21
RELIGI Mari mengenal Sejarah Agama Hindu-2 OM SWASTIASTU – Semoga selalu berada dalam keadaan baik atas Lindungan Hyang Widhi; Tuhan Yang Mahaesa. Data Peninggalan han dari religi kuno ke Sejarah di Indonesia. dalam kehidupan beData peninggalan ragama yang memuja sejarah disebutkan Rsi Tuhan Yang Maha Esa Agastya menyebarkan dengan kitab Suci Veda agama Hindu dari Indan juga munculnya dia ke Indonesia. Data kerajaan yang mengini ditemukan pada beatur kehidupan suatu berapa prasasti di Jawa wilayah. Disamping dan lontar-lontar di di Kutai (Kalimantan Bali, yang menyatakan Timur), agama Hindu bahwa Sri Agastya mejuga berkembang di nyebarkan agama Hindu Jawa Barat mulai abad I NYOMAN WIJA dari India ke Indonesia, ke-5 dengan diketemumelalui sungai Gangga, Yamuna, kannya tujuh buah prasasti, yakni India Selatan dan India Belakang. prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Oleh karena begitu besar jasa Rsi Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Agastya dalam penyebaran agama Tugu dan Lebak. Semua prasasti Hindu, maka namanya disucikan tersebut berbahasa Sansekerta dan dalam prasasti-prasasti seperti: memakai huruf Pallawa. Prasasti Dinoyo (Jawa Timur): Dari prassti-prassti itu didapatPrasasti ini bertahun Caka 628, kan keterangan yang menyebutkan dimana seorang raja yang bernama bahwa “Raja Purnawarman adalah Gajahmada membuat pura suci un- Raja Tarumanegara beragama Hintuk Rsi Agastya, dengan maksud du, Beliau adalah raja yang gagah memohon kekuatan suci dari Be- berani dan lukisan tapak kakinya liau. disamakan dengan tapak kaki Dewa Prasasti Porong (Jawa Tengah) Wisnu” Prasasti yang bertahun Caka Bukti lain yang ditemukan di 785, juga menyebutkan keagun- Jawa Barat adalah adanya perunggan dan kemuliaan Rsi Agastya. gu di Cebuya yang menggunakan Mengingat kemuliaan Rsi Agastya, atribut Dewa Siwa dan diperkirakan maka banyak istilah yang diberikan dibuat pada masa Raja Tarumanekepada beliau, diantaranya adalah: gara. Berdasarkan data tersebut, Agastya Yatra, artinya perjalanan maka jelas bahwa Raja Purnawarsuci Rsi Agastya yang tidak menge- man adalah penganut agama Hindu nal kembali dalam pengabdiannya dengan memuja Tri Murti sebagai untuk Dharma. Pita Segara, artinya manifestasi dari Tuhan Yang Maha bapak dari lautan, karena mengar- Esa. Selanjutnya, agama Hindu ungi lautan-lautan luas demi untuk berkembang pula di Jawa Tengah, Dharma. yang dibuktikan adanya prasasti AGAMA HINDU Tukmas di lereng gunung Merbabu. DI INDONESIA Prasasti ini berbahasa sansekerta Masuknya Agama Hindu ke memakai huruf Pallawa dan bertipe Indonesia terjadi pada awal tahun lebih muda dari prasasti PurnawarMasehi, ini dapat diketahui dengan man. Prasasti ini yang menggunaadanya bukti tertulis atau benda- kan atribut Dewa Tri Murti, yaitu benda purbakala pada abad ke 4 Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Masehi denngan diketemukannya Bunga Teratai Mekar, diperkirakan tujuh buah Yupa peningalan kera- berasal dari tahun 650 Masehi. jaan Kutai di Kalimantan Timur. Pernyataan lain juga disebutDari tujuh buah Yupa itu didapat- kan dalam prasasti Canggal, yang kan keterangan mengenai kehidu- berbahasa sansekerta dan memakai pan keagamaan pada waktu itu huduf Pallawa. Prasasti Cangyang menyatakan bahwa: “Yupa gal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya itu didirikan untuk memperingati pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dan melaksanakan yadnya oleh dengan Candra Sengkala berbunyi: Mulawarman”. Keterangan yang “Sruti indriya rasa”, Isinya memuat lain menyebutkan bahwa Raja Mu- tentang pemujaan terhadap Dewa lawarman melakukan yadnya pada Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahsuatu tempat suci untuk memuja ma sebagai Tri Murti. dewa Siwa. Tempat itu disebut denAdanya kelompok Candi Argan “Vaprakeswara”. juna dan Candi Srikandi di dataran Masuknya agama Hindu ke In- tinggi Dieng dekat Wonosobo dari donesia, menimbulkan pembaharu- abad ke-8 Masehi dan Candi Praman yang besar, misalnya berakhirnya banan yang dihiasi dengan Arca Tri jaman prasejarah Indonesia, peruba- Murti yang didirikan pada tahun
