
1 minute read
Waspada, Kekeringan Mulai Mengancam
Pelaksana Bendung Katulampa Andi Sudirman mengatakan, saat ini diperkirakan debit air yang masuk dari Sungai Ciliwung, menuju Bendungan Katulampa 300 liter per detik. Sedangkan untuk saluran irigasi, tercatat 2.700 liter hingga 3.000 liter per detik.
Debit air itu kemudian dibagi ke saluran irigasi Kalibaru, dan ke aliran Sungai Ciliwung. “Kami atur untuk irigasi 3.000 liter, untuk penggelontoran Ciliwung ke bawah, kami alirkan 500 liter. Dalam arti menjelang musim kemarau, air mulai kritis di kawasan Katulampa,” kata
Andi, Senin (31/7).
Andi menjelaskan, meski hujan lokal mengguyur Kota Bogor, menurut Andi, hal itu tidak mempengaruhi TMA, dan debit air Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa.
“Hujan lokal tidak akan mempengaruhi Bendung Katulampa, kecuali terjadi secara merata khususnya di kawasan Puncak,” ucap dia.
Andi menjelaskan, TMA Bendungan Katulampa yang menyentuh 0 centimeter, memang terjadi berulang setiap tahun ketika menjelang, dan memasuki musim kemarau. Yakni antara Juli hingga September.
“Tetapi sekarang ini betulbetul dirasakan cukup drastis turunnya. Sampai biasanya ada debit air 5.000 liter sampai di atas 10.000 liter, memasuki bulan Juni hanya ada 3.0004.000 liter. Bahkan saat ini mungkin berangsur turun terus menerus,” papar Andi.
Namun demikian, menurut dia kondisi bendungan masih belum separah pada 1998. Di mana saat itu, debit air hanya berada di angka 1.500 liter per detik.
Adapun penyebab dari rendahnya TMA, dan debit air
Ciliwung di Bendungan Katulampa, yakni belum ada hujan dengan intensitas tinggi di kawasan hulu Sungai
Ciliwung. Yakni di kawasan
Puncak, Kabupaten Bogor, tepatnya di Telaga Saat, Desa
Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Di samping itu, sambung Andi, diperkirakan Bendungan Ciawi yang sudah beroperasi sejak akhir 2022 ini juga mempengaruhi debit air Sungai Ciliwung yang masuk ke Bendungan Katulampa. “Jadi ketika datang banjir (debit air tinggi) di Puncak, tertahan dulu oleh Bendungan Ciawi. Itu bisa dirasakan sekarang,” jelasnya. Melihat banyak warga yang beraktivitas di sungai, Andi mengimbau warga tetap waspada dan siaga. Sebab dikhawatirkan hujan di hulu Sungai Ciliwung bisa tiba-tiba deras. Sehingga debit air juga bisa meninggi. “Nah warga yang aktivitas di Ciliwung, yang mengambil pasir, atau mengambil sampahsampah plastik itu disarankan tetap waspada dan siaga. Yang kita khawatirkan hujan di Puncak atau di hulu,” ujarnya. Imbas TMA Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa yang mencapai 0 centimeter, tentunya akan berpengaruh pada sumber air baku Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor. “Kami juga menyelamatkan ekosistem yang ada di Ciliwung, kalau untuk air Irigasi sementara masih terpenuhi 2.000-3000 liter per detik untuk pertanian. Yang krusial pengolahan air baku,” tukas dia.(ded/c) isu yang yang dikedepankan para peserta dapat teratasi dan menemukan solusi ke depannya,” tutur Noey.
Ia mengatakan, setiap negara atau kota memiliki isunya masing-masing. Mulai dari masalah fasilitas, transportasi, infrastruktur, lalu lintas, keamanan dalam bersepeda, hingga perubahan iklim.
“Terlepas dari itu semua, paling tidak pada hari Jumat terakhir kami bersepeda bersama-sama keliling kota dan bersenangsenang,” ucapnya. (fat/c)