35 METROPOLIS Cabai Merah Dorong Inflasi 0,67 Persen
Riau Pos RABU, 2 NOVEMBER 2016
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota hendrawan-kariman@riaupos.co.id
KOTA Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,67 persen pada Oktober 2016. Sementara Riau secara umum 0,63 persen. Data ini dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Selasa (1/11). Inflasi Kota Pekanbaru terjadi karena adanya kenaikan harga pada lima kelompok pengeluaran. Mulai dari kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air listrik dan bahan bakar hingga kelompk kese-
hatan, pendidikan, rekreasi olahraga sampai sandang, transportasi, dan komunikasi. Cabai merah masih menjadi salah satu komoditas pendorong inflasi utama di Kota Bertuah. Menyusul tarif listrik, daging ayam ras, rokok putih, rokok kretek filter, air kemasan, petai, rokok kretek, jeruk, cumicumi dan lain-lain. Sementara komoditas yang hanya bisa menahan inflasi antara lain emas perhiasan, buncis, minyak goreng, kentang, telur ayam ras, wortel, gula pasir, ketimun, semangka, pir, bawang merah, dan lain sebagainya yang cendrung mengalami penurunan harga.
''Komoditas utama yang mengalami inflasi dan memberikan andil terbesar pada kelompok ini adalah cabai merah, daging ayam ras, petai, jeruk, cumi-cumi, ikan tongkol, beras, ikan kembung, udang basah, cabai hijau, kembang kol, ikan gabus dan lainnya,'' jelas S Aden Gultom, Kepala BPS Provinsi Riau. Aden menyebutkan, kelompok lainnya yang menjadi penyebab inflasi Oktober ini adalah kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar juga ikut mendorong inflasi pada bulan
lalu. Cabai merah yang terus memegang andil besar inflasi di kota Pekanbaru. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kota Pekanbaru El Syabrina menjelaskan, pasokan cabai merah yang masuk ke Pekanbaru 80 persen masih dari luar. Mulai dari Sumatra Barat, Sumatra Utara sampai dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Hingga fluktuasi harga yang cenderung meningkat terus terjadi. ''Cabai merah produksi lokal hanya mampu memenuhi 20 persen permintaan pasar, sisanya dari luar seperti
Sumbar, Sumut, dan Pulau Jawa. Akibat ketergantungan ini harga cabai merah terus bergejolak di saat pasokan yang dibutuhkan kian menipis,'' sebutnya. El Syabrina menyebutkan, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru telah berupaya mendorong masyarakat dan kelompok tani untuk menanam cabai merah tanpa harus ikut musim tanam. Namun, hasilnya belum maksimal. Karena menanam cabai merah cukup beresiko, karena kalau gagal akan merugi. Jadi petani lebih memilih tanam buah dan sayuran yang risiko gagal panennya lebih rendah.(yls)
Tim Animasi Gemastik PCR Juara III Nasional
MIRSHAL / RIAU POS
BAN BEKAS: Herman, seorang pengrajin di Jalan Arifin Achmad membuat air mancur dari bahan ban bekas, Selasa (1/11/2016). Kerajinan ini dibandrol seharga Rp8 juta dan pembuatannya memakan waktu selama enam bulan.