856 Masehi, merupakan bukti pula adanya perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah. Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. Isinya memuat tentang pelaksanaan upacara besar yang diadakan oleh Raja Dea Simha pada tahun 760 Masehi dan dilaksanakan oleh para ahli Veda, para Brahmana besar, para pendeta dan penduduk negeri. Dea Simha adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Budut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur. Kemudian pada tahun 929-947 munculah Mpu Sendok dari dinasti Isana Wamsa dan bergelar Sri Isanottunggadewa, yang artinya raja yang sangat dimuliakan dan sebagai pemuja Dewa Siwa. Kemudian sebagai pengganti Mpu Sindok adalah Dharma Wangsa. Selanjutnya munculah Airlangga (yang memerintah kerajaan Sumedang tahun 10191042) yang juga adalah penganut Hindu yang setia. Setelah dinasti Isana Wamsa, di Jawa Timur munculah kerajaan Kediri (tahun 1042-1222), sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu, misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha, Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari (tahun 12221292). Pada jaman kerajaan Singosari ini didirikanlah Candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari sebagai sebagai peninggalan kehinduan pada jaman kerajaan Singosari. Pada akhir abad ke-13 berakhirlah masa Singosari dan muncul kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan besar meliputi seluruh Nusantara. Keemasan masa Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran, yaitu bangunan Suci Hindu terbesar di Jawa Timur disamping juga munculnya buku Negarakertagama. Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8. Bersambung ke-3.
Mimbar Kristen
Neraka atau Sorga ALKITAB jelas hal apinya lebih mencatat bahwa panas dari api sorga dan neraka yang kita kenal di benar-benar ada. dunia ini. Neraka menyeDipikiran diakan tempat bagi anak-anak menorang-orang yang jadi tertanam bersikeras dengan bahwa siksa api sudut pandang merneraka begitu eka. Mungkin juga menderitakan kita berpikir bahwa hidup. Tetapi kekita bukanlah orang beradaan api neryang menentang seaka yang diceritaErwin Hartono, S.Pd cara keras akan kekan hanya sebatas beradaan sorga dan neraka. dahsyatnya api itu membakar Perkataan sorga sering tubuh manusiawi kita. kita dengar dan perbincang1 Korintus 8:2-3 “Jika ada kan. Banyak di antara kita seorang menyangka, bahwa yang memperbincangkan be- ia mempunyai sesuatu pengegitu dahsyatnya kobaran api tahuan, maka ia belum juga neraka. Bahkan kita menyam- mencapai pengetahuan, sebapaikan kepada anak-anak ten- gaimana yang harus dicapatang panasnya api neraka. inya. Tetapi orang yang menBanyak di antara anak- gasihi Allah, ia dikenal oleh anak kita yang takut akan ke- Allah.” beradaan api neraka. Bahkan Sebenarnya neraka sudah sebagai orang dewasa pun tercipta di dunia ini sejak kita kita takut mendengar begitu lahir, sorga pun demikian. panasnya cerita api neraka. Masalah neraka begitu jelas Di dalam cerita dikatakan api dipaparkan di dalam Alkitab yang sanggup memanggang bahwa neraka itu ada. Berdan menyiksa kita hingga ber- dasarkan pengetahuan yang lama-lama tidak mati. Pada kita miliki, manusia sering
mencari-cari sumber atau tempat api neraka itu. Banyak orang yang berasumsi bahwa api neraka dianggap hanya sebagai cerita saja. Orang ragu dan bertanya-tanya akan kemunculan api neraka kelak dari mana. Sebab kalau ditelusuri sumber api, barang kali hanya ada di kawah gunung berapai atau api yang sengaja kita nyalahkan. Tetapi kalau seluruh bola bumi akan diselimuti api, apa jadinya kehidupan ini. Bola dunia yang dilalap api menjadi cerita awal terciptanya bumi dari sisi ilmu pengetahuan. Kemudian terjadi tahun-tahun pendinginan. Selanjutnya tahun pemulihan seperti dunia saat ini yang kita naungi. Butuh berjuta atau miliar tahun proses pemanasan bumi dan pendinginan bumi. Apakah nanti keadaan semula ini akan terjadi kembali. Dunia akan diciptakan yang baru dengan awal segala prosesnya. Mulai dari pemanasan, pendinginan dan kembali lagi kepada pemulihan atau tempat kehidupan manusia.
