Community-based Water and Sanitation Development in Indonesia

Page 1

Daftar Isi

30

3

DIMANA DILAKSANAKAN ?

SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR

6 HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANITASI BERKUALITAS

LOKASI PROGRAM PAMSIMAS

36

18

32

SIAPA SAJA YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN ?

APA ITU PAMSIMAS ? Tujuan Sasaran Sasaran Lokasi

23 KOMPONEN KEGIATAN

39 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

KAPAN DILAKSANAKAN ?

1


Daftar Isi

41

52

PAMSIMAS MEMBUAT KAMI LEBIH HEMAT WAKTU, HEMAT UANG

53

LOKASI PROGRAM PAMSIMAS DAN TARGET DESA

56 60

DESKRIPSI PROGRAM PAMSIMAS

BAGAIMANA KEGIATAN DILAKSANAKAN ? - Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Program - Langkah-Langkah Pelaksanaan Program

46

SUMBER PENDANAAN, ALOKASI DAN CARA PEMBAYARAN - Sumber Pendanaan - Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat

TIM PENYUSUN BUKU

49 REPLIKASI PROGRAM PAMSIMAS

2

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Sambutan

Direktur Jenderal Cipta Karya Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Tidak memadainya prasarana dan sarana air minum dan sanitasi, khususnya di perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri-urban) berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang memiliki dampak lanjutan terhadap tingkat perekonomian keluarga. Penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang baik akan memberi dampak pada peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta waktu yang dapat dihemat dari usaha untuk mendapatkan air minum dan sanitasi yang baik. Ketiga dampak tersebut akan memberikan dampak lanjutan berupa peningkatan produktivitas masyarakat. Pamsimas adalah kegiatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang dananya berasal dari kontribusi masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat dan Bank Dunia. Kegiatan ini didukung oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai executing agency bersama dengan Departemen Dalam Negeri dan Departemen Kesehatan. Tujuan Pamsimas secara umum adalah meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri-urban) serta menerapkan praktik hidup bersih dan sehat dengan memba-ngun model penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk direplikasi, diperluas

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(scalling up) dan diarusutamakan (mainstreaming) di daerah lain, dalam upaya mencapai target MDGs. Pamsimas

merupakan

kelanjutan dari kegiatan sebelumnya, yaitu Water Supply and Sanitation for Low Income Communities Project (WSSLIC). Lokasi kegiatan ditetapkan berdasarkan empat kriteria, yaitu termasuk desa miskin, rendahnya ketersediaan air minum dan sanitasi, tingginya kejadian penyakit terkait air, dan belum menerima bantuan sejenis dalam dua tahun terakhir. Pemerintah menargetkan 15 provinsi, 110 kabupaten/ kota, dan 5.000 desa/kelurahan untuk proyek ini termasuk program replikasi 506 desa. Dengan demikian Pamsimas diharapkan mampu mencakup 5.000 desa dari 36.000 desa tertinggal yang memiliki keterbatasan terhadap sarana air minum dan sanitasi. Melalui realisasi pelaksanaan program Pamsimas, diharapkan kebutuhan masyarakat akan air minum dan sanitasi yang layak dapat terpenuhi sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesehatan dan tingkat ekonomi sosial masyarakat. Jakarta, Oktober 2009

Budi Yuwono P.

3


Kata Pengantar

Direktur Pengembangan Air Minum Pamsimas adalah kegiatan di bidang air minum dan sanitasi yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban) dan dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat. Implementasi Program Pamsimas telah dimulai pada pertengahan tahun 2008. Saat ini pelaksanaan Program Pamsimas telah memasuki tahun kedua. Hasil kegiatan Pamsimas berupa tambahan akses terhadap air minum telah dapat dinikmati oleh sebagian anggota masyarakat di desa/kelurahan yang menjadi sasaran program. Seiring dengan hasil yang telah dicapai melalui Program Pamsimas, maka dirasa perlu untuk melakukan pendokumentasian hasil-hasil kegiatan Pamsimas. Penerbitan buku ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mendokumentasikan dan merekam hasil-hasil kegiatan Pamsimas. Buku ini menyajikan informasi umum berupa latar belakang dan gambaran umum Program Pamsimas. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi berupa gambar atau foto-foto yang merupakan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama ini, sehingga tampil lebih menarik. Buku ini bisa dijadikan sebagai media kits, diharapkan dapat menjadi pan-

4

duan informasi umum bagi para pihak yang ingin mengetahui kegiatan Pamsimas. Bagi pihak lain terutama yang berhungungan dengan penyebaran berita dan informasi, seperti halnya kalangan media massa, buku ini bisa dijadikan sebagai acuan. Bagi kami sebagai pengelola kegiatan, penerbitan buku ini dimaksudkan sebagai sarana komunikasi dan penyebaran informasi. Harapan kami, tentunya, melalui penyebaran informasi ini akan ada dukungan positif dari berbagai kalangan untuk suksesnya penyelenggaraan Program Pamsimas. Sebagai sarana komunikasi dan penyebaran informasi hasil-hasil kegiatan Pamsimas, buku ini akan diterbitkan minimal satu kali dalam satu tahun. Karena itu, kami mengharapkan kontribusi dari pihak-pihak yang terlibat kegiatan Pamsimas untuk membantu memasok informasi baik berupa tulisan maupun foto kegiatan. Dengan pasokan informasi (dan foto) dari para pihak yang terlibat kegiatan, kami yakin penerbitan buku edisi berikutnya akan lebih baik, lengkap dan menarik. Semoga penerbitan buku ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, Oktober 2009

Ir. Tamin M. Zakaria Amin, M.Sc

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Hidup Sehat dan Sejahtera dengan Air Minum dan Sanitasi Berkualitas


Hidup Sehat dan Sejahtera dengan Air Minum dan Sanitasi Berkualitas

A

ir dan sanitasi merupakan faktor yang terkait dengan perilaku/gaya hidup masyarakat serta turut menentukan tingkat kesehatan. Tingkat kesehatan seseorang akan mempenguruhi kualitas hidup dan produktivitas kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraannya. Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan.Tidak memadainya prasarana dan sarana air minum dan sanitasi, khususnya di perdesaan dan daerah pinggiran kota (peri-urban) berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan dan lingkungan yang

Perilaku hidup yang tidak higienis karena tidak ditunjang dengan sarana air minum dan sanitasi dasar yang memadai

6

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


memiliki dampak lanjutan terhadap tingkat perekonomian keluarga.

