
5 minute read
Kekurangan
Kelas Direnovasi
BOGORDinas Pendidikan
Kota Bogor merenovasi dua
SDN yang ada di Kelurahan
Cimahpar, Kecamatan Bogor
Utara. Kedua sekolah tersebut, ialah SDN 1 Cimahpar dan SDN 2 Cimahpar.
Kepala Bidang Sarana dan
Prasarana Disdik Kota Bogor
Sultodi Mahbub menjelaskan, proyek tersebut bertujuam untuk menyelesaikan permasalahan, kurangnya ruang kelas yang dialami kedua sekolah tersebut.
Ia menyebut, dengan renovasi, kedua sekolah akan memiliki ruang kelas dua kali lebih banyak dibanding kondisi sebelumnya. Renovasi juga dilakukan pihaknya, untuk memperbaiki infrastruktur di sekolah itu.
“Sekolah itu muridnya banyak namun bangunan kelasnya sedikit hanya 4-5 kelas saja.
Sementara rombongan belajarnya ada 12. Melihat kondisi kurangnya ruang kelas dan kerusakan maka kami tingkatkan struktur bangunannya,” jelas dia saat ditemui Radar Bogor, Senin (31/7).
Dirinya menerangkan, kedua sekolah ini akan memiliki tiga lantai. Namun proyek itu akan dilaksanakan secara bertahap. Di tahun ini, mereka menargetkan hanya dua lantai terlebih dahulu. Sultodi mengungkapkan, anggaran yang digunakan dalam revitalisasi SDN Cimahpar 1 sebesar Rp2,8 miliar. Sementara SDN Cimahpar 2 sebesar Rp1 miliar. Proyek yang sudah berjalan sejak awal Juli 2023 lalu ini, ditargetkan rampung pada akhir November mendatang.
“Upaya ini juga yang akan kami lakukan di wilayah lain. Karena kalau membuat sekolah perlu lahan dan anggaran oleh karena itu kami lebih mengarah pada rehab dengan melalui tingkatkan. Diharapkan ini bisa lebih banyak menyerap kebutuhan sekolah,” harap dia. (fat/c)
Festival Merah Putih Dimulai
Hajat tahunan yang akan berlangsung selama satu bulan penuh itu, dibuka dengan penancapan umbul-umbul bendera Merah Putih di kawasan
Alun-Alun Kota Bogor, tadi malam. Lalu dilanjutkan dengan penaikan bendera di Tugu Kujang, hari ini (1/8).
“Ada 17 kegiatan yang mengisi
FMP tahun ini, pertama penancapan umbul-umbul, lalu besok upacara,” jelas Ketua
Umum Panitia FMP Benyamin Mbooh saat konferensi pers di Makopolresta Bogor Kota, malam tadi.
Untuk upacara penaikan dan penurunan bendera selama satu bulan penuh nanti, kata dia, akan melibatkan 25 sekolah negeri, swasta, pesantren, anggota pramuka, serta Purna Paskibraka Indonesia (PPI), yang akan dilakukan tiap pukul 7 pagi, dan 5 sore.
FMP tahun ini juga akan menyulap Kota Bogor dengan nuansa merah putih. Sebanyak sepuluh ribu umbul-umbul, dan bendera akan dipam pang di seluruh wilayah Kota Bogor, terutama Tepas Lawang Salapan. FMP juga akan diisi dengan doa bersama lintas agama, di Tugu Kujang sebagai simbol keberagaman dan toleransi di Kota Bogor.
