Warta Jemaat, 12 April 2009 Edisi Paskah

Page 1

SELAMAT PASKAH MINGGU, 12 APRIL 2009

KEBANGKITAN–NYA “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” 1 Korintus 15:20 Seperti yang kita sudah ketahui bahwa Tuhan Yesus Kristus bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya, hal ini terbukti dari tidak diketemukannya jasadNya bahkan Tuhan Yesus Kristus masih memperlihatkan diri-Nya kepada muridmurid-Nya dan kesejumlah banyak orang sebelum terangkat ke Surga. KebangkitanNya tidak bisa dipungkiri dan tidak ada “allah-allah” lain yang bisa melakukan hal seperti itu. Melalui kebangkitan-Nya banyak hal yang memberi dampak bagi orang percaya, antara lain: Menang atas kuasa maut. Kebangkitan-Nya menyatakan bahwa kuasa alam maut sudah ditaklukan dan ini berdampak kepada kita sebagai orang percaya agar kita tidak perlu takut menghadapi kematian secara jasmani karena tubuh kita yang fana ini akan diperbaharui atau diberikan tubuh yang penuh kemuliaan dan pada saatnya kita akan dibangkitkan dan akan memerintah bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus. “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” 1 Korintus 15:55. Kepercayaan kita dalam Tuhan Yesus Kristus tidak sia-sia. Memang benar jika Tuhan Yesus Kristus tidak bangkit, maka tidak ada bedanya dengan “allah-allah”

lain. Tetapi karena kebangkitan-Nya inilah yang memberikan kita bertambah percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus yang kita sembah akan membuat hidup kita menjadi lebih berarti. “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” 1 Korintus 15:17. Terjadi pembaruan atau pemulihan. Kebangkitan-Nya mampu mengubah kehidupan seseorang seperti rasul Paulus yang semulanya penganiaya jemaat Tuhan, menjadi seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk memberitakan berita keselamatan. Begitu juga seharusnya dengan kita, kita mau diperbaharui dari hari ke hari menjadi lebih baik sehingga kita dapat mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada Tuhan. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” 2 Korintus5:17. Memberikan keberanian kepada kita untuk tinggal dalam kebenaran. Muridmurid Tuhan Yesus Kristus yang semulanya ketakutan menjadi lebih percaya dan berani untuk tetap tinggal di dalam kebenaran, dan mengerti bahwa Tuhan Yesus Kristus harus dibangkitkan pada hari yang

Bersemangatlah Hari Ini

dikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dari kehidupan Anda, Roh Tuhan melayanglayang atas diri Anda. Kemuliaan Tuhan memasuki diri Anda. Dan kemuliaan itu menghabiskan kemanusiaan Anda yang berdosa dahulu. Manusia yang lama mati. Dan sebagai gantinya ciptaan baru dilahirkan. Akan tiba harinya ketika tubuh dari bumi yang Anda hayati ini akan dibangkitkan

"Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" 2 Korintus 5:17 Kebangkitan. Apakah yang Anda pikirkan bila Anda mendengar kata itu? Kebanyakan orang berpikir tentang masa lalu. Tentang sebuah batu yang digulingkan. Sebuah kubur yang kosong. Dan Tuhan yang bangkit. Puji Tuhan, Yesus hidup hari ini! Yang tidak kita pahami sepenuhnya ialah ini: Bukan Dia satu-satunya yang telah dibangkitkan. Kita juga telah dibangkitkan! Kita secara rohani telah dibangkitkan pada hari kita menjadikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dari kehidupan kita. Pada hari itu kita berpindah dari kematian menuju kehidupan. Bagian terbesar dari kebangkitan Anda sudah terjadi! Renungkanlah itu. Ketika Anda menja-

