haluanriau-2011-11-15

Page 23

22

ARENA

Selasa, 15 November 2011

Lintas

ANT

ALIANSYAH, atlet gulat

Gulat Tambah Dua Emas PALEMBANG -Indonesia kembali menambah koleksi medali emas. kali ini sumbangan emas datang dari cabang olahraga Gulat yang bertanding di Lapangan Gulat Dekranasda Jakabaring, Palembang. Dari lima nomor yang dipertandingkan, Indonesia memperoleh dua medali emas, satu perak dan dua perunggu. Dua medali emas tersebut diraih dari kelas 66 kg atas nama Rustang dan Aliansyah kelas 60 kg. Sementara untuk perak diraih Ardiansyah kelas 50, serta perunggu dikantongi Kusnohadi kelas 74 dan kelas 55 atas nama Arbiansyah. Menurut Aliansyah, dirinya sudah dirinya memang sudah mempersiapkan sejak lama untuk bisa merebut medali emas di negara sendiri. "Sejak dilatih oleh pelatih dari Rumania, saya mengalami peningkatan dan ini terbukti saya bisa juara dan mempersembahkan emas untuk Indonesia," ujar Aliansyah, Senin (14/11). Diakuinya lawan yang dihadapi memang cukup bagus, tetapi pengalaman di Laos yang hanya merebut perak dapat memperbaiki penampilannya. "Ini berkat kerja keras bersama seluruh pelatih, pengurus dan saya sendiri untuk bertekad bisa memberikan yang terbaik," tuturnya. (ok/sad)

Tim Sepak Takraw Putra Sumbang Perak PALEMBANG -Tim sepak takraw putra Indonesia harus mengakui ketangguhan Thailand pada final Men Regu 15-6, 15-7, 15-5. Kekalahan itu memaksa Indonesia harus puas mengantongi medali perak. Sedangkan medali perunggu direbut Malaysia dan Laos. Tim Indonesia yang terdiri dari Syamsul Hadi, Saiful Rijal, Victoria Eka Prasetyo, Sudarmin dan Abrian Sihab Aldilatama tidak mampu memberi perlawanan berarti sejak set pertama, kesalahan serangan yang kerap kandas membuat set pertama berakhir dengan 15-6. Memasuki babak kedua dan ketiga, dukungan moril datang dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang hadir langsung di Venue Sepak Takraw, Palembang. Kedatangan dua tokoh tersebut belum mampu melecut permainan yang ditunjukan ketiga pemain di lapangan dan masih belum bisa merubah keadaan sehingga tidak mampu merebut satu set pun dan berakhir 15-7, 15-5. Kapten tim takraw Syamsul Hadi mengatakan hasil di final kali ini kurang memuaskan, diakuinya penampilan tim agak menurun dibanding saat penyisihan. "Harus kita akui kemampuan kita masih belum bisa menyaingi Thailand, mereka masih yang terbaik di Asia Tenggara," kata Syamsul, Senin (14/11). Persiapan menjelang SEA Games dikatakan Syamsul sudah mencukupi selama pelatnas 8 bulan, bahkan sudah beberapa kali melakukan uji tanding untuk memantapkan persiapan sebelum berangkat ke Palembang. "Hari ini kita bermain tidak seperti biasanya, masih ada beberapa nomor lagi yang akan dipertandingkan, semoga kita bisa berbuat lebih baik lagi," harapnya. (ok/sad)

Bridge Putri Sumbang Emas & Perunggu PALEMBANG-Tim bridge putri Indonesia turut memberikan kontribusi besar pada perhelatan SEA Games ke-26. Mereka menyumbangkan satu emas dan satu perunggu. Emas pertama dari caban bridge diraih duet Kristina Murniati Wahyu-Suci Amita Dewi. Tampil pada nomor butler beregu putri, Nanah, sapaan akrab Kristina dan Suci sukses mencatatkan poin kumulatif butler tertinggi, 1,135 hingga akhir babak penyisihan yang digelar di Hotel Jayakarta Daira, Palembang, senin (14/11). Catatan poin ini dipastikan tidak lagi mampu dikejar para pesaing, sehingga Nanah/suci berhak menggondol emas pertama dari nomor bridge. Medali perak diraih pasangan putri Singapura, Tan Sock Ngin-Ng Lai Chun dengan kumulatif butler 0,864. Sementara medali perunggu direbut pasangan Indonesia lainnya, Lusje Olha Bojoh-Grace Julita Tueje dengan kumulatif butler tertinggi 0,571. Emas perdana yang disumbangkan Nanah/Suci ini sontak disambut gembira oleh manajer tim Hasyim Arif yang mengaku optimistis, timnya mampu merealisasikan target lima emas yang dicanangkan KONI. "Saya cukup puas. Hasil ini sudah kami prediksi sebelumnya," tutur Hasyim . "Mereka itu (Nanah-Suci) merupakan andalan kami, mereka juara dunia di Belanda dan nomor dua pada kejuaraan tingkat dunia," pungkasnya. (ok.sad)

STEVANUS Wijaya (depan) dibayangi Zarki Rosa saat lomba di kelas 500 meter Sepatu roda putra SEA Games XXVI di Arena Sepatu Roda, Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Senin(14/11). Stevanus berhasil meraih emas di kelas 500 meter dengan catatan waktu 42,054 detik. ANT

Stevanus Tambah Satu Emas PEKANBARU-Atlet sepatu roda asal Riau kembali menambah pundi-pundi emas Indonesia di SEA Games XXVI 2011. Setelah Johanes Wijaya dan Sylvia Setiawan, kini giliran Stevanus Wijaya yang menyumbang emas untuk tim Merah-Putih.

