/0 t 5) t +"/6"3* '&#36"3* t 2013
Soewarno
Tunas tumbuh pada tunggak biasanya lebih dari satu. Untuk itu, perlu dipilih satu tunas yang tumbuhnya paling baik, sedangkan tunas lainnya dimatikan atau wiwil. Dan setelah selesai, diberikan preservak atau tir. tersebut, bukannya tidak ada jalan keluar. Menurut Yono, untuk menyikapi pencurian kayu, pihaknya melakukan pemeliharaan tunas jati yang berasal dari tunggak pencurian pohon. Tentang banyaknya tumbuh tunas-tunas baru yang kerap mengganggu pertumbuhan tunas pokok, perlu benar-benar dipilih tunas yang tumbuhnya paling baik. ÂľBc\Oa bc[PcV ^ORO bc\UUOY
%PL )VNBT 1)5
kawasan penggunaan lain seluas 532,1 Ha (2,5 %). Yono Cahyono menegaskan, pengembangan tanaman jati dengan pola trubusan tersebut bermanfaat untuk menghijaukan kembali lahan bekas tebangan dan lahan bekas pencurian. Juga dapat mempercepat proses merehabilitasi kawasan hutan secara tepat dan efektif tanpa membutuhkan waktu lama. Namun, masih ada kendala dalam penerapannya. Kekurangannya adalah mudah roboh jika terkena angin. Selain itu, tumbuhnya tunastunas baru kerap kali mengganggu pertumbuhan tunas pokok, dan apabila tunas itu sudah besar biasanya ditebang untuk digunakan sebagai kayu bakar atau rencek, sehingga terjadi trubusan baru yang memulai prosesnya dari awal lagi. Maka, perlu disandingkan dengan jati yang daurnya normal sebagai sumber benih. Jika sumber benihnya berkualitas, serta melalui proses penanaman plances atau bibit terseleksi dari persemaian, maka diharapkan bibit jati yang ditanam merupakan bibit yang baik, sehat, dan dalam kondisi yang tepat waktu untuk ditanam. Sehingga, pada akhir daur nanti akan diperoleh tegakan jati yang berkualitas. Selain kendala tersebut, Yono menyebut ancaman lain terhadap kelangsungan jati trubusan. Âľ9S\ROZO YS\ROZO gO\U aS`W\U bS`XORW dalam pengembangan jati trubusan yaitu kecenderungan peningkatan gangguan terhadap tanaman hutan berupa pencurian kayu, pemangkasan cabang, pengambilan daun secara liar, pembabatan liar, kebakaran hutan maupun gangguan lainnya. Semua itu bisa mengakibatkan hutan mengalami kerusakan, penurunan produktivitas hutan, dan menurunnya kualitas bSUOYO\ Âś YObO\gO Menghadapi ragam kendala
biasanya lebih dari satu. Untuk itu, perlu dipilih satu tunas yang tumbuhnya paling baik, sedangkan tunas lainnya dimatikan atau wiwil. Dan setelah selesai, diberikan ^`SaS`dOY ObOc bW` œ YObO\gO KPH Nganjuk juga melakukan pemotongan tunggak-tunggak dengan menggunakan gergaji tangan (bow saw) atau gergaji rantai (chain saw) dengan potongan miring. Untuk menghindari genangan air, tinggi tunggak bagian yang rendah minimal dua centimeter dan bagian yang tinggi lima centimeter di atas tanah. Setelah selesai, pada tunggak tersebut diberikan preservak atau tir. Mereka juga melakukan inventarisasi posisi tunggak dengan menggunakan GPS (Global Positioning System), lalu mencatat datanya, dan menggambarkan di peta micro planning pada perangkat komputer. Selain itu, juga dilakukan peleteran terhadap tunggak yang dipotong dengan mencantumkan data berupa petak/anak petak, nomor tunggak, dan tanggal pelaksanaan. Setelah itu, mereka mendokumentasikan seluruh kegiatan tersebut dan membuat BA Penyelesaian Pekerjaan. Proses selanjutnya adalah controlling. Menurut Yono, Asper atau Kepala BKPH bersama Kepala RPH secara rutin melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap perkembangan pertumbuhan tunas pada tunggak tersebut. Yono Cahyono berharap, pengembangan jati trubusan dapat meningkatkan produktivitas tanaman hutan serta mempercepat proses reboisasi dan penutupan tanah kosong. Penerapan trubusan dan opslagh culture dengan daur 10 – 20 tahun ini diutamakan dilakukan di daerah penyangga. Dan, menyimak proses pengembangan jati trubusan, maka sebagai sebuah terobosan dalam pengembangan jati, pola ini ZOgOY RWbS^cYbO\UO\W 0`Od] ’ 2@
DUTA Â Rimba 93