100 kisah teladan

Page 1

1


JANGAN MENGUBAH DUNIA Dahulu kala, ada seorang Raja memimpin sebuah negeri yang sangat makmur. Suatu hari, ia melakukan perjalanan ke tempat yang jauh dari negerinya. Saat kembali ke istana, ia mengeluh bahwa kakinya terasa sangat sakit, karena itu pertama kalinya ia berpergian jauh sementara jalan yang ia tempuh sangat jelek dan berbatu. Kemudian ia memerintahkan rakyatnya agar menutup semua jalan di seluruh negeri itu dengan kulit. Upaya ini akan membutuhkan ribuan kulit sapi tentunya dan memakan biaya yang sangat besar. Lalu salah seorang penasihatnya memberanikan diri untuk berbicara kepada sang Raja, “Mengapa tuan harus menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting itu dalam jumlah besar? Sebaiknya, tuan potong saja selembar kulit untuk melindungi kaki tuan!” Sang Raja terkejut tetapi setuju dengan pendapat penasihatnya itu untuk membuat sebuah “sepatu” untuk dirinya sendiri. Sungguh dalam kisah ini terdapat pelajaran berharga bagi kehidupan; agar dunia ini menjadi tempat hidup yang menyenangkan, maka sebaiknya kita merubah diri dan hati kita masing-masing bukan merubah orang lain.

PETUALANG DAN POHON Dua orang laki-laki berjalan-jalan bersama di musim panas. Serta merta, hari sangat panas untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh. Melihat sebuah pohon palem besar yang berada di dekatnya, mereka langsung merebahkan diri untuk beristirahat di tempat teduh itu. Saat menatap ke arah dahan, salah seorang berkata kepada yang lain: “Betapa tidak bergunanya pohon ini. Pohon tanpa buah yang bisa kita makan dan bahkan kita tidak bisa memanfaatkan kayunya sedikitpun.” “Janganlah kamu tidak bersyukur”, desah si pohon menjawab. “Aku sangat berguna bagimu di saat seperti ini, melindungimu dari panas matahari. Dan kamu menyebutku tidak berguna!” Semua yang ALLAH ciptakan memiliki tujuan yang baik. Islam mengajarkan agar kita tidak menganggap remeh karunia ALLAH.

BELAJAR DARI KESALAHAN Thomas Edison telah melakukan uji coba 2000 bahan berbeda dalam upaya pencarian filament untuk lampu pijar. Tak seorangpun bekerja dengan hasil yang memuaskan dan asistennya mengeluh, “Semua yang kita kerjakan itu sia-sia. Kita tidak belajar apapun dari percobaan ini”. Dengan rasa percaya diri, Edison menjawab, “Oh, kita telah berada dalam perjalanan yang begitu jauh dan kita telah belajar banyak hal. Sekarang kita telah mengetahui bahwa ada 2000 element yang tidak bisa kita gunakan untuk membuat lampu pijar yang baik.” 2


ANAK DAN TERIAKAN ”SERIGALA!!” Suatu hari seorang pengembala memelihara sekawanan domba. Dia merasa jenuh dan memutuskan untuk mengelabui penduduk desa. Dia berteriak, ”Tolong! Serigala! Serigala!” Penduduk desa mendengar tangisannya dan segera keluar desa untuk menolong penggembala itu. Saat mereka sampai padanya, mereka bertanya, ”Dimana serigalanya ?” Penggembala itu tertawa dengan keras,”ha, ha, ha ! Aku telah membodohi kalian semua. Aku cuma menipu kalian.” Beberapa hari kemudian, penggembala itu bermain siasat lagi. Lagi-lagi dia menangis,”Tolong! Tolong! Serigala! Serigala!” Lagi-lagi, orang-orang desa mendatangi bukit untuk menolongnya dan lagi-lagi mereka menemukan laki-laki itu mengelabui mereka. Mereka sangat marah karena perbuatannya itu. Lalu, beberapa saat kemudian seekor serigala datang ke bukit. Serigala itu menyerang satu domba dan yang lainnya. Penggembala itu berlari ke arah desa dan berteriak,”Tolong! Tolong! Serigala! Tolong! Siapa saja! Orang-orang desa mendengar tangisannya tetapi mereka tertawa karena mereka pikir itu siasat yang lain. Laki-laki itu berlari mendekati desa dan berkata, ”Seekor serigala menyerang domba. Aku sebelumnya berbohong, tetapi ini benar !” Akhirnya, orang-orang desa pergi untuk melihat. Benar. Mereka melihat serigala itu berlari jauh dan banyak domba yang mati bergelimpangan. Kita tidak boleh percaya terhadap seseorang yang berkata dusta meskipun dia berkata benar.

PETANI DAN BANGAU Karena mendapati burung bangau sedang merusak benih jagung yang baru ditaburkan, suatu malam sang petani memasang jaring di ladang untuk menangkap burung-burung perusak itu. Keesokan paginya saat memeriksa jaring, dia menemukan sejumlah bangau. ”Lepaskan aku, kumohon padamu, ”Teriak burung bangau. ”Aku tak mempunyai makanan selain jagungmu, tetapi aku akan lakukan sesuatu untuk kesalahan itu. Aku ini sungguh burung bangau yang tidak berdosa. Seperti yang kau lihat, aku ini seekor burung yang sangat patuh, aku menyayangi kedua orang tua...” Tetapi, petani itu segera menjawab singkat, ”Semua ini mungkin benar, tetapi aku telah menangkapmu bersama mereka karena telah menghancurkan panenku dan kamu harus mendapat ganjaran bersama kelompok di mana kamu berada. Orang dinilai dari sahabat atau teman yang menemaninya 3


KELINCI DAN KURA-KURA Suatu hari seekor kura-kura bertemu dengan kelinci yang mengejeknya. “Hey…hey…kamu berjalan lambat sekali, kamu tidak bisa berjalan jauh”. Sang kura-kura yang marah karena tingkah laku sang kelinci itu berkata: ”Ayo kita bertanding dan lihat siapa yang paling cepat.” Sang kelinci tertawa terbahak-bahak dan berkata: ”Kamu pasti bercanda! Tetapi baiklah, kita lihat siapa yang sampai pertama di balik bukit.” Ia meninggalkan kura-kura jauh di belakangnya. Setelah beberapa saat sang kelinci berhenti untuk menunggu kura-kura yang tertinggal jauh. Ia menunggu dan menunggu hingga ia merasa mengantuk. “Mungkin lebih baik aku tidur sebentar.”, Pikirnya. ”Walaupun ia berhasil menyusulku, aku akan dengan mudah memenangkan lomba ini”. Kemudian ia bersandar di bawah pohon yang rindang dan tidur. Ketika kura-kura melewati kelinci yang sedang tidur, ia berjalan dengan lambat tetapi pasti. Pada saat kelinci bangun. Sang kura-kura sudah dekat ke garis finish. Ia berlari secepat mungkin. Tetapi ia tidak bisa mengejar sang kura-kura yang sudah melewati garis finish. “Tindakan yang dilakukan dengan perlahan namun pasti itu bisa memenangkan lomba”

SEMUT DAN MERPATI Suatu hari yang sangat terik, seekor semut sedang mencari air. Setelah berjalan berkeliling cukup lama, tibalah ia di mata air. Untuk sampai ke mata air itu, dia harus melewati rerumputan tajam. Pada saat berjalan menanjak, ia tergelincir dan jatuh ke dalam air. Jika saja seekor merpati yang terbang di sebuah pohon tidak melihatnya, sang semut bisa mati tenggelam. Karena melihat sang semut dalam masalah, sang merpati dengan cepat memetik daun dan menjatuhkannya ke dalam air di dekat semut yang sedang berjuang itu. Sang semut bergerak menghampiri daun dan naik ke atasnya. Kemudian daun itu membawa semut dengan aman ke tanah yang kering. Masih pada waktu yang sama, seorang pemburu yang berada tidak jauh itu melemparkan jaringnya kepada sang merpati dengan tujuan untuk menangkapnya. Dengan merek-reka apa yang dilakukan si pemburu itu, sang semut segera menggigit kakinya. Karena merasakan sakit, sang pemburu menjatuhkan jaringnya. Sang merpati dengan cepat terbang untuk menyelamatkan diri. “Balasan kebaikan yang layak adalah kebaikan”

MONYET DAN LUMBA-LUMBA

4


Satu hari di masa lalu, beberapa nelayan menuju laut dengan kapal layar. Dalam perjalanan jauh itu, salah seorang dari mereka membawa monyet peliharaannya. Saat mereka berada jauh di laut, tiba-tiba angin topan ganas mengombang-ambing kapalnya. Semua terlempar ke laut dan sang monyet berpikir bahwa iapun akan tenggelam. Tiba-tiba muncul seekor lumba-lumba dan menggendongnya. Lumba-lumba dan monyet sampai di daratan dan sang monyet turun dari punggung lumbalumba. Sang lumba-lumba bertanya kepada seekor monyet, ”Apakah kamu tahu tempat ini ?” Monyet itu menjawab,”Iya, aku tahu. Sebetulnya, raja pulau ini adalah teman baikku. Tahukah kamu bahwa sebenarnya aku ini pangeran ?” Karena sadar bahwa tidak seorangpun yang menetap di pulau tersebut, lumba-lumba itu berkata,”Ok-lah, kamu memang seorang pangeran ! Kini, bahkan kamu bisa menjadi Raja !” Monyet itu bertanya, ”Bagaimana bisa aku menjadi seorang raja ?” Saat sang lumba-lumba mulai menjauh, dia menjawab, ”Itu mudah, karena kamulah satu-satunya makhluk di pulau ini. Dengan sendirinya kamu akan menjadi raja!” Orang yang berbohong dan dusta akan menemukan kesulitan.

RUBAH DAN BANGAU Suatu hari, seekor rubah egois mengundang seekor burung bangau untuk makan malam di rumahnya di pohon yang berlubang. Malam itu, burung bangau terbang ke rumah rubah dan mengetuk pintu dengan paruh panjangnya. Rubah membuka pintu dan berkata, ”Silahkan masuk dan ambillah makananku.” Burung bangau itu diminta duduk di atas meja. Dia sangat lapar dan hidangan berbau lezat ! Rubah itu menghidangkan sup di mangkuk dan dia menjilat semua supnya dengan cepat. Namun, sang bangau tidak bisa melakukan hal itu karena terlalu dangkal untuk paruh panjangnya. Sang Bangau malang itu hanya tersenyum dan menahan lapar. Rubah egois itu bertanya, ”Bangau, mengapa kamu belum juga menyantap sup mu? Bukankah kamu suka sup? Sang bangau menjawab, ”Kamu sangat baik telah mengundangku untuk makan malam. Besok malam, bergabunglah denganku untuk makan malam di rumahku.” Keesokan harinya, saat rubah itu tiba di rumah sang bangau, dia melihat bahwa keluarga bangau juga menyantap sup untuk makan malam. Kali ini sup itu dihidangkan di kendi panjang. Sang bangau meminum sup tersebut dengan mudah namun sebaliknya, si rubah tidak bisa menjangkau ke bagian dalam kendi panjang itu. Kali ini, giliran si rubah yang kelaparan. Sikap egois dapat berakibat fatal

5


SERIGALA DAN LEMBU Suatu hari seekor lembu memakan rumput di ladang bersama sekelompok domba. Segera sang lembu mendapati rumput segar di tepi ladang. Jauh dan semakin jauh ia berjalan dan menjauh dari yang lainnya. Ia sangat senang sekali sehingga tidak menyadari seekor serigala datang mendekat. Namun, saat serigala itu menerkamnya, segera ia melakukan pembelaan. “Kumohon jangan makan aku dulu. Perutku penuh dengan rumput, jika kamu menunggu beberapa saat, rasaku pasti akan lebih enak.” Itu ide bagus menurut sang serigala. Iapun duduk dan menunggu. Beberapa saat kemudian, sang lembu itu berkata: ”Jika kamu menginzinkan aku menari, rumput di dalam perutku akan lebih cepat tercerna.” Lagi-lagi sang serigala setuju. Ketika sang lembu menari, ia mendapatkan ide baru. Ia berkata: ”Tolong ambil lonceng yang melingkari leherku. Jika kamu membunyikannya sekeras yang kamu bisa, aku akan mampu menari lebih cepat.” Sang serigala mengambil lonceng dan membunyikan sekeras-keranya. Sang Pengembala domba mendengar suara lonceng itu dan dengan cepat mengirim anjingnya untuk menemukan lembu yang hilang. Gonggongan anjing membuat kaget serigala dan menyelamatkan hidup domba betina. Kelemah-lembutan itu terkadang lebih cerdas dari pada perilaku kejam dan kekerasan.

RUBAH DAN ANGGUR Di saat hari cerah, seekor Rubah berjalan-jalan melewati sawah. Segera ia sampai di sebuah kebun anggur. Saat ia mendekat, ia melihat beberapa ikat anggur yang banyak mengandung air. Sang rubah melihat ke sekelilingnya dengan seksama. Ia harus memastikan bahwa dirinya aman dari para pemburu. Ia memutuskan untuk mencuri beberapa anggur sebelum orang lain datang. Ia melompat ke atas tetapi ia tidak bisa mendapatkan anggur-anggur itu. Ia lompat lagi setinggi yang ia bisa. Ia masih belum bisa mendapatkan anggur-anggur itu. Anggur-anggur itu terlalu tinggi untuknya. Ia belum mau menyerah. Ia mundur, mengambil ancang-ancang dan melompat ke arah angguranggur itu. Lagi-lagi ia gagal. Hari semakin gelap dan sang rubah sangat kesal. Kakinya terasa sakit karena berlari dan melompat. Pada akhirnya ia berhenti untuk mencoba. Pada saat pergi, ia berkata kepada dirinya sendiri: ”Aku sungguh tidak suka anggur itu.Aku yakin anggur-anggur itu sangat asam bila dimakan”

6


“Terkadang saat kita tidak bisa mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, kita menganggap bahwa sesuatu itu tidak berharga.”

GAGAK YANG HAUS Dihari yang panas, burung gagak yang kehausan terbang mengelilingi lapangan untuk mencari air. Dalam waktu yang cukup lama, dia tidak menemukan apapun. Dia merasa sangat lelah dan hampir berputus asa. Tiba-tiba, dia melihat kendi air di bawahnya. Dia terbang lurus ke bawah untuk melihat apakah terdapat air di dalamnya. Ya, dia menemukan air di dalam kendi itu ! Burung gagak itu mencoba untuk memasukkan kepalanya ke dalam kendi. Sayang sekali, leher kendi itu terlalu sempit. Lalu dia berusaha menjatuhkan kendi agar airnya tumpah. Namun kendi itu terlalu berat. Burung gagak itu berpikir keras. Lalu dia melihat ke sekelilingnya, dia melihat batu kerikil. Tiba-tiba muncul ide cemerlang di benaknya. Mulailah ia mengambil batu kerikil itu satu demi satu dan menjatuhkannya ke dalam kendi. Semakin banyak batu kerikil memenuhi kendi, permukaan air itu semakin naik. Segera permukaan air itupun meninggi sehingga cukup bagi gagak untuk minum. Rencana gagak itu telah berhasil! ”Jika kamu berusaha sungguh-sungguh, maka kamu akan segera menemukan jawaban terhadap problema itu.”

PEMERAH SUSU Seorang pemerah susu berjalan menuju pasar untuk menjual susu sapinya. Saat dia membawa kendi besar berisi susu di atas kepalanya itu, ia berkhayal tentang segala hal yang mungkin bisa dilakukan setelah ia menjual susu itu. ”Dengan uang itu, aku akan beli 100 anak ayam untuk diternakkan di halaman belakangku. Bila anak ayam itu sudah besar aku bisa menjualnya dengan harga yang bagus di pasar.” Sepanjang perjalanan dia terus berkhayal, ”Lalu aku akan membeli dua ekor kambing muda dan diternakkan di atas padang rumput yang ada di sekitar. Bila anak kambing itu sudah besar, aku bisa menjualnya dengan harga yang lebih bagus!” Masih berkhayal, dia berkata kepada dirinya, ”Segera, aku akan mampu membeli sapi lainnya dan aku akan memperoleh susu yang lebih banyak untuk dijual. Lalu aku akan memiliki banyak uang.” Dengan pikiran senang ini, ia mulai melompat-lompat. Tiba-tiba ia tersandung dan jatuh. Kendi itu hancur dan semua susunya tumpah ke tanah. Kini tidak ada lagi mimpi, si pemerah susupun hanya duduk-menangis. ”Jangan menghitung-hitung ayammu sebelum kalian merencanakan” 7


PERUMPAMAAN PENSIL Seorang pembuat pensil menepikan sebuah pensil sebelum ia memasukkan ke sebuah kotak. “Ada lima hal yang perlu kamu ketahui“ Ia bicara kepada pensil. “Sebelum aku mengirimmu keluar negeri. Ingat-ingatlah selalu dan jangan lupa niscaya kamu akan menjadi pensil terbaik. Satu: “Kamu akan mampu melakukan banyak hal yang luar biasa bila saja kamu membiarkan diri berada di tangan seseorang”. Dua: “Kamu akan mengalami penajaman yang menyakitkan dari waktu ke waktu, tetapi kamu butuh yang demikian itu agar menjadi pensil yang lebih baik “Tiga: ”Kamu bisa memperbaiki kesalahan yang mungkin kamu buat” “Empat: “Bagian terpenting kamu adalah apa yang selalu berada di dalam” “Lima: “Di atas permukaan apapun kamu dipakai, kamu harus meninggalkan tanda. Dalam kondisi apapun, kamu harus tetap menulis.” Pensil memahami dan berjanji untuk mengingatnya kemudian masuk ke dalam kotak dengan harapan di hati. Sekarang mengganti pensil dengan kamu. Ingat-ingatlah semua itu dan jangan lupa-kelak kamu akan menjadi manusia terbaik sebisa yang kamu lakukan. Satu: ”Kamu bisa melakukan banyak hal yang luar biasa, bila saja kamu membiarkan dirimu berada dalam genggaman Allah SWT. Dan banyaklah memberi kepada orang lain.” “Dua : “Kamu akan mengalami penajaman yang sangat menyakitkan dari waktu ke waktu melalui beragam problem kehidupan namun kamu perlukan untuk menjadi manusia yang lebih tangguh.” Tiga : “Kamu bisa memperbaiki kesalahan yang mungkin kamu lakukan” Empat : “Bagian terpenting kamu adalah apa yang ada dalam (hati).” Dan lima : ”Di mana saja kamu berada, kamu harus meninggalkan bekas (kebaikan). Tanpa mempedulikan kondisi, kamu harus tetap berbuat.” Dengan perumpamaan pensil tersebut, memotivasi kamu agar mengerti bahwa kamu adalah orang yang istimewa- hanya kamulah yang dapat memenuhi harapan itu dan untuk itulah kamu dilahirkan. “Janganlah berkecil hati dan menganggap bahwa hidupmu tidak bermakna dan tidak bisa melakukan perubahan.”

8


SEORANG ANAK DAN POHON APEL Dahulu kala, ada sebuah pohon apel yang sangat besar. Seorang anak kecil sangat senang berkunjung dan bermain di sekelilingnya setiap hari. Dia memanjat ke atas pohon itu, makan apel dan beristirahat di bawahnya. Dia menyukai pohon itu dan pohon itupun senang bermain dengannya.Waktu berlalu, anak kecil itu telah dewasa dan tidak lagi bermain di sekeliling pohon tersebut. Suatu hari, laki-laki itu datang kembali kepada pohon dan dia tampak bersedih. ”Kemarilah dan bermain bersamaku”, Ajak pohon kepada anak itu. ”Aku bukan anak kecil lagi, aku tidak bisa bermain di sekeliling pohon lagi” Jawab anak itu. ”Aku ingin mainan. Aku butuh uang untuk membelinya.” ”Maaf, aku tidak punya uang, tetapi kamu bisa mengambil apelku dan menjualnya. Dengan begitu, kamu akan mempunyai uang.” Laki-laki itu menjadi gembira. Dia mengambil semua apel yang ada di pohon dan pergi dengan gembira. Setelah mengambil apel, anak itu tidak pernah kembali. Pohonpun bersedih hati. Suatu hari, anak yang telah dewasa itu kembali dan pohonpun merasa gembira. ”Kemarilah dan bermain bersamaku” kata pohon itu. ”Aku tidak mempunyai waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan sebuah rumah untuk berlindung. Bisakah kau membantuku?” ”Maaf, aku tidak mempunyai rumah. Tetapi, kamu bisa memotong dahan-dahanku untuk membangun rumahmu”. Laki-laki dewasa itu memotong dahan pohon itu dan pergi dengan senang hati. Pohon itu merasa senang melihatnya bergembira namun sejak saat itu anak tersebut tidak pernah datang. Lagi-lagi pohon merasakan sepi dan bersedih. Pada suatu hari di musim panas, anak yang telah tumbuh dewasa itu kembali dan pohom itu merasa senang. ”Kemarilah dan bermain bersamaku!” Kata pohon ”Aku sudah tua. Aku ingin pergi berlayar untuk menenangkan diri. Bisakah kamu memberiku kapal?” Kata laki-laki dewasa itu. ”Gunakan saja batangku untuk membuat sebuah kapal. Kamu bisa berlayar jauh dan bersenangsenang.” Kemudian, laki-laki itu memotong batang pohon itu untuk membuat sebuah kapal. Dia pergi berlayar dan tidak pernah terlihat lagi untuk waktu yang cukup lama.

9


Akhirnya, setelah beberapa tahun, laki-laki itu kembali. ”Maaf, anakku. Aku tidak punya apa-apa lagi untukmu. Tidak ada lagi apel untukmu”, Kata pohon. ”Tidak apa-apa, aku juga tidak mempunyai gigi untuk menggigit” Jawab laki-laki itu. ”Tidak ada lagi batang untuk kau naiki.” ”Aku sudah terlalu tua untuk itu sekarang” Kata lakilaki itu. ”Sungguh aku tidak bisa memberimu apa-apa lagi, yang tersisa hanya akar matiku,” Kata pohon itu dengan bercucur air mata. ”Aku tidak banyak kebutuhan lagi sekarang, yang aku butuhkan hanya sebuah tempat untuk beristirahat. Aku merasa lelah sepanjang tahun ini,”Jawab laki-laki itu. ”OK, baiklah kalau begitu akar pohon yang tua adalah tempat paling baik untuk bersandar dan beristirahat. Duduk dan istirahatlah bersamaku.” Laki-laki itu duduk dan pohon itu merasa senang dan tersenyum dengan air matanya. Ini adalah kisah semua orang. Pohon itu seperti halnyai orang tua kita. Ketika kita masih anak-anak, kita senang bermain dengan ibu dan ayah kita. Ketika kita sudah dewasa, kita meninggalkan mereka; kita datang kepada mereka saat kita membutuhkan sesuatu atau saat kita sedang ada masalah. Namun demikian, orang tua selalu hadir dan memberi apa saja yang bisa membuat kamu bahagia. Kamu boleh berpendapat bahwa laki-laki itu kejam terhadap pohon; dan begitulah kita merawat kedua orang tua kita. Kita menerima tanpa memberi; Kita tidak menghargai semua yang mereka lakukan untuk kita, hingga terlambat. Demi Allah, semoga Allah mengampuni kekurangan kita dan semoga DIA memberi petunjuk.

MALAIKAT Dahulu kala ada seorang anak yang akan dilahirkan. Suatu hari anak itu bertanya kepada Allah,” Orang berkata padaku bahwa besok Engkau akan mengirimku ke bumi tetapi bagaimana aku hidup di sana dengan tubuh kecil dan tidak berdaya?” Allah SWT menjawab,”Di antara banyak malaikat aku memilih satu untukmu. Dia akan menunggu dan menjagamu.” Sang anak berkata,”Tetapi ceritakanlah padaku tentang di surga ini, aku tidak mau melakukan apa-apa selain bernyanyi dan tersenyum. Itulah yang aku butuhkan agar bahagia!”. Allah menjawab, ”Malaikatmu akan bernyanyi untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kasih sayang malaikat itu dan bahagia.” Anak itu berkata, ”Bagaimana aku bisa mengerti saat orang berbicara padaku bila aku tidak tahu bahasa orang yang berbicara itu?” ”Itu mudah,” Tuhan berkata, ”Malaikatmu akan menjelaskan padamu dengan kata-kata yang paling indah dan manis yang akan kamu dengar dengan penuh perhatian dan kesabaran. Malaikatmu akan mengajarkanmu berbicara.” Anak itu memandangi Allah sambil berkata, ”Dan apa yang aku lakukan bila aku ingin berbicara kepada-Mu?” Allah tersenyum kepada anak itu sambil berucap,”Malaikatmu akan mengajarimu bagaimana berdoa.” Anak itu berkata, ”Aku dengar bahwa di bumi ada manusia jahat. Siapa yang akan melindungiku?” Allah menjawab, ”Malaikatmu akan membelamu, apapun yang terjadi” Anak itu

10


menatap sedih dan berkata, ”Tetapi aku akan bersedih karena tidak bisa melihat-Mu lagi.” Allah menjawab,”Malaikatmu akan selalu bercerita kepadamu tentang aku dan mengajarmu jalan kembali kepada-Ku, namun AKU akan selalu ada di dekatmu.” Di saat itu terjadi kedamaian di Surga, tetapi riuh rendah suara dari bumi sudah terdengar. Dengan tergesa-gesa, anak itu bertanya lembut, ”Oh Tuhan, bila aku pergi sekarang tolong katakan nama malaikatku!” Tuhan menjawab, ”Nama malaikatmu itu tidak penting...dengan mudah kamu bisa memanggilnya IBU!

IBU PENYAYANG Suatu hari seekor ibu bebek dan anak-anak itiknya sedang berjalan menuju sebuah danau. Sang itik sangat senang mengikuti ibu mereka dan berkowek-kowek sepanjang jalan. Tiba-tiba sang induk bebek melihat seekor rubah dari kejauhan. Ia sangat ketakutan dan berteriak “Anak-anak cepat ke danau, ada seekor Rubah.” Dengan cepat anak-anak itik itu menuju danau. Ibu bebek bingung apa yang harus diperbuat. Ia mundar-mandir dan melebarkan satu sayap ke tanah. Saat sang rubah melihatnya, sang Rubah menjadi senang. Rubah berkata kepada diri sendiri “Nampaknya induk itu terluka dan tidak bisa terbang! Dengan mudah aku akan menangkap dan melahapnya!” kemudian ia berlari menghampiri sang induk. Sang ibu bebek berlari, menggiring sang rubah menjauh dari danau. Sang rubah mengikutinya. Sekarang, sang rubah tidak bisa melukai anak-anaknya. Sang ibu bebek melihat kearah anakanaknya dan yakin bahwa mereka bisa sampai ke danau. Ia sudah terbebas, jadi ia berhenti dan mengambil napas dalam-dalam. Sang Rubah berpikir sang ibu bebek sudah lelah dan iapun mendekat, tetapi dengan segera sang induk bebek melebarkan sayapnya dan melayang ke udara. Ia mendarat di tengah-tengah danau dan anak-anak itik itu berenang ke arahnya. Sang Rubah tidak percaya melihat induk bebek dan anak-anaknya. Ia tidak bisa menangkap mereka karena mereka ada di tengah-tengah danau. “Anak-anak yang manis, beberapa burung melebarkan salah satu sayap mereka ke tanah saat musuh datang menyerang. Dengan cara ini mereka membodohi musuh mereka yang berpikir bahwa mereka terluka. Ketika musuh mengikuti mereka, ini memberi peluang anakanak mereka untuk melarikan diri.”

