jiwa dan kerja keras yang dilakukan oleh seseorang itulah yang paling disukai Allah SWT dari hamba hamba-Nya. Allah SWT berfirman dalam Alquran: Barang siapa yang mengerjakan amalan shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (QS. an-Nahl ayat 97). Keselarasan antara Usaha dan Doa Mengubah Keadaan Allah SWT Maha Kaya, Maha Sempurna, Maha Mengetahui segala rahasia langit dan bumi dan Maha adil lagi menepati janji janji-Nya. Dia tidak pernah berbohong karena kesucian-Nya dan Dia akan memberi sesuatu pada orang yang dikasihi-Nya hal-hal yang terbaik dalam pandangan-Nya. Allah SWT ber-

S

U RAT

ILUSTRASI: IWAN SETAWAN/RIAU POS

firman dalam hadis qudsi; ’’Saya adalah sesuai dengan sangkaan hamba-Ku’’ (HR. Muslim). Allah SWT berfirman dalam Alquran: ’’Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah kondisi yang ada pada suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada (kondisi yang ada) pada diri mereka’.’ (QS. ar-Ra’d ayat:11). Makna dari ayat ini ditujukan setiap manusia, jika ia ingin mengubah keadaan dirinya, banyak sedikit nikmat yang diberikan Allah padanya, maka mereka harus mengubah diri diri mereka semua, berusaha dan bekerja keras. Bersungguh-sungguh dalam bekerja, bersabar terhadap segala cobaan dan tidak cepat berputus asa. Jika seorang bekerja keras, mencari rezeki yang halal, mau mengubah keadaan dan mau berdoa serta mensyukuri nikmat Allah SWT, maka Dia akan mengubah keadaanya, menambah rezeki dan kenikmatan yang lebih baginya. Itulah janji janji-Nya. Allah SWT berfirman: ’’Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan padamu jika kamu mau bersyukur, maka akan kutambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu kufur sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim:7). Dengan demikian hemat penulis ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar cita-cita dan keinginan baik kita dapat terpenuhi, yaitu; pertama kerja keras,

P E M BAC

kedua bersungguh sungguh dan bersabar, ketiga harus mampu menyukuri nikmat yang telah ada, keempat bersangka baik pada Allah SWT dan yang kelima adalah berdoa dengan khusyu’, merendahkan diri, yakin doa tersebut di kabulkan, sebab doa yang hatinya lalai dan keraguan tidak dibenarkan dalam berdoa (lihat Imam al Ghazali, Ihya Ulumuddin Jilid I hal 234 Beirut Dar al Fikri, tt). Sehingga Allah SWT mengabulkan permintaanya, seperti janji-Nya: ’’Dan Tuhan-Mu telah berfirman, berdoalah pada-Ku maka aku akan mengabulkanya untukmu’’ (QS.Ghafir: 60). Jika kerja keras, kesungguhan, rasa syukur, dan doa telah menyatu, maka keinginan atau cita-cita seseorang sangat besar kemungkinan akan tercapai, kecuali jika cita-cita itu melampaui batas kewajaran sebagai manusia. Seperti seorang petani kecil minta menjadi konglomerat sedangkan ia hanya bermalas-malasan dan Allah SWT selalu bertindak wajar, yakni memberikan seseorang sesuai dengan kerja keras dan kesungguhan yang ia miliki. Manusia diperintahkan Allah SWT untuk bekerja keras, berusaha dan berbuat semaksimal mungkin dalam hidup, dan kehidupan mereka, dan hanya itu yang mereka dapat lakukan. Sedangkan Allah SWT, Dia lah yang menentukan hasil dari usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh manusia.