Pasar Induk Jaga Standarisasi Produk dan Harga
KOTA (RP) - Tim gemestik Politeknik Caltex Riau (PCR) yang berlaga pada Gemastik 9 tahun 2016 di Kampus Universitas Indonesia, Depok pada 27-29 Oktober lalu berhasil keluar sebagai juara III. Tim yang terdiri dari Fadly Napril, Ernest Evan dan Fadhlul Hadi ini menamakan diri mereka sebagai Tim Anak Mudo Naik Kudo. Karya yang ditampilkan oleh Tim Anak Mudo Naik Kudo ini berjudul “Ayo Kerja”. Menurut dosen pembimbing, Anggy Trisnadoli kepada Riau Pos, Senin (31/10), kegiatan ini menjadi ajang menyalurkan kreativitas mahasiswa dalam
Sambungan dari hal. 29
Plt Wako Tak Mau Gegabah
Sambungan dari hal. 29
bersepakat akan mogok kerja jika pemangkasan tak sesuai. Selama ini gaji untuk buruh angkut jika diakumulasikan maksimal Rp2,1 juta dan sopir Rp2,7 juta per bulan. Di luar gaji ini, tak ada pemasukan lain yang diterima. Berseberangannya dua pejabat ini akibat rencana pemangkasan gaji buruh pengangkut sampah ditanggapi Plt Wako Pekanbaru Edwar Sanger, Selasa (1/11). ‘’Saya akan panggil Pak Sekko. Ini apa masalahnya, kendalanya dimana, input output-nya harus pas lah,’’ kata Edwar. Rencana pemberlakukan pengurangan gaji buruh pengangkut sampah disebut akibat dari kurangnya anggaran yang kini dimiliki Pemko Pekanbaru. APBD Kota Pekanbaru kini memang terus berkurang dampak dari pemotongan anggaran dari pusat. APBD murni 21016 dahulu disahkan Rp3,1 triliun. Sementara, APBDP disahREDAKTUR: SYAHRUL MUKHLIS
kan 23 September lalu Rp2,4 triliun. Untuk APBD murni 2017, jumlah yang disepakati kembali turun menjadi Rp2,3 triliun. Terhadap masalah yang terjadi ini, pira yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau itu menekankan pentingnya kordinasi. Ia sendiri mengaku tahu permasalahan yang muncul dari pemberitaan media.’’Itu lagi koordinasi semuanya, mereka koordinasi dulu. Sekko lagi bertemu dengan DKP dan SKPD yang lain. Dicari dulu solusinya seperti apa,’’ imbuhnya. Dirinya, sebut Edwar belum mengetahui betul tentang kebijaksanaan pemotongan gaji ini. Pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan itu dimintanya untuk memiliki persepsi yang sama. ‘’Kami satukan persepsi, pemotongan ini saya belum tahu. THL yag mana saja dilakukan pemotongan, kami tidak mau gegabah,’’ tutupnya.(ali)
PCR FOR RIAU POS
FOTO BERSAMA: Tim Gemestik Politeknik Caltex Riau (PCR) foto bersama usai menerima hadiah lomba Gemastik di Depok, Sabtu (29/10/2016).
Latihan Malam-malam
KOTA (RP) – Keberadaan Ia menyebutkan, Pemeritah pasar induk di Kota Pekanbaru Kota (Pemko) Pekanbaru dinilai mendesak. Menurut har us menggesa salah Ekonom Universitas Riau satu fasilitas mendesak Edyanus Herman Halim, i n i . D i r i n y a b e r h a r a p kota besar memang harus Pemko lebih meyakinkan memiliki pasar induk. Bahkan d a l a m p e n a w a r k a n menurutnya, pasar pembangunannya induk tidak mesti kepada investor. satu, mengingat Keyakinan itu komoditas yang akan timbul bila ada masuk ke Kota kepastianketersedian Pekanbaru yang infrasturktur dasar sangat strategis tidak seperti jalan, listrik sedikit. Tidak hanya dan air. Dirinya s ay u r-s ay u ra n , juga berharap ada setiap hari ikan dan jaminan konsistensi berbagai komoditas EDYANUS dari pemko untuk mengalir ke Kota HERMAN para investor. Bertuah. ‘’Konsisten Edyanus menyebutkan, artinya pemko harus tegas, bila pasar induk penting bukan itu nanti sudah dibangun dan hanya soal tata kelola sudah beroperasi, harus terisi perkotaan. Tapi juga penting dengan aktivitas keluar masuk sebagai tempat yang akan barang dari luar ke kota. Harus mengontrol dan menjaga ada ketegasan, jangan nanti standarisasi produk dan sidah siap dibangun justru harga. Hal ini memastikan, kosong seperti pasar higinies. produk yang dilepas pengecar Dengan