KETERBELAKANGAN MENTAL 11


Beberapa tahun yang lalu, di Seatle Special Olympics, 9 peserta yang semuanya mengalami keterbelakangan mental, berkumpul di sebuah garis START untuk menempuh jarak 100 yard. Saat senapan dicetuskan, mereka semua memulainya - tidak tepat berada pada garis, tetapi dengan suka hati berlari dalam perlombaan itu sampai selesai dan menang. Semua berlari kecuali satu anak laki-laki yang tersandung aspal dan ia menangis. Delapan orang lainnya mendengar tangisan anak itu. Mereka memperlambat lari dan menoleh ke belakang. Kemudian mereka semua berbalik arah dan kembali ke belakang. Semua. Satu gadis autis membungkuk dan menciumnya lalu berkata, “Ini akan menjadikan luka itu membaik.“ Kemudian kesembilan mereka itu berpegangan tangan dan berjalan bersama menuju garis finish. Semua orang di stadium berdiri dan bersorak selama beberapa menit. Orang-orang yang berada di sana terus menceritakan tentang kisah ini. “Mengapa? Karena di dasar hati yang dalam kita sadar akan satu hal: Yang terjadi dalam hidup ini adalah lebih penting dari pada sekedar memenangkan diri kita. Hal terpenting di dunia ini adalah menolong orang lain untuk menang..�

LUNAS Seorang anak laki-laki mendekat ibunya yang berada di dapur pada suatu malam saat ibunya sedang menyiapkan makan malam. Ia memberikan ibunya selembar kertas yang telah ditulisnya. Setelah ibunya mengeringkan tangan, ia membacanya. Inilah bunyinya: Untuk menggunting rumput: $5.00 Untuk membersihkan ruanganku minggu ini: $1.00 Untuk pergi ke toko untukmu: $5.0 Menjaga adik kecilku saat ibu pergi belanja: $25 Membuang sampah: $1.00 Untuk mendapatkan kartu tanda kelakuan baik: $5.00 Untuk bersih-bersih dan mengeruk halaman: $2.00 Jumlah hutang: $14.75 Kemudian, sang ibu menatapnya sedang berdiri si ujung sana, dan anak itu bisa melihat masa lalu yang terlintas di pikiran ibu. Sang ibu mengambil pulpen, membalikan kertas yang yang sudah ditulis anaknya itu. Ini yang ia tulis: Untuk sembilan bulan aku mengandungmu saat kamu tumbuh di dalam perutku: Gratis Untuk setiap malam saat aku duduk denganmu, dokter dan berdoa untukmu: Gratis Untuk setiap waktu dan semua air mata yang disebabkan olehmu setiap tahun: Gratis

12


Untuk setiap malam yang dipenuhi rasa takut, dan untuk kekhawatiran yang ada dihadapanku: Gratis Untuk mainan, makanan, pakaian, dan saat mengusap hidungmu: Gratis Saat kamu menjumlahkannya, harga kasih sayangku adalah: Gratis Saat anak itu selesai membaca apa yang telah ditulis ibunya itu, air matanya mengalir deras dan ia menatap ke arah ibunya dan barkata, “Bu, aku sungguh menyayangimu” Kemudian iapun mengambil pulpen dan dengan huruf besar ia menulis: “LUNAS”

HADIAH TERINDAH Seorang laki-laki muda akan memperoleh kelulusan perguruan tinggi. Berbulan-bulan ia mengagumi sebuah mobil sport yang bagus di sebuah toko mobil. Karena tahu bahwa bapaknya bisa membeli mobil tersebut, dia mengatakan kepada ayahnya semua yang dia inginkan. Hari kelulusan semakin mendekat, laki-laki muda itu menunggu tanda-tanda ayahnya akan membelikan mobil itu. Pagi di hari kelulusan, ayahnya memanggil untuk sebuah nasihat pribadinya. Ayahnya bercerita padanya betapa bangga dia mempunyai anak yang baik, dan mengatakan padanya betapa dia mencintainya. Dia memberi anaknya sebuah hadiah kotak yang dibungkus indah. Ia ingin tahu, tetapi betapa kecewa pemuda itu saat membuka kotak dan menemukan AlQuran yang indah bersampul kulit. Dia marah dan berkata kepada ayahnya dengan suara keras, ”Dengan uang yang banyak ayah hanya memberiku sebuah Al-Quran?” dan di lemparnya AlQuran. Lama sudah dia tidak lagi menghubungi ayahnya. Tahun-tahun berlalu dan pemuda itu sangat sukses di bidang usaha. Dia memiliki sebuah rumah yang indah dan keluarga yang luar biasa. Pemuda itu sadar, ayahnya sudah tua dan menurutnya mungkin dia harus mengunjunginya. Sejak hari kelulusan itu, dia belum menemui ayahnya. Sebelum dia melakukan rencana, pemuda itu menerima telepon bahwa ayahnya telah meninggal dan semua barang miliknya diwariskan kepada anaknya. Dia harus pulang segera dan menyelamatkan segala sesuatunya. Ketika dia sampai di rumah ayahnya, tiba-tiba dia bersedih dan menyesal dalam hati. Dia mencari surat-surat penting ayahnya dan melihat Al-Quran yang masih baru sebagaimana yang ditinggalkannya beberapa tahun lalu itu. Dengan tetes air mata dia membuka Al-Quran itu. Saat membaca beberapa ayat, sebuah kunci mobil jatuh dari amplop yang dilekatkan di balik Al-Quran itu. Ada sebuah kartu dengan nama toko, yaitu toko yang sama persia seperti toko mobil sport yang diinginkannya dahulu itu. Di atas kartu tertulis tanggal kelulusan dan kata LUNAS. ”Kerapkali kita melupakan karunia Allah karena karunia itu tidaklah dikemas seperti yang kita inginkan”

13


ARTI KELUARGA Seorang laki-laki pulang terlambat dari tempat bekerja, melelahkan dan menjengkelkan saat melihat anaknya yang berumur lima tahun menunggu di pintu. ANAK: ”Ayah, bolehkah aku bertanya padamu sebuah pertanyaan?” AYAH: ”Iya tentu, apa itu?” Jawab laki-laki itu. ANAK: ”Ayah, berapa banyak yang dihasilkan ayah per jam?” AYAH: ”Itu sama sekali bukan urusanmu. Mengapa kau bertanya seperti itu?” Kata laki-laki itu marah. ANAK: ”Aku hanya ingin tahu. Tolong beritahu aku, berapa banyak yang ayah hasilkan per jam?” AYAH: ”Jika kamu ingin tahu, aku menghasilkan 20 dolar per jam.” ”Oh,” Jawab anak itu, dengan kepala menunduk. Sambil menatap ayahnya kembali, dia berkata, ”Ayah, bolehkah aku meminjam 10 dolar?” Ayahnya terlihat sangat marah, ”Jika cuma itu alasan kamu bertanya dan agar kamu bisa meminjam uang untuk membeli mainan lucu atau hal lain yang tidak berguna, pergilah kamu ketempat tidur. Pikirkan mengapa kamu egois. Aku bekerja keras setiap hari hanya untuk perilaku kekanak-kanakan eperti ini” Sang anak menuju kamar tidur dengan tenang dan menutup pintu. Laki-laki itu duduk dan semakin kesal mengenai pertanyaan anak kecil itu. Betapa beraninya dia bertanya seperti itu untuk meminta uang. Setelah satu jam lebih, laki-laki itu tenang dan mulai berpikir: mungkin ada sesuatu yang benar-benar dibutuhkan untuk dibeli dengan 10 dolar itu; diapun jarang meminta uang. Laki-laki itu menuju ruang anak kecil itu dan membuka pintu. ”Apa kamu sudah tidur, anakku?” Dia bertanya. ”Belum ayah, aku belum tidur,” Jawab anak itu. ”Ayah pikir, tadi itu ayah bersikap terlalu kasar kepadamu,”Kata laki-laki itu. ”Seharian aku merasa jengkel kepadamu. Ini 10 dolar yang kau minta.” Anak kecil itu berdiri, tersenyum. ”Oh, terima kasih ayah!” Dia bersorak. Kemudian, dia meraih bantal dan mengeluarkan gumpalan uang kertas. Laki-laki itu marah kembali mengetahui bahwa anaknya sudah mempunyai uang. Perlahan anak itu menghitung uangnya dan kemudian menatap sang ayah. ”Mengapa kamu meminta uang lagi kalau kamu sudah memilikinya?” Gerutu ayah. 14


”Karena yang aku punya belum cukup dan sekarang sudah cukup. ”Jawab anak kecil itu. ”Ayah, sekarang aku mempunyai 20 dolar. Bisakah aku membeli jam untukmu? Pulanglah besok lebih cepat. Aku ingin makan malam bersama ayah.” Bagikan cerita ini kepada seseorang yang Anda sayangi namun lebih baik lagi, berikan 20 dolar untuk waktu bersama dengan seseorang yang kamu cinta. Hanya sekedar mengingatkan Anda yang berlebihan bekerja dalam kehidupan. Semestinya kita tidak tergelincir waktu dengan melewatkannya bersama orang yang peduli kepada kita-mereka yang terdekat dengan kita. Bila kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja dengan mudah menggantikan kita dalam hitungan hari. Namun keluarga dan sahabat yang kita tinggalkan akan merasa kehilangan di sisa hidup mereka. Bila dipikir-pikir, kita lebih banyak menenggelamkan diri ke dalam pekerjaan dari pada keluarga kita. Sungguh itu merupakan investasi yang kurang bijak! Jadi apa hikmah dari cerita ini? Jangan berlebihan dalam bekerja. Tahukah kamu kepanjangan dari FAMILY? FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER (I) (L)OVE (Y)OU!

KEKAYAAN SESUNGGUHNYA Suatu hari seorang ayah dari keluagra yang sangat kaya mengajak anak laki-lakinya dalam sebuah perjalanan menuju kampung halaman dengan tujuan untuk menunjukkan kepada anaknya bagaimana kehidupan orang miskin agar ia bisa mensyukuri kekayaan yang ia miliki. Mereka menghabiskan waktu dua hari dua malam di peternakan yang dimiliki orang miskin. Pada saat perjalanan pulang, sang ayah bertanya kepada anaknya, ”Bagaimana perjalanannya?” “Menyenangkan ayah”, “Apakah kamu melihat begaimana orang miskin itu?”, Tanya sang ayah. “Oh ya,” Kata si anak, “Jadi, pelajaran apa yang kamu dapat dari perjalanan ini.?” Tanya sang ayah. Anaknya menjawab: ”Aku melihat bahwa kita punya seekor anjing dan mereka mempunyai empat. Kita punya kolam yang ada di tengah taman dan mereka memiliki sungai yag tiada habisnya. Kita memiliki lentera import di taman kita dan mereka mamiliki bintang-bintang di malam hari. Teras kita hanya seluas halaman depan dan mereka memiliki seluruh permukaan bumi. “Kita memimiliki sebidang tanah untuk tinggal dan mereka memiliki tanah lapang sejauh mata kita memandang. Kita memiliki pembantu yang melayani kita, tetapi mereka saling membantu satu sama lain. Kita membeli makanan tetapi mereka menanamnya. Kita memiliki dinding di sekitar kita untuk melindungi barang-barang kita. Mereka memiliki teman-teman untuk melindungi mereka.” Dengan ini, ayah si anak laki-laki itu terdiam. Kemudian anaknya menambahkan, “Terimakasih ayah telah menunjukkan betapa miskinnya kita.”

15


LUBANG PAGAR Zaman dahulu ada seorang anak yang beperilaku buruk. Ayahnya memberikannya tas berisi paku-paku dan berkata padanya bahwa setiap kali anak itu marah, ia harus memantekkan sebuah paku di balik pagar. Hari pertama, sang anak telah menancapkan 37 paku di pagar. Beberapa minggu kemudian, karena mengontrol kemarahannya, jumlah tancapan paku semakin berkurang. Ia sadar bahwa lebih mudah mengendalikan emosinya daripada menancapkan paku-paku ke pagar. Akhirnya tibalah hari di mana anak tersebut tidak kehilangan control sama sekali. Diceritakannya hal itu kepada ayahnya dan sang ayah menyuruh anaknya mencabut satu paku satu hari jika ia bisa mengendalikan amarahnya. Hari berlalu dan si anak laki-laki telah memberi tahu ayahnya bahwa semua pakunya sudah tidak ada. Sang ayah menarik tangan anaknya dan membawanya ke pagar. Ia berkata, ”Kamu telah melakukannya dengan baik anakku, tetapi lihat lubang di pagar itu.” Pagar itu tidak akan pernah sama lagi. Ketika kamu mengatakan sesuatu dengan amarah, maka akan meninggalkan bekas luka seperti ini. Seberapa banyakpun ucapan maaf yang kamu katakan, luka itu tetap membekas. Kata-kata yang menyakitkan sama sakitnya dengan luka fisik. Sahabat dan cinta merupakan permata langka tentunya. Mereka membuatmu tersenyum dan mendorongmu agar sukses. Mereka meminjamkan telinga ( mendengar kata kita), mereka berbagi nasihat dan membuka hati untuk kita. Siramilah hubunganmu dengan kebaikan dan hubungan itu akan tumbuh. Maka, berhati-hatilah wahai sibibir mungil terhadap apa yang kamu katakan! Sehingga kamu tidak akan tersisih dari hubungan itu.

MEJA KAKEK Seorang laki-laki tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berumur empat tahun. Tangan laki-laki tua itu gemetaran, penglihatannya sudah tidak jelas dan langkahnya tertatihtatih. Keluarga itu makan bersama di satu meja. Tetapi tangan lemah kakek yang sudah tua dan penglihatannya yang tidak jelas itu membuat makan pun menjadi susah. Kacang di sendoknya jatuh ke lantai. Saat ia memegang gelas, susupun tumpah ke taplak meja. Anak dan menantunya jadi miris dengan kejadian itu. “Kita harus melakukan sesuatu kepada kakek.”, Kata sang anak. “Aku tidak tahan lagi dengan tumpahan susu, suara makan yang berisik dan makanan yang berserakan di atas lantai.” Lalu suami-isteri itu menaruh sebuah meja kecil di sudut ruangan. Saat keluarga menikmati istirahat makan malam, sang kakek makan sendiri di meja itu. Sejak kakek memecahkan satu-dua piring, makanannya di taruh di sebuah mangkuk kayu. Ketika keluarga menatap sejenak ke arah kakek, sang kakek meneteskan air mata di saat ia duduk sendiri. Sungguh, hanya kata kasar yang diucapkan kepada sang kakek saat dia 16


menjatuhkan garpu atau menumpahkan makanan. Si cucu yng berusia empat tahun tersebut melihat kejadian itu dengan diam. Pada suatu malam sebelum makan, sang ayah memperhatikan anaknya bermain dengan potongan kayu kecil di lantai. Ia bertanya kepada anaknya dengan lembut, ”Kamu sedang membuat apa? dengan manisnya sang anak menjawab, ”Oh, aku sedang membuat mangkuk kecil untuk ayah dan ibu makan nanti saat aku besar. ”Anak berusia empat tahun itu tersenyum dan kembali bekerja. Kata-kata tersebut begitu mengejutkan orang tuanya dan merekapun diam seribu bahasa. Kemudian air mata mulai mengalir di pipi mereka. Walaupun tanpa kata terucap, keduanya mengerti apa yang harus dilakukan. Malam itu sang suami memegang tangan kakek dan dengan lembut membawanya kembali ke meja keluarga. Untuk sisa umurnya, dia menikmati semua hidangan bersama keluarga. Baik suami maupun sang isteri, kedua-duanya tidak lagi peduli saat garpu jatuh, susu tumpah ataupun taplak meja yang kotor. Anak-anak sangat peka. Mata mereka selalu mengamati, telinga mereka selalu mendengarkan dan pikiran mereka selalu memproses pesan-pesan yang mereka serap. Jika mereka melihat kita memberikan kesabaran dan atmosfer kebahagiaan bagi anggota keluarga di rumah, mereka akan meniru sikap itu dalam hidup mereka kelak. Orang tua yang bijak menyadari bahwa perilaku kesaharian akan menempatkan masa depan anaknya. Jadilah teladan dan orang tua yang bijak. “Hidup itu adalah hubungan antar manusia dan membuat perbedaan yang positif, jagalah dirimu dan mereka yang kamu cintai-hari ini dan setiap hari”

“Hal kecil akan menghasilkan Mata Ayah pikiran kecil” (Benjamin Disraeli).

PENGAWASAN AYAH Seorang remaja tinggal sendirian bersama ayahnya. Di antara keduanya memiliki hubungan yang sangat istimewa. Sang ayah itu sangat yakin dengan sebuah dorongan (motivasi). Walau sang anak selalu duduk di bangku cadangan, sang ayah selalu bergembira. Ia tidak pernah melewatkan permainan (lomba)anaknya. Anak ini merupakan anak terkecil saat ia masuk SMP. Ayahnya terus menyemangatinya tetapi tetap saja ia tidak bermain football jika ia tidak menginginkannya. Tetapi anak itu menyukai football dan memutuskan untuk menggantungkan diri di sana. Ia memutuskan untuk mencoba usaha terbaiknya di setiap latihan. Mungkin ia dapat bermain football bila ia telah menjadi seorang senior nanti. Selama berada SMP ia tidak pernah

17


melewatkan latihan atau pertandingan. Kepercayaan ayahnya selalu ada di sampingnya dengan kata-kata semangat untuknya. Ketika anak itu sudah di Universitas, ia memutuskan untuk mencoba tim football sebagai ”Cadangan“ Semua orang yakin bahwa ia tidak akan bisa melakukan cut (memukul bola dengan memelintir) tetapi ia melakukannya. Sang pelatih mengaku telah memasukkannya kedalam daftar karena ia selalu bersungguh-sungguh di setiap latihan. Pada saat yang sama, dia pun memberi semangat dan keceriaan yang sangat dibutuhkan anggota yang lain. Berita bahwa dia telah melakukan cut yang sangat menyenangkannya itu dan segera menuju telepon terdekat lalu mengabarkan ayahnya. Ayahnya berbagi kesenangannya, dikirimnya tiket musiman untuk semua pertandingan Universitas. Atlet muda yang konsisten dan tidak pernah melewatkan latihan selama empat tahun di Universitas ini tidak pernah diikut-sertakan dalam perlombaan. Saat itu menjadi akhir musim football seniornya, pada saat ia berlari di lapangan segera menjelang akhir pertandingan, sang pelatih menemuinya dengan sebuah telegram. Anak itu membaca telegram dan diam seribu bahasa. Dengan menelan ludah, ia bersungut-sungut kepada pelatihnya, ”Ayahku meninggal pagi ini. Bolehkah aku meninggalkan latihan?” Pelatih merangkul bahunya dengan lembut dan berkata, ”Beristirahatlah nak, selama satu minggu off dan jangan datang di perlombaan hari Sabtu.” Sabtupun tiba dan permainan berjalan kurang seru. Pada tiga perempat permainan, saat team tertinggal 10 poin, seorang anak muda yang sedang berdiam diri memasuki ruang loker yang kosong dengan tenang dan mengenakan football gear. Pada saat ia berlari di selah-selah yang lain, pelatih dan semua pemain terkejut melihat rekan seperjuangan satu team itu kembali begitu cepat. “Pelatih, mohon izinkan aku bermain. Aku ingin main hari ini saja”. Kata anak itu. Sang pelatih pura-pura tidak mendengar. Tidak ada cara lain yang diharapkannya untuk permainan menjelang detik-detik terakhir pertandingan. Tetapi anak itu memaksa, dan akhirnya dengan berat hati, sang pelatih memberi izin kepada anak itu. “Baiklah” ia berkata, “Kamu boleh masuk”. Kemudian, sang pelatih, para pemain dan semua orang yang ada di sana berdiri tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Anak yang tidak di kenal dan belum pernah ikut lomba sebelumnya, melakukan semua dengan tepat. Tim lawan tidak mampu menghentikannya. Ia berlari, ia melewati, menghadang dan menyerang bagai seorang bintang. Timnya memulai sebuah kemenangan. Nilainya kemudian sama. Pada akhir pertandingan kedua, anak ini menghadang, melewati lawan demi meraih kemenangan. Para penggemar tegang. Teman satu tim mengangkatnya ke punggung mereka. Sebuah kebahagiaan yang tidak pernah kamu dengar sebelumnya! Akhirnya, setelah lapangan kosong, semua tim mandi dan meninggalkan ruang loker, sang pelatih mendapati anak itu duduk diam di lapangan sendiri. Pelatih mendatanginya dan berkata:, ”Nak, aku tidak percaya, kamu sangat luar biasa!”

18


Katakana bagaimana kamu bisa seperti itu? Bagaimana kamu melakukannya? Ia menatap sang pelatih dengan air mata di matanya dan berkata, ”Bapak sudah mengetahui ayahku meninggal tetapi atahukah bapak bahwa ayahku itu buta?” Anak itu tersenyum dengan terpaksa, “Ayah selalu hadir di setiap permainanku, tetapi hari ini merupakan hari pertamanya bisa melihatku bertanding dan aku ingin menunjukkan kepadanya bahwa aku mampu melakukannya!”

KUPU KUPU DAN KEPOMPONG Seorang laki-laki menemukan kepompong kupu-kupu. Suatu hari nampak lubang kecil; dia duduk dan memperhatikan kupu-kupu itu memaksa diri keluar dari lubang kecil tersebut. Lalu kepompong itu tampak diam dan tidak melakukan gerakan. Nampaknya dia telah berbuat sejauh yang ia bisa dan tidak mampu lagi berbuat lebih banyak. Lalu laki-laki itu memutuskan untuk menolong kupu-kupu tersebut, lalu diambilnya sebuah gunting dan menggunting sedikit lubang kepompong itu. Kupu-kupu itu keluar dengan mudah. Tetapi tubuhnya memar dan sayapnya melemah. Laki-laki itu melihat kembali kupu-kupu itu dan berharap bahwa kapan saja, sayap itu melebar dan mengembang agar bisa menopang tubuh dalam waktu yang tidak lama. Tidak terjadi sesuatupun! Fakta yang terjadi, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan tubuh memar dan sayap yang lemah. Kupu-kupu tersebut tidak mampu terbang. Kebaikan laki-laki yang tergesa-gesa dan tidak mengerti bahwa keterbatasan dan daya juang kepompong membebaskan diri dari lubang kecil itu merupakan cara alami yang diperlukan kupukupu mengeluarkan cairan tubuh ke sayapnya sehingga ia siap terbang saat keluar dari kepompong. ”Terkadang perjuangan itu menjadi sesuatu yang amat kita butuhkan dalam kehidupan ini. Bila saja alam ini melewati hidup tanpa rintangan, maka kehidupan itu akan menjadikan kita lumpuh. Kita tidak akan menjadi kuat sebagaimana yang telah kita alami. Dan kita tidak akan pernah dapat terbang.

RINTANGAN JALAN Dahulu kala, seorang raja meletakan batu besar di jalan. Dia bersembunyi dan memperhatikan apakah ada orang yang akan memindahkan batu itu. Beberapa saudagar kaya istana datang dan berjalan di sekitar itu. Banyak yang menyalahkan raja karena tidak membersihkan jalan tersebut, namun tidak seorangpun yang menyingkirkan batu dari jalan itu. Lalu tibalah seorang petani sambil membawa sayuran. Pada saat mendekati batu besar itu, petani tersebut menurunkan bebannya dan berusaha memindahkan batu itu ke tepi jalan. Setelah banyak mendorong dan memaksa, akhirnya dia berhasil. Pada saat petani itu mengambil beban sayurannya kembali, dia melihat sebuah dompet berada di jalan di mana batu itu berada tadi.

19


Dompet itu berisi banyak uang kertas dan logam mas dari Raja yang menunjukkan bahwa emas tersebut diperuntukan bagi orang yang menyingkirkan batu dari jalan. Petani itu telah mendapat pelajaran yang kebanyakan orang lain tidak pernah memahami. ”Setiap rintangan medatangkan kesempatan untuk meningkatkan kondisi seseorang.”

SERIGALA BERBULU DOMBA Seekor serigala sangat kesulitan mendapatkan domba disebabkan penjagaan sang pengembala dan anjingnya. Tetapi suatu hari serigala mendapatkan kulit domba yang sudah terbuang-lalu serigala itu mengenakan kulit yang diperolehnya dan berjalan di kerumunan domba-domba. Domba yang kulitnya dipakai oleh serigala itu mengikuti sang serigala yang menyamar dengan bulu domba; kemudian karena sang domba agak terpisah, sang serigala memakan domba itu. Untuk ke sekian kalinya, serigala berhasil mengelabui domba dan menyantap hidangan segar. ”Penampilan itu menipu”

JANGAN MENILAI ORANG DARI APA YANG TAMPAK Seorang wanita berpakaian motif kotak lusuh dan sang suami dengan pakaian agak usang hasil tenun sendiri, menuruni kereta di Boston dan memasuki kantor Presiden Harvard University dengan agak cemas karena tanpa janji sebelumnya. Sang sekretaris sudah bisa menerka bahwa orang kampung dan udik itu tidak memiliki urusan di Harvard dan tidak sepatutnya berada di Cambridge. ”Kami ingin bertemu dengan presiden,” Kata orang itu pelan. ”Dia selalu sibuk setiap hari,” Bentak sekretaris itu. ”Kami akan menunggu,” Jawab wanita itu. Berjam-jam sekretaris itu tidak mengacuhkan mereka sambil berharap agar pasangan itu merasa kecewa dan pergi. Mereka tidak kecewa diperlakukan seperti itu bahkan sekretarislah yang frustrasi dan akhirnya memutuskan untuk menemui presiden meskipun pekerjaan itu selalu digerutuinya. ”Mungkin jika bapak Presiden menemui mereka sesaat saja, mereka akan pulang,” Kata sang sekretaris kepada presiden. Dia menarik nafas putus asa dan menggelengkan kepala. Orang penting sang presiden saja sangat sulit menghabiskan waktu bersamanya, betapa kesalnya presiden terhadap orang yang mengenakan baju motif kotak lusuh hasil tenunan sendiri itu mengganggu pekerjaanya. Sang prsiden dengan wajah kaku dan sombng, berjalan menuju sepasang suami isteri itu. Wanita itu berkata kepadanya,”Kami mempunyai seorang anak laki-laki yang mengikuti perkuliahan di Harvard selama satu tahun. Dia menyukai Hardvard. Dia senang di sini. Tetapi 20


setahun yang lalu, dia meninggal dalam kecelakaan. Aku dan suami ingin membangun patung peringatan untuknya di mana saja di kampus.” Presiden tidak tersentuh dengan kata-kata itu, dia hanya terkejut. ”Bu!!,”Kata dia, keras, ”Kami tidak bisa membangun sebuah patung untuk setiap orang yang belajar di Hardvard dan meninggal. Bila kami melakukan hal ini, maka tempat ini akan seperti pemakaman. ”O, tidak,” Wanita itu dengan cepat menjelaskan. ”Kami tidak bermaksud membangun patung. Menurut kami, justeru kami akan memberi sebuah gedung untuk Hardvard.” Presiden itu memutar-mutar matanya. Dia menatap si baju kotak lusuh hasil tenun sendiri itu lalu menjelaskan, ”Sebuah gedung! Berpikirkah Anda berapa harga gedung itu? Kami telah menghabiskan 7.5 juta dollar untuk bangunan fisik di Harvard ini. Sesaat wanita itu terdiam. Presiden itu senang, mungkin kini dia bisa menjatuhkan mereka. Wanita itu menuju sang suami dan berkata dengan tenang, ”Itukah besar biaya untuk memulai sebuah universitas? Mengapa kita tidak memulai saja untuk membuat universitas sendiri?” Suaminya mengangguk-angguk. Wajah presiden itu menjadi kuyu dan bingung. Bapak dan Ibu Leland Stanford berdiri dan pergi menuju Palo Alto, California di mana mereka mendirikan universitas yang menyertakan nama mereka Standford University, sebuah kenangan seorang anak yang tidak lagi diperhatikan oleh Harvard. ”Anda dapat dengan mudah menilai karakter seseorang melalui perilakunya terhadap orang lain yang dianggapnya tidak mampu berbuat sesuatu..”

KISAH SEBUAH GUNUNG Seorang anak dan ayahnya mendaki pegunungan. Tiba-tiba, anaknya terjatuh, dirinya terluka dan berteriak: ”AAAhhhhhhhhh!” Betapa terkejut ia mendengar suara itu menggema di gunung itu. ”AAAhhhhhhhhh!” Karena ingin tahu, dia berteriak, ”Siapa kamu?” Dia menerima jawabannya: ”Siapa kamu?” Dan lalu dia berteriak kepada gunung: ”Aku mengagumimu!” Suara itu menjawab: ”Aku mengagumimu!” Marah terhadap jawaban itu, dia berteriak: ”Pengecut!” Dia menerima jawaban: ”Pengecut!”

21


Dia menoleh kepada ayahnya dan bertanya: ”Apa yang terjadi? Ayah tersenyum dan berkata: ”Anakku, perhatikanlah.” Sekali orang berkata: ”Kamu juara!” Suara itu menjawab: ”Kamu Juara!” Anak itu bingung dan tidak mengerti. Lalu ayah menjelaskan: ”Orang menyebut ini GEMA, tetapi inilah hidup yang sebenarnya.” Dia memberimu kembali segala sesuatu yang kamu ucap dan kerjakan. Hidup itu sebuah refleksi tindakan kita. Jika kamu mengharap kasih sayang yang lebih baik di dunia, ciptakanlah lebih banyak kasih sayang di hatimu. Jika kamu mengharap kompetensi yang lebih di dalam tim kamu, tingkatkan kompetensimu. Hubungan ini berlaku dalam segala hal, dalam seluruh aspek kehidupan. Kehidupan akan memberimu kembali semua yang telah kamu berikan. ”Hidup Anda bukan suatu hal yang kebetulan. Hidup itu merupakan refleksi Anda.”

PELAJARAN DARI SEEKOR KATAK Sekelompok katak berlompatan menerobos hutan untuk menolong dua anak katak yang jatuh ke lubang yang dalam. Semua katak-katak lain berkumpul mengelilingi lubang itu untuk melihat apa yang mungkin bisa dilakukan untuk menolong teman mereka itu. Ketika mereka melihat betapa dalam lubang tersebut –kelompok katak lain yang cemas dan meyakini bahwa hal itu siasia - berkata kepada dua katak yang berada di dalam lubang itu untuk menerima nasib karena sebentar lagi mereka akan menemui ajal. Karena tidak bisa menerima begitu saja nasib yang mengerikan ini, dua katak yang berada di dalam lubang mulai melompat dengan seluruh kemampuannya. Katak-katak yang berada di atas itu berteriak ke dalam lubang dan mengatakan bahwa perbuatan itu sia-sia; Bila lebih berhatihati, mematuhi peraturan katak dan bertanggung jawab, kedua katak tersebut tidak akan mengalami situasi seperti itu. Katak lainnya tetap bersedih dengan mengatakan kepada dua ekor katak yang berada di dalam lubang itu agar mereka menghemat energi dan pasrah karena ajal mereka sudah dekat. Dua katak itu terus melompat sekuat yang mereka bisa. Setelah beberapa jam berusaha tanpa hasil, mereka beristirahat karena lelah. Akhirnya, satu dari katak itu menuruti ucapan temannya. Dengan membuang waktu dan putus asa, diam-diam ia memutuskan untuk berbaring di dasar lubang tersebut dan mati di saat katak

22


lain menatap sedih tanpa daya. Katak yang satunya tetap melompat dengan sekuat tenaga yang dimiliki meski tubuhnya hancur karena luka kesakitan dan kelelahan. Teman-teman katak memberi sebuah teriakan lagi kepada katak yang berusaha melompat itu untuk menerima saja takdirnya; hentikan rasa sakit dan biarlah mati!!. Katak yang letih melompat semakin kuat, dan sangat fantastis!! Akhirnya katak tersebut melompat sangat tinggi dan keluar dari lubang. Luar biasa, katak yang lainpun mengucapkan selamat atas kebebasan ajaib itu lalu berkumpul mengelilinginya dan bertanya, “Mengapa kamu terus melompat pada saat kami mengatakan bahwa itu tidak mungkin?” Katak yang luar biasa itu menjelaskan kepada teman-temannya bahwa ia itu tuli dan saat ia melihat gerakan tangan teman-temannya itu dan berteriak, ia berpikir teman-temannya itu memberikan semangat padanya. Apa yang ia lihat sebagai dorongan yang menginspirasikannya untuk terus berusaha lebih keras lagi dan melawan semua rintangan. Cerita sederhana ini berisikan hikmah yang dalam. Kalimat penyemangat dapat mengangkat seseorang dan menjadikannya mampu menjalani hidup. Kalimat destruktif dapat mengakibatkan luka yang mendalam. Kalimat itu bisa jadi sebagai senjata yang merusak keinginan seseorang untuk terus berusaha bahkan merusak hidupnya. Dari sudut pandang yang lain, kata-kata yang ceroboh itu dapat melemahkan orang lain, merusak pengaruhnya dan berdampak panjang sebagaimana orang tersebut meresponnya.

KELEMAHAN ATAU KEKUATAN Terkadang kelemahan terbesarmu bisa menjadi kekuatan terbesarmu. Ambil sebagian contoh cerita tentang seorang anak berumur 10 tahun yang memutuskan untuk belajar judo padahal faktanya bahwa ia kehilangan lengan kirinya pada kecelakaan mobil yang hebat. Anak itu memulai pelajaran dengan master sensei guru judo jepang yang sudah tua. Anak tersebut berlatih dengan baik dan dia tidak mengerti mengapa setelah tiga bulan berlatih sang guru hanya memberinya satu gerakan. “Sensei,” akhirnya anak itu berkata, “Apakah tidak sebaiknya aku berlatih lebih banyak gerakan? “Ini merupakan satu-satunya gerakan yang kamu tahu dan ini pula satu-satunya gerakan yang perlu kamu pahami,” Jawab sang guru. Walau sama sekali tidak memahami, anak tersebut tetap percaya kepada sang guru dan terus berlatih. Beberapa bulan kemudian, Sensei mengikutsertakan anak laki-laki itu untuk turnamen pertamanya. Betapa terkejutnya dia, ternyata anak laki-laki itu dengan mudah memenangkan dua turnamen pertamanya. Terbukti bahwa pertandingan ketiga jauh lebih berat lagi, namun setelah beberapa saat, lawannya kewalahan dan putus asa; anak itu menggunakan jurus pertamanya dengan jitu untuk memenangkan pertandingan. Sekarang anak tersebut masuk final..

