ePaper | METRO SIANTAR

Page 22

2

JUMAT

5 Oktober 2012

Penyanyi jadi Calo Honorer Satpol PP

ICW: Sumut Masih Terkorup JAKARTA- Hasil kajian Indonesia Corruption Watch (ICW) ini menambah panjang daftar hitam Sumut dalam hal kelakuan pejabat-pejabatnya yang korup. Untuk semester pertama tahun 2012 ini, Sumut masih menempati posisi teratas dalam hal jumlah kasus korupsi yang ditangani aparat penegak hukum. Lembaga yang konsen menyorot kasus-kasus korupsi itu merilis, dalam kurun 1 Januari 2012 hingga 31 Juli 2012, kasus korupsi di Sumut yang sudah masuk penyidikan sebanyak 27 kasus. Artinya, ke-27 kasus itu sudah ada tersangkanya, yang ditetapkan oleh KPK, kepolisian, dan kejaksaan. Sumut merupakan ‘juara bertahan’, karena pada semester II Tahun 2011, jumlah kasus korupsi yang ditangani penegak hukum di Sumut mencapai 38 kasus. Ini juga angka terbesar dibanding provinsi-provinsi lain di Indonesia. “Menurut pemantauan kami terhadap wilayah terjadinya korupsi selama semester I tahun 2012, kasus korupsi yang telah masuk pada tahap penyidikan paling banyak terjadi di Provinsi Sumut dengan jumlah 27 kasus,” beber anggota tim Divisi Investigasi ICW, Tama S Langkun, di kantor ICW, Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Kamis (4/10). Posisi terburuk kedua ditempati Jawa Tengah dan Jawa Timur yang sama-sama memiliki jumlah kasus korupsi sebanyak 24. Disusul Kalimantan Timur sebanyak 17 kasus, Sulawesi Selatan sebanyak 15 kasus, Jawa Barat 14 kasus, NAD 13 kasus, Bengkulu dan Riau sebanyak 12 kasus. Selanjutnya Jambi dan

Sambungan Halaman 1

Lampung sebanyak 11 kasus, Kalimantan Selatan 10 kasus, Maluku 9 kasus dan terakhir Sumatera Selatan sebanyak 8 kasus yang telah masuk penyidikan Aktivis ICW yang pernah mengalami tindak kekerasan dari Orang Tak Dikenal (OTK) ini juga membeber modus korupsi yang biasa dijalankan di Sumut. Menurutnya, modusnya masih konvensional, yakni terbanyak mark up pengadaan barang dan jasa, dan penggelapan dana APBD. “Kebanyakan pelakunya orang-orang yang duduk di pemerintahan daerah. Tapi ya itu, modus-modus konvensional, yang sudah ada sejak dulu ya. Rata-rata di daerah, korupsinya modusnya seperti itu,” beber Tama. Hanya saja, dia mengakui, ICW tidak membedah 27 kasus di Sumut itu. ICW hanya membuat data jumlah kasusnya saja. Catatan lain dari Tama, kasuskasus tindak pidana korupsi di Sumut bisa terungkap karena peran media massa dalam memberitakan perkara-perkara korupsi, cukup besar. Katanya, peran media massa, termasuk masyarakat, sangat besar di Sumut. “Ini tidak terjadi di daerah lain. Kalau di Sumut, perhatian masyarakat dan medianya juga tinggi untuk menyorot kasus korupsi, sehingga banyak kasus korupsinya yang terkuak dibanding daerah lain,” paparnya. Secara nasional, kasus korupsi yang ditangani polisi, jaksa, dan KPK sepanjang semester pertama 2012 mencapai 285 kasus dengan potensi kerugian negara sebesar Rp1,22 triliun. (sam)

Anak Pegawai Dinkes Membusuk di Bukit Horas Sambungan Halaman 1 Kesehatan (Dinkes) Psp tersebut pertama kali ditemukan sekelompok pelajar salah satu Yayasan Pendidikan Swasta di Kota Psp yang bermaksud menghabiskan waktu untuk bermain di atas bukit itu. Adalah Hasbianda (16), Riko Agung Lesamana (16), dan 7 anak pelajar lainnya yang pertama sekali menemukan jasad Asrul dengan posisi telentang dan mulai mengeluarkan bau busuk. Kedua pelajar itu kepada METRO di tempat kejadian menjelaskan, menjelang siang, mereka sepakat berangkat ke arah bukit dan menapaki jalan setapak dengan maksud menghabiskan waktu untuk bermain dan menikmati keindahan pemandangan Kota Psp dari atas bukit. Apalagi di sekolah tidak belajar yang disebabkan ada rapat guru. “Kami mau main saja tiba-tiba dari jarak yang tak seberapa jauh kami melihat sosok orang yang tidur telentang. Kamipun ingin tahu dan mendekat, dan ternyata mayat. Lantas kamipun ke bawah untuk memberitahukan warga dan selanjutnya warga menghubungi polisi,” terang Hasbianda dan Riko Agung Lesmana. Pantauan METRO dilokasi, jasad Asrul tampak telantang dengan kondisi leher membiru dan mengelauarkan cairan. Muka juga membiru, bahkan bibir dan hidung mulai rusak dan membengkak. Tangan kanan memasukkan jari ke saku celana, dan jasad tersebut telah mengeluarkan bau busuk dan dikerumuni lalat. Pihak kepolisian bersama warga akhirnya memasukkan jasad Asrul ke dalam kantong mayat. Kemudian dibantu warga, jasad diusung turun menelusuri jalan setapak yang cukup terjal untuk selanjuutnya dibawa ke ruang mayat RSUD Psp untuk kepentingan visum. Dan sesampai di RSUD, pihak keluargapun datang.

Sebelumnya di lokasi kejadian pada saat proses evakuasi sempat membuat keramaian warga, baik di bawah bukit maupun di atas yang bermaksud mengetahui jasad tersebut. Kapolres Padangsidimpuan AKBP Andi Syahriful Taufik melalui Kasat Reskrim AKP Anjas Asmara Siregar menuturkan, sejauh ini hasil pemeriksaan di tubuh korban tidak ada ditemukan tanda kekerasan. Luka di leher dan wajah yang rusak adalah dikerenakan pembusukan tubuh. Dari hasil pemeriksaan dokter, luka itu diduga bukan akibat tindakan kekerasan. “Namun begitupun, kasus ini masih kita dalami,” ujarnya. Ortu Histeris lalu Pingsan Sementara itu setibanya jenazah Asrul di RSUD Psp, ibu korban, Romlan Batubara yang merupakan pegawai di Dinas Kesehatan Psp tak dapat menahan tangis. Romlan shock setelah mendengar kabar buah hatinya tewas dalam kondisi tidak wajar dan ditemukan di atas Bukit Horas sekitar 1 km dari rumah mereka di Batunadua, Psp. Pantauan METRO, Kamis (4/ 10) di depan ruang jenazah RSUD Psp, pihak keluarga sedang berkumpul di depan ruang tempat jasad salah satu anggota keluarganya mendapat pemeriksaan dokter setelah ditemukan tewas dalam kondisi mulai membusuk di atas Bukit Horas. Romlan Batubara hanya bisa menangis sembari mengatakan bahwa anaknya itu baik dan kenapa harus mengalami hal semacam itu. “Naburjuan do anakki (yang baikannya anakku itu),” ucapnya beberapa kali. Berselang beberapa saat dirinya jatuh pingsan dan harus dipapah beberapa kerabat dekatnya. Dari suasana itu, tampak sekali pihak keluarga sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa salah satu anggota keluarganya. (ran)

