laporan khusus
METRO RIAU MINGGU, 22 FEBRUARI 2015
3
Cabang Pekanbaru : TUGU ZAPIN - Tugu yang terletak di persimpangan Jalan Sudirman dan jalan Gajah Mada itu, terkadang mengundang ejekan. Ada yang mengatakan tugu amarah, karena tugu tersebut menyerupai seorang laki yang ingin memukul wanita yang berada di bawahnya. (dok)
Jln. Soekarno Hatta / Arengka No. 53 Telp. (0761) 571900 Fax. 0761-572411 Jln. Jend. Sudirman No. 414,416,418 (Depan Bank Panin) Telp. 0761-23686
Cabang Duri : Jln. Raya Duri - Dumai Km 3,5 Depan Gate 125 Duri Telp. 0765-92878 Fax. 0765-598141
Meretas Tari Zapin
Kenal Nama tak Tahu Etika TOKOH tari Indonesia Tom Ibnur pernah berucap: Tari Zapin sebagai seni ini masuk ke nusantara sejalan dengan berkembangnya agama Islam sejak abad ke-13 Masehi. Disana ada etika yang patut diturut. Inilah adab yang dimiliki budaya Melayu Riau. Pengamat Seni dan Budaya Melayu, Razali Sabirin, mantan Ketua Pelaksana acara festival pegelaran Zapin se-Sumatera pada massa pengenalan tari zapin untuk masyarakat melayu tahun 90-an. Katanya, tari zapin bukan tarian yang ditunjukan dengan gerak asal-asalan atau tidak beretika. Bahkan tarian itu, jika adab sesuai tidak tidak menjadi persoalan. Hanya saja, segelintir orang yang tahu jika di pandang dari etikanya. Kembali ke pangkal kaji, tambah Razali, maka patung tugu Zapin sudah menyalahi aturan gerak tari. Artinya, tangan si penari tidak boleh lebih tinggi melampau dari batas
kepala. Artinya, gerakan tangan penari, hanya boleh berada segempal berada di atas kepala si penari. "Tarian Zapin, tarian yang penuh dengan aturan sesuai kandungan Islam yang ada padanya. Jadi tak sembarangan dibuat," terangnya. Razali juga menilai tari Zapin, salah satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih eksis sampai sekarang. Tarian ini diinspirasikan dari keturunan Arab berasal dari Yaman. Sebab menurut sejarah, tarian Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16. "Jadi gerakannya
pun tidak boleh asal jadi. Ini masalah etika," tuturnya. Dikatakan Razali, masyarakat Melayu, termasuk seniman dan budayawannya memiliki daya kreasi yang tinggi. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan kreasi tari Zapin yang identik dengan budaya Melayu. "Tarian Zapin ini digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagulagu zapin yang didendangkan, jadi keberadapan Islam kental didalamnya, jika tanpa aturan bukan zapinlah namanya itu," sebut Razali, yang juga pernah bekerja di lingkungan Dinas Kebudayaan Seni dan Pariwisata Provinsi Riau. Dulu, Zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki. Namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan. Namun tari Zapin sangat banyak ragam geraknya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin sama.
Ada dua jenis zapin, Zapin Arab yang mengalami perubahan secara lamban, dan masih dipertahankan masyarakat turunan Arab, dan zapin Melayu ditumbuhkan oleh para ahli lokal dan disesuaikan dengan lingkungan masyarakat. Kalau zapin Arab hanya dikenal satu gaya saja, maka zapin Melayu sangat beragam. Begitu pula sebutan untuk tari tersebut tergantung dari bahasa atau dialek lokal. Razali pun merasa aneh mendengar dan melihat nama tugu Zapin. Tugu Zapin, menurut Razali, sangat jauh dari zapin itu sendiri. Katakanlah dari warnanya patung, kemudian bentuk gerak tarian, dan yang lebih penting, wadah tempat penari itu menari. "Kalau begitu bentuk patung tari zapin, apakah nanti orang Riau menjadi sindiran bagi orang daerah lain yang melihat dan mengetahui jika itu patung tari zapin. Sehingga masarakat daerah luar yang melihat akan
berpresepsi jika orang Riau ternyata tidak mengerti dengan tari zapin. Sindiran ini nanti akan kita tuduhkan pada siapa," ujar Razali. Maka, nama patung itu harus diubah. Libatkan semua pihak dengan mengajak tokoh budaya, seniman, tokoh masyarakat, alim ulama untuk berdialog, sebelum patung itu diberi nama. Sehingga Masyarakat Riau, tidak di kecam oleh masyarakat yang tahu
akan Zapin. In ijuga diamini Encik Zulkifli ZA, pemerhati tari Zapin, bahwa tari Zapin dilakukan di tanah atau di ruangan dan tempat terhormat. Ada pula para penari laki dengan laki dengan gerak tangan dibawah bahu dan tidak ada yang ke atas atas bahu. Atau juga penari perempuan tidak dalam posisi ketiak terbuka (naik) seperti yang tergambarkan di tugu zapin. Ini jug abervariasi. "Inti-