23


Kali ini, lawannya lebih besar, lebih kuat dan lebih berpengalaman. Sementara anak itu tampak lemah. Menyadari bahwa anak itu akan terluka, wasit menghentikan pertandingan. Wasit baru saja akan menghentikan pertandingan, sang gurupun intervensi. “Tidak” sensei bersikeras. “ Biarkan ia melanjutkannya” Kemudian setelah pertandinganpun diteruskan, lawannya membuat kesalahan besar: ia hilang kewaspadaan. Dengan cepat anak laki-laki itu memanfaatkan gerakannya untuk mengunci lawan. Anak laki-laki itu memenangkan pertandingan dan kejuaraan tersebut. Dia menjadi pemenang. Dalam perjalanan pulang, anak laki-laki dan sensei mengulas setiap gerakan dalam setiap pertandingan. Kemudian, anak laki-laki itu memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang ada di benaknya. “Sensei, bagaimana aku bisa memenangkan pertandingan ini hanya dengan satu gerakan?” “Kamu menang dengan dua sebab,” Jawab sang guru. “Pertama, kamu hampir menguasai satu lemparan yang paling sulit dalam Judo. Kedua, satu-satunya pertahanan yang kita sadari dalam gerakan itu adalah karena lawanmu yang tidak bisa meraih lengan kirimu.” “Kelemahan terbesar anak laki-laki itu telah menjadi kekuatan terbesarnya” ` DORONG SAJA Seseorang sedang tidur di kabin pada malam hari. Tiba-tiba ruangannya dipenuhi cahaya, dan Allah berkata kepada orang itu bahwa DIA memiliki tugas untuknya agar dikerjakan, lalu memperlihatkan batu besar di depan kabin. Allah menjelaskan bahwa laki-laki itu harus mendorong batu itu dengan seluruh kemampuannya. Kemudian, hari demi hari laki-laki itu melakukannya. Selama beberapa tahun ia bekerja keras mulai terbit hingga terbenam matahari, dihadapinya batu besar dan dingin itu dengan mendorongnya sekuat mungkin. Setiap malam orang itu kembali ke kabin dengan rasa sakit dan letih. Menurutnya dia telah menghabiskan seluruh harinya dengan sia-sia. Semenjak laki-laki itu menunjukkan keputus-asaannya, sang musuh ( setan ) memutuskan untuk memasukkan gambaran dengan menempatkan pikiran-pikiran ke dalam otak yang lelah: “Sudah lama kamu mendorong batu itu dan batu tersebut tidak bergerak. ”Kemudian, memberi pesan bahwa tugas itu tidak mungkin dan akan gagal. Pikiran ini melemahkan semangat laki-laki itu. Setan berkata, “Mengapa kamu mempersulit diri seperti ini?” “Santai sajalah kamu dan jangan berlebihan; itu sudah cukup baik.” Itulah apa yang direncanakan orang itu dan dijadikanlah sebagai ungkapan do’a dengan mengadukan pikiran-pikiran yang menggangunya kepada Allah. “Ya Allah,” ia berkata. “Sudah lama aku berbuat dan sungguh-sungguh mengabdi dengan menaruh seluruh kekuatanku seperti yang Engkau perintahkan. Namun sekarang ini, aku tidak mampu menggerakan batu setengah milimeterpun. Mengapa itu terjadi? Mengapa aku gagal?

24


Dengan kasih sayang, Allah menjawab, “Hambaku, saat aku memintamu untuk mengabdi padaku dan kamu menerimanya - Aku katakan kepadamu bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan segala kemampuan. AKU tidak pernah menyuruhmu memindahkan batu itu. Tugasmu adalah mendorong. Kini kamu datang kepadaku dengan kekuatan yang telah habis dan menganggap kamu gagal. Namun, benarkah demikian? Pandangilah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu berurat, tanganmu bertulang karena tekanan yang terus menerus, kakimu menjadi besar dan kuat. Dengan perlawanan yang sungguh besar kamu tanamkan, kemampuanmu kini melebihi dari yang kamu perlukan. Namun, panggilanmu adalah untuk mematuhi dan memaksakan serta menguji keimanan dan keyakinanmu menurut kebijakanKU. Ini telah kamu lakukan. Kini, hambaku, AKU akan memindahkan batu itu. Pada saat kita mendengar firman Allah, kita lebih condong menggunakan akal pikiran kita mengurai apa yang DIA inginkan. Sesungguhnya apa yang DIA inginkan hanyalah ketaatan dan keimanan yang mudah terhadap-Nya. Dengan rasa ikhlash, ujilah keimanan sehingga mampu menggerakan gunung tetapi ketahuilah bahwa tetap Allah yang menggerakan gunung itu.

Bila semua berlangsung keliru………………………………...PUSH saja.! Bila pekerjaan menjadikan kamu lemah…………………..….. PUSH saja.! Bila orang tidak bereaksi sebagaimana pikiranmu……………. PUSH saja.! Bila uangmu hilang dan tagihan datang……………………..… PUSH saja.! Bila orang tidak memahami kamu…………..………………… PUSH saja.! P.U.S.H = Pray-Until-Something-Happens

KETEGUHAN HATI Pada tahun 1883, seorang insinyur kreatif bernama John Roebling terinspirasi ide untuk membangun jembatan spektakuler yang menghubungkan New York dengan Long Island. Namun para ahli bangunan jembatan di seluruh dunia menganggap bahwa hal itu merupakan prestasi yang tidak mungkin dan mengatakan kepada Roebling agar melupakan ide itu. Itu tidak mungkin dilakukan. Itu tidak praktis. Hal itu belum pernah dilakukan sebelumnya. Roebling tidak bisa mengabaikan visi tentang jembatan yang ada di benaknya itu. Dia merenungi ide itu sepanjang waktu dan di dasar hati yang paling dalam mengertilah ia bahwa hal itu suatu yang mungkin dilakukan. Dia bertukar pikiran tentang mimpinya itu dengan orang lain. Setelah banyak berdiskusi dan persuasi dia berhasil meyakinkan anaknya yang bernama Washington, seorang insinyur masa depan, bahwa jembatan itu sungguh mungkin dibangun.

25


Bekerjasama untuk pertama kalinya, ayah dan anak tersebut mengembangkan konsep bagaimana jembatan itu dapat dibangun dan bagaimana kendala dapat diatasi. Dengan inspirasi dan kebahagian besar serta keberanian akan tantangan keras di hadapan mereka, mereka menyewa krew dan mulai membangun jembatan impian mereka itu. Projek tersebut berjalan lancar namun baru dua bulan berjalan, terjadi peristiwa tragis di tempat itu John Roebling tewas. Washington terluka dan urat syarafnya rusak, yang mengakibatkannya tidak mampu berjalan atau berbicara bahkan bergerak. “Kami sudah mengatakan kepada mereka demikian� “Orang gila dengan mimpi gilanya.� “Merupakan kebodohan untuk mengejar visi yang tidak bertanggung jawab.� Semua orang mengungkapkan komentar negatif agar projek tersebut dihapus karena hanya keluarga Roebling yang mengerti bagaimana jembatan itu dibangun. Meskipun cacat Wahington tidak pernah putus asa dan masih memiliki cita-cita terpendam untuk menyelesaikan jembatan itu dan otaknya masih setajam sebelumnya. Dia berupaya mengispirasi dan memberi semangatnya kepada beberapa temannya, namun mereka takut dengan tugas itu. Saat ia berbaring di tempat tidur di ruang rumah sakit, melalui sinar matahai yang menembus jendela, angin sepoi berhembus meniup bagian jendela dan sesaat dia dapat melihat langit dan puncak pepohonan di luar. Tampaknya ada pesan buatnya agar tidak menyerah. Tiba-tiba sebuah ide menghentaknya. Apa yang dapat dilakukannya adalah menggerakkan sebuah jari dan dia memutuskan agar memanfaatkan jari itu sebaik-baiknya. Dengan menggerakan ini, perlahan dia mengembangkan kode komunikasi dengan sang isteri. Disentuhnya lengan sang isteri dengan jari itu, yang menandakan kepadanya bahwa dia mengharapkannya untuk menghubungi para insinyur lagi. Lalu dia menggunakan rumus yang sama dengan menarik lengannya untuk mengatakan kepada para insinyur apa yang dilakukan. Nampak bodoh namun projek itu dikerjakan kembali. Selama 13 tahun Washington mengetukkan perintah dengan jarinya pada lengan sang isteri hingga jembatan itu akhirnya selesai. Kini jembatan spektakuler Brooklyn berdiri megah sebagai penghormatan kemenangan terhadap semangat dan kegigihan seseorang yang tidak terkalahkan oleh kondisi. Ini juga merupakan penghargaan kepada para insinyur dan tim kerja mereka, dan juga therhadap perjuangan dalam diri seseorang yang dianggap gila oleh sebagaian dunia. Jembatan itu berdiri juga sebagai monumen kasih sayang dan kesetiaan isterinya yang dengan sabar selama 13 tahun membuat sandi dari sang suami dan mengatakannya kepada para insinyur apa yang harus diperbuat. Mungkin ini merupakan salah satu contoh terbaik terhadap sikap yang tidak pernah menyerah, yang mengalahkan rintangan fisik untuk meraih prestasi yang tidak mungkin. Kerapkali kita menghadapi rintangan dalam hidup kita hari demi hari, rintangan kita begitu kecil bila diukur dengan yang dihadapi oleh kebanyakan orang. Jembatan Broklyn memperlihatkan kita bahwa mimpi yang nampak mustahil dapat direalisasikan dengan keteguhan dan ketekunan tanpa peduli dengan kemungkinan-kemungkinan.

26


Dengan keteguhan dan ketekunan, mimpi yang tinggi sekalipun dapat direalisasikan.

SEBUAH POT RETAK Dahulu, hiduplah seorang pembawa air di India. Ia memiliki dua pot besar yang masing-masing tergantung di ujung kayu yang dipikulnya. Salah satu pot itu memiliki retak dan pot yang lainnya sempurna dan senantiasa memberikan air penuh di akhir perjalanan; dari sungai ke rumah pemiliknya. Pot retak tiba dengan setengah air. Selama dua tahun penuh hal ini berlangsung setiap hari, dengan wadah yang hanya memberikan satu setengah pot air kepada pemiliknya. Tentu saja, pot yang sempurna itu bangga terhadap prestasinya. Sempurna hingga akhir di mana ia dibuat. Namun pot retak yang malang itu merasa malu karena ketidaksempurnaannya, malu bahwa ia hanya melakukan separuh dari apa yang seharusnya dilakukan. Setelah dua tahun merasa gagal, suatu hari di tepi sungai pot retak itu berbicara kepada si pembawa air. ”Aku malu dengan diriku dan ingin minta maaf padamu.” ”Mengapa?” Tanya si pembawa air. ”Apa yang membuatmu malu?” ”Selama dua tahun belakangan, aku hanya memberi setengah bebanku. Karena retak bagian sisiku mengakibatkan air keluar sepanjang perjalanan pulang ke rumah tuanmu. Karena cacatku itu, kamu harus mengerjakan semua tugas ini dan kamu tidak memperoleh bayaran penuh dari usahamu, Kata pot itu. Pembawa air merasa sedih dengan pot tua yang retak itu dan dengan kasih sayangnya dia berkata, ”Sekembalinya kita ke rumah tuan, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah sepanjang jalan yang kita lewati.” Tentu, saat mereka menaiki bukit, pot tua yang retak itu memperhatikan matahari yang menghangatkan bunga-bunga liar di sisi jalan- dan ini membahagiakan bunga itu. Namun di ujung jalan setapak, pot itu masih merasa tidak enak karena ia mengeluarkan separuh bebannya, dan begitulah kembali ia minta maaf kepada pembawa air itu karena kegagalannya. Pembawa air itu berkata pada pot, ”Apakah kamu memperhatikan bahwa bunga-bunga itu hanya berada di sisi jalan kamu, bukan di sisi pot yang lain? Oleh karena itu sadarilah selalu tentang cacatmu itu, aku mendapatkan manfaat darinya. Aku menumbuhkan benih bunga di tepi jalanmu, dan setiap hari saat kita kembali dari sungai, kamu telah menyirami bunga-bunga itu. Selama dua tahun aku telah memetik bunga-bunga cantik ini untuk mendekor meja tuanku. Tanpa kamu sebagaimana adanya, tuanku tidak akan mendapatkan keindahan ini untuk kemewahan rumahnya. ”Masing-masig kita memiliki kekurangan. Namun kekurangan dan cacat yang kita milikilah yang membuat kehidupan bersama itu menjadi begitu menarik. Maka terimalah setiap orang dengan apa adanya dan lihatlah kebaikan di dalamnya.”

27


TUHAN ITU ADA Seorang laki-laki selalu pergi ke tempat pangkas untuk mencukur rambut dan jenggotnya. Ia mulai percakapan menarik dengan tukang cukur yang mengurusnya. Mereka bercakap-cakap tentang banyak hal dengan topik yang beragam. Tiba-tiba saja mereka berbicara mengenai Tuhan. Tukang cukur berkata: “Lihat bung, aku tidak percaya bahwa Tuhan itu ada sebagaimana yang kamu katakan. “Mengapa kamu berkata begitu?” Tanya si Pelanggan Ok, ini sangat mudah; keluarlah ke jalan untuk membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakanlah padaku, bila Tuhan itu ada, mengapa banyak orang sakit? Mengapa anak-anak terbuang? Bila Tuhan itu ada, tidak akan ada lagi kesedihan dan penderitaan. “Menurutku tidaklah disebut Tuhan yang membiarkan semua ini.” Sang pelanggan diam untuk sejenak berpikir namun dia tidak ingin menjawab untuk menghindari perdebatan. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si pelanggan keluar dari tempat pangkas rambut itu. Persis setelah dia keluar dari tempat pangkas rambut itu, dia mlihat seseorang berambut dan jenggot (sepertinya rambut dan jenggot tersebut telah lama dibiarkan dan dia tampak lusuh). Kemudian pelanggan kembali memasuki tempat pangkas rambut itu dan dia berkata kepada tukang cukur: “Tahu mengapa? Tukang cukur tidak ada. “Bagaimana bisa tidak ada?” Tanya si Pencukur. “Baiklah, aku di sini dan aku tukang cukur. “Tidak!” Teriak pelanggan itu. “Tukang cukur itu tidak ada sebab kalau mereka ada tidak ada orang berambut dan berjenggot panjang seperti orang yang berjalan di jalan itu.” “Ah, si tukang cukur itu sungguh ada, apa yang terjadi adalah bahwa orang tidak bertandang kepada kita.” Sungguh!” tegas pelanggan. “Itulah intinya. Tuhan itu sungguh ada, apa yang terjadi adalah manusia yang tidak mendatangi dan tidak mencari-Nya sehingga terjadilah banyak kesulitan dan penderitaan di dunia.”

SEORANG ANAK DENGAN KEIMANAN YANG KUAT Syaikh Fath Al-Mowsily menceritakan, suatu saat aku melihat anak laki-laki muda berjalan menelusuri hutan. Tampaknya dia sedang mengucap beberapa kalimat. Aku menyapanya dengan ucapan salam dan dia menjawab dengan tepat. Aku bertanya, “Mau ke mana kamu?” Dia menjawab ketus, “Ke rumah Allah (Makkah).” Aku bertanya lagi, “Apa yang kamu ucapkan?” “Al-Qur’an” Jawabnya. Aku menjawab, “Kamu masih muda, tidak wajib melaksanakannya. Ia berkata, ”Aku sudah menyaksikan kematian yang menghampiri orang berusia lebih muda dari aku dan oleh sebab itu aku ingin bersiap-siap bila kematian mengetuk pintu aku.” ”Dengan 28


terkejut aku menjawab, “Langkah kamu itu pendek dan tujuan kamu sangat jauh.” Dia menjawab, “Tugas aku adalah melangkah dan tanggung jawab Allah membawa aku hingga sampai ke tujuan.” Aku melanjutkan bertanya, “Mana perbekalan dan kendaraan kamu?” “Dia menjawab, “Keyakinan adalah perbekalanku dan kaki adalah kendaraanku.” Aku menegaskan, “Aku mau bertanya kepada kamu mengenai roti dan air.” Ia menjawab! “Wahai Shaikh jika seseorang mengundangmu ke rumahnya, apakah pantas jika membawa makanan sendiri?” Aku berucap,“Tidak!” “Seperti itulah, Tuhanku mengundang hamba-Nya ke rumahnya, keimanan yang lemah saja yang membuat kita membawa perbekalan. Meskipun begini, apakah menurut kamu Allah akan membiarkan aku membuang-buang waktu?” “Tidak” Jawab aku. Lalu dia pergi. Beberapa saat kemudian aku melihatnya di Makkah. Dia mendekati aku dan berkata, “Wahai Syaikh apakah kamu masih lemah iman?” Sumber: cerita dari orang saleh oleh Shaikh Ahmad Ali.

CERITA YANG SANGAT MENAKJUBKAN Ia teringat nasihat neneknya tentang shalat tepat waktu: “Anakku, kamu tidak boleh meninggalkan shalat di usiamu sekarang ini.” Usia neneknya 70 tahun; kapan saja dia mendengar adzan, dia bangun seperti busur dan melakukan shalat. Namun anak itu tidak dapat mengalahkan egonya untuk bangun pagi dan shalat. Dari semua yang dikerjakan, shalatnya selalu dikerjakan belakangan dan berdoa dengan tergesa-gesa agar pekerjaannya tepat waktu. Karena hal ini, dia bangun dan sadar bahwa hanya tersisa 15 menit sebelum shalat isya. Dengan cepat ia berwudhu dan melaksanakan shalat maghrib. Sementara sedang bertasbih, dia kembali mengingat nasihat neneknya dan menyesal dengan cara shalat yang ia lakukan. Neneknya melaksanakan shalat dengan sangat tenang dan damai. Dia mulai berdoa, bersujud dan diam dengan posisi seperti itu sesaat. Dia berada di sekolah seharian dan sangat letih dan letih. Tiba-tiba dia terbangun oleh suara bising dan teriakan. Dia berkeringat. Dia melihat ke sekeliling. Sangat ramai. Setiap arah yang dilihatnya penuh dengan manusia. Beberapa di antara mereka berdiri ketakutan sambil melihat ke sekeliling, beberapa orang berlarian ke kanan dan kiri, beberapa di antara mereka berjongkok dengan memegangi kepala sambil menunggu-nunggu. Keprihatinan dan rasa takut yang alami merasuk ke dalam dirinya saat menyadari di mana dia berada. Hatinya hampir meledak. Itu merupakan hari kiamat. Saat dia hidup, dia mendengar banyak hal tentang pertanyaan di hari kiamat, tetapi itu dulu. Apakah ini merupakan hasil pikirannya? Tidak, menunggu dan rasa cemas itu begitu besar sehingga dia tidak bisa membayangkannya. Interogasi masih berlangsung. Dia mulai bergerak dengan bingung dari orang yang satu kepada orang yang lain untuk bertanya apakah namanya sudah dipanggil. Tidak seorangpun menjawab. Tiba-tiba namanya dipanggil dan kerumunan orang terbagi dua lalu membuat jalan untuknya. Dua orang merangkul tangannya dan membiarkannya maju. Dia berjalan melewati kerumunan tanpa melihat. Malaikat membawanya ke tengah dan meninggalkannya di sana. Kepalanya membungkuk dan seluruh hidupnya lewat di hadapannya seperti film. Dia membuka mata namun hanya dunia lain 29


yang dilihatnya. Manusia seluruhnya saling membantu satu sama lain. Dia melihat ayahnya berlarian dari satu tempat ke tempat lain, yang menghabiskan kekayaannya di jalan islam. Ibunya mengundang para tamu ke rumah mereka dan satu meja sudah dipesan dan yang lain masih kosong. Ia menjelaskan persoalannya itu; ”Aku juga selalu berada di jalan ini. Aku membantu orang lain. Aku membaca firman Allah. Aku melakukan shalat. Aku berpuasa di bulan Ramadhan. Apa saja yang Allah perintahkan kepada kami, aku lakukan. Apa saja yang dilarang-Nya aku tinggalkan.” Mulailah ia menangis dan menghitung-hitung seberapa besar ia mencintai Allah. Dia menyadari bahwa apa saja yang ia lakukan dalam hidupnya sangat sedikit terhadap hak Allah satu-satunya Pelindung. Dia berkeringat tidak seperti biasanya dan membasuh semua bagian tubuhnya. Matanya diperiksa, sambil menunggu keputusan akhir. Akhirnya, keputusan dibuat. Dua malaikat dengan lembaran kertas di tangannya, kembali ke kerumunan. Kakinya tampak seperti akan jatuh. Dia memejamkan matanya saat mereka mulai membacakan nama-nama mereka yang akan masuk neraka. Namanya disebut pertama. Dia menunduk dan berteriak bahwa ini tidak mungkin, bagaimana mungkin aku masuk neraka? “Aku melayani orang-orang dalam seluruh hidup aku. Aku mengajarkan firman Allah kepada orang lain.” Matanya lebam dan dipenuhi keringat. Dua malaikat mengangkatnya. Saat kakinya menyentuh, mereka menuju kerumunan dan menuju jilatan api jahannam. Dia berteriak dan bingung - mungkinkah ada seseorang yang akan menolongnya. Dia berteriak tentang perbuatan baik yang telah dia lakukan; bagaimana dia telah membantu ayahnya, puasanya, shalatnya, Qur’an yang dibacanya; dia bertanya mengapa tidak seorangpun mau menolongnya. Malaikat Jahannam terus menyeretnya. Mereka semakin dekat dengan api neraka. Dia menatap ke belakang dan inilah kebahagiannya yang terakhir. Bukankah Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana bersihnya seseorang yang mandi di sebuah sungai lima kali sehari- begitu jugalah shalat yang dilakukan lima kali, membersihkan seseorang dari dosa-dosanya?” Dia mulai berteriak, shalatku? Shalatku? Shalatku? Dua malaikat itu tidak berhenti dan mereka sampai di tepi jurang neraka jahanam. Nyala api membakar wajahnya. Sesekali dia melihat ke belakang, namun matanya kering harapan dan dia tidak memiliki apa apa lagi. Salah satu malaikat memaksanya masuk. Didapati dirinya melayang di udara dan jatuh menuju api. Dia terjatuh dari ketinggian lima atau enam kaki saat sebuah tangan merangkul dan menariknya kembali. Dia mengangkat kepalanya dan melihat seorang laki-laki tua dengan jenggot putih panjang. Dia membersihkan kotoran dari orang itu dan bertanya, “Siapa kamu?” Orang tua itu menjawab, “Aku ini shalatmu.” “Mengapa kamu datang terlambat! Aku hampir saja terbakar! Kamu menyelamatkanku di menit-menit terakhir sebelum aku terjatuh ke dalamnya.” Laki-laki tua itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Kamu selalu mengerjakan “aku” di menit terakhir, lupakah kamu? Seketika itu, serta merta dia mengangkat kepalanya dari sajadah. Dia berkeringat. Dia mendengarkan suara yang datang dari luar. Dia mendengar suara adzan untuk shalat isya. Dia segera bangun dan mengambil wudhu. “Shalatlah sebelum kamu dishalatkan”

30


KATA-KATA DAN PERBUATAN HARUSLAH SAMA Dahulu, ada seorang anak laki-laki yang suka makan gula-gula. Ia selau meminta gula-gula kepada ayahnya. Ayahnya adalah orang miskin. Ia tidak bisa selalu membelikan gula-gula untuk anaknya. Tetapi anak kecil itu tidak mengerti masalah itu, ia meminta gula-gula sepanjang waktu. Ayah anak laki-laki itu berpikir keras bagaimana cara menghentikan anaknya yang meminta begitu banyak gula-gula. Ia memutuskan untuk membawa anaknya kepada orang hebat yang tinggal tidak jauh. Ayah anak itu mempunyai ide. Dia memutuskan untuk mengajak anak itu kepada orang hebat yang mungkin sanggup membujuk anak tersebut berhenti meminta permen sepanjang hari. Anak laki-laki dan ayahnya pergi menemui orang hebat itu. Ayahnya berkata kepada orang saleh, “Wahai orang hebat, bisakah kamu membujuk anakku untuk berhenti meminta gula-gula yang tidak bisa aku berikan?” Orang hebat itu kesulitan, karena ia juga menyukai gula-gula. Bagaimana bisa ia meminta anak kecil itu untuk berhenti memakan gula-gula? Orang saleh itu bilang kepada ayahnya untuk membawa anaknya kembali satu bulan kemudian. Selama bulan itu, orang saleh itu berhenti memakan gula-gula, dan saat anak dan ayahnya kembali setelah satu bulan, orang saleh berkata kepada anak kecil itu “Anakku sayang, sudikah kamu berhenti meminta gula-gula yang ayahmu tidak bisa berikan untukmu?” Setelah itu, anak kecil itu berhenti meminta gula-gula. Ayahnya bertanya kepada orang saleh itu, ”Mengapa kamu tidak meminta anakku untuk berhenti meminta gula-gula saat kami datang padamu sebulan yang lalu?” Orang saleh menjawab, “Bagaimana bisa aku meminta anakmu untuk tidak meminta gula-gula saat aku juga menyukai gula-gula. Bulan yang lalu aku sudah berhenti memakan gula-gula.” Contoh seseorang itu lebih kuat daripada kata-katanya. Ketika kita meminta seseorang untuk melakukan sesuatu, kita harus melakukannya terlebih dahulu. Seharusnya kita tidak meminta orang lain melakukan apa yang tidak kita kerjakan. “Yakinlah selalu bahwa perbuatan dan kata-katamu itu sama.”

KAMU LEBIH BERHARGA DARIPADA INTAN DAN MUTIARA Masa lalu mengingatkanku kembali, aku memakai tank top kecil berwarna putih dan sebuah rok pendek berwarna hitam. Aku adalah pemeluk Islam ortodoks, jadi aku tidak pernah sebelumnya memakai pakaian terbuka di saat ayahku ada. Ketika akhirnya kami tiba, sang sopir mengantarkan adik perempuanku, Laila, dan aku ke ruang ayahku. Seperti biasa, ayahku bersembunyi di balik pintu menunggu untuk mengagetkan kami. Kami saling berpelukan dan mencium sebanyak mungkin dalam satu hari itu. Ayahku mengajak kami melihat pemandangan yang indah. Kemudian ia mendudukanku di pangkuannya dan berkata sesuatu yang aku tidak akan pernah melupakannya. 31


Ia memandangku tepat ke arah mataku dan berkata, “Hana, semua yang Tuhan jadikan “BERNILAI” di dunia ini tertutupi dan TIDAK MUDAH didapat. Di mana kamu menemukan berlian? Jauh di bawah tanah tertutupi dan terlindungi. Di mana kamu menemukan mutiara? Jauh di dasar lautan tertutupi dan terlindungi di karang yang indah. Di mana kamu menemukan emas? Jauh di dalam pertambangan, tertutup oleh lapisan bebatuan. Kamu harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Dia menatapku serius. “Tubuhmu masih suci. Kamu jauh lebih berharga dibangingkan dengan berlian dan mutiara dan kamu harus tertutupi juga.” Sumber: lebih dari seorang pahlawan: pelajaran kehidupan Muhammad Ali kepada mata anak perempuannya. *Tank top: baju tanpa lengan yang memperlihatkan tubuh si pemakainya.

KIJANG BERMATA SATU Seekor kijang betina mengalami kemalangan dengan kehilangan satu matanya dan tidak bisa melihat apapun yang mendekatinya. Sehingga untuk menghindari segala bahaya, ia makan di atas jurang terjal di dekat laut dengan pendengaran yang dipakainya untuk melihat ke daratan. Dengan cara inilah dia bisa melihat kapanpun pemburu mendekatinya di darat dan bahkan melarikan diri dengan cara ini. Tetapi sang pemburu mendapati bahwa sebelah mata kijang itu buta, dan ia menyewa sebuah perahu dayung yang dilabuhkan di bawah jurang di mana biasanya kijang itu makan dan menembaknya dari laut. “Ah” teriak kijang dengan suara kematiannya. “Kamu tidak bisa melarikan diri dari takdirmu”

BEBASNYA BURUNG SANGKAR Dahulu kala, hiduplah seekor burung dalam sebuah sangkar yang bernyanyi untuk sang saudagar pemiliknya. Dia merasa senang dinyanyikan pagi dan malam, dan karena sangat mencintai burung itu dia menyediakan air di sebuah gelas yang terbuat dari emas. Sebelum dia berangkat untuk perjalanan bisnis, dia bertanya kepada burung itu apakah dia mempunyai keinginan: ”Aku akan pergi ke hutan di mana kamu dilahirkan, bertemu dengan burung-burung di tempat lamamu. Pesan apa yang harus kusampaikan buat mereka? Burung berkata, ”Katakan kepada mereka bahwa di sini aku sungguh sedih berada dalam sebuah sangkar sambil menyanyikan lagu tawananku. Siang dan malam, hatiku sangat sedih. Aku berharap hal ini tidak berlangsung lama sebelum aku melihat teman-temanku lagi dan terbang bebas melintasi pepohonan. Bawakanlah aku sebuah pesan dari hutan yang indah yang membuat hatiku lega. Oh, aku merindukan kekasihku, terbang bersamanya dan mengepakkan sayapku. Hingga saat itu tidak ada lagi bahagia buatku, dan aku terputus dari semua kehidupan yang indah” Saudagar itu berjalan-jalan di atas keledainya melintasi hutan yang lebat. Dia mendengar nyanyian beragam burung. Ketika saudagar itu sampai di hutan di mana burungnya berasal, dia 32


berhenti, membalikkan tutup kepalanya, dan berkata,”Wahai burung! Salam buat kamu semua dari burung cantikku yang terkunci di sebuah sangkar. Dia mengirimkan kabar cintanya untuk kalian dan ingin menceritakan kesedihannya. Dia meminta jawaban yang akan menyenangkan hatinya. Rasa cintaku menjaganya dengan batang jeruji yang mengelilinginya. Dia ingin bergabung dengan kekasihnya dan menyanyikan nyanyian melalui udara dengan hati yang bebas, tetapi aku akan merindukan nyanyian indahnya dan tidak bisa melepaskannya” Semua burung mendengarkan perkataan sang saudagar itu. Tiba-tiba satu burung menjerit dan jatuh dari sebuah batang pohon ke tanah. Saudagar itu diam di tempat di mana dia berdiri. Tidak ada yang bisa mengejutkannya lebih dari perbuatan burung ini. Satu burung jatuh dan mati! Saudagar itu melanjutkan perjalanan ke kota dan menjual dagangannya. Akhirnya dia kembali menuju rumahnya. Sang saudagar tidak tahu apa yang harus diceritakan kepada burungnya bila dia bertanya pesan apa yang dia bawa. Dia berdiri di depan sangkarnya dan berkata, ”Oh, tidak ada yang perlu dikatakan, tidak. ”Burung itu menangis, ”Aku harus tahu segera.” Aku tidak tahu apa yang terjadi, kata saudagar.”Aku sampaikan pesanmu kepada mereka. Lalu, satu di antara mereka terjatuh dan mati.” Tiba-tiba burung saudagar itu mengeluarkan jeritan yang begitu keras dan menundukkan kepalanya ke dasar sangkar. Saudagar itu terkejut. Dia menangis putus asa, ”Oh, apa yang telah aku lakukan?” Dia menangis, ”Apa yang telah aku lakukan? Sekarang hidupku tidak ada artinya. Bulanku pergi dan begitu pula matahariku. Sekarang burung milikku mati.” Dia membuka pintu sangkar, menjangkau ke dalam dan mengambil burung itu dengan lemah lembut dan hati-hati. ”Aku akan menguburnya sekarang, ”Dia berkata, ”Kematian itu sesuatu yang menyedihkan.” Tiba-tiba, saat mengangkat burung itu keluar sangkar, dia menukik, terbang keluar jendela dan mendarat di dekat landai atap. Dia kembali kepada sang saudagar dan berkata, ”Terima kasih, tuan saudagar yang telah menyampaikan pesanku. Jawaban burung itu mengajarkanku bagaimana memperoleh kebebasanku. Semua yang aku lakukan adalah pura-pura mati. Aku memperoleh kebebasanku dengan mati.” ”Jadi sekarang aku terbang menuju kekasihku yang menungguku. Selamat tinggal, selamat tinggal mantan tuanku.” ”Burungku sangat bijak; dia mengajarku sebuah rahasia,” Saudagar itu menggambarkan. ”Jika kamu ingin bersama dengan seseorang yang kamu cintai, kamu harus siap memberi apapun, bahkan kehidupan itu sendiri. Dan kemudian, bersama Allah, kamu akan memenangkan keinginan hatimu.”

