
3 minute read
Tulisan Karya Anak
Bebek Yang Serakah

Advertisement
(Cerita Fabel)
Karya las VII.1



Pada siang hari dengan sinar matahari yang menyorot bumi secara maksimal Suhu di hutan begitu panas dan menyengat rasanya. Jika keluar berjalan menyentuh tanah yang bisa membuat telapakkakiterasaterbakar. Seekor anak bebek bernama Ken sedang melompat ke arah kanan dan ke kiri berusaha mengurangi rasa terbakar yang menjalar di telapakkakinya.Kenpadahalsudahmengetahui bahwasanya telah memasuki musim kemarau. Namun, Ken tetap bertekad untuk pergi keluar mencarianginsegar.
Di tengah perjalanannya menyusuri hutan, ia menemukan sebuah pohon besar yang berdiri kokoh di tengah pohon-pohon lain Ken berlari menghampiri pohon besar itu dan mengaduh kepanasan.
"Aduh, hari ini begitu terik. Seharusnya aku tidak pergi tadi!" pikir Ken sambil menyeka peluh di dahi. Ia mengipas-ngipas wajahnya dengan tangangunameminimalisirgerahyangmelanda tubuhnya. Semilir angin lewat tidak mampu mengusir gerah Kruuyukk Suara nyaring itu keluar dari dalam perut Ken Bebek kecil itu mengerjap dua kali sebelum mengelus-elus perutnyayangkinibutuhasupanmakanan.
"Dan sekarang, aku butuh makanan. Aku lapar!" Kenberanjakpergidaritempatituuntukmencari buah yang bisa ia makan. Di setiap jalan hanya terlihat beberapa binatang. salah satunya sepasang Tupai yang memanjat pohon pinus dengan sangat cepat guna mengambil kacang yang akan mereka makan nantinya. Setelah sekian lama menyusuri jalanan hutan demi mencari makan, bebek kecil itu mengeluh pasrah. Tidak ada satu pohon buah pun yang ia jumpai sepanjang jalanan. Dan sekarang ia harusbagaimana?Panasmataharisemakinterik menandakanharisemakinsiang
Ken beristirahat sejenak di bawah pohon yang menjulang ke atas. Perutnya benar-benar meronta-rontamemintauntukdiisi
Ken berpikir sejenak Ia berusaha mencari solusi agar bisa memenuhi rasa laparnya. Namun tak kunjung menemukan solusi masalah, Ken pun terhuyung lesu. Kepalanya menyentuh tanah dengan tubuh terbaring. Matanya menatap matahari yang begitu menyerang. Sorot matahari menabrak netra hitamnya. Ken berangsur berdiri beralih pindah ke belakang pohon untuk menghindari pancaran sinar matahari. Samar-samar Ken melihat pohon jambu yang berbuah lebat. Sontak matanya terbuka lebar melihat jambu merah yang masih tergantungdirantingnyaitu.
"Apa ini mimpi?" tanya Ken kepada dirinya sendiri. Ia menampar wajahnya pelan. Sakit, berartiinibenaradanya
Bebek kecil itu dengan senang hati berlari kecil menghampiri pohon jambu yang terpampang jelas di depannya. Ken mengedarkan pandangannya ke setiap ranting pohon. Matanya berbinar menemukan makanan yang bisaiamakan.Kenberusahaterbangnamuntak bisa. Ia berusaha memanjat juga tak bisa. Akhirnya usahanya pun gagal Namun, ada seekor burung sedang bertengger di salah satu batang pohon. Terlintas di otak Ken untuk meminta bantuan kepada si burung agar mengambilkanbuahjambuuntukiamakan. "Hai burung!" Teriak Ken. Sang burung menghentikan aktivitasnya sejenak. Ia menoleh ke bawah menemukan seekor Bebek kecil yang terlihatsedangkelaparan
"Apakaumenginginkanbuahjambuyangmerah ini?" tanya Burung seraya menunjuk jambu merah dengan paruh mungilnya. Ken menganggukcepat.
"Apakah kau bisa mengambilkannya untukku? Aku kelaparan karena belum makan sedari pagi!"teriakKentakkalahlantang.Pohonjambu itumemanglahtidakterlalutinggi Jadihanya sekedarberteriaksepertiinisajasudahcukup.
"Tentu saja wahai Bebek, tetapi ada syaratnya!" sahutBurungyangmasihsetiabertengger.
"KatakanwahaiBurung!Apasyaratitu?Akupasti akanmelakukannya!"ucapKendenganmantap.
"Aku tahu kau pasti bisa Syaratnya mudah Berbagilahdenganhewanlainbuahjambuyang aku beri kepadamu!" Ken menatap remeh burung itu. Ia berpikir bahwa syaratnya sangat mudahdilakukan.TentusajaKenyakinbahwaia bisa memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Burungitu.