Menyuarakan Aspirasi Masyarakat Tapanuli

Anggota SPS No.: 438/2003/02/A/2007 Penerbit : PT. Siantar Media Pers (Metro Siantar, Metro Tapanuli, Metro Asahan, Metro Tabagsel) Chairman : Komisaris Utama : Komisaris : Direktur Utama : Direktur : Pengasuh Pemimpin Umum/Penjab/GM : Wakil PU/Pimpinan Perusahaan : Wakil Pimpinan Perusahaan : Pimred Metro Siantar : Pj Pimred Metro Tapanuli : Pimred Metro Tabagsel : Pimred Metro Asahan : Wapimred Metro Tapanuli : Tim Ombudsman :

Rida K Liamsi Makmur Kasim Khadafi Marganas Nainggolan Goldian Purba Marganas Nainggolan Maranatha Tobing Darwin Purba Pandapotan MT Siallagan Pandapotan MT Siallagan Muhiddin Hasibuan Eva Wahyuni Daniel Simanjuntak Vincent Wijaya

“Awal kejadian ini yakni tahun 2010 lalu. Warga yang masih sekampung kami bermarga M menginformasikan ke kami kalau Satpol PP Sibolga menerima tenaga honor untuk tahun 2010. Saat itu, dia (marga M, red) hanya menyampaikan soal informasi tersebut, dan kalau untuk kepastiannya dia menyampaikan agar menghubungi CH yang bertugas sebagai anggota Satpol PP Sibolga,” ungkap ketiga korban, Valentina br Matondang alias Oppung ni si Andre (55), Asriel Simarmata, dan Halkiram Simarmata kepada METRO, Kamis (4/10) di Mapolres Sibolga usai dimintai keterangan oleh penyidik Polres. Saat itu, kata Valentina, mereka percaya dan yakin. Sebab sebelumnya salah seorang warga sekampung mereka sudah diterima bekerja sebagai honorer di Satpol PP Sibolga. “Kemudian kamipun melakukan komunikasi secara intensif dengan CH yang masih terhitung berfamili dengan kami. Namun saat itu, CH juga mengaku bukan dirinya yang berurusan langsung dalam pengurusan, namun dia punya teman yang disebut-sebut dekat dengan pejabat di Pemko Sibolga,” tuturnya. Selanjutnya, sebut Valentina, masih di

tahun 2010, ia dan Asriel Simarmata serta Halkiram Simarmata yang berniat memasukkan anaknya menjadi anggota Satpol PP Sibolga membayarkan uang sebesar Rp3 juta kepada CH. “Saat itu kami serahkan uang Rp3 juta kepada CH yang disebut-sebut sebagai biaya pembelian atribut Satpol PP, mengurus KTP, dan surat keterangan sehat dari petugas kesehatan,” bebernya. Setelah beberapa bulan, lanjut Valentina, sekira bulan Mei 2011, mereka diberitahukan kalau anaknya sudah terdaftar dan sudah ada panggilan untuk diterima menjadi anggota Satpol PP Pemko Sibolga. “Namun karena saya belum punya uang saat itu, akhirnya Asrial Simarmata dan Halkiram Simarmata lah yang lebih dahulu menyerahkan uang masingmasing sebesar Rp15 juta. Pada tanggal 17 Juni 2011, sayapun menemui CH untuk menyerahkan uang Rp15 juta, dan saat itu juga uangnya langsung diserahkan kepada BS (40-an), penyanyi di Sibolga yang disebut-sebut dekat dengan pejabat Pemko Sibolga,” tukasnya. Menurut Valentina, uang sebesar Rp15 juta tersebut merupakan uang administrasi yang akan dipakai oleh BS