TIGA ORANG BIJAK Suatu hari beberapa orang bijak yang baru saja akan berangkat menuju kota berusaha menemukan sebuah jawaban dari pertanyaannya di masanya itu, mendatangi wilayah Nasruddin dan bertanya agar mengetahui siapa orang yang paling bijak di tempat itu. Nasruddin ke depan, dan kerumunan orang banyak berkumpul untuk mendengarkan.

33


Orang bijak pertama mulai bertanya, ”Dimana pusat dunia?” ”Itu di bawah tumit kananku,”Jawab Nasruddin. ”Bagaimana bisa kamu membuktikan itu?”Tanya laki-laki bijak pertama itu. ”Jika kamu tidak percaya padaku,”Jawab Nasruddin, ”Ukur dan lihat.” Orang bijak pertama itu tidak bisa menjawab, kemudian orang bijak kedua menanyakan pertanyaannya. ”Berapa banyak bintang di langit?”Kata dia. ”Sebanyak rambut keledaiku,”Jawab Nasruddin. ”Bukti apa yang kamu peroleh dari itu?”Tanya orang bijak kedua. ”Jika kamu tidak percaya padaku,” Jawab Nasruddin, ”Hitung rambut keledaiku dan kamu akan mengerti.” ”Itu kata-kata bodoh,” Kata yang lain. ”Bagaimana mungkin menghitung satu per satu bulu seekor keledai itu?” ”Bagus,” Jawab Nasruddin, ”Bagaimana mungkin manusia menghitung bintang di langit? Bila yang satu merupakan kata-kata bodoh, begitu juga kata-kata yang lainnya. ”Orang bijak kedua itu terdiam. Orang bijak ketiga merasa jengkel dengan Narudin dan jawabannya, lalu dia berkata, ”Sepertinya kamu mengetahui banyak mengenai keledaimu, lalu bisakah kamu menceritakan padaku berapa banyak bulu yang ada di ekornya?” ”Ya,” Jawab Nasruddin. ”Jumlah bulu itu sama persis dengan banyak rambut yang terdapat di jenggot kamu.” ”Bagaimana bisa kamu membuktikan itu?” Kata yang lain. ”Aku bisa membuktikannya dengan mudah, ”Jawab Nasruddin. ”Kamu bisa mencabut satu bulu ekor keledaiku untuk setiap rambut yang aku cabut dari jenggotmu. Jika bulu ekor keledai aku tidak berakhir tepat pada waktu yang sama dengan rambut di jenggot kamu, aku akan mangakui salah.” Tentu saja, orang bijak ketiga itu tidak mau melakukan hal ini, lalu kerumunan orang banyak itu mendeklarasikan Nasruddin sebagai pemenang dalam perdebatan hari ini.

KUBURAN TUA Suatu hari, Nasruddin berkata kepada temannya: ”Jika Aku mati, kuburlah aku di kuburan tua.” ”Mengapa”,Tanya temannya. ”Karena”, Dia menjawab, ”Jika malaikat datang, aku akan katakan

34


kepada mereka bahwa aku meninggal beberapa tahun lalu dan telah ditanyai setelah itu malaikat akan pulang.”

LAKI-LAKI CERDAS Seorang laki-laki dan keledainya membawa dua karung gandum berjalan menuju pasar. Tidak lama kemudian dia merasa lelah dan mereka beristirahat di bawah pohon. Ketika terbangun dari tidur dia tidak melihat keledainya dan mulai mencari di mana saja. Di perjalanan dia bertemu seorang laki-laki, dia bertanya kepada laki-laki itu, ”Apakah kamu melihat keledaiku?” Laki-laki itu menjawab, ”Apakah mata sebelah kirinya itu buta, kaki kanannya pincang dan apakah dia membawa gandum?” Laki-laki itu senang dan berkata, ”Iya, betul! Dimana kamu melihatnya?” Laki-laki itu menjawab, ”Aku tidak melihatnya.” Hal ini membuat laki-laki itu marah dan dia membawa anak itu menuju kepala desa untuk sebuah hukuman. Hakim bertanya, ”Wahai pemuda, jika kamu tidak melihat keledai itu, bagaimana bisa kamu menggambarkannya?” Laki-laki itu menjawab, ”Aku melihat jejak seekor keledai dan di sisi jejak kiri dan kanannya berbeda. Aku mengerti bahwa keledai yang lewat itu pincang. Dan rumput di sisi sebelah kanan jalan dimakan tetapi rumput di sebelah kiri tidak. Dari situ aku mengerti bahwa mata sebelah kirinya buta. Disana biji gandum bertaburan di tanah dan aku tahu bahwa keledai itu pasti membawa gandum. Hakim memahami kepandaian laki-laki itu dan memerintahkan laki-laki pemilik keledai itu untuk memaafkannya. ”Cerita ini mengajarkan kepada kita agar tidak terburu-buru menghakimi orang.”

PEDAGANG DAN KELEDAI Di pagi musim semi yang indah, seorang pedagang membebani keledainya dengan sekarung garam menuju pasar untuk menjualnya. Pedagang dan keledainya berjalan bersama sepanjang jalan itu. Tidak jauh berjalan mereka tiba di sebuah sungai. Namun disayangkan, keledai itu tergelincir dan jatuh ke dalam sungai dan tas berisi garam yang ada di punggungnya itu mencair. Tidak ada yang dapat dilakukan pedagang itu kecuali kembali ke rumah dan membebani keledainya dengan karung berisi garam yang lebih banyak. Saat mereka tiba di tepi sungai yang licin, kini dengan sengaja, keledai itu jatuh ke dalam sungai dan kembali mengosongkan semua karung garam di punggungnya. Pedagang itu dengan cepat mengetahui siasat sang keledai. Lalu sang pedagang pulang lagi namun membebani sang keledai dengan karung berisi sepon. Tipu muslihat keledai yang bodoh itu berjalan seperti sedia kala. Pada saat tiba di sungai sang keledai kembali jatuh ke dalam air. Tetapi beban itu bukan menjadi ringan tetapi justeru menjadi lebih berat.

35


SEMUT DAN BELALANG Suatu hari di pertengahan musim dingin sekelompok semut sibuk mengeringkan butir jagung yang lembab selama cuaca musim gugur itu. Seekor belalang yang hampir mati karena dingin dan lapar, datang menemui salah satu semut. ”Berilah aku satu atau dua butir dari gudang jagungmu untuk menyelamatkan hidupku, ”Katanya singkat. ”Kami bekerja pagi dan malam untuk memperoleh jagung ini. Mengapa aku harus memberikannya kepada kamu?” Tanya semut itu agak marah. ”Apa saja yang kamu kerjakan di sepanjang musim panas di waktu seharusnya kamu mengumpulkan makananmu? Aku tidak mempunyai waktu untuk hal itu, kata belalang. ”Aku terlalu sibuk bernyanyi sambil membawa jagung itu.” Semut itu tertawa kasar. ”Kalau begitu, bernyanyi saja di sepanjang musim dingin,” Katanya. Tanpa banyak kata diapun kembali bekerja. ”Islam mengajarkan bahwa kita harus membantu yang kurang beruntung. Namun islam juga mengajarkan bahwa kita harus bekerja keras dan tidak bergantung dari belas kasih orang lain untuk kebutuhan hidup kita sehari-hari.”

TERJEBAK DI BATANG POHON Dahulu kala, hiduplah seekor serigala lapar yang sedang mencari sesuatu yang didengarnya. Dia sangat lapar. Tidak peduli sekeras apapun dia berusaha, serigala tidak mendapati makanan. Akhirnya dia menuju tepi hutan dan mencari makan di sana. Tiba-tiba dia melihat sebuah pohon besar berlubang. Di dalam lubang itu ada sebuah bungkusan. Rubah lapar itu langsung berpikir bahwa mungkin saja ada makanan di dalamnya. Dia sangat senang. Dia melompat ke dalam lubang dan saat dia membuka bungkusan itu, dia melihat ada banyak makanan seperti roti, daging dan buah di dalamnya! Seorang penebang kayu tua menempatkan makanannya di batang pohon pada saat dia menebang pohon di hutan. Dia mau menyantap makan siangnya. Dengan bahagia, Rubah itu mulai makan. Setelah rubah itu selesai makan, dia merasa haus dan memutuskan untuk meninggalkan batang pohon itu dan minum dari sebuah mata air terdekat. Namun, tidak peduli begitu keras upayanya, dia tidak berhasil keluar dari lubang itu. Tahukah kamu mengapa? Ya, Rubah itu telah memakan makanan sangat banyak dan dia menjadi terlalu besar untuk keluar dari lubang. Rubah itu sangat sedih dan kecewa. Dia berkata kepada dirinya, "Bila saja aku sedikit berpikir sebelum melompat ke dalam lubang." Betul anak-anak, inilah hasil bila melakukan sesuatu tanpa berpikir terlebih dulu.

36


KUCING DAN AYAM Zaman dahulu kala di Afrika, ayam jago memerintah kucing. Kucing bekerja keras sepanjang hari dan di waktu malam mereka harus membawa dan mengumpulkan semua yang mereka peroleh untuk ayam. Sang raja ayam itu hendak mengambil semua makanan untuk dirinya dan ayam lain. Para ayam suka memakan semut. Kemudian, setiap kucing memakai kantung di lehernya, yang penuh dengan semut untuk sang Raja ayam. Kucing tidak senang dengan kondisi itu. Mereka ingin memisahkan diri dari raja agar makanan yang telah mereka kumpulkan melalui kerja keras dan susah payah akan menjadi milik mereka sendiri. Tetapi, mereka takut kepada ayam-ayam itu. Ayam telah mengatakan kepada kucing bahwa balung ayam terbuat dari api dan api itu bisa membakar siapa saja yang tidak mematuhi mereka. Kucing mempercayai mereka dan karena itu bekerja untuk ayam dari pagi hingga malam. Suatu malam, api di dalam rumah ibu kucing padam. Ia mengatakan kepada anaknya, Fluffy untuk membawa api dari rumah bapak ayam. Ketika Fluffy pergi ke rumah sang ayam, ia melihat bahwa si bapak ayam sedang tertidur lelap, perutnya buncit karena semut-semut yang ia telan. Anak kucing itu takut membangunkan ayam itu. Lalu, ia kembali ke rumahnya dengan tangan kosong dan mengatakan kepada ibunya apa yang telah terjadi. Ibu kucing berkata, ”Sekarang sang ayam tertidur, kumpulkan beberapa ranting kering dan letakan di dekat balungnya. Setelah ranting itu terbakar, bawalah segera pulang.” Fluffy mengumpulkan beberapa ranting kering dan membawanya ke rumah sang ayam, sang ayam masih tertidur. Dengan penuh rasa takut Fluffy menaruh ranting kering di dekat balung sang ayam, tetapi sia-sia. Ranting-ranting itu tidak terbakar. Fluffy menggosok-gosokan ranting pada balung ayam itu lagi, tetapi sia-sia dan ranting itu tidak terbakar. Fluffy kembali ke rumah tanpa api itu dan bercerita kepada ibunya. “Balung ayam tidak bisa membakar ranting-ranting itu”. Ibu kucing menjawab, ”Mengapa kamu tidak bisa mengerjakan segalanya dengan benar! Ayo ikut aku, aku akan tunjukkan bagaimana cara membuat api dengan balung ayam.” Kemudian, mereka pergi bersama ke rumah sang ayam. Sang ayam masih tertidur. Ibu kucing menaruh ranting-ranting itu sedekat mungkin ke balung ayam. Tetapi ranting-ranting itu tidak terbakar. Kemudian dengan rasa takut ia menggoyangkannya. Ia menaruh cakarnya di dekat balung ayam itu dan dengan perlahan menyentuhnya. Ia terkejut, ternyata balung itu tidak panas, balung itu sangat dingin dan balung itu hanya berwarna merah. Segeralah ibu kucing mengetahui bahwa ayam telah berbohong kepada kucing tentang balungnya itu, dia keluar dengan bahagia dan memberitahukan kepada kucing lain mengenai tipu daya ayam itu. Sejak hari itu, para kucing tidak lagi bekerja keras untuk ayam-ayam itu. Awalnya, raja ayam menjadi sangat marah dan berkata kepada kucing; ”Aku akan membakar semua rumah kalian jika kalian tidak bekerja untukku” 37


Tetapi kucing berkata, ”Balungmu tidak terbuat dari api. Itu hanya warna api. Kami menyentuhnya saat kamu tertidur. Kamu berbohong kepada kami.” Bila raja ayam mengetahui bahwa kucing sudah tahu kalau ayam telah berdusta, dia akan melarikan diri. Kini kapan saja ayam melihat kucing, ayam melarikan diri, karena itulah hingga kini mereka takut kepada kucing.

MAWAR YANG SOMBONG Di musim semi yang indah tepatnya di sebuah hutan terdapat mawar merah yang sedang mekar. Banyak pepohonan dan tanaman tumbuh di sana. Pada saat mawar melihat-lihat ke sekeliling, pohon cemara yang berada di dekatnya berkata, ”Bunga yang sangat indah. Seandainya keindahan itu adalah aku.” Pohon yang lain berkata, ”Cemara sayang, jangan bersedih, kita memang tidak memiliki apapun.” Mawar menolehkan kepalanya dan berkata, ”Rupanya aku tanaman terindah di hutan ini.” Sekuntum bunga matahari memunculkan kepala kuningnya dan bertanya, ”Mengapa kamu berkata begitu? Di hutan ini ada banyak tumbuhan yang indah. Kamu hanya salah satu dari mereka.” Mawar merah menjawab, ”Aku tahu bahwa setiap orang memandangi dan mengagumiku.” Lalu mawar itu melihat sebatang kaktus dan berkata, ”Lihat tanaman jelek berduri itu!” Pohon cemara berkata, ”Mawar merah, bicara apa kamu ini? Siapa yang mengerti apa keindahan itu? Kamu juga berduri.” Mawar merah yang angkuh nampak marah kepada cemara dan berkata, ”Menurutku, kamu memiliki selera yang baik! Kamu tidak mengerti sama sekali apa keindahan itu. Kamu tidak bisa membandingkan duriku dengan duri kaktus itu.” ”Sungguh bunga yang sangat sombong”, Pikir pepohonan. Mawar mencoba memindahkan akarnya menjauhi kaktus itu, tetapi tidak bisa. Saat hari berlalu, mawar merah hendak melihat kaktus dan mengatakan sesuatu yang hina, seperti: Tanaman ini tidak berguna. Betapa sedihnya aku menjadi tetangganya. Sang kaktus tidak pernah marah. Bahkan berupaya menasihati mawar merah sambil mengatakan, ”Tuhan tidak menciptakan bentuk kehidupan tanpa tujuan. Musim semi berlalu, cuaca menjadi sangat panas. Kehidupan di hutan menjadi sulit, karena tanaman dan hewan memerlukan air dan hujan tidak turun. Mawar merah menjadi layu. Suatu hari mawar merah melihat burung pipit hinggap di kaktus lalu terbang jauh, segar kembali. Ini membingungkan dan mawar merah bertanya kepada cemara apa yang dilakukan burung itu. Pohon cemara menjawab bahwa burung itu mendapatkan air dari kaktus itu. ”Apakah kaktus itu tidak terluka saat burung-burung itu membuat lubang?” Tanya mawar. ”Ya, tetapi kaktus tidak bahagia melihat burung-burung itu menderita,” Jawab cemara. Mawar merah membuka mata keheranan dan berkata, ”Kaktus mempunyai air?” ”Ya, kamu juga bisa minum darinya. Burung pipit bisa membawakan air untukmu jika kamu meminta pertolongan kepada kaktus.” 38


�Mawar merah itu merasakan malu yang sangat terhadap kata-kata dan perilakunya meminta air dari kaktus namun kemudian mawar merah meminta tolong kepada kaktus. Kaktus dengan baiknya menyetujui dan burungpun mengisi paruhnya dengan air dan menyirami akar mawar merah. Dengan begitu, mawar belajar dan tidak lagi menilai siapapun karena penampilan.

LAKI-LAKI EGOIS Dahulu kala, ada seorang yang egois. Dia menyukai apa saja untuk dimiliki. Dia tidak bisa membagi harta miliknya kepada siapapun, tidak juga kepada teman-teman atau si miskin. Suatu hari, laki-laki itu kehilangan 30 uang logam emas. Dia pergi ke rumah temannya dan menceritakan kepadanya bagaiman dia kehilangan uang logam emasnya. Temannya adalah seorang yang baik hati. Bersamaan dengan teman putrinya yang datang dari tugasnya, dia menemukan 30 koin emas, saat pulang ke rumah - Dia menceritakan kepada ayah apa yang telah ditemukannya itu. Ayah gadis itu berkata bahwa uang logam emas itu adalah milik seorang temannya lalu dikembalikanlah kepadanya. Ketika laki-laki egois itu tiba di rumah, dia bertanya bagaimana putrinya menemukan 30 uang logam emas dan mengembalikan kepadanya. Setelah menghitung uang logam emas itu laki-laki egois berkata bahwa 10 koin hilang dicuri oleh putrinya karena yang ia miliki adalah 40 koin emas. Selanjutnya dia berkata bahwa dia akan mencari sisa jumlah yang masih ada bersama ayah gadis itu. Namun ayah gadis itu menolak. Laki-laki egois itu meninggalkan koin emas tersebut menuju pengadilan dan memberitahukan hakim mengenai apa yang telah terjadi antara dia dan orang tua sang gadis. Hakim mengutus gadis dan ayahnya kemudian pada saat mereka tiba, sang hakim bertanya kepada sang gadis berapa banyak koin emas yang dia temukan. Gadis itu menjawab 30 koin emas. Hakim bertanya kepada laki-laki egois itu berapa banyak koin emas yang hilang dan dia menjawab 40 koin emas. Hakim lalu mengatakan kepada laki-laki egois itu bahwa koin emas itu bukan miliknya lalu berkata kepada sang gadis untuk membawa koin emas itu dan bila siapa saja mencarinya dia akan mengirimnya ke gadis itu. Hakim menjelaskan kepada laki-laki itu apabila seseorang melaporkan bahwa mereka menemukan 40 uang logam emas dia akan mengirimnya kepadanya. Lalu laki-laki itu mengaku bahwa dia berbohong dan dia itu cuma kehilangan 30 uang logam emas tetapi hakim itu tidak mendengarkannya. �Cerita ini mengajarkan kita untuk selalu jujur karena ketidakjujuran tidak akan pernah terbayar.�

39


KAMU BEGITU BERHARGA DI MATA MEREKA YANG MENYAYANGIMU Seorang pembicara terkenal memulai seminarnya dengan mengangkat uang kertas 20 dolar. Di ruang berkapasitas dua ratus orang itu dia bertanya, ”Siapa yang menginginkan uang kertas 20 dolar ini?” Tangan-tangan lalu mulai diacungkan. Dia berkata, ”Aku akan memberikan uang kertas 20 dolar ini untuk salah seorang di antara kalian tetapi izinkan aku melakukan hal ini.” Diapun meremas uang kertas 20 dolar itu. Dia bertanya, ”Siapa yang masih menginginkan?” Tangan-tanganpun masih diacungkan. ”Baiklah, sekarang bagaimana bila aku melakukan ini?” Dia menjatuhkan uang kertas 20 dolar itu ke tanah dan mulai menggilas uang kertas itu dengan sepatunya di lantai. Dia mengambilnya, kini kusut dan kotor lalu bertanya, ”Siapa yang masih menginginkanya?” Tanganpun masih diacungkan. Teman-teman, kita semua telah mempelajari sebuah pelajaran berharga. Tidak peduli bagaimanpun kondisi uang itu, ia tetap diinginkan karena tidak turun nilai. Uang itu tetap berhrga 20 dolar. Sering kali dalam hidup kita, kita terjatuh, lusuh dan meluncur ke dalam kubangan kotor oleh keadaan dan keputusan yang kita buat. Mungkin kita menganggap seakanakan kita tidak berharga. ”Tetapi jangan risaukan apa yang telah dan akan terjadi, kamu tidak akan kehilangan harga diri: kotor atau bersih, kusut atau halus, kamu masih berharga di mata mereka yang menyayangimu.”

BERHATI-HATILAH DENGAN APA YANG KAMU TANAM Seorang raja Raja di Timur Jauh semakin tua dan mengerti bahwa inilah saat untuk memilih penggantinya. Daripada memilih salah seorang asisten atau anak-anaknya, dia justeru memutuskan sesuatu yang berbeda. Dia memanggil seorang pemuda di kerajaan itu untuk berkumpul pada suatu hari. Dia berkata, “Ini adalah saatnya buat aku untuk turun tahta dan memmilih raja selanjutnya. Aku telah memutuskan untuk memilih salah satu di antara kalian.” Anak-anak raja kaget! Tetapi sang raja melanjutkan. “Aku akan memberikan masing-masing kamu sebuah benih. Satu benih khusus. Aku menginginkan kamu menanam benih itu, menyiraminya dan kembali ke sini satu tahun dari sekarang dengan apa yang telah kamu tanam dari satu benih ini. Aku akan menilai tanaman yang kamu bawa dan satu yang aku pilih akan menjadi raja selanjutnya. Pada hari itu, seorang anak laki-laki bernama Ling berada di sana - seperti halnya yang lain diapun menerima sebuah benih. Dia pulang dan dengan gembira ia bercerita kepada ibunya tentang cerita tadi. Sang ibu membantunya mencarikan sebuah pot dan tanah tanaman. Ditanamlah benih itu lalu disirami dengan hati-hati. Setiap hari disirami dan betapa ia ingin menyaksikan apakah benih itu telah tumbuh. Setelah kira-kira tiga minggu, beberapa pemuda lain bicara tentang benih mereka dan tanaman yang mulai tumbuh.

40


Akhirnya satu tahun tiba dan semua pemuda di kerajaan itu membawa tanaman mereka kepada raja untuk pemeriksaan. Ling berkata kepada ibunya bahwa dia tidak akan pergi membawa pot kosong. Beruntunglah terhadap apa yang terjadi, Ling sakit perut, namun dia mengerti bahwa ibunya benar. Dia membawa pot itu ke istana. Saat Ling tiba, dia sangat takjub dengan berbagai tanaman yang ditanam oleh para pemuda lain. Tanaman itu sangat indah dengan beragam ukuran dan bentuk. Ling meletakkan pot kosongnya di lantai dan banyak orang mentertawainya. Dengan sedikit sedih dia berkata, “Hey, usaha yang baik.” Saat raja tiba, ia memeriksa ruangan dan menyapa para pemuda. Ling berusaha sembunyi di belakang. “Sungguh hebat tanaman, pohon dan bunga yang telah kamu tanam, ”Kata sang Raja. “Hari ini, salah satu di antara kalian akan di tetapkan sebagai raja berikutnya!” Tiba-tiba, sang raja melihat Ling di belakang ruangan dengan pot kosongnya. Ia memerintahkan para penjaga untuk membawanya ke depan. Ling ketakutan. “Sang raja tahu bahwa aku gagal! Mungkin ia akan membunuhku!” Ketika Ling ke depan, sang Raja menanyakan namanya. “Nama aku Ling,” Dia menjawab. Semua pemuda tertawa dan mengejeknya. Sang raja meminta semuanya untuk tenang. Ia memperhatikan Ling, kemudian mengumumkan kepada khalayak ramai, “Lihatlah Raja baru kalian! Namanya adalah Ling!” Ling tidak percaya. Ling bahkan tidak bisa menumbuhkan benih itu. Bagaimana bisa ia menjadi Raja yang baru? Kemudian Raja berkata, “Hari ini satu tahun yang lalu, aku memberikan kalian yang ada di sini sebuah benih. Aku katakan kepada kalian untuk membawa biji itu, menanamnya, menyiramnya dan bawa kembali padaku hari ini. Tetapi aku memberikan kalian semua biji yang busuk, yang tidak akan tumbuh. Kalian semua, kecuali Ling, membawakanku pohon, tanaman dan bunga. Ketika kalian tahu bahwa biji itu tidak akan tumbuh, kalian memasukan biji lain mengganti biji yang aku berikan kepada kalian. Ling satusatunya orang yang berani dan jujur membawakanku pot dengan biji yang aku berikan di dalamnya. Karena itu, dialah orang yang akan menjadi raja yang baru!”

Jika kamu menanam kejujuran, kamu akan mendapatkan kepercayaan. Jika kamu menanam kebaikan, kamu akan mendapatkan teman. Jika kamu menanam kerendahan hati, kamu akan mendapatkan kejayaan. Jika kamu menanam ketekunan, kamu akan mendapatkan kemenangan. Jika kamu menanam perhatian, kamu akan mendapatkan perdamaian. Jika kamu menanam kerja keras, kamu akan mendapatkan kesuksesan. Jika kamu menanam rasa pemaaf, kamu akan mendapatkan kerukunan. Jika kamu menanam keterbukaan, kamu akan mendapatkan kekariban. Jika kamu menanam kesabaran, kamu akan mendapatkan kemajuan. Jika kamu menanam kepercayaan, kamu akan mendapatkan keajaiban. 41


Tetapi Jika kamu menanam ketidak jujuran, kamu akan mendapatkan ketidak percayaan. Jika kamu menanam keegoisan, kamu akan mendapatkan kesepian. Jika kamu menanam kesombongan, kamu akan mendapatkan kerusakan. Jika kamu menanam rasa iri hati, kamu akan mendapatkan masalah. Jika kamu menanam kemalasan, kamu akan mendapatkan stagnasi. Jika kamu menanam kebencian, kamu akan mendapatkan pengasingan. Jika kamu menanam ketamakan, kamu akan mendapatkan kehilangan. Jika kamu menanam berita bohong, kamu akan mendapatkan musuh. Jika kamu menanam kekhawatiran, kamu akan mendapatkan ketuaan. Jika kamu menanam dosa, kamu akan mendapatkan kesalahan. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan apa yang kamu tanam sekarang, yang kamu tanam itu akan menentukan apa yang akan kamu tuai esok hari. Benih yang kamu taburkan sekarang, akan membuat hidupmu jelek atau lebih baik, hidupmu atau seseorang yang akan datang setelahnya. Ya, suatu hari, kamu akan menikmati buahnya, atau kamu akan menerima balasan untuk pilihan yang kamu tanam sekarang.

KEMURAHAN HATI Mahatma Ghandi pergi dari kota ke kota, dari desa ke desa mengumpulkan dana untuk Charkha Sangh. Dalam salah satu turnya ia menghadiri pertemuan di Orissa. Setelah ia memberikan pidatonya seorang nenek tua dan miskin berdiri. Ia bungkuk karena sudah tua, rambutnya berwarna cokelat dan pakaiannya compang-camping. Seorang sukarelawan berupaya menghentikannya, tetapi wanita tua itu memaksa jalannya ke tempat di mana Gandhi duduk. “Aku harus menemuinya, ”Dia memaksakan diri manuju Gandhi untuk menyentuh kakinya. Kemudian dari lipatan pakaian sarinya ia mengambil koin tembaga dan menaruh di kaki Gandhi. Gandhi mengambil koin tembaga dan menaruhnya dengan sangat hati-hati. Dana Charkha Sangh ada di bawah jaminan Jamnalal Bajaj. Ia meminta koin tembaga itu dari Gandhi tetapi Gandhi menolak. “Aku menyimpan cek yang berharga senilai 1000 rupe untuk Charkha Sangh,” Jamnalal Bajaj berkata sambil tertawa “Namun kamu tidak akan mempercayaiku dengan koin tembaga itu.” “Koin tembaga ini begitu berharga lebih dari ribuan rupe” Kata Gandhi Ji. “Jika seseorang memiliki banyak rupe dan ia memberikan seribu atau dua ribu, itu tidak berarti apa-apa.”

42


Tetapi mungkin hanya koin ini saja yang wanita miskin itu miliki. Ia memberikan semua yang ia punya. Dia sangat murah hati. Pengorbanan yang sangat luar biasa yang ia lakukan. Itulah mengapa aku menghargai koin tembaga dari pada seribu rupe.

BOLA KRISTAL Di Spanyol Selatan, terdapat sebuah desa kecil yang orang-orangnya sangat bergembira dan beruntung. Anak-anak bermain di balik bayang-bayang pohon di kebun rumah mereka. Seorang penggembala bernama Nasir, tinggal dekat desa bersama ayah, ibu, dan neneknya. Pagi-pagi sekali, dia membawa sekawanan kambing naik ke bukit untuk mencari tempat yang cocok buat mereka mengembala. Pada sore hari dia ingin kembali bersama kambing-kambing tersebut ke desa. Pada malam hari ibunya mendongeng kepadanya sebuah cerita. Cerita bintang. Cerita ini sangat menarik perhatian Nasir. Seperti biasanya, pada suatu hari, Nasir mengawasi gembalanya dan memainkan sulingnya tetapi tiba-tiba dia melihat sinar yang menakjubkan di balik semaksemak bunga. Ketika dia datang menghampiri batang itu dia melihat sebuah bola kristal yang indah tembus pandang. Bola kristal itu memancarkan warna pelangi. Nasir mengambilnya dengan hati-hati dan memutarnya. Dengan terkejut tiba-tiba dia mendengar suara lemah yang berasal dari bola kristal itu. Bola itu berkata; ”Kamu boleh membuat sebuah permohonan sekehendak hatimu. Aku akan memenuhi permintaanmu itu.” Nasir tidak percaya kalau dia benar-benar mendengar suara itu. Tetapi dia begitu asyik dengan pikirannya karena dia telah mempuyai banyak keinginan tetapi dia menginginkan sesuatu yang tidak mungkin seperti bisa terbang. Dia berkata dengan dirinya, bila aku menunggu hingga besok aku akan mengingat banyak hal. Dia menaruh bola kristal di dalam sebuah tas dan mengumpulkan kambing-kambing dengan sangat gembira dan kembali ke desa. Dia berjanji tidak akan menceritakannya kepada siapapun tentang bola kristal itu. Pada hari berikutnya, Nasir tidak bisa memutuskan apa yang diinginkannya, karena dia telah mempunyai segala yang dibutuhkan. Hari berlalu seperti biasa dan Nasir tampaknya sangat gembira dan orang-orang di sekelilingnya tampak heran melihat kegembiraannya. Suatu hari seseorang mengikuti Nasir dan gembalanya lalu bersembunyi di belakang pohon. Nasir, seperti biasa duduk di sebuah sudut. Dia mengeluarkan bola kristal itu dan beberapa saat kemudian memperhatikannya. Laki-laki itu menunggu sebentar saat Nasir hendak tidur. Lalu dia mengambil bola kristal itu dan berlari jauh. Ketika dia tiba di sebuah desa, dia memanggil semua orang dan memperlihatkan bola kristal tersebut. Penduduk desa memegang bola kristal itu dan memutar-mutarnya dengan keheranan. Tiba-tiba mereka mendengar suara dari dalam bola kristal itu, ”Aku bisa memenuhi keinginanmu.” Seseorang mengambil bola itu dan berteriak, ”Aku ingin sebuah tas yang dipenuhi dengan emas.” Yang lain mengambil bola kristal itu dan berteriak keras, ”Aku ingin dua peti penuh dengan perhiasan.” Beberapa di antara mereka berharap mereka mempunyai istana pribadi dengan pintu yang terbuat dari emas murni sebagai ganti rumah tua mereka. Ada juga yang berharap mendapatkan tas yang dipenuhi dengan perhiasaan, tetapi tidak seorangpun yang meminta kebun di istana mereka.