“Baiklah, aku akan melakukannya!" ucap Ken begituriang
Tanpabasa-basisangburungmulaimengambil empat buah jambu untuk Ken. Betapa senang hatinya mengetahui bahwa ia akan memakan buahyangmemilikibanyakkadarairitu.Burung kembali terbang menuju batang pohon dan berusaha mendapatkan ulat yang berada di salah satu buah jambu. Dengan penuh semangatKenmulaimemakanjambumerahitu dengan lahap Keduanya jambu tersebut yang tersisasetengah.Tiba-tibaseekorsemutdatang dan melihat buah jambu yang dimiliki Ken. Semut itu berharap Ken dapat memberi sedikit jambuituuntuknya.
"Wahai bebek, apa aku boleh meminta sedikit saja jambu itu? Aku harus mengumpulkan pasokan makanan untuk bertahan di musim kemarau"SemutkecilitumemohonkepadaKen Semut itu harus mengumpulkan makanan untuk kehidupan koloninya. Jika tidak berkoloni, Semut itu bisa-bisa mati karena kehabisan pasokan makanan. Ken menggeleng kemudian, dia menolaktawaransemutkecilitu.
"Tidak semut. Aku juga harus mengumpulkan pasokan makanan demi keberlanjutan hidupku" Ken berkata tanpa merasa bersalah Semut pun kembali melanjutkan kerjanya. Wajahnya nampak murung mengetahui bahwa ia tidak bisamemintasedikitpunjambu.Kenbegiturakus memakan jambu-jambu pemberian si burung. Ken melupakan dan mengacuhkan kesepakatan dengan burung mengenai syarat yang harus ia penuhiketikamendapatkanjambuitu
Tak lama kemudian datanglah seekor landak yang lekat menatap jambu Ken. Landak itu terlihat sama kelaparannya dengan Ken. Namun Bebek itu benar-benar enggan berbagi dengan siLandak.
"Apakah aku boleh memakan setengah dari jambu ini?" tanya Landak sembari menunjuk jambu merah "Aku tidak akan memberikan jambuku kepadamu" Ketus Ken Perkataan Ken membuat Landak kesal dan langsung pergi. Bebekkecilitusamasekalitidakpeduliatasapa yang sudah ia perbuat. Ken merasa kesal, jika sedang menyantap makanan, tiba-tiba saja datanghewanlainyanghanyasekedarmeminta. Saat gigitan terakhir hendak masuk ke mulut Ken datang seekor tikus yang juga memohon untuk diberikan jambu milik Ken Namun tetap saja Ken terus menolak permintaan hewan lain Ia melahap habis keempat jambu pemberian sang burung. Kenyangsekaliperutnyakini.Burungituterbangke bawah menghampiri Ken yang masih kekenyangan. Burung itu menggeleng-geleng kepalanya melihat perut buncit Ken yang jelas terpampangdihadapannya.
"Ada apa gerangan wahai Burung? Jika kau menginginkan jambu aku sudah membagikannya tadi.Jaditidakadasisauntukmu.Mungkinbisalain kali." jawab Ken penuh kebohongan. Burung tentu saja tidak percaya akan penuturan bebek kecil dihadapannya. Ken berusaha berdiri namun Perut besarnyamembuatkenkesulitanuntukberdiri. "Wahai Burung, bantu aku untuk berdiri! Aku tidak bisa berdiri sendiri karena perutku ini" pinta Ken kepadasangburung
"Aku tidak akan memberikan bantuan kepadamu bebek. Kau seharusnya bisa berdiri dengan kaki kecilmu itu." balas burung acuh. Ken terus memohon namun terus ditolak oleh sang burung. WajahKenterlihatlesu.
"Lihatlah! Kau bahkan tidak mau diperlakukan seperti ini oleh hewan lain Namun kau malahan memperlakukan mereka dengan sifat serakahmu" ujar sang Burung membuat Ken mengutuk dirinya sendiri.
“Aku mengetahui semuanya. Jangan berusaha mengelakdarikenyataanyangterjadi!"ujarBurung lalukembaliterbangkealambebas.
Di tengah penderitaannya, Semut yang ia temui tadi melewatinya Ken meminta tolong namun Semutitumenolak
"Tubuhku terlalu kecil. Aku tidak bisa menopang tubuhmu bebek." Ujar sang Semut. Tak lama datanglah Landak yang sempat meminta jambu Ken. Ken pun meminta pertolongan kepada sang Landak.
"Tubuhku mempunyai duri yang tajam. Aku tidak bisa membantumu" tutur Landak lalu hengkang pergi
Ken sadar akan kesalahannya. Ia seharusnya tidak bolehserakah.Iaseharusnyaberbagimakanannya kepada hewan lain. Karena dengan begitu, perutnya tidak akan membesar dan membuat dirinya susah untuk berdiri. Dari dongeng ini cukup menjelaskan bahwasanya jika kita memiliki makanan lebih, maka jangan sungkan untuk membaginya kepada orang lain yang membutuhkan.Halitukarenakitasebagaimakhluk sosialpastimembutuhkanoranglainjuga.