ENSIKLORIMBA
SENGON:
Mengenal Si Hijau Yang Serbaguna Beberapa waktu lalu, sejumlah pensiunan karyawan Perum Perhutani melakukan investasi dengan menanam 12.350 pohon sengon di Kabupaten Temanggung dan Kota Semarang. Meski telah purna tugas dari Perum Perhutani, kepedulian terhadap penghijauan dan pelestarian hutan tetap membumi dalam hati mereka.
I
nvestasi pohon sengon merupakan wujud kepedulian para pensiunan karyawan Perum Perhutani yang tergabung dalam Himpunan Pensiunan Kehutanan (HPK) sekaligus turut menggelorakan program pemerintah “One Man One Tree” atau satu orang satu pohon. Nilai investasi yang ditanamkan dalam kegiatan usaha
NO. 43 • TH. 7 • SEMESTER II • 2012
tani hutan rakyat itu, berkisar Rp 360 juta lebih. Sengon dikenal sebagai kayu rakyat yang serbaguna. Harganya yang relatif terus naik menjadi primadona bagi para petani untuk menanam sengon. Terlebih jika kayu sengon sudah diolah menjadi papan atau balok, harganya bisa melambung lebih tinggi.
Mengenal Sengon Di Indonesia, sengon yang dalam bahasa Inggris disebut dengan nama-nama Moluccan sau, falcata, atau white albizia memiliki beragam nama. Pohon yang dikenal sangat cepat pertumbuhannya ini antara lain dikenal dengan sebutan jeungjing (Sunda), sengon laut, kalbi, albasiah atau albise (Jawa), sika (Maluku), tedehu pute (Sulawesi), bae, wahogon (Irian Jaya). Pohon sengon memiliki perawakan sedang sampai agak besar dengan tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 100 cm atau lebih. Batang utama umumnya lurus dan silindris, dengan tinggi batang bebas cabang (clear bole) mencapai 20 m. Pepagan berwarna kelabu atau keputih-putihan, licin atau agak berkutil, dengan jajaran lentisel.
DUTA Rimba 59