Jurnal Harian 2

Page 2

2

JURNAL

PROFIL

PACE KRIBO

Boden Powell Terbaik Papua Dipanggil Tuhan

Almarhum Bonefasius Ludi Frank (foto: Piter Gusbager)

R

aimuna Nasional X tinggal hanya menghi­ tung jam saja. Berbagai persiapan telah matang dilaku­ kan oleh panitia. Sayang di saat seluruh panitia tengah siap-siap mensukseskan pelaksanaan Ramiuna Nasional (Rainas) X, salah seorang kader terbaik Boden Powell terbaik Papua, Bonefasius Ludi Frank dipanggil Tuhan ke sisiNya, Sabtu (5/10) sekitar pukul 10.00 wit. Kakak Bonefasius Ludi Frank adalah Andalan Binawasa Gera­ kan Pramuka Kwartir Daerah Papua. Kakak Frank atau yang biasa di sapa Opa hingga masa hidupnya masih aktif sebagai pengurus Kwarda Pramuka Papua periode 2008-2013. Semasa hidupnya Bonefasius Ludi Frank memiliki semangat pramuka yang luar biasa. Meski umur beliau sudah tidak muda lagi namun beliau masih aktif terlibat dalam setiap kegiatan gerakan pramuka. Jasa beliau cukup besar dalam memajukan perkembangan gerakan pramuka di Papua. Salah satunya adalah melatih Pembina Dewasa kwar­ da Papua.

Opa lahir pada tanggal 20 Mei 1938. Opa menempuh pendidi­ kan SPG di Purwokerto dan menyelesaikan pendirikan D3 di jurusan Olahraga di Makasar. Usai meraih sarjana muda, tahun 1969 Opa hijrah ke Papua. Almarhum bekerja di Kanwil Dinas P dan K pada bagian DIKMENUM. Bonefasius Ludi Frank menikah pada tahun 1962 dan memiliki 9 putra-putri. Salah satu putra Bonefasius Ludi Frank yang juga aktif di dalam gerakan pramuka adalah Abdi Frank, An­ dalan Kwarda Papua atau biasa kita panggil Kak Abdi. Menurut Abdi Frank, Opa sangat berperan aktif pada setiap kegiatan Pramuka di Papua. Jiwa ke Pramukaan sangat melekat pada jiwa Opa sehingga beliau dianggap sebagai ikon gerakan Pramuka Kwarda Papua. ‘’Su­ dah tak terhitung berapa banyak penghargaan yang diterima Opa,’’ kata Abdi. Salah satunya menurut Abdi adalah penghargaan kebanggaan setiap Aktifis Pramuka yaitu Penghargaan Melati. Yaitu peng­ hargaan terakhir yang diberikan kepada pramuka karena jasa dan

