edisi 9 julia 2010

Page 10

JUMAT 9 JULI 2010 Tanah Warisan Digarap Orang

Tanah tersebut pada awalnya diberikan alm. Ndalim Brahmana kepada bibinya Ngunduri Br Brahmana untuk diusahai (bhs karo : diperjumai). Setelah Ngunduri Br Brahmana meninggal tanah tersebut diusahai oleh anaknya yang bernama Gunung Barus, suami dari tergugat Cukup Br Brahmana. Pada saat itulah alm. Gunung Barus membuat sertifikat atas kedua bidang tanah tersebut. Padahal Alm. Ndalim Brahmana tidak pernah menjual tanah itu kepada Tampak Barus (Suami dari Ngunduri Br Brahmana), ayah dari Gunung Barus. Menurut Alofsen Marbun SH kepada wartawan, Rabu (7/7) di Medan, hal itu sungguh tidak masuk akal dan diluar koridor hukum kalau pihak termohon eksekusi Cukup Br Brahmana, dkk menyatakan telah membeli tanah tersebut pada Tahun 1937 dari Nimbang Brahmana. Karena pada tahun tersebut Ndalim Brahmana sebagai pemilik tanah masih hidup. Meskipun pada tahun 1959 saudara-saudara dari Cukup br Brahmana (Serpi, Bengkel, Dame) telah menggugat tanah terperkara kepada Ndalim Brahmana (Suami dari penggugat sekarang, Mayam Br Purba), yang membuktikan bahwa tanah tersebut adalah milik dari Ndalim Brahmana tapi perkara tersebut justru dimenangkan oleh Ndalim Brahmana sebagaimana dalam Putusan PN Kabanjahe Tahun 1959 nomor 135/S/1959, dan telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan pada tahun 1968. “Kalau memang tanah terperkara telah dibeli oleh mereka tahun 1937, kenapa sewaktu perkara tahun 1959 tersebut terjadi alm. Tampak Barus/ Ngunduri Br Brahmana (mertua dari Cukup Br Brahmana) tidak melakukan intervensi? Yang jelas dulu, nenek mereka cuma memperjumai/ mengerjakan. Tidak mungkin menjadi miliknya,” kata Alofsen. Perihal para tergugat/ termohon eksekusi telah memiliki sertifikat atas tanah-tanah tersebut, itu bolehboleh aja. Yang menjadi masalah adalah Alas Hak atau Dasar dari penerbitan sertifikat tersebut, dalam hal ini yang mereka gunakan adalah yang menurut mereka “surat jual beli” tahun 1937 tersebut, yang nyata-nyata tidak sah secara hukum. Maka sertifikat atau produk hukum apapun yang didasarkan pada hal tersebut juga menjadi tidak sah. Atas dasar pertimbangan inilah PN Kabanjahe dengan nomor perkara 40/Pdt.G/2007/PN.Kbj memenangkan klien kami Mayam br Purba dan telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan putusan MA nomor 791.K/Pdt/2009 “Sebenarnya sebelum gugatan ini didaftarkan, klien kami telah meminta tanah ini secara baik-baik kepada pihak tergugat Cukup br Brahmana dkk, supaya dikembalikan kepada penggugat Mayam br Purba, namun tidak digubris oleh mereka,” jelas Alofsen. Perihal tuduhan dari tergugat/ termohon eksekusi dalam hal ini Jenda Kita br Barus tentang adanya mafia peradilan, diduga pihak tergugat terlalu gegabah menyatakan hal itu karena disini juga menyangkut nama baik lembaga peradilan, dan bisa menjurus kepada fitnah. “Jadi perlu saya tegaskan tidak ada mafia peradilan atau sejenisnya, ini murni hukum yang diletakkan pada bukti-bukti yang kuat dan keputusan MA sudah tepat memenangkan yang benar dan berhak atas tanah tersebut,” tegasnya. Kuasa hukum tergugat melihat, betapa ironisnya pihak tergugat Cukup Brahmana dkk sepertinya berusaha membentuk opini publik bahwa merekalah yang benar dan menjadi korban mafia peradilan. Padahal sebenarnya Mayam Br Purba, dkk lah yang menjadi korban, sebab selama puluhan tahun tidak bisa menikmati harta warisannya, karena dikuasai oleh yang tidak berhak. “Sebagai kuasa hukum dari klien kami Mayam br Purba wajib mengklarifikasi dan meluruskan masalah. Klien saya hanya menuntut hak atas tanah warisan mereka, ungkapnya. Perihal bantuan pengamanan eksekusi yang dimintakan PN Kabanjahe kepada Polres Tanah Karo dengan surat no. W2.U7/720/H.T.04.10/III/2010 tertanggal 26 Maret 2010 dan surat kedua nomor W2.U7/1171/H.T.04.10/V/2010 tertanggal 24 Mei 2010 dijawab oleh Kapolres Tanah Karo dengan surat nomor K/910/VI/2010/Reskrim tertanggal 5 Juni 2010 yang pada pokok suratnya tentang Pemberitahuan Penundaan Sementara Eksekusi. Surat ketiga untuk bantuan pengamanan juga sudah dikirimkan oleh PN Kabanjahe kepada Polres Tanah Karo bernomor W2.U7/1366/H.T.04.10/V/2010 tertanggal 15 Juni 2010, namun sepengetahuan kami belum direspon oleh polres. Namun Polres belum memenuhi permintaan PN justru meminta penundaan eksekusi sampai ada kepastian hulum (Inkra). Hal itu sangat mengherankan pihak penggugat kenapa Polres Tanah Karo mencampuri masalah hukum karena hal itu bisa melanggar kode etik. Padahal putusan MA sudah jelas dan berkekuatan hukum tetap. Kalau Polres tidak bersedia memenuhi permintaan PN, sudah perlu dipertanyakan itu.Terkait tuduhan dari sdr Cukup Br Brahmana tentang “saksi palsu” itu tidak benar dan tidak berdasar. Itu hanya alasan yang dibuat-buat untuk menghalang-halangi eksekusi. “Kami berharap Polres Tanah Karo sebagai aparat penegak hukum yang taat hukum memenuhi permohonan PN Kabanjahe untuk bantuan pengamanan dalam pelaksanaan eksekusi ini. Dan kami berharap pihak-pihak lain juga agar tidak mencampuri/ intervensi terhadap masalah hukum dalam perkara ini, karena ini murni masalah hukum, bukan politis,” harap Alofsen. (sormin)