begitu, investor akan dalam kualitas prima dan lebih cepat tertarik untuk harga terus dapat dipantau. membangunnya,’’ terang ‘’Sebagai terminal distribusi, ekonom senior ini. di mana-mana, kota besar ada Langkah Pemko untuk pasar induk. Dengan pasar menggaet investor untuk induk, harga dan produk yang pembangunan pasar induk terstandar.PemerintahKotabisa dianggap sudah sangat tepat. melakukanstandardisasibarang Pemberian pengelolaan juga dan mengatasi disparitas harga dinilaisangatpasaruntukmenarik yang selama ini kerap terjadi. minatinvestor.Hanyasaja,dirinya Kalau semua aktivitas bongkar berharap tidak terjadi hegemoni muat barang terpusat disana, ekonomi akibat kehadiran pasar harga bisa terpantau semua, indukyangdikelolaswasta. ‘’Yang mulai dari banyak hingga membangun dan mengelola harganya sebelum dilepas ke memang harus swasta, tapi eceran.Iniakanmempermudah pemko harus mengontrol dan pengelolaan perekonomian memantaunya,’’ tutup Edyanus. kota,’’ sebut Edyanus. (end)
Sambungan dari hal. 29
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di tingkat nasional. “Tahun lalu Tim Animasi Politeknik Caltex Riau berhasil meraih juara 1 gemastik bidang animasi yang dihelat di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Dan tahun ini, tim kita kembali meraih peringkat secara nasional walaupun turun menjadi juara III. Namun ini tetap menjadi prestasi yang patut diperhitungkan. Tim Anak Mudo Naik Kudo sudah berbuat secara maksimal. Ke depan, kami berharap PCR bisa meraih prestasi yang lebih tinggi lagi, minimal mempertahankan apa yang sudah ada,’’ imbuhnya.(hen)
Latihan terbang malam ini sempat heboh di masyarakat. Sempat dikira ada perang. Dan ada juga masyarakat yang menyebutkan ada gangguan penerbangan domestik, karena saat melihat ke atas langit ada dua pesawat yang holding, ditambah kondisi cuaca Senin (31/10) malam terjadi hujan gerimis. ‘’Saya pikir itu pesawat domestik yang tidak bisa mendarat, karena kondisi hujan. Ternyata pesawat tempur yang lagi latihan,’’ kata Sulaiman kepada Riau Pos, Selasa (1/11) malam. Memang, semalam, kondisi langit di Pekanbaru, tidak
seperti biasa. Deru mesin pesawat tempur menggema. Berputar mengelilingi langit Pekanbaru. Berdasarkan keterangan dari Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Henri Alfiandi mengatakan, personelnya sedang melakukan latihan malam. Pesawat yang digunakan dalam latihan malam oleh penerbangan Lanud Roesmin Nurjadin adalah pesawat tempur F-16 dan juga pesawat Hawk 100/200. Dan juga melibatkan seluruh penerbangan, termasuk komandan masing-masing skadron udara, 16 dan 12. Kepada Riau Pos, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Henri Alfiandi mengata-
kan latihan terbang malam ini merupakan latihan rutin. Yang dilaksanakan secara periodik oleh para penerbang. Guna meningkatkan kemampuan terbang mengendalikan pesawat tempur dan dalam membaca situasi. “Lanud Roesmin Nurjadin adalah pangkalan operasi, sehingga kapanpun diperlukan harus selalu siap. Tentunya untuk menjalankan misi yang diberikan, mau waktu siang ataupun malam,’’ kata Danlanud. Ditambahkannya, dengan peningkatan kemampuan dan skill terbang ini, dia berharap kesiapsiagaan para penerbang dalam melaksanakan operasi akan selalu terjaga,
guna menjaga kedaulatan udara NKRI. Komandan Skadron Udara 12 Letkol Pnb Dedy Supriyanto dan Komandan Skadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi memimpin langsung latihan mala mini. Dan latihan ini disebutkan berlangsung hingga Jumat (4/11). ‘’Area latihan kita hanya di sekitar wilayah udara Riau,’’ tambahnya lagi. Komandan Skadron Udara 12, menjelaskan bahwa keahlian atau kemampuan terbang (profisiensi) dari para penerbang harus selalau ditingkatkan, dan diasah melalui berbagai latihan agar dapat mengatasi berbagai tantangan tugas yang mungkin dihadapi ke depannya. Statement ini