ketiga. Yang berarti kita sebagai orang percaya harus lebih dari sekedar mengerti firman Tuhan tetapi menjadi pelaku firman Tuhan. “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah” Kolose 3:1. Memberikan kehidupan atau mempersiapkan tempat yang kekal. Sungguh luarbiasa bahwa Tuhan Yesus Kristus tidak hanya menyediakan segala yang kita perlukan di kehidupan sekarang ini, tetapi Ia juga mempersiapkan sebuah tempat yang kekal di kehidupan yang akan datang bagi kita yang percaya kepada-Nya. “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” Yohanes 14:2. ANNA LT dan dimuliakan - tetapi Anda tidak perlu menanti sampai saat itu untuk dibebaskan dari dosa, penyakit dan kemiskinan serta kegagalan yang berasal dari dunia ini. Anda dibebaskan dari hal itu semua sekarang juga! Anda mungkin sedang duduk sambil berpikir, "Wah, jika aku bebas, mengapa aku tidak dapat berhenti merokok? Mengapa aku tidak dapat mengurangi kegemukan tubuhku? Mengapa aku selalu sakit?" Karena Anda telah membiarkan iblis meyakinkan Anda bahwa Anda masih ada di bawah kuasanya. Anda telah membiarkan dia menyuruh Anda hidup seolah-olah Anda masih mati rohani! Jadi, pada hari ini saya ingin Anda mulai memperlakukan diri Anda hidup! Mulailah memikirkan diri Anda sebagai seorang yang memiliki kehidupan dari Tuhan dan bukannya sebagai seorang makhluk bumi yang menantikan kebangkitan. Pertimbangkanlah diri Anda sebagai orang yang sudah mati dari dosa dan hidup oleh kuasa Yesus. Anda akan mendapati diri Anda menghayati suatu kehidupan yang sepenuhnya baru pada hari ini! Gloria


MINGGU, 12 APRIL 2009

HALAMAN 2

Transformasi di Hari Paskah Pernah ada seorang pendeta yang setelah kembali dari kunjungannya ke Palestina, mempunyai visi yang indah. Ia melihat betapa indahnya tanah di mana Yesus dulu pernah hidup dan berjalan di atasnya. Pengalaman tersebut membangun iman dan rohaninya, khususnya tatkala ia mengunjungi Taman Getsemani, di mana Yesus bergumul dalam doa menerima "cawan pahit" dari Sang Bapa; Bukit Golgota, tempat Yesus disalibkan; dan kubur kosong yang secara tradisi diakui sebagai bekas kuburan Yesus di tengah taman yang sangat indah dengan berbagai macam tanaman tropikal. Ia merasa bila setiap orang Kristen dapat mengunjungi taman tersebut pasti rohani mereka pun dapat dibangun. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak sanggup dan mampu ke sana? Oleh karena itu ia terdorong untuk membangun taman yang serupa di tempat asalnya, Covington, di Kentucky. Dengan demikian orang-orang yang tidak mempunyai kesempatan ke Palestina, dapat pula mempunyai pengalaman yang sama bila mengunjungi taman yang akan dibangunnya itu. Ia lalu mencari dan membeli sebidang tanah. Berbagai tumbuhan dan pohon-pohonan dari 24 negara tropis didatangkan dan ditanamnya di taman tersebut. Sebuah gubuk tukang kayu dibangunnya dan dilengkapi dengan peralatan dari Nazaret. Sebuah replika dari kubur yang kosong ditempatkannya pada salah satu sudut taman tersebut untuk menciptakan suasana Paskah. Sebuah patung Yesus yang besar yang seolah-olah sedang mengawasi seluruh taman tersebut didirikannya di tanah yang lebih tinggi dan dapat terlihat dari kejauhan sehingga menambah semaraknya taman tersebut. Akhirnya setelah bersusah payah selama 21 tahun, diresmikan dan dibukalah taman tersebut untuk umum dengan nama "Taman Harapan" (The Garden of Hope). Namun sayang sekali "Taman Harapan" tersebut segera menjadi "taman yang mengecewakan". Tumbuhan dan pohonpohon tropikal yang tidak dapat hidup di iklim yang berbeda menjadi layu dan mati. Yang lebih mengenaskan lagi ialah taman tersebut tidak sanggup menarik banyak pengunjung sehingga mengalami kesulitan finansial dan dinyatakan pailit (bankrupt). Taman tersebut akhirnya tidak terpelihara, berbagai tumbuhan liar tumbuh di sana dan patung Yesus harus dipindahkan entah kemana (disadur dari Christianity Today, 6 April 1992, hal. 20). Kekecewaan akibat kegagalan "Taman Harapan" tersebut, adalah juga lukisan kekecewaan murid-murid Yesus yang mengikuti-Nya dengan penuh harapan. Pengharapan tersebut terlihat dengan sangat jelas apabila kita memperhatikan percakapan kedua murid Tuhan yang sedang berjalan dari Yerusalem menuju Emmaus pada petang hari pada waktu kebangkitan Tuhan. Perhatikan apa yang dikatakan oleh salah seorang di antara mereka: "Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah (Yesus dari Nazaret) yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari sejak semuanya itu terjadi (Penyaliban Kristus).