TABUNG GAS ILEGAL : Sebuah pabrik pembuat tabung gas ukuran tiga kilogram ilegal di Pergudangan Sentral Kosambi, Blok G, Nomor 38, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, berhasil digerebek Polda Metro Jaya, Selasa (6/ 7). Polisi berhasil mengamankan ribuan tabung gas tiga kilogram siap edar dan puluhan ribu lempengan besi bahan tabung gas dan sejumlah alat pembuat tabung gas. Nampak gudang pembuatan tabung gas ukuran 3 kilogram saat di rilis oleh pihak kepolisian Polda Metro Jaya, Kamis (8/7).

Divonis 6 Tahun... mereka masing-masing 6 tahun penjara karena terbukti mengedarkan 2,7 ons ganja, Kamis (8/7) di PN Medan. Pasutri jompo itu ditangkap 1 Desember lalu, dari kediaman mereka Jalan Pahlawan, Medan Perjuangan. Saat itu, sekira pukul 21.00 WIB, polisi berpakaian preman mendatangi warung mereka di Jalan Nikel dan pura-pura membeli ganja. Tanpa curiga, Kamal memberikan daun haram itu setelah menerima uang. Petugas lalu membuka kedok penyamaran dan membekuk keduanya. Kamal mengaku, terpaksa menjual ganja karena kondisi ekonomi mereka. ‘’Anak kami 8 orang, selain

harus membiayai mereka, aku juga harus terus berobat karena punya sakit paru-paru dan sesak nafas. Jadi mau tak mau, ya harus beginilah jadinya,” lirih bapak tua berambut putih dan bertubuh kurus kering itu dengan menitikkan air matanya. Ida yang duduk di sampingnya tak merespon ucapan suaminya. Wanita tua itu berkali-kali menghapus airmata yang terus mengalir di pipinya. Sebelum tertangkap bersama istrinya, kata Kamal, kesehariannya mereka membuka warung kecil di seputaran Jalan Nikel, Komplek Rumah Susun (Rusun) Sukaramai Medan. Dengan usaha yang dikelola dengan istrinya itu, dikatakannya tidak lah cukup untuk membiayai hidup.

