MAJALAH DUTA RIMBA EDISI 84

Page 58

warisanrimba

Jejak Pahlawan

Revolusi

di Tugu Agil Kusumodiyo, Hutan Randublatung Ada satu ungkapan dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang begitu dalam menancap di ingatan kita. Tentang pentingnya mengenal, mengenang, dan menghargai para pahlawan. Ungkapan itu adalah “Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya”. Dan salah satu cara menghargai jasa para pahlawan itu adalah dengan menapaktilasi jejak langkahnya, dan menyambangi lokasi yang dapat mengingatkan kita kepada jejak langkah pahlawan itu.

A

da momen menarik yang terjadi di kawasan hutan Randublatung menjelang akhir bulan Juni 2020. Saat itu, menjelang Peringatan Hari Bhayangkara ke–74, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung menjadi tuan rumah dalam acara ziarah untuk mengenang pahlawan revolusi. Acaranya digelar pada Senin, 29 Juni 2020, di Monumen Tugu Agil Kusumodiyo. Tugu tersebut terletak di kawasan hutan, tepatnya di Petak 112, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Jati Kusumo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedungkambu, KPH Randublatung.

56 DUTA Rimba

Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke–74 yang jatuh 1 Juli. Acara tersebut dihadiri jajaran Polres (Kepolisian Resor) Blora, TNI Kodim 0721, Pemkab Blora, Forkopimcam Randublatung, dan jajaran Perum Perhutani. Seluruh jalannya acara tersebut dipimpin oleh Kapolres Blora, AKBP Ferry Irawan. Saat menyampaikan sambutan, AKBP Ferry Irawan menyampaikan, mengenang pahlawan merupakan sarana untuk memupuk rasa cinta tanah air. Selain itu, juga untuk menghargai perjuangan para pendahulu kita yang telah menyerahkan jiwa dan raga untuk membela dan memertahankan NKRI. Tak lupa, di kesempatan itu

Ferry Irawan menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang telah merawat Monumen Tugu Agil Kusumodiyo dan menjadi tuan rumah acara tersebut. Monumen Tugu Agil Kusumodiyo adalah salah satu monumen bersejarah yang mengingatkan pada peristiwa sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Peristiwanya berkaitan dengan Madiun Affair tahun 1948. Di dalam rangkaian peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, dua putra terbaik bangsa Indonesia telah gugur di kawasan hutan tersebut. Mereka yaitu Kolonel Soenandar dan AKBP Agil Kusumodiyo. Mereka berdua gugur sebagai Ratna dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, akibat

NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.