Beberapa rekan kami mengatakan bahwa mereka menemukan kubur-Nya kosong namun mereka tidak melihat-Nya!" (Ringkasan: Lukas 24:21-24). Itulah sebabnya dengan lesu mereka meninggalkan persekutuan rekan-rekan mereka di Yerusalem dan kembali ke Emmaus, mungkin untuk kembali pada hidup yang lama. Hidup yang apatis, pesimis, dan terima nasib saja! Bukankah demikian pula dengan kebanyakan kita? Tatkala pertama kali mengenal Kristus, kita mengikut Dia dengan penuh harapan. Namun setelah sekian lama harapan itu belum juga menjadi kenyataan lalu timbullah berbagai keraguan dan pertanyaan dalam hati kita: "Kalau sungguh Ia Tuhan, mengapa nasib saya tidak berubah? Jikalau Ia sungguh bangkit dari kematian, mengapa nasibku begini-begini saja? Jika memang Ia hidup, mengapa Ia berdiam diri saja? Bila Ia Anak Allah, mengapa Ia tidak bertindak membelaku? Apa gunanya aku terus mengikut Dia? Hidup terasa hampa, tanpa harapan!" Apakah harapan Anda terhadap Tuhan telah pudar, seperti pudarnya penglihatan kedua murid itu yang tidak melihat Tuhan yang bangkit dan berjalan di sisi mereka? Mengapa itu bisa terjadi? Seperti muridmurid Tuhan, kita merasa hidup kita hampa dan tanpa pengharapan karena kita semua seperti mereka, hanya terpaku pada kubur yang kosong, itulah sebabnya hati kita pun kosong! Hati kita hanya tertuju pada

perkara-perkara lahiriah, hal-hal yang kelihatan. Itu sebabnya kepada mereka yang terheran-heran melihat kubur yang kosong para malaikat memerintah: "... segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati ..." (Matius 28:7), "Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada muridmurid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galelia; di sana kamu akan melihat Dia ..." (Markus 16:7), "... tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku ..." (Yohanes 20:17). Dari kutipan-kutipan di atas jelas sekali kehendak Tuhan, supaya kita pergi memberitakan bahwa Tuhan sudah bangkit! Hanya dengan mengalihkan perspektif kita, maka kita akan mengalami transformasi, pembentukan kembali harapan kita terhadap Kristus dan hidup ini. Kubur yang kosong itu masih dan tetap kosong, demikian pula "Taman Harapan" itu, yang mungkin sekarang telah menjadi hutan. Oleh karena itu kita harus mengalihkan pandangan kita pada tempat yang jauh lebih tinggi. Tempat di mana Kristus sekarang berada, yaitu di sebelah kanan Allah Bapa di surga (Ibrani 8:1). Dengan memandang ke surga, kita akan menemukan harapan baru sehingga terjadi transformasi dalam hati dan hidup kita. Kecemasan dan kekecewaan berubah menjadi keberanian dan kesukacitaan untuk bukan saja mengubah arah hidup kita tetapi juga dunia di mana kita ditempatkan oleh Tuhan. Arah hidup kita bukan lagi tertuju pada diri sendiri tetapi kepada orang lain yang belum mengenal Kristus, supaya kita pergi memberitahukan bahwa Kristus sudah bangkit dan mengalahkan dosa serta maut. Semoga terjadi transformasi dalam hidup Anda di Hari Paskah ini. Selamat Paskah! Sabda.org