“Pas-pas makanlah dek. Tapi kalau jual ganja, jujur keuntungannya untuk beli obatku dek. Bukannya banyak kali untungnya dek, cuma Rp1500 setiap amp-nya,’’bilang Kamal menambahkan usaha haram itu sudah 2 bulan dijalaninya. Nafas Kamal tampak berat saat berbincang dengan POSMETRO MEDAN. Selama bertahun-tahun menderita sesak nafas, Kamal membutuhkan dana untuk perobatan penyakitnya. Disebabkan itu juga, Ida yang tak sanggup melihat penyakit suaminya, mengiyakan saja keinginan Kamal berjualan ganja demi biaya perobatan sakit parunya. Dalam amar putusan yang lebih rendah 2 tahun dari tuntutan jaksa,

Suasana heboh itupun jadi tontonan para pengunjung sidang. “Aku tak mau, mereka harus mati, amangoi.. amangoi... mati aja aku. Aku tak terima sudah dihukum 19 tahun kenapa mereka banding, aku tak terima,” teriaknya lagi ketika keluarga berusaha menenangkan wanita berusia 56 tahun itu untuk memakai bajunya kembali. Pengacara Muhamad Tupon, Khaidir SH dan Iskandar Lubis SH yang dikonfirmasi masalah banding mengatakan, pihaknya mengajukan banding karena banyak hasil

kami nyatakan layak untuk kalian. Bukan hanya itu, denda sebesar Rp1,5 miliar pun wajib kalian bayar. Apabila tak sanggup, maka diganti dengan hukuman kurungan selama 3 bulan lamanya,” tegas I Ketut Sudira SH, menambahkan, putusan tersebut belum final dan kedua terdakwa dapat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) sebelum 7 hari setelah diputuskan. (syahrul)

Giliran Rekanan Ditahan

persidangan yang tidak sesuai fakta. “Makanya kita banding,” katanya. Mengenai keluarga korban dilarang masuk ruang sidang, Petugas pengadilan Lubuk Pakam cabang Labuhan Deli yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya terpaksa melarang keluarga masuk untuk menjaga amukan keluarga korban demi keselamatan terdakwa. “Kami tak mau kejadian kemarin terulang lagi, makanya mereka dilarang masuk,” kata petugas yang tak mau namanya dikorankan itu. (fachril)

juta lebih, Kejari Stabat akhirnya menahan Direktur CV Putra Mandiri Azwansyah Habibi (24). Rekanan proyek Information Centre Tecnologi komputer di SMKN 1 itu dititipkan ke Rutan Tanjung Pura Langkat. Penahanan itu lebih lambat hampir 8 bulan, dibanding mantan Kasek SMKN 1 Stabat Drs Sutarjo yang telah ditahan sebelumnya dan divonis 1 tahun penjara denda Rp50 juta subsidair 6 bulan kurungan oleh PN Langkat pada 26 Nopember lalu. Walau terpidana Sutarjo akhirnya banding saat itu. Kasi Pidsus R Firmansyah SH, Kamis (8/7), di kejaksaan menyatakan pada wartawan, penahanan terhadap rekanan ini dilakukan penyidik seiring hasil persidangan terhadap terdakwa mantan Kasek SMKN Drs Sutarjo. Dari persidangan itu terungkap

