Majalah Duta Rimba 49 Nov - Des 2013

Page 29

Banyak Jalan Mengelola

Lahan Kosong Persoalan Perhutani untuk memanfaatkan sumberdaya hutan diyakini tidak sederhana. Ada bermacam persoalan, mulai pemilihan bibit unggul yang tepat, beragam konflik sosial, hingga memanfaatkan lahan-lahan kosong. Ada beberapa strategi yang akan dilakukan Perhutani. Apa saja?

P

ola penanaman yang dilakukan Perhutani memang selalu terkait dengan luas lahan kosong. Pada saat lahan kosong, sementara tekanan sosialekonomi masyarakat cenderung meningkat, orang menilainya seolaholah pemanfaatan lahan kosong itu berhenti di tempat. Padahal ketika Perhutani berusaha menanam, tapi bersamaan dengan adanya konflik sosial, maka hasilnya kalau dibanding dengan tingkat kerusakannya cenderung hampir sama. Untuk menangani hal ini, menurut Asisten Direktur Pengelolaan SDH & Lingkungan, Ir. Suwarno, Perhutani memiliki beberapa strategi yang akan dilakukan. Strategi itu antara lain melakukan penanaman dengan pola silvikultur intensif (silin) di lokasi lahan subur. “Artinya lahan subur ini ditangani dengan instensif, sehingga ke depan hasilnya maksimal,” kata

Suwarno. “luas lahan subur itu sekitar 20.000 hektar yang terdiri dari jati, sengon, pinus, akasia, dan kayu putih,” imbuhnya. Lebih lanjut Suwarno memaparkan, dengan silin pohon jati diharapkan bisa ditebang saat usia 20 tahun. Bahkan jati ini pernah ditebang saat usia 9 tahun dan hasilnya 150 m3/hektar. Karena tanamannya masih muda, maka tidak ditanami lagi melainkan dipelihara tunasnya. Sehingga setelah ditebang bisa langsung jadi tanaman kembali dan tidak perlu ditanam (trubusan). Untuk pinus silin, Perhutani menggunakan bibit bocor getah. Jika pinus biasa dalam 3 hari disadap dapat 25 gram, maka dengan bibit bocor getah minimal dapat 50 gram. Jika pinus bisa disadap ketika usia 1115 tahun, maka dengan silin usia 6-7 tahun bisa disadap. Selain itu, Perhutani juga memiliki metode baru dengan cangkokan

NO. 49 • TH. 8 • novEMBER - desemBER • 2013

(bajos). Perhutani sudah membentuk tim bajos dan banyak melatih karyawan untuk dapat melakukan bajos ini. Masing-masing KPH dilatih 2 orang mandor persemaian dan 1 Kaur tanaman. “Nanti ketika pulang ke KPH masing-masing, mereka harus melatih 50 orang. Jadi sekarang sudah banyak sekali kader untuk melakukan persemaian dengan bajos. Nanti setelah pelatihan, hasilnya mereka harus membuat denpot penanaman. Harapannya di tahun 2014 bajos sudah berkembang pesat,” jelas Suwarno. Sementara untuk tanaman sengon, jika selama ini baru bisa ditebang saat usia 7 tahun, maka dengan silin diharapkan dapat ditebang pada usia 5 tahun. Sedangkan untuk tanaman kayu putih juga diharapkan dapat ditingkatkan produktifitas daun dan rendemennya. Adapun tanaman mangium diharapkan pada usia 6 tahun sudah menghasilkan 150 kubik/hektar. Itu untuk lahan subur. Sementara untuk lahan bekas tebangan jati yang masih ada tunggaknya, menurutnya, Perhutani melakukan pola trubusan. Pada tanah-tanah yang terlalu kritis, ditangani dengan jenis-jenis pionir yang berfungsi untuk perbaikan struktur tanah dan menjaga

DUTA Rimba 27


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Majalah Duta Rimba 49 Nov - Des 2013 by Perum Perhutani - Issuu