
4 minute read
Banjir Cibuluh Akibat Sampah
“Kalau melihat lahan yang ada, merupakan penampang basah, semi rawa atau area penampungan air. Selain itu, sampah yang menyumbat di jembatan sementara, merupakan ulah dari perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan ke sungai sebagai yang utama. Sehingga terakumulasi yang pada akhirnya menyumbat saluran,” kata Dedie Rachim, saat rakor penanganan banjir Kelurahan Cibuluh di BKAD Kota Bogor, Senin (17/4).
Menurutnya, penyempitan aliran sungai akibat sampah yang menumpuk pada titik penyempitan sungai. Kepada aparatur wilayah, Dedie meminta untuk sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. “Untuk kolam retensi agar efektif kedalamannya harus diperhatikan, pintu airnya perlu dimodifikasi atau kolamnya di modifikasi menjadi parkir air, sehingga menjadi kontrol dan menjadi solusi jangka menengah. Jadi kontrolnya ada di sini,” ujar Dedie. Di awal rakor, keluhan dan aduan disampaikan perwakilan warga Kelurahan Cibuluh dan Kelurahan Tanah Baru, yang terdampak banjir. Pada dasarnya, warga menyampaikan dukungannya terhadap pembangunan Gedung Pendidikan SMAKBO. Namun disisi lain, warga mengharapkan perhatian dari proses yang ada. Penjelasan dan penanganan juga disampaikan pihak kontraktor, maupun pihak konsultan manajemen, terkait
Sabar Ya! Perbaikan
Underpass Sholis, Molor
Adrianto Putra Prasetyo, mengatakan saat ini pihaknya sudah menjalin kontrak dengan perusahaan penyedia jasa.
Namun pembangunan baru akan efektif berjalan di Mei.
Karena box culvert yang akan digunakan pada proyek tersebut, harus dipesan terlebih dahulu.
“Kami harus menunggu itu siap terlebih dahulu, baru dapat melakukan pembongkaran,” ucapnya saat dihubungi Radar Bogor, Selasa (18/4). Ia menjelaskan, pembangunan proyek tidak akan menutup akses kendaraan. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap, dan bergantian. “Pengerjaannya satu sisi terlebih dahulu. Sehingga kendaraan masih bisa melintas. Perbaikan akan berlangsung pada sisi kanan, dan kiri jalan di titik keluar dan masuk underpass,” jelasnya. Dirinya menargetkan, perbaikan tersebut rampung di Agustus mendatang, dengan total anggaran Rp690 juta. Sementara menunggu proyek dimulai, pihaknya mengaspal titik jalan berlubang di area tersebut, untuk menghindari kecelakaan.
“Kami aspal untuk sementara karena ada perbedaan tinggi agar tidak timbul kecelakaan,” imbuh dia. (fat/c) dinamika yang ada. Penanganan banjir berupa pembangunan jembatan permanen dari jembatan sementara, segera akan dibuat. Rencananya, setelah
Idul Fitri akan final dari sisi anggarannya. Kurang lebih butuh waktu 3-4 bulan ke depan, sudah mulai dilakukan konstruksi. (ded/c)
Di samping itu, lelang untuk pembangunan gedung Plaza Bogor juga sedang dalam proses. Diharapkan, sebelum pembongkaran sudah ada pemenang lelang sehingga revitalisasi bisa segera dilaksanakan.
“Kami harapkan sebelum bangunan roboh, sudah ada pemenangnya. Konsepnya sedikit berubah dari yang dulu,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana melakukan revitalisasi terhadap Plaza Bogor.
Wali Kota Bogor, Bima menjelaskan, bangunan Plaza Bogor dibangun pada 1990 dan mendapat renovasi pada
199 4. Melihat kondisi tersebut dan melalui berbagai macam kajian, Plaza Bogor memang sudah harus direvitalisasi. Apalagi, kata dia, Plaza Bogor sudah menimbulkan persoalan kemacetan dan sampah. Sehingga memang harus ada pengaturan ulang. “Satu, membahayakan karena memang sudah terlalu lama, harus direvitalisasi. Kedua, harus diatur ulang kembali konsepnya, direncanakan tidak ada lagi pasar basah di pusat kota, karena nanti akan bertumpuk semua di tengah kota,” tukas dia.(ded/c)
Pundis Angklung
Hibur Pengunjung
Dalam pertunjukannya, para robot boneka ini akan menampilkan aran semen berbagai lagu, baik tradisional maupun masa kini.