SAADUDDIN BADRA Liputan Pekanbaru

Sekeping emas tersebut diraih Stevanus setelah sukses menyingkirkan pesaingnya pada final nomor 500 meter putra yang berlangsung di arena sepatu roda komplek olahraga Jakabaring, Palembang, Senin (14/10). Stevanus yang diproyeksikan untuk menyumbang emas bagi Riau di PON XVIII mendatang tampil sempurna. Begitu start dimulai, ia terus mempercepat lajunya menca-

pai finis lebih duluhan. Hasilnya, Stevanus mencapai finis dengan jarak tempuh 42,045 detik atau lebih cepat 0,166 detik dari Zakri Rosa yang menempati posisi dua. Perunggu di nomor ini disabet atlet Thailand yakni Chutipon Nakarungsu dengan kecepatan waktu tempuh 42,342 detik Selain Stevanus, Indonesia juga meraih emas di nomor putri yang disumbang

Della Olivia dengan waktu tempuh 48,996 detik. Sementara medali perak Anggi Rahmadini dengan kecepatan waktu 49,116 detik. Keberhasilan Stevanus ini menambah kontribusi atlet sepeda roda Riau dalam menyumbang emas untuk Indonesia menjadi tiga emas. Sebelumnya dua emas telah disumbang Johanes Wijaya dan Sylvia Setiawan yang turun di nomor 1.500 meter putra dan putri. Sukses yang diraih atlet sepatu roda Riau yang menyumbang tiga emas untuk Merah Putih ini disambut baik pengurus KONI Riau.

PEKANBARU- Harapan M Tri Saputra untuk menyumbang emas di nomor serba bisa akhirnya kandas. Pesenam andalan Riau ini hanya mampu berada di posisi kelima pada hari ketiga pelaksanaan cabang senam SEA Games XXVI 2011 di Hall Senam Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang, Senin (14/11). Putra yang sebelumnya menyumbang medali perunggu di nomor beregu putra sebenarnya tampil cukup sempurna dalam perlombaan enam alat. Tapi, kurangnya konsentrasi diri dan tidak mampu menahan kontrol, putra Ahmad Marcos ini terjatuh saat tampil di palang

tunggal yang merupakan nomor spesialisnya. "Sebenarnya ia (M Tri,red) sudah unggul di beberapa alat dari pesaingnya. Tapi, ia lepas kontrol sehingga jatuh saat tampil di nomor palang tunggal. Kita sangat sayangkan ia gagal di nomor ini, padahal peluang untuk menyumbang emas cukup besar," kata Ahmad Marcos, pelatih senam Riau yang mendamping M Tri bertanding di Palembang. Kegagalan M Tri yang terjatuh di palang tunggal membawa berkah bagi pesenam Thailand yang berhasil menyabet emas. Sementara, perak dan perunggu diraih pesenam Vietnam. M Tri

sendiri harus puas di posisi kelima. Meski gagal, peluang M Tri untuk menyumbang emas cukup terbuka, terutama di nomor tiga alat. Sebab, pesenam yang menjadi andalan Riau di PON XVIII mendatang ini masih menjadi yang terbaik di nomor tiga atlat, yakni kuda pelana, palang tunggal dan palang sejajar. "Besok (hari ini, red) M Tri akan tampil di final nomor tiga alat. Peluangnya cukup besar mengingat di nomor ini ia masih di atas pesaingnya. Mudah-mudahan kejadian yang tidak diinginkan tidak terulang kembali," harap Marco, ayah kandung M Tri. (sad)

Apalagi, mereka tersebut memang diproyeksikan untuk meraih emas bagi Riau di PON XVIII 2012 mendatang. "Ini sebuah hasilnya sangat luar biasa. Tiga atlet sepatu roda kita sukses menyumbang emas. Kita berharap sukses tersebut bisa berlanjut di PON XVIII mendatang dengan menyumbang banyak emas bagi Riau," kata H Sudarto, Kabit Pembinaan Prestasi KONI Riau, ketika dikonfirmasi menyangkut keberhasilan atlet sepatu roda Riau, Senin (14/11). Sudarto menambahkan, ketiga atlet tersebut sebenar-

nya sudah disiapkan jauh sebelumnya. Usai PON Kaltim lalu, mereka langsung dibina secara intensfi dibawah arahan pelatih Fiyra Saraniza. Tidak saja latihan rutin, mereka juga ikut ujicoba ke beberapa negara. " Di PON Kaltim lalu prestasi mereka memang belum mengembirkan. Karena itu, mereka terus kita tempa melalui latihan serius di Jakarta. Ini kita lakukan karena di Pekanbaru belum ada arena sepatu roda. Mudah-mudahan di PON nanti mereka bisa menyumbang banyak emas," kata Sudarto lagi. ***