Sementara itu, upacara penutupan akan berlangsung di Pangkalan Udara Atang Sendjaja (Lanud ATS), pada 27 Agustus mendatang. Di samping itu, lanjut Mbooh, FMP juga dimeriahkan dengan sederet kegiatan lain, di antaranya donor darah di Mall Botani Square, pada 5 Agustus, Art Speaks Justice, Bogor Creative Centre, pada 16-18 Agustus 2023, Festival Pencak Silat se-Jawa Barat di Blok F Pasar Pakuan Jaya. FMP tahun ini juga diisi dengan rangkaian perlombaan, yakni Bulu Tangkis Merah Putih Open, pada 18-23 Agustus 2023, perlombaan peragaan busana nusantara di Mall Botani Square pada 19 Agustus 2023, hingga Lomba Ketangkasan Baris
Berbaris (LKBB) Merah Putih, di Alun-alun kota Bogor, dan Lanud ATS, pada 19 dan 27 Agustus 2023. Kegiatan berbeda juga telah disiapkan panita FMP tahun ini, dengan menyelenggarakan Wisata Kebangsaan ke Museum Kepresidenan Balai Kirti, pada 21-24 Agustus 2023, Komunitas Difabel Berkarya pada 22 Agustus 2023, Kuis Kebangsaan di Taman Ekspresi, pada 26 Agustus 2023, serta Bogor Merah Putih Fair, yang berisi kuliner, musik, dan busana nusantara, pada 25-31 Agustus 2023.
Menurutnya, melalui berbagai kegiatan dalam FMP tahun ini, mereka ingin membawa pesan, bahwa warga Kota Bogor ingin membawa spirit nasionalisme, dan kebangsaan ke seluruh wilayah Indonesia.
“Jadi bukan lagi soal program, dan event, tapi aktualisasi gotong royong dan kebersamaan warga, menyambut kemerdekaan,” tutur Mbooh. Meski FMP disebutnya milik seluruh warga Kota Bogor, dirinya memastikan tidak ada kepentingan dari sebuah golongan, selain kepentingan kebangsaan. Dia juga memastikan tidak ada atribut politik yang ditampilkan, meskipun FMP tahun ini digelar di tahun politik.
Sementara puncak FMP, lanjut dia, akan berlangsung pada 13 Agustus mendatang. Dalam acara puncak nanti, akan ada kirab bendera raksasa sepanjang 100 meter, dengan rute Balai Kota ke Lawang Gintung via Jalan Suryakencana. Kirab tersebut akan melibatkan unsur TNI, Polri, pelajar, dan masyarakat.
“Kirab ini akan diikuti kurang lebih sebanyak 2.000 peserta,” terang Mbooh.
Di tempat yang sama, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengimbau agar semua elemen mendukung FMP. Dia mengapresiasi kegiatan yang telah disusun panitia selama satu bulan penuh mendatang.
Ia juga mengimbau agar
Kontainer Tersangkut, Satu Orang Dilarikan ke RS
Kepala Unit Penegak Hukum
Satlantas Polresta Bogor Kota
IPDA Susilo menjelaskan, kecelakaan terjadi diakibatkan sang sopir mobil kontainer tidak mengenal medan jalan.
Padahal, sudah ada rambu di Simpang BORR yang tertuliskan bahwa talang tersebut hanya bisa dilewati kendaraan dengan ketinggian maksimalnya hanya 3,8 Meter.
Begitu juga di atas talang air, sudah ada tulisan berukuran besar, terkait tinggi maksimal yang boleh melintas.
“Namun, karena sopirnya tidak melihat, dan baru tahu jalan sehingga terjadi hal seperti ini,” jelasnya saat ditemui Radar Bogor di lokasi kejadian.
Proses evakuasi kontainer ini pun berlangsung dramatis.
Personel kepolisian secara hati-hati menarik, dan memindahkan kontainer tersebut ke atas mobil derek. Karena jika salah perhitungan, kontainer tersebut akan jatuh ke aspal dan menimbulkan masalah baru.
Berbagai upaya dilakukan berulang-ulang. Mulai dari menarik container, hingga mengempeskan ban mobil kontainer tersebut. Pekerjaan ini berada dibawah tekanan pengendara, yang sudah mengantre lama di bawah terik matahari.