untuk memasukkan anaknya yang bernama Manto Pangihutan Nainggolan menjadi anggota Satpol PP Sibolga, dan saat diserahkan juga dilengkapi dengan kuitansi yang ditandatangani BS. “Namun sampai beberapa bulan menunggu, anak saya dan juga anak kedua teman sekampung saya tak kunjung dipanggil untuk bekerja sebagai anggota Satpol PP Sibolga, sehingga kami mulai curiga dengan hal itu. Apalagi BS saat kami hubungi selalu memberikan janji kepada kami, kalau nama-nama anak kami sudah terdaftar dan masih dalam proses,” tuturnya. Sampai akhirnya bulan Februari 2012, lanjut Valentina, mereka kembali menghubungi BS dengan maksud meminta kembali uang yang sudah diserahkan. Namun BS terus menghindar dengan mengatakan dirinya sedang berada di luar Kota Sibolga. “Lalu pada bulan Juli lalu, kami mendatangi BS, dan BS saat itu berjanji akan mengembalikan uang kami tanggal 15 Agustus 2012 di Sibolga. Saat tiba waktunya, kamipun menunggu BS seharian di tempat yang dijanjikan. Tapi saat kami menghubunginya, BS mengaku sedang berada di Medan,” ujarnya. Merasa dipermainkan seperti itu,

Ramlan Sagala Dibunuh Bapauda Sambungan Halaman 1 peristiwa tersebut berawal pada Rabu pagi sekira pukul 10.00 WIB, saat dia baru pulang dari ladang kopi miliknya. Saat itu dia kehilangan satu ekor anak anjing pemberian mertuanya Apes Silalahi (67), warga Pajak Serbelawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungun. Dia langsung panik dan keluar rumah untuk mencari anak anjingnya yang hilang. Setelah beberapa jam dicari dan tak ketemu, selanjutnya sekira pukul 21.00 WIB istrinya Apriska boru Silalahi (30) dan anaknya Hosian Sagala (3) datang saat dia mencari anjing itu di dapur rumah tetangganya. Saat itu istri dan anaknya melarang untuk mencari anak anjing yang hilang itu. Namun dia malah marah dan meminta istrinya agar pulang. Istrinya pun pulang dan menunggu suaminya di rumah bersama dua anaknya Kresi Sagala (5) dan Hosin Sagala. Kesal anak anjingnya tak kunjung ditemukan, selanjutnya dia pergi ke gubuk di ladangnya yang tidak jauh dari rumah. Di perjalanan, dia bertemu dengan Miden Sitio (32), paragat tuak yang juga warga Sinaman. Kemudian dia mengajak paragat ini minum tuak bersama di gubuk ladangnya dengan imbalan akan dibelikan tambul ikan mas. Sepakat, akhirnya keduanya menuju gubuk di ladang sembari membeli tambul ikan mas arsik dari kedai tuak boru Saragih, yang tak jauh dari ladang itu. Usai membeli tambul, keduanya minum bersama di gubuk tersebut selama setengah jam. Selanjutnya Miden Sitio permisi pulang, dan Jufrianto pun kembali ke rumahnya sembari terus mencari anak anjingnya yang hilang. Kali ini dia mencari anak anjingnya di sekitar rumah korban Ramlan Sagala. Namun pencarian ini membuat korban tidak terima dengan sikap bapaudanya yang terkesan mencurigainya. Selanjutnya Ramlan keluar dan menegur Jufrianto. Teguran ini membuat tersangka marah pada korban. Korban pun tidak senang karena dimarahi dan langsung melontarkan kata-kata kotor, hingga pertengkaran mulut semakin besar. Pada akhirnya korban mengajak bapaudanya ini saling bunuh. “Ayo tikam-tikaman kita, biar kubunuh kau,” ujar Ramlan saat itu ditirukan Jufrianto. Selanjutnya, keduanya pun pulang ke rumah masing-masing. Namun saat itu Jufrianto pulang ke rumahnya dan mengambil sebilah pisau belati sepanjang 45 centimeter. Ramlan juga kembali keluar rumah, namun tidak membawa senjata. Saat itu istri Jufrianto sempat lari dan melerai keduanya dengan memegangi punggung suaminya. Saat itu Jufrianto mengaku hanya mengancam dengan pisaunya saja. Namun, korban terus mendekatinya hingga tersangka kalap dan langsung menghunuskan pisau belati yang di pegangnya. “Sudah mabuk aku saat itu. Tadinya aku mau pulang, tapi dia (korban) terus maju. Sebenarnya tidak ada niatku membunuh dia. Tapi dia terus maju. Pisau sudah kuacungkan, malah katanya, ‘coba kau

