Kisah khalifah umar bin khattab

Page 1

Kisah Khalifah Umar bin Khattab Umar bin Khattab dilahirkan pada tahun 581 M. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al-Makhzumi AlQuraisyi. Ayahnya ini berasal dari suku Adi. Suku Adi ini merupakan suku yang terpandang dan mulia di kalangan bangsa Arab. Ibunda Umar bin Khattab bernama Khantamah binti Hasyim. Pada suatu hari sebelum Umar masuk islam, ia benar-benar telah bulat tekadnya untuk membunuh Nabi Muhammad. Ia merasa sangat marah sekali karena banyak orang-orang Quraisy yang masuk islam. Dengan pedang terhunus Umar mengendarai kudanya, namun ditengah perjalanan Umar dihentikan oleh Nuaim bin Abdullah. Wahai Umar, “hendak kemanakah engkau?” Umar menjawab “tahukah engkau dimana Muhammad sekarang berada, aku akan segera membunuhnya dengan memutuskan lehernya. Dia sudah memecah belah suku Quraisy sehingga mereka banyak yang meninggalkan agama nenek moyang kita.” “Wahai Umar”, kata Nuaim, “jangan engkau teruskan niatmu. Lihatlah adikmu sendiri Fatimah dan suaminya Said bin Zaid yang telah masuk Islam”. Umar sangat kaget mendengar ucapan Nuaim, dan tanpa pamit ia langsung meninggalkannya. Umar bergegas menuju rumah adiknya, Fatimah. Setelah sampai disana, Umar mendengar suara bacaan Al-Qur’an yang sedang dibaca oleh Fatimah dan suaminya. Umar masuk ke dalam rumah dan menghampiri mereka. “Apakah kalian berdua telah meninggalkan agama nenek moyang kalian?” dengan nada yang sangat keras. Said, suami Fatimah menyahut, “benar wahai Umar”. Umar pun menuju ke arah Said dan memukulnya hingga jatuh. Melihat hal itu, Fatimah berdiri membela suaminya. Namun Umar menamparnya dengan kuat hingga darah pun mengalir dari wajahnya. Fatimah berkata dengan nada marah. “Wahai Umar, kebenaran berada pada agama lain selain agamamu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan Muhammad adalah utusan Allah”. Ketika Umar melihat darah mengalir dari wajah adiknya, hatinya menjadi lunak. Umar pun berkata “berikan lembaran yang ada ditangan kalian”, saat itu Fatimah dan suaminya memegang lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an surah Thaha. Fatimah pun berkata “sesungguhnya kamu itu najis, dan sesungguhnya Al-Qur’an itu tidak boleh disentuh, kecuali oleh orang-orang yang suci, pergi dan mandilah”. Umar pun bergegas pergi, lalu ia mandi dan kembali menemui Fatimah dan suaminya. Umar adalah orang yang pandai membaca lembaran ayat-ayat Al-Qur’an surah Thaha. Ketika Umar membacanya ayat-ayat Al-Qur’an itu, ia merasakan keindahan dan keagungan Al-Qur’an, dan telah jelas baginya kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW. Maka ia pun berkata “antarkan aku menemui Muhammad”. Akhirnya Umar pun menemui Nabi Muhammad dan berkata “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Sejak