43


Semua harapan mereka telah dipenuhi tetapi penduduk desa tidak bahagia. Mereka iri karena orang yang memiliki istana tidak memiliki emas dan orang yang memiliki emas tidak memiliki istana. Karena keadaan ini, penduduk desa itu sangat marah dan tidak bicara satu sama lain.Tidak ada satupun taman di desa di mana anak-anak bisa bermain. Kesabaran anak-anak telah habis dan mereka tidak merasa nyaman. Nasir dan keluarganya sangat senang dan bahagia. Setiap pagi dan sore dia meniup suling. Anak itu tidak tahan lagi dan memutuskan untuk mengembalikan bola kristal itu kepada Nasir. Orang tua dan tetangga mendatanginya. Anak-anak berkata kepada Nasir, ”Ketika kami mempunyai desa kecil kami semua senang dan gembira. Orang tua merekapun bicara. Dengan keadaan apapun tidak ada seorangpun merasa senang. Istana yang mahal dan perhiasan hanya membawa kita pada penderitaan. Ketika Nasir mengetahui orang-orang itu bersedih, dia berkata, aku belum punya keinginan hingga sekarang, jika kamu ingin segalanya kembali seperti semula, aku akan memintanya. Semua orang senang dan setuju. Nasir memegang bola kristal itu dengan tangannya berputar-putar dan menginginkan desa itu kembali seperti semula. Semua orang dengan cepat berpaling ke desa dan menyaksikannya menjadi desa lama dengan perkebunan yang penuh pepohonan dan buah-buahan. Untuk kedua kalinya, masyarakat hidup bahagia dan anak-anak bermain di bawah pohon. Mulai sat itu dan seterusnya, di saat menjelang terbenam matahari – suara seruling Nasir dapat didengar di desa itu. Cerita ini mengajarkan kita bahwa kita semestinya bahagia dengan apa yang kita miliki dan janganlah serakah.

TANDA KEBAHAGIAAN Dahulu, ada pasangan muda yang merasakan kebahagiaan hidup bersama. Satu-satunya yang mereka khawatirkan adalah apakah kebahagiaan mereka untuk selamanya atau mereka juga akan menghadapi masalah. Suatu hari, mereka mendengar bahwa seorang tua bijak telah berada di kota; orang tua ini dapat menyelesaikan berbagai problem dan memberi petunjuk kepada orang. Lalu pasangan itu memutuskan untuk mengunjungi laki-laki tua bijak itu dan menceritakan padanya sumber kekhawatiran mereka. Laki-laki tua bijak itu berkata kepada mereka; ”Pergilah keliling dunia dan carilah laki-laki dan perempuan yang sangat bahagia sebagai pasangan hidup. Bila kamu temukan pasangan seperti itu, mintalah sehelai pakaian dari baju laki-laki itu, kemudian simpan potongan pakaian itu, dan kamu akan tetap bahagia.” Pasangan muda itu memulai perjalanan mereka untuk menemukan pasangan paling bahagia di dunia. Di sebuah tempat mereka mendengar bahwa gubernur dan isterinya merupakan orang yang paling bahagia, lalu pasangan muda itu menuju tempat mereka dan bertanya, ”Apakah kamu orang yang paling bahagia?” Gubernur dan istrinya menjawab, ”Ya, kami bahagia dalam segala hal kecuali untuk yang satu ini: kami tidak mempunyai anak.”

44


Hal itu tidak membuat gubernur dan istrinya sebagai pasangan yang paling bahagia. Oleh karena itu mereka melanjutkan perjalanan. Mereka tiba di suatu kota di mana mereka mendengar pasangan paling bahagia tinggal. Mereka pergi ke rumah pasangan paling bahagia itu dan bertanya,”Apakah kamu pasangan paling bahagia?” Pasangan itu menjawab, ”Iya, kami bahagia dalam segala hal kecuali kami mempunyai terlalu banyak anak yang membuat hidup kita sedikit tidak nyaman.” Tidak, pasangan ini kelihatannya bukan yang paling bahagia. Lalu mereka melanjutkan perjalanan. Mereka mengunjungi banyak negara, kota besar, kota kecil dan desa dengan menanyakan pertanyaan yang sama tetapi mereka tidak menemukan apa yang mereka cari. Suatu hari, secara kebetulan pasangan muda itu bertemu pengembala di gurun. Penggembala itu memberi makan dombanya dan isteri serta anaknya ikut membantu. Penggembala itu menyapa istri dan dengan lemah lembut menepuk anak yang digendongnya. Dia menggelar tikar dan mulai makan dengam perasaan senang. Pasangan muda itu mendatangi mereka dan bertanya, ”Apakah kamu pasangan paling bahagia?” Penggembala dan istrinya menjawab, ”Tidak ada orang yang lebih bahagia dari pada raja.” Pasangan muda itu dengan segera menyadari bahwa mereka pasangan paling bahagia dan meminta kepada mereka sebuah baju penggembala itu, dengan begitu kebahagiaan mereka berlangsung lama. Penggembala itu berkata, ”Jika aku memberimu sebuah kemeja maka tinggallah aku tanpa baju karena yang aku miliki hanya satu baju.” Pasangan muda itu segera mengerti bahwa sangat sulit menemukan kebahagiaan yang sempurna di manapun di dunia. Pasangan itu memutuskan untuk kembali ke negara mereka. Mereka datang kepada laki-laki tua bijak itu dan menceritakan semua yang telah terjadi. Mereka juga mengeluh bahwa nasihatnya sangat sulit diterapkan. Laki-laki tua bijak itu tertawa dan berkata, ”Apakah perjalananmu bermanfaat atau apakah kamu belajar sesuatu dari perjalanan itu?” Anak muda itu menjawab, ”Ya, setelah perjalanan ini aku telah belajar bahwa di dunia ini, tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh bahagia, hanya manusia yang berbuat demi keridhaan Allah saja yang bahagia.” Al-Quran (2:38) mengatakan: ”Dan barang siapa yang mengikuti petunjukku, tidak akan ada rasa khawatir kepada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” Sang isteri berkata, ”Aku telah belajar bahwa agar menjadi bahagia maka dua hal harus diingat; pertama, semua manusia harus bersyukur dan lapang hati dengan semua yang mereka miliki.” Al-Quran (14:7) mengatakan: ”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Dan yang kedua, kebahagiaan yang paling utama yaitu manusia harus mengamalkan kesabaran. Al-Quran (2:45) mengatakan: ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.”

45


Setelah itu, pasangan muda berterima kasih kepada laki-laki tua bijak untuk nasihatnya dan kembali ke rumah. Laki-laki bijak itu berdoa untuk mereka dan berkata, ”Sesungguhnya tanda kebahagiaan ada di hati dan perbuatan baik mereka dan bila Allah memberi kebahagiaan sepanjang kehdiupan maka tidak ada perbedaan manusia.” Al-Quran (20:123-124): ”berkata: ”Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka tetapi barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit.”

PENGHARAPAN DAN KERAKUSAN Khalifah Harun Al-Rasyid mengharapkan bahwa siapapun yang melihat Nabi (SAW) semasa hidupnya dibawa ke hadapannya. Setelah beberapa saat seorang wanita tua dibawa ke hadapan Khalifah. Khalifah bertanya kepada wanita tua itu, ”Apakah kamu melihat Nabi dengan mata kepalamu sendiri?” Dia berkata, ”Ya! Tuan.” Lalu Khalifah bertanya padanya apakah ia ingat beberapa kisah dari Nabi. Ya, dan dia berkata, ”Bila usia tua datang dua hal menjadi muda, yang satu adalah pengharapan dan yang lainnya adalah sikap rakus.” Khalifah mengucapkan terima kasih dan memberinya seratus dinar. Wanita itu berterima kasih kepada Khalifah dan dia kembali. Di tengah perjalanan pikiran terlintas di benaknya dan dia ingin dibawa kembali ke hadapan Khalifah. Pada saat dia diperlihatkan, Khalifah bertanya, ”Baiklah, mengapa kamu kembali? Wanita itu menjawab. ”Aku hanya datang untuk menanyakan uang yang kamu berikan kepadaku sekali untuk semua atau terus setiap tahun?” Khalifah berpikir. ”Sungguh benar apa yang dikatakan Nabi (SAW)!” Wanita tua itu berharap tentang kehidupan sekarang dan dia juga sangat rakus dengan uang. Khalifah berkata, ”Jangan khawatir; kamu akan dibayar setiap tahun.” Dia kembali tetapi di perjalanan dia menghembuskan nafas terakhir.

EMPAT ISTERI Zaman dahulu kala. Ada seorang pedagang kaya raya yang memiliki empat orang isteri. Ia paling menyayangi isterinya yang keempat dan menghiasinya dengan kekayaan yang melimpah dan merawatnya dengan kelembutan. Ia begitu memperhatikannya dan tidak ada yang diberikan kecuali yang terbaik. Dia juga sangat mencintai isterinya yang ketiga. Dia sanggat bangga padanya dan selalu ingin memperlihatkannya kepada teman-temannya. Namun sang pedagang selalu ketakutan jika isterinya itu pergi bersama laki-laki lain. Dia juga menyayangi isterinya yang kedua. Isterinya adalah orang yang pengertian, sabar dan ternyata adalah kepercayaan sang pedagang. Kapanpun sang pedagang menghadapi masalah, dia selalu menemui isteri keduanya itu dan isterinya selalu menolongnya melewati masa-masa sulit.

46


Isteri pertama sang pedagang adalah rekan yang sangat setia dan telah banyak membantu untuk memelihara bisnis dan kekayaannya dan juga peralatan rumah tangga. Namun, sang pedagang tidak mencintai isteri pertama walaupun isterinya sangat mencintainya. Sang pedagang tidak mempedulikannya. Suatu hari, sang pedagang sakit. Jauh sebelumnya dia tahu bahwa dia akan segera meninggal. Dia berpikir tentang kehidupan mewahnya dan bicara kepada dirinya sendiri “Sekarang aku memiliki empat orang isteri. Tetapi saat aku meninggal, aku akan sendirian. Betapa sunyinya aku nanti!” Kemudian, dia bertanya kepada isteri keempatnya. “Aku paling mencintaimu, aku memberimu hadiah pakaian terbaik dan menunjukkan perhatian penuh padamu. Sekarang jika aku mati, akankah kamu ikut dan menemaniku?” “Tidak!“ Jawab isteri keempat dan meninggalkannya tanpa kata. Jawaban yang menyakitkan seperti tajamnya pisau yang menusuk hati sang pedagang. Pedagang yang sedih itu kemudian bertanya kepada isteri ketiganya, “Aku sangat mencintaimu selama hidupku, jika aku sekarang meninggal, akankah kamu ikut dan menemaniku?” “Tidak!” Jawab isteri ketiga,” Lebih baik hidup di sini! Aku akan menikah lagi jika kamu meninggal!” Hati sang pedagang sakit dan berubah dingin. Kemudian ia bertanya kepada isteri keduanya. ”Aku selalu menolongmu dan kamu selalu menolongku. Sekarang aku butuh bantuanmu lagi. Ketika aku meninggal, akankah kamu ikut dan menemaniku?” “Maafkan aku, aku tidak bisa membantumu kali ini!” Jawab isteri kedua.” Paling tidak, aku hanya bisa mengirimmu ke dalam kuburmu” Jawaban itu datang seperti sebuah petir yang tiba-tiba dan membinasakan sang pedagang. Kemudian sebuah suara memanggil “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kamu kemanapun kamu pergi.” Sang pedagang menoleh dan itu isteri pertamanya. Isterinya begitu kurus, seperti penderita penyakit kurang gizi. Dengan sedih, sang pedagang berkata “Seharusnya aku memberi perhatian yang lebih padamu saat aku bisa!” Sebenarnya, kita mempunyai empat isteri di dalam hidup kita. Isteri ke empat adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa waktu dan usaha kita untuk membuatnya nampak cantik dia akan meninggalkan kita bila kita mati. Isteri ketiga kita adalah harta benda, pangkat dan kekayaan. Ketika kita meninggal. Mereka pergi kepada yang lain. Isteri kedua kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tidak peduli seberapa dekat mereka saat kita hidup dan tempat terjauh mereka bersama kita adalah pemakaman. Sungguh bahwa sebenarnya isteri pertama kita adalah ruh kita yang seringkali kita lupakan karena pengejaran kita terhadap kekayaan materi dan kesenangan belaka. Tebak apa? Ini sebenarnya sesuatu yang senantiasa mengikuti kita ke mana saja kita pergi. Mungkin ide yang bagus untuk menumbuh dan menguatkannya sekarang daripada menunggu sampai kita pada peti mati. 47


SINGA, TIKUS, ULAR DAN LEBAH Suatu hari dalam mimpinya seorang laki-laki melihat seekor singa mengejarnya. Orang itu berlari ke sebuah pohon, memanjatnya dan duduk di sebuah dahan. Dia melihat ke bawah dan melihat singa itu masih menunggunya di sana. Orang itu kemudian melihat ke sisinya, ke dahan di mana dia duduk itu menempel di pohon. Dilihatnya dua ekor tikus sedang berputar-putar dan memakan dahan. Laki-laki itu lalu melihat ke bawah kembali dengan perasaan khawatir dan mendapati seekor ular hitam menghampiri dan berdiam diri tepat di bawahnya. Ular membuka mulutnya tepat di bawah laki-laki itu sehingga dia hampir terjatuh. Laki-laki itu kemudian menatap ke atas untuk melihat apakah ada sesuatu yang mungkin dipegangnya. Laki-laki itu ingin merasakan setetes madu. Oleh karena itu, dia menjulurkan lidahnya dan merasakan setetes madu. Madu itu sangat luar biasa rasanya. Kemudian dia ingin merasakan tetesan madu lagi. Saat melakukan itu, dia tidak merasakan manisnya madu. Sementara itu, dia lupa dengan dua ekor tikus yang sedang memakan dahan yang sedang diduduki itu, singa di bawah dan ular yang duduk tepat di bawahnya. Setelah beberapa saat, dia terbangun dari tidurnya. Untuk mendapatkan arti di balik mimpi ini, laki-laki itu pergi menuju seorang kiyai. Kiyai mengatakan, singa yang kamu lihat itu adalah kematian kamu. Dia selalu mengejar dan mengikuti ke mana kamu pergi.

Dua tikus, satu hitam dan satu putih, merupakan malam dan siang. Tikus hitam merupakan malam dan yang putih adalah siang hari. Mereka datang silih berganti, menghabiskan waktumu seolah mereka mendekatkan kamu kepada kematian. Ular hitam berukuran besar dengan mulut berwarna gelap adalah kuburan kamu. Di sanalah, menunggu kamu memasukinya. Sarang lebah adalah dunia dan madu yang manis adalah kemewahannya. HATI YANG PALING INDAH Suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah-tengah keramaian kota untuk mengumumkan bahwa ia memiliki hati yang paling indah di seluruh lembah. Orang-orang berkumpul dan mereka semua memuji kesempurnaan hatinya. Tidak ada noda atau retakan. Ya, mereka setuju bahwa itu sungguh hati yang sangat indah yang pernah mereka lihat. Pemuda itu sangat bangga dan menyombongkan diri dengan kerasnya berteriak tentang keindahan hatinya.

48


Tiba-tiba, seorang kakek menghampiri kerumunan dan maju ke depan lalu berkata, “Mengapa hatimu sama sekali tidak sebaik hatiku.â€? Kerumunan orang dan pemuda itu melihat ke hati si kakek. Hati itu bedetak keras tetapi penuh dengan bekas luka. Hati itu memiliki tempat di mana potongan-potongan akan berpindah dan potongan-potongan lainnya masuk. Tetapi potongan itu tidak tepat benar dan ada beberapa patahan. Kenyataannya, di beberapa tempat ada goresan besar yang dalam di mana seluruh bagiannya hilang. Orang-orang terheran-heran. Bagaimana ia bisa mengatakan bahwa hatinya lebih indah, pikir mereka? Si pemuda melihat hati si kakek dan menyaksikan keadaannya tertawa. “Kamu pasti bercandaâ€? katanya. “Bandingkan hatimu dengan hatiku‌hatiku ini sempurna dan hatimu itu campuran dari bekas-bekas luka dan air mata.â€? “Ya.â€? Kata si kakek. “Hatimu terlihat sempurna tetapi aku tidak akan pernah menukarnya denganmu, kau lihat, setiap bekas luka menunjukan kepada siapa aku harus memberikan cintaku. Aku mengeluarkan butiran air mata dari hatiku dan memberikannya untuk mereka, dan seringkali mereka memberiku bagian dari hati mereka yang seharusnya ke dalam tempat yang kosong di hatiku‌.tetapi, karena bagian-bagiannya tidak tepat, aku memiliki beberapa patahan, yang aku hargai karena mereka mengingatkanku pada cinta yang kami bagikan. Terkadang, aku memberikan bagian dari hatiku‌. dan orang lain tidak memberikan kembali bagian hati mereka untukku. Ini adalah cungkilan pada tempat yang kosong, memberikan cinta adalah mengambil sebuah kesempatan. Walaupun cungkilan ini menyakitkan, hati itu tetap terbuka, mengingatkanku pada cinta yang aku miliki untuk orang-orang ini juga‌ dan aku berharap suatu hari nanti mungkin mereka akan membalas dan mengisi ruang yang aku tunggu. Lalu sekarang, apakah kamu memahami arti keindahan yang sesungguhnya?â€? Si pemuda itu berdiri terdiam dengan air mata mengalir di pipinya. Dia berjalan menuju si kakek, meraih kesempurnaan dan keindahan hatinya dan mengambil sebilah potongan itu. Ia memberikannya kepada si kakek dengan tangan bergemetar. Si kakek menerima pemberiannya, menempatkannya di hati dan kemudian mengambil potongan hati yang tua dan luka itu lalu menggantinya dengan luka di hati sang pemuda. Cocok, tetapi tidak sempurna, karena terdapat patahan. Si pemuda menatap hatinya, tidak lagi sempurna tetapi lebih indah dari sebelumnya, karena cinta dari hati si kakek mengalir kepadanya. Mereka saling berpelukan dan berjalan berdampingan. “Fisik yang sempurna tidaklah salalu indah.â€?

KLUB 99 Dahulu kala, hiduplah seorang raja. Raja ini seharusnya bahagia dengan hidupnya, mengenang semua kekayaan dan kemewahan yang dimilikinya. Namun, tidak demikian halnya! Raja selalu bingung mengapa dia tidak pernah tampak bahagia dengan hidupnya.

49


Tentu, dia mempunyai perhatian kepada setiap orang kemanapun dia pergi, menghadiri makan malam yang mewah dan berpesta, namun begitu dia tetap merasakan sesuatu yang kurang dan dia tidak bisa mendapatkannya. Suatu hari, sang raja harus bangun lebih pagi dari biasanya untuk jalan-jalan mengelilingi istananya. Dia memasuki ruang tamunya yang besar lalu berhenti melangkah saat dia mendengar seseorang dengan senang bernyanyi....mengikuti nyanyian itu...dia melihat salah seorang pembantunya itu bernyanyi dan tampak sangat senang di wajahnya. Ini membuat Raja kagum dan dia memanggil laki-laki ini ke ruangannya. Laki-laki itu masuk keruangan Raja sebagaimana diperintah. Raja bertanya mengapa dia sangat senang? Untuk hal ini, laki-laki itu menjawab: ”Yang Mulia, aku tidak lain hanya seorang pembantu, tetapi itu cukup untuk menyenangkan isteri dan anak-anakku. Kami tidak membutuhkan terlalu banyak, sebuah rumah dan makanan hangat untuk memenuhi perut kami. Istri dan anak-anak adalah inspirasiku; mereka senang dengan apa yang sedikit aku bawa pulang. Aku senang karena keluargaku senang. Mendengar hal ini, Raja mengusir pembantu itu dan memanggil asisten pribadinya agar datang ke ruangannya. Raja menceritakan kesedihan pribadinya tentang perasaannya lalu menceritakan kisah pembantu itu kepada asisten pribadinya, dengan berharap dia mampu mendatangkan alasan bahwa di sini ada raja yang bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan semudah menggerakkan jarinya namun tidak bahagia, sebaliknya, pembantunya, dengan sedikit yang dimiliki itu sangat bahagia. Asisten pribadinya mendengarkan dengan penuh perhatian dan menyimpulkan. Dia berkata, ”Yang Mulia, aku yakin bahwa pembantu itu bukan anggota klub 99.” ”Klub 99? Dan apa itu?” Raja bertanya. Asisten itu menjawab: ”Yang Mulia, untuk sungguh-sungguh mengetahui apa itu klub 99, Yang Mulia harus melakukan hal berikut....taruhlah 99 koin emas di sebuah tas dan tinggalkan di pintu pembantu, Yang Mulia akan mengerti apa klub 99 itu.” Malam yang sama, Raja itu menyusun 99 koin emas untuk ditempatkan dalam tas di dekat pintu pembantu. Walau agak ragu dan menurutnya sebaiknya dia meletakkan 100 koin emas ke dalam tas itu, tetapi asistennya telah menasihatinya agar meletakkan 99 dan itulah yang dilakukan. Pembantu itu baru saja akan keluar rumah saat melihat sebuah tas di depan pintunya. Bingung dengan isinya, dia membawanya ke dalam dan membuka tas itu. Ketika dia membuka tas itu, dia berteriak bahagia.....Koin emas........banyak sekali. Dia hampir tidak mempercayainya. Dia memanggil isterinya untuk memperlihatkan koin tersebut. Kemudian dia meletakan tas itu ke atas meja dan mengosongkannya lalu mulai menghitung koin itu. Saat menghitung, dia menyadari bahwa ada 99 koin dan dia berpikir itu sebuah angka ganjil dan dia menghitungnya lagi, lagi dan lagi hasilnya sama...99 koin emas. Dia mulai heran, apa yang terjadi dengan satu koin terakhir? Karena tidak seorangpun yang ingin meninggalkan 99 koin. Dia mulai mencari di seluruh rumahnya, melihat ke sekeliling halaman 50


belakang rumahnya berjam-jam, dia tidak ingin kehilangan koin yang satu itu. Akhirnya, dia keletihan; dia memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi untuk mendaptkan satu koin emas itu agar seluruh koleksinya genap menjadi 100 koin emas. Keesokan pagi, dia bangun dengan suasana hati yang tidak enak, ia berteriak kepada anak dan istrinya karena keterlambatannya - padahal dialah yang telah menghabiskan malam dengan kerja keras agar dia memiliki banyak uang untuk membeli koin emas itu. Dia berangkat kerja seperti biasa – tetapi tidak dalam perasaan terbaik seperti biasanya, bernyanyi dengan bahagia – karena dia melakukan tugas sehari-hari sambil menggerutu. Melihat sikap laki-laki itu berubah sangat drastis, Raja bingung. Segera dia memanggil asisten untuk datang ke ruangannya. Raja menjelaskan pikirannya tentang pembantu dan sekali lagi, asistennya mendengar. Raja tidak percaya bahwa pembantu itu yang kemarin masih bernyanyi senang dan puas dengan kehidupannya tiba-tiba berubah sikap, namun dia akan bahagia setelah mendapatkan koin emas itu. Asisten itu menjawab, ”Ah! Tetapi Yang Mulia, pembantu itu sekarang sudah bergabung dengan klub 99.” Dia menjawab: ”Klub 99 hanya sebuah nama yang diberikan kepada orang yang mempunyai apa saja tetapi tidak pernah puas, oleh karena itu mereka selalu bekerja keras dan berjuang demi satu koin untuk menggenapkannya menjadi 100! Kita memiliki begitu banyak untuk disyukuri dan kita bisa hidup dengan yang sangat sedikit, namun, begitu kita diberikan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik, kita menginginkan yang lebih dan lebih. Kita bukanlah manusia dengan kepuasan dan kebahagiaan yang sama seperti dulu, kita ingin lebih dan dengan keinginan yang lebih itu kita tidak menyadari harga yang harus kita bayar untuk itu. Kita kurang tidur, kurang kebahagiaan; dan kita menyakiti orang di sekitar kita hanya karena kebutuhan dan keinginan yang besar. Itulah makna klub 99. Mendengar hal ini Sang raja memutuskan bahwa mulai hari itu dan seterusnya, dia akan menghargai sesuatu yang kecil dalam hidupnya. ”Berusaha untuk lebih itu baik, namun janganlah terlalu keras sehingga kita kehilangan mereka yang dekat dan menyayangi kita, janganlah kompromi dengan kebahagian kita hanya karena kemewahan..”

PENYESALAN Suatu hari seseorang mendengar seorang muslim yang alim berkata, ”30 tahun lalu aku menyesal atas sebuah dosa dan aku tidak tahu bagaimana Allah memperlakukan aku tentang hal ini?” Pendengar bertanya: ”Apa dosamu?” Seorang muslim yang alim berkata: ”Dulu aku mempunyai sebuah toko di pasar. Suatu hari aku mendengar bahwa pasar seluruhnya terbakar lalu aku sibuk untuk melihat tokoku. Saat aku sampai di sana aku melihat bahwa selain tokoku semua toko itu runtuh. Aku berkata

51


Alhamdulillah ( Segala puji bagi Allah ); tetapi aku segera sadar dengan kesalahanku. Bagaimana bisa aku menyebut diriku seorang muslim bila aku tidak merasakan kerugian yang dialami tetanggaku? Itulah mengapa aku bertobat atas ketergelinciranku tiga tahun terakhir.”

TETANGGA Sayyed Jawad Ameli, seorang mujahid besar, sedang makan malam saat seseorang mengetuk pintunya. Asisten gurunya, Ayatullah Sayyed Mehdi Bahrul Uloom, muncul dan berkata: ”Gurumu memintamu untuk ke rumahnya secepatnya. Ia hanya duduk pada waktu makan malam tetapi tidak mau makan hingga bertemu kamu.” Tanpa membuang-buang waktu lagi, Sayyed Jawad Ameli meninggalkan makan malamnya dan segera menuju rumah Ayatullah Bahrul Uloom. Saat ia masuk, sang guru memandang dengan sikap tidak senang padanya dan berkata: ”Sayyed Jawad! kamu tidak takut kepada ALLAH ! Tidakkah kamu merasa malu di hadapan ALLAH?” Hal ini menjadikannya kaget, karena ia tidak ingat apa yang dilakukan hingga membuat marah gurunya. Ia berkata: ”Guru boleh memberiku nasihat di mana aku bersalah”. Ayatullah Bahrul Uloom menjawab: ”Sudah satu minggu tetanggamu dan keluarganya tidak punya gandum dan nasi. Ia sudah mencoba membeli sesuatu dari sebuah toko dengan membayar kredit tetapi pemilik toko menolak untuk memberinya cicilan lagi. Ia kembali ke rumahnya dengan tangan kosong dan keluarganya tidak mendapatkan sedikitpun makanan.” Sayyed Jawad kaget: ”YA ALLAH” ia berkata. “Aku tidak tahu tentang ini ” Itu sebabnya aku lebih tidak senang dengan semua ini. Bagaimana kamu bisa tidak peduli dengan tetanggamu sendiri? Tujuh hari yang sulit berlalu dan kamu mengatakan padaku kamu tidak tahu tentang hal itu. Baik, bila kamu sudah mengaetahuinya lalu tidak mempedulikannya, maka kamu tidak layak menjadi seorang muslim. Kemudian ia memerintahkan untuk mengambil semua hidangan di hadapannya untuk tetangganya itu. “Duduklah dengannya untuk makan agar ia tidak malu. Ambilah sejumlah uang ini untuk makan berikutnya. Taruh di bawah bantal atau karpetnya agar ia tidak merasa direndahkan, dan beritahu aku saat usaha ini selesai, barulah setelah itu aku akan makan. ”Bukan umatku yang tertidur pulas saat tetangganya tidur kelaparan.” Nabi Mulia Muhammad SAW.

KOTAK PENUH CIUMAN Cerita ini kembali ke masa lampau. Seseorang menghukum anak perempuannya yang berumur tiga tahun karena membuang sebuah gulungan kertas pembungkus emas. Uang itu sangat berharga dan ia menjadi sangat marah ketika anaknya berupaya menghias sebuah kotak untuk di simpan di bawah pohon natal. Namun demikian, gadis kecil itu membawakan memberikan kado itu kepada ayahnya di esok harinya dan berkata : “Ini untukmu ayah”.

52


Laki-laki itu kecewa dengan reaksinya yang berlebihan, tetapi kemarahannya meledak lagi saat ia menemukan kotak yang kosong. Ia berteriak kepada anaknya: ”Tidakkah kamu tahu, saat kamu memberi seseorang hadiah, ada sesuatu yang diharapkan di dalamnya?” Anak perempuan itu melihat ayahnya itu penuh air mata dan menangis: ”Oh, ayah, kotak itu sama sekali tidak kosong. Aku meniupkan ciuman di dalam kotaknya. Semua ciuman itu untukmu ayah.” Sang ayah menunduk. Dia memeluk anak perempuannya dan ia meminta maaf kepada anaknya itu. Hanya beberapa saat kemudian, sebuah kecelakaan merenggut nyawa sang anak. Selama bertahun-tahun ayahnya menyimpan kotak emas itu di sisi tempat tidurnya dan bila dia bersedih dia melakukan ciuman khayal dan mengingat kasih sayang anaknya yang berada di sana. “Dalam sebuah rasa yang sesungguhnya, satu di antara kita, sebagai manusia, telah mendapat kotak emas yang dipenuhi ciuman dan kasih sayang tak terhingga…dari anakanak kita, anggota keluarga, teman dan Tuhan.

TIGA EKOR SAPI Ada padang rumput hijau dan segar di mana tiga ekor sapi hidup; seekor sapi putih, hitam dan cokelat kemerah-merahan. Sapi-sapi itu ramah dan baik satu sama lain. Mereka memakan rumput di padang rumput bersama-sama dan mereka selalu tidur berdekatan satu sama lain. Sampai suatu hari terjadi sesuatu, seekor singa cokelat kemerah-merahan di hutan melintas jalan itu. Singa itu tidak bahagia. Ia lapar dan sedang mencari mangsa. Melihat para sapi itu, ia menjadi senang tetapi tidak bisa menyerang karena mereka selalu bersama-sama. Lalu singa itu duduk di sudut dan menunggu hingga para sapi itu berpisah satu sama lainnya. Para sapi itu selalu bersama dan tidak mau berpisah satu sama lain. Karena mereka tahu bahwa jika mereka selalu bersama-sama tidak akan ada pemangsa yang bisa menyerang mereka. Singa itu mengintai selama dua atau tiga hari. Tetapi para sapi itu terus dan tetap bersama dan tidak mau berpisah satu sama lainnya. Singa menjadi kesal. Sebuah rencana dijalankannya. Ia menghampiri para sapi itu, menyapa mereka dan berkata: ”Bagaimana kabar kalian teman-teman? Apa baik-baik saja? Aku telah lama mengingatkan kalian tetapi karena aku begitu sibuk, aku tidak bisa menemui kalian dan menanyakan tentang kesehatan kalian.” Hari ini aku mengatakan kepada diriku sendiri: ”Bagaimanapun caranya aku harus datang dan menemui kalian dari dekat dan mengunjungi kalian.” Sapi cokelat kemerah-merahan berkata: “Tuan, apakah kedatanganmu benar-benar menyenangkan kami? Singa berkata: ”Aku telah mengingatkanmu dan menyiapkan pengembala yang lebih baik untukmu.” Sapi cokelat kemerah-merahan berkata: ”Tuan, kamu benar-benar meyakinkan kita dan kami sangat berterima kasih padamu”. Kedua sapi putih dan sapi hitam mempermasalahkan apa yang dikatakan oleh sapi coklat kemerahan, dan merasa sedih dengan kebodohannya. Mereka takut singa itu menipunya.