REDAKTUR: JARIR AMRUN

REDAKTUR: JARIR AMRUN

kan saluran alam (galian tanah existing). Mungkin bisa dikatakan sudah tepat, bila saluran existing masih tetap dipertahankan, sedangkan saluran pracetak U-Dicth ini adalah saluran tambahan (alternatif drain). Boleh dikatakan tepat apabila, sebuah saluran bisa mengalirkan debit air yang jauh lebih besar dibandingkan dengan saluran lama. Akan tetapi, kayaknya saluran U-Dicth yang sedang dikerjakan ini akan megalirkan debit air yang lebih kecil dibandingkan saluran alam (galian tanah

OPINI

A

existing). Mengapa? Pertama, dimensinya lebih kecil, karena dasar saluran adalah beton maka resapan (infiltrasi) air ke dasar saluran sama sekali tidak ada. Kedua kelihatannya tinggi saluran pracetak ini dibuat sama, sedangkan untuk mengalirkan air tentu butuh kemiringan (sloof) dasar saluran yang cukup, apakah hal ini sudah diantisipasi? Mungkin bisa dikatakan sudah tepat, bila saluran existing masih tetap dipertahan, sedangkan saluran pracetak U-Dicth ini adalah saluran tambahan

Kirim tulisan Anda ke alamat di bawah ini: Naskah Opini panjang tulisan sekitar 1.500 kata. Kirim ke: opini.ripos@gmail.com. Sertakan data CV, foto warna dan nomor telepon.

Sudah Tepatkah Saluran Pracetak Arengka? JALAN Soekarno-Hatta Pekanbaru yang dikenal juga dengan nama lamanya Jalan Arengka, kini sedang sibuk memenahi diri, yaitu sedang mengerjakan saluran pracetak U-Dicth. Pertanyaannya, apakah sudah tepat pelaksanaannya? Boleh dikatakan sudah tepat apabila, sebuah saluran baru mempunyai daya tampung yang lebih besar dibandingkan dengan saluran lama. Akan tetapi, kayaknya saluran U-Dicth yang sedang dikerjakan ini jauh lebih kecil dibanding-

Allah SWT Maha Adil, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menyukai orang orang yang bekerja keras dan Dia berjanji akan mengubah nikmat yang diberikan-Nya pada suatu kaum, jika mereka mau mengubah diri mereka. Jika mencermati kalimat anfusahum yang tertera dalam Alquran surah ar Ra’du ayat 11, maka kalimat tersebut berarti diri diri mereka. Ini artinya bahwa jika suatu kaum ingin mengubah keadaan mereka, maka mereka harus mengubah diri mereka secara menyeluruh, bukan hanya mengubah satu dua orang saja, sebab perubahan satu dua orang saja tidak cukup berpengaruh untuk mengubah yang lainya. Selain itu Allah SWT juga selalu berlaku wajar dengan janji-janji-Nya. Ia akan mengabulkan permintaan atau cita cita seorang hamba-Nya, jika hamba-Nya mau bekerja keras, bersabar dan mampu mensyukuri nikmat yang telah ada. Jika tidak demikian maka hanyalah pemberian yang mengandung kebencian atau azab (istidraj) membuat seseorang semakin jauh dengan Tuhan-Nya. Wallau A’lam.***

(alternatif drain). Harapan saya, sebaiknya saluran prscetak U-Dicth yang sedang dikerjakan ini bisa merupakan saluran tambahan (alternatif drain), saluran existing jangan ditimbun, jangan dibuang, sebaiknya dibenahi saja. Kita butuh drainase kota yang besar karena kita sudah jenuh berlanganan dengan banjir. Semoga!*** Ir Rony Ardiansyah MT IPU,

Pengamat Perkotaan/ Dosen Teknik Sipil UIR.

Naskah yang sudah satu bulan di redaksi dan tidak termuat otomatis dianggap kembali ke pengirim.

SURAT PEMBACA Untuk Surat Pembaca bisa dikirim ke kantor redaksi Riau Pos Jalan Soebrantas KM 10,5 Pekanbaru, dengan menyebutkan identitas lengkap dan alamat. Surat Pembaca diutamakan terkait dengan fasilitas publik. Surat Pembaca juga bisa dikirim via e-mail opini.ripos@gmail.com disertai fotokopi identitas dan nomor telepon Anda.

TATA LETAK: ARIF OKTAFIAN

TATA LETAK:WAN SARUDIN


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.