nya tak boleh melebihi ketiak," ingatnya. Lebih lanjut dikatakannya, sebaiknya tugu zapin yang berada didepan kantor gubernur tidak usah disebut dengan tugu zapin. Tapi, sebaiknya disebut dengan patung tari melayu saja. "Bisa saja tarian itu dilakukan perpasangan tapi tidak dengan perempuan dengan ketiak terbuka karena pada tarian Melayu ketiak tidak boleh terbuka," kata Zulkifli. (dor)
Tugu Zapin di Masa Mendatang TUGU yang terletak di persimpangan Jalan Sudirman dan jalan Gajah Mada itu, terkadang mengundang ejekan. Ada yang mengatakan tugu amarah, karena tugu tersebut menyerupai seorang laki yang ingin memukul wanita yang berada di bawahnya. Ada pula menilai patung hantu, karena menyerupai hantu yang tengah melayang di atas awan. Presepsi yang datang dari berbagai kalangan ini, seolah menunjukan bentuk penghinaan terhadap wanita Melayu, karena seolah dari postur patung wanita berada di bawah menunjukan betapa besar kekuasaan laki-laki Melayu terhadap perempuan sehigga harus selalu berada dibawah laki-laki, serta banyak lagi presepsi yang timbul, meskipun patung tersebut tetap akan berdiri di bundaran pusat kota meski dikritik macam macam. Berbicara mengenai tarian Zapin, seorang Pengamat Seni dan Budaya Melayu, Razali Sabirin, mantan ketua pelaksanan acara festival pegelaran tari Zapin se Sumatera pada massa pengenalan tari zapin untuk masyarakat melayu tahun 90an, dimana Razali masih menjabat dilingkungan Dinas Kebudayaan Seni dan Pariwisata Provinsi Riau, waktu itu, jadi tergelitik ingin angkat bicara mengenai krakteristik tari zapin yang sesungguhnya, sesuai keberadaan tugu tersebut berdiri bernama tugu zapin. Menurut Razali, memang diakui, tidak banyak REDAKTUR : DORIS
masyarakat yang mengenal tarian zapin yang sebenarnya, meskipun mengenal nama, namun bagaimana menarikan tarian tersebut, sesuai aslinya tentu dapat dilihat masyarakat yang bagaimana. Menurutnya, tari zapin bukan tarian yang ditunjukan dengan gerak asal-asalan. Bahkan tarian itu, kalau dari adabnya, sesuai dengan keberadapannya, segelintir jika di pandang dari etikanya, patung tersebut dikatakan menyalahi aturan gerak dalam tari. Dimana, tidak boleh tangan si penari lebih tinggi melampau dari batas kepala. Artinya, gerakan tangan penari, hanya boleh berada segempal berada diatas kepala si penari. Sebab tarian zapin, merupakan tarian yang penuh dengan aturan sesuai kandungan Islam yang ada padanya. "Tari Zapin, merupakan salah satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih eksis sampai sekarang. Tarian ini diinspirasikan oleh keturunan Arab yang berasal dari Yaman. Sebab menurut sejarah, tarian Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16. jadi gerakannya pun tidak boleh asal jadi,"tuturnya. Dikatakan Razali, masyarakat Melayu, termasuk seniman dan budayawannya memiliki daya kreasi yang tinggi. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan kreasi tari Zapin yang identik dengan budaya
Melayu maupun dalam hal berpantun. Seniman dan budayawan melayu mampu membuat seni tradisi, penuh dengan dinamika yang selalu dapat diterima dalam setiap keadaan. "Tarian Zapin ini digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagulagu zapin yang didendangkan, jadi keberadapan Islam kental didalamnya, jika tampa aturan bukan zapinlah namanya itu." sebut Razali. Dikatakan lebih lanjut, pada zaman dahulu, zapin hanya ditarikan oleh penari lakilaki. Namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan. Namun tari Zapin sangat banyak ragam geraknya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya sama. Ada dua jenis zapin, Zapin Arab yang mengalami perubahan secara lamban, dan masih dipertahankan oleh masyarakat turunan Arab, dan zapin Melayu yang ditumbuhkan oleh para ahli lokal, dan disesuaikan dengan lingkungan masyarakatnya. Kalau zapin Arab hanya dikenal satu gaya saja, maka zapin Melayu sangat beragam dalam gayanya. Begitu pula sebutan untuk tari tersebut tergantung dari bahasa atau dialek lokal di mana dia tumbuh dan berkembang. Melihat kepatung Tari Zapin, menurut Razali Sabirin, sangat jauh dari zapin itu sendiri. Katakanlah dari war-
