BISNISRIMBA
Potensi Besar
Getah Pinus Hutan pegunungan di Pulau Jawa yang menjadi lahan konsesi Perum Perhutani menyimpan banyak potensi. Bukan hanya produk kayu, tetapi juga non kayu. Salah satu produk non kayu hasil hutan yang memiliki potensi besar adalah gondorukem dan terpentin. Sebesar apa potensinya?
R
evitalisasi industri saat ini menjadi salah satu program yang tengah dikedepankan Perum Perhutani. Salah satu wujudnya adalah dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas industri kayu dan non kayu. Di industri non kayu, produk unggulan Perhutani saat ini didominasi produk getah pinus yang diproses industri menjadi gondorukem dan terpentin. Hal itu ditunjukkan Perhutani Unit I Jawa Tengah lewat kegiatan ekspor perdana 2.000 ton gondorukem ke China pada Sabtu, 25 Februari 2012. Pelepasan ekspor perdana gondorukem itu dilaksanakan di Kompleks Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Industri Nonkayu Perhutani Unit I Jateng di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Di kesempatan tersebut, Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Teguh Hadi Siswanto, menuturkan, menurut rencana pihaknya akan
58
DUTA Rimba
melakukan ekspor gondorukem ke China hingga 8.000 ton sampai Juni 2012. Gondorukem komoditas ekspor tersebut akan dihasilkan dari empat pabrik yang ada di Jawa Tengah. Di Jawa Tengah sendiri, saat ini luas lahan tanaman pinus penghasil gondorukem mencapai 239.000 hektare dan diperkirakan bisa menghasilkan sampai 50.000 ton gondorukem setiap tahun. Capaian 50.000 ton adalah juga hasil yang diraih pada 2011 lalu.
Potensi Besar Pada awalnya, industri gondorukem di Perum Perhutani didirikan dalam rangka memanfaatkan tegakan-tegakan pohon pinus sebelum ditebang. Sebab, setiap tegakan pohon pinus sudah bisa disadap dan diambil getahnya sejak berumur 11 tahun. Di dalam perjalanan waktu, ternyata industri gondorukem dan terpentin menjadi penting karena
bisa memberikan andil yang besar dalam proses pengumpulan revenue atau penghasilan Perusahaan. Potensi besar gondorukem dan terpentin saat ini memberi ruang bagi Perum Perhutani untuk terus mengembangkannya. Hal itu dituturkan Direktur Produksi dan Industri Perum Perhutani, Heru Siswanto. Menurut dia, saat ini hampir 90 % penghasilan yang didapat dari industri non kayu Perhutani didominasi produk getah pinus yang diproses industri menjadi gondorukem dan terpentin. Itu pun belum seluruhnya potensi produk getah pinus telah diolah menjadi gondorukem dan terpentin. �Kita punya 8 pabrik pengolahan gondorukem dan terpentin dengan kapasitas kurang lebih 120.000 ton. Namun, selama ini kita baru bisa memasak 92.000 sampai 95.000 ton. Baru di tahun 2011 kemarin kita bisa menyentuh angka 100.000 ton. Artinya, masih ada 20.000 ton getah
NO. 41 • TH. 7 • JANUARI-FEBRUARI 2012