(fOTO:DHEV FRETES BAKKARA)

Ramlan Sagala (32) korban pembunuhan dari Dolok Pardamean Simalungun ditangisi keluarganya saat hendak diotopsi di Ruang Instalasi Jenazah RSUD,Djasamen Saragih Siantar, Kamis (4/9). bunuh kalau berani.’ Aku pun emosi sekali saat itu, karena sepertinya dia merendahkan aku. Karena kesal langsung kutikam saja perutnya,” katanya. “Namun saat itu kupikir dia tidak tewas, soalnya dia masih sempat jalan menuju rumahnya. Lalu aku pulang dan sembunyi di dapur. Setengah jam kemudian istriku menemuiku dan mengatakan kalau dia sudah tewas dan tak lama kemudian polisi beserta gamot (kepala dusun) dan beberapa keluarga datang menjemputku dan dibawa ke kantor polisi,” lanjutnya. Istri korban, Riahma br Sitanggang (23) yang ditemui di instalasi jenazah RSU Djasamen Saragih Pematangsiantar, Kamis (4/10) pagi membenarkan bahwa pembunuhan itu dipicu oleh masalah anjing yang hilang. Dia menyebutkan, Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB, dia dan suaminya baru pulang dari rumah warga yang kemalangan yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Setiba di rumah, mereka mendengar tersangka ribut-ribut dengan istrinya boru Haloho karena anjing mereka hilang. Karena masih bertetangga dan masih bersaudara, korban menegur tersangka agar jangan ribut karena tetangganya yang lain saat itu sudah tidur. “Tidak usahlah lagi kalian ribut, sudah malam ini, sudah tidur orang semua,” ujar istri korban menirukan ucapan suaminya saat itu. Mendengar ini, tersangka bukannya diam, tetapi sebaliknya tersinggung dan emosi mendengar nasihat korban. “Bukan urusanmu ini, tak senang kau, main kita,” ujar tersangka kepada korban, dan itulah yang menjadi awal pertengkaran. Kemudian korban dan istrinya beranjak ke dalam rumah. Begitu juga dengan tersangka. Lalu korban keluar lagi dari dalam rumah dan saat itu istri korban sempat bertanya kepada suaminya kenapa keluar lagi. Saat itu korban menjawab ingin duduk-duduk di depan sambil merokok dan cari angin. Saat keluar, korban kembali bertengkar dengan tersangka. Tak lama kemudian, istrinya mendengar jeritan korban akibat terkena tikaman tersangka. Istrinya lalu berlari keluar rumah dan melihat suaminya sudah bersimbah darah. Sementara tersangka saat itu langsung melarikan diri. “Kudengar suamiku menjerit, makanya aku langsung lari keluar rumah,” ujar boru Sitanggang.