Kondisi penyediaan air minum di masyarakat

Ada korelasi antara lingkungan yang sehat dengan derajat kesehatan masyarakat. Penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terutama di daerah perdesaan yang berpenghasilan rendah dan di pinggiran perkotaan. Survei tahun 2001 menunjukkan bahwa angka penyakit diare sebesar 301 per 1.000 penduduk, terutama menyerang anak-anak usia balita (55% dari jumlah penderita). Tingginya angka diare disebabkan antara lain karena rendahnya akses air minum dan sanitasi serta

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

7


rendahnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Susenas 2004, akses air bersih di perdesaan mencapai 51%, sedangkan di perkotaan 42% (rata-rata 47%). Sedangkan akses terhadap sarana sanitasi di perdesaan sebesar 53% dan daerah perkotaan 73% (rata-rata 62%). Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan manusia. Begitu pentingnya air, dan juga sanitasi bagi kehidupan manusia. Pemerintah dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 20052009 menentukan arah kebijakan diantaranya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, dilaksanakan antara lain melalui peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat, pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar. Kebijakan Program Lingkungan Sehat ditujukan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat dengan beberapa kegiatan pokok, yaitu

Kondisi penyediaan air minum di masyarakat

8

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Kondisi Sanitasi di Masyarakat

penyediaan sarana air minum dan sanitasi dasar, pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko lingkungan, serta pengembangan wilayah sehat. Terkait dengan pengembangan air minum, pemerintah telah menyusun rencana dan strategi tahun 2005 – 2009 yang bertujuan : [i] Memberikan akses ke seluruh pelosok tanah air dan menangani tanggap darurat untuk memberikan pelayanan minimal Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

9


bagi masyarakat, [ii] Membina penyelenggaraan infrastruktur secara transparan dan terbuka dengan melibatkan masyarakat dan meningkatkan peran Pemerintah daerah, dan [iii] Menyelenggarakan infrastruktur yang efisien, efektif dan produktif. Dengan dilatarbelakangi kondisi ketersediaan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) yang masih sangat terbatas,

diperlukan suatu kebijakan dan strategi dalam bidang air minum yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kebutuhan pokok air minum yang memenuhi syarat secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk itu dibentuk Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) yang bersifat lintas sektor.

Rendahnya akses terhadap air minum membuat masyarakat harus rela bersusah payah untuk mendapatkan air minum

10

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Anak-anak usia sekolah di Nusa Tenggara Timur harus rela berjalan berkilo-kilo guna mendapatkan air minum untuk kebutuhan keluarga.

Selain itu, pemerintah juga mempunyai komitmen global MDG ( M i l l e n n i u m D e v e l o p m e n t G o a l s ) untuk menurunkan separuh proporsi

dengan memperhatikan : [i] adanya keinginan untuk meningkatkan kondisi air minum

penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015 dengan menyediakan akses kepada lebih dari 50 juta penduduk serta sasaran Indonesia Sehat 2010 dengan cakupan air bersih perdesaan sebesar 85%.

sesuai dengan sasaran atau kondisi yang diinginkan dalam pengembangan SPAM, baik secara teknis, manajemen, keuangan maupun hukum, [ii] Pencapaian sasaran dilakukan melalui perumusan tujuan dan sasaran Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM yang merupakan hasil monitoring dan evaluasi sasaran pencapaian, dan [iii] Dalam perumusan tujuan dan sasaran berpedoman pada landasan hukum yang ada berdasarkan isu-isu strategis dan permasalahan yang dihadapi saat ini, serta memperhatikan Deklarasi Internasional dan Nasional.

Untuk mencapai tujuan di atas dan menindaklanjuti amanat PP 16 Tahun 2005, telah disusun Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) sebagai acuan bagi para pelaku pembangunan/penyelenggaraan SPAM di tingkat nasional, dan daerah Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

11


Kelangkaan sumber mata air di Provinsi NTT membuat masyarakat harus rela untuk mengantri guna mendapatkan air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

KSNP-SPAM dimaksudkan sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan teknis, perencanaan,

Sejalan dengan Undang-undang Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang

pemrograman dan pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan pengembangan SPAM di perkotaan dan perdesaan, baik dilingkungan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, maupun bagi masyarakat dan dunia usaha. Kebijakan ini telah disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan SPAM baik di pusat maupun di daerah.

Nomor 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah bertanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan sanitasi. Namun demikian, bagi daerah-daerah dengan wilayah perdesaan relatif luas, berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas fiskal rendah, pada umumnya kemampuan mereka sangat terbatas. Daerah seperti ini memerlukan dukungan finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya ke-

KSNP-SPAM bertujuan untuk mendukung pencapaian sasaran nasional pengembangan SPAM melalui perencanaan, program dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efisien dan efektif.

12

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


pada masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan pengembangan sumber daya manusia. Guna meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi dasar serta mewujudkan tujuan MDG, pada 27 Desember 2007, Pemerintah menandatangani kerjasama dengan Bank Dunia untuk melaksanakan kegiatan air minum dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban). Kegiatan ini dikenal dengan Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-3), atau lebih populer dengan sebutan Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).

Pamsimas merupakan kelanjutan dari ke-giatan sebelumnya, yaitu WSSLIC – Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (1993 – 1999) dan WSLIC-2 - The Second Water and Sanitation for Low Income Communities (2000 – 2009), yang pendanaannya didukung Bank Dunia. Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan.

Dirjen Cipta Karya Dept. PU, Budi Yuwono P. tengah memberikan pengarahan dalam Kegiatan Konsolidasi Pamsimas se-Indonesia pada bulan Agustus 2008 di Hotel Sahid Jaya Jakarta


Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dengan didampingi Sekjen dan Dirjen Cipta Karya Dept. PU serta Ketua CPMU Program Pamsimas tengah meninjau lokasi Program Pamsimas Tahun 2008 di Kel. Bandengan, Kota Pekalongan, Agustus 2009

Lokasi sasaran program Pamsimas di NTT

Sebagian masyarakat di Kab. Demak Jawa Tengah menggunakan sungai sebagai sarana MCK

14

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Para pemangku kepentingan di bidang air minum dan sanitasi berkomitmen untuk mewujudkan tujuan Millennium Development Goals pada tahun 2015

Fasilitator (Tim Fasilitator Masyrakat) adalah ujung tombak program Pamsimas yang akan bekerja mendampingi masyarakat untuk membuat rencana, melaksanakan, monitoring dan evaluasi program Pamsimas di desa

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

15



Apa Itu PAMSIMAS ?


Apa Itu PAMSIMAS ?

P

AMSIMAS adalah Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat.

Pamsimas merupakan kegiatan di bidang air minum dan sanitasi yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran perkotaan (peri-urban) dan dilaksanakan secara berbasis masyarakat.

Masyarakat Kab. Mamuju Sulawesi Barat sudah dapat menikmati layanan air minum yang merupakan hasil kerja kemitraan antara Pemda setempat dengan masyarakat dalam Program Pamsimas


Kebutuhan air untuk mandi, cuci dan masak didapat dari satu sumber yang sama - sungai. Sangat tidak higienis!