juga diiyakan oleh Komandan Skadron F-16. Ditambahkan Danlanud, latihan ini sendiri melibatkan seluruh personel penerbang. sehingga tak hanya kemampuan dan keahlian para penerbangnya saja yang ditingkatkan, namun juga tingkat kesiapan dari para ground crew dan alutsistanya. Danlanud menekankan, dalam melakukan latihan ini, seluruh penerbang untuk selalu memprioritaskan dan mengutamakan faktor safety atau keselamatan terbang serta keamanan. ‘’Agar seluruh kegiatan dapat terlaksana dengan aman, lancar dan tak kurang suatu apapun hingga latihan usai,’’ tutupnya.(gus)
Wajib Kembalikan Rp1,2M Sambungan dari hal. 29
Kampung Dalam. Seperti uang kurang lebih Rp1,2 miliar dan handphone 14 unit. Polresta juga diperintahkan membuka garis polisi di rumah pemohon. Menurut tim Advokasi Kebenaran Hukum atau penggugat termohon, Irwan S Tanjung SH bersama Wita Sumarni dan Hendrayana Pasaribu, atas keputusan sidang praperadilan ini, pihaknya menyatakan puas. “Saya sangat puas. Hakim memutuskan termohon (Polresta Pekanbaru, red) harus mengganti rugi moril yang setara dengan materai Rp6000 kepada Nuraini (pemohon,
red),” jelas Irwan kepada wartawan usai sidang. Ditegaskannya, apabila Polresta Pekanbaru menolak putusan ini, pihaknya akan berangkat ke Mabes Polri. Menurut Irwan, putusan praperadilan ini tidak bisa diajukan banding karena telah inkrah dalam hukum. “Ini pembelajaran bagi aparat hukum. Tidak bisa begitu saja menggeledah rumah seseorang. Apalagi tidak ada surat dari PN Pekanbaru. Surat tersebut diajukan setelah penggeledahan,” jelas Iriwan. Dijelaskannya, mengapa tim advokasi ini dibentuk tim kebenaran, karena Irwan menyebut apapun caran-
ya hukum harus ditegakkan dengan benar dan tidak dengan cara ‘memperkosa’ hukum. “Kami sudah sah menang dalam gugatan ini. Kami benar-benar ingin menegakkan hukum. Berarti Polresta Pekanbaru wajib membayar kerugian moril kepada Nuraini setara materai Rp6.000,” jelasnya. Ditambahkannya, selama ini Nuraini telah terzolimi. Polresta harus mengembalikan seluruh barang yang digeledah di rumah pemohon di Kampung Dalam dan termasuk barang yang ada di rumah pemohon di Rumbai. “ Ini sejarah baru ganti rugi moril setara materai Rp6.000,” tutup Irwan.
Sementara itu, Kuasa Hukum Polresta Pekanbaru, Dr Rudi Pardede SH MH mengaku belum menerima putusan ini. ‘’Kami menghargai putusan hakim karena memang kewenangannya. Tapi kami belum menerima putusan secara tertulis. Ini masih penekanan,” jawab Rudi kepada wartawan. Ditambahkannya, keputusan ini akan dijawab oleh Kapolresta Pekanbaru. Sementara itu menanggapi hal ini Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Tonny Hermawan saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya belum menerima keputusan pengadilan tersebut. “Saya
belum terima,” singkat Tonny saat dikonfirmasi. Sebelumnya diberitakan, pemohon dari pihak Nuraini melakukan praperadilan terhadap Polresta Pekanbaru atas penggeledahan yang dilakukan di rumahnya di Kampung Dalam. Polisi menyita uang kurang lebih Rp1,2 miliar pada 2 September 2016. Uang tersebut disita karena diduga hasil penjualan narkotika. Si pemilik uang, Nuraini membantah dan menyebutkan uang tersebut adalah uang arisan. Kemudian, Nuraini melakukan praperadilan dengan menghadirkan tiga orang tim advokasi kebenaran hukum sebagai penggugat.(yls)
Cuaca Ekstrem Padamkan Listrik Kota untuk mendistribusikan tenaga listrik ke rumah pelanggan. Untuk menormalkan kembali, petugas memerlukan waktu sekitar enam jam. Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dwi Suryo Abdullah menjelaskan, gangguan yang dialami SUTM tersebut adalah lepasnya pengikat kawat SUTM dengan isolator. ''Hari Senin itu, sekitar pukul 18.00 WIB terjadi pemadaman pasokan listrik di beberapa tempat di Kota Pekanbaru karena cuaca ekstrem, angin kencang disertai petir,'' kata Dwi, Selasa (1/11). Dari Dwi diketahui daerah-daerah yang mengalami gangguan pasokan listrik
