20 20 Profil
S
ETELAH lebih dari 30 tahun melayani di gereja, Ivan bertekad berkiprah di tengah masyarakat Jakarta sebagai senator atau anggota DPD. Di Pemilu 2014 nanti, ia bersaing dengan 35 kandidat lain untuk memperebutkan 4 kursi yang dialokasikan untuk DKI Jakarta. “Bersama dengan Tuhan, pasti bisa,” kata Ivan Rinaldi mengungkapkan prinsip hidup sekaligus dasar optimismenya. Terjunnya Ivan ke pentas politik boleh disebut sebagai sebuah metamorfose dan perluasan pelayanan, dari gereja ke lingkup masyarakat yang lebih luas. Jejak pelayanan Wakil Sekretaris Umum PGIW (Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah) DKI Jakarta ini sangat kuat. Bahkan dimulai sejak dini. Sejak menjadi anggota jemaat Zebaoth pada tahun 1989, pria kelahiran 12 September 1965 ini mengambil bagian dalam pelayanan. Di tahun itu, ia menjadi guru Sekolah Minggu. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai Ketua Pemuda Zebaot dan Majelis Jemaat wewakili unsur pemuda. Dan sejak 2002 hingga kini menjadi Ketua Jemaat Zebaoth. Pelayanannya di lingkup kegerejaan pun terus meluas. Dari tahun 2004, ia menjadi ketua Dewan Pembina YAKAISI (Yayasan Kasih Abadi Insani Sejahtera Indonesia). Lembaga ini mendukung pelayanan penginjilan di wilayah-wilayah pedalaman, terutama Luwuh-Banggai. Tahun 2005 menjadi Bendahara Umum Sinode GEMINDO (Gerakan Masehi Injili Indonesia) dan sejak 2009 hingga sekarang menjadi Ketua VI Sinode Gemindo yang membidangi Gereja dan Masyarakat. Sejak 2010, menjadi Wakil Sekretaris Umum PGIW DKI Jakarta.
REFORMATA
EDISI EDISI 171 171 Tahun Tahun X X 11 -- 31 31 Januari Januari 2014 2014 Keberanian dan kebenaran Ivan terlahir dari ayah Wagiman Sujana yang berasal dari Jawa dan ibu Yenny Luntungan dari Minahasa, Sulawesi Utara. Sebagai keluarga ABRI, Ivan dibesarkan dalam suasana disiplin tapi penuh kasih. Pendidikan dasar dan menengahnya dilaluinya di Jakarta dan Bandung. Setelah tamat SMAN 15 Sunter, Jakarta Utara, Ivan menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta dan kemudian, setelah bekerja, mengambil S2 Magister Management di Padjajaran, Bandung. Sejak dini, ia memang gemar berorganisasi. Kini pun ia memimpin beberapa organisasi sosial dan kemasyarakatan. Sebut di antaranya sebagai Ketua Umum LSM JASMAJA (Jaringan Masyarakat Jakarta) DKI Jakarta (2012-2017), Ketua Umum Ikatan Alumni SMA 15 Jakut (20102015), Ketua Dewan Pembinaan Paguyuban Masyarakat Pademangan RW 11 Jakarta Utara (2012-2017). Kegemarannya berorganisasi, menurut suami dari Rose Eveline, ini merupakan salah satu modal awalnya berkiprah di dunia politik. “Melalui berorganisasi kita bisa bertemu dengan banyak orang, terjadi interaksi dan saling menolong demi kesejahteraan bersama,” katanya. Nah, setelah puluhan tahun membaktikan hidup di lingkungan gereja, ia memutuskan untuk melayani di massa yang tidak hanya kristen. “Saya mau melayani juga orangorang non-kristen, dalam bentuk pengabdian sebagai wakil rakyat,” kata ayah dari Kevin Piether Rinaldi, Debby Velina Rinaldi dan
Heaven Feifel Rinaldi ini. Ivan mengaku memilih jalur DPD dibanding menjadi anggota legislatif dari jalur partai karena ingin tetap independent dan berani menyuarakan kepentingan masyarakat. “Di partai, kalau kita tidak sejalan dengan garis partai, tentu akan tersingkir. Kalau di DPD, kita ‘kan didukung oleh massa kita sendiri. Jadi tinggal keberanian dari kita untuk menyuarakan kepentingan masyarakat. Tidak ada yang bisa mengerem kita untuk memperjuangkan kebenaran,” jelas anak salah seorang pahlawan ini. Intinya, tegas Ivan, di DPD, dia bersuara dengan keberanian dan kebenaran. Ia menolak anggapan yang mengatakan pengaruh DPD masih sangat periferial. Di tahun 2014, mengacu pada keputusan MK, anggota DPD bisa duduk bersama DPR dalam pembuatan UU. “Yang tidak dimiliki adalah hak budget, tapi bagi saya itu tidak akan jadi masalah. Yang terpenting adalah pembuatan UU-nya,” kata pria yang kini berkiprah sebagai pengusaha, konsultan marketing dan praktisi Pendidikan Anak Usia dini ini. Sebelumnya, selama 17 tahun, ia menjadi profesional di Nestle. Hak beribadah, pendidikan dan kaum pinggiran Ada tiga konsentrasi utama yang ingin diperjuangkan Ivan bila terpilih sebagai anggota DPD nanti. Yang pertama, memperjuangkan kebebasan beribadah, termasuk pendirian rumah ibadah. “Rumah ibadah merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kebebasan beribadah yang merupakan hak konstitusion-
al setiap warga negara,” kata Ivan. Sebagai Wakil Sekum PGIW DKI Jakarta, hal itu sebenarnya sudah sering dilakukan. Salah satunya, bergandengan dengan komponen bangsa lain, mengkritisi kehadiran SK Gubernur No. 83 Tahun 2012 yang lebih ketat dari Per-Ber tentang pendirian rumah ibadah. Sebagai praktisi pendidikan, tentu saja ia akan konsern dalam bidang vital ini. Terutama dalam mengawal penggunaan anggaran pendidikan, agar pendidikan di Jakarta menjadi jauh lebih baik lagi. Seraya berterimakasih kepada Pemprov DKI yang telah membebaskan biaya pendidikan dari SD hingga SMA, ia
berjanji akan mendorong Pemrov untuk membuka peluang kuliah lebih besar bagi anak miskin berprestasi. “Kita minta pemerintah beri beasiswa dan bangku kuliah bagi mereka,” katanya. Program ketiga adalah pengentasan kemiskinan dalam bentuk rumah sederhana dan perbaikan gizi anak dan permberdayaan Posyandu. ? Paul M a k u Goru.