bahwa tindakan terdakwa Sutarjo dalam memuluskan proyek mark up ICT dan revitalisasi di sekolah dipimpinnya itu tidak terlepas kolaborasinya dengan tersangka Habibi, rekanan yang diduga telah dihunjuk terdakwa sendiri saat itu. Diakui Firmansyah, akibat perbuatan tersangka, negara dirugikan sekitar Rp200 jutaan. Tersangka diduga turut menikmati pengadaan proyek fiktif atau korupsi itu, kata Kasi Pidsus R Firmasnyah. Dia menambahkan, tersangka dikenakan Pasal 2 dan Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. ‘’Atas penetapan penahanan tersebut, penyidik Kejari masih terus mengembangkan kasus tersebut dan tidak tertutup kemungkinan menahan tersangka lain nantinya,’’terangnya. (darwis)

punya gaji tetap. Namun jika cinta terbagi, sungguh hal yang tak termaafkan bagiku. Jantungku sontak berhenti begitu mendapat kabar Bang Sul berselingkuh dengan janda yang bekerja di SPA kawasan Jalan Serdang/Prof HM Yamin, Medan. Janda tanpa anak itu berinisial Wul. Keduanya sudah tinggal bersama alias kumpul kebo selama satu setengah tahun, namun tak memiliki anak. Wul sempat kulabrak karena aku ingin mempertahankan rumah tanggaku. Tapi Wul malah menantang, kalau dia sangat mencintai suamiku dan tak mau berpisah darinya. Iiihhhh...geram kali lihat wanita penggoda yang kerjanya mijit-mijit orang itu. Bukannya malu didatangi, dia malah ngaku cinta lakik orang. Aku pun menyoalkan hubungan kami dengan Bang Sul. Namun dia

diam saja. Alhasil, kami pun pisah ranjang. Selama berbulan-bulan tak tinggal sama, aku sempat tak sengaja bertemu dengan Bang Sul. Untuk kesekian kalinya aku menanyakan kelanjutan rumah tangga kami. Bang Sul mengatakan, mau kembali asal aku menjual rumah dan pindah tempat. Aku sempat menyetujui usulannya, karena jujur saja cintaku pada Bang Sul sangat besar. Tak dinyana, omongan Bang Sul yang semula diucapkan padaku, malah berubah 360 derajat ketika aku menanyakan hal yang sama di depan kekasihnya. Dia malah menyatakan, lebih memilih janda itu dari pada hidup bersamaku lagi. Mungkin suamiku itu sudah tunduk dengan janda itu. Soalnya, jika kami berduaan bicara tanpa ada Wul, Bang Sul selalu menyatakan kerinduannya padaku. Tapi jika di depan janda itu,

malah Bang Sul berkata sebaliknya. Dia mengatakan, ingin memiliki anak dari wanita itu, karena aku tak bisa memberinya anak. Mengetahui batinku sering disiksa Bang Sul, keluarga pun menyarankan kami bercerai. Aku pikir benar juga, mungkin perpisahan jalan terbaik buat kami. Aku juga takut Bang Sul akan mewarisi harta dan pensiunku jika aku terlebih dulu dipanggil Tuhan. Karena pernikahan kami selama 10 tahun tak dikaruniai anak. Aku tak sudi hasil pencarianku dinikmati Bang Sul bersama wanita genit itu. Biarlah aku yang mengeluarkan uang mengurus perceraian kami, asal hatiku tenang. Mungkin Bang Sul bukan jodoh yang baik untukku. Mungkin suatu hari nanti, Tuhan akan memberi seseorang yang lebih baik untuk jadi suamiku. (ditulis oleh fatimah)

Lebih Baik Aku Saja yang Mati Foyek divonis 19 tahun penjara. “Biar tahu kalian kubuka bajuku ini, entah keadilam apa ini,’’ tangis Rosmawati istri almarhum Tandang Hasiolan sembari membuka bajunya. Suasana bertambah heboh karena Rosmawati mengamuk, dan berusaha menjambak Muhammad Tupon. “Aku tak puas dengan vonis ini, suamiku sudah mati surat tanah kami habis dibakar mereka, enak aja mereka dihukum 19 tahun, bagus aku aja yang mati,” teriak wanita tua itu histeris dengan menampakkan dadanya yang telanjang.