Tujuan Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal dan masyarakat di pinggiran kota (peri-urban). Secara lebih rinci Pamsimas bertujuan untuk : [i] Meningkatkan praktek hidup bersih dan sehat di masyarakat, [ii] Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi yang berkelanjutan, [iii] Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, [iv] Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut ditetapkan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

sasaran antara, yaitu : [i] Pemerintah provinsi dan kota/kabupaten memiliki kelembagaan yang tepat yang dirancang untuk mendukung upaya-upaya peningkatan perbaikan pemakaian air minum, perilaku higiene dan sanitasi masyarakat di wilayah perdesaan dan semi perkotaan, [ii] Masyarakat sasaran menerapkan perilaku dan praktik PHBS (hygiene), [iii] Masyarakat sasaran memperoleh akses perbaikan pelayanan air minum dan sanitasi serta menggunakan, mengelola dan memelihara keberlanjutan secara efektif, [iv] Pemerintah daerah memiliki komitmen yang kuat dalam mengupayakan keberlanjutan serta perluasan pelaksanaan program pendukung sektor air minum dan sanitasi dengan menggunakan pendekatan yang sama dengan program Pamsimas, dan [v] Setiap DPMU dan CPMU memiliki kemampuan mengelola dan mendukung program secara baik (dan diharapkan dapat menerapkan perluasannya di kota/kabupaten lainnya di Indonesia)

19


Sasaran Program

Sasaran Lokasi

Target grup program adalah kelompok miskin di perdesaan dan pinggiran kota (peri-urban) yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi.

Pemilihan lokasi diawali dengan daftar panjang propinsi yang memenuhi kriteria : [i] Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, [ii] tingkat kemiskinan tinggi yang diindikasikan melalui IPM 2004 dan Index kemiskinan SUSENAS, [iii] tingkat jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi yang masih rendah, dan [iv] tingginya penderita diare. Kota/kabupaten yang ada di provinsi terpilih berdasarkan kriteria yang sama. Kabupaten/ kota yang bukan lokasi WSLIC-2 dan CWSHP (Community Water Services and Health Project) juga diundang berpartisipasi.

Untuk mencapai sasaran program, ditetapkan indikator keberhasilan program, yaitu : [i] Akses air minum sebanyak 6 - 7 juta penduduk, [ii] Akses sanitasi mencakup 6 -10 juta penduduk, [iii] Masyarakat “free of open defecation� mencapai 80%, [iv] 80% masyarakat mengadopsi program cuci tangan, [v] Rencana capacity building untuk adopsi pendekatan Pamsimas, dan [vi] Pemda Kota/Kabupaten mengalokasikan anggaran sarana air minum dan sanitasi.

Pemerintah Kota/kabupaten mengajukan daftar kelurahan/desa calon lokasi sasaran yang memenuhi kriteria di atas dan dan keberadaan

Mereka layak untuk dijadikan sasaran program Pamsimas

20

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


program sejenis dalam 2 tahun terakhir. Konfirmasi akhir desa/kelurahan sasaran ditentukan oleh kriteria respon dan kesediaan masyarakat untuk berkontribusi sebesar minimal 20 % (minimal 16% in kind dan minimal 4% in cash). Melalui kriteria di atas, sasaran lokasi program Pamsimas, ditetapkan sejumlah 5.000 desa/ kelurahan di 15 propinsi dan 110 kabupaten/kota untuk waktu pelaksanaan lima tahun (2008 – 2013). Selain itu, terdapat sasaran program replikasi pemerintah daerah dan masyarakat sebanyak 506 desa/kelurahan.

Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas



Komponen Program Pamsimas Meliputi Apa Saja ?

Laki-laki, perempuan, kaya-miskin warga desa Genting, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali Jawa Tengah, bergotong royong menanam pipa saluran air pada program Pamsimas.

1. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal

Komponen ini bertujuan untuk : [i] Memampukan masyarakat untuk mengorganisasi, merencanakan, mengelola dan menjaga kesinambungan program perbaikan layanan air minum, sanitasi dan higiene; [ii] Memperkuat kapasitas kelembagaan masyarakat dalam rangka menjamin kualitas pengelolaan program; [iii] Membangun komitmen dan peningkatan kapasitas perangkat pemerintah kota/ kabupaten, provinsi dan pusat dalam hal pengarusutamaan dan replikasi atau perluasan program Pamsimas. Guna memperkuat pencapaian komponen ini, maka masyarakat akan didampingi oleh Fasilitator dalam pelaksanaan di tingkat desa/kelurahan, dan mengem-bangkan mekanisme dan kapasitas kelembagaan propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan untuk kualitas manajemen program dan pengembangan air bersih.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

23


2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Layanan Higienis dan Sanitasi Komponen ini bertujuan untuk : [i] Membantu masyarakat dan institusi lokal dalam pencegahan sanitasi buruk dan air yang tidak bersih yang mengakibatkan penyakit diare, [ii] Mewujudkan paradigma sehat dalam kehidupan perorangan, keluarga, masyarakat dan di sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan [iii] Promosi PHBS dilaksanakan melalui keluarga, institusi lokal/desa, fasilitas umum seperti sekolah,

tempat ibadah, dan melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka dilakukan : [i] Dukungan phase pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), [ii] Program Pemasaran Higiene dan Sanitasi, [iii] Program Higiene dan Sanitasi Sekolah, dan [iv] Penguatan Unit Higiene dan Sanitasi Lokal.

Mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sedari dini melalui anak-anak usia sekolah

24

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


3. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum Menyediakan pilihan teknis kepada masyarakat dalam penyediaan prasarana air minum dan sanitasi umum. Sesuai dengan kebijakan umum AMPL Berbasis Masyarakat, maka pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan, menggunakan pendekatan tanggap kebutuhan. Sarana dan prasarana yang akan dibangun didasarkan pada usulan yang diajukan dan disepakati oleh masyarakat yang dilakukan secara partisipatif melalui usulan desa

Menara air di desa Sumber Agung Kab. Boyolali JawaTengah hasil kegiatan program Pamsimas

yang disetujui oleh forum institusi warga tingkat desa. Masyarakat sendiri yang akan mengambil keputusan, baik dalam hal pemilihan sistem yang akan dibangun, pola pendanaan, maupun tata cara pengelolaannya. Pemerintah akan mengucurkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar 70% (dari Rp 275 juta) dari kebutuhan dana untuk pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan. Dana BLM tersebut termasuk untuk kegiatan perubahan perilaku higiene masyarakat, kegiatan higiene dan kesehatan berbasis sekolah, dan pendidikan hygiene teaching. Fasilitas sanitasi akan dibangun di sekolah-sekolah di masyarakat partisan yang membutuhkan. Tidak hanya dana, masyarakat juga akan diberikan bantuan perencanaan dan dukungan teknik. Bantuan ini meliputi : [i] Rapid Technical Assessment (RTA) dan Community WSS situation analysis (MPAPHAST) untuk menentukan kebutuhan air dan pilihan-pilihan sistem; [ii] Pilihan teknologi sistem air minum; [iii] Survei teknik dan penyusunan Rancangan Rinci Kegiatan (RRK); [iv] Konstruksi, supervisi dan quality control; [v] Pelatihan O&M mencakup manajemen, teknik dan ketrampilan pembiayaan yang dibutuhkan bagi keberlanjutan sistem; dan [vi] Monitoring kualitas air minum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak penyediaan air minum yang aman dan baik untuk penyimpanan dan minum.