Selama proses evakuasi berlangsung, Jalan Raya Bogor ditutup sementara. Arus lalu lintas kendaraan roda dua pun dialihkan melalui jalan arteri, yang ada di sekitar lokasi kejadian. Arus lalu lintas pada Jalan Raya Bogor, dan Jalan Sholeh Iskandar lumpuh, akibat macet panjang. Evakuasi berjalan selama kurang lebih satu setengah jam. “Kendalanya di sini jalurnya padat sekali dan arus pengalihannya minim sekali dan kecil sehingga kami hanya bisa mengalihkan roda dua saja. Untuk kendaraan lainnya terpaksa kami alihkan dari Jalan Sholis masuk ke tol atau balik lagi ke Pajajaran,” jelas Susilo.
Mobil kontainer itu akhirnya bisa dievakuasi sekira pukul
12.15 WIB. Susilo menyebut, kendaraan itu selanjutnya disimpan ke tempat penitipan barang bukti, di GT Ciawi. Sementara kondisi arus lalu lintas, berjalan normal kembali.
Kecelakaan ini menyebabkan seorang pengemudi mobil yang tertimpa container, mengalami luka ringan. Ia pun kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Siloam, untuk mendapat perawatan.
“Mobil berisi dua orang, suami dan istri. Pengemudinya ibu-ibu, dan yang mengalami luka adalah pengemudinya,” tuturnya.
Susilo menyebut, pihak kepolisian akan melakukan proses penyelidikan, dan penyidikan kecelakaan tersebut. Ia pun akan mengamankan sopir container, berikut kendaraan dan suratsuratnya. (fat/c)
Jumat Spesial di Akhir Bulan, Waktu Protes Lewat Gowes
CRITICAL Mass, atau Last
Friday Ride, merupakan sebuah gerakan sosial yang dilakukan para pesepeda di berbagai penjuru dunia, sebagai aksi protes para pesepeda terhadap berbagai isu krusial. Tak terkecuali Kota Bogor, yang kini banyak dikenal sebagai wilayah yang memiliki konsep sport tourism. Noey Sugiono bersama pesepeda lain rutin menggelar aksi ini di setiap hari Jumat terakhir, di bulan masehi. Jumlah peserta bukan menjadi penghalang mereka, dalam melakukan aksi ini. Namun tak jarang, jumlah pesertanya hingga puluhan orang. “Kami tidak pernah kami hitung. Aksi ini berjalan tanpa ada minimal dan maksimal jumlah pesepeda. Sedikit dan banyak aksi ini tetap berjalan,” ucap Noey, sebagai koordinatornya. Tak ada rute pasti yang ditetapkan mereka, ketika menjalankan aksi Critical Mass. Setiap bulannya, mereka merubah rute perjalanan gowesnya yang utamanya, pada jalur protokol perkotaan di Kota Bogor. Noey menjelaskan, Critical Mass pertama kali diadakan sekira tahun 1992, di San Fransisco, Amerika Serikat. Lambat laun, gerakan ini terus menjamur di kota-kota besar lain di dunia.
“Kultur positif ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun Februari 2012 dan langsung diikuti kurang 26 kota dan kabupaten. Tujuan aksi ini ialah agar isu- semua kegiatan bisa langsung menyentuh masyarakat, tidak hanya sebatas seremonial saja. “Kegiatan seperti ini harus juga diviralkan, dan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya, karena melalui FMP ini, mampu membangkitkan semangat nasionalisme,” tegas Bismo. Komandan Lanud Atang
Sendjaja Marsma TNI M. Taufiq
Arasj juga mengapresiasi kegiatan FMP di Kota Bogor. Menurut dia, FMP mampu menghilangkan sekat-sekat yang ada. ATS juga, kata dia, siap mendukung dan berpartisipasi melaksanakan beberapa kegiatan rangkaian FMP tahun ini.
Sementara itu Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan, agar FMP mengutamakan substansinya. Bukan hanya sekadar seremoni saja. Dia berharap, simbol merah putih yang kental dalam kegiatan FMP selaras, dan sejalan dalam tindakan stiap warga, khususnya di Kota Bogor. (mer/c)