“Pundis Angklung ini 100 persen hasil karya Kota Bogor. Sebab, seluruh aspek produksi boneka ini didesain dan dibangun sendiri oleh masyarakat Kota Bogor. Mulai dari desain program, perangkat keras, komposisi musik, hingga badan boneka oleh sumber daya manusia yang cerdas dan berbakat yang ada di Kota Bogor,” tuturnya. Pundis Angklung yang sempat tampil di momen akhir tahun itu, akan kembali menghibur para pengunjung Mal Botani Square, setiap hari sejak 18
April-14 Mei 2023. Lewat Pundis angklung, kata dia, dia ingin masyarakat dapat menikmati warisan kebanggaan nasional, yakni angklung dan lagu-lagu daerah. Selain untuk hiburan, Lindra berharap Pundis angklung dapat mengedukasi anak-anak, tentang keberadaan alat musik angklung yang mulai tergerus zaman. “Kami juga ingin Pundis Angklung menginspirasi masyarakat untuk terus mempelajari dan mengaplikasikan teknologi baru dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya. Saat ini, pertunjukkan Pundis Angklung memiliki 25 buah boneka. Lindra menyebut ke depan, pihaknya akan mengembangkan dengan memperbanyak unit boneka, gerakan yang ditampilkan, serta menciptakan aransemen lagu yang semakin bagus. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Iceu Pujiati mengapresiasi Pundis Angklung. Menurutnya, inovasi yang dilahirkan Mal Botani Square sangat unik dan menarik.
“Pundis Angklung ini betulbetul bisa mengingatkan kembali ke anak-anak dan orang tua bahwa kita punya musik tradisional yang bersejarah. Karena ditampilkan dengan sangat menarik dan lucu,” pujinya. Iceu menantang pihak Mal Botani Square, untuk menampilkan Pundis Angklung bukan hanya di momen lebaran saja. Namun juga saat Hari Jadi Kota Bogor (HJB) pada tanggal 3 Juni mendatang. (fat/c)
Habiskan 500 Kilogram Beras dalam Sehari
Bagi Uti Hurianah, ketupat men jadi keran rezeki bagi keluar ganya. Hidupnya sela lu berdam pingan dengan ketupat. Bahkan sejak ia masih kecil.
Uti kecil kerap membantu Abah (ayahnya, red) membuat ketupat. “Dari dulu Abah berjualan ketupat. Pesanannya banyak sekali. Saya sering bantu, lamakelamaan mahir dengan sendirinya. Akhirnya tahun 1999 karena terlalu banyak pesanan, saya membuat rumah produksi sendiri,” tuturnya. Produksi ketupat di rumahnya yang berlokasi di Kelurahan Cimahpar RT 3 RW 7, bukan hanya berlangsung momen Ramadan saja. Melainkan juga di hari-hari biasa. Dalam satu hari, ia memproduksi sebanyak 30liter beras, atau sekira 1200 ketupat. Kemudian dijual ke pasar, para pedagang ketoprak atau ketupat sayur.
“Di hari biasa cuma masak satu dandang besar saja berisi 30liter beras. Pada Ramadan meningkat sampai empat dandang besar, atau sebanyak 5000 ketupat. Menjelang Idulfitri bisa sampai 9-12 dandang. Makanya, saya bisa stok sepuluh karung beras, yang beratnya 50kilogram untuk sehari,” beber Uti.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, Uti dibantu tiga sampai empat orang sanak keluarganya, yang bertugas mengisi beras ke dalam cangkang ketupat. Sementara untuk membuat cangkang ketupat, ia dibantu 10 tetangganya, yang diberi upah Rp4 ribu per 100 cangkang ketupat.
Ketupat buatan Uti dijual dengan harga yang beragam. Mulai dari Rp5-10 ribu per ikat, tergantung ukuran ketupat. Satu ikatnya berisi 10 buah ketupat. Selain dijajakan di kiosnya, ketupat Uti juga dipasok ke Pasar Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah. Ketupat buatannya dinilai para pelanggan memiliki rasa yang lebih enak, dibanding ketupat lain. Selain itu, Uti juga tidak pernah menggunakan bahan pengawet. Sehingga lebih aman dikonsumsi. “Karena tidak pakai pengawet ketupatnya hanya bisa bertahan sehari semalam saja di suhu ruangan. Kalau disimpan di kulkas bisa bertahan 3 hari saja,” terangnya. Dirinya bersyukur dari usahanya yang sudah berjalan selama 22 tahun itu, Uti bisa memenuhi kebutuhan keluarga serta mensekolahkan ke-5 anaknya. (fat/c)
KOMUNITAS BAKTI ANAK NEGERI (BAN)