25


Masyarakat Desa Salebu, Kec. Mangunreja, Tasikmalaya bahu membahu bergotong royong membangun hidran umum untuk mencukupi kebutuhan air minum yang layak dikonsumsi pada program Pamsimas (Gambar di sebelah bawah : hidran umum yang selesai dibangun)

26

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


4. Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota

Pemerintah akan memberikan insentif kepada desa/kelurahan dan kabupaten/kota yang berhasil melaksanakan program Pamsimas. Insentif bagi desa/kelurahan tersebut untuk untuk mendorong peningkatan ekonomi lokal. Syaratnya : desa/kelurahan telah melaksanakan ODF (Open-Defecation-Free), 100% rumah tangga mengadopsi cuci tangan dengan sabun, “improved sanitation� dan praktek perilaku higienis lain, kepuasan layanan sarana air minum (SAM), kecukupan biaya SAM, kepastian keikutsertaan perempuan, laki-laki, lemah/miskin dan kaya dalam pengelolaan SAM,

serta memiliki program promosi sanitasi dan kesehatan sekolah yang melibatkan orang tua wali murid, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Sedangkan untuk Kabupaten/Kota, insentif diberikan bila desa/kelurahan memenuhi persyaratan di atas; dan telah menjalankan replikasi pendekatan Pamsimas di daerahnya, memiliki lembaga pembinaan dan pegembangan pengelolaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi di tingkat kabupaten sampai dengan tingkat kecamatan.

Roda ekonomi desa ikut menggeliat

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

27


5. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek

Menyediakan dukungan manajemen dan teknis kepada unit pelaksana (implementation agency) dari Pusat sampai Daerah, yang meliputi kegiatan pelatihan, pengelolaan administrasi keuangan, monitoring-evaluasi, pelaksanaan kegiatan, fasilitator pendamping, supervisi, audit, dan alih tanggung jawab program ke pemerintah lokal.

Wakil Ketua CPMU program Pamsimas Ir. Hosen Utama, M.Sc. melakukan kunjungan ke Desa Tandaigi, Kec. Siniu Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah dan sekaligus melakukan rapat koordinasi dengan para pelaku kegiatan Pamsimas di daerah setempat

28

Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono P. dalam suatu kunjungan ke Desa Program Pansimas di NTT menyempatkan mengetes air (mencium) untuk mengetahui kelayakan air untuk dikonsumsi masyarakat.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Dimanakah Dilaksanakan ?


Dimanakah Dilaksanakan?

Kalimantan Selatan yang dipenuhi dengan banyak sungai besar merupakan salah satu wilayah program Pamsimas.

30

P

amsimas merupakan salah satu program guna mempercepat perwujudan tujuan MDG’s. Karenanya cakupan kerjanya cukup luas hampir di 50% provinsi di seluruh Indonesia dan pelaksanaannya dilakukan secara serentak. Sebanyak 15 provinsi ambil bagian dalam program Pamsimas; antara lain: Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Irian Jaya Barat. Secara keseluruhan Pamsimas tersebar di 110 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Untuk provinsi Sumatera Barat tersebar di 15 kabupaten/kota, yaitu kabupaten : Dhamasraya, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan, Pasaman, Sawahlunto/Sijunjung, Pesisir

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Hulu Sungai Selatan, Balangan, Tanah Laut, Kota Baru, Tanah Bumbu, dan Banjar. Di provinsi Nusa Tenggara Timur tersebar di 11 kabupaten/kota, yaitu kabupaten : Alor, Sumba Barat, Timor Tengah Selatan,

Selatan; dan kota : Pasaman, Sawahlunto, Payakumbuh, Padang.

Timor Tengah Utara, Lembata, Manggarai, Manggarai Barat, Sikka, Rote Ndao, Kupang, dan kota Kupang.

Provinsi Riau tersebar di 6 kabupaten : Kampar, Rokan Hulu, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi, dan Bengkalis.

Untuk provinsi Sulawesi Barat tersebar di 3 kabupaten, yaitu : Mamuju, Mamuju Utara, dan Majene.

Provinsi Sumatera Selatan tersebar di 8 kabupaten : OKI, OKU Timur, OKU Selatan, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Lahat, Muara Enim, Ogan Ilir.

Provinsi Sulawesi Tengah tersebar di 7 kabupaten, yaitu : Donggala, Tojo Una-Una, Poso, Buol, Morowali, Banggai Kepulauan, dan Parigi Moutong.

Provinsi Banten ada di 2 kabupaten, yaitu Serang dan Lebak.

Untuk provinsi Sulawesi Selatan tersebar di 8 kabupaten/kota, yaitu kabupaten : Pinrang, Bulukumba, Wajo, Gowa, Tana Toraja, Sidrap, dan kota Makasar dan kota Palopo.

Wilayah lokasi Pamsimas

Provinsi Jawa Barat tersebar di 5 kabupaten : Tasikmalaya, Sumedang, Garut, Subang dan Kuningan. Untuk provinsi Jawa Tengah tersebar di 30 kabupaten/kota, yaitu kabupaten : Kudus, Pekalongan, Kebumen, Batang, Purbalingga, Brebes, Pemalang, Cilacap, Wonosobo, Klaten, Banyumas, Sragen, Banjarnegara, Boyolali, Kendal, Wonogiri, Purworejo, Magelang, Tegal, Temanggung, Rembang, Blora, Pati, Sukoharjo, Grobogan, Demak, Karanganyar, Semarang; dan kota : Semarang, Pekalongan. Lokasi Pamsimas di Kalimantan Selatan tersebar di 8 kabupaten : Barito Kuala, Hulu Sungai Utara, Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Provinsi Gorontalo di 3 lokasi kabupaten, yaitu : Gorontalo, Pahuwato, dan Boalemo. Dan sisanya ada di 4 kabupaten/kota yang tersebar di 3 provinsi, yaitu kabupaten Maluku Tengah di provinsi Maluku, Kota Tidore Kepulauan dan kabupaten Halmahera Barat di provinsi Maluku Utara, dan kabupaten Manokwari di Irian Jaya Barat. Secara nasional Pamsimas menargetkan sebanyak 5.000 desa maupun kelurahan, dengan cakupan layanan tidak kurang dari 6 – 10 juta penduduk.