Departemen Redaksi METRO TAPANULI Dewan Redaksi: Marganas Nainggolan (ketua), Maranatha Tobing, Pandapotan MT Siallagan, Daniel Simanjuntak, Redaktur Pelaksana:... Kordinator Liputan Ridwan Butarbutar, Asisten Kordinator Liputan (Bonapasogit): Horden Silalahi. Redaktur: Pholmer Saragih, Jhon Damanik, Plidewatna, Nurjannah, Nasa Putra Maylanda, Asisten Redaktur: Pala MD Silaban, Hezbi Rangkuty, Edi Saragih, Reporter: Marihot Simamora, Freddy Tobing, Milson Silalahi, Masril Rambe , Rinawati Marbun (koresponden barus), Jonter (Humbahas), Bernard Lumbangaol, Hengki Tobing (Taput), Hermanto Turnip, Brams Situmorang (Tobasa) METRO SIANTAR Dewan Redaksi: Marganas Nainggolan (ketua), Maranatha Tobing , Pandapotan MT Siallagan, Leonardus Sihotang, Redaktur Pelaksana: Leonardus Sihotang, Kordinator Liputan: Chandro Purba, Redaktur: Pholmer Saragih, Jhon Damanik, Plidewatna, Nurjannah, Nasa Putra Maylanda, Asisten Redaktur: Pala MD Silaban, Hezbi Rangkuty, Edi Saragih, Reporter: Ikror Amin, Tonggo Sibarani, Imelda Purba,Pra Evasi Haloho, Soetomo Samsu (Jakarta)), Irwansyah(TanahJawa), Marihot Sinaga (Raya), Hardono Purba (Silau Kahean), Sendi Warto Purba (Saribudolok). Sekretaris Redaksi: Yanti Nurhapni METRO TABAGSEL Dewan Redaksi: Marganas Nainggolan (ketua), Maranatha Tobing , Muhiddin Hasibuan, Plt Redaktur Pelaksana: Nurjannah, Kordinator Liputan: Borneo Dongoran, Reporter: Parlindungan Pohan (Sidimpuan/Tapsel), Amran Pohan (Tapsel),

Istrinya lalu berlari ke arah kerumunan pemuda yang tak jauh dari lokasi itu dan memberitahukan hal tersebut kepada para pemuda itu bahwa suaminya ditikam. Tak lama kemudian, empat pemuda setempat menggotong korban ke rumah bidan di desa itu. “Sewaktu di tempat bidan, nyawa suamiku masih ada. Tapi tak bisa lagi ditolong, di situlah suamiku meninggal. Bagaimanalah anakku ini nanti, mereka masih kecil-kecil, yang perempuan masih tiga tahun, yang laki-laki umur dua tahun,” tangis istri korban. Menurutnya, selama ini tersangka dan suaminya memang sering bertengkar. Biasanya mereka bertengkar masalah sepele, terutama masalah anjing mereka yang hilang dari pekarangan rumah mereka. Jahotman Sagala (43) yang juga keluarga korban dan tersangka saat ditemui di instalasi jenazah RSU Djasamen menyebutkan, keduanya masih bersaudara, masih dekat pertalian darahnya. Ayah tersangka adalah abang dari kakek korban. Si korban memanggil bapauda kepada tersangka. “Tapi dalam masalah ini, kalaupun masih ada pertalian darah, saya minta tersangka dihukum seberat-beratnya karena dia telah membunuh saudaranya sendiri,” jelasnya. Warga Pasar Sarimatondang, Sidamanik ini juga menyebutkan, antara tersangka dan istrinya boru Haloho, selama ini sering ribut masalah anjing peliharaan mereka yang sering hilang. Tersangka ini seingatnya merupakan residivis kasus penganiayaan dan pernah dipenjara selama lebih tiga bulan di LP Pematangsiantar. “Saya tidak bermaksud menjelekkannya. Tapi itulah kenyataannya, dia dulu pernah dipenjara karena menganiaya orang di Pasar Parluasan. Sampai habis harta bapaknya untuk mengurus dia,” ujarnya lagi. Kapolsek Dolok Pardamean AKP A Siahaan mengatakan, saat ini tersangka sudah diamankan untuk penyelidikan. Motif pembunuhan tersangka disebabkan karena tersinggung dan dipengaruhi minuman keras berupa tuak. “Motifnya hanya karena tersinggung dengan ucapan korban, lalu tersangka curiga anjingnya dicuri korban. Karena mabuk berat, lantas tersangka menikamnya,” katanya. (mag-02/ral)