Menempati Kedudukan Anda

nya, dan (2) mulai melaksanakan otoritas rohani berdasarkan kedudukan yang dilimpahkan kepadanya. Setan benar-benar benci menghadapi kenyataan bahwa kita berhasil masuk sampai ke kawasannya. Ia sudah terbiasa menjalankan kekuasaannya untuk menguasai kehidupan seseorang, jadi ia akan memusatkan kekuatannya secara mantap sambil melancarkan perang terhadap korbannya apabila orang ini telah menemukan kebenaran yang dahsyat itu. Dan tidak ada kebenaran apa pun yang dapat menandingi kebenaran tentang otoritas yang dimiliki orang percaya! Satu-satunya tempat yang paling aman ialah duduk di sebelah kanan bersamasama dengan Kristus di tempat yang mahatinggi, jauh di atas segala pemerintah, penguasa, kekuasaan dan kerajaan. Apabila orang yang percaya itu berdiri teguh melalui imannya di atas kawasannya, maka ia tidak mungkin terjangkau oleh musuh. Karenanya terimalah kedudukan Anda dan pergunakanlah! Pengakuan: Saya memusatkan perhatian pada perkara-perkara di atas. Saya akan tetap berpegang teguh bahwa kedudukan bersama Kristus di surga jauh di atas jangkauan musuh. Kenneth E. Hagin

“Karena itu kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.� Kolose 3:1, 2 Ditinggikannya kedudukan orang percaya untuk duduk bersama-sama dengan Kristus di sebelah kanan Allah Bapa sesungguhnya telah terjadi pada waktu Yesus dibangkitkan dari antara orang mati (Efesus 2:5, 6). Renungkanlah Firman Tuhan ini hingga menjadi nyata benar bagi Anda. Setiap berkat yang datangnya dari surga adalah milik Anda (Efesus 1:3). Namun Anda harus menempati kedudukan Anda di sana agar Anda dapat menikmatinya. Orang percaya yang mata hatinya sudah terbuka mengenai kedudukan di sebelah kanan Allah Bapa ini haruslah: (1) menerima kedudukan yang jadi hak-


MINGGU, 12 APRIL 2009

HALAMAN 3

SudahkAnMeglTyBit? Sudah berapa kalikah Anda merayakan PASKAH, hari kebangkitan Tuhan? Mungkin ada yang akan menjawab sejak kecil, sejak saya mulai bisa mengingat. Atau ada juga yang akan menjawab sejak saya menjadi Kristen atau mungkin baru sekali ini. Tujuan saya menanyakan hal tersebut agar kita mengintrospeksi diri, setelah sekian kali merayakan PASKAH, sampai di manakah kebangkitan Tuhan itu mempengaruhi hidup kita. Bagaimanakah pengaruh kebangkitan Tuhan terhadap konsep, perspektif dan tujuan hidup kita sebagai orang- orang percaya? Apakah kita telah merefleksikan iman kita kepada Tuhan yang bangkit itu dalam kehidupan dan dunia nyata sehari-hari? Melalui kesempatan ini penulis ingin mengajak kita semua untuk belajar dari Rasul Paulus bagaimana sebenarnya atau seharusnya hidup seorang percaya dan mengenal Tuhan yang bangkit itu. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus pasal 15, Rasul Paulus menguraikan bagaimana seharusnya konsep, perspektif, dan tujuan hidup orang yang percaya dan mengenal Tuhan yang bangkit itu. Jemaat Korintus ketika itu menghadapi pengajaran sesat yang mengatakan bahwa kebangkitan orang percaya sudah terjadi, yaitu dengan kebangkitan secara rohani sehingga tidak perlu lagi mengharapkan kebangkitan secara fisik (1 Korintus 15:12). Seperti pengajaran kaum liberal sekarang ini yang mengatakan bahwa kebangkitan Kristus adalah fakta iman dan bukannya fakta sejarah. Kita juga tahu bahwa dalam sejarah kekristenan telah muncul banyak teori yang menyangkal fakta kebangkitan Tuhan. Misalkan 'Teori Pencurian', suatu teori terkuno yang mengatakan bahwa mayat Yesus hilang dicuri oleh murid-murid-Nya. Lainnya, 'Teori Keliru', yang mengatakan bahwa para murid wanita keliru mengunjungi kuburan Yesus. Yang dikunjungi adalah kubur yang belum pernah digunakan atau kubur yang masih baru maka tentu saja mayat Yesus tidak ditemukan di sana. Ada lagi yang disebut 'Teori Pingsan', dikatakan bahwa sebenarnya ketika dikuburkan Yesus belum mati sungguhan, Ia hanya pingsan, oleh karena itu Ia bisa keluar dari kubur. Juga ada 'Teori Halusinasi', mereka mengatakan bahwa Yesus yang dilihat oleh murid-murid itu hanyalah halusinasi karena mereka begitu terobsesi dengan ketidakrelaan bahwa Tuhan mereka mati. Tidak ketinggalan ada teori yang mengatakan bahwa ketika Tuhan Yesus di atas kayu salib, Allah dengan caranya yang ajaib menukar Tuhan Yesus dengan Yudas Iskariot, sehingga yang mati itu bukannya Tuhan Yesus melainkan Yudas Iskariot. Sebenarnya, jika kita mau berpikir jernih dan dewasa, semua teori tersebut terlalu naif dan dibuat-buat dan dapat membuat kita tertawa geli. Dalam buku Josh McDowell yang telah menjadi klasik "Evidence That Demands A Verdict" serta buku Lee Strobel yang lebih modern dan ditulis dengan gaya jurnalis yang mengadakan investigasi "The