31


LOKASI PROGRAM PAMSIMAS DI INDONESIA



Kondisi Alam Provinsi NTT


Siapa Saja yang Terlibat dalam Kegiatan ini ?


Siapa Saja yang Terlibat dalam Kegiatan ini ?

M

ewujudkan kehidupan masyarakat yang sehat dengan air minum yang berkualitas tidak mungkin hanya diemban oleh salah satu sektor saja, misalnya Departemen Kesehatan atau Departemen Pekerjaan Umum. Ini menjadi tanggung jawab banyak pihak, bukan hanya pemerintah saja baik pusat sampai daerah tetapi juga anggota masyarakat.

Masyarakat Kelurahan Delingan Kab. Karanganyar Jawa Tengah – laki-laki, perempuan, kaya-miskin – bergotong royong menggali dan menanam pipa saluran air pada program Pamsimas

36

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Sadar akan tugas berat yang meski dipikul dalam rangka percepatan pelayanan pada sektor air minum, sanitasi dan untuk mencapai sasaran MDG di tahun 2015; pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum membuat regulasi berupa Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) sebagai penjabaran PP 16 Tahun 2005. Pada dasarnya kebijakan dan strategi ini mengatur tentang pengembangan SPAM di perkotaan dan perdesaan, baik di lingkungan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, maupun bagi masyarakat dan dunia usaha.

nempatkan masyarakat sebagai mitra utama (pelaku utama kegiatan) di lapangan; mulai dari identifikasi masalah dan analisa situasi secara partisipatif, perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan, monitoring kesinambungan partisipatif, dan pengelolaan sarana air minum dan sanitasi. Masyarakat melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) selanjutnya membentuk Satuan Pelaksana (Satlak) Program Pamsimas di tingkat desa sebagai pelaksana teknis kegiatan.

Masyarakat Kelurahan Delingan Kab. Karanganyar Jawa Tengah, laki-laki, perempuan, kaya-miskin, gotong royong bahu membahu dalam program Pamsimas

Program Pamsimas merupakan wujud nyata penjabaran kebijakan di atas. Pamsimas merupakan perwujudan kemitraan antara departemen, lembaga pemerintah non departemen, pemerintah daerah dan masyarakat serta melibatkan lembaga internasional sebagai pendukung dana kegiatan (Bank Dunia). Pamsimas dilaksanakan secara lintas sektor dan lintas program dari pusat sampai daerah, yang dalam pelaksanaannya berbasis masyarakat. Program Pamsimas melibatkan Bappenas sebagai koordinator nasional, Departemen Pekerjaan Umum cq. Dirjen Cipta Karya bertindak sebagai Executing Agency, dengan dibantu beberapa Implementing Agency; yaitu Departemen Kesehatan cq. Ditjen. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Dalam Negeri cq. Ditjen. Bina Pembangunan Daerah (Bina Bangda) dan Ditjen. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Pendidikan Nasional cq. Ditjen Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Departemen Keuangan cq. Ditjen Perbendaharaan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan swasta turut ambil bagian terutama sebagai mitra dalam memberikan bantuan teknis dan pendampingan untuk memfasilitasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. Pamsimas mePenyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

37



Kapan Dilaksanakan ?

B

elajar dari pengalaman program sejenis sebelumnya, Pamsimas dirancang di banyak daerah dan dilakukan secara serentak. Pamsimas, atau dikenal dengan Third Water Supply and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC3), merupakan kelanjutan program WSLIC-2 maupun WSSLIC, yang juga pendanaannya didukung oleh bank dunia. Pelaksanaan program Pamsimas diawali dengan penandatanganan agreement antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia selaku penyedia dana yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2007. Pamsimas efektif dijalankan sejak 6 Juni 2008 melalui persiapan pelaksanaan kegiatan berupa rekruitmen fasilitator dan konsultan pendamping. Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Selatan merupakan pionir dalam mengawali kegiatan Pamsimas di daerah. Program Pamsimas akan berakhir pada tahun 2013. Sedangkan WSLIC-2 (The Second Water and Sanitation for Low Income Communities) kegiatannya dimulai tahun 2000 dan akan berakhir pada tahun 2009 ini. WSLIC-2 meliputi daerah kerja di 8 provinsi, 37 kabupaten., dan menjangkau sekitar 2.350 desa. Provinsi yang merupakan daerah kerja WSLIC-2 meliputi : Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka-Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. WSSLIC (Water Supply and Sanitation for Low Income Communities) dilaksanakan pada tahun 1993 – 1999. Wilayah kerja WSSLIC meliputi 6 provinsi (Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur), 39 kabupaten dan sekitar 2.026 desa.

WSSLIC

WSLIC 2

Tahun 1993 - 1999 6 Provinsi 39 Kabupaten 2.026 Desa

Tahun 2000 - 2009 8 Provinsi 37 Kabupaten 2.350 Desa

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

PAMSIMAS Tahun 2008 - 2013 15 Provinsi 110 Kabupaten 5.000 Desa/Kelurahan 39



Bagaimana Kegiatan Dilaksanakan ?

Siswa-siswi SDN Kwangsan 02 di Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah melakukan demo PHBS dalam rangkaian program Pamsimas.

P

elaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metoda MPA/PHAST. Pendekatan metoda ini menempatkan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat desa. Metoda ini pada dasarnya menitikberatkan pada pelibatan seluruh masyarakat (laki-laki - perempuan, kaya – miskin, tua - muda) dalam seluruh proses kegiatan; mulai dari identifikasi masalah dan analisa situsi, perumusan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan sarana serta monitoring dan evaluasi. MPA (Methodology for Participatory Assessments) digunakan sebagai pendekatan dalam membuat rencana di tingkat masyarakat, khususnya pada penilaian kebutuhan terhadap sarana air minum dan sanitasi. Sedangkan PHAST (Participatory Hygiene And Sanitation Transformation) digunakan dalam menyusun rencana kerja khususnya dalam melakukan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat dan sekolah.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

41


Isu gender dan kemiskinan adalah mainstreamed dalam proses perencanaan masyarakat dengan metoda MPA/PHAST, sehingga memastikan bahwa laki-laki – perempuan, kaya – miskin, tua – muda, terlibat dalam penentuan kebutuhan mereka sendiri dan dalam pengambilan keputusan terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Aspek kebutuhan masyarakat menjadi panduan dan pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kegiatan Pamsimas, antara lain : [i] Pelaksanaan kegiatan secara lintas sektor dan lintas program, [ii] Pendekatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat (demand responsive approach), [iii] Sensitif gender dan kemiskinan dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengambilan keputusan kegiatan di tingkat masyarakat, [iv] Menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metoda MPA/PHAST, [v] Masyarakat mempunyai kewenangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan monitoring, [vi] Dana diberikan langsung ke rekening masyarakat, [vii] Adanya kontribusi masyarakat dalam kegiatan sebesar 20% (4% tunai, 16% berupa material lokal dan tenaga kerja), dan [viii] Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.

