Riau Pos
28
SELASA, 10 NOVEMBER 2015
ADVERTORIAL
TNTN dan SM Kerumutan, Harta Berharga Indonesia
K
ERAGAMANAN kekayaan sumber daya alam (SDA) Kabupaten Pelalawan sudah terkenal dan terbukti. Ini dapat dilihat dari tinggiya angka pertumbuhan investasi di Kabupaten Pelalawan. Salah satu kekayaan alam yang sangat menjanjikan yang dimilik adalah potensi kehutanan. Potensi-potensi kehutanan ini perlu untuk dijaga dan dilestarikan sesuai dengan pembangunan kehutanan di Indonesia diarahkan untuk mencapai visi jangka menengah yaitu Terwujudnya Penyelenggaraan Kehutanan untuk Menjamin Kelestarian dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat. Berdasarkan visi tersebut, penyelenggaraan pengurusan hutan diarahkan untuk memperoleh manfaat yang optimal dan lestari serta untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan. Sejalan dengan itu, Pemkab Pelalawan berpandangan bahwa hutan yang ada mempunyai fungsi sangat penting untuk mengatur tata air, pencegahan bahaya banjir dan erosi, pemeliharaan kesuburan tanah, dan pelestarian lingkungan hidup. Untuk dapat memanfaatkan secara lestari, hutan harus dilindungi. Selain itu, hutan adalah kekayaan alam yang tidak ternilai, sehingga hak-hak bangsa dan negara atas hutan dan hasilnya perlu dijaga dan dipertahankan agar hutan tersebut dapat memenuhi fungsinya. Fungsi hutan sebagai penyeimbang ekosistem tidak dapat digantikan oleh sarana yang lain, sehingga apabila manusia tidak dapat menggunakan hutan secara bijak berarti kehancuran alam telah mengintai. Oleh karena itu, pihakpihak yang berkepentingan terhadap hutan mencakup seluruh lapisan masyarakat baik masyarakat pada umumnya, maupun pemerintah dan usahawan. Untuk menjawab ketentuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pelalawan melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Pelalawan telah menyusun bagan alur pikir rencana strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan yakni, untuk hutan di Kabupaten Pelalawan berdasarkan fungsi hutan produksi terbatas dengan luas
HIJAU: Suaka Margasatwa Kerumutan yang masih terlihat hijau.
1.815.949,74 43,42 hektare, hutan produksi tetap dengan luas 1.605.762,78 38,39 hektare, hutan konservasi dengan luas 531.852,65 12,72 hektare dan hutan lindung 228.793,825,47 hektare. Jadi, total jumlahnya seluas 4.182.358,99 100,00 hektare. “Sementara, luas kawasan hutan Kabupaten Pelalawan dengan pembagian kawasan hutan berdasarkan tata guna hutan kesepakatan (TGHK) adalah 755.896,10 hektare, dengan rincian berdasarkan TGHK yakni, untuk Luas Kawasan Hutan Kabupaten Pelalawan Berdasarkan RTRW Provinsi Riau Tahun 2011-2015 hutan produksi terbatas seluas 297.018,16 39,29 hektare, hutan produksi tetap 424.456,69 56,15 hektare, hutan bakau 444,780,06 hektare, hutan suaka alam 33.976,474,49 hektare, hutan lindung 6.834,084,025,001 hektare. Jadi, jumlah totalnya seluas 755.896,10 100,00 hektare,” terang Kepala Dishutbun Pelalawan Ir H Hambali didampingi Kabid Pla-
nologi Hutan dan Kebun. Diungkapkannya, bahwa hutan juga merupakan sumber kehidupan yang paling hakiki karena segala macam kebutuhan makhluk hidup tersedia di dalamnya. Produk yang paling berharga dari hutan adalah zat asam yang merupakan zat yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup dalam bernafas. Fungsi hutan sebagai penyeimbang ekosistem tidak dapat digantikan oleh sarana yang lain, sehingga apabila manusia tidak dapat menggunakan hutan secara bijak berarti kehancuran alam telah mengintai. “Dan untuk luas wilayah Kabupaten Pelalawan berdasarkan tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) seluruhnya mencapai 1.292.264 hektare. Dari luasan tersebut sampai 2006 telah digunakan menjadi 4 kelompok pemanfaatan kawasan hutan. Kawasan hutan yang dimanfaatkan untuk kegiatan pengelolaan hutan khususnya hutan alam atau yang dikenal dengan is-