tersebut dilayani oleh tiga penyulang yaitu, outgoing feeder Tenayan, outgoing feeder Kulim dan outgoing fedeer Cemara yang di pasok dari GI Teluk Lembu. Akibat angin kencang dan petir tersebut ketiga penyulang mengalami gangguan. Petugas PLN menemukan jaringan SUTM berdempet antar fasa, bendrat atau pengikat SUTM ke pin isolator lepas sehingga SUTM jatuh menimpa travest yaitu tiang penyangga isolator. Soal mengapa penormalan sampai pukul 00.05 WIB, Dwi mengatakan petugas melakukan perbaikan dalam kondisi cuaca yang masih hujan, gelap dan medan yang sulit berupa daerah rawa maka diperlukan waktu yang tidak mungkin cepat. ''Dengan mengoptimalkan
seluruh teknisi yang ada di Kota Pekanbaru secara gotong royong maka seluruh outgoing feeder yang terganggu kembali normal pada sekitar pukul 00.05 WIB,'' kata Dwi. Upaya penyelesaian gangguan dilakukan dengan memanuver sebagian penyulang cemara yang tadinya disuplai dari GI Teluk Lembu dialihkan ke Penyulang Merpati yang disuplai dari GI Pasir Putih. Dengan cara itu maka pelanggan-pelanggan di daerah Pasar Tangor hingga Simpang Beringin bisa nyala pada pukul 20.30 WIB. ''Tentunya kejadian ini tidak diharapkan oleh PLN. Kami pada kesempatan ini mohon maaf atas kejadian yang mengakibatkan berkurangan jam nyala pada malam hari itu,''
kata Dwi. Cari Solusi Dalam pada itu, pemadaman listrik yang sering terjadi di Kota Pekanbaru terus menjadi sorotan kalangan DPRD Pekanbaru. Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Zulfan Hafiz menyebutkan, seringnya pemadaman sudang sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Alasan-alasan yang disampaikan PLN pun disebut Zulfan sudah membuat masyarakat bosan. “Kalau lagi musim panas, alasaannya air tidak ada (di PLTA, red). Kalau lagi hujan, alasannya air terlalu banyak. Masyarakat sudah bosan mendengar alasan-alasan seperti itu. Harusnya, pemerintah bisa cari jalan keluar. Jangan seolah pasrah saja hal ini menimpa masyarakatnya,” ujar Zulfan.
Ia menambahkan, pemerintah tak harus melimpahkan urusan listrik ini kepada satu pihak saja. Jika memang sudah sering mengecewakan, lanjut Zulfan, pemerintah harusnya bisa mengambil tindakan tegas dan antisipasi. ‘’Gandeng pihak lain yang dinilai mampu menangani masalah listrik di Pekanbaru. Demi kenyamanan masyarakat, harusnya pemerintah bisa membuat langkah antisipasi. Misalnya dengan melibatkan pihak lain. Jadi, supplai listrik ini tak hanya dipenuhi oleh satu pihak saja,” ujarnya. Ia berharap, hal hal yang memicuketidaknyamananmasyarakat dan juga investor yang bermukim di Pekanbaru ini tak dianggap sebagai sesuatu yang sepele. (rul/azr)
Investasi Properti Masih Primadona Sambungan dari hal. 29
(DPRD) Kota Pekanbaru, namun pemberlakuan belum bisa dilakukan karena RTRW Provinsi Riau belum disahkan. Penerbitan IMB sementara
ini berada dibawah BPTPM Kota Pekanbaru dari sebelumnya di Distarubang Kota Pekanbaru. Sebagai dasar hukum pelimpahan, Wako Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT tertanggal 16 Juni lalu
mengeluarkan Perwako Nomor 40/2016 tentang pelimpahan kewenangan pengurusan perizinan dan non jasa perizinan termasuk IMB. ‘’Sejak diberlakukan IMB Sementara, Rp1,2 triliun dari
rencana Rp2 triliun sampai Oktober kemarin masuk,’’ urainya. Sementara itu, meski tak merinci berapa nilai investasinya, beberapa bidang lain juga ikut mendongkrak
perekonomian Kota Pekanbaru.’’Sebenarnya, investasi sebesar itu bukan saja dari sektor properti. Melainkan juga dari sektor jasa, seperti perhotelan dan jasa lainnya,’’ tutupnya.(ali) TATA LETAK: YAYA