Tohong Harahap (Paluta),Amran Pikal Siregar, (Palas), M Ridwan Lubis (Madina) METRO ASAHAN Dewan Redaksi: Marganas Nainggolan (ketua), Maranatha Tobing, Darwin Purba, Eva Wahyuni, Syafruddin Yusuf,Hermanto Sipayung, Redaktur Pelaksana: Syafruddin Yusuf, Asisten Redaktur Pelaksana: Hermanto Sipayung, Kordinator Liputan: Edwin Garingging, Reporter: Irvan Nasution (Kisaran), Susilowady (Kisaran), Putra (Aek Kanopan),Anniko Rambe, Rizki Whardana (R Prapat), Mahra Harahap (Kota Pinang), Ishak Lubis (Tj Balai) Dep. Perwajahan, Pracetak & Artistik Kadep Pracetak & Artistik: Ahmad Yasir, Kabag: Amiruddin, Staf Pracetak:Salomo Seven Malau, Jamaluddin Sinaga, Hedry Handoko, Jefree Putra, Andri Manullang, Rudy handa Syahputra, Handoko, Aulia Yusuf, Mounting: Samuel Sihotang, Dedi Damanik, Amran Nainggolan, Nico HS, Kordinator Teknisi, Maintenance IT: Irwan Nainggolan, Online Website: Hotlan Doloksaribu,Juanda Panjaitan DIVISI USAHA Departemen Umum/Adm/Keuangan Manager Adm/Keu/Umum: Dumaria, Kabag Accounting: Restioni Padang Departemen Sirkulasi / Pemasaran Manager Pemasaran: Jaberlinson Saragih, Adm Pemasaran : Indarny Aritonang, Piutang Koran: Ester Ade Gultom, Staf Penagihan: Sri Aman, Staf Pengembangan: Simson Winata, Ismail, Ponco, Kordinator Ekspedisi: Jhon Tua Purba, Staf Ekspedisi: Ferdinan, Ardi, Roy Amarta. Departemen Iklan

lanjut Valentina, ia dan dua warga sekampunya itupun langsung mengadukan modus penipuan yang dilakukan BS kepada petugas Polres Sibolga agar dapat ditindaklanjuti atau dituntaskan. “Sebab kami sudah bosan dengan janji-janji BS untuk mengembalikan uang yang kami serahkan. Dan kami berharap agar BS segera mengembalikan uang itu, sebab kami sangat membutuhkannya. Apalagi uang itu terpaksa kami pinjam dari orang lain,” ujarnya. Kapolres Sibolga Kota AKBP Joas Feriko Panjaitan melalui Kasat Reskrim AKP Agus Pristiono saat dikonfirmasi METRO, kemarin (4/10), membenarkan adanya warga yang mengadukan BS terkait penerimaan anggota Satpol PP Sibolga. “Saat ini, kita masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi, yakni memeriksa ketiga pelapor, serta oknum CH dan BS sebagai saksi. Dan jika sudah ada sebagai tersangka dalam kasus ini, akan dikenakan Pasal 378 KUHPidana tentang penipuan,” tandas Agus. Sementara itu, BS saat hendak dikonfirmasi METRO via ponselnya, Kamis (4/10) sore tidak berhasil. Ponsel BS tidak aktif. (tob)

SARMA Diingatkan Tuntaskan Visi & Misi Sambungan Halaman 1 “Kami ingin mengingatkan bahwa masih begitu banyak yang harus dituntaskannya hingga akhir periodenya. Tuntaskan visi dan misi SARMA,” katanya. Setelah sekitar 30 menit melakukan orasi dengan pengawalan pihak kepolisian dan Satpol PP Pemko Sibolga, massa menunggu respon dari walikota dan wakil walikota untuk dapat menerima para pengunjuk rasa. Setelah lama menunggu akhirnya Pemko Sibolga diwakili Asisten I dan II berkenan untuk menerima perwakilan massa. Namun karena aksi unjuk rasa terkait visi dan misi walikota dan wakil walikota, Dedi Sutomo meminta hanya ingin diterima oleh Walikota atau Wakil Walikota Sibolga. Akhirnya, Wakil Walikota Marudut Situmorang yang kebetulan sudah selesai memimpin rapat, bersedia untuk menerima perwakilan pengunjuk rasa sebanyak tiga orang dengan pengawalan petugas kepolisian di ruang pertemuan Wakil Walikota Sibolga. Pertemuan itu juga dihadiri Asisten I Pemerintahan Basar Sibarani, Asisten II Junedi Tanjung, Kakan Kesbang DT Tamba, Kakan Satpol PP Singkat Sijabat, dan Kabag Humasy Srasamaluddin. Dalam pertemuan dengan Wakil Walikota Marudut, Dedi Sutomo mengatakan kedatangan mereka untuk curhat tentang kepemimpinan SARMA yang hingga saat ini masih belum mencapai visi dan misinya. Sementara itu, Wakil Walikota Marudut menjawab perwakilan pengunjuk rasa mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada perwakilan massa. Ini membuktikan bahwa masih ada yang peduli pada Pemko Sibolga. “Oleh karena itu, curhat ini akan kami sampaikan pada Walikota Sibolga. Sebab, saya sendiri tidak akan bisa menjawab, karena harus terlebih dahulu melalui diskusi,” katanya menutup pertemuan. Usai mendengarkan penuturan Wakil Walikota Marudut, akhirnya perwakilan massa meninggalkan kantor Walikota Sibolga dengan tertib. (son)