Case for Christ", keduanya mengajukan banyak argumen baik berdasarkan catatan Alkitab khususnya keempat Injil dan kitab Para Rasul, bukti- bukti sejarah maupun secara ilmiah serta pernyataan-pernyataan tokoh-tokoh Theologia mengenai kebenaran dan kenyataan kebangkitan Tuhan. Kita tidak akan membahas ulang semua argumentasi tersebut, yang mungkin oleh kebanyakan kita telah diketahui. Yang hendak kita pelajari adalah argumen yang diajukan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Korintus tersebut yang tentunya akan lebih memantapkan iman kita. Dalam 1Korintus 15 paling sedikit Rasul Paulus mengajukan TIGA INDIKASI yang menunjukkan bagaimana seharusnya hidup orang percaya yang telah mengenal Tuhan yang bangkit itu.

Mempunyai Keyakinan yang Teguh akan Kebangkitan Tuhan. Di tengah dunia di mana banyak teori yang menyangkal fakta kebangkitan Tuhan, kita seharusnya mempunyai keyakinan teguh akan kebangkitan Tuhan. Kita jangan terombang-ambingkan oleh berbagai teori yang tidak benar itu. Rasul Paulus mempunyai keyakinan teguh akan kebangkitan Tuhan karena: 1. Kebangkitan Tuhan adalah penggenapan nubuatan Kitab Suci (1 Korintus 15:1-4). Kebangkitan Tuhan adalah bukti kebenaran Allah dan Firman-Nya. Kebangkitan Tuhan bukanlah sesuatu yang terjadi secara mendadak atau kebetulan. Melainkan suatu peristiwa yang telah direncanakan Allah sejak kekekalan dan menjadi titik balik dari sejarah umat manusia yang seharusnya binasa selama-lamanya namun oleh kebangkitan Tuhan memberi harapan yang kekal. Kebangkitan Tuhan adalah pernyataan dan bukti kebenaran Firman Allah serta kesetiaan dan kuasa Allah. Bagi Rasul Paulus maut dan kematian adalah kenyataan dan kebangkitan Tuhan adalah kenyataan karena dikukuhkan oleh Allah sendiri dan Firman-Nya. Allah adalah Pribadi dan Firman-Nya adalah kebenaran; yang patut dan harus dipercaya. Kebangkitan Tuhan adalah refleksi perbuatan Allah yang mahakuasa dan yang tidak dapat dihalangi oleh kuasa apa pun juga. Itulah yang membuat Rasul Paulus mempunyai keyakinan yang teguh. Keyakinan yang didasarkan bukan pada teori atau kemampuan manusia melainkan pada kedaulatan Allah dalam menggenapi Firman-Nya. 2. Kebangkitan Tuhan disaksikan oleh banyak orang (1Korintus 15:5-6) Rasul Paulus mempunyai keyakinan teguh akan kebangkitan Tuhan juga berdasarkan kesaksian banyak orang. Hal