METRO RIAU MINGGU, 27 MEI 2012
DHARMADESANA
MENGHORMATI RELIK BUDDHA pengertian benar, MERUPAKAN Karma untuk melenyapbaik (karmaphala) sebuah kan diri dari dukkebahagiaan dan keberunkha (penderitaan) tungan bagi umat Buddha sebagaimana yang dapat melaksanakan ajaran kebenaran Puja pada Relik Buddha. Buddha untuk Hal ini disabdakan dalam membebaskan Mahaparinibbana Sutta umat dari pen:” Ananda, ini cara merderitaan. Relik eka harus merawat jasad Buddha sebapeninggalan Tathagata. gai simbol umat Stupa harus dibangun diBuddha untuk atas jasad Tathagata. Dan mengenang Budsiapa saja akan meletakdha dan bertekad kan karangan bunga atau mengikuti petunpewangi, lilin atau memSONIKA juk Buddha dalam buat penghormatan disana, mengitarinya, tenang dalam hati, melaksanakan sila (prilaku baik), mereka akan memperoleh keuntun- Samadhi ( konsentrasi pikiran) dan gan dan kebahagiaan”. Dari sabda prajna ( kebijaksanaan) dalam hidup Buddha inilah terdorong inspirasi sehari-hari. Relik Buddha maupun siswa para Raja Buddhis yang berbakti membangun stupa untuk menyimpan utamanya, merupakan Saririka dhatu relik Buddha. Kemudian Stupa dan atau sisa jasmani Buddha atau para Candi menjadi simbol dari agama Arahat yang merupakan salah satu Buddha diseluruh dunia dan mem- obyek pemujaan dalam agama Budbangkitkan semangat beragama, juga dha. Relik tetaplah benda, yang menimbulkan rasa bakti dan sradha ( berbentuk kristal sebagai lambang simbolis semata, menghormati relik keyakinan) kepada Buddha. Demikian halnya tradisi puja Buddha sebagai kausaliya menjalin bakti ini diteruskan oleh keluarga jodoh Kebuddhaan pada Buddha Buddhis dengan penuh syukur, rasa dan Para Arahat, namun yang tercinta kasih dan sayang, rasa hormat penting adalah seorang umat Buddan sopan santun seorang anak ber- dha dapat memanfaatkan sikap menbakti meletakkan mangkok berisi tal dan pikiran bersih dengan latihan buah atau makanan lezat untuk praktek nyata ajaran Buddha untuk dipersembahkan kepada orangtua lebih maju dalam perjalanan menuju atau leluhurnya yang telah mening- Kesucian dan Kesempurnaan jiwa. Dalam Kitab Parinibbana Sutta gal dunia, meskipun nama papa atau mamanya yang telah meninggal han- juga diceritakan bahwa ketika Budya dituliskan di atas sepotong kayu, dha berbaring diantara dua pohon kain atau kertas. Ini menjadikan se- Sala, ketika itu pohon Sala tiba-tiba orang anak yang bermoral dan tahu berbunga, meskipun belum waktunya musim berbunga. Bunga-bunga membalas budi. Dalam ajaran Buddha kata Puja jatuh bertaburan diatas tubuh Sang berarti menghormat, dalam Kitab Bhagava (Yang patut dimuliakan dan Manggala Sutta disabdakan bahwa dihormati), juga bunga surgawi serta menghormat kepada yang patut atau serbuk kayu cendana bertaburan dari layak dihormati merupakan Berkah angkasa ke tubuh Bhagava, suara Utama. Melaksanakan puja tidak nyanyian surgawi serta musik surharus dengan membakar dupa saja, gawi dengan lagu yang sangat mermembaca mantra atau paritta serta du terdengar dari angkasa, sebagai memberikan persembahan. Puja penghormatan kepada Tathagata. Buddha kemudian menasehati mengandung tiga makna, yakni ; Pertama; memuja dengan memberi- muridNya Ananda dengan berkata: kan persembahan makanan, buah, “Ananda, pohon Sala kembar berdupa, bunga dan lainnya. Kedua; bunga semerbak, meskipun sekamemuja dengan perilaku rendah rang bukan musimnya berbunga. hati, sopan santun,ramah tamah, Bunga-bunga jatuh berhamburan senyum kasih dan perilaku benar, diatas tubuh Tathagata sebagai tanmemuja dengan bersikap anjali, na- da penghormatan. Namun Ananda maskara dan Ketiga memuja dengan bukanlah demikian Tathagata dimental cinta kasih, kasih sayang dan hormati, dimuliakan dan dihargai. memuja dengan