E-Paper MyOne

Page 286

”Jangan sedih Kak. Ayo Kak cari yang lain! Lia dan Mbak Husna juga akan bantu!” Lia berusaha menghibur kakaknya. ”Kak Azzam sendiri apa tidak punya kenalan gitu? Kan kakak juga mengajar ngaji di pesantren siapa tahu ada di antara jamaah yang punya anak putri yang cocok buat Kakak.” Ujar Husna. Kata-kata Husna itu mengingatkannya pada seorang bapak setengah baya yang pernah memberikan kartu nama kepadanya. Bahkan bapak itu menawarkan putrinya. Ia merasa untuk mendapatkan jodoh segala jalan yang halal dan terhormat harus ditempuh. ”Ya kakak ada kenalan, kakak ingat! Beliau pernah memberi kartu nama!” Seru Azzam. ”Iya Kak, coba saja! Siapa tahu memang jodohnya.’ Lia menyemangati. Azzam langsung beranjak ke kamarnya mencari kartu nama yang ia yakin ia letakkan di dalam almari di kamarnya. Sejurus kemudian Azzam berteriak, ”Ya ada”. Lalu keluar. ”Namanya Pak Ahmad Jazuli. Alamatnya di Batur, Ceper, Klaten. Pemilik perusahaan cor besi dan baja Jayakusuma Logam.” Kata Azzam. ”Ketemu sama Bapak itu di mana Zam?” Tanya Bu Nafis. ”Di pesantren Wangen Bu. Saat Azzam mengisi pengajian Al Hikam yang pertama dulu.” ”O begitu.”

285

Bon--q97 Edited by : Bon


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.