ini dengan sendirinya mengugurkan Teori Halusinasi. Jika Tuhan yang bangkit dilihat oleh lebih dari 500 orang maka mustahil peristiwa tersebut adalah halusinasi. Jika mau dihitung maka setelah kebangkitanNya di hari Minggu pertama maka secara keseluruhan Tuhan telah menampakkan diri sebanyak 15 kali. Yang dicatat oleh Rasul Paulus hanya sebagian kecil saja. Sehingga dengan demikian tidak mengherankan dalam pemberitaan Injil oleh para Rasul dan khususnya Paulus maka inti berita mereka adalah Tuhan yang bangkit. Karena kebangkitan Tuhan bukan isapan jempol melainkan fakta sejarah dengan banyak saksi. John Warwick Montgomery, seorang sejarahwan Kristen mengatakan, "Ketika para murid memberitakan kebangkitan Tuhan, mereka melakukannya karena mereka adalah saksi mata kebangkitan Tuhan dan dilakukan ketika masih banyak diantara mereka yang berhubungan dengan peristiwa tersebut masih hidup. Sehingga dengan demikian orang-orang yang tidak percaya akan mudah saja mengatakan bahwa mereka salah jika memang Yesus tidak bangkit dengan menunjukkan tubuh Kristus." Namun itu tidak terjadi. Keyakinan Rasul Paulus akan kebangkitan Tuhan didasarkan pada banyak saksi mata yang berani mati untuk kesaksiannya. 3. Mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan yang bangkit (1 Korintus 15:8-11). Rasul Paulus mempunyai keyakinan teguh akan kebangkitan Tuhan bukan saja karena kebangkitan Tuhan adalah penggenapan Firman Allah atau kesaksian dari banyak pengikut Tuhan tetapi terutama sekali karena ia sendiri mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan yang bangkit itu. Ia yakin akan Tuhan yang bangkit bukan hanya dari kesaksian orang muridmurid Tuhan, namun ia sendiri telah mengalami bagaimana hidupnya dijamah dan dibentuk Tuhan. Ia diampuni, diselamatkan, diubah, dan dipakai Tuhan secara luar biasa. Pertobatan dan perubahan hidup drastis Rasul Paulus sebenarnya merupakan bukti kebangkitan Tuhan. Ia yang dahulunya adalah musuh dan penantang Tuhan, berubah menjadi utusan dan pemberita Kabar Baik Kristus. Ia yang dahulunya selalu membanggakan latar belakang keyahudiannya, berubah menjadi hamba yang hanya membanggakan salib Kristus. Ia yang dahulunya menganggap bahwa semua kegiatan agama merupakan keuntungan baginya, berubah dengan mengatakan bahwa semuanya itu adalah sampah dibanding dengan pengenalannya akan Kristus. Ia yang dahulunya bersandarkan kepada perbuatan baik, amal dan kesalehan untuk mendapatkan keselamatan, sekarang percaya bahwa keselamatan itu hanyalah karena kasih-karunia Allah yang diperoleh melalui iman. Semua usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan adalah sia-sia, keselamatan adalah pemberian Allah semata-mata. Rasul Paulus secara pribadi mengalami dan mengenal siapa itu Tuhan yang bangkit. Bagaimana dengan Anda dan saya? Sudahkah secara pribadi kita


