Duta Rimba Edisi 56

Page 77

Orang Indonesia tentu sangat akrab dengan kata “Cendana”. Kata ini biasa dilekatkan dengan idiom “Keluarga Cendana” yang lekat dengan keluarga Presiden kedua RI, Soeharto, karena rumah pribadinya terletak di Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Sejatinya, cendana adalah nama sebuah tumbuhan khas berbau harum, yang bermanfaat sebagai pembersih darah haid dan dapat mengharumkan organ intim wanita.

S

elain menjadi nama jalan yang populer di masa Orde Baru, orang Indonesia juga mengenal cendana karena kerap diucapkan dalam sebuah peribahasa, “Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula”. Gaharu dan Cendana sama-sama merupakan jenis tanaman khas yang memiliki bau harum mewangi. Keharuman cendana sudah kerap digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari bahkan sejak berabad-abad silam. Cendana (Santalum album) atau kerap juga disebut cendana wangi merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Di awal kehidupannya, cendana adalah tumbuhan parasit. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya. Sebab, sistem perakaran tumbuhan itu tidak sanggup untuk dapat mendukung kehidupannya sendiri. Prasyarat inilah yang membuat pohon cendana terkenal sulit untuk dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Bau harum mewangi khas tumbuhan cendana berasal dari kayunya. Itu sebabnya, kayu cendana kerap digunakan orang sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum,

NO. 56 • TH. 10 • januari - februari • 2015

serta sarung keris (warangka). Di Indonesia, kayu cendana banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang banyak pula ditemukan di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya. Tanaman cendana adalah pohon tahunan yang sangat bermanfaat dan banyak tumbuh di Indonesia. Terutama di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Jika ditinjau dari bahasa Belanda (sandelhout) dan bahasa Inggris (sandalwood), kayu cendana diyakini memang berasal dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya Pulau Sumba. Hal ini dapat dilihat dari julukan Pulau Sumba, yaitu Sandalwood Island. Julukan ini kemudian dibawa secara turun temurun sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang hingga sekarang. Sebagai bahan untuk aromaterapi, kayu cendana juga dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Harum cendana juga memberi efek tenang. Kayu cendana wangi yang asli diyakini memiliki beberapa fungsi dan khasiat antara lain untuk menentramkan jiwa dan raga, sebagai penenang jiwa yang suci, mampu merukunkan rumah tangga, dan sebagai pewangi

ruangan untuk menetralisir hawa negatif. Tetapi bukan hanya kayunya. Di dalam bentuknya yang murni, minyak dasar kayu cendana juga kerap dicari orang, bahkan dengan harga yang sangat mahal. Minyak cendana kerap digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda dan untuk menghilangkan rasa cemas. Kayu cendana yang kualitasnya baik dapat menyimpan wangi aromanya selama berabad-abad. Itu satu keunikan tersendiri yang sangat jarang dimiliki oleh tumbuhan wangi yang lain. Konon, di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam atau mengawetkan jenazah putri-putri raja sejak abad ke-9.

Punya Banyak Nama Sejak abad ke-15, pohon cendana menjadi daya tarik bagi bangsa Eropa untuk memburunya ke Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya Pulau Sumba. Konon, karena pohon cendana yang banyak tumbuh di sanalah, Pulau Sumba kemudian mendapatkan julukan sebagai Sandalwood Island. Juga karena itulah, pohon cendana yang kemudian ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Nusa Tenggara Timur. Kayu cendana adalah tanaman yang termasuk family Santalaceae dan dari ordo Loranthaceae. Tanaman cendana memiliki nama latin Santalum album linn. Selain itu, tumbuhan ini juga memiliki banyak nama. Misalnya, dalam bahasa Belanda ia disebut sandelhout dan dalam bahasa Inggris disebut sandalwood. Di Indonesia, kayu cendana juga dikenal dengan beberapa nama, tergantung daerahnya masingmasing. Nama-nama lain cendana di Indonesia antara lain adalah Candana (Minangkabau) Tindana, Sindana (Dayak), Candana (Sunda),

DUTA Rimba 75


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Duta Rimba Edisi 56 by Perum Perhutani - Issuu