Ricky Gagal Raih M Tri Gagal di Nomor Serba Bisa Emas Pertama Biliar

ATP Paris Master

PALEMBANG - Ricky Yang gagal mempersembahkan emas pertama cabor billiar setelah dikalahkan juara dunia biliard, Denis Orcollo (Filipina) pada final nomor pool 8 single di OPI Conventon Center dengan skor 7-2. Sementara perunggu diraih Nguyen Phuong Thao dari Vietnam dan Muhammad Zulfikri dari Indonesia Final berlangsung ketat. Di awal pertandingan kualitas, kedua finalis tampak berimbang. Mereka menyuguhkan permainan memukau di hadapan penonton. Apalagi, final kali ini mempertemukan Dennis sebagai Juara Dunia 2011 dan Ricky pemegang Juara Dunia 2009. Setelah skor berimbang

diawal, Ricky tampak kehilangan konsentrasi dan sering melakukan kesalahan sendiri dalam menyelesaikan set demi set. Ricky mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil final kemarin, menurut Ricky seharusnya skor bisa sedikit berimbang jika dia bisa lebih konsentrasi. "Hasil final hari ini tidak seperti yang saya harapkan, tapi Dennis bermain bagus hari ini," kata Ricky kepada okezone, Senin (14/11). Menurut Ricky, dirinya banyak melakukan kesalahan terutama saat pada saat break sering tidak masuk, "Kualitas Dennis sedikit diatas saya, mungkin saya kurang beruntung," pungkasnya. (bbc/ok/sad)

GP2

Tiket Kedua Federer PARIS-Roger Federer mulai meniti kesuksesannya kembali, setelah 10 bulan tanpa gelar, tahun ini. Setelah sebelumnya menggondol gelar pertama di ATP Basel sepekan lalu, kini Federer menyabet gelar keduanya, di ATP Paris Masters. Federer menggenggam gelar keduanya, setelah mengandaskan perlawanan petenis tuan rumah, Jo-Wilfried Tsonga, dengan kemenangan straight set, 6-1 dan 7-6 (7-3), pada final yang digelar di Palais Omnisports, Bercy, Senin (15/11). Tsonga, petenis tuan rumah yang berusia lebih muda 4 tahun dari Federer, sempat optimis, terlebih Tsonga mendapat dukungan penuh dari publik Prancis, yang ingin melihat petenis tuan rumah menjuarai ATP Paris kali ini. Akan tetapi sejak awal set, Federer

berhasil menempatkan Tsonga dalam tekanan, sehingga Federer tak kehilangan satu set pun kali ini. Dengan mudah Federer memenangi set pertama 6-1. Tak ingin dipermalukan di depan publik sendiri, Tsonga berupaya keras untuk membalikkan dominasi. Akan tetapi, Federer kembali mampu menempatkan Tsonga dalam kesulitan. Bahkan di set kedua, Federer sempat unggul jauh, 4-0. Tsonga bersusah-payah mendapatkan poin demi poin untuk menyusul Federer. Sempat terjadi beberapa kali tiebreak, tapi akhirnya Federer menyudahi final, dengan kemenangan dua set langsung. Sukses Federer kali ini bisa dibilang karena absennya beberapa rival terbe-

ratnya. Novak Djokovic yang harus mundur dari turnamen ini karena cedera bahu pada babak perempatfinal. Sementara, Andy Murray, sudah mengepak koper pada babak perempatfinal. Sedangkan Rafael Nadal absen, karena mempersiapkan diri untuk berlaga di ATP World Tour Finals.(ok/ sad)

FEDERER Juara Paris Masters

Rio Terkendala di Race 2 ABU DHABI-Rio Haryanto gagal menembus posisi 10 besar dalam seri GP2 di Sirkuit Yas Marina. Kalau pada race 1 Rio sukses menempati posisi 12, ia terkendala kerusakan di bagian depan mobil pada race 2 dan hanya bisa finis di posisi 24. Rio yang ditunjuk untuk membalap bersama tim asal Prancis, DAMS, pada seri spesial GP2 di Sirkuit Yas Marina. Ini adalah seri tambahan di luar seri reguler musim ini. Pada race 1, Sabtu (12/11), Rio tampil menjanjikan untuk bisa finis di posisi 12. Peringkat itu bahkan lebih baik ketimbang rekan setimnya, Nigel Melker. Akan tetapi, kesialan menaungi Rio di race 2, Minggu (13/

11). Akibat kerusakan yang ia alami di bagian depan mobil pada awal balapan, Rio harus masuk pit dan proses perbaikan cukup memakan waktu. Pada prosesnya Rio pun

tercecer di posisi belakang sepanjang balapan sampai akhirnya finis di posisi 24, atau hanya lebih baik dari Stefano Coletti dan Mihai Marinescu yang gagal finis. (dtc/sad)

INT


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.