53


Mereka berkata satu sama lain: Hutan mana yang belum digembala? Mengapa sapi cokelat kemerah-merahan percaya apa yang singa katakan? Bukankah ia tahu bahwa singa mencari binatang lainnya hanya untuk memangsanya?” Sapi cokelat kemerah-merahan menjadi dekat dan lebih dekat lagi berteman dengan singa. Sapi hitam dan sapi putih menasehatinya selama mereka bisa tetapi itu tidak berguna. Suatu hari singa berkata kepada sapi cokelat kemerah-merahan: ”Kamu tahu bahwa warna tubuhmu itu gelap dan warna di tubuh sapi putih itu cerah dan kamu juga tahu bahwa warna yang cerah itu berlawanan dengan warna gelap. Maka tidak apalah bila aku memakan sapi putih, agar tidak akan ada perbedaan di antara kita semua dan kita mungkin bisa hidup bersama-sama dengan baik”. Sapi cokelat kemerah-merahan setuju dengan perkataan singa dan mulai berbicara kepada sapi hitam untuk membuatnya sibuk, dengan begitu, dia bisa memakan sapi putih dengan lebih leluasa. Sapi putih ditinggalkan sendirian dan dibunuh, sementara sapi hitam dan sapi cokelat kemerah-merahan sibuk dengan pembicaraan yang tidak berguna. Dua atau tiga hari berlalu sudah semenjak singa memakan sapi putih. Singa marah dan gelisah, ia sedang berbaring di sudut, dan sapi cokelat kemerah-merahan bergerak mengelilingi singa dan tidak makan. Singa memanggil sapi cokelat kemerah-merahan, sapi menjawab: “Ya, tuan!” Singa berkata:“Warna tubuhku dan warna tubuhmu adalah cokelat kemerah-merahan dan hitam tidak cocok dengan warna kita. Maka tidak apa – apa bila aku memakan sapi hitam, dengan begitu, di hutan ini kita semua akan berwarna sama. Sapi cokelat kemerah-merahan setuju dan menjauh dari Sapi hitam. Singa menyerang dan memakan sapi hitam juga, dan untuk Sapi cokelat kemerah-merahan, ia merasa dipenuhi dengan kebahagiaan, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia berkeliaran di padang rumput dan berkata kepada dirinya sendiri: ”Kini hanya aku yang berwarna seperti Singa”. Beberapa hari berlalu sejak sapi hitam dimangsa oleh Singa, Singa meraung dan berkata: ”Hey, sapi cokelat kemerah-merahan! Di mana kamu?” Sapi cokelat kemerah-merahan terkejut dan merasa takut, berkata: ”Ya pak”. Singa berkata: ”Hari ini adalah giliranmu, bersiaplah, aku akan memakanmu.” Sapi cokelat kemerah-merahan dengan ketakutan yang luar biasa berkata: ”Mengapa pak, aku adalah temanmu. Aku melakukan apapun yang kamu katakan. Lalu mengapa kamu ingin memakanku?” Singa meraung dan berkata: ”Teman yang tidak bersahabat!” Bagaimana mungkin singa membuat pertemanan dengan sapi? Tidak peduli seberapa banyak sapi cokelat kemerah-merahan itu meminta dan memohon, singa tidak menerima kata-katanya. Singa menyerang sapi. Sapi berkata: ”Tuan Singa, kumohon izinkan aku untuk menangis tiga kali sebelum kamu memakanku.” Singa berkata: ”Cepat! cepat!”. Sapi cokelat kemerah-merahan menangis: ”Aku merelakan sapi putih dimakan, aku rela sapi hitam dimakan, aku rela ….denganmu”. Dengan sangat cepat Singa memangsa Sapi cokelat kemerah-merahan itu. Kemudian Singa berbicara kepada dirinya sendiri: ”Aku sudah menyelesaikan tugasku di hutan ini. Sekarang, sebaiknya aku pergi ke hutan lain”.

54


Politik Pecah Bambu

PUTIH ITU TIDAK LEBIH BAIK DARI HITAM Pemandangan berikut terjadi pada sebuah penerbangan BA antara Johanesburg dan London. Seorang wanita berkulit putih, berumur sekitar 50 tahun, duduk di sebelah laki-laki berkulit hitam. Karena merasa terganggu dengan hal ini, dia memanggil pramugari. “Ada apa bu?� Pramugari bertanya. “Kamu benar-benar tidak memahaminya?� Jawab wanita itu. Wanita itu menjawab, kamu menempatkanku di sebelah pria berkulit hitam. Aku tidak setuju untuk duduk di sebelah seseorang dari sekelompok orang yang menjijikan. Berikan aku tempat duduk lain. Tolong tenang, Pramugari menjawab. Hampir semua kursi di pesawat sudah ditempati, aku akan memeriksa apakah ada tempat yang masih tersedia. Pramugari pergi dan kembali beberapa menit kemudian. Nyonya, seperti yang aku katakan bahwa tidak ada tempat duduk lagi di kelas ekonomi. Aku berbicara kepada kapten dan ia memberi tahuku bahwa tidak ada tempat duduk di kelas bisnis. Semuanya sama. Kita masih punya satu tempat di kelas satu. Sebelum wanita itu berkata apa-apa, pramugari melanjutkan. Namun, perusahaan kami tidak biasa mengizinkan seseorang dari kelas ekonomi untuk duduk di kelas eksekutif. Kapten memberikan pendapatnya: Akan menjadi penghinaan menempatkan seseorang duduk di sebelah orang yang tidak ia sukai. Ia kembali ke laki-laki berkulit hitam dan berkata. Oleh karena itu pak, jika kamu bersedia, mohon bawa barang-barang Anda karena tempat duduk menunggumu di kelas eksekutif. Sementara itu, penumpang lain yang kaget dengan apa yang mereka saksikan itu berdiri tercengang dan bertepuk tangan. Ini cerita nyata penentangan rasisme yang jarang dibicarakan. Semua anak manusia adalah berasal dari Adam dan Siti Hawa. Orang Arab tidak lebih unggul dari yang bukan orang Arab, orang bukan Arab juga tidak lebih superior dibanding orang Arab; Juga kulit putih tidak lebih superior dibanding kulit hitam dan sebaliknya kecuali ketakwaan dan amal baik. Ketahuilah bahwa setiap muslim itu bersaudara dengan muslim yang lain, dan dasar hukum muslim adalah persaudaran.

GHULAM HUSEIN DAN PERMAINAN Ghulamhussein adalah seorang tokoh publik yang terkenal dan seorang tuan rumah yang baik terhadap tamu yang datang kepadanya dari negeri yang jauh. Dia tinggal di Moshi, sebuah kota kecil yang indah di kaki gunung Kilimanjoro di Tanzania. Dia dermawan dan ramah kepada semua orang. Salah satu hobinya selama waktu luang terutama hari sabtu dan minggu adalah bermain kartu dengan temannya. Berjam-jam mereka biasa bersama di sana di mana mereka menikmati permainan. Tidak dengan tujuan berjudi tetapi cukup untuk bersenang-senang dan menghabiskan waktu.

55


Satu hari di tengah semangat bermain kartu, pembantunya datang memberitahu bahwa ada tamu yang sakit keras di Guest House dan membutuhkan pertolongannya segera. Dia menyampaikan kepada pembantunya dan berkata dia akan segera datang. Tetapi dia begitu asyik. Lalu dia melanjutkan permainan dengan ketertarikan yang sangat. Setelah beberapa saat, pembantunya datang lagi untuk menceritakan kondisi tamu yang memburuk dan amat membutuhkan perhatian seriusnya karena tidak ada seorangpun. Tetapi Ghulamhussein sangat asyik di permainan itu dan dia tidak ingin diganggu. Seperti itu lagi, dia lagi-lagi menyampaikan kepada pembantunya untuk kembali dan berjanji akan segera datang. Saat dia bisa membebaskan diri dari permainan kartu yang sangat memikat itu, pembantunya datang untuk yang ketiga kalinya. Tetapi saat ini dia menceritakan bahwa tamunya seorang wisatawan miskin dari negara yang jauh itu sudah meninggal. Berita ini mengejutkan Ghulamhussein. Hal ini meyakinkannya terhadap syetan dan pengaruh jahat terhadap permaian itu. Lalu dia berjanji tidak akan memanjakan dirinya dalam permainan seperti itu. Bukankah ini contoh bahwa permainan kartu itu memabukkan dan mengganggu mental, yang biasanya dimainkan untuk membuang-buang waktu atau untuk tujuan judi? Mungkin ini dapat menjadi penjelasan juga mengenai filsafat di balik larangan islam tentang bermain dan menonton permainan itu, walau tanpa mendapat dan menghabiskan uang. Hal ini dimaksudkan untuk pencegahan daripada mengobati.

PENEMU DAN PEMELIHARA Seorang wanita bijak yang sedang berjalan-jalan di gunung menemukan sebuah batu mulia di sebuah sungai. Di hari berikutnya dia bertemu dengan wisatawan lain yang kelaparan, dan wanita itu membuka tasnya untuk membagikan makanannya. Wisatawan yang kelaparan itu melihat batu mulia tersebut dan meminta wanita itu untuk memberikannya. Tanpa ragu, sang wanita memberikannya. Wisatawan itu pergi, merayakan keberuntungan baiknya. Dia tahu bahwa batu itu sangat berharga untuk menyelamatkan hidupnya. Namun beberapa hari kemudian dia kembali kepada wanita bijak itu. ”Aku pikir,” Katanya, ”Aku tahu bagaimana berharganya batu ini, tetapi aku kembalikan dengan harapan kamu bisa memberiku sesuatu yang bahkan lebih berharga: Berilah aku apa yang kamu miliki sehingga kamu mampu memberikan aku batu itu.”

PERBAN KELUHAN Suatu hari seorang suci melihat seseorang dengan sebuah perban yang mengelilingi kepalanya. ”Mengapa kamu mengikatkan perban?” Dia bertanya. ”Karena kepalaku sakit,”Jawab laki-laki itu. ”Berapa umurmu?”Tanya dia. ”Tiga puluh,” Jawab dia. ”Apakah kamu merasa sakit dan sedih dalam hidupmu?” Tanya dia. ”Tidak,” Jawab laki-laki itu. ”Selama 30 tahun tahun kamu 56


telah menikmati kesehatan yang baik,” Dia berkata, ”Dan kamu tidak pernah mengikat perban ucapan terima kasih. Sekarang karena satu malam saja sakit kepala, kamu ikatkan perban keluhan!”

MURID TUA Sikaki adalah seorang seniman pengrajin tangan yang berbakat. Dengan keahliannya yang luar biasa dan menarik, ia membuat bak tinta yang indah yang bisa dipersembahkan untuk Raja. Ia berharap sang raja menghargai keahlian seni dan akan mendukungnya sebisa mungkin. Dengan ribuan harap dan keinginan yang tidak terbilang, ia mempersembahkan bak tinta untuk sang Raja. Pada awalnya, sang Raja sangat terkesan dengan kemampuan seninya namun setelah itu peristiwa buruk terjadi yang mengakibatkan perubahan luar biasa dalam kehidupan Sikaki dan cara berpikirnya. Ketika sang Raja mengamati kemampuan seni pada bak tinta yang cantik dan Sikaki hilang ingatan, orang-orang memberitahukan bahwa seorang murid ahli sastra atau juri baru saja akan memasuki pengadilan. Segera saat sang murid masuk, Sang Raja mendapatkan begitu banyak sambutan dan berkata padanya bahwa ia lupa kepada Sikaki dan kemampuan seninya. Kejadian ini menyebabkan kerugian dan akibat yang mendalam di hati Sikaki. Ia menyadari bahwa sekarang ia tidak akan menerima dukungan yang ia harapkan dan semua keinginan dan harapannya kini tidak berguna lagi. Tetapi, pikiran Sikaki yang penuh semangat dan tinggi tidak membiarkannya berada dalam kedamaian, lalu ia mulai berpikir apa yang harus ia lakukan. Ia berjanji melakukan apa yang telah orang lakukan dan seterusnya. Oeh karena itu, dia berjanji mencari harapan yang hilang dalam ilmu pengetahuan, literature dan buku. Walau bagi orang bijak yang telah melewati masa mudanya, tidaklah mudah belajar bersama anak muda dan mulai dari tingkat dasar. Namun dia tidak punya pilihan. Tetapi kapan saja ikan diambil dari air, ia pasti segar. Lebih buruk daripada itu, pada awalnya ia tidak bisa menemukan ketertarikan sedikitpun dalam dirinya mengenai baca tulis. Mungkin karena banyak menghabiskan waktu di bidang seni dan kerajinan tangan menjadi sebab tumpulnya pengetahuan dan bakat sastranya. Tetapi, bukanlah karena usia atau kurang cakapnya, ini semua tidak bisa merubah keputusannya. Dengan antusias dan semangat tinggi untuk memperoleh ilmu pengetahuan, dia sangat sibuk dengan studinya sampai peristiwa lain terjadi. Para guru yang mengajarnya Fiqh Imam Syafi’ie, mengajarinya ilmu ini: “Guru yakin bahwa kulit seekor anjing menjadi bersih (suci) setelah proses penyamakan.” Sikaki mengulangi kalimat ini berulang ulang sehingga pada saat ujian dia lulus. Namun pada saat diminta menjawab pertanyaan ini, dia berkata: “Anjing yakin bahwa kulit guru menjadi suci setelah disamak.” Hadirin yang mendengar jawaban ini langsung tertawa. Jelaslah bagi semua bahwa orang tua ini sungguh tidak cakap dalam baca tulis. Setelah kejadian ini Sikaki tidak hanya meninggalkan sekolah, tetapi ia meninggalkan kota dan pergi menuju hutan. Secara kebetulan, ia sampai di kaki gunung, di mana ia melihat air yang jatuh menetes dari puncak menuju tempat jatuh, sebuah lubang terbentuk pada batu keras itu. Dia merefleksikannya beberapa saat, sebuah ide cemerlang terlintas di pikirannya seperti pencerahan. Dia berkata: ”Mungkin saja hatiku tidak siap 57


menerima ( pengetahuan ) tetapi itu tidak lebih keras dari pada batu ini. Tidak mungkin bahwa belajar terus menerus dan sungguh-sungguh itu tidak berhasil” Karena itu, ia datang kembali dan dengan kerja keras, ia menyibukkan diri dalam perolehan ilmu pengetahuan. Sebagai sebuah hasil ia dikelompokkan sebagai salah satu murid yang terkenal di masanya. “Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari hal baru.”

KAYA, CINTA DAN SUKSES Seorang wanita keluar dari rumahnya dan melihat tiga laki-laki tua dengan jenggot putih panjang sedang duduk di halaman depan rumahnya. Dia tidak mengenalnya. Dia berkata, ”Aku rasa aku tidak kenal kalian tetapi pasti kamu lapar. Silahkan masuk dan makanlah.” ”Apakah suamimu ada di rumah?”, tanya mereka. ”Tidak,”dia menjawab. ”Dia pergi.” ”Lalu kami tidak bisa masuk,”Jawab mereka. Pada malam hari saat suaminya pulang, dia menceritakan kepada suaminya apa yang telah terjadi. ”Cepat katakan kepada mereka bahwa aku sudah pulang dan ajak mereka masuk.” Wanita itu keluar dan mengajak tiga laki-laki itu masuk. ”Kami tidak mau masuk ke rumah bersamaan,” Jawab mereka. ”Mengapa begitu?”Dia bertanya. Satu di antara laki-laki tua menjawab: ”Namanya Kekayaan, ”Kata dia dengan menunjuk kepada salah seorang temannya, dan juga berkata dengan menunjuk kepada yang lain, ”Namanya Sukses, dan aku Cinta.” Lalu dia menambahkan, ”Sekarang masuklah dan berdiskusilah dengan suamimu yang mana di antara kami yang dibolehkan masuk.” Wanita itu masuk dan menceritakan pada suaminya apa yang dikatakan oleh orang itu. Suaminya sangat gembira. ”Bagus!,”kata dia. ”Kalau begitu, ajaklah si Kaya. Biarlah dia masuk dan memenuhi rumah kita dengan kekayaan. Istrinya tidak setuju. ”Sayang, mengapa kita tidak mengundang kesuksesan?” Menantu perempuan mereka mendengar dari sudut lain rumah itu. Dia memberikan usulan pribadi: ”Bukankah akan lebih baik mangajak Cinta? Rumah kita kemudian akan dipenuhi cinta!” ”Mari kita acuhkan nasihat menantu perempuan kita, ”Kata suami kepada istrinya. ”Keluar dan undang cinta untuk menjadi tamu kita.”

58


Wanita itu keluar dan bertanya kepada tiga laki-laki tua itu,”Manakah satu di antara kalian yang bernama Cinta? Silahkan masuk dan menjadi tamu kita.” Cinta berdiri dan langsung berjalan menuju rumah. Dua yang lainnya juga bangun dan mengikutinya. Dengan kebingungan, perempuan itu bertanya kepada Si Kaya dan Si Sukses: ”Aku hanya mengundang cinta, mengapa kamu ikut masuk?” Laki-laki tua itu menjawab secara bersamaan: ”Jika kamu mengundang Si Kaya atau Si Sukses, dua yang lain di antara kami akan keluar, tetapi karna kamu mengundang Si Cinta, kemanapun dia pergi, kami ikut dengannya. Di manapun ada si Cinta, di sana ada Kaya dan Sukses!!!”

CINTA DAN WAKTU Zaman dahulu kala, ada sebuah pulau di mana semua macam perasaan tinggal: Kebahagiaan, Kesedihan, Ilmu pengetahuan dan lain-lain, termasuk Cinta. Suatu hari ada pemberitahuan kepada semua perasaan bahwa pulau itu akan tenggelam, begitu juga dengan perahu. Kecuali Cinta. Cinta merupakan satu-satunya yang tinggal. Cinta akan bertahan hingga saat terakhir. Ketika pulau hampir tenggelam, Cinta memutuskan untuk meminta tolong. Kekayaan melewati Cinta dengan perahu. Cinta berkata “Kaya, bisakah kamu membawaku?” Kaya menjawab, “Tidak, aku tidak bisa, ada banyak sekali emas dan perak di perahuku. Tidak ada tempat untukmu.” Cinta memutuskan untuk bertanya kepada Sombong yang juga lewat dengan perahu yang cantik. “Sombong, tolong bantu aku!“ “Aku tidak bisa membantumu Cinta. Kamu akan merusak perahuku, “ Jawab Si Sombong. Sedih mendekat dan Cinta bertanya, “Salah, bawa aku bersamamu.” “Oh….Cinta, aku sangat sedih dan aku ingin sendiri!” Bahagia melewati Cinta juga, tetapi ia sangat senang sehingga dia tidak mendengar sama sekali panggilan Cinta. Tiba-tiba ada sebuah suara “Ayo Cinta, aku akan membawamu. ”Itu adalah si Lebih Tua. Karena senang dan gembira, Cinta lupa menanyakan si Sepuh kemana mereka akan pergi. Ketika mereka tiba di darat, Si Sepuh pergi sendiri. Menyadari berapa banyak hutang kepada si Sepuh, Cinta bertanya kepada Ilmu Pengetahuan, si Sepuh yang lain, siapa yang menolongku?” “Si Waktu,” Jawab Ilmu Pengetahuan. “Waktu?” Tanya Cinta. “Tetapi mengapa waktu menolongku?” Ilmu Pengetahuan tersenyum dengan bijak dan menjawab, “Karena hanya Waktu yang pas untuk memehami begitu berharganya Cinta itu.”

SELALU BERSYUKUR

59


Arthur Ashe, pemain legendaris Wimbledon meninggal karena AIDS. Dari seluruh dunia, dia menerima surat dan fans-nya, salah satunya menyampaikan: “Mengapa Tuhan memilihkanmu penyakit yang menyedihkan itu? Arthur Ashe membalas: Dunia berakhir 5 Rupe pada saat anak-anak untuk memulai bermain tenis. 50.000 rupe untuk belajar bermain tenis. 5.000 untuk belajar menjadi petenis handal. 5o,ooo untuk ikut dalam pertandingan 5000 meraih Grand Slam 50 meraih Wimbledon. 4 kali ke semi final. 2 kali ke final. Ketika aku memegang piala aku tidak pernah bertanya kepada Tuhan, “Mengapa harus aku?” Dan hari ini dalam sakitku, aku tidak akan bertanya kepada Tuhan “Mengapa harus aku?” Bersyukurlah kepada ALLAH untuk 98% hal-hal yang baik di hadapan kita.

SAOS SELADA DAN KOPI Ketika sesuatu di dalam hidupmu tampak begitu banyak yang harus dikerjakan, saat 24 jam sehari tidak cukup, ingatlah botol saos selada...dan kopi... Seorang profesor berdiri di hadapan kelas filsafat dan memegang beberapa benda yang ada di depannya. Ketika kelas itu dimulai, tanpa kata, dia mengambil botol saos kosong dan besar lalu diisi dengan bola-bola golf. Lalu dia menanyakan para siswa apakah botol itu penuh. Mereka setuju. Lalu profesor mengambil sebuah kotak berisi batu kerikil dan menuangkannya ke dalam botol. Dia mengocok botol itu perlahan. Batu-batu itu berputar di ruang terbuka di antara bola-bola golf. Lalu dia bertanya lagi kepada muridnya apakah botol itu penuh. Mereka setuju. Profesor lalu mengambil sebuah kotak pasir dan menaburkannya ke dalam botol. Tentulah, pasir itu menutupi semua. Dia bertanya sekali lagi apakah botol itu penuh. Murid itu menjawab serempak ”Ya.” Profesor lalu membuat dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan seluruh isinya ke dalam botol dan mengisi ruas kosong di antara pasir itu. Murid-murid tertawa.

60


”Sekarang,” Kata profesor, bersamaan dengan suara tawa yang mereda, ”Aku ingin kalian memahami bahwa botol itu mewakili hidupmu. Bola-bola golf itu merupakan sesuatu yang penting, Tuhanmu, keluargamu, anakmu, kesehatanmu, teman-temanmu, dan sesuatu yang kamu sukai yang bila semua hilang dan hanya itu yang tersisa, hidupmu tetap bisa penuh.” ”Kerikilkerikil itu sama halnya dengan pekerjaan, rumahmu dan mobilmu. Pasir itu sesuatu apa saja yang berupa hal-hal kecil. ”Jika kamu memasukan pasir lebih dulu ke dalam botol,” dia melanjutkan, ”Tidak ada ruang untuk kerikill atau bola golf.” Sama seperti kehidupan. Jika kamu menghabiskan semua waktu dan energi untuk hal-hal kecil, kamu tidak akan pernah mempunyai ruang untuk sesuatu yang penting. Perhatikanlah sesuatu yang kritis terhadap kebahagiaanmu. Bermainlah dengan anakanakmu. Perhatikan bola golf lebih dulu, hal yang teramat penting. Atur prioritas kamu. Yang lain hanya berupa pasir. Salah satu di antara murid itu mengacungkan tangannya dan menanyakan kopi itu mewakili apa. Profesor tersenyum. ”Aku senang kamu bertanya mengenai hal itu. Kopi itu hanya memperlihatkan kepada kamu bahwa seberapapun sibuk tampak hidupmu, tetaplah sediakan ruang bagi secangkir kopi bersama teman.

BAR Sebuah kisah menceritakan tentang kota kecil bersejarah ”Kering,” (tidak menjual alkohol) tetapi seorang pengusaha setempat memutuskan untuk membangun sebuah warung minuman. Sebuah kelompok orang-orang kristen dari gereja setempat mengetahui dan merencanakan perjamuan do’a semalam suntuk untuk meminta kepada Allah agar mencegahnya. Itu hanya kejadian sesaat, sesudah itu halilintar menyambar kedai tersebut dan terkubur tanah. Pemilik kedai menuntut gereja, menuntut jamaah yang beribadah untuk bertanggung jawab, tetapi gereja itu menyewa seorang pengacara untuk membantah di pengadilan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas semua ini. Hakim yang memimpin pengadilan, setelah membacakan pokok masalah, menyatakan bahwa ”Tidak peduli bagaimana persoalan ini muncul, suatu hal yang sudah jelas. Pemilik kedai minuman percaya kepada do’a dan orang-orang kristen tidak.”

PELAJARAN TENTANG KEHIDUPAN Ada seorang laki-laki yang memiliki 4 anak laki-laki. Ia menginginkan anaknya belajar untuk tidak menilai sesuatu terlalu cepat. Jadi ia mengirim mereka masing-masing pada sebuah pencarian, pada gilirannya, pergi dan memperhatikan sebuah pohon pir yang sangat jauh. Anak pertama pergi di musim dingin, anak kedua di musim semi, anak ketiga di musim panas dan anak yang terakhir di musim gugur. Ketika mereka semua pergi dan kembali, ia memanggil mereka semua untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. Anak pertama berkata bahwa pohonnya jelek, bengkok, dan berantakan; anak

61


kedua berkata tidak, pohonnya di penuhi dengan pucuk-pucuk hijau dan penuh dengan harapan; anak ketiga tidak setuju; ia berkata pohonnya penuh dengan bunga yang tercium begitu harum dan terlihat begitu indah, itu adalah hal yang paling manis yang pernah ia lihat. Anak yang terakhir tidak setuju dengan mereka semua; ia berkata pohon itu sudah matang dengan buah yang bergantungan, penuh dengan kehidupan dan penghidupan. Laki-laki itu kemudian menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa mereka semua benar. Karena mereka masing-masing melihat tetapi hanya satu musim di kehidupan pohon itu. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak bisa menilai sebuah pohon atau seseorang hanya dari satu musim, dan itulah esensi mereka dan kebahagiaan, suka cita dan cinta yang datang dari kehidupan hanya bisa diukur di akhir saat semua musim bersatu. Jika kalian menyerah saat musim dingin, kalian akan kehilangan harapan di musim semi, keindahan musim panas, di penuhi oleh musim gugur. Jangan biarkan kepedihan di satu musim menghancurkan suka cita di seluruh waktu yang lain. Jangan menilai kehidupan hanya dengan satu musim sulit. Bertahanlah melalui bagian yang sulit itu dan sungguh bahwa masa-masa baik itu akan tiba.

BAGIAN DALAM BUNGA MAWAR Seseorang menanam sebuah tanaman bunga mawar dan menyiraminya dengan penuh kesetiaan dan sebelum bunga itu merekah, ia memeriksanya. Ia melihat pucuknya yang segera merekah, namun saat melihat duri-duri di tangkai dia berpikir, “Bagaimana bisa bunga yang indah berasal dari tanaman yang tertutup dengan begitu banyak duri-duri tajam?” Sedih dengan pikiran ini, ia lupa menyiram bunga itu, dan sebelum bunga itu siap merekah…… bunganya mati. Demikian jugalah dengan manusia. Di dalam setiap jiwa terdapat duri. Kualitas kebaikan kita tertanam dalam diri kita sejak lahir, Banyak dari kita melihat kepada diri kita sendiri dan melihat hanya kepada duri-duri, kekurangannya. Kita putus asa, dengan berpikir bahwa tidak ada yang bagus yang mungkin muncul dari diri kita, kita lupa menyirami kebaikan di dalam diri kita, dan akhirnya mati. Kita tidak pernah menyadari kekuatan kita. Banyak orang tidak menyadari mawar dalam dirinya; orang lainlah yang harus menunjukannya kepada mereka. Salah satu karunia terbaik yang bisa dimiliki seseorang adalah mampu melewati duri-duri dan menemukan mawar dalam diri mereka. Ini merupakan salah satu karakter cinta…untuk melihat seseorang, memahami kesalahan mereka dan menerima orang itu ke dalam hidupmu….semua pemahaman sementara memahami penghargaan dalam diri mereka. Bantulah orang lain menyadari bahwa mereka dapat menyelesaikan kesalahan mereka. Jika kita menunjukan kepada mereka “mawar“ di dalam diri mereka, mereka akan menaklukkan duri-duri mereka. Dengan begitu, mereka dapat merekah terus menerus. Teman yang paling baik untukku adalah mereka yang menunjukan kesalahanku ( Imam Sadiq(AS )

62


LETAKAN GELAS ITU ! Seorang profesor memulai kelasnya dengan memegang sebuah gelas berisi air di dalamnya. Dia mengangkatnya agar semua melihat dan bertanya kepada muridnya, ”Menurut kalian, berapa berat gelas ini?” ’50 gram!’...’100 gram!’.........’125 gram’.........Jawab para murid. ”Aku tidak tahu kecuali aku menimbangnya,” Kata profesor, ”Tetapi, pertanyaanku adalah: ”Apa yang akan terjadi jika aku memegang ke atas seperti ini selama beberapa menit?” ”Tidak terjadi apa-apa.” Kata murid-murid. ”Ok! Apa yang akan terjadi jika aku memegang ini selama beberapa jam?” Tanya Profesor. ”Lenganmu akan langsung merasakan sakit,” Kata salah satu murid. ”Kamu benar, sekarang apa yang terjadi jika aku memegangnya selama beberapa hari?” "Lengan Anda bisa mati rasa, anda mungkin mengalami stres otot parah dan kelumpuhan dan harus pergi ke rumah sakit untuk memastikan " Siswa lain mengejek! dan semua siswa tertawa. ”Sangat bagus, tetapi selama ini, berat gelas ini berubah?” Tanya Profesor. ”Tidak” kata murid-murid. ”Lalu apa yang menyebabkan lengan sakit dan otot stress?” Murid-murid bingung.. ”Taruh gelas itu !”Kata salah seorang murid. ”Tepat!” Kata Profesor. ”Problem kehidupan terkadang seperti ini. Jangan simpan masalah di kepala berlarut-larut. Tahanlah problem itu di kepalamu selama beberapa menit saja dan dia akan beres. Memikirkan problem dalam waktu lama akan menimbulkan sakit. Tahan persoalan itu lebih lama lagi dan persoalan itu langsung melumpuhkan kamu. Kamu tidak akan mampu berbuat apapun.” ”Memang penting memikirkan tantangan dalam hidup tetapi lebih penting lagi adalah meyakini Allah SWT dan letakkan problem itu menjelang tidur. Dengan jalan itu, kamu tidak akan stress, kamu akan bangun setiap hari dengan fresh, kuat dan bisa menyelesaikan persoalan dan rintangan apapun yang menghampirimu!” Al-Quran ( 48:4) mengatakan: ”Dia-Lah yang telah menurunkan ketenangan kedalam hati orangorang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka.” Ketenangan adalah ciri kuatnya kepercayaan sementara khawatir dan stress itu adalah ciri lemahnya keimanan. Katakan kepada pikiran kamu setiap hari sebelum tidur: ”YAA AYYATUHAN NAFSUL MUTMAINNAH, IRJI’II ILAA RABBIKI RADHIYATAN MARDHIYYAH, FADKHULII FII IBAADII WADKHULII JANNATII.” ( Al-Fajr 89:27-30 ) ”Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhan-Mu dengan hati yang ridho dan diridhoiNya. Maka, masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam surga-Ku.” ”Dengan kekhawatiran yang berlebihan, jangan palingkan hidupmu ke neraka. Semoga sukses.”