RAIMUNA NASIONAL

SALAM PRAMUKA

Kwarda Papua Berduka

K

warda Papua dikagetkan dengan berita duka cita atas mening­ galnya almarhum Bonefasius Ludi Frank. Almarhum dipanggil kesisiNya, Sabtu (5/10) sekitar pukul 10.00 wit. Sehari-harinya almarhum aktif sebagai pengurus Kwartir Daerah Papua periode 20082013 membidangi Andalan Binawasa Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Papua. Bonefasius Ludi Frank lahir di Purwokerto, tanggal 20 Mei 1938. Bonefasius yang biasa dipanggil Opa ini cukup dikenal dikalangan Kwarda Pramuka Papua. Sosoknya, disiplin, tegas dan ramah membuat almarhum cepat akrab dengan siapa saja yang baru berkenalan dengan­ nya. Berita kepergian Almarhum ke sisiNya meninggalkan kenangan yang begitu mendalam, khususnya bagi keluarganya sendiri yang dikenal sangat dekat dengan anak-anak dan cucunya. Kepergian almarhum bukan hanya keluarga korban saja yang kehilan­ gan, tetapi menurut ketua Kwarda Pramuka provinsi Papua, Alex Hese­ gem, SE, Kwarda Pramuka Papua juga sangat kehilangan atas kepergian opa ini. Jasa almarhum dalam memajukan dan mengembangkan Pra­ muka di Papua sangat besar. Dimata mantan wakil Gubernur Papua ini, sosok almarhum cukup tegas dan disiplin. Saya sejak SD sudah mengenal almarhum. Opa ini cukup aktif dan disiplin pada setiap kegiatan kwarda Pramuka di Papua, bahkan sampai saya dewasa dan menjadi ketua Kwarda Papua, almarhum masih aktif di Kwarda Pramuka Papua. Jadi almarhum bukan hanya sebagai guru, pembina, pelatih, sahabat dan orang tua bagi keluarganya sendiri, tetapi ayah yang memiliki 9 putra-putri ini juga menjadi orang tua dari keluarga besar Kwarda Papua. Saya sangat salut dan bangga terhadap sosok almarhum, setiap kali ada kegiatan kwarda Papua, meskipun tanpa diundang, opa ini selalu hadir dan memberikan masukan-masukan yang positif dalam mengembangkan Pramuka di Papua. Demikian juga sebelum Opa satu ini menghembuskan napas terka­ hirnya, Almarhum juga aktif di panitia Raimuna Nasional [Rainas] 10 ini. Bahkan mantan guru SD ini, setelah pensiun juga punya kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya. Opa ini secara rutin setiap hari selalu membersihkan lingkungannya. Selain itu juga almarhum aktif di Gereja Katolik Paroki Gembala Baik, Abepura. Almarhum Bonefasius Ludi Frank juga adalah mantan Ketua Dewan Paroki. Jadi bukan hanya kelu­ arga, Kwarda Pramuka Papua yang kehilangan almarhum, tetapi gereja juga sangat kehilangan sosok Almarhum. Jadi saya mengajak semua keluarga almarhum, keluarga besar Kwarda Pramuka Papua untuk merelakan almarhum menghadap BapaNya di sorga. Mudah-mudahan korban diterima di sisiNya. Biarlah jasa dan pengorbanan almarhum selama ini menjadi penyemangat bagi generasi muda untuk lebih giat dan aktif dalam memajukan Kwarda Pramuka di Papua. Jasamu tidak akan pernah dilupakan. Selamat jalan buat Opa yang baik hati. [***]

JURNAL PACE KRIBO

SEJARAH

RAIMUNA NASIONAL

Lambang Pendidikan Pramuka

P

ernahkah anda tahu bahwa lembaga pendidikan dan latihan Gerakan Pramuka (Pusdiklat) memiliki lambang tersendiri, seperti tampak pada gambar di atas. Terdiri dari bagian/ bentuk seperti mata rantai, Juluran lidah api, bintang, jantung yang berbentuk perisai dengan warna merah putih, garis tebal katulistiwa dan lain – lain yang masing mas­ ing memiliki arti/ makna. Lambang Pendidikan Gerakan Pramuka tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan Kwartir Nasional Gera­ kan Pramuka nomor 073/KN/1977 tentang Lembaga Pendidikan orang Dewasa dalam Gerakan Pramuka. Pada Lambang Pendidikan tersebut ada beberapa bagian yang memiliki makna dan arti kiasan misalnya jantung, berwarna merah putih dengan bintang bersudut lima berwarna emas didalamnya mem­ punyai arti : - Pendidikan dan pengabdian adalah ibarat darah dalam tubuh Gerakan Pramuka .

Pelatih pembina pramuka adalah bagaikan jantung yang mengalirkan darah itu keseluruh tubuh gerakan pramuka. Pengaturan darah itu melewati saluran pembuluh darah keluar dan pembuluh darah masuk, yaitu pembina pramuka dan pem­ bantu pembina pramuka - Bagian tengah jantung yang merupa­ kan pusat daya gerak jantung dilukiskan dalam bingtangbersudut lima yang melambang­ kan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam pancasila. Ini memberi arti, bahwa segenap gerak kegiatan pen­ didikan dan pengabdian bersumber kepada Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pimpinan spiritual bagi setiap orang dewasa dalam Gera­ kan Pramuka. - Warna merah putih pada jan­ tung sel darah merah dan sel darah putih. Pendidikan dan pengabdian da­