produksi, 154.804 ha berupa hutan produksi terbatas, 81.689 ha berupa hutan produksi konvensi dan 430 ha di areal penggunaan lain, IUPHHKHT di kawasan hutan Kabupaten Pelalawan. Dan kawasan hutan yang dijadikan atau dikonversi untuk kegiatan perkebunan mencapai 296.358 ha yang terdiri dari areal seluas 23.865 ha berada pada kawasan hutan produksi, 19.981 ha berada pada hutan produksi terbatas, 234.362 ha berada pada kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, dan 18.150 ha berada pada areal penggunaan lain. “Sedangkan kondisi Hutan Pelalawan terdiri dari hutan lindung, ekosistem lahan gambut, kawasan suaka margasatwa, SM Tasik Besar/Tasik Metas, SM Tasik Serkap/Tasik Sarang Burung, hutan mangrove, kondisi mangrove, peranan ekologis mangrove, mangrove dan Bono peranan sosial ekonomis mangrove, potensi HTI kemasyarakatan unggulan strategis tanaman industri kemasyarakatan unggulan strategis. Dan untuk upaya mengoptimalkan hutan, maka setiap tahunnya Pemkab Pelalawan melalui Dishutbun Pelalawan melakukan penanaman pohon dalam Program Indonesia menanam pohon HUMAS PEMKAB PELALAWAN FOR RIAU POS dengan jenis tanaman pohon yakni Mahoni, Trembesi, Ketatilah IUPHHKHA seluas 257.881 ha (IUPHHKHT) mencakup luasan pang, Pulai, Matoa, Gaharu, Keyang terdiri dari 149.229 ha berada sebesar 425.213 ha yang terdiri lengkeng, Durian dan Manggis,” pada hutan produksi dan 108.652 dari 188.290 ha berupa hutan tutupnya.(adv/a) ha berada pada hutan produksi, luas wilayah Kabupaten Pelalawan berdasarkan tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) seluruhnya mencapai 1.292.264 ha,” paparnya. Dari luasan tersebut sampai 2006 tersebut, sambungnya, telah digunakan menjadi 4 kelompok pemanfaatan kawasan hutan. Kawasan hutan yang dimanfaatkan untuk kegiatan pengelolaan hutan khususnya hutan alam atau yang dikenal dengan istilah IUPHHKHA seluas 257.881 ha yang terdiri dari 149.229 ha berada pada Hutan produksi dan 108.652 ha berada pada hutan produksi terbatas. Sementara, kawasan hutan di Kabupaten Pelalawan yang dimanfaatkan untuk kegiatan pengelolaan hutan tanaman atau yang dikenal dengan istilah Izin HUMAS PEMKAB PELALAWAN FOR RIAU POS Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan PATROLI: Sejumlah gajah berpatroli di Hutan Taman Nasional Teso Kayu pada Hutan Tanaman Nilo, belum lama ini.
Hutan Kota untuk Perbaikan Lingkungan
HUMAS PEMKAB PELALAWAN FOR RIAU POS
SIRAM POHON: Bupati Pelalawan HM Harris menyiram pohon manggis yang baru ditanam di Desa Segati, Kecamatan Langgam, belum lama ini.
Bupati Pelalawan HM Harris
Pemkab Serius Lestarikan TNTN dan Suaka Margasatwa Kerumutan BUPATI Pelalawan HM Harris mengatakan, bahwa Tanam Nasional Tesso Nilo (TNTN) adalah harapan masa depan. Tidak sekadar harapan masyarakat Pelalawan, tetapi juga masyarakat Provinsi Riau, Negera Indonesia, bahkan masyarakat dunia. Mengingat, disaat terjadi pemanasan global karena hutan yang terus dibabat, Tesso Nilo bertahan dalam kelestariannya. Di saat udara sesak karena tebalnya polusi, Tesso Nilo muncul menawarkan kesegaran bagi paru-paru dunia. Demikian juga dengan kawasan Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan, dimana didalam kawasan ini terdapat berbagai flora dan fauna yang masih alamai dan harus dipertahankan. Sebagai sebuah kewasan lestari, Tesso Nilo dan SM Kerumutan sangatlah mempesona. Tidak hanya karena hutan REDAKTUR: M ERIZAL
alamnya, tetapi juga karena kelengkapi ekologi di dalamnya. Di sana tak sekedar ada hutan, tetapi damai berbiak penghuninya. Seperti Harimau Sumatera, gajah, tapir, rusa, dan beragam fauna lainnya yang sulit ditemukan di tempat lain di belahan bumilainnya. “Karena keberagaman ekologinya itulah Tesso Nilo memiliki beragam nilai lebih sebagai sebuah kawasan konservasi sekaligus potensi destinasi pariwisata penuh petualangan. Kehadiran kawanan gajah terlatih yang tergabung dalam Flying Squad atau kawanan gajah pengusir gajah liar adalah daya tarik sensasional,” terang Bupati Pelalawan HM Harris. Di TNTN ini, sambung mantan Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan dua periode ini, pada setiap hektar terdapat 360 flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107
jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia. Dan perluasan TNTN juga merupakan langkah konkrit Departemen Kehutanan dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Kehutanan No.P.54/Menhut-II/2006 tentang Penetapan Riau sebagai pusat konservasi gajah Sumatera. “Lanskap hutan Tesso Nilo merupakan salah satu benteng pertahanan terakhir bagi gajah dan harimau Sumatera. Dengan lebih dari 4.000 jenis tumbuhan yang tercatat sejauh ini, ditemukan lebih dari 200 spesimen tumbuhan di dalam setiap plot 200 meter persegi,” ujar Harris. Bupati menjadikan Taman Nasional Tesso Nilo ini menjadi salah satu objek wisata.(adv/ a)
HUTAN Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di wilayah perkotaan yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Hutan kota juga merupakan hutan yang disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota. Hutan kota penting untuk keseimbangan ekologi manusia dalam berbagai hal seperti, kebersihan udara, ketersediaan air tanah, pelindung terik matahari, kehidupan satwa dalam kota dan juga sebagai tempat rekreasi. Hutan kota bisa mengurangi dampak cuaca yang tidak bersahabat seperti mengurangi kecepatan angin, mengurangi banjir, memberi keteduhan. Juga memberikan efek pengurangan pemanasan global. Selain itu, Hutan kota juga bertujuan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya. Adapun maksud dibangunnya Hutan kota tersebut yakni guna menekan dan mengurangi peningkatan suhu udara seperti kadar karbonmonoksida serta mencegah terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah, serta mencegah terjadinya banjir atau genangan air. Sedangkan fungsi dibangunnya hutan kota adalah untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika. “Sementara itu, tahapan penyelenggaraan hutan kota yakni penunjukan yang terdiri dari penunjukan lokasi huta kota dan penunjukan luas hutan kota. Lokasi hutan kota dapat berada pada negara atau tanah hak. Dan tanah hak atau hak pengelolaan atas lahan dapat berupa hak milik, hak guna usaha (HGU), hak pengelolaan, hak pakai, dan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Terhadap tanah hak yang ditunjuk sebagai lokasi hutan kota,
diberikan kompensasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kompensasi tersebut merupakan pemberian ganti rugi atau tanah pengganti kepada pemegang hak atas tanah melalui musyawarah. Dan pembangunan, penetapan serta pengelolaan juga merupakan tanah dalam penyelenggaraan hutan kota,” terang Kepala Dishutbun Pelalawan Ir H Hambali didampingi Kabid Planologi Hutan dan Kebun. “Selain itu, luas hutan kota dalam satu hamparan yang kompak paling sedikit seluas 0,25 hektare. Dan persentase luas hutan kota paling sedikit 10 persen dari wilayah perkotaan yang disesuaikan dengan kondisi setempat,” paparnya. Diungkapkannya, bahwa pembangunan hutan kota meliputi perencanaan yang merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah (RTRW) perkotaan. Rencana pembangunan hutan kota tersebut disusun berdasarkan kajian dari beberapa aspek seperti aspek teknis (kesiapan lahan, jenis tanaman, bibit dan ternologi), aspek ekologis (keserasian hubungan manusia dengan lingkungan alam kota) aspek ekonomis (biaya dan
manfaat yang dihasilkan) aspek sosial dan budaya setempat (nilai dan norma sosial serta budaya setempat). “Dan rencana pembangunan hutan kota juga memuat tencana teknis tentang tipe hutan kota dan bentuk hutan kota. Adapun tipetipe hutan kota terdiri dari yakni tipe kawasan permukiman, dibangun pada areal permukiman yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, penyerap karbondioksida, peresap air, penahan angin dan peredam kebisingan yang berupa jenis komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan tanaman perdu dan rerumputan. Sedangkan karakteristik dari tipe ini yaitu pepohonannya memiliki perakaran kuat, ranting tidak mudah patah, daun tidak mudah gugur serta pohon-pohon penghasil bunga, buah dan biji yang bernilai ekonomis,” ujarnya. Kemudian, lanjutnya, tipe kawasan industri yakni dibangun dikawasan industri yang berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan. “Tipe pelestarian plasma nutfah, berungsi sebagai pelestari plasma nutfah yaitu sebagai konservasi plasma nutfah dan sebagai habitat untuk satwa yang dilindungi,’’ ucapnya.(adv/a)
HUMAS PEMKAB PELALAWAN FOR RIAU POS
HUTAN KOTA: Kawasan hutan kota Kabupaten Pelalawan yang berada di Kecamatan Pangkalankerinci. TATA LETAK: ANDRE