63


JANGAN TERLALU SIBUK DENGAN URUSAN SENDIRI Hari itu merupakan malam dingin yang menyedihkan. Janggut laki-laki tua itu bercahaya oleh embun musim dingin saat ia menunggu tumpangan menyeberang sungai. Menunggu itu nampak tiada ujung. Tubuhnya kedinginan dan kaku karena angin utara yang sangat dingin. Ia mendengar samar-samar irama kaki kuda yang tenang. Dengan cemas, dia memperhatikan penunggang kuda mengelilingi tikungan. Ia membiarkan penunggang pertama berlalu tanpa usaha menarik perhatiannya. Lalu yang lain melintas…dan seterusnya. Akhirnya penunggang terakhir mendekati tempat di mana orang tua itu duduk seperti patung salju. Pada saat yang satu ini mendekat, orang tua itu menatap mata si penunggang kuda dan berkata, “ Pak, sudikah kamu memberi tumpangan orang tua menyeberangi tepi yang lain? “Nampaknya tidak mungkin ditempuh dengan berjalan kaki.” Dengan menahan kudanya, si penunggang kuda menjawab, “Tentu, naiklah!”. Melihat laki-laki tua itu tidak mungkin untuk mengangkat tubuhnya yang setengah membeku, si penunggang kuda turun dan menolong laki-laki tua itu naik ke kuda. Si penunggang kuda membawa laki-laki tua itu tidak hanya menyebrangi sungai tetapi ke tempat tujuannya yang beberapa mil lagi. Saat mereka mendekati pondok yang kecil tetapi bagus, keingintahuan penunggang kuda membuatnya bertanya, “Pak, aku memperhatikan bahwa kamu membiarkan beberapa penunggang kuda lain melewatimu tanpa berusaha menumpang. Kemudian aku datang dan kamu tiba-tiba meminta tumpangan. Aku kepingin tahu, mengapa di malam musim salju yang begitu dingin; kamu mau menunggu dan meminta penunggang terakhir. Bagaimana jika aku menolak dan meninggalkanmu di sana?” Laki-laki tua itu turun dari kuda secara perlahan, menatap lurus ke mata penunggang kuda dan menjawab, “Aku sudah mengelilingi tempat ini beberapa saat. Aku kira aku cukup mengenal orang yang baik.” Kakek itu melanjutkan, “Aku memperhatikan mata penunggang kuda lain dan dengan cepat melihat di sana tidak ada yang peduli dengan situasiku. Akan sia-sia jika aku meminta tumpangan kepada mereka. Tetapi saat aku melihat ke matamu, ada kebaikan dan rasa kasihan nampak. Aku tahu kemudian bahwa jiwamu yang lembut akan menyambut kesempatan untuk memberiku pertolongan di waktu aku membutuhkan.” Komentar yang menghangatkan hati itu menyentuh si penunggang kuda begitu dalam. “Aku lebih berterimakasih dengan apa yang kamu katakan,” Ia berkata kepada laki-laki tua itu. “Aku tidak boleh terlau sibuk dengan urusanku sehingga aku tidak dapat memberi kebutuhan orang lain dengan kasih sayang”

64


Ya ALLAH jadikanlah aku berada di antara orang-orang yang telah disebut dalam Alquran (QS. Al-Hasr 59:9) yang mengatakan: ” dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.

BUKANKAH KITA SEMUA? Aku parkir di depan mall, membersihkan mobilku. Aku baru datang dari tempat cuci mobil dan menunggu isteriku untuk berangkat kerja. Datanglah dari seberang tempat parkirku seseorang gelandangan. Dari penampilannya, ia tidak memiliki mobil, tidak punya rumah, tidak punya pakaian bersih dan tidak punya uang. Ada saat di mana kamu merasa murah hati tetapi di saat yang lain kamu tidak mau terganggu. Ini adalah salah satu dari “Saat tidak mau diganggu” itu. “Aku harap ia tidak meminta uang kepadaku,” Pikirku. Ia tidak melakukannya. Ia datang dan duduk di pinggir jalan di depan pemberhentian bus tetapi tampaknya dia tidak memiliki cukup uang untuk naik bus. Setelah beberapa menit ia bicara. “Itu mobil yang sangat cantik,” Kata dia. Ia begitu compang-camping tetapi ia memiliki harga diri. Jenggotnya yang pirang dan kasar tumbuh lebat di wajahnya yang hangat. Aku berkata, “Terima kasih,“ Akupun melanjutkan membersihkan mobilku. Ia duduk diam di sana selama aku bekerja. Harapan meminta uang tidak dilakukannya. Saat keheningan antara kami semakin lebar, sesuatu di dalam hati berkata, “Tanyakan apakah dia membutuhkan pertolongan.” Aku yakin bahwa dia akan mengatakan “ya” namun aku mengikuti suara hati itu. “Apakah kamu membutuhkan bantuan?” Aku bertanya. Ia menjawab tiga kata sederhana tetapi begitu dalam yang tidak pernah aku lupakan. Kita sering mencari kearifan dari pria dan wanita terkenal. Kita mengharapkan hal itu dari mereka yang berprestasi dan berpendidikan lebih tinggi. Aku tidak mengharapkan apa-apa selain sebuah uluran tangan yang kotor. Ia mengatakan tiga kata yang mengejutkanku. “Bukankah kita semua?” Kata orang itu. Aku merasa tinggi dan hebat, sukses dan penting di atas gelandangan di jalan itu, hingga tiga kata itu mengagetkanku seperti dua belas tembakan pistol. Bukankah kita semua? Aku membutuhkan pertolongan. Mungkin bukan untuk ongkos bus atau tempat untuk tidur, tetapi aku membutuhkan pertolongan. Aku mengambil uang di dompetku dan memberinya tidak sekedar untuk ongkos bus tetapi cukup untuk mendapatkan makanan hangat dan tempat berlindung untuk satu hari. Tiga kata sederhana itu masih terdengar jelas. Tidak peduli berapa banyak yang kamu punya, tidak peduli seberapa tinggi kecerdasanmu, kamu membutuhkan pertolongan juga. Tidak peduli sedikit apa yang kamu punya, tidak peduli seberapa banyak 65


masalahmu, walaupun tanpa uang atau sebuah tempat untuk tidur, kamu bisa memberikan pertolongan. Walaupun itu hanya sebuah pujian, kamu bisa memberikannya. Kamu tidak akan pernah tahu saat kamu mungkin melihat seseorang yang terlihat memiliki itu semua. Mereka menunggumu untuk memberi apa yang mereka tidak punya. Sebuah pemandangan yang berbeda dalam kehidupan, sebuah kilauan dari sesuatu yang indah, beristirahat dari kekacaubalauan kehidupan sehari-hari dan hanya kamu yang mampu melihat sebuah sobekan dunia. Mungkin laki-laki itu hanya seorang tunawisma asing yang mengembara di jalan. Mungkin ia lebih daripada itu. Mungkin ia dikirim oleh sebuah kekuatan yakni kehebatan dan kebijakan, kepada Utusan untuk jiwa yang begitu tenang di dalam diri mereka. Mungkin Tuhan melihat kebawah, memanggil malaikat, memakaikannya seperti gelandangan, dan kemudian berkata, “Pergilah hai Utusan kepada orang yang sedang membersihkan mobil itu, orang itu membutuhkan pertolongan.” Bukankah kita semua? “……Senyum itu merupakan sedekah….” Nabi Suci Muhammad SAW ( kedamaian selalu menyertainya )

ORANG ASING DI KEBUN Dahulu, ada seorang laki-laki mempunyai sebuah kebun yang besar. Dia menanam banyak pohon buah-buahan dan merawatnya hingga menghasilkan buah-buahan. Sekarang dia ingin memetik buah itu dan menjualnya untuk menghasilkan uang bagi keluarganya. Di hari yang baik saat memetik buah bersama anaknya, laki-laki itu melihat asing sedang duduk di batang sebuah pohon dan memetik buah-buah itu. Laki-laki itu marah dan beteriak, ”Hei kamu! Apa yang kamu lakukan di atas pohonku? Apakah kamu tidak malu mencuri buah-buahan di siang hari? Orang asing yang berada di cabang pohon itu hanya menatap si tukang kebun tetapi tidak menjawab dan terus memetik buah-buahan. Tukang kebun sangat marah dan berteriak lagi, ”Setahun penuh aku telah memelihara pohon-pohon ini, kamu tidak berhak mengambil buah itu tanpa izin oleh karena itu cepatlah turun!” Orang asing yang berada di atas pohon itu menjawab,”Mengapa aku harus turun? Ini kebun Allah dan aku hamba Allah, jadi aku berhak untuk mengambil buah-buahan ini dan kamu jangan ikut campur antara pekerjaan Allah dan hambanya. Tukang kebun itu terkejut dengan jawaban itu dan memikirkan sebuah rencana. Dia memanggil anaknya dan berkata, ”Bawakan sebuah tali dan jatuhkan laki-laki itu dari pohon.” Anaknya membawa tali itu dan sang pemilik kebun memerintah anaknya agar mengikat orang asing itu di pohon. Tukang kebun lalu mengambil sebuah kayu dan langsung memukul orang asing itu. Orang asing itu berteriak. ”Mengapa kamu memukulku? Kamu tidak berhak melakukan ini.” Tukang kebun itu tidak mempedulikan dan terus memukulnya. Orang asing itu berteriak, ”Tidak takutkah kamu kepada Allah, kamu memukul orang yang tidak bersalah? Tukang kebun menjawab,”Mengapa aku takut? Kayu di tanganku ini milik Allah dan aku juga hamba Allah, jadi aku tidak takut sesuatupun, dan kamu tidak usah ikut campur dengan pekerjaan antara Allah dan hamba-Nya.” Orang asing itu ragu-ragu dan kemudian berbicara, ”Tunggu jangan pukul aku, 66


aku meminta maaf telah mengambil buah-buahan itu. Ini kebunmu dan seharusnya aku meminta izinmu lebih dulu sebelum mengambil buah-buahan itu. Jadi, maafkanlah dan bebaskan aku.” Tukang kebun itu tersenyum dan berkata,”Semenjak kamu mengakui kesalahanmu, aku maafkan kamu tetapi ingat Allah itu memberi semua hambanya otak jadi setiap perbuatan itu berada dalam kekuasaan-Nya.” Lalu tukang kebun itu melepaskan dan membebaskannya. BERKATA BENAR ”Siapa yang melakukan ini?” tanya guruku. Tiga puluh anak mencoba untuk tidak mengakui apa yang mereka lakukan, bahkan apa yang telah diketahui guru sekalipun. ”Siapa yang melakukan ini?” tanya guruku sekali lagi. Sebenarnya dia tidak sungguh-sungguh bertanya, dia hanya ingin mendapatkan jawaban. Dia jarang marah, tetapi kali ini ya. Dia mengangkat pecahan kaca dan bertanya, ”Siapa yang memecahkan jendela ini?” ”Wah..wah...gawat!”Aku berpikir. Akulah orang yang memecahkan jendela. Aku tidak sengaja melakukannya. Itu disebabkan oleh lemparan sebuah baseball. Aku sedang berlatih ”knucklebal”. Untuk hal itu dibutuhkan lebih banyak latihan. Mengapa itu aku lakukan? Itu bukan kesalahanku semata. Jika Aku mengakui kesalahan, aku bisa terkena masalah. Bagaimana mungkin aku mengganti sebuah kristal besar itu? Aku tidak mempunyai uang saku sebanyak itu. ”Ayahku akan merapikanya,” Pikirku. Aku tidak ingin menngangkat tanganku, tetapi ada kekuatan yang memaksaku lebih kuat dan aku mengacungkannya. Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku yang melakukannya.” Itu saja yang kukatakan. Sangat sulit mengatakan apa yang telah aku lakukan. Guruku pergi menuju salah satu rak perpustakaan kami dan mengambil sebuah buku. Dia lalu mulai

”Seseorang tidak suka melakukan atas nasihat orang lainkarena tidak ada pengaruh; Mereka membutuhkan hukuman untuk memperbaiki mereka. Sebuah pikiran bijak mendapat petunjuk yaitu nasihat, saat orang kejam dan jahat selalu menambah hukuman-hukuman.” Imam Ali (AS)

berjalan ke arah mejaku. Aku tidak pernah melihat guruku menghukum murid, namun aku takut kalau dia akan menghukumku dan menggunakan buku untuk memukul. ”Aku tahu kamu menyukai burung,” dia berkata memandangi wajahku yang dibebani rasa bersalah. ”Ini merupakan panduan lapangan mengenai burung yang sedang kamu cari. Ini milik kamu. Saat itulah kami mendapatkan sesuatu yang baru dari sekolah. Buku itu milikmu dan kamu tidak akan dihukum selama kamu ingat bahwa aku tidak memberimu penghargaan atas kesalahanmu, aku memberi penghargaan atas kejujuranmu.”

67


SAAT ANGIN BERHEMBUS Beberapa tahun silam seorang petani memiliki lahan di pesisir Atlantik. Dia terus menerus mengiklankan untuk mempekerjakan orang. Kebanyakan orang malas untuk bekerja di pertanian sepanjang pesisir Atlantik. Mereka takut akan badai topan yang melintasi laut dan menimbulkan kerusakkan bangunan dan hasil panen. Ketika sang petani menginterview para pelamar kerja, dia menerima arus penolakan. Akhirnya, orang pendek, kurus, usia paruh baya itu menyetujui petani. ”Apakah kamu seorang buruh yang baik?” Petani itu bertanya kepadanya. ”Baik, aku bisa tidur saat angin berhembus,” Jawab orang itu. Walaupun bingung dengan jawaban ini, petani yang putus asa itu mempekerjakannya. Orang berbadan kecil itu bekerja dengan baik di sekitar kebun - sibuk dari subuh hingga petang - dan petani itu merasa puas dengan pekerjaan orang itu. Lalu suatu malam angin menderu keras dari pantai. Dengan melompati kasur, petani itu mengambil sebuah lentera dan segera menuju pintu tempat si pekerja tidur. Dia membangunkan laki-laki itu dan berteriak, ”Bagun! Angin topan datang! Ikat barang-barang sebelum angin bertiup!” Laki-laki itu berguling di tempat tidur dan berkata pelan, ”Tidak tuan. Aku sudah bilang kepadamu bahwa aku bisa tidur saat angin berhembus.” Marah dengan jawaban itu, petani itu berusaha membakarnya di tempat tidur itu. Tentu saja, pekerja itu segera keluar untuk bersiap-siaga terhadap badai. Luar biasa, dia menemukan semua jerami telah tertutup oleh terpal. Sapi-sapi di gudang, ayam-ayam di kandang dan pintu tertutup. Jendela tertutup aman. Semua telah terikat. Tidak akan ada yang bisa meniupnya. Petani itu lalu memahami apa yang dimaksud oleh pekerjanya itu, kemudian dia juga kembali ke tempat tidurnya untuk tidur saat angin berhembus. Ketika kamu siap, secara spiritual, mental dan fisik, kamu tidak akan merasa takut. Bisakah kamu tidur pada saat angin bertiup menembus hidupmu? Pekerja dalam cerita itu dapat tidur karena dia telah mengamankan pertanian dari badai. Dengan iman kita menyelamatkan diri melawan badai kehidupan yakni dengan menaruh kepercayaan kita kepada Allah dan Nabi. Kita tidak perlu memahami dan kita hanya perlu pertolongan-Nya untuk mnyelamatkan kita di tengah badai itu.

TALI Malam terasa berat di ketinggian pegunungan dan sesesorang tidak bisa melihat apa-apa. Semuanya hitam. Pandangan kosong, dan bulan serta bintang tertutup awan. Pada saat ia mendaki hanya beberapa kaki dari puncak gunung, dia tergelincir dan jatuh, jatuh dengan kecepatan luar biasa. Ia hanya bisa melihat titik hitam selama ia jatuh, dan sensasi hebat ditelan gravitasi.

68


Ia terus jatuh, dan di saat ketakutan yang luar biasa itu, masuklah ke dalam benaknya seluruh episode baik dan buruk kehidupannya. Sekarang dia sedang memikirkan tentang betapa dekat kematian menghampiri, tiba-tiba ia merasakan seutas tali mengikat pinggang dan menariknya dengan sangat keras. Tubuhnya bergantungan di udara. Hanya tali itu yang memegangnya dan pada saat hening itu ia tidak punya pilihan lain selain berteriak, “Tolong aku Tuhan! “ Tiba-tiba suara berat datang dari langit dan menjawab, “Apa yang bisa aku lakukan untukmu?” “Selamatkan aku “ “Apakah kamu sungguh berpikir bahwa aku bisa menyelamatkanmu ?” “Tentu saja aku percaya Engkau bisa” “Kalau begitu, potonglah ikatan tali di pinggangmu” Terjadilah keheningan dan orang itu memutuskan untuk tetap berpegangan pada tali itu dengan seluruh kekuatannya. Hari berikutnya tim penyelamat mengatakan bahwa seorang pendaki ditemukan tewas dan membeku, tubuhnya bergantungan dengan seutas tali. Tangannya memegang tali itu dengan sangat kuat. Hanya satu kaki dari tanah. “Bagaimana dengan kita? Bagaimana kita mempertahankan tali kita yang akan menjatuhkan kita? Jangan pernah ragu tentang perkataan Tuhan. Kita seharusnya tidak pernah mengatakan bahwa DIA melupakan kita atau tidak mengacuhkan kita.

KAPAL LAUT Sebuah kapal yang sedang berlayar rusak karena karam selama badai di laut dan hanya dua orang yang mampu berenang ke gurun yang menyerupai pulau. Dua orang yang selamat, tidak tahu apa yang harus dilakukan, mereka tidak memiliki jalan lagi kecuali berdoa kepada Allah. Namun, untuk mengetahui siapa yang doanya lebih mujarab, mereka menyetujui untuk membagi batas antara mereka dan tetap berada di sisi berlawanan di pulau itu Hal pertama yang mereka doakan adalah makanan. Pagi berikutnya, orang pertama melihat pohon buah yang berada di sisinya, dan ia bisa memakan buah itu. Bingkisan untuk orang kedua adalah tanah yang tetap tandus. Setelah satu minggu, laki-laki pertama merasa kesepian dan ia memutuskan berdoa meminta seorang isteri. Di hari berikutnya, ada kapal lain yang rusak karena karam, dan satu-satunya yang selamat adalah seorang perempuan yang berenang menuju ke batas sisi pulaunya. Di bagian pulau yang lain tidak ada apa-apa. Segera orang pertama itu berdoa untuk rumah, pakaian, dan makanan yang melimpah. Hari berikutnya, seperti sulap, semua ini diberikan kepadanya. Namun, orang kedua masih tidak memiliki apa-apa. 69


Akhirnya, laki-laki pertama berdoa meminta sebuah kapal, agar ia dan isterinya bisa meninggalkan pulau itu. Di pagi hari, ia menemukan sebuah kapal berlabuh di bagian pulaunya. Laki-laki pertama menaiki perahu bersama isterinya dan memutuskan untuk meninggalkan lakilaki kedua di pulau itu. Ia mengira laki-laki yang satu itu tidak layak mendapat karunia Tuhan. Tidak ada satu pun doanya yang dijawab. Saat kapal baru akan pergi, laki-laki pertama mendengar sebuah suara dari surga yang menggema. “Mengapa kamu meninggalkan temanmu di pulau ini?” “Keberkahan hanya milikku saja, karena aku satu-satunya orang yang berdoa untuk mereka,” Laki-laki pertama menjawab. “Semua do’anya tidak di jawab oleh karena itu ia tidak mendapat apa-apa” “Kamu salah!” Suara itu memarahinya. “Ia hanya mempunyai satu do’a yang aku jawab. Jika bukan karena itu, kamu tidak akan menerima sedikitpun karunia-Ku” “Katakan padaku,” Laki-laki pertama meminta penjelasan kepada suara itu, “Apakah yang ia doakan sehingga aku harus berhutang budi kepadanya?” “Ia berdoa agar semua do’a-do’a mu bisa di jawab” “Untuk kita semua ketahui berkah kita adalah bukan buah dari do’a-do’a kita sendiri, tetapi itu do’a orang lain untuk kita.”

RAJA YANG CERDAS Dahulu kala ada sebuah Negara di mana orang-orang ingin mengganti rajanya setiap tahun. Seseorang yang ingin menjadi raja harus menyetujui kontrak bahwa ia akan dikirim ke pulau setelah satu tahun ia menjadi raja. Salah seorang Raja sudah habis masa jabatannya dan ini waktu untuknya untuk pergi ke pulau dan tinggal di sana. Orang-orang memakaikannya pakaian yang mahal dan menaruhnya di atas gajah lalu membawanya keliling kota untuk mengucapkan salam perpisahan kepada semua orang. Ini saat yang menyedihkan untuk semua Raja yang telah memimpin selama satu tahun. Setelah mengucapkan salam perpisahan, orang-orang membawa sang raja dengan sebuah perahu untuk membawanya ke pulau terpencil dan meninggalkannya di sana. Di perjalanan pulang, mereka menemukan sebuah kapal yang telah tenggelam. Mereka melihat seorang pemuda yang masih hidup perpegangan pada sebuah potongan kayu. Karena mereka membutuhkan seorang Raja baru, mereka menyelamatkan pemuda itu dan membawanya ke Negara mereka. Mereka memintanya untuk menjadi Raja selama satu tahun. Semula ia menolak tetapi kemudian ia setuju untuk menjadi seoarang Raja. Orang-orang memberitahukannya tentang semua hukum dan peraturan serta bagaimana ia akan dikirim ke sebuah pulau setelah satu tahun.

70


Setelah tiga hari menjadi seorang Raja, ia meminta para menteri agar menunjukkan padanya pulau di mana semua Raja dikirim. Mereka setuju dan membawanya ke pulau itu. Pulau itu tertutup hutan lebat dan suara hewan-hewan liar terdengar menyambut mereka. Sang Raja masuk sedikit ke dalam untuk memeriksa. Kemudian ia menemukan tubuh mayat semua Raja terdahulu. Ia mengerti bahwa segera setelah para raja ditinggalkan di pulau itu, hewan-hewan datang dan membunuh mereka. Sang Raja kembali ke negaranya dan mengumpulkan 100 orang pekerja yang kuat. Ia membawa mereka ke pulau itu dan memerintahkannya untuk membersihkan hutan, memindahkan semua hewan yang mati dan menebang semua pohon. Dia mengunjungi pulau itu setiap bulan untuk melihat bagaimana kemajuaan kerjanya. Di bulan pertama, semua hewan sudah dipindahkan dan banyak pohon yang ditebang. Di bulan kedua, seluruh pulau sudah dibersihkan. Raja kemudian berkata kepada para pekerjannya untuk menanam tanaman di berbagai tempat di pulu itu. Ia selalu membawa binatang-binatang yang bermanfaat seperti ayam, bebek, burung, kambing, sapi dan lain-lain. Di bulan ketiga, ia memerintahkan para pekerja membuat sebuah rumah besar dan pelabuhan untuk tempat berlabuhnya kapal-kapal. Berbulan-bulan, akhirnya pulau itu berubah menjadi tempat yang indah. Raja muda ini ingin memakai baju sederhana dan membelanjakan sedikit penghasilannya sebagai seorang Raja. Ia mengirim semua pendapatannya ke pulau itu untuk penyimpanannya. Ketika sembilan bulan sudah terlewati seperti ini, sang Raja memanggil para menterinya dan berkata kepada mereka: “Aku tahu aku harus pergi ke pulau setelah satu tahun tetapi aku ingin pergi ke sana sekarang.” Tetapi para menteri tidak menyetujui hal itu dan berkata bahwa ia harus menunggu tiga bulan lagi untuk melengkapi satu tahun. Tiga bulan sudah terlewati dan sekarang sudah lengkap satu tahun. Orang-orang melepaskan jubah sang Raja muda dan meletakannya di atas punggung gajah untuk membawanya berkeliling negeri untuk mengucapkan salam perpisahan kepada yang lain. Namun, Raja ini sangat senang meninggalkan kerajaannya. Orang-orang bertanya kepadanya, “Semua Raja yang lain menangis pada saat-saat seperti ini tetapi mengapa kamu tertawa?” Ia menjawab, “Tidakkah kamu tahu apa yang orang bijak katakan? Mereka berkata bahwa saat kamu datang ke dunia ini sebagai seorang bayi, kamu mengangis dan semua orang tersenyum. Begitulah kehidupan, bahwa pada saat kamu mati, kamu akan tersenyum dan orang di sekelilingmu akan menangis. Aku telah merasakan kehidupan seperti itu. Sedangkan semua Raja yang lainnya tenggelam bersama kemewahan kerajaan, aku justeru selalu berpikir mengenai masa depan dan merencanakannya. Aku rubah pulau mati itu menjadi tempat tinggal yang indah untukkku di mana aku bisa hidup penuh kedamaian.” Pelajaran moral dari cerita ini adalah tentang bagaimana kita harus menjalani hidup kita. Kehidupan di dunia ini adalah untuk mempersiapkan kehidupan kita sesudah kehidupan ini (akhirat). Dalam kehidupan ini, kita tidak seharusnya tenggelam dalam tipu daya dan hal-hal menarik di dunia ini lalu melupakan apa yang akan datang sesudahnya. Cukuplah, meskipun kita raja, kita harus hidup sederhana sebagaimana Nabi kita tercinta Muhammad SAW dan

71


menyimpan semua kebahagiaan untuk kehidupan akhirat. Semoga ALLAH mempermudah itu untuk kita semua. Amin. Al-Qur’an (31-34) mengatakan: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Al-Quran (59:18) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan. Seseorang bertanya kepada Imam Hasan (AS), Mengapa kita enggan untuk meninggal, mengapa kita tidak menyukai kematian? “Karena”Jawab Imam Hasan (AS), “Kamu menghancurkan duniamu yang berikutnya dan membanggakan yang satu ini: wajar, Kamu tidak suka dipindah dari berkembang menjadi berkurang.”

ILUSI BAYANGAN Suatu ketika, seorang raja yang mempersembahkan anak perempuannya, menjadi seorang puteri, dengan sebuah kalung berlian yang indah. Kalung itu dicuri dan orang–orang di kerajaan itu mencari ke mana saja tetapi tidak menemukannya. Di antara mereka mengatakan bahwa mungkin seekor burung telah mencurinya. Raja lalu meminta kepada mereka semua untuk mencarinya dan akan memberi hadiah 50.000 dolar untuk setiap orang yang menemukan kalung itu. Suatu hari seorang pelayan sedang berjalan pulang di sepanjang sungai bersebelahan dengan wilayah industri. Sungai ini betul-betul terkena polusi, jembar dan bau. Saat ia berjalan, pelayan itu melihat sebuah kilauan di sungai dan saat dia memperhatikan, dia melihat kalung berlian. Dia memutuskan untuk berusaha dan mengambilnya agar bisa mendapatkan hadiah 50.000 dolar. Dia mencelupkan tangannya ke sungai yang jembar dan kotor lalu mengambil kalung itu, tetapi sayang dia tidak juga mendapatkannya. Dia menarik tangan dan melihat lagi dan kalung itu masih ada. Dia berusaha kembali, kali ini dia berjalan di sungai dan mengotori celana panjangnya di sungai yang kumuh dan mencelupkan seluruh tangannya untuk mendapatkan kalung itu. Tetapi anehnya, kalung itu hilang! Dia naik dari sungai dan langsung berjalan, dengan perasaan sedih. Lalu kembali ia melihat kalung itu di sana. Kali ini dia bertekad mendapatkannya, tidak peduli apapun. Dia memutuskan untuk melompat ke dalam sungai, walaupun itu sesuatu yang menjijikan karena sungai itu telah tercemar, dan seluruh tubuhnya akan menjadi kotor. Dia melompat ke dalam, mencari-cari kalung itu ke mana mana dan ternyata gagal. Kali ini dia

72


bingung dan naik dari sungai dengan perasaan sedih bahwa dia tidak bisa memperoleh kalung yang akan memberinya 50.000 dolar. Lalu seorang ulama yang sedang berjalan-jalan, melihatnya, dan bertanya apa yang terjadi. Pelayan itu tidak ingin berbagi rahasia kepada ulama itu, karena pikirnya ulama itu mungkin akan mendapatkan kalung itu, jadi dia menolak untuk mengatakan apapun kepada ulama itu. Tetapi ulama itu bisa memahami bahwa laki-laki ini sedang ada masalah dan timbul rasa kasihan, sang ulama kembali bertanya kepada pelayan itu untuk menceritakan masalahnya dan berjanji bahwa dia tidak akan menceritakan kepada siapapun tentang itu. Pegawai itu mengerahkan keberaniannya dan memutuskan untuk menaruh kepercayaan kepada ulama itu. Dia menceritakan kepada ulama itu tentang kalung dan bagaimana dia mencoba dan berusaha untuk mendapatkannya, tetapi tetap gagal. Ulama itu lalu menjelaskan padanya mungkin dia harus melihat ke atas, ke arah batang pohon bukan kearah sungai. Pelayan itu melihat ke atas dan benar kalung itu tersangkut di batang pohon. Dia telah berusaha menangkap sebuah bayangan kalung yang sebenarnya sepanjang hari. Kebahagiaan materi itu tidak lain hanya kotoran, sungai yang tercemar; karena hanya sebuah bayangan dari kebahagiaan yang sebenarnya di dunia spiritual. Kita tidak akan pernah bisa mencapai kebahagiaan yang kita cari walau sungguh kerasnya upaya kita dalam kehidupan materi. Tentu kita harus melihat ke atas, menuju Allah, yang menjadi sumber kebahagiaan sebenarnya, dan berhenti mengejar bayangan kebahagiaan dalam dunia materi. Kebahagiaan rohani inilah sesuatu yang dapat memuaskan kita sesungguhnya. �Kebahgiaan itu adalah manusia yang menjaga akhirat dalam pandangannya, yang senantiasa ingat hari berbangkit untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, yang mengarahkan kebahagiaan hidupnya dan yang bahagia dengan karunia yang Allah berikan untuknya..� Imam Ali (AS)

BANGUNLAH RUMAHMU Seorang tukang kayu tua sudah siap untuk berhenti bekerja. Dia bercerita kepada atasan kontraktornya mengenai rencana untuk meninggalkan bisnis pembangunan rumah untuk hidup lebih tenang bersama istri dan membahagiakan keluarga besarnya. Dia akan kehilangan gaji setiap minggu, tetapi dia ingin berhenti. Mereka saling memahami. Kontraktor menyayangkan setelah mengetahui pekerja terbaiknya pergi dan dia bertanya apakah pekerja itu bisa membangun sebuah rumah saja untuk pribadi. Tukang kayu itu mengiyakan, sering kali terlihat bahwa hatinya tidak menyertai pekerjaannya. Dia bekerja dengan kecakapan kerja yang buruk dan menggunakan bahan yang kurang bagus. Cara mengakhiri pengabdian karir yang sangat disayangkan. Saat tukang kayu itu selesai mengerjakannya, atasannya datang untuk memeriksa rumah itu. Lalu dia memberi kunci pintu depan kepada tukang kayu itu dan berkata, �Ini adalah rumahmu...Hadiahku untukmu.� Tukang kayu itu terkejut!

73


Sungguh memalukan! Jika saja dia mengetahui bahwa dia akan membangun rumahnya sendiri, dia akan mengerjakan semua itu dengan sangat berbeda. Begitulah dengan kita. Kita membangun kehidupan kita - satu hari dalam suatu waktu - sering kali kita melakukan usaha yang sangat jauh dari usaha terbaik kita terhadap rumah itu. Betapa kagetnya kita kemudian setelah sadar bahwa kita harus tinggal di rumah tersebut. Bila kita bisa memahami hal itu, maka kita akan melakukannya dengan sangat berbeda. Tetapi, kamu tidak bisa kembali. Kamu merupakan tukang kayu, dan setiap hari kamu memalu sebuah paku, menempatkan sebuah papan, atau menegakkan tembok. Seseorang berkata,”Hidup adalah sebuah rancangan dirimu sendiri.”Sikapmu, dan pilihan yang kamu buat hari ini, membantu membangun ”Rumah” yang akan kamu tempati esok hari. Oleh karena itu, bangunlah dengan bijaksana!