MINGGU, 12 APRIL 2009

HALAMAN 4

Bagi Engkau yang Percaya, Ia Berharga "Bagi engkau . . . yang percaya, [KRISTUS] berharga" (1 Petrus 2:7, RSV). Tanda dari seorang anak Allah bukanlah kesempurnaan, melainkan kerinduan kepada Kristus. Jika kita sudah mengecap kebaikan hati Tuhan, kita akan merindukan Dia (1 Petrus 2:2-3). Alasannya adalah karena seorang anak memiliki kodrat bapanya. Kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:4) jika kita dilahirkan dari Allah dan memiliki benih-Nya di dalam kita (1 Yohanes 3:9). Kita, dapat dikatakan, sangat mirip dengan Orang tua kita. Sebab 1 Petrus 2:4 berkata Kristus berharga bagi Allah dan 1 Petrus 2:7 berkata karena itulah Ia berharga bagi orang-orang percaya. Karena itu, kepercayaan yang menyelamatkan tidak hanya berarti menerima bahwa Alkitab itu benar. Kepercayaan yang menyelamatkan menandakan suatu natur yang baru yang menyayangi apa yang Allah sayangi. Berdasarkan hal ini, renungkanlah Yohanes 17:26. Betapa indahnya janji ini! Di sini Yesus sedang berdoa untuk muridmurid-Nya dan untuk semua orang yang akan percaya kepada-Nya melalui pemberitaan mereka (Yohanes 17:2). Ia menutup doa-Nya dengan permohonan yang paling agung di antara semuanya: "Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku ada di dalam mereka." Perhatikanlah baik-baik. Yesus memohon kepada Allah agar kasih Allah untuk Sang Anak ada di dalam kita. Pernahkah berjumpa dengan Tuhan yang bangkit itu. Sudahkah hidup kita diubah oleh Tuhan yang bangkit itu? Keyakinan Rasul Paulus akan kebangkitan Tuhan didasarkan pada perjumpaannya yang langsung dengan Tuhan yang bangkit. Mempunyai Ketabahan dan Harapan Menghadapi Kematian. Bagi Rasul Paulus kebangkitan Tuhan adalah kenyataan yang pasti serta tidak dapat disangkal oleh apa pun dan siapa pun juga. Demikian pula dengan maut serta kematian adalah juga kenyataan yang harus dihadapi dengan penuh ketabahan dan harapan oleh orang percaya. Ketabahan dan harapan itu hanya diperoleh pada Tuhan yang telah bangkit itu. Sebelum kebangkitan Tuhan seluruh umat manusia berjalan menuju kebinasaan yang kekal. Namun dengan kebangkitan Tuhan maka kuasa maut terhadap umat manusia telah dikalahkan. Sekalipun upah dosa adalah maut dan kematian, namun bagi mereka yang percaya maut dan kematian bukan lagi sesuatu yang menakutkan dan mengerikan. Kebangkitan Tuhan telah mengalahkan kuasa maut. Maut tidak dapat berkuasa atas-Nya sehingga yang percaya pada-Nya dapat berkata dengan gagah berani seperti Rasul Paulus, "Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:55). Kebangkitan orang-orang percaya pada saat kedatangan Tuhan yang kedua kalinya adalah harapan kita. Karena Kristus sendiri telah bangkit dan menjadi buah sulung kebangkitan pengikut-pengikut-

Anda berpikir bahwa Yesus ingin Anda mengasihi Dia bukan semata-mata dengan kasih Anda melainkan dengan kasih yang dimiliki oleh Allah Bapa untuk-Nya? Bagaimana mungkin? Hal ini menjadi mungkin karena kelahiran baru. Menjadi seorang Kristen berarti mendapatkan satu natur baru, yang diberikan oleh Allah. Secara umum, ini berarti bahwa Allah hadir ke dalam hidup kita oleh Roh Kudus dan mulai memberikan afeksi-afeksi yang baru, emosi-emosi yang baru, yaitu emosi-emosi Allah kepada kita. Kehadiran Allah Roh dalam hidup kitalah yang membuat kita mengasihi Yesus dengan kasih dari Allah Bapa. Sesungguhnya Roh Kudus bisa dipandang sebagai kasih Allah dalam satu Pribadi. Diperintah oleh Roh berarti diperintah oleh kasih Allah dalam satu Pribadi. Yesus pada dasarnya berdoa agar kita boleh dipenuhi dengan Roh yang adalah Pribadi ilahi yang mengekspresikan kasih Sang Bapa kepada Sang Anak. Dengan begitu kita akan dipenuhi dengan kasih yang dicurahkan oleh Sang Bapa kepada Sang Anak. Dan betapa agungnya kasih itu! Tidak ada kasih yang lebih besar di seluruh alam semesta daripada kasih yang mengalir di antara Sang Bapa dengan Sang Anak dalam Tritunggal yang kudus. Tidak ada kasih yang lebih berkuasa, lebih intens, lebih berkesinambungan, lebih murni, lebih dipenuhi dengan kegemaran terhadap pribadi yang dikasihi, daripada kasih Allah Bapa kepada Allah Anak. Kasih itu adalah suatu energi sukacita yang membuat bom-bom atom tampak bagaikan kembang api. Oh, Nya. Kebangkitan itu adalah pasti, tidak perlu diragukan. Kita menantikan dengan penuh kerinduan dan harapan bahwa pada suatu hari kelak tatkala sangkakala sorgawi bergema kita akan memiliki tubuh kebangkitan seperti tubuh Tuhan yang tidak dapat binasa, penuh kemuliaan, penuh kekuatan, yang rohani dan yang dari sorga (1 Korintus 15:42-44). Adakah kita mempunyai perspektif tersebut? Kita akan dapat memiliki perspektif tersebut apabila kita percaya dan menerima Tuhan yang bangkit itu sebagai Juruselamat kita. Sudahkah kita percaya dan menerima Dia? Karena "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal." (1 Korintus 15:19-20) Mempunyai Kegairahan dan Dinamika dalam Pelayanan. Rasul Paulus berkata, "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." (1 Korintus 15:10) Oleh karena Rasul Paulus telah mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan yang bangkit dan hidupnya diubah, maka yang menjadi tujuan hidup selanjutnya adalah melayani Tuhan dengan penuh