lam gerakan pramuka diibaratkan darah berwarna merah putih seba­ gai lambang kebangsaan Indonesia yang menjiwai patriotisme Indone­ sia. Makna garis yang melingkari gambar jantung, memiliki arti : - 2 garis tebal melambangkan khatu­ listiwa di kepulauan­ Indonesia, yakni kelu­ asan wilayah kerja. Pelatih (dari sabang sampai Merauke), dan keharusan stabilnya dan meratanya usahausaha pembinaan dan pengabdian kepada para pramuka. - 6 garis tipis dari 6 jurusan melambangkan bahwa dari 6 jurusanlah (atas-bawah-kiri-kananmuka-belakang) Pelatih dan tenaga staf menerima masuknya bahan –bahan pertimbangan untuk men­ golah dan mempersiapkan zat-zat pendidikan dan pengabdian yang

dibutuhkan bagi pertumbuhan tubuh gerakan pramuka. - 8 garis mengkiaskan penjurupenjuru pokok pedoman yang menunjukan haluan tertentu ( 8 penjuru mata angin) dari pembina pramuka dan pembantu pembina pramuka dalam mengabdikan diri, membina, berbakti dan melatih pramuka. Selanjutnya pengertian makna pada rantai : - Mata rantai bulat melam­ bangkan pramuka putra dan mata rantai segi empat melambangkan pramuka putri, berkaitan erat menjadi satu rantai kesatuan dan persatuan yang bulat dan kokoh, ialah gerakan Pramuka, itu sebuah tubuh yang pertumbuhannya butuh diresapi oleh zat-zat pendidikan, pembinaan dan pengabdian yang harus dipompakan melalui para pembina pramuka dan pembantu pembina pramuka ke dalamnya. BERSAMBUNG KE HLM 7

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA m e n g u c a p k a n

pengetahuan serta tingkatan terakhir yang dimiliki oleh seorang aktifis pramuka. Demikian juga seperti penuturan dari salah seorang cucu Bonefasius Ludi Frank bahwa Opa adalah prib­ adi yang rajin dan disiplin. Disiplin yang dimiliki Opa ini begitu melekat dalam diri salah seorang cucunya bernama Friska. Opa kelahiran Purwokerto ini meninggal pada usia74 tahun. Opa meninggal setelah terpeleset dan terbawa arus deras pada saluran

air, tepatnya di tepi jalan depan rumah opa di Jalan Biak, Lingkaran Abepura. Opa atau panggilan akrab­ nya Kakak Frank sudah pergi dan kembali ke pangkuan Tuhan. Tetapi jiwa dan semangat pramuka tak akan pernah meninggalkan kita semua. Semangat beliau akan abadi dan menyebar di dalam sanubari kita. Seluruh perjuangan dan jasa kak Frank tidak akan pernah lekang dari hati dan pikiran kita. Selamat jalan kak Frank, semangatmu akan selalu ada di hati kami. (puji, vany)

PELINDUNG / PENASEHAT : drh. Constant Karma, PENANGGUNG JAWAB : Kansiana Salle, SH, Ani Rumbiak, PEMIMPIN REDAKSI : Fransiskus Ohoiwutun, Redaktur Pelaksana : Rusdi Anwar, REDAKTUR : Drs. Taufan Pamungkas, Leo D. Siahaan, Arifin Soleh, Robin Sinambela, Reporter : Arif Nugroho, Shinta R. Jaya, Hasni Meilin, Rifandi, Fransiskus, Yanti Rusiana, SANGGA KERJA : Puji Naimah, Marisa S, Zainal Al-Baar, Jul, Veronika Dwi, Anggun Diana, Muhammad Amim, Meitha, Desi Sofyani, Hairani, Melati Kasmin, PEMBANTU UMUM : Hans Tagoye, Ramli, Andre W, LAYOUT : Primandaru, PERCETAKAN : PT. PER­CETAKAN RAKYAT PAPUA. Alamat : Kamp. Dokumentasi Publikasi Buper Phokela, Waena, Jayapura, Provinsi Papua

3

Selamat Datang Seluruh Peserta Raimuna Nasional X dari Seluruh Nusantara di Tanah Papua PACE KRIBO

8 - 15 Oktober 2012

DR. H. Syamsul A. Rivai, MS Penjabat Gubernur

drh. Constant Karma Sekretaris Daerah


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.