Peta sosial sebagai upaya untuk melakukan pemetaan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat desa (Pamsimas Kab. Muara Enim Sumatra Selatan)

Proses kegiatan ditingkat masyarakat dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan laki-laki-perempuan, kaya-miskin, tua-muda

42

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Program Pamsimas Berbasis masyarakat : Seluruh proses perencanaan Pamsimas seperti pemilihan kebutuhan air dan pelaksanaan kegiatan menyertakan partisipasi aktif masyarakat, tidak terkecuali kaum perempuan. Kemitraan antara pemerintah daerah dengan masyarakat setempat. Pemerintah berperan sebagai fasilitator. Partisipatif : Masyarakat terlibat secara aktif dalam seluruh proses kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan hasil kegiatan. Transparansi : Kegiatan dilakukan bersama masyarakat dan seluruh kegiatan dapat diakses data/informasinya melalui media oleh masyarakat dan stakeholder. Tanggap kebutuhan : Penyelenggaraan kegiatan berdasarkan kebutuhan masyarakat, dengan memberi kesempatan seluas-luasnya pada masyarakat untuk memberikan pilihan dan hak bersuara dalam proses kegiatan. Penghargaan dan pengembangan : Dana hibah sebagai upaya untuk mengem-

bangkan kesadaran masyarakat dalam memprioritaskan kepentingan bersama dan keberpihakan pada masyarakat miskin dan orang-orang rentan dan terisolasi yang kurang terlayani. Tepat Mutu : Fasilitas yang dibangun memenuhi rancangan / disain dan standar teknik yang ditetapkan, dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas. Kesinambungan/keberlanjutan sarana : Sarana yang dibangun dipelihara oleh masyarakat, berfungsi dan dapat menyediakan air minum secara terus menerus baik secara kualitas dan kuantitas. Keberpihakan pada masyarakat miskin : Orientasi kegiatan dalam proses maupun pemanfaatan berguna bagi masyarakat miskin. Kesetaraan gender : Program Pamsimas memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan, seperti halnya laki-laki, untuk berpartisipasi dalam seluruh proses kegiatan. Dapat dipertanggungjawabkan : Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan dalam hal tepat sasaran, tepat waktu, tepat pembiayaan dan ketepatan mutu pekerjaan.

Masyarakat Kab. Muara Enim Sumatera Selatan mendengarkan penjelasan tentang program Pamsimas

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

43


Langkah-Langkah Pelaksanaan Program Guna menjamin pencapaian tujuan, sasaran program dan menjamin kelancaran pelaksanaan komponen-komponen kegiatan, dibutuhkan langkah-langkah : [i] Persiapan awal program dari tingkat pusat sampai tingkat masyarakat (desa), [ii] Penentuan provinsi dan kabupaten/kota sasaran, [iii] Sosialisasi program tingkat pusat sampai tingkat desa, [iv] Seleksi dan penentuan desa/kelurahan sasaran, [v] Pelaksanaan program di tingkat desa, kegiatan penyiapan dan pengkondisian ma-

44

syarakat, pendampingan masyarakat, penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan penyiapan dana masyarakat dalam DIPA, [vi] Pendampingan peningkatan kapasitas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui pelaksanaan kegiatan replikasi dengan pendekatan Pamsimas, [vii] Strategi pencapaian ”outcome” dan tujuan program pada daerah sasaran, dan [viii] Monitoring partisipatif dan “outcome”, serta studi penilaian dampak program untuk mengetahui efektifitas, efisiensi serta perubahan prilaku di masyarakat.

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


Sumber Pendanaan, Alokasi dan Cara Pembayaran

Seorang siswi Sekolah Dasar di desa Tuksongo Kec. Borobudur Kab. Magelang Jawa Tengah tengah mempraktikkan cuci tangan pakai sabun pada program


Sumber Pendanaan, Alokasi dan Cara Pembayaran

Warga desa Salebu Kec. Mangunreja Kab. Tasikmalaya Jawa Barat melakukan kegiatan gotong royong membangun hidran umum pada program Pamsimas.

Sumber Pendanaan Pendanaan program Pamsimas melalui sumber dana kredit IDA (International Development Association) No. Cr. 4204-IND, Rupiah Murni dan Rupiah Murni Pendamping dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, dan dana kontribusi masyarakat. Total dana untuk program Pamsimas US $ 275.100.000, dengan rincian sbb :

No. Sumber Pendanaan 1. 2. 3. 4.

Pinjaman Bank Dunia (IDA Credit) Pendamping Pusat (APBN) Pendamping Daerah (APBD) Kontribusi Masyarakat

Jumlah

Jumlah (USD) 137.500.000 51.900.000 49.200.000 36.500.000 275.100.000

Setiap Desa/Kelurahan akan mendapat alokasi dana untuk pembangunan sarana air minum dan sanitasi sebesar kurang lebih Rp 275 juta, atau sesuai nilai Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Sumber dana tersebut berasal dari : masyarakat (20%; dengan rincian 4% tunai dan 16% berupa material lokal dan tenaga kerja) atau sebesar Rp 55 juta, dana pendamping dari pemerintah daerah (10%) atau Rp 27,5 juta, dan sisanya (70%) atau Rp 92,5 juta berasal dari pinjaman Bank Dunia (IDA Credit).

46

Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat Adanya kontribusi masyarakat sebesar 20% dimaksudkan sebagai wujud dari komitmen ‘sense of belonging’ dan ‘sense of responsibility’ terhadap kegiatan maupun hasil kegiatan yang dilakukan masyarakat sendiri. Semakin besar kontribusi masyarakat semakin tinggi komitmennya untuk memiliki dan bertanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan Pamsimas. Dengan demikian dana bantuan Pamsimas pada hakekatnya merupakan stimulan dan penghargaan atas tumbuhnya kepedulian, prakarsa, inisiatif dan rasa memiliki dan bertanggungjawab masyarakat. Untuk itu, dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) Pamsimas hanya dapat dicairkan apabila masyarakat telah merealisasikan swadaya, baik in-cash maupun in-kind. Dana hibah desa berupa BLM disalurkan secara langsung ke rekening masyarakat melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Masyarakat diharuskan membuka rekening pada bank atau PT Pos setempat.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


.