PASIR DAN BATU Sebuah cerita menceritakan dua sahabat yang sedang berjalan melalui gurun pasir. Selama di perjalanan mereka berbeda pendapat, dan seorang sahabat menampar yang lain di bagian wajah. Orang yang di tampar merasa sakit, tetapi tanpa berkata apapun, dia menulis dipasir: ”HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPAR WAJAHKU.” Mereka terus berjalan sampai menemukan sebuah oasis, di mana mereka memutuskan untuk mandi. Yang satu, yang telah ditampar, terjebak dalam lumpur dan langsung tenggelam, tetapi sahabat itu menyelamatkannya. Setelah sahabat itu selamat, dia menuliskannya di atas batu: ”HARI INI SAHABAT DEKATKU MENYELAMATKAN HIDUPKU.” Sahabat yang telah menampar dan menyelamatkan sahabat terbaiknya bertanya, ”Setelah aku sakiti kamu, kamu menulis di atas pasir dan sekarang, kamu menulis di atas batu, mengapa? Sahabat yang lain menjawab: ”Ketika seseorang menyakiti kita, sebaiknya kita menuliskannya di atas pasir di mana angin maaf bisa menghapusnya. Tetapi saat seseorang melakukan sesuatu yang baik untuk kita, kita harus mengukir itu di atas batu di mana angin tidak akan pernah mampu menghapusnya.” Belajarlah menulis lukamu di onggokan pasir, dan ukirlah keberuntunganmu di sebuah batu.

PROTES SEORANG GURU Tidak ada jadwal dan tidak ada ruang yang didisain untuk SHOLAT di sekolah itu. Sekolah tersebut ’sekuler’ di mana orang sholat tidak diizinkan. Setelah diinterview dan diterima oleh administrasi sekolah, calon guru yang bersemangat itu berkata dalam protesnya: ”Biarlah aku perlihatkan kalau aku benar.” Kamu ingin aku memasuki ruangan bersama semua anak dan mengisi setiap moment untuk mencintai pelajaran. Dan aku diharap menanamkan nilai kebanggaan terhadap suku bangsa mereka, memperbaiki sikap

74


merusak, mengawasi mereka terhadap tanda perlakuan kejam dan bahkan mensensor tulisan kaos dan kebiasaan berpakaian mereka. Anda menginginkan aku memerangi obat-obatan dan penyakit menular seksual, memeriksa tas dari senjata pemusnah masal dan meninggikan harga diri mereka. Anda menginginka aku mengajari mereka percaya kepada Allah, patriotisme, kewarganegaraan yang baik, sikap sportif, dan berlaku jujur, bagaimana dan di mana mendaftar pemilihan suara, bagaimana melakukan pembukuan, dan bagaimana melamar sebuah pekerjaan. Aku akan memeriksa kepala mereka dari kutu, memelihara lingkungan yang aman, mengenali tanda-tanda perilaku antisosial, memberikan nasihat, menulis surat rekomendasi untuk kepegawaian siswa dan beasiswa, dan mendorong untuk menghormati karyawan yang lebih tua. Dan aku akan menyampaikan hal ini secara terartur kepada orang tua melalui surat, telepon, buletin dan rapot. Semua ini aku lakukan hanya dengan sepotong kapur, sebuah papan tulis, sebuah buku kecil, sebuah papan pengumuman, dan dengan gaji awal yang hanya memenuhi syarat syarat keluarga aku untuk sebuah kupon makan! Anda menginginkan aku melakukan semua ini, dan Anda mengharapkan aku TIDAK SHOLAT. Anda mengharapkan aku agar tidak sholat sedangkan Al-Quran (Al-Baqarah:2:45) berkata: ”Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan SHOLAT: Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” ”Ya Tuhanku! Jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat.” (Ibrahim:40) ”Sesungguhnya shalat itu, mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” (Ankabut:45) Anda menginginkan aku melakukan semua itu dan Anda menginginkan aku untuk tidak berdoa (sholat) padahal SUKSES seseorang bergantung pada sebuah do’a. Al-Quran (Al-Mu’minun:9) mengatakan bahwa kesuksesan seorang mukmin itu: ”...orang yang memelihara sholatnya.” Tuan yang terhormat, karena aku yakin bahwa aku tidak akan bisa memenuhi harapanmu, aku juga tidak akan sukses dalam karir aku tanpa sholat, dengan lapang hati aku berhenti dari posisi ini.” Adminitsratur itu menunduk dan sesaat kemudian berkata: ”Wahai pemuda, teruskanlah pekerjaanmu. Kamu telah mengajarkan aku sebuah pelajaran yang sangat berharga hari ini: Tanpa sholat dan pertolongan Allah, tidak ada pekerjaan yang berhasil. Kami akan membuat peraturan khusus untuk sholat mulai hari ini.”

JANGAN BERBUAT JAHAT KEPADA ORANG LAIN Ada seorang laki-laki di Isfahan yang biasa memukul isterinya namun sayang sang isteri selalu mengalah terhadap pukulan suaminya walaupun suaminya tidak bermaksud untuk 75


membunuhnya. Tetapi saat sang isteri meninggal sang suami merasa sangat ketakutan pada sanak keluarganya. Dalam kondisi gelisah, ia keluar rumah dan menemui kenalan lalu menceritakan masalah tersebut kepadanya. Temannya itu berkata kepadanya agar mengundang seorang anak muda ke rumahnya dan memenggal lalu menaruh potongan kepala itu di sebelah mayat isterinya. Kemudian ia akan mengatakan kepada keluarga isterinya bahwa ia telah menemukan mereka bersama di tempat tidur dan tidak bisa mengendalikan amarahnya. Dan membunuh keduanya. Laki-laki itu senang dengan ide itu dan duduk di pintu keluar untuk menunggu seorang anak muda. Setelah beberapa saat seorang anak muda yang tampan melewati rumahnya. Ia mengundang pemuda itu masuk dan langsung memenggalnya. Kemudian ia mengumpulkan keluarga isterinya dan mengatakan kepada mereka cerita karangannya. Mereka puas tetapi orang yang merencanakan tipu muslihat ini memiliki seorang anak remaja yang tidak pulang seharian. Laki-laki itu khawatir dan saat anaknya tidak kunjung pulang ia datang kepada orang yang telah ia tawarkan nasihat jahat dan bertanya kepadanya apakah ia melakukan rencana yang disarankannya. Ya, katanya dan membawa laki-laki itu mendekati tubuh yang sudah mati. Ia begitu kaget saat melihat bahwa pemuda yang dibunuhnya adalah anaknya sendiri. Nasihat jahatnya menyebabkan kematian anaknya sendiri. Nilai moral dari cerita ini adalah jika seseorang menggali lubang untuk orang lain maka dialah yang akan jatuh ke dalamnya. . Referensi : kesalahan terhebat bagian 3 ( bahasa inggris ) oleh Ayatullah Dastagaub Shirazi

ANAK ANJING UNTUK DIJUAL Seorang petani memiliki beberapa anak anjing yang akan ia jual. Ia menulis sebuah tanda yang mengiklankan anjing itu dan memakunya di tepi halaman. Ketika ia hendak membaut paku terakhir ke tiang, Ia merasakan tarikan di bajunya. Ia memperhatikan mata anak laki-laki itu. “Pak,” Ia berkata, “Aku ingin membeli salah satu anak anjingmu.” “Baik,” Kata sang petani, ia menyeka keringat di belakang lehernya, “Anak anjing ini berasal dari orang tua yang baik dan harga pembeliannya juga cukup mahal.” Anak itu menundukan kepalanya sesaat. Kemudian mengambil sesuatu dari dalam kantungnya, ia mengeluarkan segenggam uang dan memberikannya kepada sang petani. “Aku memiliki 39 sen. Apakah itu cukup untuk melihat-lihat?” “Tentu,“ Kata sang petani. Dan dengan itu ia meniup peluit, “Dolly, kemarilah!” Ia memanggil. Keluar dari kandang Dolly mengejar empat bola kecil yang terbuat dari bulu. Anak itu menekan wajahnya melihat mata rantai yang ada di pagar. Matanya menari dengan bahagia. Ketika anjing itu menuju pagar, anak itu memperhatikan sesuatu yang lain bergerak-gerak di dalam rumah anjing. Perlahan bola kecil lainnya nampak; yang satu ini sedikit lebih kecil.

76


Anjing itu merangkak dan tergelincir. Kemudian dengan perilaku agak aneh, anak anjing itu mulai tertatih-tatih ke arah yang lain, menangkap dengan cakap.…… “Aku mau yang itu,” Anak kecil itu berkata sambil menunjuk anjing yang pendek itu. Sang petani berlutut ke sisi anak itu dan berkata, “Nak, jangan pilih anjing itu. Ia tidak akan bisa berlari dan bermain denganmu seperti yang anjing-anjing lain ini lakukan.” Lalu anak kecil itu mundur dari pagar, berjongkok, dan mulai menggulung salah satu celana panjangnya. Yang ia lakukan adalah ia ingin memperlihatkan sebuah besi penyangga di kedua sisi kakinya yang menempel ke sepatu yang dibuat secara khusus. Melihat kembali ke arah sang petani, ia berkata, ”Kamu lihat pak, aku juga tidak bisa berlari sendiri dengan baik, dan anak anjing itu membutuhkan seseorang yang memahminya.” Di dunia ini banyak orang membutuhkan orang yang “memahami”.

OFFICE BOY Seorang pengangguran melamar pekerjaan untuk posisi “office boy” di perusahaan besar. Sang manager HRD menginterviewnya, kemudian tes: membersihkan lantai. “Kamu diterima” ia berkata, berikan aku alamat emailmu - aku akan mengirim aplikasi untuk diisi - begitupun saat kamu akan memulai kerja. Laki-laki itu menjawab, “Aku tidak mempunyai komputer, begitu juga dengan sebuah email.” Maafkan aku, kata manager HRD, jika kamu tidak memiliki email itu berarti kamu tidak ada. Dan yang tidak ada, tidak bisa bekerja. Laki-laki itu pergi tanpa harapan sama sekali. Ia tidak tahu harus berbuat apa dengan uang $10 dolar di sakunya. Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli satu krat tomat 10 kilogram. Ia kemudian menjual tomat-tomat itu dari pintu ke pintu. Kurang dari dua jam, ia berhasil menggandakan modalnya. Ia mengulanginya lagi sampai tiga kali dan pulang ke rumah dengan $60 dolar. Laki-laki itu membuktikan bahwa ia bisa bertahan hidup dengan cara ini, dan mulai lebih pagi setiap hari, dan pulang selambat mungkin. Karena itu, uangnya dua atau tiga kali lipat lebih banyak setiap hari. Tidak lama kemudian, ia bisa membeli gerobak, kemudian truk, dan kemudian ia memiliki kendaraan untuk mengantar. Lima tahun kemudian, laki-laki itu menjadi salah satu retail makanan terbesar di Amerika. Ia mulai merencanakan masa depan keluarganya, dan ia memutuskan untuk mengikuti asuransi hidup. Ia memanggil pegawai asuransi, dan memilih asuransi perlindungan. Ketika pembicaraan sudah memndapatkan hasil, sang pegawai asuransi menanyakan emailnya. Laki-laki itu menjawab: “ aku tidak memiliki email.” Sang pegawai asuransi menjawab dengan keheranan, Anda tidak memiliki email, namun telah berhasil membuat sebuah perusahaan besar. Apakah Anda bisa membayangkan seperti apa Anda bila memiliki email? Laki-laki itu berpikir sejenak, dan menjawab: seorang office boy!

77


Nilai moral dari cerita ini: 1: Internet bukanlah jalan keluar untuk hidupmu. 2: Jika kamu tidak memiliki internet dan kamu bekerja keras kamu bisa menjadi seorang milioner. 3: Jika kamu menerima pesan ini melalui email, kamu begitu dekat menjadi seorang office boy, dari pada seorang milioner.

FLAT SATU KAMAR TIDUR Sebagaimana yang diharapkan oleh kebanyakan orang tua - aku memperoleh sebuah gelar MBBS dan lulus PLAB untuk masuk UK, negeri yang penuh tantangan dan peluang. Ketika aku sampai di UK, seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, akhirnya aku berada di tempat yang aku inginkan. Aku memutuskan untuk tinggal di negeri ini selama lima tahun, waktu di mana aku menghasilkan cukup uang untuk hidup di India. Ayah aku seorang pegawai negeri dan setelah masa pensiunnya, satu-satunya aset yang dapat diperolehnya adalah sebuah flat dengan sebuah ruang tidur yang layak. Aku ingin melakukan sesuatu yang lebih baik darinya. Aku mulai merasa rindu kampung halaman dan merasakan sepi bila waktu berlalu. Biasanya aku menghubungi rumah dan berbicara dengan orang tuaku setiap minggu dengan menggunakan kartu telepon internasional yang murah. Dua tahun berlalu - dua tahun Burger di McDonald’s - ayam di KFC dan dua tahun menyaksikan pertukaran valuta asing semakin baik, sementara nilai Rupee makin turun. Akhirnya aku memutuskan untuk menikah. Aku mengatakan kepada orang tua bahwa aku hanya mempunyai 10 hari liburan dan segala sesuatunya harus selesai dalam waktu 10 hari ini. Aku memesan tiket dengan penerbangan paling murah. Betapa senangnya aku berbelanja sovenir untuk semua sanak keluarga dan sahabat. Jika aku merindukan siapapun aku bicara memalui telpon. Setelah sampai rumah aku menghabiskan waktu satu minggu - melihat-lihat semua photo gadis dan karena waktu semakin pendek aku dipaksa memilih satu calon. Dalam peraturan disebutkan, masya Allah, aku harus menikah dalam dua-tiga hari, karena aku tidak akan mendapatkan liburan lagi dan mereka tidak bisa menunggu lama. Setelah pernikahan itu, waktunya untuk kembali ke UK, setelah memberi uang untuk orang tuaku dan berkata kepada tetangga agar merawat mereka, kami (aku beruntung dan memperoleh visa istri aku lebih awal) kembali ke UK. Istri aku menikmati negara ini kurang lebih dua bulan dan dia mulai merasa sepi. Frekwensi menghubungi India meningkat hingga dua, kadang-kadang tiga kali dalam seminggu karena dia juga menghubungi orang tuanya. Tabungan kami mulai berkurang. Setelah dua tahun lebih kami mulai mempunyai anak-anak. Dua anak kesayangan, seorang laki-laki dan seorang perempuan, mereka dihadiahkan oleh yang Mahakuasa. Setiap saat aku berbicara kepada orang tuaku, mereka meminta aku untuk pulang ke 78


India agar mereka bisa melihat cucu mereka. Setiap tahun aku memutuskan untuk pulang ke India. Tetapi sebagian pekerjaan, sebagian kondisi moneter itu menghalangi. Tahun-tahun berlalu dan mengunjungi India adalah sebuah mimpi yang jauh. Lalu tiba-tiba suatu hari aku mendapat sebuah pesan bahwa orang tuaku sakit keras. Aku berusaha tetapi aku tidak bisa mendapatkan sedikitpun liburan, terjebak oleh prosedur dan dengan demikian kami tidak bisa pergi ke India. Kabar berikut yang aku peroleh adalah orang tuaku telah meninggal dan karena tidak ada satupun yang melakukan upacara terakhir, maka anggota masyarakat melakukan apapun yang mereka bisa. Aku sedih. Orang tuaku meninggal tanpa melihat cucu mereka. Setelah beberapa tahun berlalu, banyak yang tidak disenangi anak anak aku dan kegembiraan isteriku adalah kami kembali ke India menjalani hidup. Aku mulai mencari properti yang sesuai, tetapi aku cemas dengan tabungan yang berkurang dan harga properti meningkat selama tahun ini. Aku harus kembali ke UK. Istri aku menolak untuk kembali bersamaaku dan anak-anak menolak untuk tinggal di India. Kedua anakku dan aku kembali ke UK setelah berjanji kepada istri bahwa aku akan kembali paling lama dua tahun. Waktu berlalu, puteri aku memutuskan untuk menikah dengan orang Skotlandia dan anak lakilaki aku senang tinggal di Irlandia. Aku memutuskan cukup dan cukuplah segala sesuatu yang menyakitkan itu dan kembali ke India. Aku mempunyai cukup uang untuk membeli Flat dengan dua kamar tidur yang layak produksi lokal. Sekarang aku berusia 60 tahun dan hanya keluar rumah untuk kunjungan rutin ke tempat ibadah terdekat. Isteri aku yang setia juga telah meninggalkan aku dan pergi ke tempat suci (pemakaman). Terkadang aku heran apakah nilai semua ini? Ayah aku, bahkan setelah menetap di India, memiliki sebuah rumah atas namanya sendiri dan begitu juga aku, tidak ada yang lebih. Aku kehilangan orang tua dan anak-anak hanya untuk satu tempat tidur tambahan. Dengan menatap keluar jendela aku melihat banyak anak menari. Tv kabel sial ini teah memanjakan generasi baru kita dan anak-anak ini kehilangan nilai dan budaya mereka karena hal itu. Aku kadang-kadang mendapat kartu dari anak aku yang menanyakan tentang kesehatan aku. Yah, paling tidak mereka masih ingat aku. Kini mungkin setelah aku meninggal, mungkin tetangga lagi yang akan melaksanakan upacara terakhir, semoga Allah memberkahi mereka.. Tetapi, yang masih tetap manjadi pertanyaan adalah ’Apakah arti semua ini?� Aku masih mencari sebuah jawaban...Tidak ada do’a yang tidak terjawab.....pada saat jawabannya adalah TIDAK.

MEREKA TIDAK BUTUH PEMBERIANMU..! Abdullah bin Masud telah menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi (SAW) dan tumbuh menjadi pribadi terkenal dan bersemangat terhadap Islam. Selama kekhalifahan Hazrat U’thman, dia terserang penyakit yang akhirnya mengakibatkan kematiannya.

79


Hazrat U’thman pada suatu hari mengunjunginya dan saat menemuinya dalam kondisi menderita ia bertanya, apa yang membuatmu sangat sedih? Dosaku, dia menjawab. Katakan kepadaku keinginanmu sehinga aku bisa memenuhinya untukmu. Aku menginginkan Rahmat Allah, jawab Ibn Masud. Khalifah berkata, jika kamu mengizinkan, aku bisa memanggilkan dokter. Dokter yang membuatku sakit, jawab Ibn Masud. Jika kamu mau, aku bisa memberimu hadiah dari Baitul Mal. Ibn Masud menjawab; saat aku membutuhkan, kamu tidak memberiku sesuatu dan sekarang aku tidak membutuhkan, kamu hendak memberiku hadiah! Kalau begitu, berikan hadiah ini untuk puterimu, Hazrat U’thman memaksa,. Mereka tidak membutuhkan pemberianmu, Ibn Masud menjawab singkat. Aku mengajarkan mereka untuk membaca surat Al-Waqiaah setiap malam, dengan sungguh-sungguh, aku mendengar Nabi (SAW) berkata: Orang yang membaca surat Al-Waqiaah setiap malam, tidak akan menderita kemiskinan.

KAMU CANTIK Ini adalah sebuah ungkapan yang banyak ibuku gunakan. Aku heran, ”Bagaimana bisa ibu mengatakan bahwa mereka cantik?” Aku berpikir logis, orang yang sangat statistik, aku menyebut sesuatu sebagaimana aku melihatnya. Aku tidak melihat kecantikkan itu. Ibuku akan mengtakan ungkapan ini kepada orang dengan antusias yang dapat mereka rasakan. Dia mengatakan secara jujur. Dia tidak mengatakan bahwa mereka cantik untuk mendapatkan sesuatu dari mereka. Kebanyakan, mereka mencoba mendapatkan sesuatu darinya. Aku heran selama beberapa tahun ini apa yang terjadi dengan tanggapan dan pandangan seorang Ibu. Tidak bisakah dia memahami bahwa semua orang yang dipanggilnya dengan kata cantik itu sebenarnya tidak cantik? Kamu cantik bila kamu mempunyai wajah dan figur khusus yang digolongkan sebagai keindahan oleh aturan dunia. Namun ketika ibuku berbicara, orang tersenyum seakan majalah glamour telah mencatatnya menjadi salah seorang yang cantik tahun ini. Butuh waktu bertahun-tahun bagiku memahami ungkapan ibuku, ”Kecantikan itu berada di mata yang melihatnya.” Ibuku mempunyai spirit yang dapat melihat kecantikan dalam diri seseorang. Hampir kebanyakan orang, sering kali hanya melihat bagian luar saja dan kemudian membandingkan apa yang mereka lihat dengan nilai-nilai yang orang berikan kepada mereka. Itulah yang aku kerjakan. Hari ini saat kamu meninggalkan rumah, perhatikanlah dengan seksama orang pertama yang kamu lihat dan beritahukanlah betapa cantiknya mereka.

80


Mungkin saja mereka botak, gendut, keriput, berjerawat, atau sesuatu apapun yang orang tidak suka juga merupakan kecantikan. Lihatlah mereka secara seksama dan carilah kecantikan itu. Bila kamu benar-benar memperhatikan, kamu akan melihatnya. Pada awalnya, aku tidak mempercayai hal itu hingga aku mencobanya. Betul saja, saat aku memulai dan membuka mata, aku mampu melihat kecantikan itu pada setiap orang. Tidak peduli seburuk apakah penampilan seseorang itu, dia tetap cantik. Kamu hanya mencari kecantikan. Itu ada. Manakala kamu meninggalkan rumah di pagi hari ini, lihatlah secara sungguh-sungguh kepada setiap orang. Kamu akan melihat kecantikan setiap orang yang kamu tidak ketahui. Percayalah padaku dan cobalah. Bila kamu sungguh-sungguh melihat, kamu akan melihat kecantikan itu. Ketika kamu tiba di rumah setelah melihat kecantikan di wajah yang kamu lihat, tataplah cermin. Kamu sangat cantik. Terima kasih ibu atas semua kecantikan yang tidak saja kau lihat, tetapi kau tambah. Biasanya dulu dia mengatakan kepadaku: ”Jadilah seperti lebah madu yang selalu hinggap pada bunga yang cantik.” Nabi Muhammad (SAW) bersabda: ”Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” di tempat lain beliau bersabda: ”Seorang beriman itu cantik karena Allah memberinya sifat yang indah. Al-Quran menekankan tentang kecantikan terhadap sesuatu yang telah Allah ciptakan dan memujinya. ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan itu.” (93:11) Allah (SWT) dengan sendirinya mengingatkan dan memuji ciptaan yang baik. Dia menciptakan: di antara mereka kekasihnya Nabi Muhammad (SAW): ”Dan dia tinggikan sebutan nama-Mu bagimu (wahai Muhammad).” (94:4) ”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (33:56) Pembaca yang budiman, Anda cantik sekali. Semoga keindahan Allah selalu memberkahimu.

SABAR Seorang laki-laki keluar dari rumahnya menuju mobil truk baru yang ia kagumi. Dia bingung, anaknya yang berusia tiga tahun dengan senang membuat penyok cat truk yang mengkilap itu. Laki-laki itu berlari menuju anaknya, memukulnya dan memantek tangan anak kecil itu hingga ke dalam daging sebagai hukuman. Ketika ayah tenang, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun dokter berusaha keras untuk menyelamatkan tulang yang hancur, akhirnya dia harus mengamputasi jari - jari dari kedua tangan anak itu.

81


Ketika anak itu terbangun dari pembedahan dan melihat potongan balutan, dia berkata tanpa merasa bersalah, ”Ayah, aku minta maaf atas truk ayah.” Lalu dia bertanya,”Tetapi kapan jariku akan tumbuh kembali?” Ayah ingin pulang dan berencana bunuh diri. Renungkanlah kisah ini bila suatu ketika seseorang menginjak kakimu atau kamu ingin melakukan pembalasan. Pikirlah lebih dulu sebelum kamu kehilangan kesabaranmu terhadap orang yang kamu sayangi. Truk bisa diperbaiki. Tulang dan sakit hati kerap kali tidak bisa disembuhkan. Terlalu sering kita gagal untuk mengakui perbedaan antara seseorang dan perbuatan. Kita lupa bahwa memaafkan itu lebih mulia dari pada balas dendam. Orang berbuat salah. Kita ikut untuk berbuat salah. Tetapi tindakan yang kita tempuh pada saat marah akan menghantui kita selamanya. Tahan dan hati-hati. Berpikirlah sebelum kamu bertindak. Maafkanlah dan lupakan. Cintailah seluruh manusia.

AYAH DAN ANAK LAKI-LAKI Seorang ayah mempunyai sebuah keluarga - di antaranya anak laki-laki yang sering kali bertengkar sesama mereka. Ketika dia gagal menyelesaikan perselisihan dengan peringatannya, dia memberi mereka sebuah ilustrasi yang mudah dengan penjelasan singkat mengenai keburukan perpecahan; dan untuk tujuan ini dia – suatu hari - berkata kepada mereka agar membawakannya seikat tongkat. Ketika mereka melakukannya, dia menaruh seikat tongkat ke tangannya masing-masing di antara mereka secara bergantian dan memerintahkan mereka agar mematahkan satu ikat tongkat itu menjadi kepingan. Mereka mencoba dengan sekuat tenaga dan tidak sanggup melakukannya. Sang ayah kemudian membuka ikatan tongkat itu, mengambil tongkat-tongkat itu secara terpisah, satu per satu, dan kemudian menaruh tongkat itu ke tangan anak laki-lakinya, mereka mematahkannya dengan mudah. Sang ayah kemudian menunjukkan tulisan kepada mereka: ”Anakku, jika kamu satu pikiran, dan bersatu padu untuk membantu satu sama lain, kamu akan menjadi seikat tongkat ini, tidak akan luka dengan apa yang dilakukan oleh musuhmu; tetapi jika kamu terpecah belah, kamu akan patah dengan mudah seperti tongkat ini.” Dalam persatuan terdapat kekuatan. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.

MEMBUAT PERUBAHAN Temanku sedang berjalan menuju pesisir pantai Meksiko saat tenggelam matahari. Saat berjalan, dia segera melihat seseorang di kejauhan. Saat temanku mendekat, dia memperhatikan bahwa seorang penduduk itu terus membungkuk, mengambil sesuatu dan melemparnya ke dalam air. Kembali dia terus mengumpulkan benda itu dan melemparnya ke laut. Saat temanku mendekat, dia mengerti bahwa orang itu sedang mengambil bintang laut yang terdampar di pantai dan sesekali ia melemparnya kembali ke laut. Temanku bingung. 82


Dia mendekati laki-laki itu dan berkata,”Selamat malam, teman. Aku heran dengan apa yang sedang kamu lakukan,” ”Aku sedang melempar bintang laut ini kembali ke laut. Kamu lihat air surut sekarang dan semua bintang laut ini terdampar di tepi pantai. Jika aku tidak melempar mereka ke dalam laut, mereka akan mati di sini karena kekurangan oksigen.” ”Aku mengerti,”Jawab temanku, ”Tetapi di sini terdapat ribuan bintang laut di pantai ini. Kamu tidak akan mungkin mengambil mereka semua. Mereka ini terlalu banyak. Dan tidakkah kamu sadari bahwa ini mungkin terjadi terhadap ratusan pantai di sini. Tidak bisakah kamu melihat bahwa kamu tidak mungkin melakukan perubahan? Penduduk setempat tersenyum, membungkuk dan mengambil bintang laut yang lainnya, dan saat dia melemparnya kembali ke laut, dia menjawab, ”Berubahlah untuk yang satu ini!”

83


Name Furqon Bunyamin Husein Address Jl. Bangka Buntu II RT012/05 Pela Mampang Jakarta 12720 Status Married with three children Place and Date of Birth Jakarta May 15, 1969

Contact Person 087875702428 /08118823942/ 088210024195

Philosophy There won’t be a world without teaching. Man couldn’t live without teaching.

EDUCATIONAL BACKGROUND 1

Primary School, academic year 1980/1981 Jl. Bangka III Pela Mampang Jakarta Selatan

2

Junior High School, academic year 1983/1984 Jl. KH. Abdurrahim, Kuningan Barat-Jakarta Selatan

3

Senior High School, academic year 1986/1987 Jl. Cawang Bawah/71 Jakarta Timur

OTHER TRAININGS 1 2 3 4 5

Modern English Course 1983 Jakarta College 1984 Lembaga Indonesia Amerika/LIA 1986 Indonesian-Australian Youth Exchange; The Culture & Education Department (Depdikbud) 1986 English Training For Primary School Nurul Fikri Kelapa Dua, Cimanggis Depok 1987

TEACHING EXPERIENCES

84


1

Modern English Course, Jl. Duren Tiga Jakarta selatan 1989 As a Tutor - responsibility in teaching the Elementary Level

2

Language Education Center, Jl. Mampang Prapatan XI Jakarta Selatan 1994 As Tutor – Responsibility in teaching for the Elementary, Pre Interm, PI

3

Primary School, Jl. Bangka II/24 Jakarta Selatan 1994 As Tutor. Responsibility in teaching for the Elementary School

4

Integrated Primary School, Jl. Bangka II/24 Jakarta Selatan 1994 As Tutor. Responsibility in teaching for the Primary Strudent

5

Junior High School, Jl. Bangka II/24 Jakarta Selatan 1994 As Tutor. Responsibility in teaching Senior High School Student

6

Intercollege, Jl.Bangka IV Jakarta Selatan 1996 As A Chief Executive Officer. Responsibility in creating Curriculum Program 1996

7

In House Training for SEMPATI AIR’s children As Tutor. Responsibility in teaching for Pelita Harapan Student

8

Wisma Business Indonesia, Jl. Slipi Jaya Jakarta Barat 1996 As Tutor. Responsibility in teaching Assurance Employee

9

Language First, Jl. Bangka X Jakarta Selatan As Educational Program Manager. Responsibility in Curriculum

10 Delmoris Learning Center, Jl. Bangka III/23 Jakarta Selatan 2002 As CEO. Responsibility in Curriculum 11 In House Training, Jl. Tirtayasa Jakarta Selatan 2005 As Tutor. Responsibility in teaching Mentari School’s Students 12 In House Training, Jl. Kemang III Jakarta Selatan 2006 As Tutor. Responsibility in teaching Al-Azhar’s School’s Students 13 In House Training, Jl. Komplek DEPLU Jakarta Selatan 2006 As Tutor. Responsibility in teaching Al-Azhar’s School’s Students 14 In House Training, Jl. Bulungan Jakarta Selatan 2006 As Tutor. Responsibility in teaching Journalist and Interior Design

85


JOURNALIST EXPERIENCES 15 Wisata Magazine, Jl. Siaga Pejaten Barat Jakarta Selatan 2002 As Journalist. Making report of The Japanese Cultural Festival 2003 16 Bando Magazine, Jl. Supomo Jakarta Selatan 2004 As Reporter. Responsibility in reporting Painting Festival for ANTV and BANDO YA AMPUN 17 Bahana Radio, Jl. Penggadegan Jakarta Selatan 2004 As Keynote Speaker. Theme: English For Children-Business or Education? 18 Managing Forum Peduli Masyarakat Jakarta (2012 up to this present, as General Chief) 19 Managing Online News (Radar Indonesia, www.radarindo.com) Up to this present, as the founder

86


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.