nanya patung, kemudian bentuk gerak tariannya, dan yang lebih penting, wadah tempat penari itu menari," Kalau begitu bentuk patung tari zapin, apakah nanti orang Riau menjadi sindiran bagi orang daerah lain yang melihat dan mengetahui jika itu patung tari zapin. Sehingga masarakat daerah luar yang melihat akan berpresepsi jika orang Riau ternyata tidak mengeti dengan tari zapin, Sindiran ini nanti akan kita tuduhkan pada siapa," ujar Razali. Oleh karena itu Razali menghimbau agar presepsi macam-macam ini tidak timbul, maka disarankan, sebelum patung ini diresmikan, setidaknya nama patung ini diganti dengan nama lain, seperti patung tarian daerah Riau, atau patung titik nol Kota Pekanbaru, sebelum nama patung tarian zapin melekat pada patung yang tidak jelas ini. "Sangat tidak pantas, jika nama itu (patung tari zapin) diberikan kepada patung tersebut. Kita berharap pemerintah yang berkompeten mengajak tokoh Budaya, seniman, Tokoh masyarakat, alim ulama untuk berdialog, sebelum patung itu diberi nama. Sehingga Masyarakat Riau, tidak di kecam oleh masyarakat yang tahu akan zapin, dengan kecaman, jika masyarakat Riau, tidak mengerti dengan tarian Zapin yang identik dengan melayu itu, Padahal Riau menjadi pusat Melayu se Asia tenggara," cetusnya. (mr/dor)
DEMO - Ratusan mahasiswa melakukan aksi demo di depan tugu zapin yang dinilai nama tugu tidak tepat. Bahkan rancangan tugu dinilai tidak sesuai adat budaya melayu. (dok)
Budayawan Riau Pening Beri Nama TARI ZAPIN laysia, Singapubukan tarian yang ra, Brunai mauditunjukan dengan pun Thailand, gerak asal-asalan. Zapin berkemJika diimplikasibang sesuai denkan pada sebuah gan kemampuan patung, harusnya pelakunya di tugu Zapin yang setiap negara. terletak di persimIni menunjukpangan Jalan Sukan bahwa Zapin diman dan Jalan perlu terus dipeGajah Mada, Pelihara dan dikemTennas Effendi kanbaru, tidak sepbangkan sesuai erti yang terihat. Harus ganti dengan zamannya,� ajaknya. nama atau buat yang baru. Tenas juga mengaMenanggapi keberadaan takan bahwa setelah dirinya tugu tersebut, Budayawan mengamati tugu yang mengRiau, Tennas Effendi menye- habiskan APBD Provinsi Riau but bahwa Zapin hanyalah Rp4 milliar lebih itu, dari salah satu cabang seni Melayu berbagai aspek tidak ditemuyang masih bertahan hingga kan makna dari perencanaan hari ini. Awalnya, berkembang namanya semula yaitu tugu di kesultanan Melayu dan ber- Zapin. tujuan sebagai syiar dakwah. "Pening juga nak bikin Tarian satu ini, santun yang nama apa, dikatakan itu pabertujuan untuk mengajak ri- tung orang menari zapin tentu ang juga bertingkah laku san- sangat tidak mungkin. Karena tun kepada siapa saja. tari zapin itu santun gerakanSetiap kawasan Melayu, nya. Kan makna tari zapin terutama kawasan pesisir, du- adalah tarian dakwah, jadi lunya Zapin hidup dan berkem- tidak sembarangan gerakanbang. Namun tidak semua ka- nya itu," jelasnya. wasan itu mempertahankannya Menurut Tenas, dari berdan salah satu kawasan yang bagai aspek pun tidak akan eksis mengembangkan Zapin ditemukan adanya unsur meadalah Bengkalis dengan men- layu dalam patung tersebut. etapkan Desa Meskom sebagai Terutama dari polanya, lakiKampung Zapin. laki yang posisinya diatas “Baik di Indonesia, Ma- perempuan. Selain itu warna
baju yang dikenakkan patung itu juga tidak menggambarkan seragam melayu, bahkan tempat objek patung itu menari juga seakan tidak jelas dimananya. "Entah di awan, entah diombak, entah di ranjau, tak jelas sedikit pun. Mungkin saya yang bodoh atau memang patung itu yang susah dimengerti apa sebenarnya maksud dari objek tersebut," keluhnya. Tenas mengatakan, agar nama dari tugu itu tidak dibenarkan menjadi Tugu Zapin. Karena dikhawatirkan akan menjadi bahan ejekkan dan olok-olokkan bagi masyarakat lainnya yang datang ke Pekanbaru dan mengetahui sejarah Zapin. "Ganti lah namanya, jangan sampai diresmikan itu namanya Tugu Zapin. Malu kita kena olok nanti. Ini memang kesalahan dari pembangunan tugu. Harusnya sebelum dibangun harus ada koordinasi kepada tokoh yang mengetahui seluk beluk zapin itu, sampai ke kampung-kampung pun masih banyak yang mengetahui tari zapin itu, harusnya belajar dulu ke sana baru dilakukan pembangunan berdasarkan gerakan yang benar," jelasnya. (dor) LAYOUTER : RIKI SETIAWAN