E-Paper MyOne

Page 137

Untuk kakakku yang baru tiba di Indonesia setelah sembilan tahun lamanya tidak bisa pulang ke Indonesia demi memperjuangkan nasib adik-adiknya, aku hadiahkan penghargaan ini. Dan di hari bahagia ini menyambut kepulangannya, perkenankan aku membacakan puisi yang baru tadi sore aku tulis untuknya. Judulnya �Kau Mencintaiku.� Kau mencintaiku Seperti bumi Mencintai titah Tuhannya. Tak pernah lelah Menanggung beban derita Tak pernah lelah Menghisap luka Kau mencintaiku Seperti matahari Mencintai titah Tuhannya Tak pernah lelah Membagi cerah cahaya Tak pernah lelah Menghangatkan jiwa Kau mencintaiku Seperti air Mencintai titah Tuhannya Tak pernah lelah Membersihkan lara Tak pernah lelah Menyejukkan dahaga Kau mencintaiku Seperti bunga Mencintai titah Tuhannya Tak pernah lelah Menebar mekar aroma bahagia Tak pernah lelah Meneduhkan gelisah nyala

Azzam tidak bisa menahan harunya. Ia meneteskan air mata bahagia di tempat duduknya. Acara itu disiarkan langsung ke seluruh Indonesia. Sambutan Husna itu disaksikan oleh jutaan manusia, termasuk ibu dan adiknya Lia di Kartasura. Anna Altafunnisa dan keluarganya di Wangen. Furqan dan keluarganya di Jakarta. Juga teman teman kerjanya di UNS dan radio JPMI Solo. Sambutan dan puisi Husna begitu menggugah dan bermakna.

136

Bon--q97 Edited by : Bon


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.