lintas rimba utama rimba
Perhutani Dukung Ketahanan Pangan Dirut Perum Perhutani, Mustoha Iskandar (kanan) pada acara penandatanganan kesepakatan bersama tentang Angkutan Sagu Perhutani dari Sorong ke Cirebon, di Bandung, Jumat (19/2). Penandatangan dilakukan Mustoha dan Dirut PT Pelni, Elfien Goentoro disaksikan Menteri BUMN, Rini M Soemarno.
Jakarta – Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menyatakan pembangunan pabrik sagu Perhutani di Papua Barat merupakan tindak lanjut program pemerintah. BUMN, termasuk Perhutanin ikut berperan dalam percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat khususnya sebagai pendukung ketahanan pangan nasional. “Penandatanganan MoU ini merupakan langkah awal mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dalam rangka program kedaulatan pangan pemerintah di Papua Barat,” kata Mustoha pada acara penandatanganan kesepakatan bersama tentang Angkutan Sagu Perhutani dari Sorong ke Cirebon, di Bandung, Jumat (19/2). Penandatangan dilakukan Mustoha dan Direktur Utama PT Pelni (Persero), Elfien Goentoro disaksikan Menteri BUMN, Rini M Soemarno. Kerja sama bertujuan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki masing-masing BUMN melalui 46
DUTA RIMBA • MARET - APRIL 2016
pemanfaatan layanan transportasi kapal laut yang tersedia untuk jasa angkutan sagu dan hasil lain. Ruang lingkup kerja sama meliputi layanan angkutan sagu produksi pabrik sagu Perhutani dari Pelabuhan Sorong ke Pelabuhan Cirebon. Saat ini pemerintah telah mengoperasikan tol laut dengan kapal Pelni sebagaimana Peraturan Presiden (Perpres) No 106 Tahun 2015 dalam rangka program Nawa Cita. Kapal tol laut tersebut dilayani dengan enam kapal besar dengan enam trayek utama dengan jalur T-1, T-2, T-3, T-4, T-5, T-6. Kapasitas angkut kapal tol laut rata-rata 115 kontainer volume 20 ton per kontainer. Melalui kerja sama ini diharapkan produksi tepung sagu Perhutani dapat diangkut dari Pelabuhan Sorong ke Jawa menggunakan jalur trayek tol laut T-4 dari Tanjungpriuk-Manokwari-Tanjungpriuk. Pabrik sagu Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat akan menghasilkan 100 ton tepung sagu pada
2017 dari hasil proses 6.000 tual sagu per hari. Saat ini pabrik masih dalam proses commissioning. Lahan sagu di dunia mencapai luas 2,5 juta hektare, sekitar 50% atau 1,25 juta hektare terdapat di Indonesia. Dari luasan tersebut, 1,2 juta hektare lahan sagu terdapat di Provinsi Papua dan Papua Barat, termasuk di Kabupaten Sorong Selatan yang menjadi konsensi Perum Perhutani. Pembangunan pabrik sagu Perhutani ini sejalan dengan misi pemerintah yang tertuang dalan Nawa Cita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Semua itu dalam upaya mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, yaitu dengan menjamin ketersediaan pangan dan jumlah yang cukup dan dengan harga yang terjangkau. DR