A
Tak Kenal Maka Tak Yayang
pa yang terbayang jika kita mendengar kataYayang? Sebagian orang akan berpikir bahwaYayang adalah panggilan sayang untuk seseorang yang istimewa. Sebagain lagi mungkin akan menafsirkan kata Yayang sebagai nama seorang perempuan. Pernahkah terfikir bahwa namaYayang adalah nama seorang lailaki. DialahYayang Lutfiana Rizwan, Alumni PPSDMS Angkatan 6 regional 2 Bandung.Tak hanya namanya yang unik, pengalaman hidupnya juga unik untuk kita gali lebih lanjut. Masa kecilnya dilalui dengan masukTK akselerasi pada umur 4 tahun.TK satu tahun langsung masuk ke SD. Memasuki gerbang SMPYayang sudah mulai aktif berorganisasi. Ketika bersekolah di SMPN 1 Cimahi dia dipercaya sebagai wakil ketua OSIS. Lulus dari SMP pemuda yang hobi bermain futsal ini tidak melanjutkan ke SMA tetapi masuk ke SMK farmasi. Alasannya tidak lainnya adalah agar cepat bekerja. Posisinya sebagai anak paling tua menjadikannya harus dapat membantu keluarga khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi. Sekolah di SMK memiliki peluang lebih besar untuk langsung bekerja. Akhirnya ia masuk ke SMK Farmasi Bumi Siliwangi. Sekolah di SMK ternyata biayanya tidak murah sehingga ia dan keluarga kesusahan untuk membayar biaya sekolah. Kesusahan itu terjawab ketika bibinya kenal dengan seorang dermawan yang mampu dan mau membiayai dengan syarat iaharus berprestasi. Ia pun berusaha semaksimal mungkin untuk terus berprestasi. Hal ini terlihat dari prestasinya yang selalu konsisten menjadi rangking satu di sekolahnya dari kelas 1 sampai dengan kelas 3. Ketika luluspun ia meraih predikat lulusan terbaik. Prestasinya yang menonjol juga diiringi dengan keaktifan organisasi di sekolahnya. Ia dipercaya oleh teman-temannya untuk menjadi ketua Ikatan Pelajar Farmasi (IPF) di SMK Farmasi Bumi Siliwangi.
Yayang Lutfiana Rizwan
65
Setelah lulus dari SMK, didorong oleh orangtua untuk langsung bekerja dalam bidang farmasi. Namun di sisi lain ia ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Akhirnya dengan restu orangtua, ia mencoba untuk ikut SNMPTN dengan memilih Farmasi ITB. Selain itu, ia juga mencoba tes masuk SekolahTinggi Akutansi Negara (STAN). Pada waktu pengumuman, dua tes yang ia jalani semunya berhasil. Orangtua mendorong ia untuk masuk STAN saja, karena sesudah lulus pasti ada jaminan untuk kerja dan juga gratis, sedangkan di ITB belum tentu langsung dapat kerja dan mesti harus bayar biaya kuliah. Pada akhirnya ia memilih ITB dengan pertimbangan Farmasi ITB merupakan jurusan Farmasi terbaik di Indonesia. Setelah masuk ITB, ia juga menghadapi dilema dengan biaya kuliahnya. Keluarganya juga mengahadapi dilema, adiknya yang paling kecil mau masuk SMP, adiknya satu lagi sebentar lagi masuk SMA. Akhirnya tanpa sepengetahuannya dan adik-adiknya orangtuanya menggadaikan sertifikat rumah untuk membiayai biaya kuliahnya dan sekolah adik-adiknya. Pada akhirnya kesulitannya dan keluarganya itu terjawab ketika ada penawaran beasiswa Bidikmisi oleh ITB. Biaya kuliahnya ditanggung oleh beasiswa Bidikmisi. Perjuangan yang berliku-liku untuk menikmati bangku kuliah membuatnya tidak ingin menyia-nyikan kesempatan untuk serius dalam belajar dan mengembangkan diri di kampus. Sejak tingkat satu, ia sudah aktif dalam berorganisasi. Mulai organisasi keislaman kampus sampai himpunan mahasiswa pernah ia rasakan. Di tingkat satu dan tingkat dua, ia banyak ikut terlibat aktif di Keluarga Mahasiwa Islam ITB (GAMAIS ITB). Ia juga menjadi Kepala Divisi Kekeluragaan di Forum Bidikmisi ITB. Puncaknya di tingkat tiga, ia dipercaya menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Farmasi ITB. Selain berprestasi dalam organisasi, ia juga menunjukkan pretasi lewat karya-karyanya. Pada tahun 2011 karyanya bersama teman-temannya yang mengangkat tema tentang tembakau lolos Program Kreatifitas Mahasiswa yang diadakan oleh DIKTI. Pada tahun 2013, karyanya yang berjudul Indonesian Muslim Patient Preferences in Health Promotion Methods by islamic traditional Health Services di presentasikan dalam ajang 4th Global Islamic Marketing Conference diTurki. Di tahun 2014 ada peluang untuk mengikuti seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara. Namun di saat yang sama ia sedang disibukan dengan penelitian tugas akhir. Setelah menimbang-nimbang akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara. Setelah mengikuti serangkaian seleksi di Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa BaratYayang dinyatakan lolos untuk mengikuti pertukaran pemuda ke Kanada. Program pertukaran Pemuda itu dilaksanakan di Kanada selama tiga bulan dan di Jambi selama tiga bulan juga. Tak hanya berprestasi, sosokYayang juga aktif dalam kegiatan sosial. Bersama komunitas 9cm dia dan teman-teman banyak menyuarakan gerakan anti rokok. Berbagai aksi di sekolah-sekolah dan Car Free Day menjadi targetnya dan teman-temannya untuk menyuarakan gerakan anti rokok. Gerakan 9cm ini tersebar di Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, dan Yogyakarta. Untuk di Bandung, kini ia dan tim telah bergerak, dengan hampir 100 volunteer yang terdaftar. Berbagai pencapaian di masa kuliah tidak lepas dari proses pembinaan yang ia jalani selama di PPSDMS. Baginya, proses pembinaan PPSDMS merupakan salah satu titik penting dalam fase kehidupannya. PPSDMS memberikan inspirasi tentang membangun kebiasaan dan paradigma berpikir yang komprehensif. Begitu besarnya peran PPSDMS baginyasehingga ada keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam memperjuangkan lahirnya pemimpin-pemimpin baru di masa depan. Selepas dari program pertukaran pemuda ke Kanada, dia memutuskan untuk membantu PPSDMS menjadi staf pembinaan. Di masa mendatangm ia memiliki mimpi untuk membangun Industri bahan baku farmasi di Indonesia. Untuk mewujudkan mimpinya, ia ingin mendalami ilmu ke Jerman dan Ke Jepang khusunya ke Kyoto University. Untuk rencana paling dekat, ia berencana mengambil profesi apoteker di ITB.