praktek Dharma da- Tetapi siapa saja baik seorang Bhikkhu, Bhikkhu-Bhikkhuni,Upasakalam kehidupan sehari-hari. Penghormatan yang diajarkan upasika yang berpegang teguh pada Buddha adalah penghormatan yang Dharma( Kebenaran), hidup sesuai wajar dan berdasarkan pengertian dengan Dharma, berkelakuan baik benar yang ditujukan kepada sesuatu sesuai dengan Dharma, maka orang yang layak dihormati. Menghormati itulah yang memberikan penghorrelik Buddha dan murid utamanya matan ,menghormati, memuliakan adalah yang layak dihormati sebagai ,menghargai Tathagata dengan pesarana untuk pengembangan bathin mujaan tertinggi. Oleh karena itu yang lebih berkualitas, bukan untuk ,Ananda berpeganglah pada Dharmemohon atau meminta sesuatu ke- ma, hidup sesuai dengan Dharma dan berkelakuan baik sesuai petunpada obyek yang dituju. Pemujaan pada relik Buddha juk Dharma, dengan cara demikian hendaknya lebih diarahkan pada kamu melatih dirimu”.
Tentu ini tidak menjadi dasar cerita Alkitab. Api neraka bukanlah seperti awal terbentuknya bumi yang dalam keadaan panas. Namun api neraka menjadi tempat bagi orangorang yang memang tidak mau mendengar dan menurut pada ajaran kebenaran firman Tuhan. Manusia sudah dibekali dengan ajaran firman. Di mana Tuhan begitu baik dan kasih kepada manusia ciptaan-Nya sehingga karena dia tidak ingin manusia ciptaan-Nya jadi penghuni api neraka, Dia menurunkan firman-Nya untuk kita laksanakan dan kerjakan. Bagaimana pun sebagai ciptaan yang selalu penuh pembangkangan, manusia sering melanggar dan luput dari peraturan yang Tuhan turunkan buat manusia. Manusia selalu menggunakan kedagangingannya di dalam mengambil keputusan. Manusia hanya selalu mengandalkan kemampuannya sendiri. Manusia hanya mengandalkan otaknya dan perasaannya sendiri tanpa memperhitungkan yang lain. Tuhan menyediakan kemampuan berpikir kepada kita. Tuhan menciptakan kendali diri bagi mesin kehidupan kita. Tuhan juga menyediakan hati yang mampu bercerita benar namun
kita selalu menolak mendengar hati yang dibunyikan Tuhan untuk mengingatkan kita kalau salah melangkah, itulah hati nurani yang bisa mengendalikan perbuatan jahat kita. Namun keberadaaan ini sering kali munculnya bertolak belakang dengan kebenaran firman Tuhan. Firman Tuhan dianggap menjadi simbol diktator yang memerintahkan untuk dilaksanakan. Bagi paham kebebasan, Alkitab dianggap menjadi pengekang yang begitu diktatornya. Lalu sebagai orang percaya, kita dianjurkan untuk mempersiapkan diri akan kedatangan Tuhan. Kita mempersiapkan diri di dalam menyambut murka Tuhan atas perbuatan yang kita buat selama ini. Kita diminta untuk selalu menerapkan kasihNya dalam setiap bertindak. Kolose 3:1-2 “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Bagaimana sebenarnya api neraka. Api neraka adalah perkara Tuhan dengan umatNya. Api neraka bukan perkara manusia dengan manusia. Se-
Setelah Buddha Wafat, memasuki Parinibbana warga suku Malla dengan membawa wangiwangian,bunga dan pemain musik di Kusinara, menuju kebun Sala. Ditempat itu mereka menghampiri jenazah Buddha memberi hormat, mempersembahkan tarian, nyanyian, musik dan menaburkan bunga mandarava, wangian sampai hari ketujuh. Ketika Maha Kassapa tiba di Malla Kusinara, beliau segera mendekati tempat dimana Buddha diperabukan. Beliau mengatur jubahnya dan merangkapkan kedua tangannya didepan dada sebagai penghormatan dan kemudian berjalan mengelilingi jenazah Sang Buddha tiga kali, lalu beliau berlutut dikaki Sang Bhagava, hal ini diikuti oleh lima ratus bhikkhu lain yang datang bersama Kassapa. Setelah selesai memberikan penghormatan, dengan tiba-tiba api menyala dengan sendirinya, membakar jenazah Sang Bhagava. Maka semua kulit, jaringan, daging, urat dan cairan