4 minute read

Pergerakan Lempeng Tektonik dan Akibatnya

Next Article
Tektonik

Tektonik

Ravano Harsha

Lempeng tektonik adalah sebuah fitur yang unik yang dimiliki oleh Bumi. Hal ini adalah permukaan luar planet kita yang dibagi menjadi lima belas tingkat batu yang saling mendorong satu sama lain. Pergerakan inilah yang membentuk lautan, gunung, dan beberapa bencana yang mematikan. Pergerakan sebuah lempeng akan menyebabkan isi Bumi memanas dan menghasilkan sebuah cairan magma. Cairan ini biasanya keluar melalui letusan gunung berapi seperti di Pacific Ring of Fire di sekitar pertemuan Lempeng Pasifik dengan lempeng-lempeng yang lain.

Advertisement

Ring of Fire atau cincin api adalah sebuah wilayah dimana terdapat banyak

aktivitas seismik yang berisikan cairan vulkanik dan palung di dasar laut. Wilayah ini memiliki panjang sekitar 40,000 kilometer memanjang dari barat benua Amerika Selatan hingga sebelah tenggara benua Australia. Dalam wilayah ini banyak terjadi bencana-bencana alam seperti gempa, letusan gunung berapi dan tsunami. Sekitar dari 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia ini terjadi di sepanjang wilayah ini. Indonesia terletak antara tiga pertemuan lempeng, yaitu adalah Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Oleh karena itu, Indonesia rawan akan bencana alam yang mematikan seperti halnya gempa bumi, tsunami, longsor, dan lain-lain. Bencana ini selalu menimbulkan korban jiwa dalam jumlah yang sedikit maupun yang besar. Untuk menghindarkan hal tersebut untuk terjadi, Pemerintah Indonesia perlu membuat sebuah sistem peringatan dini seperti sirine atau alat pendeteksi yang dapat digunakan di daerah-daerah yang rawan akan bencana. Sehingga saat terjadinya bencana besar ini, masyarakat akan tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah adanya korban jiwa.

Teori Tektonika Lempeng adalah sebuah teori besar geologi yang memberikan sebuah penjelasan terhadap pergerakan-pergerakan mantel Bumi yang bisa mengakibatkan terbentuknya laut, dan

bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, dan lain-lain. Singkatnya, bagian terluar dari inti Bumi terbentuk dari dua buah lapisan. Bagian pertama, yaitu bagian atas terdapat litosfer yang berisikan batu-batuan dan bagian kedua atau bagian bawah litosfer itu terdapat mantel Bumi bernama “astenosfer” yang padat tetapi bisa mengalir seperti hal nya cairan. Lapisan-lapisan litosfer ini terbagi menjadi lempeng tektonik. Di Bumi ini, terdapat tujuh buah lempeng utama yang membuat pembentukan gunung, lautan, dan lain-lain.

Ketujuh lempeng tersebut adalah:

1. Lempeng Afrika, meliputi Afrika (lempeng benua) 2. Lempeng Antartika, meliputi

Antartika (lempeng benua) 3. Lempeng Australia, meliputi

Australia (lempeng benua) 4. Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan

Eropa (lempeng benua) 5. Lempeng Amerika Utara, meliputi

Amerika Utara dan timur laut Siberia (lempeng benua) 6. Lempeng Amerika Selatan, meliputi

Amerika Selatan (lempeng benua) 7. Lempeng Pasifik, meliputi samudra

Pasifik (lempeng samudra) Sedikit cerita tentang perkembangan teori tersebut. Penemuan radium dan sifat-sifatnya pada tahun 1896 membuat perhitungan ulang umur Bumi, karena pada penemuan sebelumnya, perkiraan umur Bumi ini didapatkan dari laju kecepatan pendinginannya dan dengan asumsi permukaan Bumi beradiasi seperti benda hitam (black hole). Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada awalnya Bumi adalah sebuah planet yang merah-panas seperti halnya matahari, suhu Bumi akan menurun menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan beranggapan bahwa penemuan tersebut masuk akal bahwa Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair. Teori Tektonik Lempeng berasal dari sebuah hipotesa tentang pergeseran benua (continental drift) yang dikembangkan oleh Alfred Wegener pada tahun 1912.

Ia berpendapat bahwa benua-benua yang sekarang itu adalah sebuah persatuan

lempeng Bumi yang bergerak menjauh sehingga memisahkan benua-benua tersebut dari satu sama lain dari inti Bumi seperti hal nya “pecahan es batu.” Namun, tanpa adanya bukti yang kuat dan perhitungan Alfred yang disampaikan oleh beliau, teori ini sempat dipinggirkan oleh para ilmuwan geolog. Bertahun-tahun berlalu, akhirnya teori Alfred ini dikemukakan kembali oleh Arthur Holmes pada tahun 1920, beliau menyatakan bahwa mantel-mantel Bumi itu bergerak berasal dari dasar lautan. Teori tersebut juga terbukti melalui adanya arus konveksi di dalam mantel Bumi. Terdapat tiga jenis batas lempeng dasar yang berbeda dalam cara mereka bergeser. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena alam yang terjadi di Bumi. Lempeng-lempeng tersebut adalah:

1. Batas Konstruktif

Pergerakan ini terjadi ketika kedua lempeng bergerak menjauh dari satu sama lain. Wilayah retakan aktif adalah akibat dari pergerakan lempeng ini. Proses ini juga menyebabkan pemekarannya dasar laut.

2. Batas Transform

Pergerakan ini terjadi ketika lempeng bergerak dan membuat sebuah gesekan antara satu sama lain secara menyamping di sesar. Gerakan antara kedua lempeng tersebut relatif ber arahkan ke sisi kiri. Contohnya, sebuah lempeng yang bergerak sejajar akan berlawanan arah jika terjadi pergerakan ini.

3. Batas Destruktif

Pergerakan ini terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak mendekat dan menggesek dengan satu sama lain sehingga membentuk wilayah subduksi jika salah satu lempeng bergerak ke arah bawah. Ini akan berlanjut terjadinya tabrakan antara benua dan hal ini akan terjadi jika kedua lempeng tersebut saling bertemu. Palung-palung yang berada di laut itu terbentuk karena subduksi yang terjadi di wilayah tersebut, dimana potongan lempeng tektonik ini mengandungkan banyak air sehingga kandungan air ini dilepaskan saat mantel Bumi memanas. Oleh karena itu, terjadilah aktivitas vulkanik dari dasar Bumi.

Daftar Pustaka

Gischa, Serafica. “Lempeng Tektonik Dan

Jenisnya Di Indonesia Halaman All.”

KOMPAS.com, Kompas.com, 9 Jan. 2020, www.kompas.com/skola/read/2020/01/1 0/060000669/lempeng-tektonik-dan-jeni snya-di-indonesia?page=all. (www.dw.com), Deutsche Welle. “Mengenal

Gerakan Lempeng Tektonik: DW: 03.02.2017.” DW.COM, www.dw.com/id/mengenal-gerakan-lem peng-tektonik/a-37394092.

This article is from: