Bulletin kome vol 3 mei 2014

Page 1

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

KOME Bulletin mahasiswa FE UNS NUANSA BARU KEMERDEKAAN BERPIKIR

JEJAK MAHASISWA

JIWO & WILDAN:

BERAWAL DARI SENANG MENUJU KEMENANGAN

INFO

FEB RENCANAKAN MEMBUKA JURUSAN S1 EKONOMI SYARIAH

LAPORAN KHUSUS

PROFIL

BAMBANG SAROSA:

SISTEM PELAYANAN ADMINISTRASI YANG BAKU, FEB SIAP TERAPKAN ISO

JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT UNTUK ORANG LAIN LAPORAN UTAMA

IMPLEMENTASI GREEN CAMPUS DI FEB, SUDAH BAIKKAH?


LAPORAN UMUM KOME

Contents KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

PROFIL

11

Bambang Sarosa: Jadilah Manusia yang Bermanfaat untuk Orang Lain

Laporan Utama

4

Implementasi Green Campus di FEB, Sudah Baikkah? Implementasi yang dilakukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk mendukung gerakan green campus di universitas masih di pandang mahasiswa belum berjalan dengan baik.

LAPORAN KHUSUS

8

Sistem Pelayanan Administrasi yang Baku, FEB Siap Menuju ISO

ISO INFO

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta secara formal tengah melakukan persiapan menuju Intenational Standard Operation (ISO). Sistem operasi beberapa bidang di FEB telah diubah agar sesuai dengan prinsip ISO. Manajemen yang terstruktur serta sistem yang terstandar secara internasional menjadi tujuan utama diusung ISO oleh fakultas.

10

FEB Rencanakan Membuka Jurusan S1 Ekonomi Islam

SEPUTAR FEB 12

Pendidikan merupakan salah satu syarat utama menjadikan sebuah negara itu berkualitas. Model pembelajaran yang terlalu formal sudah biasa diterapkan di bangku sekolah. Namun, lain halnya dengan Drs. Bambang, Sarosa M.Si. atau akrab disapa Pak Baros, salah satu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, yang berinisiatif untuk mengubah cara belajar menjadi menyenangkan.

JEJAK MAHASISWA 13 Jiwo & Wildan: Berawal dari Senang Berujung Kemenangan Futsal menjadi salah satu olahgraga yang paling diminati oleh mahasiswa di era sekarang ini. Rasa senang dalam berolahraga futsal tidak hanya menjadi obat untuk mengusir kepenatan dari padatnya aktivitas kuliah, namun dari kesenangan tersebut juga bisa mendatangkan beragam prestasi.

di Balik Nams Kijing Miring

KOME

Diterbitkan oleh: Badan Pers Mahasiswa (Bapema) Fakultas Ekonomi UNS. Pemimpin Umum: Aldias Akmal Dita. Pemimpin Redaksi: Muhammad Rijal. Redaktur Pelaksana: NUANSA BARU KEMERDEKAAN BERPIKIR Alfin Anistya, Niajeng Hayuning Kodrati. Staf Redaksi: Arif Dicky Noviyanto, Diwan Aji R, Handarini Paramita D, Heni Ramitasari, Setiawan Agung S. Fotografer: Radit, Farhat. Setting/ Layout: Muhammad Rijal. Reporter: Rijal, Alfin, Niajeng, Arif, Diwan, Handarini, Heni, Setiawan, Alwiyah. Editing: Rijal, Winda. Alamat Redaksi: Lt. 1 Gedung KM Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126. Telp. 085642230390 (Rijal). Facebook: Bapema.feuns@gmail.com. Twitter: @Bapemafeuns. Blog: http://bapemafeuns.blogspot.com Bulletin mahasiswa FE UNS

Pemimpin Umum: Aldias Akmal Dita; Sekertaris Umum: Ni Made Vania Naraswary; Bendahara Umum: Endah Susilowati; Pimred. Valuta: Budi Hartono; Pimred. Kome: Muhammad Rijal; Kabid Lidbang: Desyani Ambar S.; Kabid. Usaha: Maratus Sholikha S. A.; Kabid. SDM: Andre Fajar; Kabid. Humas: Raditya Alif Faris; Kabid. Multimedia: Cholid


Suara FEB Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Salam Redaksi Salam Pers Mahasiswa SALAM PERS MAHASISWA Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, kami bisa mempersembahkan bulletin KOME regular III kepada pembaca. Adalah suatu kebanggaan tersendiri kami bisa hadir dalam mewujudkan eksistensi BAPEMA sebagai wadah menyalurkan ide dan kreasi. Proses pengerjaan KOME regular III memang memakan waktu dan banyak energi. Semua yang terjadi kami anggap sebagai proses pembelajaran dalam menghasilkan karya. Tugas yang kami kerjakan tidak asal selesai, akan tetapi kami tuangkan yang terbaik yang bisa kami lakukan. Sebuah karya membutuhkan pengorbanan, kerja sama tim, dan kesadaran akan tanggung jawab. Pengalaman inilah yang akan terus kami bawa untuk menghasilkan karya selanjutnya. KOME regular III kali ini hadir dengan mengangkat isu tentang Implementasi yang dilakukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS dalam merealisasikan program green campus yang telah diadakan UNS. Serta pandangan mahasiswa tentang kebijakan yang telah dibuat fakultas dalam merealisasikan program tersebut. Selain itu beberapa rubrik mengangkat mengenai laporan tentang perjalanan mahasiswa yang berprestasi, info menarik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang akan dituangkan di rubrik Info dan rubrik lain yang sayang jika dilewatkan. Kami sadar produk yang kami sajikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami dengan tangan terbuka menerima masukan yang positif demi hasil yang lebih baik kedepannya. Harapan kami, semua berita yang kami hadirkan dalam buletin ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Berkarya dan terus berkarya adalah komitmen kami, mewacanakan isu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah tanggung jawab kami. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih atas segala doa dan dukungan seta bantuan dari semua pihak dari awal hingga terselesaikannya bulletin ini. Selamat membaca! Redaksi

Beberapa sarana dan prasarana sudah melengkapi kebutuhan mahasiswa. Namun, ada beberapa sarana, prasarana dan fasilitas yang belum memadai seperti sarana olahrga (lapangan dll), air yang terkadang mati, dan wi-fi yang susah log-in. hendaknya pihak fakultas memperhatikan fasilitasfasilitas tersebut. Canopy-nya juga tidak ada kelanjutannya, seharusnya ada perbaikan atau rekonstruksi. Rendy Jurusan Manajemen

Wifi-nya gak oke, banyak yang disediakan untuk dosen. Padahal mahasiswa sudah membayar, kenapa malah dosen yang diprioritaskan? Untuk menjaga sarana dan prasarana juga dibutuhkan pengawasan serta perawatan, jangan sekedar membuat sarana prasarana namun hanya sekali pakai (tidak awet) Aswin Manajemen 2010

Redaksi menerima tulisan berupa Suara FEB. Tulisan dapat dikirim melalui email:Bapema.feuns@gmail.c om atau dapat diserahkan langsung ke alamat redaksi Bapema FE UNS dengan melampirkan fotokopi kartu mahasiswa, KTP, atau SIM yang masih berlaku. Redaksi merahasiakan identitas bila ada permintaan. KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

3


LAPORAN UTAMA

Implementasi Green Campus di FEB, Sudah Baikkah? Implementasi yang dilakukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk mendukung gerakan green campus di universitas masih di pandang mahasiswa belum berjalan dengan baik.

foto: Bapema/ Radit

foto: Bapema/ Radit

foto: Bapema/ Radit

foto: Bapema/ Farhat

Implementasi green campus di FEB. Pembuatan sumur resapan, penempelan stiker himbauan untuk menghemat energi dan melakukan penghijauan, dll

U

I-Green Metric Ranking of World University (UI-GM) yang merupakan penentuan ranking universitas ramah lingkungan tingkat dunia tersebut menempatkan Universitas Sebelas Maret (UNS) pada peringkat ke-134 dunia. Peringkat pertama diduduki oleh Universitas Nottingham (Inggris). Merupakan prestasi tersendiri bagi UNS mengingat ini merupakan kali pertama UNS mengikuti penilaian tersebut. Di Indonesia sendiri, UNS menduduki peringkat ke-7 kampus ramah lingkungan dari 28 perguruan tinggi di Indonesia. Adapun penilaiannya dilakukan langsung dari pusat yang menyelenggarakan UIGM. FEB Ikut Serta Suatu universitas dapat dikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi 6 indokator. Indikator-indokator tersebut adalah tata letak serta kondisi sarana dan prasarana kampus yang ramah lingkungan, pemanfaatan energi dan antisipasi pemanasan global, pengelolaan limbah secara terpadu, pemanfaatan air secara hemat, penggunaan dan penciptaan sarana transportasi yang ramah lingkungan, serta pendidikan yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan 6 indikator tersebut, kampus UNS khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) telah berusaha memenuhinya dengan mendukung gerakan Green Campus. Drs. Mulyanto, M.E. Dosen FEB yang juga menjabat sebagai Wakil

4

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

Ketua Bagian Borang Green Campus menjelaskan bahwa FEB sendiri telah ikut serta merealisasikan kampus ramah lingkungan atau yang lebih dikenal dengan sebutan green campus. Berbagai usaha telah dilakukan seperti pengelolaan limbah secara terpadu, pembangunan gedung bertingkat tanpa lift, penggunaan energi secara efisien dengan aturan menghidupkan lampu pada saat dibutuhkan dan penggunaan Air

FEB untuk merealisasikan program green campus ini secara maksimal. “Belum ada waktu yang pas untuk mengumpulkan semuanya dan memberikan sosialisasi tentang program ini, jadi masih banyak pihak yang belum tau tentang pentingnya merawat dan memperbaiki lingkungan di sekitar kita.� tambahnya. Berbeda dengan FEB, aturan nyata dan tegas mengenai kesehatan

Di Indonesia sendiri, UNS menduduki peringkat ke-7 kampus ramah lingkungan dari 28 perguruan tinggi di Indonesia Conditioner (AC) dengan batas suhu tertentu, laporan rekening listrik setiap bulan yang terdata dengan baik, perluasan taman kampus dan penanaman pohon-pohon di dekat bangunan, sampai adanya mata kuliah Ekonomi Lingkungan dan Sumber Daya Alam yang berhubungan erat dengan keadaan lingkungan. Selain itu, beliau juga berharap Unit Kegiatan Mahadsiswa (UKM) seperti Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam (MEPA) mengadakan program riil untuk mendukung program green campus. Masih Ada Kendala “Dosen, karyawan, dan mahasiswa semestinya bekerja sama untuk perbaikan lingkungan kampus,� demikian kata Mulyanto menyebutkan para pemeran dalam program ini. Masih ada kendala di

lingkungan sudah dilaksanakan oleh Fakultas lain. Fakultas Kedokteran telah memiliki aturan yang tegas mengenai area bebas rokok, Fakultas Pertanian dengan pengadaan taman hijau, serta Fakultas Teknik yang wajib menggunakan bahan bakar non migas. Sejauh ini, usaha FEB dalam membentuk kampus ramah lingkungan masih terus dilakukan, akan tetapi masih belum diimplementasikan secara sungguhsungguh karena belum ada kebijakan yang spesifik. Sosialisasi yang paling sederhana masih dilakukan dengan cara menempel stiker-stiker bertuliskan tentang pemanfaatan energi atau area bebas merokok, tetapi belum ada SK dosen yang turun untuk memberikan ketegasan mengenai peraturan baru yang menyangkut lingkungan. Beliau


berkata, “Seharusnya bisa mengadakan sosialisasi secara menyeluruh dengan mengumpulkan semua elemen-elemen kampus. Mungkin suatu saat akan ada peraturan baru seperti dilarang menggunakan kendaraan bermesin pada hari-hari tertentu, atau penanaman pohon sehabis senam di hari Jumat.” “Sejauh ini banyak mahasiswa yang masih apatis. Belum ada cara untuk membuat mahasiswa sadar akan pentingnya lingkungan bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan kita belum terlibat dalam batas yang gerah dan panas. Mereka belum benar-benar merasakan itu sejauh ini.” Kata beliau mengenai kurangnya usaha bersama untuk merawat lingkungan kampus ini. Sebenarnya, pihak kampus telah melakukan banyak hal untuk mencapai kampus ramah lingkungan. Akan tetapi, kesadaran mahasiswa akan lingkungan juga sangat dibutuhkan. Kerja sama yang selaras antar elemen kampus dalam mengelola lingkungan dapat menghasilkan kampus yang ramah lingkungan dan tentunya berdampak positif terhadap kesehatan tubuh manusia di sekitar lingkungan tersebut. Implementasi Green Campus di FEB Pihak fakultas telah berupaya merealisasikan gerakan green campus untuk menciptakan lingkungan FEB UNS yang ramah lingkungan. Akan tetapi Implementasi program green campus yang dilakukan FEB UNS masih di rasa belum baik oleh beberapa mahasiswa. Seperti yang dikatakan Qodri Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2010. Menurutnya pelayanan dan fasilitas yang diberikan kampus masih kurang memadahi untuk mendukung ke arah green campus. “Contohnya penggunaan lampu, LCD, dan AC itu hampir boros semua, kalo perlu diganti dengan yang hemat energi,” ujarnya. Qodri menambahkan dari sisi mahasiswa masih banyak yang kurang akan kesadaran terhadap green campus itu sendiri. Ia berharap agar pihak fakultas lebih menggalakan sosialisasi green campus kepada mahasiswa dan membuat beberapa kegiatan menarik yang berhubungan dengan green campus agar mahasiswa lebih tertarik untuk berpartisipasi dalam program green campus yang diadakan FEB. Senada dengan Qodri, Retno Mahasiswi Program Studi Diploma 3 Manajemen Perdagangan angkatan 2011, mengutarakan hal yang sama mengenai implementasi green campus di FEB yang masih belum baik.

Saat ini baru dalam tahap pengolahan air hujan yang dimasukan melalui

sumur resapan sehingga bisa jadi sumber air. tapi pengolahan limbah yang harus diproses masih belum dapat dilakukan. Itu menjadi tantangan kita baik UNS maupun fakultas Menurutnya fakultas masih kurang akan tempat sampah dan pengolahan limbah. Selain itu kondisi keran yang bocor dan penggunaan AC yeng berlebihan masih sering ditemuinya di kampus FEB ini. Namun Retno juga tidak menampik kalau peran dari mahasiswa juga masih kurang dalam program yang diadakan fakultas ini. “Sebagai mahasiswa tidak hanya menuntut dekanat harus dapat menyelesaikan masalah lingkungan di kampus, tapi kita juga harus aktif, misal buang sampah pada tempatnya, serta ikut aktif di dalam komunitas yang peduli akan lingkungan, seperti komunitas peduli sampah (kompas). Kita bisa mengajak teman gak cuma peduli pada lingkungan tapi juga harus bersih, misal jika menyalakan keran jangan lupa di matikan,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut Drs. Harmadi, M.M. Pembantu Dekan 2 yang menangani sarana dan prasarana menerangkan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan FEB dalam merealisasikan program green campus. Pihak fakultas telah menjalankan kebijakan-kebijakan green campus baik dari pusat (universitas) maupun dari fakultas. Tindakan yang berhubungan dengan kelestarian lingkungan dilakukan secara terkoordinir seperti pembuatan sumur resapan di Aula dan di beberapa sudut di FEB yang pembuatannya dilakukan oleh pusat. Masalah penggunaan lampu, LCD, dan AC, pihak fakultas telah mengupayakan untuk membeli produk yang hemat energi, namun penggantian tidak serentak dilakukan, tetapi secara berkala. ”Penggantian lampu, LCD, dan AC dengan yang hemat energi tidak langsung frontal, yang rusak baru diganti, tidak langsung diganti semua. Disamping tidak bagus, dananya tidak ada, jadi pelan-pelan,” ungkap Harmadi. Untuk pengadaan tempat sampah, pihak fakultas telah menyediakannya di setiap sudut kampus, namun kepeduliah mahasiswa akan kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang. “Yang kurang itu ketertiban, masih banyak sampah yang tercecer, hanya diperlukan kepedulian mahasiswa untuk membuang sampah pada tempatnya,” jelas Harmadi. Pengolahan limbah di FEB untuk saat ini masih belum dapat di galakan. “Saat ini baru dalam tahap pengolahan air hujan yang dimasukan melalui

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

5


Saat ini beberapa dosen sudah mulai menggalakan konsultasi skripsi dan PA menggunakan soft copy atau menggunakan kertas bekas (kertas bekas revisi) sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas yang nantinya dapat berperan dalam menekan

penebangan pohon belum dapat dilakukan. Itu menjadi tantangan kita baik UNS maupun fakultas,” ungkapnya. Kebijakan mengenai green campus tidak hanya berkaitan dengan bidang 2 tentang sarana dan prasarana, di bidang 1 yang menangani masalah akademik juga ikut berperan dalam program green campus tersebut. Kebijakan tersebut terkusus pada pengurangan penggunaan kertas. “Saat ini beberapa dosen sudah mulai menggalakan konsultasi skripsi dan PA menggunakan soft copy atau menggunakan kertas bekas (kertas bekas revisi) sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas yang nantinya dapat berperan dalam menekan penebangan pohon,” jelas Harmadi. Arsip-arsip fakultas pun kini sudah mulai di scan, untuk kedepanya dapat menghemat penggunaan kertas dan ruangan. “Mungkin bisa dilihat di Ruang Arsip Area di gedung 5 lantai 2, file-file sudah proses di scan,” ujar Harmadi. Perpustakaan juga sudah tidak menerima skripsi dalam bentuk hard file, namun sudah dalam bentuk soft file yang disimpan dalam bentuk CD, hal tersebut dilakukan mengingat terbatasnya rak dan ruangan untuk menampung skripsi dari mahasiswa. Implementasi yang dilakukan fakultas ternyata masih mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Seperti yang diungkapkan Harmadi, kendala tersebut terkait masalah dana untuk pengadaan alat dan penggunaan soft file dalam melakukan konsultasi masih dirasa asing bagi dosen dan mahasiswa. “Dari segi pengadaan alat agak sedikit mahal, harganya dua kali lipat untuk pembelian LCD yang hemat energi. Konsultasi sekripsi menggunakan soft file juga masi belum familiar dari kalangan dosen maupun mahasiswa, tapi kita (fakultas -red) sudah mulai kesana,” pungkas Harmadi. Poling Apakah Anda mengetahui tentang kebijakan green campus yang dilaksanakan oleh FEB UNS?

dok. Litbang

dok. Litbang

Dari sempel hasil poling yang telah diedarkan oleh tim Litbang Bapema kepada Mahasiswa S1 dan D3 FEB UNS angkatan 2010 sampai 2013 dapat disimpulkan bahwa, sebanyak 89% mahasiswa mengatakan implementasi green campus yang dilakukan FEB masih belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut dapat tergambar dari ke 6 indikator kampus ramah lingkungan yang telah di jelaskan. Sebanyak 56% mahasiswa mengatakan kriteria Pemanfaatan energi dan antisipasi pemanasan global masih belum terlaksana dengan baik oleh FEB, dilanjutkan dengan Pendidikan yang berwawasan lingkungan sebanyak 44% dan Penggunaan sarana transportasi yang ramah lingkungan sebanyak 42%. Ini berarti FEB harus lebih berupaya lagi dalam merealisasikan program green campus tersebut. . Oleh: Niajeng Hayuning K., Setiawan Agung S.

dok. Litbang

6

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014


‘‘

Untuk mengurangi dampak dari pemanasan global setiap universitas yang tergabung dalam perankingan UI-Green Metric berlomba-lomba untuk menciptakan suasana kampus yang ramah lingkungan atau yang sering disebut green campus. Universitas Sebelas Maret (UNS) salah satunya. masing-masing fakultas di UNS di kerahkan untuk mendukung program tersebut. Lantas apakah implementasi yang dilakukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS dalam program peduli lingkungan tersebut sudah berjalan dengan baik? Berikut adalah pendapat dari beberapa Mahasiswa FEB yang kami dapatkan.

?

TESTIMONI Implementasi Green Campus di FEB

Sudah Baikkah? Pertanyaan!

Menurut Anda, apakah implementasi green campus di FEB UNS sudah terlaksana dengan baik?

Nanda Ekonomi Pembangunan Program green campus tidak akan terlaksana dengan baik tanpa partisipasi dari semua warga FE, sedangkan wawasan mengenai green campus belum ditanamkan di warga FE. Jo Manajemen 2012 Masih banyak kendaraan bermotor yang masuk lingkungan FEB yang menimbulkan polusi. Serta masih banyak mahasiswa yang merokok di luar lingkungan kantin FEB

Kustianto Prabowo Ekonomi Pembangunan 2013 Belum terlihat secara nyata. Hanya wacana. Belum diterapkan

Prabu Ekonomi Pembangunan2011 Belum ada implementasi nyata tentang hal green campus, perlu kerjasama dengan civitas untuk memberikan hasil yang maksimal, green campus itu gak cuma hijau, tapi juga berfungsi!

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

7

‘‘


LAPORAN KHUSUS

ISO D

emikian diungkap Malik Cahyadin, S.E., M.Si. selaku dosen sekaligus tim pelaksana ISO di FEB UNS. “Kita (FEB -red) sedang proses masuk certified. Dari fakultas sedang menyiapkan dokumen-dokumen untuk dinilai oleh lembaga ISO. Kalau fakultas-fakultas di UNS yang menilai dari rektorat dan lembaga ISO dari rekanat, kemudian didaftarkan ke go internasional untuk mendapatkan sertifikat ISO,” tuturnya, saat ditemui di ruangannya, Kamis (13/3). ISO merupakan standard days untuk untuk menilai apakah semua aktivitas yang dilakukan di dalam suatu lembaga antara yang tertulis dengan apa yang dilakukan match atau tidak. “Kalau misalkan pada prakteknya ada yang miss, maka standard days-nya tidak layak,” ujar Malik. Standard days tersebut meliputi tiga bidang, pendidikan, sarana dan prasarana, serta kemahasiswaan. Selain itu dibutuhkan transisi karyawan ,

8

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

Sistem Pelayanan Administrasi yang Baku,

FEB Siap Menuju ISO Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta secara formal tengah melakukan persiapan menuju Intenational Standard Operation (ISO). Sistem operasi beberapa bidang di FEB telah diubah agar sesuai dengan prinsip ISO. Manajemen yang terstruktur serta sistem yang terstandar secara internasional menjadi tujuan utama diusung ISO oleh fakultas.

dosen, dan mahasiswa agar dapat mengikuti standard operating procedure (SOP). “Kalau ketiganya tidak berjalan sesuai SOP maka sistem ISO tidak bisa berjalan,” ungkap Malik. Malik menuturkan dibutuhkan penataan pegawai agar jelas posisi dan intensifnya. “Jadi mereka (pegawai -red) dapat bekerja sesuai SOP, baru nanti ISO bisa berjalan dengan baik,” jelasnya. Menurut Malik, pegawai harus punya standar kerja, tanggung jawab dan harus mengikuti SOP masing-masing karena SOP harus ada penanggung jawab dan harus ada pelaksana. “Kalau penataan pegawai belum ada siapa yang mau mengerjakan itu? Siapa yang bertanggung jawab?” tuturnya. Lebih lanjut, Malik menyatakan pendapatnya mengenai kesiapan FEB untuk menuju ISO. “Kalo penataan pegawai ini sudah beres dan dari segi pendokumentasian juga sudah beres, saya kira FEB sudah siap untuk menuju ISO. Untuk bagian keuangan, pendidikan, puskom relatif bagus meskipun ada beberapa unit yang belum

maksimal,” jelasnya. Pendidikan Kesiapan di bidang pendidikan sudah dapat dikatan siap untuk menuju ISO. Salah satu Staf Bagian Pendidikan, Ika Warsianti menuturkan, “ Bagian pendidikan sudah siap dengan sistem menuju ISO. Jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya, sistem menuju ISO ini lebih tertata lagi karena segala sesuatu baik itu surat masuk, surat keluar, surat ijin dilengkapi dengan form-form,” ujarnya saat ditemui diruangannya, Jum'at (14/3). Selain itu dengan sistem baru menuju ISO mahasiswa yang ingin melakukan revisi Kartu Rencana Studi (KRS) diharuskan mengisi form yang berisikan alasan men-delete mata kuliah. “Kalau dulu mahasiswa bisa men-delete langsung, sekarang prodi dan PA dapat mengetahui alasan mahasiswa men-delete mata kuliah tersebut. Jadi kalo ada pemeriksaan, dokumennya ada sebagai bukti,” papar Ika. Sistem menuju ISO tersebut juga disambut baik oleh beberapa mahasiswa. Salah satunya Abdika Akbar Yusuf, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UNS. “Sebenernya kebijakan yang diambil FEB menurut saya


sudah baik. Untuk membukukan semua administrasi ada hitam diatas putih, ketika mahasiswa mengambil keputusan dan dilegalitasi dosen itu sudah bukti yang menerangkan sudah jelas adanya,” ujarnya. Abdika menambahkan sistem tersebut sudah relevan dengan tujuan FEB untuk mendukung FEB menjadi universitas bertaraf internasional. “Memang dampaknya birokrasi jadi lebih ribet, namun inilah proses menuju fakultas yang dikenal, fakultas bertaraf internasional,” terangnya. Meskipun sistem yang diberlakukan dibagian pendidikan sudah dirasa siap untuk menuju ISO, namun masih ditemui beberapa kendala, salah satunya mengenai sistem pengambilan mata kuliah, seperti yang dikemukakan Wahyono, Kepala Sub Bagian Pendidikan. Dengan sistem yang baru ini, mahasiswa diharuskan melakukan bimbingan kepada Pembimbing Akademik (PA) masingmasing sebelum melakukan Pengambilan Mata Kuliah (PMK). Mahasiswa ketika akan log in ke web www.siakad.uns.ac.id untuk melakukan PMK harus mengisikan form bimbingan PA terlebih dahulu agar dapat melakukan PMK. Namun karena banyak mahasiswa yang masih bingung dan masih ada kesalahan dalam sistem aplikasi maka sitem tersebut di-cancel oleh bagian pendidikan. “ Form bimbingan PA terkadang tidak muncul saat mahasiswa melakukan PMK, sehingga tidak bisa mengirim ke dosen dan dosen tidak bisa merespon. Besok teknisi kita undang lagi dari puskom,” terang Wahyono saat ditemui di ruangannya, Jum'at (14/3). “Kita masih belum punya sistem yang handal, jadi masih semi manual. Siakad saja masih belum bisa menampilkan data yang handal. Kita masih dalam transisi jadi masih ada hambatan dalam sitem,” tambahnya. Dari beberapa mahasiwa juga masih mengeluhkan tentang sistem pengambilan mata kuliah di FEB saat ini. Salah satunya Retno, Mahasiswi Diploma III Manajemen Perdagangan angkatan 2011. “Gara-gara telat entry SKS gak bisa kuliah dan uangnya tetep gak dikembalikan. Ini namanya sitem yang tidak memanusiakan mahasiswa,” ujarnya. Kemahasiwaan Menurut Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan, Karsono, tidak ada kendala dalam sistem yang saat ini diberlakukan Bagian Kemahasiswaan untuk menuju ISO, hanya saja user (mahasiswa) menganggap Sub Bagian Kemahasiswaan terlalu mempersulit dalam pengajuan berkas. “Kalau setiap mahasiswa yang ingin mengajukan berkas atau kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa -red) harus ada blangko cek cross-nya, verifikasi, pantauan itu jelas, lebih detail. Namun dengan mekanisme yang seperti itu konsumen

foto: Bapema/ Radit Berkas alur pengajuan permohonan dengan sitem ISO di bagian Kemahasiswaan. Form isian pengajuan, berkas masuk, verifikasi, proses diajukan, hasil.

(mahasiswa -red) menganggap terlalu bertele-tele. Padahal tuntutannya setiap kegiatan harus ada pantauannya,” tuturnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (13/3). Karsono menambahkan berkas pengajuan harus lengkap. Berbeda dengan sitem sebelumnya yang jika berkas belum lengkap dapat disusulkan. “Intinya semua aktivitas harus direkam,” ujarnya. Semua permohonan yang diajukan baik dari user (mahasiswa), UKM, HMJ, atau HMPS diharuskan mengisi form layanan.”Yang dipertanyakan dalam ISO adalah sistem alur, proses, sampai pantauan, verifikasi ada atau tidak? Terutama prosedur kegiatan ISO ini yang lebih ditonjolkan adalah pelayanan, proses kegiatan, ada rekap pantauan, dan verifikasi kegiatan kemahasiswaan,” tutur Karsono. Untuk kegiatan UKM, HMJ, serta HMPS yang berbentuk program kerja yang dilaksanakan di luar kampus ada prosedur analisa resiko. “Jadi harus pakai surat dokter dan diketahui oleh orang tua dengan melampirkan surat pernyataan di atas materai. Karena memang form pelayanan administrasinya seperti itu,” ujar Karsono. Kebijakan tersebut ternyata menuai rasa kecewa dari beberapa mahasiswa aktivis. Salah satunya Faiz, Ketua UKM Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam (MEPA) mengatakan

ketidak setujuannya tentang prosedur analisa resiko. “Setiap ada kegiatan dari ketua panitia maupun ketua UKM itu harus membuat surat dengan tanda tangan diatas materai yang menyatakan bahwa yang bertandatangan disitu menanggung segala resiko. Kalo begitu sekarang fungsi dari kita mengajukan surat ijin kegiatan ke fakultas untuk apa? Padahal kita mengajukan itu selain untuk pengajuan dana juga sebagai proteksi perlindungan dari pihak fakultas kalo misal ada kenapakenapa kita dibantu untuk perlindungan,” ujarnya. Faiz menambahkan pembuatan surat pernyataan dengan tanda tangan diatas materai berarti tanggung jawab dilimpahkan kepada perorangan. Jadi fungsi perlindungan dari pihak fakultas belum ada. Pada prinsipnya dengan sistem menuju ISO yang sekarang, secara administrasi akan lebih bagus karena sistem tersebut merupakan sistem pelayanan administrasi yang baku. Artinya setiap kegiatan administrasi dari awal sampai akhir ada sistem pantauan alokasinya. “Yang jadi benang merah merah seakan-akan user (mahasiswa -red) menganggap sistem atau program ISO ini mempersulit mahasiswa karena ada pantaun-pantauan suratsurat bukti yang menjadi penilaian yang harus dinilai,” ungkap Karsono. Oleh: Muhammad Rijal

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

9


INFO

FEB Rencanakan Membuka

Jurusan S1 Ekonomi Islam

D

alam waktu dekat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) merencanakan akan membuka program studi baru yaitu Strata I (S1) Ekonomi Islam. Hal ini didasari oleh belum adanya perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah selain universitas negeri islam dan sekolah tinggi agama islam, yang memiliki program studi ini. Selain itu, fokus pada kebutuhan pasar tenaga kerja seperti sektor perbankan syariah yang sedang membutuhkan banyak sumber daya manusia yang berkualitas dari perguruan tinggi, juga menjadi alasan mengapa program studi ini akan didirikan di UNS. Pembantu Dekan III, Lukman Hakim, S.E., M.Si., Ph.D. mengatakan bahwa, “Tujuan kita bagaimana membantu perbankan syariah mendapatkan SDM yang berkualitas. Sementara dari sudut mahasiswa adalah memberikan peluang pada mahasiswa untuk bekerja di sektor perbankan syariah yang memerlukan SDM yang bagus.� Jika melihat di Jawa Timur dan Jawa Barat, sudah ada beberapa perguruan tinggi negeri yang memiliki program studi S1 Ekonomi Islam. Perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (UB) di Jawa Timur, serta Intitute Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia (UI) di Jawa Barat. S1 Ekonomi Islam di Unair berbentuk program studi dan sudah berdiri sejak tahun ajaran 2007/2008. Peminat program studi ini pun terus meningkat. Seperti dikutip dari website Departemen Ekonomi Syariah FEB Unair, pada tahun 2009/2010 meningkat sebesar 75% dari tahun sebelumnya, berjumlah 1789 orang dengan penerimaan 98 orang. Bahkan Departemen Ekonomi Syariah FEB Unair tidak hanya memiliki S1

10

Ekonomi Islam, namun juga S2 MSEI dan S3 Ekonomi Islam. Sedangkan di UB, S1 Ekonomi Islam berada di bawah jurusan Ilmu Ekonomi. Program studi ini baru didirikan pada tahun ajaran 2011/2012. Menurut Agung Yuniarianto selaku staf dosen di FEB UB, penambahan prodi baru ini dapat dilakukan jika sudah ada kemapanan unit layanan jaminan mutu, baik dari segi staf dosen maupun fasiltas kegiatan belajar mahasiswa di fakultas tersebut. Kemudian, IPB mendirikan program studi S1 Ilmu Ekonomi Syariah pada tahun ajaran 2010/2011 di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Seperti yang dikutip dari antaranews, Ketua Tim Implementasi Mayor S1 Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB, Irfan Syauqi Beik, mengatakan bahwa pembukaan program studi ini adalah sebagai jawaban terhadap pendekatan konvensional dalam pembangunan sektor pertanian, yang menimbulkan rasa ketidakadilan bagi petani. Selain itu, juga untuk mempersiapkan SDM yang dibutuhkan perbankan syariah. Sedangkan untuk S1 Ilmu Ekonomi Islam FE UI baru akan menerima sebanyak 40 mahasiswa pertama pada tahun ajaran 2013/2014. Saat bulan Maret lalu, FEB UNS masih dalam tahap menunggu surat ijin prinsip dari Dikti agar dapat membuat proposal, kemudian mengirim proposal rencana pendirian program studi baru. Proposal pembentukan program studi baru ini terdiri dari analisis pasar, analisis keuangan, cash flow, SDM dosen, jumlah ruang kelas, kurikulum pendidikan, dan silabus. Tim pembentukan jurusan ekonomi islam pun juga masih bekerja keras karena persyaratan pembentukan yang banyak. Lukman Hakim berharap tahun ini sudah ada proses, yang biasanya dalam hitungan bulan, sehingga

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

tahun depan sudah dapat beroperasi untuk menerima mahasiswa baru. Wacana pendirian program studi ini sebenarnya sudah lama, namun saat itu masih ada keraguan atau pro kontra dari sisi internal mengenai propek lulusannya nanti. Padahal dalam kenyataan, masih sedikit perguruan tinggi yang memiliki prodi ini. Dikti pun juga sudah menganjurkan untuk pendirian prodi ini dan karena prodi ekonomi islam juga tidak terkena moratorium perguruan tinggi. Moratorium adalah penghentian sementara tidak boleh membuat prodi baru di semua perguruan tinggi selama 4 tahun, kecuali prodi-prodi khusus seperti ekonomi islam karena jumlahnya masih sedikit. Dari sisi tenaga pengajar, menurut Lukman, FEB UNS sudah menyiapkannya. Beliau mengatakan, “Syarat pendirian prodi minimal punya 6 dosen. Kalau S1 dosennya minimal S2. Kita sudah dapat. Kebetulan kita punya S2 konsentrasi keuangan syariah punyanya Magister Manajemen. Sudah ada beberapa nama alumni yang berminat ke sana. Ada juga S2 agama. Untuk dosen dari S3 kita sudah mengirim 6 orang untuk kuliah di Unair.� Sedangkan Kurikulum yang akan dirancang pun, diharapkan dapat sesuai dengan keinginan perbankan syariah dan pasar. Sebab fokus S1 ekonomi islam di UNS pada sektor perbankan dan bisnis. Mata kuliah yang diajarkan juga akan lebih mengacu pada mata kuliah applied yaitu akuntansi dan manajemen. Hal ini supaya lulusannya nanti dapat langsung bekerja dan agar pihak perbankan atau coorporate juga tidak perlu membuat training dengan anggaran sekian ratus milyar. Prodi ini juga akan direncanakan menerima 40 mahasiswa pada tahun pertama melalui SPMB Nusantara. Oleh: Alfin Anistya


PROFIL

Bambang Sarosa:

[

Jadilah Manusia yang Bermanfaat untuk Orang Lain

[

Pendidikan merupakan salah satu syarat utama menjadikan sebuah negara itu berkualitas. Model pembelajaran yang terlalu formal sudah biasa diterapkan di bangku sekolah. Namun, lain halnya dengan Drs. Bambang Sarosa M.Si. atau akrab disapa Pak Baros, salah satu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, yang berinisiatif untuk mengubah cara belajar menjadi menyenangkan.

S

Oleh: Heni Ramitasari

kalangan mahasiswa FEB sendiri, dibawah bimbingan Beliau. Banyak pengalaman berkesan ketika mendirikan sekolah tersebut, salah satunya, ketika mendapat protes dari orang tua murid ketika melihat anak didiknya yang bermain, bernyanyi, serta berteriak–berteriak. Dosen yang hobi mengobrol dengan siapa saja dan membaca buku ini, berharap dengan didirikannya sekolah alam tersebut, anak–anak akan lebih arif dalam menyikapi kehidupan dan tidak mudah tergoda dengan situasi. Mereka harus bangga serta memahami potensi akan lokalitas mereka. Sebagai orang desa, mereka harus bangga akan desa, sebagai anak petani harus bangga akan pertanian, kemudian mereka hidup akan hasil pertanian tersebut.

foto: Bapema/ Rijal

osok dosen kelahiran Solo, 1 Maret 1955 ini menyambut kedatangan tim KOME dengan tangan terbuka. Dalam reportase yang kami lakukan, terdapat alasan yang melatarbelakangi atas dirikannya sekolah alam. “Pendidikan saat ini nggebyah uyah, tidak semua ilmu dapat diterima, hanya mengikuti arus pendidikan saja. Padahal seharusnya pendidikan itu haruslah yang tepat guna, tepat untuk setiap orang,” tutur Pak Baros Selain menjalani kesibukan mengajar di FEB, beliau juga aktif dalam kegiatan sosial sejak tahun 1991, salah satunya sebagai ketua perkumpulan organisasi di wilayahnya. Dari kegiatan sosial tersebut, muncul ide untuk mendirikan sekolah alam. Sekolah alam tersebut merupakan sekolah dengan alam terbuka dimana siswa bisa belajar, bermain, mengenal alam sekitar, hubungan antar sesama, hubungan sosial, dan lain-lain. Awalnya, sekolah yang berdiri dua tahun yang lalu itu berlokasi di Dukuh Susukan, Desa Sukoarjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Tapi kini dibangun lagi sekolah alam di Karang Pandan, Karanganyar. Untuk saat ini staf pengajarnya berasal dari

untuk anak-anaknya. Perbedaan pendapat sering terjadi dalam keluarga tersebut, meskipun demikian Pak Baros selalu mendapat dukungan dari keluarganya dalam setiap mengambil sebuah keputusan, salah satunya keputusan untuk mendirikan sekolah alam. Anak pertamanya yang bernama Tita, 30, lulusan HI UGM, dan anak keduanya Tito, 23, yang sebentar lagi akan akan menyelesaikan pendidikan Sosiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), sedangkan istrinya Safitri pensiunan PT. PTP. Beliau tidak pernah memaksakan anaknya untuk mengikuti jejaknya yang tertarik dan peduli terhadap kegiatan sosial. “Jadilah manusia yang bermanfaat untuk orang lain,” pungkasnya.

Perbedaan Pendapat di Keluarga Sebagai kepala keluarga Pak Baros selalu mengajarkan yang terbaik

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

11


SEPUTAR FEB

foto: Bapema/ Radit

di Balik Nama

Kijing Miring Bertempat di samping gedung UKM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS), tampak sepasang bangku panjang yang saling berhadapan, dengan papan bergambar pocong dan gendhing dengan bertuliskan 'Kijing Miring' yang menempel di atasnya. 'Kijing Miring' menjadi sebutan tempat tersebut, yang merupakan markas sebuah perkumpulan pengagas kegiatan sosial.

T

idak seperti namanya yang berawalan kata 'kijing' dengan logo bergambar pocong sehingga menimbulkan kesan angker, ternyata tempat tersebut merupakan tempat berkumpul para dosen anggota perkumpulan Kijing Miring untuk bediskusi atau sekedar mengobrol diwaktu senggang. Banyak dari kegiatan yang dilakukan perkumpulan tersebut diarahkan untuk kepentingan sosial. Jika melihat lebih dalam budaya jawa khususnya gending jawa pasti kita akan menemukan sebuah nama gending yaitu 'Kijing Miring'. Kijing Miring sendiri merupakan nama sebuah gending jawa yang maknanya mengingatkan pada kematian. Berangkat dari rasa ingin melestarikan budaya jawa tersebut pada tahun 2007 seorang dosen FEB UNS Bambang Sarosa yang akrab disapa pak Baros, bersama kawannya mengadakan latihan gamelan di Student Center UNS dan dipilihlah nama Kijing Miring sebagai nama dari perkumpulan tersebut. Nama Kijing Miring dipilih karena pendirinya menginginkan seluruh anggota Kijing Miring mengingat pada tujuan kehidupan yaitu kematian. Satu setengah tahun berjalan peminat dan anggotanya pun mulai berkurang karena disibukan dengan kegiatannya

12

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

masing-masing. Dirasa sudah tidak efektif lagi untuk mengadakan latihan gamelan, Kijing Miring beralih haluan menjadi wadah kegiatan sosial. Kegiatan yang pertama dimulai dengan diskusi mengenai pemikiran-pemikiran terhadap progam pemberdayaan masyarakat. Tempat yang biasa dikenal dengan sebutan Kijing Miring oleh mahasiwa FEB itu pun dijadikan markas tempat para dosen Kijing Miring berkumpul. Dari sinilah kegiatan besar Kijing Miring dimulai. Semenjak Kijing Miring beralih menjadi perkumpulan sosial, banyak progam pemberdayaan masyarakat dijalankan secara nyata. Yang pertama mereka membentuk perkumpulan ibu-ibu yang ada disekitar Terminal Tertonadi dan Taman Sekartaji yang sampai saat ini jumlahnya mencapai 309 orang anggota dan yang baru saja dibentuk adalah perkumpulan ibu-ibu pemecah batu yang ada di Muntilan. Didalamnya ada kegiatan diskusi mengenai masalah yang dihadapi. Para dosen anggota Kijing Miring pun juga menngadakan kegiatan les gratis bagi anakanak dari ibu-ibu anggota perkumpulan ini. Disampin itu kegiatan lain Kijing Miring adalah mengadakan pengobatan gratis bagi yang tidak mampu dan menjadi suka relawan dalam bencana.

Dalam kegiatannya Kijing Miring tidak mempunyai struktur keanggotaan formal dan pengurus formal. Kegiatan ini diadakan berdasarkan pada rasa ikhlas anggotanya dan tidak memiliki kepentingan apapun didalamnya selain untuk menolong sesama. Keanggotaanya pun bersifat terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, saat ditanya darimana dana yang didapatkan Kijing Miring? salah satu anggotanya menjelaskan bahwa tidak ada iuran yang diwajibkan bagi setiap anggotanya dan dana yang didapat berasal dari para dermawan disekitar Kijing Miring. Bambang Sarosa mengutarakan tentang pendapatnya mengenai keadaan manusia yang sekarang ini dipenuhi kesibukan dalam proses kehidupannya dan justru melupakan tujuan kehidupannya yaitu kematian. Beliau berpesan kita harus memanfaatkan kehidupan kita sebaik mungkin untuk mengumpulkan bekal menghadapi kematian karena setelah itulah kehidupan yang abadi, yaitu dengan cara menolong sesama mahluk Tuhan khususnya manusia saudara kita sendiri. Dan pesan beliau bagi para penerusnya adalah sebuah kata mutiara “ sebaik-baik manusia adalah mereka yang berguna untuk orang lain.� Oleh: Alwiyah


JEJAK MAHASISWA Jiwo & Wildan

Berawal dari Senang Berujung Kemenangan

D

ari sekian banyak mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menggemari olahraga futsal, terdapat dua sosok mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) UNS yaitu Jiwo dan Wildan yang sukses meraih prestasi di bidang olahraga yang populer di kalangan anak muda saat ini. Mereka berhasil masuk menjadi anggota tim futsal provinsi Jawa Tengah dalam ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) tahun 2013. Tim futsal Jateng berhasil meraih gelar juara pertama pada kejuaran POMNAS yang diselenggarakan di GOR Amongrogo, Yogyakarta akhir November 2013 lalu. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi provinsi Jateng dan juga Universitas Sebelas Maret Surakarta, dimana mayoritas anggota tim futsal Jateng merupakan mahasiswamahasiswa dari UNS termasuk Jiwo dan Wildan. Kejuaraan POMNAS POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan event

olahraga yang diselenggarakan pemerintah nasional, yang mana berhak diikuti oleh para mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Kejuaraan yang diadakan 2 tahun sekali ini menjadi ajang pembuktian bagi kaum akademisi untuk unjuk kebolehan di luar bidang akademik yang mereka geluti sehari-hari. Jiwo dan Wildan contohnya, sebagai mahasiswa yang mampu berprestasi di bidang olahraga futsal perjalanan mereka hingga ke POMNAS tidaklah mudah. Mereka harus melewati beberapa tahapan seleksi yang ketat terlebih dahulu. Jiwo dan Wildan menuturkan keikutsertaan mereka di POMNAS bermula dari ajang POM Rayon, yaitu kejuaraan olahraga antar mahasiswa yang diikuti oleh seluruh universitas di Kota Surakarta. Panggilan untuk membela tim futsal UNS lah yang menjadi langkah awal bagi Jiwo dan Wildan menuju POMNAS. Keberhasilan tim futsal UNS dalam meraih emas di ajang POM Rayon, memberikan hak bagi tim futsal UNS

foto: dok. pribadi

Futsal menjadi salah satu olahgraga yang paling diminati oleh mahasiswa di era sekarang ini. Rasa senang dalam berolahraga futsal tidak hanya menjadi obat untuk mengusir kepenatan dari padatnya aktivitas kuliah, namun dari kesenangan tersebut juga bisa mendatangkan beragam prestasi.

untuk mewakili kota Solo di ajang yang sama ke tingkat Provinsi. Pada laga final di tingkat provinsi, tim futsal UNS berhasil mengandaskan perlawanan tim futsal Universitas Muhamadiyah Pekalongan dan meraih gelar juara pertama. Kemenangan tersebut juga memberikan keuntungan tersendiri bagi anggota tim futsal UNS karena peluang mereka untuk ikut serta ke ajang berikutnya yaitu POMNAS semakin besar. Hal tersebut terbukti, hampir 80% anggota tim futsal Jateng yang diikutkan ke POMNAS diisi oleh mahasiswamahasiswa dari UNS, tidak terkecuali Wildan dan Jiwo. Rasa bangga membawa nama UNS ke level nasional menjadi motivasi yang kuat bagi Wildan dan Jiwo untuk memberikan kontribusi yang maksimal bagi tim futsal Jateng di ajang POMNAS. Perjuangan Jiwo dan Wildan dalam membela tim futsal Jateng di POMNAS di mulai dari babak penyisihan group. Terdapat 8 group yang masing-masing diisi 3 provinsi, Setiap pemuncak klasemen di tiap-tiap group berhak melaju ke babak knockout. Berada di group A dengan KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

13


‘‘

pertandingan yang berkesudahan dengan skor 3-2 untuk keunggulan tim Jateng tersebut sempat diwarnai aksi anarki (lempar botol) dari pendukung tim Sulsel.

14

‘‘

raihan hasil dua kemenangan dari dua pertandingan, menempatkan tim futsal Jateng di puncak klasemen group dan berhak melaju ke babak berikutnya yaitu babak perempat final. Pertandingan pada babak perempat final menjadi pertandingan yang paling berkesan bagi Jiwo dan Wildan. Jiwo menuturkan babak perempat final lebih berkesan karena, melawan tim Sulawesi Selatan yang ketika itu menjadi tim unggulan. “Kalo menang, belum tentu masuk final, kalo kalah pasti akan kecewa banget soalnya tidak bisa masuk semifinal,” ungkap Jiwo pada waktu menjalani laga perempat final dan oleh karena itu juga, Jiwo sebagai kapten tim futsal Jateng memiliki motivasi lebih dalam bertanding. Wildan juga sependapat dengan Jiwo, laga melawan tim Sulsel lebih berkesan, selain merasa menjadi tim underdog, pertandingan yang berkesudahan dengan skor 3-2 untuk keunggulan tim Jateng tersebut sempat diwarnai aksi anarki (lempar botol) dari pendukung tim Sulsel. “Atmosfernya sangat mencekam,” imbuh Wildan. Masuk ke babak berikutnya yaitu semifinal, tim futsal Jateng sukses mengakhiri perjuangn sang juara bertahan yaitu tim Jawa timur dengan skor 4-3. Drama cukup menegangkan terjadi di babak final ketika tim Jateng bertemu dengan tim Kalimantan Timur. Pertandingan final berakhir imbang 0-0 pada waktu normal 2 x 20 menit, kemudian dilanjutkan ke babak

tambahan 2 x 5 menit dimana juga menghasilkan kedudukan imbang dengan skor yang berubah menjadi 1-1. Tetap imbangnya kedudukan imbang hingga babak tambahan, menyebabkan laga final harus dilangsungkan hingga babak adu penalty. Seluruh eksekutor/penendang penalty dari tim Jateng sukses melesakan bola ke gawang tim Kaltim, termasuk Jiwo dan Wildan yang ditunjuk sebagai dua dari lima penendang penalty tim Jateng. Laga adu penalty yang berakhir dengan skor 5-4 bagi kemenangan tim Jateng mengukuhkan raihan medali emas bagi tim futsal Jateng di ajang POMNAS tahun 2013. Kuliah dan Futsal Memilih antara berlatih futsal atau kuliah, sebagai seorang mahasiswa Jiwo dan Wildan tetap mengedepankan pendidikan/kuliahnya, namun menekuni kegiatan di bidang non akademik seperti olahraga futsal juga tidak ada ruginya. Jiwo dan Wildan mengungkapkan, selain membuat hati senang dan menyehatkan badan, hobi yang telah mereka gemari sejak SMA tersebut mampu memberikan banyak wawasan, relasi dan juga prestasi yang nantinya dapat digunakan sebagai nilai

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

tambah dalam mencari pekerjaan. Selain itu, raihan prestasi setingkat POMNAS membuat Jiwo dan Wildan juga dijanjikan bonus beasiswa pendidikan jenjang S2 dari BAPOMI (Badan Pengawas Olahraga Mahasiswa Indonesia). Orangtua dan keluarga juga selalu mendukung kiprah Jiwo dan Wildan untuk terus berprestasi di bidang futsal, Profil Jiwo Nama : Jiwo Tri Puruso Jurusan : Akuntansi Angkatan : 2009 TTL : Surakarta, 30 Oktober 1991 Hobi : Berusaha, berbagi, bersyukur, berdoa Prestasi : Ÿ Juara 1 Pekan Olahraga antar Provinsi (Proprov) 2009 cabang futsal Ÿ Juara 1 Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) 2013 cabang futsal

foto: dok. pribadi


‘‘

Salah satu harapan mereka muncul dari sebuah informasi bahwa peraih juara satu di ajang POMNAS akan diberi kesempatan membawa nama Indonesia ke ajang POM ASEAN.

‘‘

Profil Wildan Nama : Wildan Maksum Jurusan : Ekonomi Pembangunan Angkatan : 2010 TTL : Surakarta, 28 April 1992 Hobi : Dengerin musik Prestasi : Ÿ Juara 1 Futsal Dies Natalies Antar Fakultas (Anfak) UNS 2011 Ÿ Juara 1 Futsal Dies Natalies Antar Fakultas (Anfak) UNS 2012 Ÿ Juara 1 Futsal ARTEFACT 2013 Ÿ Juara 1 Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) 2013 cabang futsal

foto: dok. pribadi

asalkan sekolah/kuliah terus berjalan dan tetap diutamakan. Dalam menyeimbangkan waktu kuliah dan berlatih futsal, Jiwo dan Wildan memiliki kiat tersendiri. Mereka harus pintarpintar membagi waktu antara mengerjakan kewajiban kuliah dan berlatih futsal. Kewajiban kuliah harus diutamakan dahulu, dengan mengacu pada jadwal kuliah dan merencanakan kapan harus menyelesaikan kewajiban kuliah, maka rutinitas untuk berlatih futsal pun akan dapat disesuaikan dengan tepat. Harapan dan Rencana di masa depan Jiwo dan Wildan memiliki banyak harapan dari kesukesan mereka membawa tim futsal Jateng menyabet medali emas di POMNAS. Salah satu harapan mereka muncul dari sebuah informasi bahwa peraih juara satu di ajang POMNAS akan diberi kesempatan membawa nama Indonesia ke ajang POM ASEAN. Kesempatan langka tersebut sangat dinantikan oleh Jiwo dan Wildan, seperti yang Jiwo ungkapkan, “kapan lagi mewakili Indonesia…” Ungkapan tersebut mencerminkan besarnya keinginan Jiwo dan Wildan untuk membela tim futsal Indonesia dalam berlaga di kancah Internasional. Namun sayangnya, kesempatan tersebut belum ada kabar resminya, “dari koordinator pusat belum ada kejelasan tentang kelanjutan ke POM

ASEAN jadi kita masih menunggu saja”, terang Wildan Belum adanya kepastian resmi untuk mengikuti POM ASEAN tidak lantas membuat Jiwo dan Wildan berhenti meraih mimpi, ke depan Jiwo dan Wildan akan tetap berusaha meraih apa yang mereka inginkan, seperti mendapat pekerjaan yang diimpikan atau jika janji beasiswa S2 dari BAPOMI terealisasi maka, mereka juga akan memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin. Di lain sisi, kebanggaan mengharumkan nama UNS juga membuat Jiwo dan Wildan berharap, agar di masa mendatang akan muncul lebih banyak lagi mahasiswamahasiswa UNS yang berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Munculnya mahasiswa-mahasiswa berprestasi diharapkan mampu mendongkrak popularitas UNS serta mampu untuk terus menjaga eksistensi UNS di kancah nasional dan internasional. Prestasi-prestasi tersebut nantinya juga akan semakin membuktikan bahwa UNS selalu pantas menjadi salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Harapan tersebut pastinya juga tersirat di lubuk hati seluruh mahasiswa UNS. Hal positif yang yang ditekuni dengan senang hati dan sungguhsungguh pasti akan memberikan manfaat di suatu hari nanti seperti yang Jiwo ungkapkan, “yang penting itu senang, apapun yang dilakukan dengan senang pasti akan menghasilkan.” Oleh: Diwan Aji R.

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

15


OPINI Abdika Akbar Yusuf Manajemen 2010

Menjadi Kader Politik Praktis, Independensi Mahasiswa Kian Terkikis foto: dok. pribadi

P

epatah lama mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Maka izinkanlah saya untuk memperkenalkan diri. Nama saya Abdika Akbar Yusuf, seorang pemuda biasa yang tercatat sebagai mahasiswa semester delapan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS). Berbicara mengenai mahasiswa, tentu tidak ada kalimat yang dapat mendefinisikannya secara tepat. Setiap orang memiliki definisi yang berbeda mengenai mahasiswa. Sebagian mendefinisikan sebagai orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas/ institusi, sebagian lainnya mendefinisikan sebagai sekelompok peserta didik yang kerap kali mengambil peran penting dalam sejarah sebuah negara. Saya memiliki definisi sederhana mengenai mahasiswa, yaitu calon intelektual yang sedang menjalani proses didik menuju kedewasaan berpikir dan bertindak. Saya perlu mengatakan, berbahagialah orang yang sedang menyandang status sebagai mahasiswa. Mengapa? Mahasiswa adalah kaum yang memiliki independensi di tingkat yang tinggi, yang artinya hampir tidak ada suatu apapun yang membatasi kebebasan berpikir dan berpendapat seorang mahasiswa. Namun, tentunya tunduk pada norma dan etika demokrasi yang berlaku. Sebagai bagian dari kaum mahasiswa, saya mempertanyakan independensi kaum saya sendiri. Kini, mahasiswa sarat akan tendensi ideologi, berafiliasi dengan para politisi. Kesamaan antara mahasiswa dahulu dan sekarang, terhadap pemerintah yaitu mahasiswa tetap berperan kritis. Bedanya, sekarang kritisi tersebut membela kepentingan politik praktis. Hal ini tentu mengkhianati jati diri mahasiswa. Ya, jelas. Di dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, disebutkan dalam Pasal 8 Ayat (1), yang berbunyi:

16

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

“Dalam penyelenggaraan Pendidikan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlaku kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.” Penjelasan Pasal 8 Ayat (1) menekankan bahwa yang dimaksud dengan “akademik” dalam “kebebasan akademik” dan “kebebasan mimbar akademik” adalah sesuatu yang bersifat ilmiah atau bersifat teori yang dikembangkan dalam Pendidikan Tinggi dan terbebas dari pengaruh politik praktis. Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat beberapa partai politik yang menggelar program kaderisasi di dalam kampus, menjadikan mahasiswa sebagai basis massa untuk mendukung kepentingan visi dan misi partai tersebut. Faktanya, tidak sedikit organisasi kemahasiswaan eksternal yang tercatat menjadi 'sayap' sebuah partai politik (untuk mengetahui organisasi-organisasi tersebut, silakan gunakan mesin pencarian di internet). Mengapa partai politik memilih mahasiswa? Saya berasumsi bahwa mahasiswa adalah kekuatan potensial yang dapat meningkatkan elektabilitas sebuah partai politik. Bagaimana tidak? Megapower mahasiswa dalam menentukan keberlangsungan pemerintahan jelas terlihat. Sebagai contoh, gerakan mahasiswa pada tahun 1966 melalui Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) berhasil menggoyahkan rezim pemerintahan pada kala itu. Presiden Soekarno yang kerap menggetarkan dinding istana negara melalui pidatonya yang berapiapi, seketika tak berdaya dengan kekuatan mahasiswa yang turut menuntut Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Hal serupa terjadi pada tahun 1998, senyum berwibawa Presiden Soeharto seketika berubah menjadi raut wajah gentar, akibat desakan mahasiswa yang memaksa beliau mundur secara tidak terhormat. Mahasiswa memang sarat dengan advokasi, memperjuangkan

kepentingan rakyat untuk memperoleh kesejahteraan hidup sebagai warga negara. Namun, apa jadinya bangsa ini apabila kaum yang biasa membela kebenaran, menuntut kesamarataan, melawan ketidakadilan, dan berani meluncurkan kritik terhadap pemerintahan, kini mendukung sebuah kepentingan? “Beberapa bulan lagi saya akan pergi dari dunia mahasiswa. Saya meninggalkan dengan hati berat dan tidak tenang. Masih terlalu banyak kaum munafik yang berkuasa. Orang yang pura-pura suci dan mengatasnamakan Tuhan. Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa.” Begitulah kalimat yang diungkapkan Soe Hok Gie dalam catatannya, yang dapat mewakili keresahan saya ketika melihat mahasiswa kini jauh dari indepensi dan kerap berhipokrisi. Melalui tulisan singkat ini, saya tidak berusaha membatasi gerak-gerik mahasiswa untuk berpartisipasi dalam aktivitas politik. Kebebasan memilih sebuah partai politik merupakan hak seluruh warga negara di era demokrasi. Saya pun sepakat dengan pendapat bahwa mahasiswa merupakan agent of change. Mahasiswa memang elemen penting yang potensial menciptakan perubahan. Namun, dunia pendidikan tidak boleh dinodai oleh sedikit pun upaya campur tangan politisi, terlebih untuk kepentingan khusus golongan tertentu. Oleh karena itu, di tahun politik seperti 2014 ini, independensi mahasiswa harus tetap utuh terjaga. Mahasiswa tidak diperbolehkan mengingkari konsistensinya sebagai bagian dari pengawas pemerintahan, demi terwujudnya kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh warga negara Indonesia. Salam, Abdika Akbar Yusuf. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia! Merdeka!


RESENSI

Taare Zameen Par

Sutradara : Aamir Khan Pemeran : Aamir Khan Darsheel Safary Tisca Chopra Vipin Sharma Sachet Engineer Tanay Chheda

T

aare Zameen Par bercerita tentang seorang anak SD berusia delapan tahun bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Dia tidak menyukai sekolah dan sangat suka bermain. Setiap pelajaran dirasakan sulit baginya dan ia selalu gagal

dalam ujian. Guru dan teman sekelasnya menjadikan Ishaan sebagai bahan ejekan. Di sisi lain, Ishaan mempunyai dunia yang penuh keajaiban yaitu negeri ajaib penuh dengan warna dan binatang animasi di dalam pikirannya. Ia pandai melukis walaupun tidak ada yang menyadarinya dari awal. Di rumahnya, Ayahnya, Nandkishore Awasthi adalah seorang eksekutif sibuk yang sukses dan mengharapkan yang terbaik dari anakanaknya. Ibunya, Maya Awasthi adalah seorang ibu rumah tangga yang frustrasi kerena ketidakmampuannya untuk membantu Ishaan. Di sisi lain, Kakak Ishaan's Yohaan adalah seorang pelajar yang sukses. Setelah mengetahui kondisi masalah Ishaan, orang tua Ishaan memutuskan bahwa anaknya harus dikirim ke sekolah asrama. Di Asrama, Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) ditunjuk sebagai guru seni sementara. Tidak seperti guru-guru lain yang mengikuti norma-norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku, di luar empat dinding kelas dan imajinasi mereka. Setiap anak di

kelas merespon dengan antusiasme yang tinggi kecuali Ishaan. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Dia membuat orang tua dan guru Ishaan lainnya menyadari bahwa Ishaan bukanlah anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat tersendiri. Dengan waktu, kesabaran, dan perawatan Ram berhasil membangkitkan kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan diri yang hilang. Aamir Khan (sutradara) dalam film ini ingin menyampaikan pesan bahwa setiap anak adalah pahlawan. selain itu film ini membantu kita melihat karakter seorang anak dalam diri kita sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna tak peduli apa posisi dia dalam masyarakat, setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat melatih bakatnya dengan cara mereka sendiri. Film ini bukan hanya tentang penderitaan anak disleksia tetapi juga tentang bagaimana orangtua terbawa oleh perkembangan dunia saat ini dan gagal untuk memahami mimpi anak mereka dan mengembangkan bakat bawaan mereka. film ini juga juga telah meraih puluhan penghargaan. Oleh: Agil Muhammad A.

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

17


TIPS & TRIK Oleh: Fajar Wahyu W

Tips Hemat

Ala Anak Kost Siapa yang anak kost? Ayo, angkat tangan! Ngekost itu asik dan bisa belajar mandiri, walaupun terkadang banyak orang mengidentikkan anak kost itu dengan “nggak terurus�, nggak sehat, dan nggak bisa hemat. Sering anak kost di awal bulan makan enak dan akhir bulan kadang harus puasa atau mengurangi jatah makan yang tadinya tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Dengan kata lain, bagi anak kost, hidup hemat itu adalah suatu kewajiban. Tidak perlu basa-basi, mari kita langsung bahas tips-tips hidup hemat ala anak kost yang udah disiapkan oleh tim KOME.

1 2

Pilih kost yang dekat dengan kampus

Memilik kost yang dekat dengan kampus akan sangat menghemat keuangan kamu. Ke kampus tinggal jalan kaki, tidak perlu memakai kendaraan atau nebeng teman. Lumayan, kan, bisa olahraga setiap hari. Tapi kalau sudah terlanjur kost di tempat yang jauh dari kampus, mau gimana lagi, dinikmati saja, ya.

Makan Teratur

a. Sebenarnya tidak masalah makan hanya dua kali sehari, yang penting teratur dan tidak sembarang makan. FYI, rasa lapar dapat menyebabkan proses kerja lambung yang tidak sehat.

b. Hindari jajan di luar, misalnya membeli batagor, gorengan atau jajanan lainnya akan lebih baik uang tersebut dikumpulin untuk beli buah minimal 1Kg untuk satu minggu. Sehat tidak harus mahal, kan?

c. Makan mie instan, siapa takut!!! Asal dicampur dengan nasi atau sayur-sayuran dan jangan lupa minum air putih yang cukup sehingga pencernaan ternetralisir.

3

Pulsa

Supaya tidak hilang kendali, mulailah untuk mengatur keuangan pulsa kamu, misalnya targetkan dalam sebulan hanya Rp 50.000 saja. Mau telepon orang tua? Minta saja ortu kamu yang menghubungi kamu, mereka pasti ngerti, kok. Terus, kalau pengen telepon pacar gimana? Mendingan nggak usah punya pacar deh #sesat. Punya pacar itu boros, harus telepon dan sms tiap hari, masih harus ngajak keluar tiap malam minggu. Atau buat kamu yang ngerasa punya hp yang canggih, manfaatin dong fitur yang ada. Misalnya BBM. Whatsapp, Line, dll. Nggak ada pulsa internet? Ke kampus aja, manfaatin wifi kampus kamu, toh tiap bulan kamu udah bayar, kan.

18

KOME Vol.3/ tahunXXI/ MEI/ 2014

4 5 6

Bawa bekal

Ingin lebih hemat lagi? Coba deh bawa bekal dari kost. Caranya, pake magic com di kost-an jadi kamu bisa masak nasi sendiri. Masalah sayur atau lauk, kamu bsa beli di luar. Dan untuk minumnya, kamu juga bisa bawa dari kost-an.

Cari temen yang banyak

Selama kamu ngekost, mau nggak mau, kamu pisah dari orang tua, yang kamu punya di sini cuma teman. Nah, gimana biar punya banyak temen? Ikut UKM yang ada di fakultas atau kampus kamu, jangan cuman ngendon di kelas karena teman kamu nggak akan punya banyak teman. Kalau perlu, carilah 365 teman yang punya tanggal lahir berbeda, jadi kamu nggak perlu mikirin soal makan dalam sehari.

Nyuci sendiri

Seberapa sering kalian ganti baju dalam sehari? Pasti minimal sehari sekali, kan? Kalian jangan tergiur dengan banyaknya laundry yang ada di sekitar kost-an kalian. Coba deh sekali-sekali nyuci sendiri dan rasakan sensasinya (?). Walaupun memang banyak laundry yang menawarkan jasa dengan harga bersaing. Tapi kalau diakumulasikan, jumlahnya nggak sedikit. Misalnya saja, Rp 3.000/kilo untuk setiap minggunya dikali dengan 4 minggu dalam sebulan menjadi Rp 12.000. Itu baru sebulan, coba dikalikan 12 bulan. Jumlah yang lumayan, kan? Nyuci sendiri itu sehat. Kenapa? Kita sekalian olahraga. Selain itu, nyuci sendiri itu sehat. Kenapa? Bayangin deh baju kalian di tempat laundry dicampur jadi satu sama baju-baju orang lain. Hiiyyy......

Nah, itu tadi 6 tips hemat anak kost ala TIM KOME. Mudah, kan? Jadi anak kost, siapa takut?!


GoodPeople Eat

“Our #favorites”

conel hours : sun~fri. 9.0 am - pm sat. 9.0 am - 3.0 pm

Food

Good “G ie” ood ie food for food

Social Media Account : twitter! : @kedaiconel facebook! : kedai conel instagram! : kedaiconel path! : kedai conel

jalan kabut belakang kampus UNS phone : 085782019911 email : kedai.conel@gmail.com

Nasi Bakar Nasi Uduk Ayam Bakar Madu Ayam Kremes Lele Bakar Madu Lele Kremes Kakap Bakar Madu Kakap Kremes Strawberry Iced Tea Lychee Iced Tea Roti Bakar

Tahu Gejrot

@kedaiconel

for more info/promo, please kindly follow our twitter account, thank you.

Segenap Pengurus LPM Bapema mengucapkan Selamat dan Sukses kepada: Happy Hernita P., S.E. (Ketua Bidang Usaha 2010/2011)

Jihan Rahma Iriana, S.E. (Staf Redaksi KOME Periode 2010/2011 Fajar Wahyu Wulandari, S.E. (Pemimpin Redaksi KOME Periode 2011/2012)

Nugraha Huda P., S.E. (Staf Bidang SDM 2012/2013)

Atas Keberhasilannya dalam menempuh Masa Study



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.