saat itu, Umar benar-benar telah menjadi bagian dari kaum muslimin dan siap memperkuat barisan Islam. Setelah masuk Islam, watak dan kepribadian Umar bin Khattab ternyata masih mempengaruhi perjuangannya dalam membela dakwah Islam. Untuk pertama kalinya setelah ia masuk Islam, ia mengumumkan kepada teman-temannya bahwa ia kini telah memeluk Islam dan siap membela Islam serta melawan orang-orang yang berani menghalang-halangi kemajuan Islam. Sesudah Rasulullah berada di Madinah, Umar bin Khattab selalu aktif mendampingi Nabi SAW. Dalam berdakwah. Ia juga tidak pernah ketinggalan dalam peperangan yang terjadi selama Rasulullah masih hidup di antaranya adalah perang badar, khandak, tabuk dan hunain. Masa pengangkatan Umar bin Khattab menjadi seorang khalifah diawali dengan sakitnya Abu Bakar Siddiq. Pada saat Abu Bakar sakit dan ia merasa ajalnya sudah dekat, maka ia berpikir untuk mencari pengganti dirinya sebagai khalifah. Dalam hati ia sudah berketetapan untuk menunjuk Umar bin Khattab sebagai pengganti dirinya. Maka Abu Bakar pun memanggil sahabat-sahabat yang lainnya untuk bermusyawarah. Abu Bakar berbicara di depan orang-orang dan mengatakan “apakah kalian akan menerima orang yang saya calonkan sebagai pengganti saya. Saya bersumpah akan memilih orang yang terbaik sebagai pengganti saya, dan saya mencalonkan Umar bin Khattab sebagai pengganti saya. Maka tatilah saya, kata Abu Bakar�. Orang-orang yang hadir saat itu serempak mengatakan “kami telah mendengar engkau wahai khalifah Abu Bakar dan kami menaati anda�. Dengan demikian setelah Abu Bakar meninggal, Umar bin Khattab sebagai penggantinya, maka kaum muslimin pun membaiat Umar bin Khattab sebagai Khalifah pengganti Abu Bakar Siddiq. Seperti halnya Abu Bakar, Ia semasa menjabat sebagai seorang khalifah, Umar juga mengeluarkankebijakan. Di bidang administrasi Umar membentuk majlis permusyawaratan, anggota dewan, dan memisahkan lembaga peradilan. Ia membagi wilayah Islam menjadi 8 provinsi, yaitu Mekah, Madinah, Suriah, Jazirah, Kufah, Basra, Mesir dan Palestina. Umar juga mengangkat gubernur untuk masing-masing provinsi itu serta memberinya gaji dari kas negara. Ada juga kebijakan dalam bidang pertahanan dan keamanan. Dalam bidang pertahanan dan keamanan, Umar bin Khattab mendirikan lembaga kepolisian dan tentara yang terdaftar. Mereka juga mendapat gaji sesuai dengan besarnya tugas yang dilakukan. Ia juga mendirikan pos-pos militer di tempat-tempat yang strategis. Selain kebijakan diatas, Umar juga mengeluarkan kebijakan dibidang hukum. Berikut adalah kebijakan Khalifah Umar dalam bidang hukum. a. b. c. d.

Menetapkan aturan pembagian warisan. Mengangkat para hakim. Menetapkan pemakaian hukum cambuk dalam melaksanakan hukuman badan. Menentukan kalender hijriyah.


Pada suatu subuh Umar bin Khattab berangkat ke masjid Nabawi untuk menjalankan salat subuh. Seperti biasanya ia menjadi imam dalam melakukan salat. Ketika salat subuh sedang berlangsung, tiba-tiba ada seseorang yang masuk menerobos barisan salat sambil membawa sebilah belati dan ditusukkan ke punggung Umar bin Khattab hingga ia jatuh berlumuran darah. Peristiwa penusukan Umar ketika sedang salat dilakukan oleh bekas budak dari bangsa Persia yang bernama Abu Lu’luah. Setelah peristiwa penusukan Khalifah Umar, Abu Lu’lu’lu’ah berhasil ditangkap dan ia pun dipenjarakan. Akan tetapi ia bunuh diri didalam penjara. Sementara itu, luka tusukan yang diderita Umar bin Khattab demikian dalam. Hingga akhirnya Umar meninggal pada tahun 23 Hijriyah atau tahun 644 Masehi. Beliau meninggal pada usia 63 tauhn. Sedangkan masa kekhalifahan Umar bin Khattab berlangsung selama 10 tahun 6 bulan 4 hari.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.