Sumber Pendanaan

Komponen Pembiayaan Pamsimas

Pemberdayaan Masyarakat & Pengembangan Lembaga Bank Dunia

Pemerintah Pusat

PHBS

Hibah Insentif Kab.-Desa

Pemerintah Daerah

Kontribusi Masyarakat

SAMS

Manajemen Projek

Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program Pamsimas

PUSAT

PUSAT

SK Menteri PU PROVINSI

KAB./KOTA Masyarakat

SK Bupati/Walikota

Kontribusi in-Kind dan in-Cash

Satker PIP-PPK Pamsimas

SKPD Pamsimas

DIPA APBD SPPB I

DIPA APBN SPPB II

KABUPATEN/KOTA

Rek. Pamsimas LKM

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

47


Kondisi daerah Provinsi NTT

48


Replikasi Program Pamsimas

S

ebagai sebuah program pemerintah yang bersifat proyek, Pamsimas akan berakhir pada tahun 2013. Program ini hanya merupakan stimulan untuk tumbuhnya prakarsa Pemerintah Daerah maupun masyarakat untuk meniru dan mengembangkan program sejenis (cloning) di desa-desa lainnya yang secara teknik dan kualitas sama dengan program Pamsimas. Kunci keberhasilan proyek Pamsimas adalah terletak pada bagaimana program ini dilestarikan – ditiru dan dikembangkan – di wilayahnya secara mandiri dengan sumber daya sepenuhnya dari Pemda dan masyarakat. Selama periode proyek berjalan, diharapkan setiap kabupaten/kota sudah melakukan kegiatan replikasi sebanyak 1 s/d 3 desa untuk setiap 10 desa/kelurahan peserta program Pamsimas sesuai kemampuan fiskal kabupaten/kota masing-masing. Kegiatan replikasi dimulai paling tidak setelah kabupaten/kota menyelesaikan program Pamsimas di 10 desa/kelurahan. Keberhasilan program disuatu desa dapat dijadikan sebagai model untuk direplikasi. Pendanaan kegiatan replikasi desa berasal sepenuhnya dari APBD Kabupaten/Kota dan masyarakat. Kegiatan replikasi diharapkan dapat mempercepat pencapaian target MDG di sektor penyediaan air minum dan sanitasi melalui penyediaan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Berbasis Masyarakat, meningkatkan peran Pemda untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin di daerahnya, dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengelola sarana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat. Jadi replikasi dimaksudkan sebagai upaya untuk melestarikan program.

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

49


Bronchcaptering di Desa Tuksongo Kec. Borobudur Kab. Magelang Jawa Tengah



Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam kesempatan kunjungan ke Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan

Warga Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan memanfaatkan kran umum untuk mengambil air kebutuhan sehari-hari

Pamsimas Membuat Kami Hemat Waktu, Hemat Uang asyarakat Kelurahan Bandengan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan harus merogoh kocek Rp 500 untuk 20 liter air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Masyarakat terpaksa melakukan itu karena sumber air yang ada berkualitas payau dan keruh serta tidak layak untuk dikonsumsi.

M

ga. Tidak perlu antri lagi untuk mendapatkan air. Dengan hanya Rp 350 ribu – Rp 200 ribu dibayar dimuka dan sisanya diangsur 10 kali – warga sudah bisa mendapatkan sambungan rumah. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan air minum, setiap rumah tangga dipungut iuran bulanan sebesar Rp 13 – 20 ribu tergantung jumlah pemakaian.

Berkah Program Pamsimas, kini masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan sebesar itu dan bersusah payah mendapatkan air. “Kami jadi hemat waktu dan hemat uang”, kata masyarakat. Kini, melalui pengadaan sumur dalam yang dibangun masyarakat melalui Program Pamsimas, masyarakat sudah bisa mendapatkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari yang layak dan aman untuk dikonsumsi.

“Ini semua harus dijaga, agar tetap bisa dirasakan manfaatnya, jangan sampai bapak dan ibu kembali menggunakan air dari sumber yang tidak bagus, karena itu tidak sehat dan dapat menyebatkan penyakit,” ungkap Menteri PU Djoko Kirmanto ketika berkunjung ke kelurahan ini. Sementara itu, Walikota Pekalongan Mohamad Basyir Ahmad mengatakan, sejak kebutuhan air bersih warga Bandengan dipenuhi melalui program Pamsimas, angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air telah jauh berkurang.

Masyarakat tidak perlu was-was lagi untuk mendapatkan jatah air. Melalui sambungan rumah (SR), air bisa langsung dialirkan ke rumah war-

52

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


LOKASI PROGRAM PAMSIMAS DAN TARGET DESA PER KABUPATEN/KOTA No.

Provinsi

Kabupaten/ Kota

Jumlah Desa/Kel

Target Desa/

Terbangun 2008

Kel 2009

1.1 Kota Pariaman

-

15

1.2 Kota Sawahlunto

7

15

1.3 Kota Payakumbuh

-

15

1.4 Kabupaten Dharmasraya

4

15

1.5 Kabupaten Pasaman Barat

7

15

1.6 Kabupaten Agam

7

15

1.7 Kabupaten Tanah Datar

8

15

1.8 Kabupaten Lima Puluh Kota

9

15

1.9 Kabupaten Padang Pariaman

9

15

1.10 Kota Padang

9

15

1.11 Kabupaten Solok Selatan

4

15

1.12 Kabupaten Solok

9

15

1.13 Kabupaten Pasaman

9

15

1

Sumatera Barat

1.14 Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung

9

15

1.15 Kabupaten Pesisir Selatan

9

15

2

2.1 Kabupaten Kampar

9

15

2.2 Kabupaten Rokan Hulu

8

15

2.3 Kabupaten Indragiri Hulu

8

15

2.4 Kabupaten Indragiri Hilir

9

15

2.5 Kabupaten Kuantan Singingi

8

15

2.6 Kabupaten Bengkalis

9

15

3

Riau

3.1 Kabupaten OKU Timur

3

15

Sumatera Selatan

3.2 Kabupaten Musi Rawas

3

15

3.3 Kabupaten OKI

3

15

3.4 Kabupaten OKU Selatan

2

15

3.5 Kabupaten Musi Banyuasin

3

15

3.6 Kabupaten Lahat

7

15

3.7 Kabupaten Muara Enim

5

15

3.8 Kabupaten Ogan Ilir

5

15

4

4.1 Kabupaten Serang

9

15

4.2 Kabupaten Lebak

9

15

5

Banten

5.1 Kabupaten Tasik Malaya

9

15

Jawa Barat

5.2 Kabupaten Sumedang

9

15

5.3 Kabupaten Garut

9

15

5.4 Kabupaten Subang

9

15

5.5 Kabupaten Kuningan

9

15

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

53


No.