Manager Iklan: Jamot S, Kord Iklan: Bambang Satria, Kord Adm. Iklan group: Hariyani Kartini, Piutang Iklan Group: Tio Maria, Kabag Design Iklan: Holden Simanjuntak, Staf Desaign:Reliston Purba Perwakilan Metro Tapanuli: Ka Perwakilan/Ka Biro Usaha: Kristian Sembiring, Staf Keuangan: Eriska Muham, Staf Piutang Koran/Iklan: Arfah Sari, Staf Pengembangan: Zulfiandi, Arnold Simbolon (pengembanan daerah Taput) Perwakilan Metro Tabagsel Ka Perwakilan/Ka Biro Usaha: Edi Panjaitan, Koordinator Pengembangan: Ahmad Suhaimi Lubis, Adm/Keuangan: Kristina Hutabarat Perwakilan Metro Asahan Kordinator Pengembangan: Marshall Leo Siagian, Adm/keuangan: Revina Sihombing, Staf Piutang Iklan/Koran: Annisa, Kuasa Hukum: Binaris Situmorang SH Tarif Iklan : Hitam/Putih (B/W) Umum/Display Rp. 7.500/mm kolom, Iklan Keluarga Ucapan Selamat Rp. 3.500/mm kolom, Iklan Warna (Full Colour) Rp. 15.000/mm kolom. Harga iklan ditambah PPN 10%. Harga Eceran Rp2.000 (dalam kota). Rekening a/n : PT Siantar Media Pers Bank Mandiri Cab Pematangsiantar AC:107-0003101831. Alamat Redaksi /Iklan/ Pemasaran Medan : Graha Pena Medan Jl Sisingamangaraja KM 8,5 No.134 Medan-Amplas. Telp (061) 7881661 (Hunting) Fax (061) 7881733 Alamat Redaksi /Iklan/ Pemasaran: Jl Sangnawaluh No.24 Komp Mega Land Siantar Telp:(0622) 7553511, Fax (0622) 7553501 Siantar. e-mail : metrosiantar@yahoo.com. Perwakilan Jakarta: Jln Raya Kebayoran Lama17 Jakarta Selatan Telp. (021)-5349205, 5349206, 5349115. Fax. (021)-53490522. Pencetak : PT Medan Graindo, Jl SM Raja KM 8,5 No.134 Medan. Telp (061) 7881661 (Hunting) Fax (061) 7881733

DALAM PELIPUTAN, WARTAWAN METRO TAPANULI SELALU DIBEKALI IDENTITAS DIRI DAN TIDAK DIBENARKAN MEMINTA SERTA MENERIMA APAPUN DARI NARASUMBER BILA ADA YANG MERASA DIRUGIKAN OLEH WARTAWAN METRO TAPANULI, DIMINTA UNTUK MELAPOR KE PIHAK BERWAJIB ATAU HUBUNGI 0631-24676


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.