yang dibuat bersudut, pegangan tangan yang bisa memutar, dan mata bor yang berulir," tutur Slamet dengan logat Tegal yang kental. Dengan mata bor berulir, tanah yang sudah tergali akan langsung terangkat ke atas sehingga tidak merepotkan penggunanya. Demikian pula dengan tangkai berengkel, sehingga penggunanya tidak kelelahan ketika memutar bor. Untuk membuat lubang-lubang borpori di kebun murbai yang ditangani PSA Regaloh seluas kurang lebih 325 Hektare, diperlukan waktu yang tidak terlalu lama. Saat musim hujan datang, lubang-lubang itu akan dengan sendirinya terisi air hujan. Hal itu akan memudahkan pemupukan tanaman murbai, baik dengan pupuk organik maupun non organik. Sebab, pupuk akan cepat diserap oleh tanaman murbai.
Dok. Humas PHT
Banyak Pesanan
sutera dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan. Penurunan produktivitas dan kualitas benang sutra ini antara lain disebabkan kurang tersedianya pakan ulat sutera yang memadai karena tingkat pertumbuhan serta produktivitas daun murbai mengalami penurunan secara signifikan setiap tahunnya. Untuk mempermudah pemupukan serta membuat semacam sumur resapan alami, pria kelahiran Pangkah Kabupaten Tegal 44 tahun yang lalu ini lalu memodifikasi borpori yang sebelumnya sudah banyak beredar di pasaran, khususnya buatan Institut Pertanian Bogor (IPB). Modifikasi borpori oleh Slamet Kusnadi itu mendatangkan hasil yang cepat, efektif, dan tidak terlalu menguras tenaga. Sehingga, terjadi efisiensi
NO. 47 • TH. 8 • juli - agustus • 2013
waktu dari penggunaannya. Modifikasi mata bor dan tangkai alat ini membuat penggalian lubang biopori menjadi lebih cepat dan hemat tenaga. "Pekerjaan saya sebelumnya sebagai mandor bangunan memungkinkan untuk memerhatikan tukang mengebor kayu. Dari situlah idenya," kata Slamet kepada Duta Rimba barubaru ini. Kelebihan borpori, alat pembuat biopori karya Slamet, memang adalah efisiensi waktu. Sebagai perbandingan, untuk membuat satu lubang biopori diameter 20 cm dengan kedalaman 1 meter, dengan alat temuan IPB membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit. Namun, dengan alat buatan Slamet cukup 5-10 menit. "Modifikasinya ada di tangkai
Efisiensi waktu yang didapat dari pemanfaatan borpori ini senyatanya menggelitik pihak luar untuk melirik. Buktinya, banyak pesanan datang ke meja jajaran pemasaran. Hal itu dituturkan Manajer Pemasaran Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestri Perum Perhutani unit I Jawa Tengah, Mustopo. Menurut Mustopo, saat ini pihaknya mulai menerima banyak pesanan dari luar. Borpori ini dijual Rp 300.000 per unit dengan jangka waktu pemesanan 5 hari. "Awalnya adalah untuk biopori pupuk tanaman murbei. Tapi bisa pula dimanfaatkan untuk biopori resapan," kata Mustopo. Satu lagi produk inovasi hasil karya personel Perhutani yang layak ditepuktangani. Ide besar memang kerap tumbuh dari aktivitas sehari-hari. Persoalannya tinggal bagaimana mengelola ide tersebut hingga menjadi sebuah karya yang berdayaguna dan berhasilguna. • DR
DUTA Rimba 93