telah terbakar habis tanpa meninggalkan abu atau bagian-bagian apapun juga, hanya tulang-tulanglah yang tinggal. Setelah habis terbakar, hujan lalu turun dari langit dan memadamkan api perabuan, sedangkan pohon Sala juga keluar air. Kemudian warga suku Malla dari Kusinara menempatkan relik-relik dari Bhagava ditengah-tengah ruangan sidang, dikelilingi pagar tombak, lalu dikelilingi pagar busur. Selama tujuh hari mereka memberi hormat kepada Relik Buddha dengan tarian,nyanyian serta tabuhan musik serta taburan bunga dan wangi-wangian. Delapan stupa dibangun untuk Delapan bagian Relik Buddha sebagai penghormatan kepada Buddha dan stupa kesembilan untuk menyimpan buyung sedang stupa kesepuluh untuk menempatkan abu kain. Stupa inilah menjadi tempat untuk menyimpan relik Buddha atau para Arahat, siswa Buddha yang telah wafat. Pembagian Relik Buddha menjadi delapan relik , Yang maha tahu, manusia yang termulia, Tujuh dipuja di Jambu-dipa, satu di Ramagama oleh Raja dari suku Naga, satu Gigi di puja di surga Tavatimsa, satu di wilayah Kalinga, Dengan sinar terang menerangi dunia ini. Dan memberinya berkah yang baik sekali. Relik-relik Sang Bhagava paling tepat dipuja. Oleh mereka yang berharga mendapat pujaan, oleh para dewa dan naga dan oleh manusia bijaksana yang terkemuka. Berilah hormat dengan merangkap kedua tanganmu. Sebab sangatlah sulit, bahkan melalui beratus-ratus tahun baru dapat berjumpa dengan seorang Buddha yang Maha Sempurna. Memuja relik Buddha kemudian menjadi simbol dan obyek tak ternilai untuk penghormatan bagi umat Buddha. Semoga kita semua dan sekalian makhluk berbagia. Swaha. Sonika, Tokoh Buddha Riau
bab manusia tidak mungkin membuat api neraka. Tetapi manusia dengan kedagingannya menciptakan dan mendatangkan api neraka dalam hidupnya. Kita dijanjikan-Nya kekekalan. Tuhan juga menjanjikan kehidupan kembali. Kehidupan bagi orang mati dan kehidupan bagi orang-orang yang masih hidup ketika perkara Tuhan datang kedua kali ke dunia ini. Perkara Tuhan tidak ada di dunia ini. Perkara Tuhan ada di sorga sana. Perkara dunia hanyalah berupa kenodaan yang siasia. Kalau kita sudah mengetahui perkara di bumi mengapa masih ada niat mencarinya. Kita semakin rakus akan uang, akan kedudukan, menindas orang lain, menyukai orang lain tersesat dalam dosa dan gembira mendengar bila teman-teman kita mengalami kesusahan. Ini adalah sifat dan perkara dunia. Perkara dunia akan musnah dalam penghakiman dan kedatangan Tuhan. Perkara yang sifatnya sementara saja, tetapi kita tidak pernah memikirkan untuk meninggalkannya. Sementara perkara di sorga sana adalah tujuan hidup orang Kristen yang sesungguhnya. Kita bekali diri dengan mencari perkara yang di atas, perka-
ra yang sumbernya dari Tuhan. Sebab hanya memikirkan perkara di sorgalah bentuk keselamatan itu. Perkara di sorga sendiri sudah ditata sedemikian rupa. Tinggal kita menawarkan diri untuk masuk ke perkara sorga. Di hadapan kita begitu indahnya tawaran Alkitab sebagai bentuk ajaran untuk meraih perkara di sorga. Alkitab dan kebenaran firman Tuhan menjadi visa dan paspor kita meraih perkara di sorga yang akan mempertemukan kita kepada Tuhan Yesus. Matius 25:30 “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Hanya kegelapan tempat orang yang tidak mau mencari perkara di sorga. Api neraka dan kegelapan menjadi upah kita yang selalu menutup telinga atas kebenaran dan ajaran firman Tuhan. Dunia memang memimpin kepada kebinasaan, tetapi Tuhan memimpin kepada kehidupan kekal. Untuk itu, sebagai anakanak Tuhan, setiap saat hiduplah seperti hari itu adalah hari terakhir hidup kita, karena kita tidak pernah tahu kapan hari terakhir kita. Selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati. *