Majalah Generasi Edisi Juni 2014

Page 28

Anak Indonesia ‘Diserang’ dari Berbagai Sisi BELUM juga reda kekagetan masyarakat dengan kejahatan pedofilia di Jakarta International School (JIS), kini muncul lagi kasus yang lebih mengejutkan lagi, yaitu munculnya monster pedofilia asal Sukabumi, AS, atau dikenal dengan sebutan Emon. Korbannya bukan hanya satu, tapi hingga ratusan, konon sampai 120 anak, dan disinyalir masih akan bertambah. Di tengah berita itu, Kompas (6/5) memberitakan seorang pedagang asongan buku dan poster, Sw (40) ditangkap warga di Terminal Bus Pariwisata Sunan Bonang, Tuban, Jawa Timur pada hari Minggu (4/5) terkait kasus kekerasan seksual pada sembilan anak. Anak-anak kecil itu tak tahu apa salah mereka, sehingga mereka harus menerima keganasan seks sang predator paedofilia. Sebuah bentuk psikopat yang tak bisa diterima oleh masyarakat berperadaban. Sebuah bentuk serangan kepada anakanak kita, pera generasi penerus bangsa. Perilaku seksual menyimpang seperti ini menjadi ancaman bagi anak Indonesia. Perilaku homoseksual adalah salah satunya. Perilaku homoseksual menyebar bak wabah penyakit. Menurut dr. Rita Fitriyaningsih yang sudah sembilan tahun mempelajari perilaku GWL (gay, waria, dan laki-laki seks dengan sesama laki-laki), mengatakan bahwa perilaku gay dapat menular kepada orang lain. Dengan kata lain, orang yang tadinya tidak gay dapat menjadi gay jika terus berinteraksi atau berada di dalam komunitas gay. Makin meningkatnya perilaku homoseksual tentu berkorelasi dengan

28

JUNI 2014

makin banyaknya kasus sodomi terhadap anak-anak yang kasusnya terungkap barubaru ini. Perilaku itu makin mengancam, sebab orang yang menjadi korban pada saat kecil, ketika tumbuh dewasa bisa berkembang menjadi pelaku. Itulah yang disebut abused abuser cycle, seperti yang terjadi pada Zainal, salah satu tersangka pelaku pedofilia di JIS, dan Emon, predator pedofil dari Sukabumi, yang disodomi saat kecil dan ketika dewasa menjadi pelaku sodomi terhadap anak kecil. Perilaku homoseksual juga menimbulkan ancaman penyebaran HIV/AIDS, bahkan ini pun menyusup hingga ke lingkungan keluarga. Tak hanya mereka yang berperilaku seks bebas dan menyimpang yang bisa terkena HIV/AIDS, ibu rumah tangga dan anak-anak pun sudah mulai terjangkiti virus mematikan tersebut. Data 2012 menyebutkan telah terjadi peningkatan kasus sebanyak 7 kali lipat, dari 0,1 persen pada 2007 menjadi 0,7 persen pada 2012. Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2007 dan 2011 di sejumlah kota menyebutkan bahwa epidemi HIV menunjukkan peningkatan hingga 134 persen pada populasi laki-laki berhubungan seks dengan sesama lelaki (LSL) dan meningkat 600 persen pada populasi laki-laki beresiko tinggi (LBT) — Pos Kota (24/4/2014). ‘Serangan’ Narkoba Kalau ini tidak usah ditanya. Dari tahun ke tahun, bukannya makin tuntas diberantas, malah kian hari kian ‘kreatif’ saja para bandar narkoba perusak bangsa dalam meracik jenis narkoba termutakhir,

yang konon ada yang bisa tidak terdeteksi oleh alat detektor narkoba yang dimiliki oleh para penegak hukum kita. Narkoba adalah bagian dari khamar, karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu, khamar secara tegas dilarang dan diharamkan dalam Islam. “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219). Rasulullah SAW bersabda, “Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram.” (HR. Bukhari). Sungguh ironis, di negara yang ngakunya beragama, justru tiap tahun penyalahgunaan narkoba semakin tinggi. Narkoba berpotensi kuat menghancurkan bangsa dan peradaban kita, juga merupakan ancaman bagi generasi muda. ‘Serangan’ Mental Itulah ‘serangan’ pada anak-anak yang bersifat fisik. Belum puas rasanya ‘menyiksa’ anak Indonesia dengan perilaku kekerasan seksual, anak-anak Indonesia juga ‘diserang’ dengan ‘serangan’ mental atau psikis. Setiap hari mereka disuguhkan tontonan televisi yang sungguh tak mendidik, ditambah tontonan bebas yang disuguhkan oleh internet, dan tontonan vulgar yang ternyata bisa dibeli secara mudah di toko-toko VCD/DVD pinggir jalan. Kita harus menyadari bahwa tontonan bebas dan tidak mendidik ini akan mempengaruhi kehidupan anak di masa mendatang. Kebiasaan menonton televisi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.