betapa Sang Bapa bergemar di dalam Sang Anak! Oh, betapa berharganya Sang Anak bagi Sang Bapa! "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan," kata Allah pada waktu Kristus dibaptis (Matius 3:17). "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia," kata Allah ketika Kristus dimuliakan di atas gunung (Matius 17:5). Dalam seluruh alam semesta tidak ada seorang pun yang lebih berharga bagi Allah Bapa selain Anak-Nya,Yesus Kristus. Seperti itu jugalah seharusnya kita menghargai Dia. Dan betapa tidak terbatasnya energi yang ada dalam kasih Sang Bapa kepada Sang Anak! Itulah keagungan yang sedang kita tuju saat kita bergemar di dalam Sang Anak. Hai orang Kristen, bergabunglah dengan Sang Bapa dalam kasih yang teragung di antara segala kasih! Jika Anda dilahirkan dari Allah, pandanglah Yesus dengan mata Allah. "Bagi engkau yang percaya, Ia berharga." Bapa, jawablah doa Anak-Mu untuk kami sekarang ini sebanyak yang bisa kami tanggung— agar kasih yang Kau miliki untuk-Nya ada di dalam kami dan Ia di dalam kami. Kami mengaku bahwa kasih kami untuk Kristus belum mencapai apa yang sepatutnya diterima-Nya. Kami rindu untuk lebih mengasihi Dia. Dengan lebih murni. Dengan lebih intens. Dengan lebih konsisten. Dengan lebih penuh sukacita. Demi Engkau sendiri, Bapa, dan demi kemuliaan Anak-Mu, kenyangkanlah kami dengan kemuliaan-Nya. Dalam nama-Nya kami berdoa. Amin. John Piper gairah dan dinamika, itu pun adalah karena kasih karunia Tuhan. Ia bersaksi, "Dan kami juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbanganpertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka 'Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati'." (1 Korintus 15:30-32). Sebagai orang yang telah diubah hidup kita oleh Tuhan dari kebinasaan selamalamanya menjadi hidup kekal, bagaimanakah sikap kita terhadap pelayanan? Adakah kita mempunyai kegairahan dan dinamika seperti Rasul Paulus? Atau sebaliknya kita acuh dan bermalas-malasan? Keterlibatan kita secara aktif dalam pelayanan sangat penting dalam hidup kita sebagai orang percaya. Kita melayani Tuhan dengan penuh gairah dan dinamika bukan agar kita dikenal manusia melainkan karena kita tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak siasia (1Korintus 15:58). Karena hanya apa yang kita kerjakan dalam Tuhan serta bertujuan untuk memuliakan Tuhan akan bernilai kekal dan akan mengkuti kita sampai ke sorga kelak. Adakah ketiga indikasi tersebut dalam hidup kita sebagai orang percaya yang telah mengenal Tuhan yang bangkit? Selamat Hari PASKAH! Sabda.org


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.