Ketua Majelis Hakim I Ketut Sudira menyatakan Kamal dan istrinya terbukti melanggar Undang-Undang No.35 Tahun 2009, tentang penyalahgunaan narkotika golongan I khususnya Pasal 114 Kuhpidana, yang telah sengaja mengedarkan ganja tanpa hak. Namun keduanya diberi keringanan karena berjanji takkan mengulangi perbuatannya. “Masing-masing 6 tahun penjara

Tak Punya Anak, Suami Selingkuhi Janda Sul. Terkadang dia ngasi Rp300 ribu atau Rp500 ribu sebulan. Namun setiap mau pergi kerja, dia selalu minta uang minyak dan rokok. Kalau dihitunghitung, justru aku yang rugi karena uang pemberiannya tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Bertahun-tahun menikah, kami tak memiliki keturunan. Aku sudah memeriksakan diri ke dokter kandungan dan hasilnya normal. Aku tak ada masalah. Tapi Bang Sul tak pernah mau memeriksakan dirinnya. Aku jadi yakin justru Bang Sul bermasalah, karena dia suka main perempuan. Selama 10 tahun kami menikah, terasa sunyi sekali. Apalagi Bang Sul kerap meninggalkan aku dan memilih mencari kesenangan sendiri. Aku sangat menginginkan anak. Mungkin jika punya anak, Bang Sul akan

berubah. Disebabkan itulah, aku kembali mendesaknya untuk memeriksakan diri ke dokter. Meski terpaksa, namun usahaku berhasil juga. Akhirnya Bang Sul mau periksa ke dokter. Hasil pemeriksaan menyatakan, Bang Sul mengalami masalah untuk memperoleh keturunan. Kebiasaannya main perempuan sejak lajang dulu, ternyata berdampak pada kehidupannya sekarang. Bukannya berubah setelah mengetahui dirinya bermasalah untuk memperoleh keturunan. Rumah warisan orangtuaku yang kami diami selalu sunyi, karena Bang Sul kerap pergi keluar meninggalkan aku sendirian. Terkadang dia pulang dinihari, kadang juga tak pulang. Aku sangat mencintai Bang Sul, apapun tingkahnya selalu kumaafkan. Uang belanja yang selalu kekurangan, tak pernah kusoalkan karena aku juga

KLINIK PERAWATAN MEMPERINDAH Wajah Alami Aura Pengobatan Alternatif

Hj. AJENG IMAS ADAWIYAH AHLI KECANTIKAN DARI KOTA BANDUNG

PERAWATAN WAJAH •Memperindah Wajah •Memutihkan Kulit Wajah •Mengeluarkan Aura (Cahaya Wajah) •Mengencangkan Kulit •Mengatasi Jerawat/Flek-flek hitam •Mengatasi Penyakit Kulit •Menggunakan cream sarang burung walet • Memancungkan hidung PERAWATAN TUBUH •Melangsingkan Badan •Menaikkan Berat Badan •Mengencangkan Payudara MEMPERINDAH WAJAH •Membentuk Dagu •Membentuk Bibir

GURAH KEWANITAAN •Merapatkan vagina untuk keharmonisan Suami-Istri •Mengatasi Keputihan •Mengobati Infeksi Rahim/Kanker Rahim/ Kista GURAH HIDUNG •Melancarkan Pernapasan, membuang lendir2 yang mengandung virus dan membersihkan nicotin • Sinusitis • Alergi debu/ dingin •Asma I •Menyerdukan suara P HAR SETIA 0 • Masalah Jodoh BUKA I JAM 09.0 IB • Pengasihan DAR .00 W S/D 20 • Pelaris

Dengan izin Allah, kami Insya Allah siap mengobati, amandel, polip tanpa operasi, kanker payudara, ginjal, masalah keturunan. Nomor Izin Dinkes : 448/3327/VI/2004

Alamat Praktek: Jl.Puri Ujung No.206 Simpang Ismaliyah Medan Hp.0813 7419 5333, 0852 7592 5588


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.