Provinsi

Kabupaten/ Kota

Jumlah Desa/Kel

Target Desa/

Terbangun 2008

Kel 2009

6.1 Kota Pekalongan

9

15

6.2 Kabupaten Kudus

9

15

6.3 Kota Semarang

9

15

6.4 Kabupaten Pekalongan

9

15

6.5 Kabupaten Kebumen

9

15

6.6 Kabupaten Batang

9

15

6.7 Kabupaten Purbalingga

9

15

6.8 Kabupaten Brebes

9

15

6.9 Kabupaten Pemalang

9

15

6.10 Kabupaten Cilacap

9

15

6.11 Kabupaten Wonosobo

9

15

6.12 Kabupaten Klaten

9

15

6.13 Kabupaten Banyumas

9

15

6.14 Kabupaten Sragen

9

15

6.15 Kabupaten Banjarnegara

9

15

6.16 Kabupaten Boyolali

9

15

6.17 Kabupaten Kendal

9

15

6.18 Kabupaten Wonogiri

9

15

6.19 Kabupaten Purworejo

9

15

6.20 Kabupaten Magelang

9

15

6.21 Kabupaten Tegal

9

15

6.22 Kabupaten Temanggung

9

15

6.23 Kabupaten Rembang

9

15

6.24 Kabupaten Blora

9

15

6.25 Kabupaten Pati

9

15

6.26 Kabupaten Sukoharjo

9

15

6.27 Kabupaten Grobogan

9

15

6.28 Kabupaten Demak

9

15

6.29 Kabupaten Karanganyar

9

15

6.30 Kabupaten Semarang

9

15

6

7

Jawa Tengah

8

15

7.2 Kabupaten Hulu Sungai Utara

9

15

7.3 Kabupaten Hulu Sungai Selatan

9

15

7.4 Kabupaten Balangan

9

15

7.5 Kabupaten Tanah Laut

9

15

7.6 Kabupaten Kota Baru

9

15

7.7 Kabupaten Tanah Bumbu

9

15

7.8 Kabupaten Banjar

9

15

54

Kalimantan Selatan 7.1 Kabupaten Barito Kuala

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


No.

Provinsi

Kabupaten/ Kota

Jumlah Desa/Kel

Target Desa/

Terbangun 2008

Kel 2009

8

Nusa Tenggara

8.1 Kabupaten Alor

9

15

Timur

8.2 Kabupaten Sumba Barat

7

15

8.3 Kabupaten Timor Tengah Selatan

9

15

8.4 Kabupaten Lembata

9

15

8.5 Kabupaten Manggarai Barat

9

15

8.6 Kabupaten Sikka

9

15

8.7 Kabupaten Rote Ndao

9

15

8.8 Kabupaten Timor Tengah Utara

9

15

8.9 Kabupaten Kupang

9

15

8.10 Kota Kupang

9

15

8.11 Kabupaten Manggarai

9

15

9

9.1 Kabupaten Mamuju

-

15

9.2 Kabupaten Majene

9

15

9.3 Kabupaten Mamuju Utara

-

15

10

10.1 Kabupaten Donggala

9

15

10.2 Kabupaten Tojo Una - Una

9

15

10.3 Kabupaten Poso

9

15

10.4 Kabupaten Buol

9

15

10.5 Kabupaten Morowali

8

15

10.6 Kabupaten Banggai Kepulauan

9

15

10.7 Kabupaten Parigi Moutong

7

15

11

11.1 Kota Palopo

9

15

11.2 Kabupaten Pinrang

9

15

11.3 Kabupaten Bulukumba

9

15

11.4 Kabupaten Wajo

8

15

11.5 Kabupaten Gowa

9

15

11.6 Kabupaten Tana Toraja

9

15

11.7 Kabupaten Sidrap

6

15

11.8 Kota Makassar

9

15

12

12.1 Kabupaten Pohuwato

9

15

12.2 Kabupaten Gorontalo

9

15

12.3 Kabupaten Boalemo

9

15

13

Maluku

13.1 Kabupaten Maluku Tengah

9

15

14

Maluku Utara

14.1 Kabupaten Halmahera Barat

9

15

14.2 Kota Tidore Kepulauan

9

15

15

Irjabar

15.1 Kabupaten Manokwari

9

15

Total

110 Kabupaten/Kota

883 Desa/Kel

1.650 Desa/Kel

Sulawesi Barat

Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Gorontalo

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

55


DESKRIPSI PROGRAM PAMSIMAS

Nomor NPLN 4204 – IND, IDA CREDIT Nomor Register 10764001 Pinjaman/Hibah Ditandatangani 27 Desember 2007 Pinjaman/Hibah Efektif 6 Juni 2008 Closing Date 30 Juni 2013 Total Dana Kegiatan USD 275.100.000 Jumlah Pinjaman (IDA Credit) USD 137.500.000 Pemerintah Pusat USD

51.900.000

Pemerintah Daerah (Prov & Kab) USD

49.200.000

Kontribusi Masyarakat USD

36.500.000

Commitment Charge 0,5% dari Pokok Pinjaman yang belum ditarik Service Charge 0,75% dari Pokok Pinjaman Periode Pengembalian Pinjaman 25 Tahun Setelah Grace Periode Grace Period 10 Tahun Bunga Pinjaman • Oktober 2016 s/d April 2026 : 1,25 % • Mei 2026 s/d 2041 : 2,5 % Executing Agency Dept. Pekerjaan Umum cq. Ditjen Cipta Karya Unit Pelaksana Kegiatan • Ditjen Cipta Karya, Dept. PU • Ditjen PP & PL, Dept. Kesehatan • Ditjen PMD, Dept. Dalam Negeri • Ditjen Bina Bangda, Dept. Dalam Negeri Unit Koordinasi Bappenas Daerah Kerja Proyek • 15 Provinsi • 110 Kabupaten/Kota • 5.000 Desa/Kelurahan Sumber Dana WB (IDA Credit), GOI, dan Masyarakat


Kampanye cuci tangan pakai sabun yang diperagakan oleh siswa-siswi Sekolah Dasar di desa Kwangsan Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

57


Sosialissasi program Pamsimas kepada masyarakat di Provinsi NTT


Tim Penyusun Buku


Tim Penyusun Buku

PENGARAH

Tamin M. Zakaria Amin

PENULIS

S. Bellafolijani Adimihardj

PENYUSUN

Hosen Utama Somba Tambing Muhammad Sundoro Aryananda Sihombing Indah Raftiarty E.R. Diah Suryaningtyas Kurniati Widyastuti

FOTO & DOKUMENTASI

Singgih Raharja Purwandi Teguh Budiono

KONSULTAN MEDIA

Hartono Karyatin S.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.